Anda di halaman 1dari 8

BAB IV PEMBAHASAN Studi menjawab ini tujuan menggunakan yang akan beberapa dicapai.

metode Alat analisis dalam

analisis

tersebut

meliputi : Analisi Location Quatient (LQ), Analisis Shif Share, Analisis Tipologi Klassen, dan Analisis Spider Web. Dalam makalah ini pengguna empat analisis ini bertahap, agar hasil antara satu analisi dengan analisis dapat saling terkait dan memberikan informasi yang diinginkan. Adapun tahapan analisisnya sebagai berikut : 1. Analisis Location Quatient (LQ) merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui sektor basis dan sektor non basis di suatu kecamatan. 2. Analisis Shift Share, adalah analisis yang digunakan setelah LQ. Analisis ini berguna untuk mengetahui kinerja sektor ekonomi. 3. Analisi Tipologi Klassen, merupakan alat analisis yang untuk digunakan selanjutnya. Analisis ini digunakan

mengetahui sektor unggulan berdasarkan dari hasil gabungan antara analisis LQ dan analisis shift share. 4. Selanjutnya Analisis Spider Web, analisis ini merupakan kesimpulan dari analisis sebelumnya yang digabungkan dengan analisis berdasarkan kondisi sosial dan kondisi fisik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat penjelasan analisis

4.1 Analisis Sektor Basis Dalam melihat daya saing antar kecamatan yang ada di Kebupaten Banjarnegara langkah pertama yang harus dilakukan adalah melihat sektor basis yang ada di setiap daerah. Dalam analisis ini alat yang digunakan adalah Location Quatient (LQ)

45

Analisis Location Quotient (LQ) merupakan salah satu teknik pengukuran yang paling terkenal dari model basis ekonomi untuk menentukan sektor basis atau non basis (Prasetyo, 2001 : 41-53; Lincolyn, 1997:290). Analisis LQ dimakasudkan untuk mengidentifikasi dan merumuskan komposisi dan pergeseran sektorsektor basis suatu wilayah dengan mengggunakan produk domestik regional brutto (PDRB) sebagai indikator pertumbuhan wilayah, dengan dasar pemikiran economic base kemampuan suatu sektor dalam suatu daerah dapat dihitung dari resio berikut : = ( Keterangan: Lij Lj Nip Np P = Nilai tambah Sektor i di daerah j (Kabupaten/Kota) = Total nilai tambah sektor di daerah j = Nilai tambah sektor i di daerah p (Prov/Nasional) = Total nilai tambah sektor di p = Propinsi/nasional )/( )

Lij/Lj = Presentasi employment regional dalam sektor i Nip/Np = Presentasi employment nasional dalam sektor i Atau melalui formulasi berikut : LQ= V1R/VR V1/V Dimana : V1R VR V1 V = Jumlah PDRB suatu sektor kabupaten/kota = Jumlah PDRB seluruh sektor kabupaten/kota = Jumlah PDRB suatu sektor tingkat provinsi = Jumlah PDRB seluruh sektor tingkat provinsi

Berdasarkan hasil perhitungan LQ tersebut dapat dianalisis dan disimpulkan sebagai berikut : Jika LQ > 1, merupakan sektor basis, artinya tingkat spesialisasi kabupaten/kota lebih tinggi dari tingkat provinsi
46

Jika

LQ

1,

berarti

tingkat

spesialisasi

kabupaten/kota sama dengan di tingkat provinsi Jika LQ < 1, adalah merupakan sektor non basis, yaitu sektor yang tingkat spesialisasi kabupaten/kota lebih rendah dari tingkat provinsi. Inti dari model ekonomi basis yaitu arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut (barang maupun jasa), jadi sektor yang surplus dan diekspor disebut sektor basis. Di samping sektor basis, ada kegiatan sektor pendukung yang dibutuhkan untuk melayani sebagai sektor non-basis. Kedua sektor (basis dan non-basis) saling berhubungan. Artinya bahwa bila permintaan dari luar meningkat, maka sektor basis akan berkembang. Berkembangnya sektor basis akan mendorong perkembangan sektor non-basis dan perkembangan kedua sektor tersebut, sehingga pada gilirannya akan menumbuhkembangkan perekonomian wilayah/kota melalui proses penggandaan. 4.2 Analisis Kinerja Ekonomi Analisis kinerja ekonomi ini menggunakan alat analisis yaitu Shift Share. Shift Share menganalisis perubahan kegiatan ekonomi (misalnya: produksi dan kesempatan kerja) pada periode tertentu (> 1 tahun). Hasil analisis ini untuk mengetahui bagaimana perkembangan suatu sektor lainnya, apakah tumbuh cepat atau lambat dalam analisi ini diasumsikan dipengaruhi bahwa oleh 3 perubahan komponen produksi/kesempatan kerja (service) kegiatan produksi sektor basis termasuk pekerjnya. Sektor ini disebut

pertumbuhan wilayah. Berikut model skema shift share

47

Komponen Pertumbuhan Nasional (KPN)

Pertumbuhan Sektor Ekonomi

Komponen Pertumbuhan Proposional (KPP)

Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW)

Gambar 4.1. Skema Analisis Shift Share


Sumber: Materi Kuliah Ekonomi Wilayah Solikhah Retno, 2012

Pada mengetahui

dasarnya wilayah

analisis dan

ini

membahas ekonomi

hubungan wilayah, dan

antara untuk

pertumbuhan

struktur

perubahan

struktur

perekonomian

pertumbuhan

ekonomi di daerah dibandingkan dengan perekonomian daerah yang lebih tingi digunakan analisis Shift Share. Menurut BendavidVal (1983), Hoover (1984) (lihat Prasetyo, 1993: 44) teknik ini menggambarkan wilayah nasional. Teknik shift share ini membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu variabel wilayah, seperti kesempatan kerja, nilai tambah, pendapatan atau output, selama kurun waktu tertentu menjadi pengaruh-pengaruh petumbuhan nasional (N), bauran industri M dan keunggulan kompetitif (C) (Bendavid-Val,1991). Pengaruh pertumbuhan nasional disebut pengaruh pangsa (share), pengaruh bauran keunggulan kompotitif dinamakan pula differential shift atau regional share. Itulah sebabnya disebut teknik shift share, berikut beberapa rumusan analisis shift share antara lain teknik analisa yang diawali dengan perhitungan perubahan PDRB suatu sektor disuatu daerah antara 2 periode, yaitu :
48

performance

(kinerja)sektor-sektor sektor-sektor

disuatu

dibandingkan

kinerja

perekonomian

Qtij

Qtij-Q0ij...............(1) = Perubahan PDRB = PDRB sektor i daerah j periode tahun t = PDRB sektor i daerah j periode tahun dasar

Dimana : Qtij Qtij Q0ij

Teknik analisis ini dibagi 3 komponen utama, yaitu pangsa regional, pergeseran proposional dan pergeseran yang berbeda, maka persamaan (1) dapat diperluas menjadi : LQtij = Q0ij{Yt/Y0

1}+Q0ij{Qti/Q0i-Yt/Y0}+Q0ij{Qtij/Q0ij-Qti..(2)

Persamaan (2) dapat dipisahkan menjadi 3 komponen utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu daerah: RSij = Q0ij{Yt/Y0 1}........... PSij = Q0ij{Qti/Q0i-Yt/Y0}........ DSij = Q0ij{Qtij/Q0ij-Qti/Q0i}..... Dimana : Yt Y0 Qti Q0i Qtij Q0ij = PDRB kabupaten periode tahun t = PDRB kabupaten pada periode tahun dasar = PDRB kabupaten sektor i pada tahun t = PDRB kabupaten sektor i pada tahun dasar = PDRB SWP sektor i pada tahun t = PDRB SWP sektor i pada tahun dasar (3) (4) (5)

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diartikan bahwa bila: 1. PS < 0 maka sektor tersebut tumbuh relatif lambat di tingkat kabupaten 2. PS > 0 maka sektor tersebut tumbuh relatif cepat di tingkat kabupaten 3. DS < 0 maka sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan sektor yang sama di daerah lain atau dengan kata lain sektor tersebut tidak mempunyai keuntungan lokasional yang baik. 4. DS > 0 maka sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan sektor yang sama di daerah
49

lain atau dengan kata lain sektor tersebut mempunyai keuntungan lokasional yang baik. 5. RS < Qtij pertumbuhan produksi di daerah tersebut cenderung mendorong pertumbuhan kabupaten. 6. RS > Qtij maka pertumbuhan produksi di daerah tersebut cenderung akan menghambat pertumbuhan propinsi. 4.3 Analisis Sektor Unggulan Alat yang digunakan dalam analisis ini adalah Tipology Klasen, dengan alat ini maka kita dapat mengetahui gambaran pola dan struktur pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Kuncoro (1997) menggunakan pertumbuhan Dalam alat analisis 27 ini untuk di menunjukkan Indonesia. di kinerja Dengan ekonomi propinsi

membandingkan ratio pendapatan perkapita dan ratio pertumbuhan. penelitiannya perekonomian propinsi Indonesia diklasifikasikan ke dalam 4 kelompok. 1) Low growth, high income, 2) High growt, high income, 3) High growth, low income dan 4) Low growth, low income. Alat analisis ini merupakan hasil simpulan dari analisis LQ dan Shift Share. Dalam pembuatan kesimpulan ini metode yang digunakan adalah dengan memakai kuadran yang telah memiliki indikator masing-masing. Dengan hasil analisis ini maka informasi yang dihasilkan adalah sektor-sektor unggulan yang tersebar di 20 kecamatan di Banjarnegara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

50

PB > 0
Prioritas utama pengembangan sektor ekonomi wilayah/kota

Sektor Berkembang Prioritas # 3

Sektor Unggulan Prioritas # 1

LQ < 1
Sektor Terbelakang Sektor ekonomi yg tidak perlu menjadi prioritas pengembangan Sektor Potensial Prioritas # 2

LQ > 1

PB < 0

Gambar 4.2 Kuadran Tipology Klasen


Sumber : Materi Kuliah Ekonomi Wilayah, 2012

Berdasarkan kuadran di atas maka kita dapat mengetahui dari 9 sektor yang terdapat dalam PDRB, sektor mana saja yang masuk kedalam kuadran 1 dan 2. Apabila terdapat sektor-sektor pada kuadran 1 dan 2 maka sektor tersebut merupakan sektor yang menjadi prioritas untuk dikembangkan karena memiliki potensi. 4.4 Analisis Pertumbuhan Wilayah Analisis pertumbuhan wilayah ini merupakan analisis yang digunakan berdasarkan data fisik, sosial, dan ekonomi. Dalam analisis ini alat yang digunakan adalah Analisis Spider Web. Analisis spider web ini di gunakan untuk perencanaan atau menciptakan ide-ide dalam tata letak yang rapi dan terstruktur dengan jelas. Ini memungkinkan untuk berpikir tentang ide utama dan kemudian bagaimana ide-ide yang terlihat hadir di banyak bagian. Pembuatan skema spider web dilakukan dengan membuat suatu sajian visual suatu diagram tentang ide penting atau suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain. George Posner dan Alan Rudnitsky, dalam nur (2000a: 36) menulis bahwa peta konsep mirip
51

peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada hubungan antar tempat. Untuk membuat suatu peta konsep diperlukan hasil analisis yang telah dilakukan dari segi ekonomi, sosial, dan fisik untuk menjadi jaring-jaring menyerupai laba-laba (spider web). Spider Web merupakan salan satu bagian dari peta konsep. Maka dengan alat analisis ini maka dapat diperoleh peta sebaran kecamatan-kecamatan berdasarkan pengelompokan daya saingnya. Analisis ini merupakan analisis pada tahap terakhir karena hasil berdasarkan analisis ini merupakan kombinasi dari analisis sektor basis, analisis kinerja ekonomi, sosial, dan fisik.

52

Anda mungkin juga menyukai