Anda di halaman 1dari 24

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perkembangan peradaban kehidupan manusia secara perspektif menuntut kecakapan hidup sebagaimana trend kebutuhan dalam era kehidupan global saat ini. Interaksi kehidupan manusia terjadi secara global, memungkinkan terjadinya banyak benturan baik yang bersifat budaya maupun kepribadian. Budaya dan kepribadian manusia sesungguhnya banyak dipengaruhi oleh keyakinan dan tingkat pengetahuan yang diperoleh dari proses pendidikan. Dengan demikian, anak sepatutnya mendapatkan pendidikan tentang budaya kehidupan global dengan bekal kemampuan interaksi dan kolaborasi yang baik. Kurikulum pendidikan nasional menetapkan prinsip pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, karakteristik, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini siswa harus mendapatkan pelayanan pendidikan memberi kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan dengan menegakkan pilar belajar hidup dalam kebersamaan dengan saling berbagi dan saling menghargai. Pembelajaran secara konstruktif dapat memberikan pengakuan terhadap pandangan dan pengalaman siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan situasi yang tidak tentu. Untuk mewujudkan prinsip pelaksanaan kurikulum tersebut di atas, pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi, multimedia dan

multiresource. Salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan melalui riset ilmiah diberbagai negara di dunia, sehingga sitematikanya dapat diterapkan disemua tingkat pendidikan dan di semua mata pelajaran. Kalor merupakan salah satu materi yang diajarkan di SMP kelas VII. Ada beberapa hal yang menjadi kendala siswa dalam memahami materi ini. Diantaranya Penggunaan model pembelajaran yang kurang menarik serta rasa tidak pentingnya materi ini untuk dipelajari menyebabkan hilang minat siswa untuk mempelajari materi ini. Pada guru, kebiasaan memberikan materi yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya menyebabkan pemberian materi 1

sekedarnya saja pada siswa. Kendala tersebut menjadi faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan memperbaiki proses pembelajaran dan

diharapkan terjadinya peningkatan hasil belajar pada siswa. Model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan salah satu model alternatif sebagai pemecahan masalah di atas. Model pembelajaran kooperatif selain sesuai dengan materi kalor, juga menggunakan masalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai konteks belajar bagi siswa serta dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik. Model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan judul penelitian sebagai berikut strategi pembelajaran kooperatif (SPK) pada materi kalor.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran kooperatif (SPK)? 2. Apa saja ciri-ciri strategi pembelajaran kooperatif (SPK)? 3. Apa prinsip strategi pembelajaran kooperatif (SPK)? 4. Bagaimana tata pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif (SPK)? 5. Apa saja kelebihan strategi pembelajaran kooperatif (SPK)? 6. Apa saja kekurangan strategi pembelajaran kooperatif (SPK)? 7. Bagaiman penerapan strategi pembelajaran kooperatif (SPK)?

1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengatahui apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran kooperatif (SPK). 2. Mengatahui ciri-ciri strategi pembelajaran kooperatif (SPK). 3. Mengatahui prinsip strategi pembelajaran kooperatif (SPK). 4. Mengatahui tata pelaksanaan strategi pembelajaran kooperatif (SPK). 5. Mengatahui kelebihan strategi pembelajaran kooperatif (SPK). 6. Mengatahui kekurangan strategi pembelajaran kooperatif (SPK). 7. Mengatahui bagaimana penerapan strategi pembelajaran kooperatif (SPK) pada materi kalor. 2

1.4 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Penulis hanya akan membahas tentang strategi pembelajaran kooperatif (SPK). 2. Materi yang akan digunakan adalah materi kalor untuk SMP Kelas VII Semester II.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan tentang Strategi Pembelajaran kooperatif (SPK) 1. Pengertian Strategi Pembelajaran kooperatif (SPK) Staregi pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu: a. Adanya peserta dalam kelompok; b. Adanya aturan kelompok; c. Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok; dan d. Adanya tujuan yang harus dicapai. Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar. Pengelompokan siswa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan, diantaranya pengelompokan yang didasarkan atas minat dan bakat siswa, pengelompokan yang didasarkan atas latar belakang kemampuan,

pengelompokkan yang didasarkan atas campuran ditinjau dari kemampuan. Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang terlibat, baik siswa sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai anggota kelompok. Misalnya aturan tentang pembagian tugas setiap anggota kelompok, waktu dan tempat pelaksanaan dan lain sebagainya. Upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuannya yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan baru, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Aktivitas pembelajaran tersebut dilakukan dalam kegiatan kelompok, sehingga antar peserta dapat saling membelajarkan melalui tukar pikiran, pengalaman, maupun gagasangagasan.

Aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan arah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Melalui tujuan yang jelas, setiap anggota kelompok dapat memahami sasaran setiap kegiatan belajar. Salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok adalah strategi pembelajaran kooperatif (cooperative learning) (SPK). Pembelajaran kooperatif adalah sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Menurut Johnson Tjofinson (1993), yang termasuk dalam struktur ini, ada lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individu, interaksi personal, keahlian bekerjasama, dan proses kelompok. Dalam strategi pembelajaran kooperatif, siswa diarahkan untuk bisa juga bekerja, mengembangkan diri, dan bertanggung jawab secara individu. Sistem pembelajaran kooperatif mempunyai dua komponen utama yaitu komponen tugas kooperatif (cooperative task) dan komponen struktur insentif kooperatif (cooperative incentive structure). Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok; sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerjasama mencapai tujuan kelompok. Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran kooperatif, karena melalui struktur insentif setiap anggota kelompok bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok. Untuk mendapatkan pemahaman tentang strategi pembelajaran kooperatif ini, disini dikemukakan berbagai pendapat para ahli sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing.Dari sisi redaksional terdapat perbedaan diantara para ahli, yaitu antara Ibrahim, Kagan, dan Jacob, dalam mengemukakan konsep strategi pembelajaran kooperatif. Tetapi pada prinsipnya sama saja, yaitu suatu strategi untuk membangun kerjasama antara siswa dalam pembelajaran. Menurut Ibrahim strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang membentu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial. Kagan mendifinisikan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi instruksional yang 5

melibatkan interaksi siswa secara kooperatif dalam mempelajari suatu topik sebagai bagian integral dari proses pembelajaran. Jacob menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu metode instruksional dimana siswa dalam kelompok kecil bekerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas akademik. Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang didalamnya mengkondisikan para siswa untuk bekerja bersama-sama didalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam belajar. Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam proses belajar mengajar, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa lain. Dengan interaksi belajar yang efektif siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi, serta mampu membangun hubungan interpersonal. Strategi pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi padatingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar. Pada saat siswa belajar dalam kelompok akan berkembang suasana belajar yang terbuka dalam dimensi kesejawatan, karena pada saat itu akan terjadi proses belajar kolaboratif dalam hubungan p[ribadi yang saling membutuhkan. Pada saat itu siswa yang belajar dalam kelompok kecil akan tumbuh dan berkembang pola belajar kawan sebaya (peer group) dan belajar secara bekerjasama (cooperative). Dalam strategi pembelajaran kooperatif, guru bukan lagi berperan sebagai satu-satunya narasumber dalam proses belajar mengajar, tetapi berperan sebagai mediator, stabilisator, dan manajer pembelajaran. Iklim belajar yang berlangsung dalam suasana keterbukaan dan demokratis akan memberikan kesempatan yang optimal bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai materi yang dibelajarkan dan sekaligus melatih sikap dan keterampilan sosialnya

sebagai bekal dalam kehidupan dimasyarakat, sehingga perolehan dan hasil belajar siswa akan semakin meningkat. Starategi pembelajaran ini dapat dilakukan manakala: Guru menekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha individual dalam belajar. Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja) untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar. Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain. Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum. Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah tingkat partisipasi mereka. Jika guru mengahendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan.

2. Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih melaksanakan kepada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif. Slavin, Abrani, dan Chambers (1996) berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa prospektif sosial, prospektif perkembangan kognitif, prospektif elaborasi kognitif. Perspektif motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu. Dengan demikian, keberhasilan setiap individu pada dasarnya adalah keberhasilan kelompok. Hal semacam ini akan mendorong setiap anggota kelompok untuk memperjuangkan keberhasilan kelompoknya.

Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan.

Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi. Elaborasi kognitif artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya. Dengan demikian, karateristik strategi pembelajaran kooperatif yaitu:

a. Pembelajaran secara Tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Semua anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim. Setiap kelompok bersifat heterogen. Artinya, kelompok terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan akademis, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota dapat saling memberikan pengalaman, saling memberi dan menerima, sehingga diharapkan setiap anggota dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok.

b. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai 4 fungsi pokok yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol. Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif. Fungsi perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran koperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. Fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai perencanaan, melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketektuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok, oleh sebab itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol menunjukkan bahwa dalam

pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun nontes.

c. Kemauan untuk Bekerja sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerjasama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu.

d. Keterampilan Bekerjasama Kemauan untuk bekarjasama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerjasama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok. 3. Prinsip Strategi Pembelajaran kooperatif (SPK) a. Prinsip Ketergantungan Positif (positive Independence) Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh karena itu, perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan.

Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap anggota kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan mana kala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya, dan semua ini memerlukan kerjasama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang mempunyai kemampuan lebih diharapkan mau dam mampu membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya.

b. Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability) Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap

10

anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal itu, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama.

c. Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction) Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompokuntuk

bekerjasama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masingmasing aggota, dan mengisi kekurangan masing-masing.

d. Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication) Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan dimasyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooporatif, guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi.

Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa peru dibekali dengan kemampuan-kemampuan bekomunikasi. Keterampilan berkomunikasi memang memerlukan waktu. Siswa tidak mungkin dapat menguasainya dalam waktu sekejap. Oleh sebab itu, guru perlu terus melatih dan melatih, sampai akhirnya setiap siswa memiliki kemampuan untuk menjadi komunikator yang baik.

4. Pelaksanaan Strategi Pembelajaran kooperatif (SPK) Prosedur atau pelaksanaan pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap yaitu: 11

a. Penjelasan Materi Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim). Pada tahap ini guru dapat menggunakan metode ceramah, curah pendapat, dan Tanya jawab, bahkan kalau perlu guru dapat menggunakan demonstrasi.

b. Belajar dalam kelompok Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masingmasing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokkan dalam SPK bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaanperbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar belakang agama, social ekonomi, dan etnik, serta perbedaan kemampuan akademik. Selanjutnya, Lie menjelaskan beberapa alas an lebih disukainya

pengelompokan heterogen. Pertama, kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan saling mendukung. Kedua, kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnis, dan gender. Terakhir, kelompok heterogen memudahkan

pengelompokan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis yang tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang. Melalui pembelajaran dalam tim siswa didorong untuk melakukan tukarmenukar (sharing) informasi dan pendapat, mendiskusikan permasalahan secara bersama, membandingkan jawaban mereka, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.

c. Penilaian

12

Penilaian dalam SPK bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kalompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siwa; dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiapkelompok memiliki nilai sama dengan kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil verja sama setiap anggota kelompok.

d. Pengakuan Tim Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka. 5. Kelebihan Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) Keunggulan diantaranya: a. Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. b. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. c. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. d. SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran

13

e. SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-menage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah. f. Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya. g. SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan siswa informasi dan kemampan belajar abstrak menjadi nyata ( riil) . h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dab memberiakan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna proses pendidikan jangka panjang. 6. Kekurangan Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) Disamping keunggulan, SPK juga memiliki keterbatasan/kekurangan, diantaranya: a. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terlambat oleh siswa yang di anggap kuarang memiliki kemampuan. Akibatanya, keadaan semacam ini dapat menggangu iklim kerja sama dalam kelompok. b. Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika peer teaching yang efektif, maka dibandingkan denagn pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara bel;ajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa. c. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun deikian , guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi setiap individu siswa.

14

d.

Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang,. Dan hal lain ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atu sekali sekali penerapan strategi ini.

e.

Walaupun kemampuan bekerja sama memerlukan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaiman membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam SPK memang bukan pekerjaan yang mudah.

2.2 Materi Kalor A. Pengertian Kalor Sebelum abad ke-17, orang berpendapat bahwa kalor merupakan zat yang mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda tersebut bersentuhan atau bercampur. Jika kalor merupakan suatu zat tentunya akan memiliki massa dan ternyata benda yang dipanaskan massanya tidak bertambah. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang satuan lainnya adalah kalori (kal).

B. Kalor dapat Mengubah Suhu Benda Semua benda dapat melepas dan menerima kalor. Benda benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor. Demikian juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya. Suhu zat akan berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda. Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang yang diperlukan oleh suatu zat bermassa 1 kg untuk menaikkan suhu 1oC. Sebagai contoh, kalor jenis air 4.200 15

J/kg C, artinya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 C adalah 4.200 J. Kalor jenis suatu zat dapat diukur dengan alat kalorimeter. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan suhu suatu benda bergantung pada: massa benda (m), jenis benda / kalor jenis benda (c), perubahan suhu (t ). Oleh karena itu, hubungan banyaknya kalor, massa zat, kalor jenis zat, dan perubahan suhu zat dapat dinyatakan dalam persamaan: Q = m. c. Keterangan Q = Banyaknya kalor yang diserap atau dilepaskan (joule) m = Massa zat (kg) c = Kalor jenis zat (joule/kg oC) T= Perubahan suhu (oC)

C. Kalor dapat Mengubah Wujud Zat Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat. Menguap adalah peristiwa perubahan wujud dari cair ke gas, karena molekulmolekul zat cair bergerak meninggalkan permukaan zat cairnya. Mendidih adalah peristiwa penguapan zat cair yang terjadi di seluruh bagian zat cair tersebut. Peristiwa ini dapat dilihat dengan munculnya gelembung-gelembung yang berisi uap air dan bergerak dari bawah ke atas dalam zat cair. Zat cair yang mendidih jika dipanaskan terus-menerus akan berubah menjadi uap. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat cair menjadi uap seluruhnya pada titik didihnya disebut kalor uap (U). Besarnya kalor uap dapat dirumuskan: u = atau Q = m. u

Keterangan: Q = kalor yang diserap/dilepaskan (joule) m = massa zat (kg) U = kalor uap (joule/kg) 16

Jika uap didinginkan akan berubah bentuk menjadi zat cair, yang disebut mengembun. Pada waktu mengembun zat melepaskan kalor, banyaknya kalor yang dilepaskan pada waktu mengembun sama dengan banyaknya kalor yang diperlukan waktu menguap dan suhu di mana zat mulai mengembun sama dengan suhu di mana zat mulai menguap. kalor uap = kalor embun titik didih = titik embun Melebur Melebur adalah peristiwa perubahan wujud zat padat menjadi zat cair. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah satu satuan massa zat padat menjadi cair pada titik leburnya disebut kalor lebur (L). Besarnya kalor lebur dapat dirumuskan sebagai berikut : L = atau Q = m. L

Keterangan: Q = kalor yang diserap/dilepas (joule) m = massa zat (kg). L = kalor lebur (joule / kilogram) Jika zat cair didinginkan akan membeku, pada saat membeku zat melepaskan kalor. Banyaknya kalor yang dilepaskan oleh satu satuan massa zat cair menjadi padat disebut kalor beku. kalor lebur = kalor beku titik lebur = titik beku

D. Perpindahan Kalor Apabila ditinjau dari cara perpindahannya, ada tiga cara dalam perpindahan kalor yaitu: Perpindahan Kalor secara Konduksi (Hantaran) Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Bahan yang dapat menghantarkan kalor disebut konduktor kalor, misalnya besi, baja, tembaga, seng, dan aluminium (jenis logam). Adapun penghantar yang kurang baik/penghantar yang buruk disebut isolator kalor, misalnya kayu, kaca, wol, kertas, dan plastik (jenis bukan logam). Perpindahan Kalor secara Konveksi (Aliran) 17

Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis zat. Untuk dapat memahami peristiwa konveksi, antara lain: Pada zat cair karena perbedaan massa jenis zat, misal sistem pemanasan air, sistem aliran air panas, Pada zat gas karena perbedaan tekanan udara, misal terjadinya angin darat dan angin laut, sistem ventilasi udara, untuk mendapatkan udara yang lebih dingin dalam ruangan dipasang AC atau kipas angin, dan cerobong asap pabrik. Perpindahan Kalor secara Radiasi (Pancaran) Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Alat yang digunakan untuk mengetahui adanya radiasi kalor atau energi pancaran kalor disebut termoskop. Termoskop terdiri dari dua buah bola kaca yang dihubungkan dengan pipa U berisi air alkohol yang diberi pewarna.

E. Pemanfaatan Kalor dalam Kehidupan Sehari-hari Termos Termos berfungsi untuk menyimpan zat cair yang berada di dalamnya agar tetap panas dalam jangka waktu tertentu. Termos dibuat untuk mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, maupun radiasi. Dinding termos dibuat sedemikian rupa, untuk menghambat perpindahan kalor pada termos, yaitu dengan cara: a) permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan perak yang berfungsi mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan memantulkan radiasi kembali ke dalam termos, b) dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan kalor secara konduksi, dan c) ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara konduksi dan agar konveksi dengan udara luar tidak terjadi.

18

Seterika Seterika terbuat dari logam yang bersifat konduktor yang dapat memindahkan kalor secara konduksi ke pakaian yang sedang diseterika. Adapun, pegangan seterika terbuat dari bahan yang bersifat isolator. Panci Masak Panci masak terbuat dari bahan konduktor yang bagian luarnya mengkilap. Hal ini untuk mengurangi pancaran kalor. Adapun pegangan panci terbuat dari bahan yang bersifat isolator untuk menahan panas.

2.3 Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) pada Materi Kolar Pada materi kalor, pembelajaran dimulai dengan tahap guru memberikan penjelasan tentang materi kalor secara garis besar yaitu berupa penyampaian pokokpokok meteri pembelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Kemudian membagi siswa kedalam kelompok-kelompok belajar. Pada saat siswa mendiskusikan materi yang telah diberi kepada setiap kelompok belajar, guru memiliki satu asisten dari setiap kelompok yang bertugas untuk mengajarkan teman-temannya. Melalui pembelajaran dalam tim siswa didorong untuk melakukan tukar-menukar (sharing) informasi dan pendapat mengenai materi kalor, mendiskusikan permasalahan secara bersama, membandingkan jawaban mereka, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat. Selanjutnya penilaian, yaitu berupa tes tentang materi kalor. Tes ini dilakukan guru secara kelompok, lalu secara individual. Tes individual nantinya akan Lalu menilai jumlah nilai keseluruhan yaitu hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Dan yang terakhir memberikan penghargaan kepada setiap kelompok dan menetapkan Pengakuan Tim kepada kelompok yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah.

19

BAB III PENUTUP


a. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan: Staregi pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) adalah pembelajaran secara tim, didasarkan pada manajemen kooperatif, kemauan untuk Bekerja sama dan keterampilan Bekerja sama. Prinsip Strategi Pembelajaran kooperatif (SPK) adalah prinsip ketergantungan positif (positive Independence), tanggung jawab perseorangan (Individual Accountability), Interaksi Tatap Muka (Face to Face Promotion Interaction), dan partisipasi dan komunikasi (Participation Communication). Prosedur atau pelaksanaan pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap yaitu: Penjelasan Materi, belajar dalam kelompok, penilaian dan pengakuan tim. Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya: SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. Disamping keunggulan, SPK juga memiliki keterbatasan/kekurangan,

diantaranya: Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Penerapan SPK pada materi kalor harus

b. Saran Dalam menerapkan SPK guru diharapkan dapat memilih materi yang sesuai dengan SPK. Dalam penerapan SPK guru harus pandai dalam mengatur waktu.

20

DAFTAR PUSTAKA
Ani Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk SMP/MTS Kelas VII. Semarang: Pusat Pembukuan Depertemen Pendidikan Nasional. Asmani, Jamal Mamur. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM (pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Jogjakarta : DIVA Pres.

Eny, Teguh. 2008. ILMU PENGATAHUAN ALAM UNTUK SMP/MTS Kelas VII. Jakarta : Pusat Pembukuan Depertemen Pendidikan Nasional.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Proses Standar dan Proses Pendidikan. Jakarta : KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.

http://www.slideshare.net/naydcortney46/strategi-pembelajaran-cooperative.

21

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF (SPK) PADA MATERI KOLOR

OLEH:

NAMA NIM

: RATIH PURWASIH : ACB 110 071

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2013
22

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat, rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah yang berjudul Penerapan Konsep Pembelajaran Kooperatif (SPK) dapat terselasaikan tepat pada waktunya. Makalah ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah seminar fisika pada program studi pendidikan fisika universitas Palangka Raya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Dr. Pendi Sinulingga, M.Pd selaku dosen pembimbing makalah Seminar Fisika serta selaku dosen mata kuliah seminar fisika, beserta kepada bapak Drs. H. Suhartono, M.si dan kepada semua pihak yang membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis juga menyadari makalah ini masih banyak kekurangnya, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Palangka Raya, November 2013

Penulis

23 i

DAFTAR ISI KATA PENGATAR ......................................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 1.4. Batasan Masalah ............................................................................................. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Tinjau Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) ............................................ 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) .............................. 2. Ciri ciri Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) ................................ 3. Prinsip Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) ..................................... 4. Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) ............................ 5. Kelebihan Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) ................................ 6. Kekuatan Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) ................................. 2.2. Materi Kalor .................................................................................................... A. Pengertian Kalor ...................................................................................... B. Kalor dapat Mengubah Suhu Benda ........................................................ C. Kalor dapat Mengubah Wujud Zat .......................................................... D. Perpindahan Kalor ................................................................................... E. Pemanfaatan Kalor dalam Kehidupan Sehari-hari ................................... 2.3. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) Pada Materi Kalor ........ BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................................... B. Saran ................................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA i ii

1 2 2 3

4 4 8 10 11 13 14 15 15 15 16 17 18 19

20 20

24 ii

Anda mungkin juga menyukai