Anda di halaman 1dari 16

SAP ( SATUAN ACARA PENYULUHAN ) ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI

KELOMPOK 3 :

Selli Ramadhani Lara Anggraini Dewita Suharti Nofita Sari U Vetrisya Aini Windy Mailida Afsari Cahaya Wulandari Br.purba Aulia Kasmita

PRODI D III KEBIDANAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG 2013/2014

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah Pokok bahasan Sasaran Jam Waktu Tanggal Tempat

: : : : : : :

Pemberian ASI Ekslusif dan Cara Pemberian ASI ASI Ekslusif dan Teknik Menyusui yang Benar Semua ibu yang memiliki bayi 09.00 wib 30 menit 13 Februari 2014 Di RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

A. Topic Judul ASI Ekslusif Teknik atau cara menyusui yang benar

B. Latar Belakang Resolusi World Health Assembly (WHA) tahun 2001 (Dalam Prawirohardjo, 2010 : 375 ) menegaskan bahwa tumbuh kembang anak secara optimal merupakan salah satu hak azasi anak. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan dilanjutkan dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 di Indonesia pemberian ASI baru mencapai 15,3 persen dan pemberian susu formula meningkat tiga kali lipat dari 10,3% menjadi 32,5%. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan, Budiharja, menyatakan bahwa angka ini cukup memprihatinkan. Ia menilai rendahnya kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah, termasuk di dalamnya kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat, akan pentingnya ASI. Penilaian berat badan berdasarkan usia menurut WHO dengan standar NCHS (National Center for Health Statistics) yaitu menggunakan persentil sebagai berikut: persentil ke 50 3 dikatakan normal, sedangkan persentil kurang atau sama dengan tiga termasuk kategori malnutrisi. Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut WHO yaitu menggunakan persentase dari median sebagai berikut : antara 80 100% dikatakan malnutrisi sedang dan kurang dari 80% dikatakan malnutrisi akut (wasting). Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut standar baku NCHS yaitu

menggunakan persentil sebagai berikut: persentil 75 25 dikatakan normal, persentil 10 5 dikatakan melnutrisi sedang, dan kurang dari persentil 5 dikatakan malnutrisi berat. Rendahnya pemberian ASI dapat menjadi ancaman bagi Tumbuh Kembang Anak (TKA). Padahal, kandungan ASI kaya akan karetonoid dan selenium, sehingga ASI berperan dalam sistem pertahanan tubuh bayi untuk mencegah berbagai penyakit. Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran ukuran tubuh yang meliputi Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Lingkar Kepala (LK), lingkar dada (LD), dan lain lain, atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel sel pada semua system organ tubuh. Perkembangan adalah bertambahan kemampuan atau fungsi semua system orgsn tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi fungsi sistem organ tubuh (Vivian, 2011). Setiap tetes ASI juga mengandung mineral dan enzim untuk pencegahan penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan kandungan yang terdapat dalam susu formula, sehingga jika anak mendapatkan ASI bisa dihindarkan dari kematian yang seharusnya tidak perlu. Susu formula dapat meningkatkan resiko terjadinya asma dan alergi. Sementara itu, menurut Satuan Tugas ASI Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian ASI bisa menurunkan persentase kematian hingga 13 % (Dwiharso, 2010) Seorang bayi memerlukan nutrisi yang adekuat, sehingga dapat menjamin tumbuh kembang berlangsung seoptimal mungkin. Nutrisi terbaik bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya adalah ASI. WHO dan UNICEF merekomendasikan pemberian ASI eksklusif dari sejak lahir sampai usia 6 bulan dan bayi harus sering disusui tanpa dibatasi waktu. Setelah usia 6 bulan bayi akan mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) sesuai dengan usianya; sedangkan ASI tetap diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih. Pertumbuhan normal seorang bayi sampai umur 6 bulan dapat dicapai hanya dengan pemberian ASI saja. Pemantauan pertumbuhan bayi dan anak dapat dilakukan dengan menimbang berat badan, mengukur panjang dan lingkar kepala anak. Menimbang bayi dan mengukur panjang badan serta lingkar kepala bayi secara teratur untuk usia di bawah 1 tahun dapat dilakukan setiap bulan, selanjutnya setiap 3 bulan sampai usia 5 tahun. Berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh National Center for Health

Statistics (NCHS), berat badan bayi akan meningkat dua kali lipat dari berat lahir pada usia 6 bulan dan meningkat tiga kali lipat dari berat lahir pada usia 12 bulan. C. Tujuan 1. Tujuan umum Dapat memberikan ASI eklusif dan dapat mengetahui teknik menyusui yang benar pada ibu yang menyusui bayinya 2. Tujuan khusus a. Dapat menjelaskan tentang ASI eklusif dan cara menyusui yang benar b. Dapat mengetahui manfaat dari pemberian ASI ekslusif c. Dapat mengetahui posisi menyusui yang benar d. Dapat mengetahui langkah-langkah menyusui yang benar D. Metode Penyuluhan 1. Ceramah 2. Tanya jawab E. Media 1. Leaflet 2. Flipchart F. Materi Penyuluhan Terlampir G. Setting tempat

Ket :

: moderator : penyaji : notulen

: fasilitator : observer

: peserta

H. Tugasnya 1. Moderator bertugas, mengawal dan mengawasi jalannya diskusi yang menjadi tanggung jawabnya agar berjalan sesuai dengan topiknya. 2. Penyaji bertugas menyajikan materi diskusi, berperan sebagai pembicara dalam diskusi, mengutarakan makalah yang disampaikan, menjawab pertanyaan dari peserta dan penyanggah. 3. Notulen bertugas menulis jumlah peserta dan segala kegiatan dalam diskusi, diperbolehkan untuk menyanggah, diperbolehkan untuk menyetujui atau pun tidak menyetujui, membuat makalah tentang permasalahan yang didiskusikan. 4. Fasilitator bertugas melaksanakan pengelolaan,koordinasi, fasilitasi dan pembinaan penyelenggaraan dan ketenagaandalampenyuluhan. 5. Observer bertugasMengamati dan mencatat respon klien, Mencatat jalannya aktivitas, Melakukan evaluasi hasil. 6. Tugas peserta diskusi mengikuti jalannya diskusi dari awal sampai dengan akhir, mengajukan usul, pendapat, maupun komentar, meminta paneli untuk memberikan pembuktian, contoh, maupun perbandingan.

I.

Pengorganisasian Moderator Penyaji Notulen Observer Fasilitator : Nofita Sari U : Selli Rahmadhani : Lara Angraini,VetrisyaAini : Windy MailidaAfsari,DewitaSuharti : CahayaWulandari,AuliaKasmita

J. Tahap Kegiatan Pembukaan 5

Kegiatanpenyuluhan Waktu Penyuluh Audience

a. b. c. d. e.

Mengucapkan salam Memperkenalkan diri Menyampaikan tentang tujuan pokok materi Menyampaikan pokok bahasan Kontrak waktu

a. b. c.

Menjawab Salam

Menit

Mendengarkandanme Bertanya

mengena

yang kurangjelas

Pelaksanaan

20 menit

Penyampaianmateri a. b. c. d. e. f. Menjelaskan pengertian Menjelaskan penyebab Menjelaskan tanda dan gejala klinis penderita Menjelaskan komplikasi Menjelaskan penatalaksanaan Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya Evaluasi dengan memberikan pertanyaan sederhana: Menjelaskan kembali tentang pengertian Menjelaskan kembali tentang tanda dan gejala Menjelaskan kembali tentang pencegahan Menyampaikan kesimpulan materi Mengakhiri pertemuan dan mengucapkan salam

a. b.

Mendengarkandanme

Bertanya mengenaih

belum di mengerti

Penutup

5 menit

1. 2. 3.

Sasaran dapat

Menjawab tentang pertan Mendengarkan Memperhatikan Menjawab Salam

K. Evaluasi Prosedur Jenis Tes Butir Pertanyaan : : Post Test : Tanya jawab

L. SUMBER PUSTAKA Neilson, Joan. 1985. Cara Menyusui Yang Baik Dan Baik. ARCAN: Jakarta. Perkumpulan Perinatologi Indonesia. 2009. Manajemen Laktasi. Jakarta

Suherni, Hesty, Widyasih, Anita, Rahmawati. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. https://babyorchestra.wordpress.com/tag/cara-melepaskan-isapan-bayi-pada-puting-susu/ Roesli., U, 2000, Mengenal ASI Eksklusif, Trumbus Agriwidya, Jakarta. R Neilson, Joan. 1985. Cara Menyusui Yang Baik Dan Baik. ARCAN: Jakarta. Perkumpulan Perinatologi Indonesia. 2009. Manajemen Laktasi. Jakarta . Roesli., U, 2001, Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif, Elex Media Komputindo, Jakarta

MATERI

KAJIAN TEORI A. ASI Eksklusif 1. Pengertian ASI Eksklusif ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim (Weni Kristiyansari, 2009). 2. Manfaat ASI a. Manfaat ASI bagi bayi 1) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi kemungkinan obesitas.

2) ASI mengandung komposisi yang tepat Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitatif semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama. 3) Mengurangi kejadian karies dentis Insiden karien dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi. 4) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik. 5) Terhindar dari alergi Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi. 6) ASI meningkatkan kecerdasan bayi Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI Eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari

rangsangan kejang sehingga manjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak. 7) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara (Weni kristiyansari, 2009). b. Manfaat menyusui bagi ibu 1) Pemberian ASI membantu ibu untuk memulihkan diri dari proses persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat perdarahan (hisapan pada puting susu merangsang dikeluarkannya hormon oksitosin alami yang akan membantu kontraksi rahim. 2) Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih/ turun berat badannya dari berat badan yang bertambah selama kehamilan. 3) Ibu yang menyusui, yang menstruasinya belum muncul kembali akan kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil (kadar prolaktin yang tinggi akan menekan hormon FSH dan ovulasi). 4) Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada buah hatinya (Ari sulistyawati, 2009).

B. Cara menyusui yang benar 1. Pengertian Cara menyusui yang benar Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004). Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12

bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari (Saryono, 2008; h. 30).

2. Posisi menyusui a) Posisi Dekapan Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya (Saryono ,2008; h. 34). b) Posisi Football hold Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008; h; 35). c) Posisi Berbaring Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h. 35).

3. Fungsi menyusui yang benar a. Puting susu tidak lecet b. Perlekatan menyusu pada bayi kuat c. Bayi menjadi tenang d. Tidak terjadi gumoh

4. Akibat tidak menyusui dengan benar a) Puting susu menjadi lecet b) ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI c) Bayi enggan menyusu d) Bayi menjadi kembung

5. Tanda bayi menyusui dengan benar a) Bayi tampak tenang b) Badan bayi menempel pada perut ibu c) Mulut bayi terbuka lebar d) Dagu bayi menempel pada payudara ibu e) Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih banyak f) Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan g) Puting susu tidak terasa nyeri h) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus i) Kepala bayi agak menengadah

6. Tanda bayi mendapat ASI dalam jumlah cukup 1. 2. 3. 4. 5. Bayi akan terlihat puas setelah menyusu Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-200 gr setiap minggu) Puting dan payudara tidak luka atau nyeri Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari 6. Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya.

7. Langkah-langkah menyusui yang benar 1. 2. 3. Menjelaskan maksud dan tujuan pendidikan kesehatan Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi). 4. 5. Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu). 6. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu 7. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi menghadap payudara 8. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus 9. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan areolanya

10. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi

Cara yang benar

11. Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian besar areola ke mulut bayi) 12. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau menyangga payudara lagi 13. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui 14. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.

15. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya

cara menyusui yang benar 16. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi : Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 15 menit) ATAU Bayi ditengkurapkan dipangkuan

Cara menyendawakan bayi

1. Upaya memperbanyak ASI 1) Untuk Bayi a. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama menyusui antra 1015 menit disetiap payudara b. Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah

c. Pastikan

bayi

menyusui

dengan

posisi

menempel

yang baik

dan

mendengarkan suara menelan yang aktif. d. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali menyusui. 2) Untuk Ibu a. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum b. Makan makanan yang bergizi c. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya

dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan. d. Susukan bayinya sesering mungkin (Anggraini, 2010; h. 22).

LEMBARAN KONSULTASI

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK JUDUL PENYULUHAN

: Dian Purwasih,S.Keb Bd : Syahri Yatri,Amd.Keb : ASI Eksklusif Dan Teknik Menyusui

No

HARI/TANGGAL

Materi Konsul

Hasil Konsul

Tanda Tangan

Anda mungkin juga menyukai