Anda di halaman 1dari 3

Gangguan Konversi

Suatu gangguan yang dahulu disebut atau termasuk histeria. Convertion menyangkut penggunaan tubuh untuk menampilkan rasa sakit. Disini termasuk pola neurotik dimana gejala-gejala kehilangan kontrol atau tidak ditemukan dasar-dasar patologi organiknya. Dalam gangguan konversi, gejala sensori atau motorik seperti kehilangan penglihatan secara mendadak atau kelumpuhan mengindikasikan suatu penyakit yang terkait dengan kerusakan neurologis atau sejenisnya , walaupun organ-organ tubuh dan sistem syaraf dalam keadaan baik. Individu dapat mengalami kelumpuhan separuh atau seluruhnya pada lengan dan kaki, kejang dan gangguan koordinasi kulit serasa tertusuk insensitifitas terhadap rasa sakit hilang atau lemahnya penginderaan yang disebut anesthesia, walaupun secara fisiologis mereka normal. !ejala konversi biasanya berkembang pada masa remaja atau dewasa awal, umumnya setelah terjadinya suatu stres kehidupan. Suatu episode dapat berakhir secara mendadak, namun cepat atau lambat gangguan tersebut kemungkinan akan kembali, baik dalam bentuk awalnya atau dalam suatu gejala yang memiliki sifat dan tempat yang berbeda.

Gangguan disosiatif
Dibagi menjadi empat macam " #. $mnesia disosiatif %. &ugue disosiatif '. !angguan identitas disosiatif (. !angguan depersonalisasi. )ara individu yang menderita gangguan ini tidak mampu mengingat berbagai peristiwa pribadi penting atau selama beberapa saat lupa akan identitasnya atau bahkan membentuk identitas baru. *ereka bahkan dapat pergi jauh dari lingkungan asal. 1. Amnesia disosiatif $mnesia disosiatif yaitu hilangnya memori setelah kejadian yang penuh stres. Individu penderita amnesia disosiatif tidak mamp mengingat informasi pribadi yang penting, biasanya setelah suatu episode yang penuh stres. Informasi + informasi itu tidak hilang secara permanen namun tidak dapat diingat kembali saat episode amnesia. Seringkali memori yang hilang mencakup semua peristiwa selama kurun waktu tertentu setelah suatu kejadian traumatik, seperti menyaksikan kematian orang yang dicintai. Selama periode amnesia perilaku orang yang bersangkuta biasa saja, kecuali bahwa hilangnya memori dapat menyebabkan disorientasi atau bepergian tanpa tujuan. )ada amnesia total pasien tidak mengenali keluarga dan temantemannya, tetapi tetap memiliki kemampuan berbicara, membaca dan penalaran, juga tetap memiliki bakat dan pengetahuan tentang dunia yang telah diperoleh sebelumnya dan bagaimana berfungsi didalamnya. ,pisode amnesia dapat berlangsung selama beberapa jam atau beberapa tahun. ,pisode tersebut biasanya

hilang secara mendadak sebagimana terjadinyaa, dengan kepulihan total dan hanya terdapat kemungkinan kecil untuk kembali terjadi.

2. Fugue disosiatif &ugue disosiatif, berasal dari bahasa latin fugure, yang berarti melarikan diri. &ugue disosiatif merupakan hilangnya memori yang disertai dengan meninggalkan rumah dan menciptakan identitas baru. Dalam fugue disosiatif, hilangnya memori lebih besar dibanding dalam amnesia disosiatif. -rang yang bersangkutan tidak hanya mengalami amnesia total, namun tiba-tiba meninggalkan rumah dan bekerja dengan menggunakan identitas baru. .adangkala orang tersebut mempunyai nama baru, rumah baru, pekerjaan baru dan bahkan serangkaian karakteristik keperibadian baru. -rang tersebut bahkan dapat meraih keberhasilan dalam membentuk kehidupan sosial yang cukup kompleks. /alaupun demikian, lebih sering kehidupan baru tersebut tidak terbentuk sejauh itu dan fugue terjadi dalam jangka waktu yang lebih singkat. &ugue umumnya terjadi setelah seorang mengalami stres berat, seperti pertengakaran dengan suami0istri, penolakan diri, masalah keuangan atau pekerjaan, bertugas dalam peperangan atau bencana alam. /alaupun memerlukan waktu yang lamanya bervariasi, namun biasanya individu dapat pulih secara total individu yang bersangkutan tidak dapat mengingat apa yang terjadi selama ia mengalami amnesia. 3. Gangguan depersonalisasi !angguan depersonalisasi merupakan gangguan yang terjadi pada individu dimana individu mengalami bahwa dirinya berganti. )ada gangguan depersonalisasi, dimana persepsi atau pengalaman seseorang terhadap diri sendiri berubah secara menyedihkan dan mengganggu. Dalam episode depersonalisasi yang umum dipicu oleh stres, individu secara mendadak kehilangan rasa diri mereka. *ereka mengalami pengalaman sensori yang tidak biasa contohnya ukuran tangan dan kaki mereka berubah secara drastis atau suara mereka terdengar asing bagi diri mereka sendiri. *ereka merasa berada diluar tubuh mereka, menatap diri mereka sendiri dari kejauhan. .adangkala mereka merasa seperti mesin, seolah-olah mereka dan oranglain adalah robot atu mereka merasa seperti bergerak didunia yang tidak nyata.

4. Gangguan identitas disosiatif 1ntuk disebutkan sebagai gangguan identitas disosiatif, minimal dua kondisi ego yang berbeda + berganti- yang satu sama lain bertindak bebas. *enurut DS* I2-34 diagnosis gangguan identitas disosiatif 5!ID6 dapat ditegakkan bila seseorang memiliki sekurang-kurangnya dua kondisi ego yang terpisah, atau berubah - model yang berbeda dalam keberadaan, perasaan dan tindakan yang satu sama lain tidak saling mempengaruhi dan yang muncul serta memegang kendali pada waktu yang berbeda. .adangkala terdapat satu kepribadian primer, dan penanganan biasanya

diperuntukkan bagi kepribadian primer. 1mumnya terdapat dua hingga empat kepribadian pada saat diagnosis ditegakkan, namun selama berlangsungnya terapi seringkali muncul beberapa kepribadian baru. .esenjangan memori juga umum terjadi dan biasanya karena sekurang-kurangnya satu kepribadian tidak memiliki kontak dengan yang lain yaitu kepribadian $ tidak memiliki memori mengenai seperti apa kepribadian 7 atau bahkan tidak mengetahui sedikitpun bahwa ia memiliki kepribadian lain yang berbeda. ,ksistensi berbagai kepribadian yang berbeda juga harus bersifat kronis 5terjadi dalam waktu lama6 dan parah 5menyebabkan kehidupan penderita sangat terganggu6 perubahan tersebut bukan merupakan perubahan sementara karena minum obat tertentu !ID biasanya berawal pada masa kanak-kanak, namun jarang didiagnosis hingga usia dewasa. !angguan ini lebih luas dibanding gangguan disosiatif lain, dan penyembuhannya kurang menyeluruh. !angguan ini jauh lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. !ID umumnya disertai sakit kepala, penyalahgunaan 8at, fobia, halusinasi, upaya bunuh diri, disfungsi seksual, perilaku melukai diri sendiri, dan juga gejala disosiatif lain seperti amnesia, dan depersonalisasi.

Anda mungkin juga menyukai