Anda di halaman 1dari 78

BAB II

ANALISA CUTTING
(CUTTI NG ANALYSI S)



2.1 TUJUAN ANALISA
Tujuan utama dari pekerjaan analisa cutting ini dilakukan adalah untuk:
1. Mengidentifikasi saturasi hidrokarbon
2. Mengestimasi karakteristik batuan reservoir
3. Mengenal alat dan cara kerja dari alat yang digunakan dalam analisa

2.2 TEORI DASAR
Cutting adalah serpihan-serpihan batuan sebagai akibat tergerusnya batuan
tersebut oleh mata bor pada saat pemboran berlangsung.
Pekerjaan analisa cutting ini dilakukan dalam kerangka pekerjaan mud
logging. Pertama-tama cutting dipisahkan dari aliran lumpur pemboran dengan
menggunakan shale shaker, setelah itu dilakukan deskripsi litologi dengan
menggunakan mikroskop, kemudian dianalisa untuk mengetahui ada tidaknya
kandungan hidrokarbon.
2.2.1 Analisa Lithologi
Dari analisa cutting kita dapat mengetahui saturasi hidrokarbon dan litologi
batuan, pada percobaan ini analisa cutting untuk mengestimasi karakteristik
reservoir hanya dititik beratkan pada lithologinya.
Analisa lithologi dimaksudkan untuk menggambarkan macam-macam
batuan untuk tiap kedalaman. Dimana pedoman dalam pendiskripsian lithologi,
yaitu:
a. Shale
Warna : merah dan hijau
Tekstur : seperti lilin, beludru, dan kertas
Kekerasan : lunak, sedang, kuat, keras, dan rapuh

Lapisan : massive, blocky, fossile, dan splentary
Pabrikasi : laminasi, pecahan, berlapis, dapat dibelah
Mineral tambahan :bentonite, sandy, calcoreus, carbonaceous.
b. Sand
Warna : coklat, abu-abu
Tekstur : sangat halus, halus, medium kasar, sangat kasar
Bentuk butir : bulat, agak bulat, bersudut
Pemilahan : baik, sedang, jelek
Material sekunder : clay, shally, calcereous, dolomite, shalty
Tingkat sementasi : gampang pecah, padat, ringan
Material semen : calcereous, shally, ferrous
Porositas : tidak tampak, jelek, sedang, dan baik
c. Limestone dan Dolomite
Warna : putih, coklat, abu-abu dan hitam
Butiran : chalky, sucrocis, oolitic
Tekstur : sangat baik, baik, sedang, kasar, padat
Ukuran crystal : tak teratur, cryptocristaline, microcristaline,
megacristaline
Material sekunder : shally, shandy, dolomite
Kilap : suram, seperti tanah
Tipe porositas : intergranuler, intercrystaline, runcing, berongga

Setelah dilakukan pendiskripsian lithologi kemudian ditentukan batas-batas
lithologi dengan metode:
1. Metode Prosentase
Secara visual memperkirakan prosentase dari cutting dalam satu kantong
cutting.
2. Metode pertama yang muncul
Metode ini didasarkan adanya lithologi baru yang terlihat pertama kali dari
rangkaian sample cutting yang pertama kali dianalisa


2.2.2 Analisa Porositas
Untuk penentuan porositas batuan dari analisa cutting bersifat kualitatif.
Caranya dengan memeriksa cutting dibawah lensa binokuler. Istilah yang
digunakan adalah :
Tidak jelas (trace) : porositas 0-10 %
Agak jelek (show) : porositas 10- 20 %
Jelas (good) : porositas > 20 %

2.2.3 Analisa Indikasi Hidrokarbon
Dan yang akan dilakukan dalam analisa indikasi hidrokarbon adalah
penampakan noda (staining) , bau (odour), pemeriksaan hidrokarbon.
1. Penampakan Noda
Pada batuan jenis hidrokarbon berat (residu,tar) akan memberikan noda
yang lebih nyata. Jika kadar hidrokarbon dalam batuan cukup tinggi akan terlihat
kesan berupa cucuran.

Tabel 2.1
Kualitas Penampakan Noda Berdasarkan Penyebaran Dalam Batuan
Kualitas Penampakan Presentasi Distribusi Dalam Batuan
Sangat baik >75%
Baik 50-75%
Sedang 25-50%
Buruk <25%

2. Bau (odour)
Biasanya batuan yang mengandung hidrokarbon mempunyai bau yang
spesifik. Kekuatan baunya tergantung dari jenis dan kadar kuantitas kandungan
hidrokarbon didalam batuan. Bau wangi biasanya berasal dari minyak parafine
dan naftatik, sedangkan bau busuk berasal dari minyak aromatik.



3. Pemeriksaan Indikasi hidrokarbon pada Cutting
Yang akan dilakukan pada praktikum ini adalah pemeriksaan indikasi
hidrokarbon dengan pemeriksaan fluoroscopic (UV), prinsip kerjanya: contoh
cutting diletakkan diatas tray kemudian dimasukkan kedalam fluoroscope untuk
melihat ada tidaknya warna fluoresensi. Biasanya hidrokarbon cair atau minyak
memberikan warna tertentu terhadap sinar ultra violet, sedangkan gas dan minyak
residu kadang-kadang tidak berfluorensi.

Tabel 2.2
Warna Fluoresensi Masing-masing Minyak
Jenis Minyak Warna Fluorescensi
Residu Coklat gelap - tidak berwarna
Minyak berat Coklat - kuning tua
Minyak medium Putih - kuning cerah
Minyak ringan Putih biru - biru cerah
Kondensat Ungu - biru cerah


Tabel 2.3
Jenis Residu dan Warna Fluorescenci
Residu Warna Fluorescensi
Batu gamping / dolomite Kuning/ kekuning-kuningan
Batu gamping pasiran Coklat-coklat tua
Paper shale Kuning- coklat kopi
Fosil Kuning putih kuning coklat
Napal Kuning tua abu-abu coklat
Grase atau Gemuk Putih susu
Solar Putih terang
Kulit kumbang Biru


Kualitas penampakan fluoresensi ditentukan dari distribusi fluoresensi
dalam contoh batuan, yaitu:

Tabel 2.4
Kualitas Penampang dan Prosentase Distribusi Dalam Batuan
Kualitas Penampakan Presentasi Distribusi Dalam Batuan
Sangat baik >75%
Baik 50-75%
Sedang 25-50%
Buruk <25%


2.3 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengamati sampel secara langsung dengan mata telanjang.
2. Mendeskripsikan sampel dengan parameter : warna, tekstur, butir.
3. Memasukkan sampel ke dalam Ultraviolet Box.
4. Mengamati sampel dibawah sinar Ultraviolet.
5. Mencatat warna yang dominant sebagai indikasi minyak dan warna yang
tidak dominan sebagai pengotornya.

2.4 ALAT DAN BAHAN
2.4.1 ALAT :
- Fluoroscope
2.4.2 BAHAN :
- Beberapa macam sample core









2.4.3 Gambar Alat











Gambar alat Fluoroscope (ultraviolet Box)

2.5 HASIL PERCOBAAN
Tabel 2.5
TABEL DATA HASIL PERCOBAAN ANALISIS CUTTING SECARA
FLUORESENSI
No Sample
Deskripsi
Sample
Warna
Dominan
Warna
Pengotor
Indikasi
1

Warna :
Putih
Tekstur :
Sangat halus
Butir :
Bulat
Coklat gelap Coklat muda
ke abuan
Sandstone
Jenis Minyak :
Residu
Pengotor :
Batu gamping
pasiran

2

Warna :
Coklat
Tekstur :
Padat, sangat
halus
Butir :
Bulat agak
Bersudut
Coklat muda Putih Sandstone
Jenis Minyak :
Minyak ringan
Pengotor :
Grease atau
gemuk
3

Warna :
Coklat muda
Tekstur :
Halus
Butir :
Agak bulat
Coklat muda Putih
kuning
cerah
Sandstone
Jenis Minyak :
Minyak medium
Pengotor :
Fosil

4

Warna :
Coklat keabuan
Tekstur :
Halus, medium
kasar
Butir :
Bersudut


Coklat gelap Kekuningan Sandstone
Jenis Minyak :
Residu
Pengotor :
Batu gamping
dolomite


5

Warna :
Coklat, kuning
Keputihan
Tekstur :
Medium kasar
Butir :
Agak bulat

Coklat Putih susu
dengan
bercak
coklat
Sandstone
Jenis Minyak :
Residu
Pengotor :
Grease dan batu
gamping pasiran

2.6 PEMBAHASAN
Analisa cutting merupakan proses mengidentifikasi ada atau tidaknya
kandungan hidrokarbon pada sumur yg kita bor, dengan mengambil sample yang
ada di dalam sumur yang kita bor.
Pada pratikum kali ini pratikan menganalisa sample-sample yang telah
ditentukan untuk menentukan kandungan apa yang terdapat pada sample tersebut,
pratikan menggunakan alat yang disebut fluoroscopic, dimana alat ini dapat
mengetahui kandungan apa yg terdapat pada sample tersebut, dengan sinar UV
untuk mendapatkan warna fluoresensi yang ditunjukkan oleh cutting yang
dianalisa, ini digunakan untuk mendeteksi adanya kandungan hidrokarbon pada
sample batuan.
Cutting yang mengandung hidrokarbon mempunyai warna fluoresensi,
yang berarti jika minyak terkena cahaya ultraviolet akan memperlihatkan warna
yang lain dari warna aslinya. Sinar ultraviolet sangatlah efektif digunakan untuk
mengamati keadaan cutting karena setiap yang dikandung dalam cutting itu
sendiiri tersinari oleh sinar UV akan menunjukkan warna yang berbeda-beda
tergantung jenis minyak dan adanya gangguan pada pengamatan warna
fluoresensi yaitu pengotor yang dikandung dari batuan tersebut.
Pada percobaan ini digunakan 4 sample core dimana 3 sample corring
actual lapangan dan dimana 1 sample lagi merupakan sample yang dibuat di
laboratorium.

Hal - hal yang harus diperhatikan saat pengamatan dengan fluoroscopic
adalah :
a. Perbedaan warna harus teliti dan akurat agar hasil yang dicapai
mempunyai prosentase kesalahan yang kecil setelah dikorelasi dengan
analisa log yang lain.
b. Dalam mengamati sample dalam fluoroscope, harus dilihat dengan cermat
untuk membedakan warna ungu yang merupakan warna dari sinar ultra
violet sendiri dengan warna ungu yang mengidikasikan jenis minyak
kondensat.
c. Pada saat pengamatan, lensa kaca pada pengamatan harus bersih dan
chamber untuk sample ditutup agar tidak ada cahaya lain yang masuk.
d. Warna mangkuk atau tempat sample juga haruslah diperhatikan mengingat
kita menggunakan prinsip fluoresensi, yang tiap benda atau zat
mempunyai warna fluoresensi tersendiri terhadap sinar ultraviolet.

2.7 KESIMPULAN
Dari percobaan Analisa Cutting ini didapat kesimpulan dari percobaan
yaitu :
Hasil Analisa :
- Sampel 1 menunjukkan Jenis minyaknya adalah Minyak berat,
Dominan warnanya Coklat muda.
- Sampel 2 menunjukkan Jenis Minyaknya adalah Minyak ringan, dan
mempunyai warna dominan Biru.
- Sampel 3 menunjukkan Jenis Minyaknya adalah Minyak berat, dan
mempunyai warna dominan Coklat muda.
- Sampel 4 ini kami menggunakan sample core buatan laboratorium
dimana jenis minyaknya kondensat yang terkontaminasi residu solar,
dan mempunyai warna domian ungu.
Indikasi adanya hidrokarbon dalam cutting dapat dilakukan dengan:
a. Penampakan noda/staining
b. Bau/odour

c. Fluoroscopic (pemeriksaan dengan sinar ultra violet)
d. Metode solvent (perubahan warna cutting setelah diberi solvent
tertentu)
Pemeriksaan fluoroscopic merupakan salah satu cara mengidentifikasikan
hidrokarbon dalam analisa cutting. Analisa cutting dapat digunakan dalam
menentukan adanya minyak atau gas didalam batuan reservoar. Setiap sample
memberikan warna fluoresensi yang berbeda, ini mengindikasikan bahwa pada
setiap sample terdapat kandungan hidrokarbon cair yang berbeda pula.

Hasil analisa yang diperoleh dengan alat fluoroscope, kurang akurat
karena hanya dengan pengamatan visual (mata) saja. Sehingga setiap orang
kadang memberikan pengamatan yang berbeda dan kurang tepat. Untuk itu, dalam
mendeteksi adanya kandungan hidrokarbon perlu dilakukan pengembangan agar
memperoleh hasil yang akurat.
Dilapangan, cutting dipisahkan dari aliran lumpur pemboran dengan
menggunakan shale shaker. Dimana analisa yang dilakukan dapat mengetahui
jenis batuan, kandungan mineral, tekstur, kandungan fosil,dan lain - lain.





















BAB III
LOG LISTRIK
(ELECTRI CALLY LOG)


3.1 TUJUAN ANALISA
Dalam electric log terdapat dua macam logging, yaitu Spontaneous Log dan
Induksi Log, dimana keduanya mempunyai fungsi dan tujuan penggunaan
masing-masing.
3.1.1 Spontaneous Potensial Log (SP Log)
Dalam industri perminyakan, SP Log dirancang untuk:
1. Mengindetifikasi lapisan-lapisan permeable
2. Mencari batas-batas lapisan permeable dan korelasi antar sumur
berdasarkan batas lapisan
3. Mencari harga Rw
4. Mengetahui ketebalan lapisan
5. Mengkorelasi batuan
6. Menentukan kandungan clay dalam lapisan dengan menggunakan
persamaan:

)
7. Membedakan lapisan yang bersih dari shale
3.1.2 Resistivity Log
Resistivity log adalah suatu alat yang dapat mengukur tahanan batuan
formasi beserta isinya, yang mana tahanan ini tergantung pada porositas efektif,
salinitas aiaformasi dan banyaknya hidrokarbon dalam pori-pori batuan.
3.1.3. Induction Log
Tujuan dari induction log adalah mendeteksilapisan-lapisan fisis yang jauh
untuk menentukan harga Rt dan korelasi, tanpa memandang jenis lumpur
pemborannya.


3.2. TEORI DASAR
SP Log adalah rekaman mengenai perbedaan arus listrik DC (dalam
milivolt) antara potensial natural karena pergerakan elektroda dalam lubang bor
dengan elektroda yang ditempatkan di permukaan. SP Log tidak dapat beroperasi
pada nonconductive Drilling Mud.
Tujuan utama kurva SP adalah untuk membedakan formasi shale dan non
shale sebagai kurva litologi, kurva SP juga digunakan untuk menentukan batas-
batas lapisan, ketebalan lapisan dan perkiraan secara kuantitatif besarnya
kandungan shale dalam lapisan porous tersebut, serta dapat digunakan untuk
menentukan resistivitas air formasi. Sebelum itu kita tinjau mengenai kondisi
lubang bor yang dipengaruhi oleh filtrat lumpur, berikut notasi-notasi untuk
mempermudah penjelasan dari logging ini.
Permeabel akan selalu terbentuk tiga zone infiltrasi, yaitu:
a) Flushed zone, merupakan zone infiltrasi yang terletak paling dekat dengan
lubang bor serta terisi oleh air filtrat Lumpur yang mendesak kandungan
semula (gas, minyak atau air). Meskipun demikian mungkin saja tidak
seluruh kandungan semula terdesak ke dalam zone yang lebih dalam.
b) Transition zone, merupakan zone infiltrasi yang lebih dalam dimana zone
ini didapati oleh campuran dari air filtrate Lumpur dengan kandungan
semula.
c) Uninvaded zone, merupakan zone infiltrasi yang terletak paling jauh dari
lubang bor, serta seluruh pori batuan terisi oleh kandungan semula. Zone
sama sekali tidak dipengaruhi oleh adanya infiltrasi air filtrat Lumpur.
Kurva SP dihasilkan karena adanya perbedaan potensial dari suatu elektroda
yang berjalan (dari lubang bor) dengan elektroda yang tetap dipermukaan, karena
elektroda melewati berbagai jenis batuan yang berbeda sifat serta kandungannya.
Defleksi negatif ataupun positif terjadi karena adanya perbedaan salinitas
antara lumpur dan kandungan dalam batuan. Dengan menggunakan jenis lumpur
pemboran dari fresh water mud berbagai defleksi SP dapat terbentuk, bentuk itu
disebabkan adanya hubungan antara arus listrik dengan gaya-gaya elektromotif
(elektrokimia dan elektrokinetik) dalam formasi.

Harga SP log untuk serpih cenderung konstan (shale base line).
Penyimpangan SP dapat kekiri atau kekanan tergantung pada kadar garam air
formasi dan filtrasi lumpur. Lapisan permeabel ditandai dengan adanya defleksi
SP log dari shale base line. Defleksi kurva SP log yang tergambar pada slip log
akan memberikan bentuk - bentuk sebagai berikut:
1. Lurus dan biasa disebut dengan shale base line
2. Untuk lapisan yang permeabel (air asin) , kurva SP log berkembang
negatif (ke kiri) dari shale base line
3. Untuk lapisan permeabel (hidrokarbon), kurva SP log akan berkembang
negatif.
4. Untuk lapisan permeabel (air tawar), kurva SP Log akan berkembang
positif (ke kanan) dari shale base line
Ada dua hal yang mengakibatkan timbulnya defleksi SP Log, yaitu:
1. Electrical component (Ec)
Disebabkan karena gerak elektrolit pada daerah dengan konsentrasi
berbeda, diantaranya:
Membran potensial, terjadi pada batas lempung dengan reservoir.
Liquid junction potential, potensial yang ditimbulkan oleh perbedaan
konsentrasi ion (Na
+
) dan (Cl
-
) pada kontak cairan formasi, filtrat, dan
lumpur.
2. Electrokinetic component (Ek), terjadi karena bergeraknya air filtrate
menembus kerak lumpur, biasanya terjadi pada lapisan yang permeabel,
disebabkan karena perbedaan tekanan, (Ek)mc.

Faktor-faktor yang mempengaruhi SP adalah:
a. Faktor lithologi
1) Shale/clay, bentuk kurva SP yang merupakan shale base line
2) Lapisan kompak, defleksi SP akan mengecil mendekati shale base line,
tergantung tingkat kekompakan batuan.
3) Lapisan shally, memperkecil defleksi SP mendekati shale base line,
tergantung prosentase shale pada lapisan permeable

b. Faktor kandungan
1) Air asin : Defleksi SP negatif
2) Air tawar : Defleksi SP positif
3) Hidrokarbon : Defleksi SP negatif
4) Air payau : Defleksi SP mendekati shale base line
Jenis log induksi yang sering digunakan adalah Induction Electrikal
Survey (IES). Keunggulan dari log induksi adalah pengaruh diameter lubang bor,
lapisan batuan disekitarnya dan pengaruh invasi air filtrate dapat diperkecil.
Prinsip kerjanya adalah arus bolak balik dengan frekuensi tinggi ( 20.000
cps) yang mempunyai intensitas konstan dikirimkan melalui kumparan pengirim
(transmitter coil) sehingga menghasilkan medan elektromagnetik yang mana akan
menimbulkan arus induksi dalam formasi.
Alat ini dapat mendeteksi dengan baik konduktivitas formasi yang
selanjutnya dikonveksikan dalam satuan resistivity. Dengan demikian setiap
pengukuran akan menghasilkan kurva kurva:
- SP Log untuk menentukan lithologi
- Short normal resistivity (SN) untuk menentukan R
xo

- Induction Log resistivity (RIL) untuk menentukan R
t

Prinsip dari log induksi (log resistivitas) adalah mengukur tahanan jenis
formasi batuan dan fluida yang dikandungnya terhadap arus listrik yang
melaluinya.
Kurva normal mempunyai obyek dan tujuan pengukuran sebagai berikut:
1. Defleksi kurva RIL yang jauh lebih tinggi daripada kurva SN menunjukan
bahwa salinitas air formasi lebih rendah daripada air filtrat, sehingga
kemungkinan mengandung gas.
2. Deflesi kurva RIL lebih besar sedikit atau lebih jauh sedikit ataupun sama
juga dengan kurva SN, menunjukan tentang adanya minyak.
3. Bila kurva RIL jauh lebih rendah dari kurva SN serta mendekati garis
shale (resistivity shale) berarti menunjukan air asin, namun demikian harus
ditunjang dengan defleksi SP apakah positif atau negatif. Dimana defleksi
positif berasosiasi dengan kandungan air tawar

3.3 ANALISA
3.3.1 Data Percobaan
Depth : 9600 9650 ft
Bottom Hole Temperature (BHT) : 350 F
Temperature Surface : 80 F
Hole Diameter : 8 inchi
Invation Diameter : 30 inchi
Bed Thickness : 4 ft
Rm @ BHT : 0.43 m
Depth BHT : 9700 ft
Stand Off : 0.5 inchi
Rs : 1 m
Rm @ Ts : 0.3 m

3.3.2 Prosedur Perhitungan
1. Menentukan kedalaman lapisan yang akan dianalisa kemudian melakukan
perhitungan untuk setiap interval kedalaman.
2. Menghitung Tf dengan rumus :
T
f
= T
s
+
BHT depth
T BHT
S

x Kedalaman lapisan
3. Menentukan R
m
, R
mf
dari log resistivity (18,8 normal) kemudian koreksi
harga R
m
dengan temperatur formasi
R
mf
= R chart x
f
S
T
T

R
mf
corr = 0.75 x R
mf
4. Menentukan shale base line dari kurva SP log
5. Menentukan besarnya harga maksimum SP log sebagai ESP
6. Menentukan harga R
i
dengan chart (Amp 18.8 N)
7. Dari harga
mchart
i
R
R
diameter (d
i
), ketebalan formasi

Menentukan koreksi factor (grafik 2-5) untuk ESP, sehingga harga ESSP
dapat dicari dengan persamaan:
ESSP = ESP x Faktor koreksi
8. Menentukan harga Kc
Kc = 61 + (0.133 x T
f
)
9. Menentukan R
Weq
dengan menggunakan persamaan:

|
.
|

\
|
=
Kc
ESSP
10
Rmfc
Rweq
10. Menentukan R
w
dengan menggunakan grafik SP-2
11. Menentukan ASP dari chart (per kedalaman)
12. Menentukan nilai V
clay
dengan persamaan:
V
clay
= 1 -
(

ESSP
ASP

13. Menentukan R
m
@ t
f
dengan persamaan:
R
m
@ t
f
= R
m
@ T
s
x
f
S
T
T

14. Menentukan R
i
, Ri = (R 18.8 AMP ) / Rm chart
15. Menentukan
m
corr i
R
R
dengan menggunakan grafik 2-17
16. Menentukan R
xo
(resistivism pada invazed zone) dengan persamaan :
R
xo
=
m
corr i
R
R
x R
m chart

17. Menentukan RIL dari chart dengan skala 0-20
18. Menentukan RIL corr dari grafik Rcorr-5
19. Menentukan C
a
track dari chart dengan skala 0-1000
20. Menentukan CmGm dari grafik Rcorr-4
21. Menentukan C
in
dengan persamaan :
C
in
= C
a
track CmGm
22. Menentukan Rin dengan persamaan :

R
in
=
in
C
1000

23. Menentukan G
xo
dari grafik 2-28
24. Menentukan R
t
dengan persamaan :
R
t
=
(
(


xo
xo
corr
xo
R
G
RIL
G
1
1


3.3.3. Perhitungan pada Kedalaman 9644 ft
1. Menghitung temperatur formasi dengan rumus:
T
f
= lapisan kedalaman x
depthBHT
T BHT
T
s
s

+
= 9644
9700
80 350
80 x

+
= 348.4412
o
F
2. Menentukan harga R
m
chart dari Resistivity Log = 0.5 m. Menghitung
R
mf
dan R
mf corr
:
R
mf
= R
m chart
x
f
S
T
T

= 0.2 x
348.4412
80

= 0.045919 m
R
mf corr
= 0.75 x R
mf

= 0.75 x 0.045919
= 0.034439 m
3. Menentukan shale base line dan harga maksimum SP log sebagai ESP = 18
4. Menentukan harga R
i
dari chart = 2,4
5. Menentukan koreksi factor dari ESSP;
Gunakan grafik 2-5 didapat harga K = 1.36666667 dengan perhitungan :


ESSP = ESP x faktor koreksi
= 18 x 1.36666667
= 24.6 MV
6. Menghitung harga Kc dengan rumus :
K
c
= 61 + (0.133 x T
f
)
= 61+( 0.133x 348.4412 )
= 107.3427
7. Menghitung harga R
weq
dengan rumus :
R
weq
=
|
.
|

\
|
Kc
ESSP
Rmfc
10

=
|
.
|

\
|
3427 . 107
6 . 24
10
086098 . 0

= 0.050795 m
8. Menentukan harga Rw dengan menggunakan grafik SP-2 :
R
w
= 0.025 m
9. Menentukan ASP dari 9644 ft, ASP = 6
10. Menentukan nilai V
clay
dengan persamaan:
V
clay
= 1 -
(

ESSP
ASP

= 1 -
6 . 24
6

= 0.756098

3.3.4. Perhitungan pada Kedalaman 9648 ft
1. Menghitung temperatur formasi dengan rumus :
T
f
= lapisan kedalaman x
depthBHT
T BHT
T
s
s

+
= 9648
9700
80 350
80 x

+
= 348.5525
o
F


2. Menentukan harga R
m
chart dari Resistivity Log = 0.2 m.
3. Menghitung R
mf
dan R
mf corr
:
R
mf
= R
m chart
x
f
S
T
T

= 0.2 x
5525 . 348
80

= 0.0459041 m
R
mf corr
= 0.75 x R
mf

= 0.75 x 0.0459041
= 0.0344281m
4. Menentukan shale base line dan harga maksimum SPlog sebagai ESP= 18
5. Menentukan harga R
i
dari chart = 2.4
6. Menentukan koreksi factor dari ESSP;
Gunakan grafik 2-5 didapat harga K = 1.3466 dengan perhitungan :
ESSP = ESP x faktor koreksi
= 18 x 1.3466
= 24.24 MV
7. Menghitung harga Kc dengan rumus :
K
c
= 61 + (0.133 x T
f
)
= 61+( 0.133x 348.3299 )
= 107.35749
8. Menghitung harga R
weq
dengan rumus :
R
weq
=
|
.
|

\
|
Kc
ESSP
Rmfc
10

=
|
.
|

\
|
32788 . 107
48 . 24
10
0689 . 0

= 0.0204703 m
9. Menentukan harga Rw dengan menggunakan grafik SP-2 :
R
w
= 0.025 m
10. Menentukan ASP dari 9648 ft, ASP = 5

11. Menentukan nilai V
clay
dengan persamaan :
V
clay
= 1 -
(

ESSP
ASP

= 1 -
24.24
5

= 0.7937


Tabel 3.1
Tabel Tabulasi Hasil Analisis Electric Log (part 1)
1 2 3 4 5 6 7
No. Depth (ft) Tf (
o
F)
Rm=R18.8
Normal
Rmf
(ohm)
Rmfc
(ohm)
Ri=R18.8
AMP
1 9600 347.2165 0.2 0.04608 0.03456 2
2 9604 347.3278 0.2 0.04606 0.0345 1.7
3 9608 347.4391 0.2 0.04605 0.03453 1.65
4 9612 347.5505 0.2 0.04603 0.03452 1.7
5 9616 347.6618 0.3 0.06903 0.0517 2.4
6 9620 347.7731 0.6 0.13802 0.1035 5
7 9624 347.8845 0.7 0.1610 0.1208 5.1
8 9628 347.9959 0.8 0.1839 0.1379 5.3
9 9632 348.1072 0.7 0.16086 0.12064 5.4
10 9636 348.2185 0.5 0.1148 0.0861 5
11 9640 348.3298 0.4 0.0918 0.06885 4.4
12 9644 348.4412 0.2 0.0459 0.03443 2.4
13 9648 348.5525 0.2 0.0459 0.0344 1.8




Tabel 3.2
Tabel Tabulasi Hasil Analisis Electric Log (part 2)
8 9 10 11 12 13 14 15
K ESP ESSP Kc Rweq Rw ASP Vclay
1.3833 18 24.8994 107.1797 0.02024 0.026 0 1
1.3733 18 24.7194 107.1945 0.020286 0.0265 0 1
1.3716 18 24.6888 107.2094 0.02031 0.02655 0 1
1.3733 18 24.7194 107.2242 0.020301 0.02655 0 1
1.37 18 24.66 107.23901 0.0304 0.0335 0 1
1.3722 18 24.6996 107.2538 0.0609 0.0673 8 0.6761
1.3368 18 24.0617 107.2686 0.0727 0.078 15 0.3766
1.3 18 23.9742 107.2838 0.0824 0.083 16 0.3326
1.37 18 24.66 107.2982 0.0707 0.075 15 0.3975
1.3533 18 24.36 107.31306 0.0510 0.052 15 0.3842
1.36 18 24.48 107.3278 0.04075 0.041 12 0.5098
1.3666 18 24.6 107.3426 0.0203 0.025 6 0.7560
1.3466 18 24.24 107.3574 0.0204 0.025 5 0.7937

Tabel 3.3
Tabel Tabulasi Hasil Analisis Electric Log (Part 3)
16 17 18 19 20
Rm @ Tf Ri=R18.8/Rm Ricorr/Rm Rxo RIL
0.06912 10 10 2 2
0.06909 8.5 8.4 1.68 2
0.06907 8.25 8.2 1.64 2
0.06905 8.5 8.4 1.68 2
0.06903 8 8.4 2.52 3
0.06901 8.333 8.9 5.34 5.5
0.069 7.2857 7 4.9 4.5
0.069 6.625 6.6 5.28 5

0.0689 7.7142 8 5.6 5
0.06892 10 10 5 4
0.0689 11 11 4.4 3.5
0.0688 12 12 2.4 2.5
0.06885 9 9 1.88 2

Tabel 3.4
Tabel Tabulasi Hasil Analisis Electric Log (Part 4)
21 22 23 24 25 26 27
RILcorr
Ca
Track
CMGM Cin Rin Gxo Rt
2.40 750 0.6 749.4 1.3344 0.05 2.4255
2.40 790 0.6 789.4 1.2667 0.05 2.4553
2.40 780 0.6 779.4 1.28303 0.05 2.46
2.40 780 0.6 779.4 1.28303 0.05 2.4553
3.90 700 0.4 699.6 1.42938 0.05 4.01574
7.90 400 0.2 399.8 2.5012 0.05 8.1044
8.0 360 0.2 359.8 2.7793 0.05 8.2753
9.0 320 0.1 319.9 3.1260 0.05 9.3504
9.0 330 0.2 329.8 3.0321 0.05 9.29708
6.0 350 0.3 349.7 2.8595 0.05 6.0638
5.9 450 0.3 449.7 2.2237 0.05 5.143
3.0 550 0.6 549.4 1.8201 0.05 3.04
2.40 780 0.6 779.4 1.28303 0.05 2.4448







3.4 PEMBAHASAN
Faktor - faktor yang mempengaruhi SP log adalah: ketebalan lapisan,
kandungan serpih, kandungan hidrokarbon, kehadiran gas. Prinsip SP log untuk
mengukur beda potensial antara Lumpur pemboran dengan lubang bor.
Langkah awal dalam membaca SP log adalah menentukan garis dasar
serpih (shale base line), yaitu garis lurus pd SP log yang menunjukan adanya
lapisan serpih. Dari shale base line dapat ditentukan nilai ESP dengan cara
menghitung jarak dari kurva SP log ke shale base line. Nilai ESP ini sama untuk
setiap kedalaman. Shale adalah lapisan yang kompak serta porous tapi tidak
permeabel. Secara teori dapat dikatakan bahwa lapisan tersebut tidak prospek.
Namun jika berdasarkan perhitungan didapatkan kandungan hidrokarbon, maka
lapisan yang tidak prospek tersebut dapat ditanggulangi (misalnya: pengasaman
dan perekahan).
Dari perhitungan keseluruhan didapat nilai V
clay
yang rata-rata mendekati
1 dan tepat 1.Nilai V
clay
= 1, menunjukan bahwa lapisan tersebut dominan shale.
Pada pembacaan grafik, hasil yang didapatkan mungkin belum terlalu
sempurna. Hal ini disebabkan antara lain karena ketidaktelitian saat pengukuran
defleksi pada chart electric log, selain itu karena gambar chart yang kurang jelas
dan kabur menyebabkan pembacaan chart menjadi kurang akurat.

3.5 KESIMPULAN.
SP Log dapat digunakan untuk membedakan shale formation dengan non-
shale, menentukan resistivitas air formasi, dan batas lapisan permeable.
1. Kurva SP akan terpengaruh oleh ketebalan lapisan, kandungan serpih dan
kehadiran gas.
2. Jika V
clay
lebih dari 1 (satu) nilainya, maka lapisan batuan tersebut bukan
batuan permeabel.
3. Pada kedalaman yang dianalisa, nilai R
t
yang didapat disimpulkan bahwa
pada kedalaman tersebut mengandung hidrokarbon (minyak) dan didukung
dari kurva SP yang menunjukan lapisan porous dan permeabel.

4. Dari analisis kualitatif diprediksikan pada lapisan antara 9600 - 9648 ini,
kemungkinan mengandung air asin atau hidrokarbon, pernyataan ini
diperkuat dengan defleksi pada kurva Spontaneous Potential menunjukkan
defleksi ke arah kiri dari shale base line.
5. Dilihat dari data yang didapat, maka pada lapisan antara 9600 9648 ft ini
kemungkinan lapisan ini prospek.
6. Prospek atau tidaknya suatu lapisan hidrokarbon dapat dilihat dari defleksi
kurva SP dan juga defleksi antara kurva RIL dan SN serta permeabel dari
suatu batuan dilihat dari Vclay yang terkandung pada lapisan tersebut.
7. Rw dicari sebagai perbandingan harga Rt jika harga Rw lebih besar dibanding
Rt, menunjukkan resistivitas yang rendah sehingga kemungkinan sedikit
hidrokarbon, begitu juga sebaliknya.
8. Tabel yang memperhitungkan harga V
clay.


Tabel 3.5
Tabulasi Penilaian (Prospek atau Non Prospek)
Depth (ft) V
clay
Prospek atau Non Prospek
9600 1 Prospek
9604 1
Prospek
9608 1 Prospek
9612 1 Prospek
9616 1 Prospek
9620 0.6761 Prospek
9624 0.3766 Non Prospek
9628 0.3326 Non Prospek
9632 0.3975 Non Prospek
9636 0.39757 Non Prospek
9640 0.5203 Prospek
9644 0.7613 Prospek
9648 0.8011 Prospek

BAB IV
LOG RADIOAKTIF
(RADI OACTI VE LOG)


4.1. TUJUAN ANALISA
4.1.1. Gamma Ray Log
Gamma Ray Log dirancang untuk :
1. Untuk membedakan lapisan - lapisan shale dan non shale pada sumur -
sumur open hole atau cased hole dan juga pada kondisi ada lumpur
maupun tidak.
2. Sebagai pengganti SP Log untuk maksud - maksud pendeteksian lapisan
permeabel, karena untuk formasi yang tidak terlalu resistif (Rw/Rmf) hasil
SP Log tidak akurat.
3. Untuk korelasi batuan.
4. Untuk mendeteksi mineral - mineral radio aktif.
5. Untuk mengetahui prosentase kandungan shale pada lapisan permeabel.
6. Untuk mengetahui kedalaman perforasi yang telah diinjeksikan air (water
plugging).
4.1.2. Neutron Log
1. Untuk menentukan porositas () total.
2. Untuk mendeteksi adanya formasi gas setelah dikombinasikan dengan
porosity tool lainnya (Density Log)
3. Untuk penentuan korelasi batuan.
4.1.3. Density Log
1. Untuk mengukur porositas batuan.
2. Untuk mengidentifikasi mineral batuan.
3. Untuk mengetahui shally sand dan litologi yang kompak.





4.2. TEORI DASAR
Pada Gamma Ray Log, parameter yang diukur adalah intensitas radioaktif
alamiah yang dikandung oleh batuan.
Intensitas radio aktif yaitu sinar alfha (), sinar beta (), dan sinar gamma ().
Sinar Alpha dan Beta daya tembus lemah sehingga sinar tersebut terabsorsi oleh
batuan, akibatnya intensitas radio aktif tidak tertangkap oleh alat. Sinar gamma ()
daya tembusnya paling besar (kuat) sehingga dapat terdeteksi oleh alat.
Yang diukur oleh Gamma Ray Log adalah sinar gamma, besar kecilnya
intensitas radio aktif alamiah terkandung dari jenis batuannya, sehingga dari besar
kecilnya intensitas yang tertangkap oleh alat dapat diketahui jenis batuannya,
Sinar radio aktif disebabkan oleh disentegrasi unsur-unsur radio aktif, seperti:
a. Uranium (U
238
) : Umumnya pada batuan sand stone.
b. Thorium (Th
232
) : Umumnya pada batuan sand stone.
c. Potasium (K
40
) : Umumnya pada batuan shale.
Log GR diskala dalam satuan API (GAPI), satuan API = 1/200 dari
tangkapan yang didapat dari kalibrasi standar suatu formasi tiruan yang berisi
Uranium, Thorium, dan Potasium dengan kuantitas yang diketahui dengan tepat
dan diawasi oleh API di Houston, Texas.
Log GR biasanya ditampilkan pada kolom pertama, bersama dengan kurva SP
dan kaliper. Biasanya di skala dari kiri ke kanan dalam 0-100 atau 0-150 API.
Tingkat radiasi lebih tinggi dibandingkan batuan lain karena unsur-unsur
radio aktif cenderung mengendap dibatuan serpih yang tidak permeabel, hal ini
terjadi selama proses perubahan geologi batuan.
Prinsip kerja dari Neutron Log adalah memancarkan partikel neutron
(misalnya AmBe) ke dalam formasi, menurut teori fisika nuklir terdapat beberapa
macam interaksi yang mungkin terjadi:
a. Tumbukan Elastis
Partikel neutron terpental setelah tumbukan dengan inti atom formasi tanpa
terjadi apa-apa.


b. Tumbukan Inelastis
Sebagian tenaga dari partikel neutron diberikan kepada inti atom. Karena
tumbukan tenaga kinetik tersebut, inti atom dapat pindah ke tingkat tenaga
atom yang lebih tinggi, kemudian melapuk dengan melepaskan kelebihan
tenaga berupa sinar gamma.
c. Tangkapan Neutron
Inti atom menyerap seluruh tenaga neutron, berpindah ke tingkat tenaga yang
lebih tinggi karena tambahan tenaga kinetik dari neutron kemudian melapuk
dengan memancarkan sinar gamma.
d. Aktifasi
Proses hampir sama dengan peristiwa tangkapan neutron, akan tetapi selama
proses pelapukan inti atom memancarkan sinar beta, gamma dan juga
elektron.
Untuk CNT (Compensated Neutron Log), interaksi yang menarik adalah
tumbukan elastis. Pada interaksi ini hukum kekekalan tenaga berlaku, maka
neutron akan kehilangan tenaga karena tumbukan dengan inti formasi sepanjang
perjalanannya di dalam formasi sampai ditangkap oleh atom saat neutron hampir
kehilangan seluruh tenaga.
Tangkapan alat neutron terurtama mencerminkan banyaknya atom hidrogen
dalam formasi. Karena minyak dan air mempunyai jumlah hidrogen per unit
volume yang hampir sama, neutron akan memberikan tanggapan porositas fluida
dalam formasi bersih, akan tetapi neutron tidak dapat membedakan antara atom
hidrogen bebas dengan atom-atom hidrogen yang secara kimia terikat pada
mineral batuan, sehingga tanggapan neutron pada formasi lempung yang banyak
mengandung atom hidrogen di dalam susunan molekulnya seolah-olah
mempunyai porositas yang lebih tinggi.
Gas mempunyai konsenterasi hidrogen yang lebih rendah yang bervariasi
dengan suhu dan tekanan, sehingga bila terdapat gas dalam lapisan yang cukup
dekat dengan dinding sumur masih dalam jangkauan alat neutron, akan
memberikan pembacaan porositas yang lebih rendah daripada porositas formasi
sesungguhnya.

Cairan garam NaCl dari filtrat lumpur di dalam daerah rembesan akan
mengurangi konsenterasi dari atom hidrogen. Sehingga porositas CNL perlu
dikoreksi terhadap salinitas.
Menurut teori fisika nuklir, bila sinar gamma dengan tenaga tinggi
ditembakkan ke suatu bahan ada 3 jenis interaksi yang mungkin terjadi:
1. Gejala Fotolisterik, bila energi mula-mula E<100 ke V.
2. Hambatan Compton, bila 75 ke V<E<2 MeV.
3. Produksi Kamar, bila E>1.2 MeV.
Sinar Gamma mempunyai sifat men-dua artinya pada saat dapat berbentuk
gelombang elektromagnetik atau menjadi partikel foton. Pada kejadian Compton,
foton sinar gamma bertumbukan dengan elektron dari atom di dalam batuan, foton
akan kehilangan tenaga karena proses tumbukan dan hamburan kearah yang tidak
sama dengan arah foton awal, sedangkan tenaga foton yang hilang sebetulnya
diserap oleh electron sehingga elektron dapat melepaskan diri dari ikatan atom
menjadi electron bebas. Foton yang diamburkan ini masih mampu menendang
ke luar elektron-elektron dari atom-atom lain dalm proses tumbukan lanjutan
sampai akhirnya foton yang sudah melemah tersebut terserap secara keseluruhan
sebagai akibat dari gejala foto listerik, jumlah electron yang ditendang keluar
oleh foton merupakan fungsi dari foton dan jenis mineral.
Alat densitas yang pertama (FDL) terdiri dari satu sumber radiasi dan satu
detektor ditempatkan pada suatu bantalan (pad).
Jenis-jenis detektor yang sering digunakan, adalah sbb:
1. Ionization Chamber
Prinsip kerjanya:
a. Di dalam tabung terdapat gas bertekanan tinggi. Sinar radio aktif
(,,) menimbulkan steel case tetapi hanya sinar gamma yang dapat
masuk ke dalam steel case, sedangkan sinar alpha dan beta akan
terhalang.
b. Akibat terjadi tumbukan dengan gas bertekanan tinggi, maka energi
dari sinar gamma akan mengecil atau kekuatan sinar gamma

berkurang, sehingga menimbulkan tumbukan elektron baru sebesar
100 kali lebih banyak dari awal (terionisasi).
c. Karena electron-electron tersebut bermuatan negatif sedangkan kawat
bermuatan positif, maka electron tersebut akan ditarik kearah kawat
dan menimbulkan arus listrik.
d. Arus listrik tersebut selanjutnya direkam/dicatat oleh recorder
kemudian dimodifikasi menjadi grafik.
2. Geiger Mullar Counter
Pada prinsipnya alat ini sama dengan Ionization Chamber,
perbedaannya terdapat pada:
a. Tekanan gas diperkecil
b. Tegangan kawat diperbesar, sehingga akumulasi elektron di kawat
lebih cepat dan akibatnya proses ionisasi di dalam chamber menjadi
lebih cepat.
c. Pada ionisasi chamber, kekuatan ionisasi hanya tergantung pada sinar
gamma.
d. Pada type ini, dengan tegangan kawat yang tinggi atau dipertinggi akan
menstimulasi sinar gamma untuk diintegrasi sehingga proses ionisasi
menjadi lebih cepat.
3. Scintilation counter
Komponen pentingnya adalah Transparan Crystal dan Photomulitifier.
Lapisan shale yang porous tapi tidak permeable akan mengendapkan sinar
gamma yang ditembakkan dari alat FDL atau LDT sehingga alat detektor
akan membaca densitas bulk (
b
) yang besar dan akan menghasilkan
porositas yang besar pula. Sehingga perlu dilakukan koreksi terhadap
porositas Density tersebut terhadap kandungan shale/clay.
Kurva densitas di sekala langsung dalam gr/cc. Jika alat dikerjakan
tersendiri, sekala dari kurva 2-3 gr/cc.




Skala Penentuan nilai porositas:
1. 0% - 5 % porositas sangat buruk dan dapat diabaikan
2. 5% - 10% porositas buruk (POOR)
3. 10% - 15% porositas cukup (FAIR)
4. 15% - 20% porositas baik (GOOD)
5. 20% - 25% porositas sangat baik (VERY GOOD)
6. >25% porositas istimewa (EXCELLENT)

4.3. ANALISIS
4.3.1. Data
Kedalaman : 9200 9250 ft
Interval kedalaman : 4 ft

ma
: 2,71 gr/cc (limestone)

f
: 1,1 gr/cc (salt water)

clay
: 2,6 gr/c
4.3.2. Prosedur Perhitungan
A. Gamma Ray Log
1. Menentukan tebal lapisan yang akan dianalisa.
2. Membaca besarnya GRmax dan GRmin dari slip log Gamma Ray
Log.
3. Membaca besarnya defleksi kurva GR Log sebagai GRread untuk
setiap interval kedalaman yang dianalisa.
4. Menentukan volume clay dengan persamaan:
Vclay =
min max
min
GR GR
GR GR
read


B. Neutron Log
1. Menentukan ketebalan lapisan yang dianalisa.
2. Menentukan besarnya defleksi kurva Neutron Log (N log) dari
ketebalan yang akan dianalisa.
3. Menentukan besarnya harga Nclay.
4. Menentukan besarnya porositas neutron dengan persamaan:

N = (1.02 N log) + 0.0425
5. Menentukan besarnya Ncorr dengan persamaan:
Ncorr = N (Vclay x Nclay)
D. Density Log
1. Membaca
b
dari defleksi kurva Density Log untuk setiap
kedalaman yang dianalisa.
2. Menentukan jenis formasinya (
ma
) dan jenis fluida pemborannya
(
f
) yang digunakan.
3. Menentukan besarnya porositas FDL (
FDL
) dengan menggunakan
persamaan berikut ini:

FDL
=
f ma
b ma


4. Menentukan besarnya Dclay, dengan menggunakan persamaan:
Dclay =
f ma
clay ma


5. Menentukan harga FDL
corr
terhadap kandungan

clay atau shale
dengan menggunakan persamaan:
FDL
corr
= FDL (Vclay x Dclay)
6. Menentukan porositas rata-rata dari Neutron Log dan Density Log
dengan persamaan:
* =
9
7 2
corr corr
FDL N | | +

4.3.3. Hasil Perhitungan
Pada laporan ini hanya dibahas pada kedalaman 9200 ft sedangkan
perhitungan pada interval 4 ft antara (9200-9248) ft, tercantum pada tabel hasil
perhitungan.
a. Kedalaman 9236 ft
Gamma Ray Log
1. Menentukan besarnya GR
max
dan GR
min
dari slip log GR dan didapat :
GR
max
= 108 API dan
GR
min
= 49 API

2. Menentukan GR
read
dari besarnya defleksi kurva GRlog, didapat :
Gr
read
= 93 API.
3. Menentukan V
clay
;
Vclay =
min max
min
GR GR
GR GR
read


=
49 108
49 93


= 0,745763
Neutron Log
1. Menentukan besarnya defleksi kurva Neutron Log ( N
log
) dari ketebalan
yang dianalisa, didapat :
N
log
=

24 %
2. Menentukan besarnya harga ( N
clay
), didapat :
N
clay
= 27 %
3. Besarnya porositas neutron dengan persamaan:
N = (1,02 x N
log
) + 0,0425
= ( 1,02 x 24 ) + 0,0425
= 24.5225 %
4. Menghitung N
corr
dengan persamaan :
N
corr
= N ( V
clay
x N
clay
)
= 24,5225 ( 0,745763 x 27 )
= 4,386907 %
Density Log
1. Dalam density log digunakan ketebalan lapisan 9232 ft dan interval 4ft.
Menentukan
b
dari kurva density log, didapat
b
= 2,26 gr/cc.
2. Menentukan
ma
dan
f
didapat :

ma
= 2,71 gr/cc (limestone) dan

f
= 1,1 gr/cc (salt water)
3. Menentukan besarnya porositas FDL (
FDL
) dan didapat :

FDL
=
f ma
b ma



=
1 , 1 71 , 2
26 , 2 71 , 2


= 0,279503 %
4. Menentukan besarnya D
clay
, dan didapat :

Dclay
=
f ma
clay ma



=
1 , 1 71 , 2
6 , 2 71 , 2


= 0,06832 %
5. Menentukan harga FDL
corr
, dan didapat :
FDL
corr
=
FDL
( V
clay
x D
clay
)
= 0,279503 ( 0,745763 x 0,06832 )
= 0,22855 %


b. Kedalaman 9240 ft
Gamma Ray Log
4. Menentukan besarnya GR
max
dan GR
min
dari slip log GR dan didapat :
GR
max
= 108 API dan
GR
min
= 49 API
5. Menentukan GR
read
dari besarnya defleksi kurva GRlog, didapat :
Gr
read
= 93 API.
6. Menentukan V
clay
;
Vclay =
min max
min
GR GR
GR GR
read


=
49 108
49 93


= 0,745763
Neutron Log

1. Menentukan besarnya defleksi kurva Neutron Log ( N
log
) dari ketebalan
yang dianalisa, didapat :
N
log
=

24 %
2. Menentukan besarnya harga ( N
clay
), didapat :
N
clay
= 27 %
3. Besarnya porositas neutron dengan persamaan:
N = (1,02 x N
log
) + 0,0425
= ( 1,02 x 24 ) + 0,0425
= 24,5225
4. Menghitung N
corr
dengan persamaan :
N
corr
= N ( V
clay
x N
clay
)
= 24,5225 ( 0,745763 x 27 )
= 4,386907 %
Density Log
1. Dalam density log digunakan ketebalan lapisan 9236 ft dan interval 4ft.
Menentukan
b
dari kurva density log, didapat
b
= 2,26gr/cc.
2. Menentukan
ma
dan
f
didapat :

ma
= 2,71 gr/cc (limestone) dan

f
= 1,1 gr/cc (salt water)
3. Menentukan besarnya porositas FDL (
FDL
) dan didapat :

FDL
=
f ma
b ma


=
1 , 1 71 , 2
26 , 2 71 , 2


= 0,279503 %
4. Menentukan besarnya D
clay
, dan didapat :

Dclay
=
f ma
clay ma


=
1 , 1 71 , 2
6 , 2 71 , 2


= 0,06832 %

5. Menentukan harga FDL
corr
, dan didapat :
FDL
corr
=
FDL
( V
clay
x D
clay
)
= 0,279503 ( 0,74563 x 0,06832 )
= 0,22855 %

Tabel 4.1
Tabulasi Hasil Analisa Radioactive Log (Part 1)
No Kedalaman GR
max
GR
min

GR
read

V
clay

N
clay

N
Log
1 9200 108 49 72 0,3898 27 20
2 9204 108 49 75 0,4406 27 21
3 9208 108 49 75 0,4406 27 21
4 9212 108 49 76 0,4576 27 20
5 9216 108 49 80 0,5254 27 18
6 9220 108 49 93 0,7457 27 24
7 9224 108 49 90 0,6949 27 22
8 9228 108 49 80 0,5254 27 21
9 9232 108 49 100 0,8644 27 26
10 9236 108 49 93 0,7457 27 24
11 9240 108 49 95 0,7796 27 24
12 9244 108 49 100 0,8644 27 23
13 9248 108 49 96 0,7966 27 24




Tabel 4.2
Tabulasi Hasil Analisa Radioactive Log (Part 2)
EN
corr
= 70.99047 EFDL
corr
=2.695757


Menentukan porositas rata - rata dari neutron log dan density log dengan
persamaan :

*
=
9
7 2
corr corr
FDL N Eu + Eu

=
9
) 695757 . 2 ( 7 ) 99047 . 70 ( 2 +

= 17.87235937 %


N N
corr

b

clay
D
clay

FDL
FDL
corr
20,4425 9,9179 2,4 2,6 0,06832 0,1925 0,1658
21,4625 9,5663 2,25 2,6 0,06832 0,2857 0,2555
21,4625 9,553 2,3 2,6 0,06832 0,2546 0,2244
20,4425 8,0873 2,35 2,6 0,06832 0,2236 0,1923
18,4025 4,2167 2,37 2,6 0,06832 0,2111 0,1752
24,5225 4,3886 2,35 2,6 0,06832 0,2236 0,1726
22,4825 3,7202 2,3 2,6 0,06832 0,2546 0,2071
21,4625 7,2767 2,3 2,6 0,06832 0,2546 0,2187
26,5625 3,2237 2,28 2,6 0,06832 0,26708 0,20802
24,5225 4,3886 2,26 2,6 0,06832 0,2795 0,2285
24,5225 3,4733 2,27 2,6 0,06832 0,2732 0,2199
23,5025 0,1637 2,27 2,6 0,06832 0,2732 0,2141
24,5225 3,0143 2,28 2,6 0,06832 0,26708 0,2126

4.3.4. Analisa Perhitungan
1. Pada kedalaman 9310 ft, nilai Vclay = 0.793, ini menunjukan bahwa
lapisan tersebut dominan shale dan tidak prospek, dan nilai rata-rata =
9.9% menunjukan porositas sangat buruk dan dapat diabaikan.
2. Pada kedalaman 9316 ft, nilai Vclay = 0.793, ini menunjukan bahwa
lapisan tersebut dominant shale dan tidak prospek, dan nilai rata-rata =
9.6% menunjukan porositas batuan sangat buruk dan dapat diabaikan..
3. Pada kedalaman 9322 ft, nilai Vclay = 0.724, ini menunjukan bahwa
lapisan tersebut dominant shale dan tidak prospek, dan nilai rata-rata =
10% menunjukan porositas batuan buruk.
4. Pada kedalaman 9328 ft, nilai Vclay = 0.379, ini menunjukan bahwa
lapisan tersebut sedikit shale dan prospek, dan nilai rata-rata = 18.2%
menunjukan porositas batuan cukup.
5. Pada kedalaman 9334 ft, nilai Vclay = 0.655, ini menunjukan bahwa
lapisan tersebut tidak mengandung shale dan tidak prospek, dan nilai
rata-rata = 12.9% menunjukan porositas batuan cukup.
6. Pada kedalaman 9340 ft, nilai Vclay = 0.793, ini menunjukan bahwa
lapisan tersebut mengandung shale dan tidak prospek, dan nilai rata-rata
= 12.1% menunjukan porositas batuan cukup..
7. Pada kedalaman 9346 ft, nilai Vclay = 0.862, ini menunjukan bahwa
lapisan tersebut mengandung shale dan tidak prospek, dan nilai rata-rata
= 16.2% menunjukan porositas batuan baik.
8. Pada kedalaman 9352 ft, nilai Vclay = 0.724ni menunjukan bahwa lapisan
tersebut mengandung shale, dan tidak prospek dan nilai rata-rata =
14.6% menunjukan porositas batuan cukup.
9. Pada kedalaman 9358ft, nilai Vclay = 0.724, ini menunjukan bahwa
lapisan tersebut mengandung shale dan tidak prospek, dan nilai rata-rata
= 19.3%menunjukan porositas batuan baik.
10. Pada kedalaman 9364 ft, nilai Vclay = 0.724, ini menunjukan bahwa
lapisan tersebut mengandung shale dan tidak prospek, dan nilai rata-rata
= 19.3% menunjukan porositas batuan baik.

11. Pada kedalaman 9370 ft, nilai Vclay = 0.724, ini menunjukan bahwa
lapisan tersebut sedikit shale dan tidak prospek, dan nilai rata-rata = 23%
menunjukan porositas batuan sangat baik.
12. Pada kedalaman 9376 ft, nilai Vclay = 0.793, ini menunjukan bahwa
lapisan tersebut mengandung shale dan tidak prospek, dan nilai rata-rata
= 28.1% menunjukan porositas batuan istimewa.
13. Pada kedalaman 9382 ft, nilai Vclay = 0.793, ini menunjukan bahwa
lapisan tersebut sedikit shale dan tidak prospek, dan nilai rata-rata = 11%
menunjukan porositas batuan cukup.
14. Pada kedalaman 9388 ft, nilai Vclay = 0.862, inimenunjukkan bahwa
lapisan tersebut mengandung shale dan tidak prospek, dan nilai rata-rata
= 10.9 menunjukkan porositas batuan cukup.

4.4. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini kedalaman yang dianalisa adalah 9200 9248 ft, GR
log digunakan untuk mencatat adanya kandungan radioaktif dari formasi secara
alamiah. Neutron log pada dasarnya digunakan untuk menentukan porositas total
batuan tanpa memandang apakah pori-porinya diisi hidrokarbon atau air formasi.
Dan density log menunjukkan besarnya densitas batuan (bulk density) yang
ditembus pada lubang bor, dalam hal ini sangat berguna untuk menentukan
porositas. Sifat-sifat yang diukur adalah, radioaktif alamiah, variasi dari prinsip ini
adalah Gamma Ray log (GR log) dan radioaktif batuan, variasi dari prinsip ini
adalah Neutron log dan Density log.
Pada perhitungan diperoleh nilai porositas neutron log 26% yang mana
nilai ini diperoleh dari pembacaan log density-neutron yang dapat dilihat pada
gambar 4.1. Nilai densitas bulk pada kedalaman 9236 ft diperoleh dengan adanya
data porositas Neutron log 26% tersebut beserta data densitas matrik 2.71
(limestone) dan pada densitas fluida 1.1 gr/cc. Dapat dilihat pada grafik pada
gambar 4.2. Pada perhitungan untuk kedalaman yang kedua yaitu 9236 ft, nilai
porositas neutron log dan begitu juga penentuan densitas bulk nya dapat dilihat
pada gambar 4.3 dan gambar 4.4.






























Gambar 4.1
Density-Neutron Log (kedalaman 9232 ft)























Gambar 4.2
Kurva Density Log (kedalaman 9232 ft)













































Gambar 4.3
Density-Neutron Log (kedalaman 9236 ft)
































Gambar 4.4
Kurva Density Log (kedalaman 9236 ft)

Pada density neutron log dengan interval kedalaman 9216-9232 ft, GR
memperlihatkan terjadinya kenaikan Vclay sampai interval 9310 ft, pada interval
9236 ft Vclay turun. Pencatatan neutron log memperlihatkan bahwa lapisan
tersebut kurang kompak karena porositasnya lebih besar dari 10% dimana batuan
kompak mempunyai porositas mendekati 10% yang berpengaruh menurunkan
harga N hingga harga minimum (mendekati 0%) sehingga kekompakan batuan
yang bervariasi akan memperkecil harga N.
Berdasarkan pembacaan FDL pada kedalaman 9310-9388 ft, dengan interval 6
ft. Caliper Log menunjukan bahwa diameter lubang bor sama sehingga
menunjukan formasi tersebut stabil dan kompak. Harga Vclay terbesar adalah
0.862 pada kedalaman 9346 ft dan harga Vclay terkecil adalah 0,379 pada
kedalaman 9328 ft . Dari FDL diperoleh harga porositas yang berbeda-beda tiap
kedalaman dimana porositas terbesar pada kedalaman 9340-9343 ft dan 9382-
9388 ft sebesar 0.862 dan yang terkecil terdapat pada kedalaman 9328 ft yang
besarnya 0.188.

4.5. KESIMPULAN
1. Dari kedalaman yang telah dianalisa, dapat disimpulkan bahwa pada
kedalaman 9200 - 9248 termasuk lapisan yang dominan shale karena
memiliki harga V
clay
antara 0,55 sampai 0,87.
2. Harga V
clay
terbesar pada kedalaman 9232 ft dan 9244 ft (V
clay
= 0,8644) dan
terkecil pada kedalaman 9200 ft (V
clay
= 0,3898)
3. Besar kecilnya intensitas radioaktif alamiah tergantung dari jenis batuannya.
4. Harga N terkecil adalah 18,8 % koreksi sebesar 9,2%.











BAB V
JENIS LOG LAINNYA (LOG SONIK DAN LOG KALIPER)
ANOTHER LOG TYPE (SONI C LOG DAN CALLI PER LOG)



5.1. TUJUAN ANALISA
5.1.1. Sonic Log
Bertujuan untuk menentukan harga porositas batuan dan juga menunjukkan
kemungkinan adanya fracture yang berkembang dalam batuan. Jenis log yang
umum yang digunakan dilapangan adalah tipe BHC (Bore Hole Compensated)
sebagai porositas total dan CBL (Cement Bond Log) untuk bonding cement.
5.1.2. Caliper Log
Bertujuan untuk menentukan lapisan produktif, dan juga menggambarakan
kondisi diameter/profil lubang bor

5.2. TEORI DASAR
Log Sonic adalah jenis log yang digunakan untuk menentukan harga porositas
batuan, dan juga merupakan jenis log yang dapat menentukan kemungkinan
adanya fracture yang berkembang dalam batuan.
Log Sonic menggambarkan waktu kecepatan suara yang dikirim kedalam
formasi batuan dimana pantulan suara yang kembali diterima oleh suatu receiver.
Waktu yang dipelukan gelombang suara untuk sampai ke receiver disebut interval
transite time atau t. Besar kecilnya t yang melalui suatu media (formasi) sangat
tergantung dari jenis batuan, besarnya porositas batuan dan jenis kandungan yang
ada dalam batuan. Sehingga Log Sonic disamping berguna untuk mendapatkan
besaran porositas batuan juga sangat membantu didalam interpretasi seismic
records, terutama untuk maksud kalibrasi kedalaman formasi.
Alat Sonic (BHC Bore Hole Compensated) tersusun atas 1 transmitter
dibagaian atas dan di bagian bawah dengan masing-masing mempunyai 2
receiver. Suara dikirim dari transmiter masuk kedalam formasi, kemudian

pencatatan dilakukan pada saat pantulan suara pertama kali sampi di receiever.
Transmiter-transmiter yang ada mengirimkan suara secara bergantian dan harga
perbedaan waktu (t) suara yang diterima oleh receiver-receiver ini dicatat pula
secara bergantian. Harga t rata-rata dari receiver ini dihitung, serta
diproses/mengubah harga transite time menjadi total travel time. Kadang-kadang
gelombang suara yang dikirimkan oleh transmiter diterima oleh receiver terdekat
masih cukup kuat tetapi diterima oleh receiver yang jauh dengan lemah. Halmana
kemungkinan terhalang oleh sesuatu sehingga menyebabkan harga t terlalu
basar. Ini bisa terjadi bila melalui formasi yang unconsolidated atau pasir lepas,
rekahan pada batuan, formasi yang mengandung gas, lumpur yang mengandung
gelembung - gelembung udara / gas ataupun oleh adanya kondisi lubang yang
sangat tidak rata terlebih pada lapisan garam. Umumnya kecepatan suara yang
menembus formasi / lapisan batuan berkisar 6000 23000 ft/sec atau 44- 190
sec/ft, dimana kecepatan suara dalam media air adalah sebesar 189 sec/ft.
Kecepatan suara yang melalui lapisan batuan sangat tergantung oleh jenis matrik
batuan (Sst, Lst atau Dol), distribusi porositas, isi kandungannya serta kondisi
fisik batuan (misal = terfracture-kan atau tidak). Bila batuan mempunyai harga
porositas 0% artinya batuan seluruhnya tersusun dari matrik, hal ini disebut
dengan tma, dimana :
tma Sst (Pasir lepas) = 55.5 sec/ft
tma Sst (Sandstone) = 51.0 sec/ft
tma Lst (Limestone) = 47.5 sec/ft
tma Dol (Dolomite) = 43.5 sec/ft
Dengan demikian semakin tinggi harga t pada kurva log sonic, semakin
besar pula harga porositas batuan.
Faktor Pengaruh Kurva t
a) Shale
Lapisan batuan shale / clay mempunyai harga porositas besar, tetapi karena
tidak berhubungan satu sama lain ( tidak effektif ) maka harga permeabilitasnya
sangat kecil mendekati 0 md. Sehingga batuan reservoir mengandung shale, kurva
t-nya cenderung membesar sesuai dengan kadar kandungan shale nya.


b) Kekompakan batuan
Batuan yang kompak berarti akan mengurangi harga porositas, sehingga
berpengaruh terhadap kurva t yang semakin kecil, artinya suara semakin cepat
diterima oleh receiver.
c) Kandungan Air
Adanya kandungan air dalam batuan menyababkan kurva t cenderung
mempunyai harga yang semakin kecil, dikarenakan air mempunyai sifat
penghantar suara yang baik.
d) Kandungan minyak
Adanya minyak dalam batuan akan berpengaruh memperbesar harga t,
dikarenakan minyak mempunyai sifat penghantar suara yang lebih sukar
dibandingkan dengan air.
e) Kandungan gas
Gas atau udara merupakan media penghantar suara yang paling tidak baik,
sehingga suara akan lambat diterima oleh receiver. Dengan demikian gas
berpengaruh memperbesar harga t pada kurva
t air < t minyak < t gas
1. Caliper Log
Caliper Log merupakan suatu kurva yang menggambarkan kondisi diameter
lubang bor. Pada lapisan permeabel dimana dinding lubang bor terbentuk mud
cake, maka dimeter lubang bor akan menjadi lebih kecil dibanding diameter pahat,
sedang pada lapisan shale seringkali terjadi kerontokan batuan yang menyebabkan
diameter dinding lubang bor menjadi lebih besar dibanding ukuran pahat.
Prinsip kerja alat ini dengan menggunakan mekanisme gerak pegas. Untuk
menyesuaikan kondisi lubang bor yang umunya tidak rata digunakan pegas yang
dapat mengembang secara fleksibel. Ujung paling bawah dari pegas tersebut
dihubungkan dengan rod, dimana rod berfungsi untuk meneropong kedalam
lubang bor. Kedudukan dari rod ini ditentukan oleh kopresi dari pegas dan dari
sini ukuran lubang bor dapat ditentukan. Arus dan koil perekam membentuk
kopling induktif sedemikian rupa sehingga potensial yang diinduksi dalam coil

perekam tergantung pada posisi rod. Hal ini akan menghasilkan pencatatan
voltage yang bervariasi dengan ukuran lubang bor, yang selanjutnya dicatat oleh
suatu instrumen di permukaan.
Skala penentuan porositas adalah sbb :
1. 0% - 5% Porositas sangat buruk dan dapat diabaikan
2. 5% - 10% Porositas buruk ( POOR )
3. 10% - 15% Porositas cukup ( FAIR )
4. 15% - 20% Porositas baik ( GOOD )
5. 20% - 25% Porositas sangat baik ( VERY GOOD )
6. > 25% Porositas istimewa ( EXCELENT )

5.3. ANALISA
5.3.1. Data
Kedalaman yang dianalisa = 5568 5570 ft
Interval = 4 ft
Atma = 43.5 sec/ft
Atf =189 sec/ft

5.3.2. Prosedur Perhitungan
5.3.2.1.Sonic Log
1. Menentukan lapisan prospek
2. Membaca besarnya interval transite time (At) dari defleksi kurva sonic
log untuk setiap interval kedalaman yang dianalisa
3. Menentukan jenis formasinya (Atma) dan jenis fluidanya (Atf)
4. Menghitung besarnya porositas dari log sonic (|s) dengan
menggunakan persamaan :

tma tf
tma t
s
A A
A A
=
log
|
5.3.2.2. Caliper Log
1. Dari kedalaman yang sama, membaca defleksi kurva caliper
2. Menentukan besarnya diameter bit yang digunakan

3. Menghitung besanya mud cake (tmc) dengan persamaan :

2
caliper size bit
tmc

=

5.3.3. Perhitungan
1. Dik : Depth : 5524 ft

tma
: 43.5 s/ft
A
tf
: 189 s/ft
A
log
: 110 s/ft
Dit :
s
dan t
mc
.. ?
Solusi :
ma f
ma
S
t t
t t
A A
A A
= u
log

% 4570 . 0
5 . 43 189
5 . 43 110
=

=

2
caliper size bit
t
mc

=

inchi 0625 . 0
2
5 . 8 625 . 8
=

=


2. Dik : Depth : 5570 ft

tma
: 43.5 s/ft
A
tf
: 189 s/ft
A
log
: 88 s/ft
Dit :
s
dan t
mc
.. ?
Solusi :
ma f
ma
S
t t
t t
A A
A A
= u
log


% 4570 . 0
5 . 43 189
5 . 43 110
=

=

2
caliper size bit
t
mc

=

inchi 0625 . 0
2
5 . 8 625 . 8
=

=


Demikian hasil perhitungan yang saya lakukan pada percobaan ini. Hasil
dari perhitungan lain dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini.
Tabel 5.1 Tabulasi Hasil Analisis Caliper Log dan Sonic Log
No
Depth
(ft)
t ma
(s/ft)
t f
(s/ft)
t log
(s/ft)
s (%)
Bit size
(inch)
Caliper
(inch)
t mc
(inch)
Keterangan
1 5520 43.5 189 100 0.388316 8.625 8.1 0.2625 tidak prospek
2 5524 43.5 189 100 0.388316 8.625 8.1 0.2625 tidak prospek
3 5528 43.5 189 88 0.305842 8.625 8.1 0.2625 tidak prospek
4 5532 43.5 189 108 0.443299 8.625 8.1 0.2625 tidak prospek
5 5536 43.5 189 104 0.415808 8.625 8.1 0.2625 tidak prospek
6 5540 43.5 189 105 0.42268 8.625 8.1 0.2625 tidak prospek
7 5544 43.5 189 106 0.429553 8.625 8.1 0.2625 tidak prospek
8 5548 43.5 189 104 0.415808 8.625 8.1 0.2625 tidak prospek
9 5552 43.5 189 103 0.408935 8.625 8.1 0.2625 tidak prospek
10 5556 43.5 189 105 0.42268 8.625 8.3 0.1625 prospek
11 5560 43.5 189 107 0.436426 8.625 8.3 0.1625 prospek
12 5564 43.5 189 105 0.42268 8.625 8.4 0.1125 prospek
13 5568 43.5 189 110 0.457045 8.625 8.5 0.0625 tidak prospek
14 5570 43.5 189 110 0.457045 8.625 8.5 0.0625 tidak prospek





5.3.4. Analisa Data
1. Pada kedalaman 5524 ft diperoleh harga
t
log sebesar 100 s/ft, | sebesar
38,83 % dan t
mc
sebesar 0,2625. Ini menandakan bahwa lapisan tersebut
memiliki porositas yang excellent, yaitu sebesar 38.83%, hal ini pun
didukung oleh nilai
t
log yang besar yaitu 100 s/ft. Selain itu pada
lapisan ini tidak terdapat mud cake. Tebal mud cake dengan harga ini
menandakan lapisan porous dan impermeable, harga mud cake (+)
menandakan ukuran bit lebih besar dari pada ukuran caliper.
2. Pada kedalaman 5568 ft diperoleh harga
t
log sebesar 110 s/ft, | sebesar
45,70 % dan t
mc
sebesar 0,0625. Ini menandakan bahwa lapisan tersebut
memiliki porositas yang excellent, yaitu sebesar 30,58 %, hal ini pun
didukung oleh nilai
t
log yang besar yaitu 110 s/ft. Selain itu pada
lapisan ini tidak terdapat mud cake. Tebal mud cake dengan harga ini
menandakan lapisan porous dan impermeable, harga mud cake (+)
menandakan ukuran bit lebih besar dari pada ukuran caliper.
3. Pada kedalaman 5570 ft diperoleh harga
t
log sebesar 110 s/ft, | sebesar
45,70 % dan t
mc
sebesar 0,0625. Ini menandakan bahwa lapisan tersebut
memiliki porositas yang excellent, yaitu sebesar 45,70 %, hal ini pun
didukung oleh nilai
t
log yang besar yaitu 110 s/ft. Selain itu pada
lapisan ini tidak terdapat mud cake. Tebal mud cake dengan harga ini
menandakan lapisan porous dan impermeable, harga mud cake (+)
menandakan ukuran bit lebih besar dari pada ukuran caliper.

5.4. PEMBAHASAN
Transite time adalah waktu yang diperlukan gelombang suara untuk
merambat sejauh 1 feet. Jadi, prinsip kerjanya dari sonic log adalah mengukur
kecepatan suara dalam formasi. Sonic log digunakan untuk menenukan porositas
batuan sedangkan caliper log digunakan untuk menentukan ketebalan mud cake
yang nantinya untuk mengetahui lapisan produktif, serta menentukan perhitungan
volume lubang bor dengan tepat pada kegiatan penyemenan.

Log caliper adalah seperangkat pengukuran ukuran dan bentuk dari lubang
bor umumnya dilakukan saat pengeboran sumur minyak dan gas
Alat caliper mengukur variasi diameter lubang bor seperti yang ditarik dari
dasar lubang. Hal ini dibangun dengan dua atau lebih lengan diartikulasikan yang
mendorong terhadap dinding lubang bor untuk mengambil pengukuran
Pada analisa perhitungan yang dilakukan didapat interval transite time
yang membesar pada kedalaman 55205570 ft, hal ini terjadi diakibatkan
gelombang suara yang dipancarkan transmitter melalui formasi yang berpori
semakin besar pada kedalaman tersebut, sedangkan pada kedalaman 5538 ft harga
interval transite time menurun, hal ini bisa terjadi bila melalui batuan yang
semakin kompak (porositasnya semakin mengecil) pada kedalaman 5530 ft, dan
kemungkinan pada lapisan tersebut terkandung minyak, karena sifat minyak sukar
menghantarkan suara dibandingkan air.
Nilai 0 pada t
mc
menunjukan bahwa tidak ada mud cake yang terbentuk pada
lapisan tersebut. Sedangkan nilai negatif memiliki arti bahwa adanya runtuhan
formasi akibat lapisan tersebut yang terdiri dari lapisan shale/clay yang
unconsolidated. Jadi besar kecilnya nilai t
mc
yang didapat tergantung dari
permeabel atau impermeabelkah lapisan itu dan jenis formasi yang ditembus yaitu
consolidated atau unconsolidated.

5.4. KESIMPULAN
1. Pada kedalam 5568- 5570ft dapat disimpulkan bahwasahnya memiliki
orositas yang exelent, tetapi tdk prospek diproduksi.
2. Semakin besar harga t log , semakin besar pula harga Log Sonicnya.
3. Sonic log bertujuan untuk menentukan harga porositas dari suatu batuan dan
menunjukan kemungkinan adanya fracture yang berkembang dalam batuan.
4. Waktu yang diperlukan untuk gelombang suara sampai ke reciver disebut
transite time.besar kecilnya transite time ditentukan oleh jenis batuan yang
dilewatinya.
5. Semakin besar tmc maka lubang bor akan semakin kecil dan sebaliknya
apabila tmc berharga negatif berarti lubang bor semakin besar

BAB VI
KOMBINASI LOG DAN KORELASI
(LOG COMBI NATI ON AND CORRELATI ON)


6.1. TUJUAN PERCOBAAN
a) Menentukan porositas ()
b) Menentukan saturasi air (Sw)

6.2. TEORI DASAR
Didalam melakukan interpretasi log dari suatu sumur sebaiknya digunakan
log dengan skala 1 : 200, karena dengan skala ini pembacaan log akan dapat
dilakukan dengan lebih teliti. Sedangkan secara umum log dengan skala 1 : 1000
pada log elektrik digunakan untuk maksud korelasi, karena dengan skala besar
seluruh penampang log dapat terlihat untuk mempermudahkan pekerjaan korelasi
yang dimaksud.
Dalam contoh disajikan 2 jenis log utama yaitu DLL (dual laterolog) untuk
log listrik, dan log FDC-CNL untuk log porositas dengan skala 1 : 1000. untuk
penyajian dalam skala 1 : 200 adalah tidak memungkinkan karena panjangnya
interval yang akan diamati.
Log DLL telah diinterpretasikan pada praktikum sebelumnya tanpa
menggunakan microlog. Dengan melakukan interpretasi log secara kombinasi bisa
saja apa yang telah diinterpretasikan pada praktikum sebelumnya akan mengalami
perubahan, perubahan yang mana merupakan penyempurnaan dari apa yang kita
lakukan.
Sebagaimana telah diinterpretasikan pada praktikum sebelumnya bahwa
lapisan yang mengandung air asin (kompak ataupun shally) berdasarkan defleksi
kurva Rt dan SP. Defleksi kurva gama ray pada lapisan air asin mempunyai harga
yang cukup rendah dan bahkan paling rendah diantara lapisan permeabel yang
ada. Dengan demikian pada kurva GR terendah ini dapat ditarik suatu garis clean
sand melalui lapisan air asin serta merupakan suatu clean water bearing zone

Dari defleksi kurva |N dan b pada lapisan air asin ini terlihat adanya sparasi
positif, sehingga bila kita hanya melihat sparasi positifnya saja kita akan keliru
menafsirkan sebagai lapisan mengandung hidrokarbon. Oleh sebab itu telah
dijelaskan untuk separasi positif pada difleksi kurva |N dan b harus dilihat pula
perkembangan kurva Rtnya, dimana kurva Rt menunjukan harga yang cukup
rendah yang megindikasikan adanya lapisan air asin.
Kandungan shale yang ada dalam lapisan air asin shally dapat dilihat dari
kurva GR yang lebih tinggi dibandikan GR pada lapisan air asin kompak,
sedangkan kandungan air asin dapat dilihat dimana puncak puncak defleksi SP
diikuti dengan tendensi menurunya harga kurva Rt. Pada lapisan shally air asin ini
sisipan shale dapat dilihat dimana pada kurva SP yang menunjukan perkembangan
kekanan, diikuti semakin tingginya harga GR.

6.3. ANALISIS
6.3.1. Data
Ts : 80
o
F
Bit size : 8.5 inchi
Hole diameter : 9,625 inchi
Tipe lumpur : lignosulfonate

lumpur
: 1.18 gr/cc

clay
: 2.6 gr/cc

ma
: 2.71 gr/cc

f
: 1 gr/cc
Rm@T
ukur
: 1.660 m@104
o
F
Rmf@T
ukur
: 1,480 m@81
o
F
Rmc@T
ukur
: 2,30 m@74
o
F
Depth BHT : 1494 m
Kedalaman : 1311 1373 m
| N
clay
: 0.32
a : 0,8 ( sandstone )
a : 0,9 ( sandy limestone )

a : 1 ( limestone )
Interval : 1 m
Rsh : 1

6.3.2. Prosedur Perhitungan.
1. Menentukan Tf.
|
|
.
|

\
|

+ = analisa Depth
DepthBHT
Ts BHT
Ts Tf
2. Menentukan Rmf@Tf.
Tukur Rmf
Tf
Tukur
Tf Rmf @
77 . 6
77 . 6
@
|
|
.
|

\
|
+
+
=
3. Menentukan SSP dari slip SP Log.
4. Menentukan Rw.
Rwe
Rmf e
K SSP log = dengan
Rw
Rmf
Rwe
Rmf e
=
Rw
Rmf
Log
K
SSP
=


K
SSP
Rw
Rmf

=10
K
SSP
Rmf
Rw

=
10

|
|
|
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
+
+

=
460 77
460
7 . 70
F
F Tf
SSP
Rmf
Rw
o
o

5. Menentukan V-clay.
a. V-shale Gamma Ray

min max
min log
GR GR
GR GR
VclayGR

=

b. V-clay SP
V
clay
SP =
|
.
|

\
|

SSP
SP
1
6. Menentukan
D
.
f ma
b ma
D

= u
7. Menentukan
DC
.
( ) Dclay Vclay D DC u u = u
f ma
clay ma
Dclay

= u
8. Menentukan
DC

( ) Dclay Vclay D DC u u = u
9. Menentukan
N
Log pada chart
10. Menentukan N.
0425 . 0 log 02 . 1 + u = u N N
11. Menentukan NC.
( ) Nclay Vclay N NC u u = u
12. Menentukan FDL-CNL (*).
9
7 2
*
DC NC
u + u
= u
13. Membaca harga Rt pada chart pada setiap kedalaman
14. Menentukan Sxo.

|
|
|
.
|

\
|

u
+
=
|
.
|

\
|

Rmf a Rclay
Vclay
Rxo
Sxo
Vclay
*
1
2
1

Rxo dari chart LLS (short normal).
Rclay dari chart LLD (Rt minimum).
15. Menentukan Shr.
Sxo Shr =1

16. Menentukan FDL-CNL *C
( ) Shr
DC NC
C

u + u
= u 1 . 0 1
9
7 2
*
17. Menentukan Sw.
|
|
|
.
|

\
|

u
+
=
|
.
|

\
|

Rw a Rclay
Vclay
Rt
Sw
C
Vclay
*
1
2
1

18. Menentukan Rt dari chart LLD

6.3.3. Perhitungan.
Pada laporan ini hanya dibahas pada kedalaman 1311 m sedangkan
perhitungan pada interval 1 m antara (1311 - 1370) m, tercantum pada tabel hasil
perhitungan.
1. Kedalaman 1345 m
a. Menentukan Tf.

|
|
.
|

\
|

+ = analisa Depth
DepthBHT
Ts BHT
Ts Tf
|
.
|

\
|

+ = 345 1
1494
80 104
80
= 101,6064257
o
F

b. Menentukan Rmf@Tf.
Tukur Rmf
Tf
Tukur
Tf Rmf @
77 . 6
77 . 6
@
|
|
.
|

\
|
+
+
=
66 , 1
77 . 6 6 . 101
77 . 6 104
|
.
|

\
|
+
+
=
= 1.186 Om

c. Menentukan SSP dari slip SP Log, didapat SSP = 45 Mv
d. Menentukan Rw.
|
|
|
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
+
+

=
460 77
460
7 . 70
F
F Tf
SSP
Rmf
Rw
o
o

|
|
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
+
+

=
460 77
460 6064 . 101
7 . 70
45
48 , 1
10

= 6.0099

e. Menentukan V-clay.
- V-clay SP
V
clay
SP =
|
.
|

\
|

SSP
SP
1
= |
.
|

\
|

45
10
1
= 0.7777778
f. Menentukan
D
.
f ma
b ma
D

= u

1 71 . 2
35 . 2 71 . 2

=
= 0.210526
g. Menentukan
DC
.

( ) Dclay Vclay D DC u u = u
= 0.210526 (0.777778 x 0,0643)
= 0,160494

h. Menentukan
N
Log pada chart, didapat = 0.27
i. Menentukan N.
0425 . 0 log 02 . 1 + u = u N N
= (1.02 x 0.27) + 0.0425
= 0.3179

j. Menentukan NC.
( ) Nclay Vclay N NC u u = u
( ) 32 . 0 777778 . 0 3179 . 0 =
= 0.069011 %

k. Menentukan FDL-CNL (*).
9
7 2
*
DC NC
u + u
= u
9
) 160494 . 0 ( 7 ) 069011 . 0 ( 2 +
=
= 0.140164 %
l. Membaca harga Rt pada chart pada setiap kedalaman
m. Menentukan Sxo.
|
|
|
.
|

\
|

u
+
=
|
.
|

\
|

Rmf a Rclay
Vclay
Rxo
Sxo
Vclay
*
1
2
1


|
|
|
.
|

\
|

+
=
|
.
|

\
|

48 . 1 8 . 0
140164 . 0
1
777778 . 0
2
1
2
777778 . 0
1
Sxo
= 0.715038

Rxo dari chart LLS (short normal).
Rclay dari chart LLD (Rt minimum).
n. Menentukan Shr.
Sxo Shr =1
715038 1 =
= 0,284962

o. Menentukan FDL-CNL *C
( ) Shr
DC NC
C

u + u
= u 1 . 0 1
9
7 2
*
( ) 284962 . 0 1 . 0 1
9
) 160494 . 0 ( 7 ) 069011 . 0 ( 2

+
=
= 0.13617

p. Menentukan Sw.
|
|
|
.
|

\
|

u
+
=
|
.
|

\
|

Rw a Rclay
Vclay
Rt
Sw
C
Vclay
*
1
2
1

|
|
|
.
|

\
|

+
=
|
.
|

\
|

889697 . 6 8 . 0
140164 . 0
1
777778 . 0
8 , 1
1
2
777778 . 0
1

= 0.738966


2. Kedalaman 1346 m
a. Menentukan Tf.
|
|
.
|

\
|

+ = analisa Depth
DepthBHT
Ts BHT
Ts Tf
|
.
|

\
|

+ = 346 1
1494
80 104
80
= 101.62249
o
F

b. Menentukan Rmf@Tf.
Tukur Rmf
Tf
Tukur
Tf Rmf @
77 . 6
77 . 6
@
|
|
.
|

\
|
+
+
=
66 , 1
77 . 6 62249 . 101
77 . 6 81
|
.
|

\
|
+
+
=
= 1.1984 Om

c. Menentukan SSP dari slip SP Log, didapat SSP = 45 Mv
d. Menentukan Rw.
|
|
|
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
+
+

=
460 77
460
7 . 70
10
F
F Tf
SSP
Rmf
Rw
o
o

|
|
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
+
+

=
460 77
460 6064 . 101
7 . 70
45
48 , 1
10

= 6.8884

e. Menentukan V-clay.
1) V-clay SP

V
clay
SP =
|
.
|

\
|

SSP
SP
1
=
|
.
|

\
|

45
9
1
= 0.8

f. Menentukan
D
.
f ma
b ma
D

= u

1 71 . 2
4 . 2 71 . 2

=


= 0.181287

g. Menentukan
DC
.
( ) Dclay Vclay D DC u u = u
= 0.181287 (0.8 x 0,0643)
= 0,129825

h. Menentukan
N
Log pada chart, didapat = 0.297
i. Menentukan N.
0425 . 0 log 02 . 1 + u = u N N
= (1.02 x 0.297) + 0.0425
= 0.34544

j. Menentukan NC.
( ) Nclay Vclay N NC u u = u

( ) 32 . 0 87 . 0 3179 . 0 =
= 0.08944

k. Menentukan FDL-CNL (*).

9
7 2
*
DC NC
u + u
= u

9
) 129825 . 0 ( 7 ) 08944 . 0 ( 2 +
=
= 0.12085

l. Membaca harga Rt pada chart pada setiap kedalaman
m. Menentukan Sxo.
|
|
|
.
|

\
|

u
+
=
|
.
|

\
|

Rmf a Rclay
Vclay
Rxo
Sxo
Vclay
*
1
2
1

|
|
|
.
|

\
|

+
=
|
.
|

\
|

48 . 1 8 . 0
12085 . 0
1
8 . 0
2
1
2
8 . 0
1
Sxo
= 0.825449
Rxo dari chart LLS (short normal).
Rclay dari chart LLD (Rt minimum).
n. Menentukan Shr.
Sxo Shr =1

825449 . 0 1 =
= 0,174551

o. Menentukan FDL-CNL *C
( ) Shr
DC NC
C

u + u
= u 1 . 0 1
9
7 2
*

( ) 174551 . 0 1 . 0 1
9
) 12925 . 0 ( 7 ) 08944 . 0 ( 2

+
=
= 0.118741



p. Menentukan Sw.
|
|
|
.
|

\
|

u
+
=
|
.
|

\
|

Rw a Rclay
Vclay
Rt
Sw
C
Vclay
*
1
2
1

|
|
|
.
|

\
|

+
=
|
.
|

\
|

8871 . 6 8 . 0
12085 . 0
1
8 . 0
2
1
2
8 . 0
1

= 0.616482

Demikian hasil perhitungan yang saya lakukan pada percobaan ini. Hasil
dari perhitungan lain dapat dilihat pada tabel 6.1 dibawah ini.
4



No
Depth
(m)
Tf
(F)
Rm@Tf

SP
(mV)
SSP
(mV)
Rw
(m)
GRmax
(API)
1 1311 101,0602 1,2047 10 45 6,0181 149
2 1312 101,0763 1,2045 11 45 6,0179 149
3 1313 101,0924 1,2043 18 45 6,0176 149
4 1314 101,1084 1,2041 22 45 6,0174 149
5 1315 101,1245 1,2040 20 45 6,0171 149
6 1316 101,1406 1,2038 14 45 6,0169 149
7 1317 101,1566 1,2036 14 45 6,0166 149
8 1318 101,1727 1,2034 12 45 6,0164 149
9 1319 101,1888 1,2032 12 45 6,0162 149
10 1320 101,2048 1,2031 12 45 6,0159 149
11 1321 101,2209 1,2029 22 45 6,0157 149
12 1322 101,2369 1,2027 32 45 6,0154 149
13 1323 101,2530 1,2025 27 45 6,0152 149
14 1324 101,2691 1,2023 15 45 6,0150 149
15 1325 101,2851 1,2022 15 45 6,0147 149
16 1326 101,3012 1,2020 10 45 6,0145 149
17 1327 101,3173 1,2018 10 45 6,0142 149
18 1328 101,3333 1,2016 10 45 6,0140 149
19 1329 101,3494 1,2014 10 45 6,0137 149
20 1330 101,3655 1,2013 10 45 6,0135 149
21 1331 101,3815 1,2011 10 45 6,0133 149
22 1332 101,3976 1,2009 10 45 6,0130 149
23 1333 101,4137 1,2007 10 45 6,0128 149
24 1334 101,4297 1,2006 10 45 6,0125 149
25 1335 101,4458 1,2004 10 45 6,0123 149
26 1336 101,4618 1,2002 10 45 6,0121 149
27 1337 101,4779 1,2000 16 45 6,0118 149
28 1338 101,4940 1,1998 20 45 6,0116 149
29 1339 101,5100 1,1997 12 45 6,0113 149
30 1340 101,5261 1,1995 12 45 6,0111 149
31 1341 101,5422 1,1993 10 45 6,0109 149
32 1342 101,5582 1,1991 10 45 6,0106 149
5


33 1343 101,5743 1,1990 10 45 6,0104 149
34 1344 101,5904 1,1988 8 45 6,0101 149
35 1345 101,6064 1,1986 10 45 6,0099 149
36 1346 101,6225 1,1984 9 45 6,0096 149
37 1347 101,6386 1,1982 8 45 6,0094 149
38 1348 101,6546 1,1981 10 45 6,0092 149
39 1349 101,6707 1,1979 25 45 6,0089 149
40 1350 101,6867 1,1977 10 45 6,0087 149
41 1351 101,7028 1,1975 9 45 6,0084 149
42 1352 101,7189 1,1974 15 45 6,0082 149
43 1353 101,7349 1,1972 30 45 6,0080 149
44 1354 101,7510 1,1970 30 45 6,0077 149
45 1355 101,7671 1,1968 20 45 6,0075 149
46 1356 101,7831 1,1966 15 45 6,0072 149
47 1357 101,7992 1,1965 11 45 6,0070 149
48 1358 101,8153 1,1963 10 45 6,0068 149
49 1359 101,8313 1,1961 25 45 6,0065 149
50 1360 101,8474 1,1959 20 45 6,0063 149
51 1361 101,8635 1,1958 8 45 6,0060 149
52 1362 101,8795 1,1956 14 45 6,0058 149
53 1363 101,8956 1,1954 9 45 6,0056 149
54 1364 101,9116 1,1952 7 45 6,0053 149
55 1365 101,9277 1,1951 7 45 6,0051 149
56 1366 101,9438 1,1949 7 45 6,0048 149
57 1367 101,9598 1,1947 7 45 6,0046 149
58 1368 101,9759 1,1945 7 45 6,0044 149
59 1369 101,9920 1,1943 7 45 6,0041 149
60 1370 102,0080 1,1942 7 45 6,0039 149







6



GRmin
(API)
GRlog
(API)
Sp(vshale) GR(vshale) b D DC
59 138,00 0,7778 0,8778 2,415 0,1725 0,1225
59 112,50 0,7556 0,5944 2,400 0,1813 0,1327
59 97,50 0,6000 0,4278 2,325 0,2251 0,1865
59 88,50 0,5111 0,3278 2,360 0,2047 0,1718
59 88,50 0,5556 0,3278 2,300 0,2398 0,2040
59 93,00 0,6889 0,3778 2,425 0,1667 0,1224
59 105,00 0,6889 0,5111 2,375 0,1959 0,1516
59 115,50 0,7333 0,6278 2,380 0,1930 0,1458
59 120,00 0,7333 0,6778 2,400 0,1813 0,1341
59 120,00 0,7333 0,6778 2,425 0,1667 0,1195
59 90,00 0,5111 0,3444 2,410 0,1754 0,1426
59 82,50 0,2889 0,2611 2,255 0,2661 0,2475
59 90,00 0,4000 0,3444 2,300 0,2398 0,2140
59 112,50 0,6667 0,5944 2,410 0,1754 0,1326
59 105,00 0,6667 0,5111 2,375 0,1959 0,1530
59 135,00 0,7778 0,8444 2,430 0,1637 0,1137
59 130,50 0,7778 0,7944 2,425 0,1667 0,1166
59 132,00 0,7778 0,8111 2,405 0,1784 0,1283
59 132,00 0,7778 0,8111 2,415 0,1725 0,1225
59 136,50 0,7778 0,8611 2,415 0,1725 0,1225
59 135,00 0,7778 0,8444 2,370 0,1988 0,1488
59 135,00 0,7778 0,8444 2,450 0,1520 0,1020
59 132,00 0,7778 0,8111 2,415 0,1725 0,1225
59 132,00 0,7778 0,8111 2,415 0,1725 0,1225
59 137,50 0,7778 0,8722 2,420 0,1696 0,1196
59 127,50 0,7778 0,7611 2,415 0,1725 0,1225
59 79,50 0,6444 0,2278 2,400 0,1813 0,1398
59 82,50 0,5556 0,2611 2,350 0,2105 0,1748
59 117,00 0,7333 0,6444 2,410 0,1754 0,1283
59 112,50 0,7333 0,5944 2,375 0,1959 0,1487
59 135,00 0,7778 0,8444 2,470 0,1404 0,0903
59 118,50 0,7778 0,6611 2,375 0,1959 0,1459
7


59 127,50 0,7778 0,7611 2,410 0,1754 0,1254
59 129,00 0,8222 0,7778 2,400 0,1813 0,1284
59 112,50 0,7778 0,5944 2,350 0,2105 0,1605
59 120,00 0,8000 0,6778 2,400 0,1813 0,1298
59 121,5 0,8222 0,6944 2,400 0,1813 0,1284
59 123 0,7778 0,7111 2,41 0,1754 0,1254
59 90 0,4444 0,3444 2,45 0,1520 0,1235
59 127,5 0,7778 0,7611 2,51 0,1170 0,0669
59 127,5 0,8000 0,7611 2,43 0,1637 0,1123
59 82,5 0,6667 0,2611 2,48 0,1345 0,0916
59 82,5 0,3333 0,2611 2,225 0,2836 0,2622
59 105 0,3333 0,5111 2,315 0,2310 0,2096
59 75 0,5556 0,1778 2,400 0,1813 0,1455
59 130,5 0,6667 0,7944 2,36 0,2047 0,1618
59 120 0,7556 0,6778 2,400 0,1813 0,1327
59 118,5 0,7778 0,6611 2,400 0,1813 0,1313
59 91,5 0,4444 0,3611 2,265 0,2602 0,2316
59 105 0,5556 0,5111 2,3 0,2398 0,2040
59 108 0,8222 0,5444 2,400 0,1813 0,1284
59 99 0,6889 0,4444 2,315 0,2310 0,1867
59 117 0,8000 0,6444 2,400 0,1813 0,1298
59 120 0,8444 0,6778 2,415 0,1725 0,1182
59 127,5 0,8444 0,7611 2,415 0,1725 0,1182
59 121,5 0,8444 0,6944 2,415 0,1725 0,1182
59 135 0,8444 0,8444 2,415 0,1725 0,1182
59 136,5 0,8444 0,8611 2,41 0,1754 0,1211
59 123 0,8444 0,7111 2,41 0,1754 0,1211
59 129 0,8444 0,7778 2,465 0,1433 0,0890







8




DSH Nlog N NSH NC *
0,0643 0,3390 0,3883 0,32 0,1394 0,1262
0,0643 0,2910 0,3393 0,32 0,0975 0,1249
0,0643 0,2850 0,3332 0,32 0,1412 0,1765
0,0643 0,2550 0,3026 0,32 0,1390 0,1645
0,0643 0,2640 0,3118 0,32 0,1340 0,1885
0,0643 0,2250 0,2720 0,32 0,0516 0,1066
0,0643 0,2700 0,3179 0,32 0,0975 0,1396
0,0643 0,3090 0,3577 0,32 0,1230 0,1407
0,0643 0,3000 0,3485 0,32 0,1138 0,1296
0,0643 0,3240 0,3730 0,32 0,1383 0,1237
0,0643 0,3000 0,3485 0,32 0,1849 0,1520
0,0643 0,3090 0,3577 0,32 0,2652 0,2514
0,0643 0,2850 0,3332 0,32 0,2052 0,2121
0,0643 0,3090 0,3577 0,32 0,1443 0,1352
0,0643 0,3000 0,3485 0,32 0,1352 0,1491
0,0643 0,3000 0,3485 0,32 0,0996 0,1106
0,0643 0,3000 0,3485 0,32 0,0996 0,1129
0,0643 0,3000 0,3485 0,32 0,0996 0,1219
0,0643 0,3000 0,3485 0,32 0,0996 0,1174
0,0643 0,3150 0,3638 0,32 0,1149 0,1208
0,0643 0,2850 0,3332 0,32 0,0843 0,1345
0,0643 0,2850 0,3332 0,32 0,0843 0,0981
0,0643 0,2970 0,3454 0,32 0,0966 0,1167
0,0643 0,2940 0,3424 0,32 0,0935 0,1160
0,0643 0,2970 0,3454 0,32 0,0966 0,1144
0,0643 0,2850 0,3332 0,32 0,0843 0,1140
0,0643 0,2850 0,3332 0,32 0,1270 0,1370
0,0643 0,2640 0,3118 0,32 0,1340 0,1657
0,0643 0,2850 0,3332 0,32 0,0985 0,1217
0,0643 0,2700 0,3179 0,32 0,0832 0,1342
0,0643 0,3000 0,3485 0,32 0,0996 0,0924
9


0,0643 0,2850 0,3332 0,32 0,0843 0,1322
0,0643 0,3150 0,3638 0,32 0,1149 0,1231
0,0643 0,3090 0,3577 0,32 0,0946 0,1209
0,0643 0,2700 0,3179 0,32 0,0690 0,1402
0,0643 0,297 0,3454 0,32 0,0894 0,1209
0,0643 0,3 0,3485 0,32 0,0854 0,1188
0,0643 0,3 0,3485 0,32 0,0996 0,1197
0,0643 0,2700 0,3179 0,32 0,1757 0,1351
0,0643 0,2850 0,3332 0,32 0,0843 0,0708
0,0643 0,297 0,3454 0,32 0,0894 0,1072
0,0643 0,21 0,2567 0,32 0,0434 0,0809
0,0643 0,2850 0,3332 0,32 0,2265 0,2543
0,0643 0,279 0,3271 0,32 0,2204 0,2120
0,0643 0,18 0,2261 0,32 0,0483 0,1239
0,0643 0,252 0,2995 0,32 0,0862 0,1450
0,0643 0,2700 0,3179 0,32 0,0761 0,1201
0,0643 0,2700 0,3179 0,32 0,0690 0,1174
0,0643 0,2640 0,3118 0,32 0,1696 0,2178
0,0643 0,255 0,3026 0,32 0,1248 0,1864
0,0643 0,255 0,3026 0,32 0,0395 0,1086
0,0643 0,246 0,2934 0,32 0,0730 0,1614
0,0643 0,2700 0,3179 0,32 0,0619 0,1147
0,0643 0,255 0,3026 0,32 0,0324 0,0991
0,0643 0,3 0,3485 0,32 0,0783 0,1093
0,0643 0,258 0,3057 0,32 0,0354 0,0998
0,0643 0,285 0,3332 0,32 0,0630 0,1059
0,0643 0,309 0,3577 0,32 0,0875 0,1136
0,0643 0,2700 0,3179 0,32 0,0477 0,1048
0,0643 0,2640 0,3118 0,32 0,0416 0,0784






10





Rxo Rsh Sxo Shr *corr Rt Sw
1,20 1 0,9251 0,0749 0,1253 1,20 0,9545
1,50 1 0,8356 0,1644 0,1228 1,50 0,8626
2,00 1 0,7618 0,2382 0,1723 2,00 0,8017
2,60 1 0,7124 0,2876 0,1598 2,60 0,7523
2,10 1 0,7587 0,2413 0,1839 2,10 0,8033
2,50 1 0,6737 0,3263 0,1031 2,50 0,6941
2,00 1 0,7406 0,2594 0,1359 2,00 0,7691
1,70 1 0,7865 0,2135 0,1377 1,70 0,8155
1,80 1 0,7685 0,2315 0,1266 1,80 0,7948
1,70 1 0,7930 0,2070 0,1211 1,70 0,8190
2,50 1 0,7320 0,2680 0,1479 2,50 0,7703
2,30 1 0,8683 0,1317 0,2481 2,30 0,9735
2,00 1 0,8604 0,1396 0,2091 2,00 0,9319
1,70 1 0,8142 0,1858 0,1327 1,70 0,8451
2,10 1 0,7273 0,2727 0,1450 2,10 0,7578
1,30 1 0,8955 0,1045 0,1094 1,30 0,9207
1,50 1 0,8328 0,1672 0,1110 1,50 0,8568
1,50 1 0,8292 0,1708 0,1199 1,50 0,8549
1,50 1 0,8309 0,1691 0,1154 1,50 0,8558
1,20 1 0,9275 0,0725 0,1199 1,20 0,9557
1,30 1 0,8854 0,1146 0,1329 1,30 0,9153
1,20 1 0,9377 0,0623 0,0975 1,20 0,9611
1,20 1 0,9293 0,0707 0,1159 1,20 0,9567
1,30 1 0,8932 0,1068 0,1148 1,30 0,9194
1,50 1 0,8321 0,1679 0,1125 1,50 0,8564
1,70 1 0,7818 0,2182 0,1115 1,70 0,8047
2,70 1 0,6531 0,3469 0,1322 2,70 0,6792
3,00 1 0,6429 0,3571 0,1598 3,00 0,6771
1,80 1 0,7715 0,2285 0,1189 1,80 0,7964
2,00 1 0,7274 0,2726 0,1305 2,00 0,7533
11


1,50 1 0,8410 0,1590 0,0909 1,50 0,8611
1,70 1 0,7751 0,2249 0,1292 1,70 0,8011
1,40 1 0,8578 0,1422 0,1213 1,40 0,8845
1,30 1 0,8761 0,1239 0,1194 1,30 0,9019
2,00 1 0,7119 0,2881 0,1361 2,00 0,7373
1,50 1 0,8224 0,1776 0,1187 1,50 0,8472
2,80 1 0,5975 0,4025 0,1141 2,80 0,6154
3,00 1 0,5869 0,4131 0,1147 3,00 0,6052
1,60 1 0,9758 0,0242 0,1347 1,60 1,0261
1,60 1 0,8230 0,1770 0,0695 1,60 0,8383
4,50 1 0,4778 0,5222 0,1016 4,50 0,4912
2,50 1 0,6911 0,3089 0,0784 2,50 0,7076
2,50 1 0,7943 0,2057 0,2490 2,50 0,8822
3,00 1 0,7484 0,2516 0,2066 3,00 0,8210
2,00 1 0,8069 0,1931 0,1215 2,00 0,8395
2,00 1 0,7469 0,2531 0,1413 2,00 0,7773
1,70 1 0,7867 0,2133 0,1176 1,70 0,8114
2,20 1 0,6861 0,3139 0,1137 2,20 0,7069
2,30 1 0,7705 0,2295 0,2128 2,30 0,8312
1,80 1 0,8204 0,1796 0,1831 1,80 0,8679
2,00 1 0,7103 0,2897 0,1055 2,00 0,7296
1,70 1 0,7946 0,2054 0,1581 1,70 0,8293
1,60 1 0,7985 0,2015 0,1124 1,60 0,8216
1,50 1 0,8173 0,1827 0,0973 1,50 0,8371
1,50 1 0,8135 0,1865 0,1073 1,50 0,8351
1,50 1 0,8170 0,1830 0,0980 1,50 0,8370
1,10 1 0,9514 0,0486 0,1054 1,10 0,9757
1,05 1 0,9704 0,0296 0,1133 1,05 0,9967
1,50 1 0,8152 0,1848 0,1029 1,50 0,8360
1,50 1 0,8252 0,1748 0,0771 1,50 0,8412


6.3.4 Analisa Perhitungan
1. Kedalaman 1339 m dilihat dari kurva LLS dan LLD yang berhimpit, lapisan
ini diperkirakan mengandung minyak. Namun dari harga *
corr
= 0.118915,
12


R
w
= 6.897489 m, R
t
= 1.8 m dan S
w
= 0.79806 dapat diestimasikan
bahwa lapisan mengandung sedikit hidrokarbon dan banyak mengandung
air dikarenakan harga S
w
yang tinggi. Dengan pembacaan V
clayGR
=
0.644444 maka bisa dikatakan lapisan tersebut didominasi oleh shale serta
merupakan lapisan impermeabel. Sehingga secara keseluruhan lapisan ini
tidak prospek.
2. Kedalaman 1340 m dilihat dari kurva LLS dan LLD yang berhimpit, lapisan
ini diperkirakan mengandung minyak. Namun dari harga *
corr
= 0.118915,
R
w
= 6.897489 m, R
t
= 1.8 m dan S
w
= 0.79806 dapat diestimasikan
bahwa lapisan mengandung sedikit hidrokarbon dan banyak mengandung
air dikarenakan harga S
w
yang tinggi. Dengan pembacaan V
clayGR
=
0.644444 maka bisa dikatakan lapisan tersebut didominasi oleh shale serta
merupakan lapisan impermeabel. Sehingga secara keseluruhan lapisan ini
tidak prospek.
3. Kedalaman 1341 m dilihat dari kurva LLS dan LLD yang berhimpit, lapisan
ini diperkirakan mengandung minyak. Namun dari harga *
corr
= 0.090934,
R
w
= 6.684184 m, R
t
= 1.5 m dan S
w
= 0.862123 dapat diestimasikan
bahwa lapisan mengandung sedikit hidrokarbon dan banyak mengandung
air dikarenakan harga S
w
yang tinggi. Dengan pembacaan V
clayGR
=
0.844444 maka bisa dikatakan lapisan tersebut didominasi oleh shale serta
merupakan lapisan impermeabel. Sehingga secara keseluruhan lapisan ini
tidak prospek.


6.4. PEMBAHASAN
Dari hasil analisa pada interval kedalaman 1339-1441 m, kedalaman ini
merupakan lapisan yang memiliki porositas yang buruk karena mempunyai
porositas rata-rata dengan nilai antara 5-10% dan impermeabel atau lapisan shale
karena harga V
clay
cukup tinggi yaitu mendekati nilai 1.
Dari hasil analisa pada interval kedalaman 1386-1472 m, berdasarkan
pembacaan kurva LLS dan LLD yang selalu berhimpit mengindikasikan bahwa
lapisan mengandung minyak. Namun setelah ditinjau dari log lainnya harga
13


R
w
>R
t
yang mengindikasikan juga bahwa lapisan ini secara keseluruhan sedikit
mengandung minyak. Maka, kita memperkirakan lapisan ini didominasi oleh air.
Dari analisa kualitatif dan kuantitatif di atas kita mengasumsikan bahwa
lapisan pada interval kedalaman 1339-1441 m adalah tidak prospek.
Log kombinasi diaplikasikan untuk semua junis log sebelumnya seperti
LogListrik, Log Induksi dan Log Radioaktif untuk mendapatkan kepastian
jenisformasi beserta kandungan formasi tersebut.
Log yang sering digunakan dua jenis log yaitu Log Listrik dan
LogRadioaktif. Log Listrik yang dimaksudkan adalah SP Log dan Log Induksi
untukShort Normal Log. Sedangkan Log Radioaktif yang dimaksud adalah
Gamma Ray (GR)Log, Neutron Log dan Formation Density Log (FDL). Dari
analisa Log Kombinasiini dapat ditentukan kandungan HC dari formasi pada
interval kedalamantertentu.
Interpretasi log dilakukan untukmengetahui harga Rw dan Sw serta
menentukan lithologi batuannya. Interpretasiini dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu interpretasi kualitatif daninterpretasi kuantitatif. Interpretasi
kualitatif meliputi penentuan lapisanpermeable, penentuan batas lapisan dan
penentuan zona interest. Log yangdigunakan berupa SP Log, GR Log dan
Resistivity Log. Sementara interpretasikuantitatif meliputi penentuan porositas
dan saturasi air (Sw). Jenis Log yangdigunakan Neutron Log, Density Log, Sonic
Log dan Resistivity Log. Adapunkondisi interpretasi yang dilakukan berupa Clean
Formation (quick look) danShally Sand Formation (detailed).
Pengukuran dengan SP Log dilakukanuntuk menentukan Vclay sehingga
dapat diketahui jenis fluida yang terdapatdalam formasi yang dianalisa serta
kandungan batuan dan kondisi dari kedalamanformasi tersebut.
Pada GR Log didapatkan suatu kurvayang menunjukkan besarnya intensits
radioaktif yang ada dalam formasi. Denganmenarik garis GR yang mempunyai
harga minimum dan harga maksimum pada penampanglog maka kurva GR yang
jatuh diantara kedua lapisan kurva tersebut merupakanindikasi adanya lapisan
shale.
14


Pada Neutron Log, bila konsentrasihidrogen didalam formasi besar maka
semua partikel neutron akan mengalamipenurunan energi serta tertangkap tidak
jauh dari sumber radioaktifnya. Halyang perlu digarisbawahi bahwa neuton
hidrogen tidak mewakili porositas batuankarena penentuannya didasarkan pada
konsentrasi hidrogen. Neutron tidak dapatmembedakan antara atom hidrogen
bebas dengan atom hidrogen yang secara kimiaterikat dengan mineral batuan,
akibatnya pada formasi lempung yang banyakmengandung atom-atom hidrogen
didalam susunan molekulnya seolah-olah mempunyaiporositas tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk kurva Neutron Log adalah shale
atau claydimana semakin besar konsentrasinya dalm lapisan permeable akan
memperbesarharga porositas batuan. Kekompakan batuan juga akan
mempengaruhi defleksi kurvaNeutron Log dimana semakin kompak batuan
tersebut maka harga porositas batuanakan menurun dan kandungan fluida yang
ada dalam batuan apabila mengandung minyakdan gas maka akan mempunyai
harga porositas yang relatif kecil, sedangkan airasin atau air tawar akan
memberikan harga porositas neutron yang mendekatiharga porositas sebenarnya.
Density Log menunjukkan besarnyadensitas lapisan yang ditembus oleh
lubang bor sehingga berhubungan denganporositas batuan. Besar kecilnya density
juga dipengaruhi oleh kekompakanbatuan dengan derajat kekompakan yang
variatif, dimana semakin kompak batuanmaka porositas batuan tersebut akan
semakin kecil. Pada batuan yang sangatkompak, harga porositasnya mendekati
harga nol sehingga densitasnya mendekatidensitas matrik.
Kombinasi Log digunakan untukmemperoleh data yang diperlukan untuk
mengevaluasi formasi serta menentukanpotential productivity yang
dikandungnya. Pada kombinasi log antara Neutron Logdan Density Log maka
akan terdapat tampilan Log Density yang dari kiri ke kanansatuannya semakin
besar sedangkan Neutron Log dari kiri ke kanan satuanporositasnya semakin
kecil sehingga dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
1. Lapisan shale akan memberikan separasi negatif berdasar harga densitas
yangbesar pada Density Log dan harga porositas neutron yang besar pada
Neutron Log.
15


2. Lapisan hidrokarbon akan memberikan separasi positif dimana kurva
DensityLog akan cenderung mempunyai defleksi ke kiri dan Neutron Log
cenderungmempunyai defleksi ke kanan.
3. Lapisan air asin atau air tawar akan memberikan separasi positif
sehinggauntuk dapat membedakan antara separasi positif pada lapisan air
dengan lapisanhidrokarbon maka jalan terbaik adalah dengan melihat
kurva Resistivity Log danSP Log.
Penentuan daerah yang mengandunghidrokarbon memerlukan suatu data-
data geologi bawah permukaan secara tepat danakurat. Salh satu metode untuk
mendapatkan data bawah permukaan tersebutmelalui analisa cutting dan analisa
logging
Dalam industri perminyakan,pekerjaan pencarian sumber daya minyak
(cekungan produktif) sangat ditentukanoleh faktor skill dan kinerja pengenalan
lapangan yang memadai. Seorang engineerdituntut untuk mampu menganalisa
data yang diperoleh di lapangan untukselanjutnya menentukan apakah formasi
tersebut produktif atau tidak. Analisadata yang dilakukan umumnya antara lain
meliputi analisa serpihan lumpur bor (cutting)dan analisa logarithmic.
Analisa cutting dilakukandalam kerangka pekerjaan mud logging yang
terutama untuk mengidentifikasisaturasi hidrokarbon dan mengestimasi
karakteristik reservoir. Dewasa inianalisa cutting untuk mengestimasi
karakteristik reservoir hanyadititikberatkan pada analisa lithologinya yang
dimaksudkan untuk menggambarkanmacam-macam batuan untuk tiap interval
kedalaman. Sedangkan untuk menganalisaadanya indikasi hidrokarbon
dititikberatkan pada penampakan noda (staining),aroma (odor) dam pemeriksaan
hidrokarbon.
Analisa logarithmic (analisa log)dibedakan atas tiga komponen berupa
Log Lithologi, Log Resistivity dan Logporosity. Log Lithologi meliputi Gamma
Ray (GR) Log dan Spontaneous Potential(SP) Log. Untuk Log Resistivity
diantaranya adalah Induction Log, Short NormalLog, Microlog, Lateral Log dan
MSFL. Log Porosity sendiri terdiri dari NeutronLog dan Sonic Log.
16


Pada umumnya aplikasi di lapangantidak hanya menggunakan salah satu
jenis log tetapi cenderung untukmengkombinasi beberapa jenis log (combination
log) untuk menentukankarakteristik reservoir yang diuji. Hal ini diharapkan dapat
memberikangambaran yang jelas mengenai karakteristik mendasar dari suatu
lapisan formasidan menentukan produktif tidaknya suatu reservoir.

6.5. KESIMPULAN
Dari analisa kombinasi Log ini dapat disimpulkan bahwa lapisan-lapisan
pada kedalaman yang dianalisa yaitu 1311-1370 kemungkinan tidak prospek
karena nilai saturasi Sw > 50 % dan harga porositas yang buruk yaitu < 10 %,
dan harga Vclay hampir disetiap kedalaman yang dianalisa adalah sebesar 1 yang
menunjukkan bahwa lapisan yang dianalisa dominan shale. Jadi dengan harga Sw
yang cukup besar, porositas yang buruk.

17


Tabel 5.5 Tabulasi Penilaian

Depth *
corr

Keterangan
()
V
clay
S
w

Prospek atau Non
Prospek
1311 0,12534 Fair 0,87778 0,9565 Non Prospek
1312 0,12287 Fair 0,59444 0,86445 Non Prospek
1313 0,17236 Good 0,42778 0,80449 Prospek
1314 0,15987 Good 0,32778 0,75505 Prospek
1315 0,18402 Good 0,32778 0,80642 Prospek
1316 0,10317 Good 0,37778 0,69544 Prospek
1317 0,13599 Fair 0,51111 0,77105 Non Prospek
1318 0,13779 Fair 0,62778 0,81749 Non Prospek
1319 0,12665 Fair 0,67778 0,7966 Non Prospek
1320 0,12116 Fair 0,67778 0,82079 Non Prospek
1321 0,14798 Fair 0,34444 0,77288 Prospek
1322 0,24843 Very Good 0,26111 0,98161 Prospek
1323 0,20929 Very Good 0,34444 0,93707 Prospek
1324 0,13271 Fair 0,59444 0,8472 Non Prospek
1325 0,14505 Fair 0,51111 0,75983 Non Prospek
1326 0,10946 Fair 0,84444 0,92237 Non Prospek
1327 0,111 Fair 0,79444 0,85836 Non Prospek
1328 0,1199 Fair 0,81111 0,85657 Non Prospek
1329 0,11545 Fair 0,81111 0,85746 Non Prospek
1330 0,11997 Fair 0,86111 0,95765 Non Prospek
1331 0,13298 Fair 0,84444 0,91729 Non Prospek
1332 0,0975 Fair 0,84444 0,96273 Non Prospek
1333 0,11594 Fair 0,81111 0,95855 Non Prospek
1334 0,11484 Fair 0,81111 0,92118 Non Prospek
1335 0,11256 Fair 0,87222 0,85803 Non Prospek
1336 0,11154 Fair 0,76111 0,80617 Non Prospek
1337 0,13227 Fair 0,22778 0,68095 Prospek
1338 0,15988 Good 0,26111 0,6794 Non Prospek
1339 0,11892 Fair 0,64444 0,79806 Non Prospek
1340 0,13056 Fair 0,59444 0,75496 Non Prospek
1341 0,09093 Fair 0,84444 0,86212 Non Prospek
1342 0,12926 Fair 0,66111 0,80282 Non Prospek
1343 0,12136 Fair 0,76111 0,8863 Non Prospek
1344 0,11942 Fair 0,77778 0,90366 Non Prospek
18


1345 0,13617 Fair 0,59444 0,73897 Non Prospek
1346 0,11874 Fair 0,67778 0,84883 Non Prospek
1347 0,11408 Fair 0,69444 0,61648 Non Prospek
1348 0,11476 Fair 0,71111 0,60639 Non Prospek
1349 0,13482 Fair 0,34444 1,02954 Prospek
1350 0,06955 Poor 0,76111 0,83929 Non Prospek
1351 0,10162 Fair 0,76111 0,49201 Non Prospek
1352 0,07841 Poor 0,26111 0,70863 Prospek
1353 0,24928 Very Good 0,29444 0,88861 Prospek
1354 0,20681 Very Good 0,51111 0,82607 Non Prospek
1355 0,1216 Fair 0,17778 0,8416 Prospek
1356 0,14138 Fair 0,79444 0,77924 Non Prospek
1357 0,11759 Fair 0,67778 0,81294 Non Prospek
1358 0,11377 Fair 0,66111 0,70825 Non Prospek
1359 0,213 Very Good 0,36111 0,83536 Prospek
1360 0,18318 Good 0,51111 0,87105 Non Prospek
1361 0,10552 Fair 0,54444 0,73083 Non Prospek
1362 0,15816 Good 0,44444 0,83154 Prospek
1363 0,11245 Fair 0,64444 0,82303 Non Prospek
1364 0,09734 Poor 0,67778 0,83839 Non Prospek
1365 0,10731 Fair 0,76111 0,83651 Non Prospek
1366 0,098 Poor 0,69444 0,83826 Non Prospek
1367 0,10544 Fair 0,84444 0,97724 Non Prospek
1368 0,11334 Fair 0,86111 0,99846 Non Prospek
1369 0,10289 Fair 0,71111 0,83733 Non Prospek
1370 0,07707 Poor 0,77778 0,84223 Non Prospek

Anda mungkin juga menyukai