Anda di halaman 1dari 26

Pembimbing: Dr. Jonli, Sp.KJ Nadiah Zakaria 030.08.

287 FK Trisakti

Kelompok gangguan yang ditandai oleh keluhan tentang masalah atau simtom fisik yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab kerusakan fisik. Bukan Malingering: kepura-puraan simtom yang bertujuan mendapatkan hasil eksternalSomatisasi yang jelas Bukan Gangguan Factitious/Gangguan Buatan: gangguan yang ditandai pemalsuan simtom psikis atau fisik yang disengaja tanpa keuntungan yang jelas atau untuk mendapatkan peran sakit.

Gangguan Konversi

Hipokondriasis

Gangguan Dismorfik Tubuh

Somatisasi

Gangguan Nyeri

Ditandai

suatu perubahan besar atau hilangnya fungsi fisik, tanpa temuan medis yang dapat ditemukan sebagai penyebab simtom Simtom-simtom tersebut tidak dibuat dengan sengaja Timbul dengan tiba-tiba pada situasi penuh tekanan. E.g: kelumpuhan, epilepsi, masalah dengan koordinasi, kebutaan, tunnel vision, tuli, tidak bisa membaui atau anestesi.

Simtom

yang ditemukan biasanya tidak sesuai dengan kondisi medis yang mengacu. Misalnya orang yang menjadi tidak mampu berdiri atau berjalan di lain pihak dapat melakukan gerakan kaki lainnya secara normal. LA BELLE INDEFERENCE :kurangnya perhatian terhadap simtom-simtom yang ada pada dirinya.

Paling tidak terdapat satu simtom atau defisit yang melibatkan fungsi motorik volunter (dikerjakan sesuai dengan kehendak) atau fungsi sensoris yang menunjukkan adanya gangguan fisik. Faktor psikologis dinilai berhubungan dengan gangguan tersebut karena onset atau kambuhnya simtom fisik terkait dengan munculnya stresor psikososial atau situasi konflik. Orang tersebut tidak dengan sengaja menciptakan simtom fisik tersebut atau berpura-pura memilikinya dengan tujuan tertentu.

Simtom tidak dapat dijelaskan sebagai suatu ritual budaya atau pola respons, juga tidak dapat dijelaskan dengan gangguan fisik apapun melalui landasan pengujian yang tepat.

Simtom menyebabkan distres emosional yang berarti, hendaya dalam satu atau lebih area fungsi seperti fungsi sosial atau pekerjaan, atau cukup untuk menjamin perhatian medis. Simtom tidak terbatas pada keluhan nyeri atau masalah pada fungsi seksual, juga tidak dapat disebabkan oleh gangguan mental lain.

Ciri utama: fokus atau ketakutan bahwa simtom fisik yang dialami seseorang merupakan akibat dari suatu penyakit serius yang mendasarinya, seperti kanker atau masalah jantung. Rasa takut akan tetap ada walau telah diyakinkan secara medis bahwa ketakutannya itu tidak berdasar doctor shopping. Berharap ada dokter yang kompeten dan simpatik akan memperhatikan mereka, sebelum terlambat. Penderita tidak secara sadar berpura-pura akan simtom fisiknya.

Ketidaknyamanan

fisik sistem pencernaan atau campuran antara rasa sakit dan nyeri, tapi tidak melibatkan kehilangan atau distorsi fungsi fisik. Sangat peduli dengan simtom yang muncul ketakutan luar biasa Menjadi sangat peka terhadap perubahan ringan dalam sensasi fisik seperti sedikit perubahan dalam detak jantung dan sedikit rasa nyeri.

Penderita memiliki lebih kekhawatiran akan kesehatan, lebih banyak simtom psikiatrik dan mempersepsikan kesehatan yang lebih buruk daripada orang lain. Di masa kanak-kanak: sering sakit, sering membolos karena alasan kesehatan, mengalami trauma masa kecil seperti kekerasan seksual atau fisik.

Terpaku pada ketakutan memiliki penyakit serius atau yakin bahwa dirinya memiliki penyakit serius. Menginterpretasikan sensasi tubuh atau tanda-tanda fisik sebagai bukti dari penyakit fisiknya.

Ketakutan atau keyakinan mesti telah diyakinkan secara medis bahwa itu tidak ada.

Keterpakuan tidak ada intensitas khayalan dan tidak terbatas pada kekhawatiran akan penampilan.

Keterpakuan menyebabkan distres emosional yang signifikan atau mengganggu satu atau lebih area fungsinya.

Penderita terpaku pada kerusakan fisik yang dibayangkan atau dibesar-besarkan dalam hal penampilan mereka. Menghabiskan waktu berjam-jam memeriksakan diri di depan cermin dan mengambil tindakan ekstrem untuk mencoba memperbaiki kerusakan yang dipersepsikan. Mereka percaya orang lain memandang diri mereka jelek dan memiliki penampilan fisik yang tidak menarik. Bisa memunculkan perilaku kompulsif dalam rangka mengoreksi kerusakan yang dipersepsikannya.

Bisa sampai melakukan operasi plastik yang tidak dibutuhkan. Atau membuang semua cermin di rumahnya agar tidak diingatkan akan cacat yang mencolok dari penampilan mereka.

Bagi Claudia, sekretaris hukum yang berusia 24 tahun, sebenarnya setiap hari adalah hari buruk untuk rambutnya. Ia menjelaskan pada terapisnya,Saat rambut saya tidak bagus, yang sepertinya terjadi setiap hari, saya merasa tidak sehat. Bisakah Anda lihat?. Sangat tidak seimbang. Bagian ini seharusnya lebih pendek dan bagian yang ini hanya terurai di sana. Orang mengira saya gila tapi saya tidak tahan seperti ini. Ini membuat saya terlihat seperti berubah bentuk menjadi jelek. Tidak apa-apa bila orang tidak bisa mengerti apa yang saya bicarakan. Saya melihatnya. Itu yang penting. Beberapa bulan sebelumnya Claudia memiliki potongan rambut yang digambarkannya sebagai bencana. Tidak lama kemudian, ia memiliki pikiran-pikiran untuk bunuh diri. Saya ingin menusuk diri tepat di jantung. Saya tidak tahan melihat diri saya sendiri.

Dalam sehari, Claudia memeriksa rambutnya di depan cermin hingga tidak terhitung banyaknya. Ia akan menghabiskan dua jam setiap pagi menata rambutnya dan tetap saja merasa tidak puas. Aktivitasnya untuk terus menerus memotong dan memeriksa rambutnya telah menjadi suatu ritual yang kompulsif. Sebagaimana yang ia sampaikan pada terapisnya,Saya ingin berhenti menarik dan memeriksanya, tapi saya tidak bisa menahannya. Kebiasaannya memeriksa rambut berjam-jam berdampak pada sosialisasinya dengan teman-temannya. Kadang-kadang ia akan memotong sendiri bagian-bagian rambutnya dalam usaha untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dari potongan rambutnya yang terakhir. Tetapi memotongnya sendiri secara tidak terelakkan justru membuatnya semakin buruk, menurut pandangannya. Claudia selalu mencari potongan rambut yang sempurna yang akan memperbaiki

kekurangan yang hanya bisa dilihatnya. Beberapa tahun sebelumnya ia memiliki apa yang digambarkannya sebagai potongan rambut yang sempurna. Potongan itu sangat tepat. Saya berada di puncak dunia. Tetapi mulai terliihat buruk saat rambut itu tumbuh. Selamanya dalam pencarian potongan rambut yang sempurna, Claudia telah mendapat janji bertemu yang sulit didapatkan dengan seorang penata rambut terkenal di Manhattan yang kliennya mencakup para selebritis. Orang tidak akan mengerti ide membayar orang ini $ 375 (kira2 Rp 3.750.000) untuk sebuah potongan rambut, apalagi dengan gaji seperti saya, namun mereka tidak menyadari betapa pentingnya hal ini bagi saya. Saya akan membayar berapapun yang saya bisa. Sialnya bahkan penata rambut yang dibanggakan ini juga mengecewakannya,Potongan rambut dengan harga $ 25 (Rp 250.000) dari penata rambut saya yang lama di Long Island lebih baik dari ini.

Claudia bercerita masa lalunya. Di SMA, saya merasa wajah saya seperti piringan. Terlalu rata. Saya tidak mau difoto. Saya tidak dapat menahan diri berpikir apa yang orang lain pikirkan mengenai saya. Mereka tidak akan mengatakannya pada Anda, tapi Anda tahu. Bahkan bila mereka berkata tidak ada yang salah, itu tidak berarti apapun. Mereka hanya berbohong untuk bersikap sopan. Claudia menceritakan bahwa ia diajarkan untuk menyamakan kecantikan fisik dengan kebahagiaan. Saya diberi tahu bahwa untuk meraih sukses maka kamu harus menjadi cantik. Bagaimana saya bisa bahagia bila saya tampak seperti ini?.

Preokupasi dengan bayangan cacat dalam penampilan. Jika ditemukan sedikit anomali tubuh, kekhawatiran orang tersebut adalah berlebihan dengan nyata. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain (misalnya ketidakpuasan dengan bentuk tubuh dan ukuran tubuh pada anoreksia nervosa)

Merupakan gangguan yang melibatkan berbagai keluhan yang muncul berulang-ulang yang tidak dapat dijelaskan oleh penyebab fisik apapun. Biasanya bermula sebelum usia 30 tahun, biasanya pada saat remaja. Simtom gangguan bertahan paling tidak selama beberapa tahun. Berakibat menuntut perhatian medis.

Mengalami hendaya yang berarti dalam memenuhi peran sosial atau pekerjaan. Keluhan-keluhan tampak meragukan atau dibesar-besarkan dan sering menerima perawatan medis dari sejumlah dokter terkadang pada saat yang sama. Rumusnya adalah 4 2 1 1 4 gejala nyeri, 2 gejala gastrointestinal(lambung-usus), 1 gejala seksual dan 1 gejala pseudoneurologis

A.

B.

Riwayat banyak keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang terjadi selama periode beberapa tahun dan menyebabkan terapi yang dicari atau gangguan bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan dengan gejala individual yang terjadi pada sembarang waktu selama perjalanan gangguan: 1. Empat gejala nyeri: riwayat nyeri yang berhubungan dengan sekurangnya 4 tempat atau fungsi yang berlainan (misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum (ujung usus besar), selama menstruasi, selama hubungan seksual atau selama miksi (kencing) 2. Dua gejala gastrointestinal: riwayat sekurangnya 2 gejala gastrointestinal selain dari nyeri (misalnya mual, kembung, muntah selain dari selama kehamilan, diare atau intoleransi terhadap beberapa jenis makanan)

3. Satu gejala seksual: riwayat sekurangnya 1 gejala seksual atau reproduktif selain nyeri (misalnya indiferensi seksual, disfungsi erektif atau ejakulasi, menstruasi yang tidak teratur, perdarahan menstruasi yang berlebihan, muntah sepanjang kehamilan) 4. Satu gejala pseudoneurologis: riwayat sekurangnya 1 gejala atau defisit yang mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada nyeri (misalnya gejala konversi seperti gangguan kordinasi atau keseimbangan, paralisis (kelumpuhan) setempat, sulit menelan atau benjolan di tenggorokan, afonia (kehilangan suara karena gangguan pita suara), retensi urin (tertahannya urin), halusinasi, hilangnya sensasi sentuh atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang, gejala disosiatif seperti amnesia atau hilangnya kesadaran selain pingsan)

C. Salah satu dari poin 1 atau 2: 1. Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yang dikenal atau efek langsung dari suatu zat (misalnya efek cidera, medikasi, obat atau alkohol) 2. Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosial atau pekerjaan yang ditimbulkan adalah melebihi apa yang diperkirakan dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik atau temuan laboratorium D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau pura-pura)

Gejala utama: nyeri pada satu atau lebih tempat yang tidak sepenuhnya disebabkan oleh kondisi medis atau neurologis non psikiatrik. Gejala nyeri disertai penderitaan emosional dan gangguan fungsional, dan gangguan memiliki hubungan sebab yang masuk akal dengan faktor psikologis. Jenis nyeri yang dialami sangat heterogen misalnya nyeri punggung, kepala, pelvis. Nyeri yang dialami mungkin pasca traumatik, neuropatik, neurologis, iatrogenik atau muskuloskeletal

Gangguan harus memiliki suatu faktor psikologis yang dianggap secara bermakna dalam gejala nyeri dan permasalahannya. Seringkali penderita memiliki riwayat perawatan medis dan bedah yang panjang, mengunjungi banyak dokter dan meminta banyak medikasi. Memiliki keinginan kuat untuk melakukan pembedahan Sering mengatakan bahwa nyeri sebagai sumber dari semua kesengsaraannya dan menyangkal adanya permasalahan psikologis serta menyatakan hidup mereka bahagia kecuali nyerinya.

Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis merupakan pusat gambaran klinis dan cukup parah untuk memerlukan perhatian klinis. Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain. Faktor psikologis dianggap penting dalam onset, eksaserbasi (membuat lebih buruk/bertambah parahnya suatu penyakit), keparahan, atau bertahannya nyeri. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuatbuat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura). Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood, kecemasan, atau gangguan psikotik dan tidak memenuhi kriterira dispareunia (gangguan nyeri seksual)

Anda mungkin juga menyukai