Anda di halaman 1dari 11

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Depersonalisasi adalah suatu perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya sudah tidak seperti biasa lagi, tidak sesuai dengan kenyataan misalnya rasanya seperti sudah di luar badannya (misalnya: pengalaman di luar tubuh atau OBE, out of the body experience) atau sesuatu bagian tubuhnya sudah bukan kepunyaannya lagi. Ini dibedakan dari waham hipokhondrik dan dari disorientasi terhadap dirinya sendiri. Depersonalisasi ada kalanya ditemukan pada sindrom lobus pariealis juga.1 Penelitian menyatakan bahwa depersonalisasi transien dapat terjadi pada sebanyak 7 persen populasi tertentu, tanpa perbedaan bermakna antara laki!laki dan wanita. Pada beberapa penelitian terakhir, depersonalisasi ditemukan terjadi pada wanita sekurangnya dua kali lebih sering dibandingkan laki!laki" keadaan ini jarang ditemukan pada orang yang berusia lebih dari # tahun.$ %angguan depersonalisasi merupakan bagian dari sekelompok kondisi yang disebut gangguan disosiati&. %angguan disosiati& adalah penyakit jiwa yang melibatkan gangguan atau kerusakan &ungsi memori, kesadaran atau kesadaran, identitas dan ' atau persepsi mental yang biasanya beroperasi lan(ar. )ila satu atau lebih dari &ungsi ini terganggu, dapat mengakibatkan gejala. %ejala ini dapat mengganggu &ungsi umum seseorang, termasuk kegiatan sosial dan pekerjaan, dan hubungan relasi.* Penting untuk di(atat bahwa gejala depersonalisasi atau derealisasi mungkin menunjukkan gangguan medis atau psikologis yang lebih serius. Dan, suatu kondisi yang disebut gangguan depersonalisasi bisa eksis sendiri. +leh karena itu, diagnosis diri tidak disarankan. ,ika -nda
1

mengalami salah satu gejala yang diuraikan di atas, melihat dokter -nda atau penyedia layanan kesehatan lainnya. Dia atau dia akan dapat memberitahu -nda apakah atau tidak gejala!gejala ke(emasan -nda terkait atau bagian dari penyakit lain.#

1.2.

Tujuan .ujuan penulisan makalah ini diantaranya: a. /emahami tinjauan teoritis mengenai gangguan depersonalisasi b. /emahami gambaran klinis serta terapi pada gangguan depersonalisasi (. /engintergrasikan Ilmu 0edokteran terhadap kasus pada pasien se(ara langsung

BAB 2 TINJAUAN PUSAKA

2.1. Defenisi Depersonalisasi adalah perasaan bahwa tubuh seseorang atau diri pribadi seseorang adalah asing dan tidak nyata" derealisasi adalah persepsi objek di dunia luar sebagai asing dan tidak nyata. Perbedaan tersebut memberikan deskripsi yang lebih akurat untuk masing!masing &enomena dibandingkan mengelompokkan mereka bersama!sama di dalam bagian depersonalisasi.$

2.2. E i!e"i#l#gi 1ebagai suatu pengalaman terisolasi yang kadang!kadang terjadi dalam kehidupan banyak orang, depersonalisasi adalah suatu &enomena yang sering dan tidak terlalu patologis. Penelitian menyatakan bahwa depersonalisasi transien dapat terjadi pada sebanyak 7 persen populasi tertentu, tanpa perbedaan bermakna antara laki!laki dan wanita. Depersonalisasi adalah suatu peristiwa yang sering terjadi pada anak!anak saat mereka menumbuhkan kemampuan untuk menyadari diri sendiri ( self awareness), dan pada masa dewasa saat mereka menjalani rasa ketidaknyataan yang sementara saat mereka bepergian ke tempat yang baru dan asing.$

In&orman tentang epidemiologi depersonalisasi patologi adalah sedikit. Pada beberapa penelitian terakhir, depersonalisasi ditemukan terjadi pada wanita sekurangnya dua kali lebih sering dibandingkan laki!laki" keadaan ini jarang ditemukan pada orang yang berusia lebih dari # tahun.$

2.$. Eti#l#gi %angguan depersonalisasi mungkin disebabkan oleh penyakit

psikologis, neurologis, atau sistemik. Pengalaman depersonalisasi telah dihubungkan dengan epilepsi, tumor otak, pemutusan sensorik, dan trauma emosional. %angguan depersonalisasi adalah berhubungan dengan berbagai ma(am 2at, termasuk alkohol, barbiturat, ben2odia2epin, s(opolamine (Donnagel), (lio3uinol (4io&orm), antagonis adrenergik!beta, marijuana, dan hampir semua 2at mirip phen(y(lidine atau halusinogen. 5enomena depersonalisasi telah dihasilkan oleh stimulasi listrik di korteks lobus &rontalis selama bedah sara&. Penyebab sistemika adalah gangguan endokrin pada tiroid dan pankreas. 0e(emasan dan depresi adalah &aktor predisposisi, dan juga stres berat, seperti yang dialami seseorang di medan peperangan atau pada ke(elakaan kendaraan bermotor. Depersonalisasi sering sebagai gejala yang ditemukan berhubungan dengan gangguan ke(emasan, gangguan depresi&, dan ski2o&renia.$,6

2.%. Diagn#sis 0riteria diagnostik menurut D1/ I4$,6: -. Pengalaman yang persisten dan rekuren perasaan terlepas dari, dan seakan!akan merupakan pengamat di luar dari, proses mental atau tubuh pasien sendiri (misalnya, perasaan seperti berada di dalam mimpi).

). 1elama pengalaman depersonalisasi, tes realitas tetap utuh. 7. Depersonalisasi menyebabkan penderitaan yang bermakna se(ara klinis atau gangguan dalam &ungsi sosial, pekerjaan, atau &ungsi penting lain. D. Pengalaman depersonalisasi tidak terjadi semata!mata selama

perjalanan gangguan mental lain, seperti ski2o&renia, gangguan panik, gangguan stres akut, atau gangguan disosiati& lain, dan tidak karena e&ek &isiologis langsung dari suatu 2at (misalnya, epilepsi obus temporalis).

2.&. 'a"(aran Klinis 0arakteristik inti dari depersonalisasi adalah kualitas ketidaknyataan (unreality) dan pemisahan. Proses mental dalam dan peristiwa eksternal tampaknya berlangsung seperti sebelumnya, tetapi dirasakan berbeda dan tidak lagi terlihat memiliki adanya hubungan atau kepentingan dengan orang tersebut. )agian dari tubuh atau &isik keseluruhan mungkin terlihat asing, dan juga operasi mental dan perilaku yang dibiasakan. 8al yang (ukup sering adalah sensasi adanya perubahan dalam tubuh pasien" sebagai (ontoh, pasien mungkin merasa bahwa anggota geraknya adalah lebih besar atau lebih ke(il dari biasanya. 8emidepersonalisasi, yaitu perasaan pasien bahwa separuh tubuhnya adalah tidak nyata atau tidak ada, mungkin berhubungan dengan penyakit lobus parietalis kontralateral. 0e(emasan sering kali menyertai gangguan, dan banyak pasien mengeluh distorsi dalam rasa waktu dan ruang.$ 1uatu &enomena yang kadang!kadang ditemukan adalah penggadaan (doubling)" pasien merasakan bahwa kesadaran keakuan adalah di luar tubuh, sering kali beberapa kaki di depan" dari mana mereka melihat diri mereka sendiri, seakan!akan mereka adalah oran yang benar!benar
5

terpisah. 0adang!kadang pasien per(aya bahwa mereka berada di dua tempat yang terpisah pada waktu yang sama, suatu keadaan yang dinamakan paramnesia reduplikati& atau orientasi ganda. 1ebagian besar pasien adalah menyadari adanya gangguan dalam hal rasa kenyataannya" kesadaran tersebut dianggap karakteristik yang penting dari gangguan.$ 1eorang pelajar laki!lakii berusia $ tahun men(ari konsultan

psikiatrik karena ia merasa takut bahwa ia akan menjadi gila. 1elama dua tahun terakhir ia mengalami episode merasa di luar dirinya sendiri yang semakin sering. 9pisode tersebut disertai dengan rasa mati dalam tubuh. Disamping itu, selama periode tersebut ia merasa tidak yakin akan keseimbangannya dan sering kali terjatuh" terjatuh paling sering terjadi di publik, khususnya jika ia mengalami kegelisahan. 1elama episode ia merasa tidak adanya pengendalian tubuhnya yang mudah dan alami" pikirannya tampak berkabut, dalam (ara yang mengingatkannya terhadap penerimaan obat anestetik intra:ena untuk suatu apendektomi lima tahun sebelumnya.$ ;asa subjekti& pasien tentang tidak adanya pengendalian adalah sangat mengganggu, dan ia harus mengatasinya dengan menggelengkan kepala dan berkata <)erhenti= pada dirinya sendiri. Dengan melakukan hal itu akan se(ara sementara menjernihkan pikirannya sendiri, dan perasaan ketulian dan perasaan di luar tubuhnya sendiri kembali timbul. 1e(ara bertahap, selama periode beberapa jam, pengalaman yang tidak menyenangkan menghilang. .etapi, pasien merasa (emas tentang kemungkinan kembalinya perasaan tersebut, karena ia merasakan pengalaman semakin sering dan lama.$ Pada saat pasien datang untuk pengobatan, ia mengalami gejala kira! kira dua kali seminggu, dan masing!masing kejadian berlangsung tiga sampai empat jam. Pada beberapa kesempatan episode terjadi saat ia mengemudikan kendaraan dan sedang sendirian" ketakutan bahwa ia akan
6

mengalami ke(elakaan, ia berhenti mengemudikan ke(uali ditemani orang lain. Ia mulai semakin sering mendiskusikan masalah tersebut dengan teman wanitanya, dan akhirnya teman wanitanya menjadi kurang menaruh kasihan terhadap dirinya, mengeluh bahwa pasien telah kehilangan rasa humornya dan sama sekali asyik dengan diri sendiri. .eman wanitanya mengan(am putus dengan pasien ke(uali pasien berubah, dan ia mulai berken(an dengan laki!laki lain.$ >ilai di perguruan tinggi pasien adalah tidak terganggu" tetapi dalam kenyataannya adalah meningkat selama enam bulan terakhir karena pasien menghabiskan lebih banyak waktunya untuk belajar dibandingkan sebelumnya. ?alaupun ditakuti oleh gejalanya, pasien tidur nyenyak di malam hari, ia tidak merasakan perubahan pada na&su makan, dan tidak mengalami gangguan dalam berkonsentrasi. Ia tidak kelelahan atau tidak tenang se(ara &isik karena kekhawatirannya.$ 0arena sepupunya telah dirawat di rumah sakit selama bertahun!tahun dengan penyakit mental yang parah, pasien mulai berangan!angan seakan! akan nasib yang sama akan menimpa dirinya, dan ia men(ari penentraman langsung akan masalah tersebut.$ Depersonalisasi @yaitu, suatu perubahan persepsi atau pengalaman diri sendiri, sehingga rasa realitas diri sendiri yang baisanya adalah hilang @ dapat merupakan suatu gejala dari berbagai gangguan mental, seperti ski2o&renia, gangguan ke(emasa, gangguan mood, gangguan kepribadian, dan gangguan kogniti&. Depersonalisasi ringan, tanpa gangguan &ungsional, terjadi pada suatu saat pada sebagian besar dewasa muda dan dirinya sendiri tidak memerlukan diagnsosi suatu gangguan mental. ,ika, pada kasus ini, gejala depersonalisasi terjadi tanpa adanya gangguan per:asi& dan (ukup parah dan persisten sehingga menyebabkan penderitaan yang nyata, diagnosis gangguan depersonalisasi dibuat.$

2.). Diagn#sis Ban!ing Depersonalisasi dapat terjadi ebagai suatu gejala sejulah gangguan lainnya. 1ering terjadinya depersonalisasi pada pasien dengan gangguan depresi& dan ski2o&renia harus menyadarkan dokter akan kemungkinan bahwa pasien yang awalnya mengeluh perasaan ketidaknyataan dan pemisahan adalah menderita dari salah satu gangguan yang lebih sering tersebut. ;iwayat penyakit dan pemeriksaan status mental pada sebagian besar kasus harus mengungkapkan (iri karakteristik gangguan depresi& dan ski2o&renia. 0arena obat psikotomimetik sering kali menyebabkan perubahan yang berlangsung lama dalam pengalaman kenyataan diri dan lingkungan, klinisi harus menanyakan tentang penggunaan 2at terssebut. -danya &enomena klinis lain pada pasien yang mengeluh rasa ketidaknyataan biasanya harus lebih diutamakan dalam menentukan diagnosis. Pada umumnya, diagnosis gangguan depersonalisasi diberikan untuk keadaan di mana depersonalisasi menyebabkan gejala yang menonjol.$ 0enyataan bahwa &enomena depersonalisasi dapat disebabkan oleh gangguan jelas pada &ungsi otak adalah mendasari kebutuhan untuk suatu pemeriksaan neurologis, khususnya jika depersonalisasi tidak disertai oleh gejala psikiatrik yang sering dan nyata. 1udah tentu, kemungkinan tumor otak dan epilepsi harus dipertimbangkan. Pengalaman depersonalisasi mungkin merupakan gejala yang paling awal dari suatu gangguan neurologis.$

2.*. Perjalanan Pen+akit !an Pr#gn#sis Pada sebagian besar pasien, gejala gangguan depersonalisasi pertama kali tampak se(ara tiba!tiba" hanya beberapa pasien yang melaporkan onset yang bertahap. %angguan dimulai paling sering antara usia 16 dan * tahun, tetapi telah ditemukan pada pasien semuda usia 1 tahun"
8

gangguan ini lebih jarang terjadi setelah usia * tahun dan hampir tidak pernah terjadi pada dekade kehidupan yang lanjut. )eberapa penelitian &ollow!up menyatakan bahwa, pada lebih dari setengah kasus, depersonalisasi (enderung merupakan kondisi yang berlangsung lama. Pada banyak pasien gejala berlangsung mantap tanpa adanya &luktuasi intensitas yang bermakna" tetapi gejala dapat terjadi se(ara episodik, diselingi oleh inter:al bebas gejala. 1edikit yang diketahui tentang &aktor pen(etus, walaupun telah diamati bahwa gangguan dimulai selama periode relaksasi setelah seseorang mengalami stres psikologis yang melelahkan. %angguan kadang!kadang didahului oleh serangan ke(emasan akut yang sering disertai oleh hiper:entilasi.$

2.,. Tera i 1edikit perhatian yang telah diberikan pada pengobatan pasien dengan gangguan depersonalisasi. Pada saat ini tidak terdapat data yang memadai tentang terapi &armakologis spesi&ik mana yang merupakan dasar. .etapi, ke(emasan biasanya berespons dengan obat antiansietas. 1uatu gangguan dasar (sebagai (ontoh, ski2o&renia) juga dapat diobati se(ara &armakologis. 1eperti pada semua pasien dengan gejala neurotik, keputusan untuk menggunakan psikoanalisis atau psikoterapi berorientasi tilikan ditentukan bukan oleh adanya gejala sendiri tetapi oleh berbagai indikasi positi& yang didapatkan dari pemeriksaan kepribadian pasien, hubungan manusia dan situasi hidup.$,*

BAB $ KESI-PULAN

Depersonalisasi adalah perasaan bahwa tubuh seseorang atau diri pribadi seseorang adalah asing dan tidak nyata, sementara derealisasi adalah persepsi objek di dunia luar sebagai asing dan tidak nyata. Perbedaan tersebut memberikan deskripsi yang lebih akurat untuk masing!masing &enomena dibandingkan mengelompokkan mereka bersama!sama di dalam bagian depersonalisasi. Dalam menegakkan diagnostik gangguan depersonalisasi, digunakan kriteria diagnostik D1/!I4. Diagnosis mengharuskan adanya episode depersonalisasi yang persisten atau rekuren yang menyebabkan penderitaan bermakna pada pasien atau suatu gangguan pada kemampuan mereka untuk ber&ungsi dalam hubungan sosial, pekerjaan, atau interpersonal. %angguan se(ara kasar dibedakan dari gangguan psikotik oleh kebutuhan diagnsotik bahwa tes realitas tetap intak pada gangguan depersonalisasi. %angguan tidak dapat didiagnosis jika gejala adalah lebih baik disebabkan gangguan mental lain, ingesti 2at, atau suatu kondisi medis umum. /eskipun mungkin tidak mungkin untuk men(egah gangguan

depersonalisasi, mungkin akan membantu untuk memulai perawatan pada orang segera setelah mereka mulai menunjukkan gejala. 1elanjutnya, inter:ensi (epat setelah peristiwa traumatis atau pengalaman emosional menyedihkan mungkin membantu mengurangi risiko gangguan disosiati& berkembang.

10

DA.TA/ PUSTAKA

1. /aramis ? 5. 1AB . Depersonalisasi dalam Ilmu 0edokteran ,iwa.

1urabaya: -irlangga Cni:ersity Press.


2. 0aplan, 8I. 1ado(k, ),. %rebb, ,-. $ 1 . Sinopsis Psikiatri. ,ilid II.

.angerang: )inarupa-ksara *. Cnknown. $ 7. Depersonalization Disorder. -:ailable 5rom: http:''my.(le:eland(lini(.org'disorders'disso(iati:eDdisorders'hi(Ddeperso nali2ationDdisorder.aspE F-((essed on 1 de(ember $ 11G
4. -nkrom,

1heryl.

A.

Depersonalization, -:ailable

Derealization

and 5rom:

Panic Disorder. F-((essed on 1 de(ember $ 11G

http:''pani(disorder.about.(om'od'symptoms'a'DeperDereal.htm
5. 9l:ira, 1D. 8adisukanto %. $ 1 . Buku Ajar Psikiatri. ,akarta: )adan

Penerbit 5akultas 0edokteran Cni:ersitas Indonesia

11

Anda mungkin juga menyukai