Anda di halaman 1dari 24

Kelompok 6

Anggota Kelompok:
Khusna Amaalina (09023025) Nurul Aini H.S (09023086) Putri Rachma Novitasari (11023241) Tri Julia Purnamasari (11023252) Sischa Pravitasari (11023265) Christiana Suciati Andini (11023276) Anita Wening Sejati (11023286) Hanif Tri Febiawan (11023297) Kelas III D

Resistensi?
Resistensi sel mikroba adalah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh antimikroba (Setiabudi dan Gan, 1987:514).
Tidak terhambatnya pertumbuhan bakteri dengan pemberian antibiotik secara sistemik dengan dosis normal yang seharusnya atau kadar hambat minimalnya (Tripathi, 2003).

Ada tiga pola resistensi dan sensitivitas mikroba terhadap AM.

Pola I : belum pernah terjadi resistensi bermakna yang menimbulkan kesulitan di klinik. Contoh: Streptococcus pyogenes grup A terhadap penisilin G. Pola II : pergeseran dari sifat peka menjadi kurang peka, tetapi tidak sampai terjadi resistensi sepenuhnya. Contoh: Gonokokus bukan penghasil penisilinase; sebagian besar galur masih peka thd penisilin 0,06 mg/ml, tetapi jumlah galur yg memerlukan kadar 1 mg/ml, terus bertambah. Untunglah kadar penisilin 1 mg/ml dalam darah masih dapat dicapai dengan mudah, sehingga belum ada masalah sifat resistensi klinis. Pola III : sifat resistensi pada taraf yang cukup tinggi, menimbulkan masalah di klinik. Contoh : galur tertebtu dari Staphylococcus yg menghasilkan -laktamase dapat berubah menjadi resisten terhadap penisilin G.

Faktor Penentu Sifat Resistensi


A.

Genetik

Resistensi didapat Perubahan sifat genetik terjadi karena mikroba memperoleh elemen genetik yang membawa sifat resisten Resistensi yang dipindahkan Elemen resistensi didapat dari luar, dapat pula terjadi akibat adanya mutasi genetik spontan sehingga menyebabkan mikroba menjadi resisten. Hal ini terjadi tanpa pengaruh ada tidaknya anti mikroba.

Resistensi Genetik
a. Resistensi kromosomal Resistensi kromosomal bakteri terhadap antibiotik dapat terjadi karena adanya mutasi DNA yang mengontrol kecocokan (susceptibility) terhadap obat tertentu. Contoh : Bakteri Streptococcus pneumoniae merubah struktur ribosomnya sehingga tidak dicocok lagi sebagai target antibiotik eritromisin.

b. Resistensi ekstrakromosomal Resistensi ekstrakromosomal disebabkan oleh plasmid. Plasmid adalah molekul DNA yang bulat/ sirkuler. Ciri-ciri plasmid : 1. Kira-kira mempunyai berat 1-3% dari kromosom bakteri 2. Berada bebas dalam sitoplasma bakteri 3. Adakalanya dapat bersatu ke dalam kromosom bakteri 4. Dapat melakukan replikasi sendiri secara otonom 5. Dapat pula berpindah atau dapat dipindahkan dari spesies ke spesies lain

Beberapa contoh dari plasmid adalah :

1. Faktor R (Gen Resisten) Faktor R adalah satu golongan plasmid yang membawa gen-gen resisten terhadap satu atau lebih antibiotik. Contoh : Bakteri Staphylococcus aureus pada gennya mengandung faktor R yang terdapat gen untuk replikasi dan mengatur sintesis protein yang mengkode enzim enzim -laktamase yang dapat merusak struktur -laktam pada penisilin.

2. Faktor F (Fili Sex)


Bakteri Gram negatif umumnya memiliki fili pada struktur tubuhnya.

Fili?

Terdapat dua jenis fili : 1. Fili yang memegang peranan dalam adhesi kuman dengan tubuh hospes. 2. Fili seks, yaitu fili yang berfungsi dalam konjugasi 2 sel bakteri. Fili seks inilah yang berperan dalam konjugasi terhadap bakteri lain dan memberikan gen resisten pada suatu antibiotik. Contoh : E. coli, Salmonella, Shigella, Klebsiella, Serratia, Vibrio cholerae dan Pseudomonas dengan cara konjugasi memberikan gen resisten melalui fili sex sehingga resisten pada aminoglikosida, tetrasiklin, kloramfenikol dan penisilin.

B. Non-genetik Bakteri dalam keadaan istirahat (inaktivitas metabolik), bila berubah menjadi aktif kembali, mikroba kembali bersifat sensitif. Biasanya terjadi pada pengobatan lepra dan TBC.

Mekanisme resistensi
1.

Mikroba menurunkan permeabilitasnya sehingga obat sulit masuk kedalam sel. Misalnya tetrasiklin, tertimbun dalam bakteri yang rentan tetapi tidak pada bakteri yang resisten
Inaktivasi obat oleh mikroba. Misalnya Staphylococcus, resisten terhadap penisilin G menghasilkan -laktamase, yang merusak obat tersebut. Betalaktamase lain dihasilkan oleh bakteri batang Gram-negatif. Mikroba membentuk jalan pintas untuk menghindari tahap yang dihambat oleh antimikroba. Misalnya beberapa bakteri yang resisten terhadap sulfonamid tidak membutuhkan PABA ekstraseluler, tetapi seperti sel mamalia dapat menggunakan asam folat yang telah dibentuk. Meningkatkan produksi enzim yang dihambat oleh antimikroba. Bakteri mengembangkan suatu perubahan struktur sasaran bagi obat. Misalnya resistensi kromosom terhadap aminoglikosida berhubungan dengan hilangnya (atau perubahan) protein spesifik pada subunit 30s ribosom bakteri yang bertindak sebagai reseptor pada organisme yang rentan. (Jawetz, 1997)

2.

3.

4. 5.

Faktor Pendukung Terjadinya Resistensi


1.

Penggunaannya yang kurang tepat (irrasional) dalam dosis yang terlalu rendah terlau singkat penggunaannya diagnosa awal yang salah dalam potensi yang tidak adekuat

2. Faktor yang berhubungan dengan pasien Contoh: Pasien dengan pengetahuan yang salah akan cenderung menganggap wajib diberikan antibiotik dalam penanganan penyakit meskipun disebabkan oleh virus, misalnya flu, batuk-pilek, demam yang banyak dijumpai di masyarakat.

3. Peresepan :Dalam jumlah besar: meningkatkan unnecessary health care expenditure dan seleksi resistensi terhadap obat-obatan baru. 4. Penggunaan monoterapi dibandingkan dengan penggunaan terapi kombinasi, penggunaan monoterapi lebih mudah menimbulkan resistensi.

5. Penggunaan di rumah sakit Adanya infeksi endemic atau epidemic memicu penggunaan antibiotika yang lebih massif pada bangsal-bangsal rawat inap terutama di intensive care unit. 6. Penggunaannya untuk hewan dan binatang ternak

7. Promosi komersial dan penjualan besarbesaran oleh perusahaan farmasi serta didukung pengaruh globalisasi, memudahkan terjadinya pertukaran barang sehingga jumlah antibiotika yang beredar semakin luas. Hal ini memudahkan akses masyarakat luas terhadap antibiotika

8. Penelitian Kurangnya penelitian yang dilakukan para ahli untuk menemukan antibiotika baru (Bisht et al, 2009) 9. Pengawasan Lemahnya pengawasan yang dilakukan pemerintah dalam distribusi dan pemakaian antibiotika.

Resistensi Terhadap Beberapa Golongan Antibiotik

PENISILIN
1.

Bakteri tertentu ( misalnya : staphylococcus aureus , haemophillus influenzae dll ) menghasilkan -laktamase, yang menginaktifkan beberapa penisilin dengan memecah cincin -laktam. Resisten terhadap kerja penisilin karena kurang mempunyai reseptor spesifik atau kurangnya permeabilitas lapisan luar, sehingga obat tersebut tidak mencapai reseptor

2.

3.

Beberapa bakteri tidak rentan terhadap kerja penisilin yang mematikan karena enzim autolitik di dalam dinding sel tidak aktif
Organisme tanpa dinding sel tidak rentan terhadap penisilin karena tidak mensintesis peptidoglikan Beberapa bakteri resisten terhadap kerja penisilin yang resisten terhadap -laktamase, mekanisme resisten ini bergantung pada defisiensi atau tidak dapat dicapainya reseptor PBP.

4.

5.

KLORAMFENIKOL

Resisten yang diperantarai plasmid terhadap kloramfenikol disebabkan oleh produksi kloramfenikol asetiltransferase, suatu enzim bakteri yang menginaktifkan obat ini.

TETRASIKLIN
Organisme yang resisten terhadap tetrasiklin tidak memiliki mekanisme transpor aktif yang melintasi membran sel sehingga tidak mengkonsentrasikan tetrasiklin di dalam selnya. Bakteri yang resisten dapat juga tanpa permeabilitas pasif terhadap tetrasiklin.

AMINOGLIKOSIDA
1.

Mikroorganisme memperoleh kemampuan untuk memproduksi enzim yang menginaktifkan aminoglikosida adenilisasi, asetilasi, dan fosforilasi. Perubahan pada permukaan sel, yang mempengaruhi penyerapan atau transfor aminoglikosida ke dalam sel

2.

3.

Protein reseptor pada sub unit 30S ribosom mungkin hilang atau berubah karena hasil mutasi kromosom
Organisme fakultatif yang tumbuh di dalam kondisi anaerob biasanya resisten terhadap aminoglikosida karena proses transport yang memerlukan O2 tidak berfungsi.

4.

GENTAMISIN
Resisten ini sering disebabkan karena penyebaran plasmid yang mengatur enzim inaktivasi gentamisin. Organisme yang resisten terhadap gentamisin kadang resisten terhadap tobramisin tetapi tidak jarang terhadap amikasin.

Matur Thank You :-P

Anda mungkin juga menyukai