Anda di halaman 1dari 20

IMPLEMENTASI MODEL PENGEMBANGAN ENTREPRENEUR PEREMPUAN MUDA PADA RUMAH TANGGA MISKIN DI SUMATERA BARAT

Oleh

Herri Sri Maryati Laura Syahrul


Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang Abstract The main ob ective o! this research is to establish a model to develo" entre"reneurs !or "oor young #omen in $est Sumatera Province% The basis !or devo"ing the model is the "otentiality o! young "oor #omen and recourse o! the regions% T#o hundred res"ondents !rom t#o region in $est Sumatera #ere !illed in the &uestionaires Using descri"tive statistics' this research revealed some !indings% Among other characteristics o! the "oor young #omen are lo# educational background as #ell their li!e skill' and they dont have any assets as ca"ital to start their bussines% And their entre"reneurial s"irit is also lo#% Ho#ever they do have high motivation to start u" their o#ned business es"ecially in trading and agriculture sector% (n the otherhand' the regions is also have some "otentiality interm o! their in!rastructure' tourism ob ect and !ertili)e land% *onsidering this t#o !actors' this research o!!ered a model !or develo"ing an entre"reneur among the "oor young #omen Key word: entreneur development, poverty reduction and women development

PENDAHULUAN

Latar Belakang Berbagai upaya dan kebijakan untuk pengentasan kemiskinan telah dilakukan oleh pemerintah baik pusat maupun daerah di Indonesia, namun demikian tetap saja masih ada rumah tangga yang berada dalam kemiskinan. Saat ini kemiskinan kronis berkisar antara 5-7 dan !"-!5 penduduk lainnya mengalami kemiskinan transien, yaitu keluar-masuk dari status miskin #$oeis, %""&'. (i sisi lain, ternyata sebahagian besar penduduk miskin di Indonesia adalah perempuan, dan tidak kurang dari ) juta diantaranya adalah sebagai kepala rumah tangga miskin dengan pendapatan rata-rata di bawah *p !".""",- perhari. +ntuk menjaga kelansungan hidup diri dan keluarga mereka, pada umumnya mereka bekerja di sektor in,ormal #terutama perdagangan dan jasa', sektor pertanian sebagai buruh tani dan buruh pabrik. $ereka menghadapi kesulitan untuk mendapatkan akses sumber daya ekonomi, terutama sumberdaya keuangan dengan alasan ketiadaan

jaminan, lokasi yang terpencil, dan tidak jarang pula kondisi ini terkait dengan issu gender #-ani, %"".'. /akta menunjukan bahwa beban perempuan miskin lebih besar ditemukan oleh Birdshall 0 $c1reevey, !2&3 #dalam *asita, %""7'. 4al ini disebabkan karena peran ganda yang harus mereka jalankan, di satu sisi sebagai pengurus rumah tangga dan sisi lain sebagai pencari na,kah keluarga. Sebagai pengurus rumah tangga perempuan mempunyai berbagai kewajiban mulai dari mengurus anak-anak sampai mencari na,kah dan menyiapkan makanan untuk semua anggota keluarga. -amun demikian semua aktivitas ini tidak dianggap sebuah 5pekerjaan5. (isamping itu, wanita sebagai pekerja yang mencari na,kah untuk keluarganya, seringkali pendapatan yang diperoleh hanya dianggap sebagai 5tambahan5 bagi pendapatan suami. +saha $ikro dan 6ecil #+$6' yang menjadi lahan berusaha para penduduk miskin ternyata masih tergolong pada usaha marginal. 4al ini ditandai dengan penggunaan teknologi yang relati, sederhana, tingkat modal dan akses terhadap kredit yang rendah, serta cenderung berorientasi pada pasar lokal. -amun demikian, sejumlah kajian yang telah dilakukan di beberapa negara menunjukkan bahwa usaha ini merupakan komponen utama pengembangan ekonomi lokal dan berpotensi untuk dapat meningkatkan posisi tawar #bargaining position' perempuan dalam keluarga #7(B *eport dalam Semeru, %""3'. 8enelitian ini bertujuan untuk menyusun model pengembangan entrepreneur yang berbasis pada kondisi individu, potensi ekonomi, sosial dan budaya perempuan muda dari rumah tangga miskin di Sumatera Barat. +ntuk mencapai tujuan tersebut maka pertama akan dianalisis karakteristik perempuan muda dan potensi derah dimana mereka berdomisli. Berdasakan kedua karakteristik tersebut akan bangun model pengembangan entrepreneuship wanita muda di *9$

TINJAUAN PUSTAKA Ciri-ciri Entre ene!r :nterpreneur adalah orang yang memiliki keberanian untuk 5 berdiri di atas kaki sendiri5, dengan keyakinan dan kemampuan sendiri melahirkan suatu karya dan usaha untuk kemajuan diri sendiri dan lingkungannya dengan tetap berlandaskan pada kebenaran dan kebajikan #Sumahamijaya, !27!'. $ereka ini memiliki berbagai karakteristik yang berbeda dengan yang bukan entrepeneur. 7nggadireja dan (jajamiharja #!22!'; Byres, dkk, #!227' dan <ichter, dkk, #!2&3' mengidenti,ikasikan karakteristik entrepreneur berdasarkan hasil eksperimen yang mereka lakukan. Beberapa si,at yang sering di sebutkan adalah seperti= !. $emiliki energi atau semangat yang tinggi %. $emiliki rasa percaya diri yang tinggi 3. $emiliki komitmen dan kemampuan untuk mencapai tujuan .. $emiliki keyakinan diri untuk mampu mengontrol takdir 5. $emiliki kemampuan memperhitungkan resiko Ke"i#kinan $an Peran Ka!" Pere" !an%K&n#e $an St!$i Ter$a'!l! 7da banyak de,enisi dan konsep tentang kemiskinan, kemiskinan juga dikaitkan dengan keterbatasan hak-hak sosial, ekonomi, dan politik yang dapat menyebabkan kerentanan, keterpurukan dan ketidakberdayaan masyarakat. >orld Bank membagi dimensi kemiskinan menjadi empat hal pokok; yaitu= lack of opportunity, lack of capabelities, loe leve security, dan low capacity. ?leh sebab itu, kemiskinan tidak dapat dide,enisikan dengan sederhana, karena masalah kemiskinan tidak hanya terkait dengan kemampuan memenuhi kebutuhan material, akan tetapi juga sangat terkait dengan dimensi kehidupan yang lain# (ewi, %""5'. Selanjutnya, ketidak adilan gender juga dapat memicu munculnya masalah kemiskinan bagi kaum perempuan, adapun bentuk-bentuk ketidak adilan gender yang mendorong terjadi kemiskinan pada kaum perempuan adalah #*asita, %""7' = a' $arginalisasi ekonomi, diantaranya lemah dan terbatasnya akses perempuan terhadap sumberdaya ekonomi, seperti tanah, permodalan dan pemasaran b' Suborninasi terhadap perempuan, bermakna pada keterbatasan akses kaum perempuan dalam pengambilan keputusan bahkan untuk keputusan yang menyangkut dirinya sendiri. c' 6elebihan beban kerja, dimana perempuan dituntut untuk menjalankan peran produksi, reproduksi dan sosial kemasyarakatan yang lebih dikenal dengan istilah @triple burden women. d' -ilai negati, #Streotipe' terhadap perempuan, dimana perempuan seringkali digambarkan sebagai individu yang emosional, lemah, tidak mampu memimpin dan tidak rasional, akibatnya menutup kesempatan kaum perempuan untuk berpartisipasi dalam berbagai bidang aktivitas ekonomi, sosial dan politik. e' 9indak kekerasan terhadap kaum perempuan, baik ,isik maupun mental psikologis.

<ebih jauh lagi, keberadaan perempuan pengusaha dalam aktivitas ekonomi dewasa ini telah menampakan peran dan spektrum yang luas di tengah-tengah masyarakat, karena ternyata tidak hanya mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan keluarga tetapi juga bagi peningkatan terhadap aktivitas ekonomi dan pendapatan nasional. 4al ini dapat dilihat dari proporsi kaum perempuan dalam +$6$ adalah sebesar ." #9amim, %""&'= Sehubungan dengan usaha kaum perempuan dalam meningkatkan pendapatan keluarga, ada beberapa kendala umum yang dihadapi ketika mereka mengelola usahanya. (iantaranya adalah masalah kualitas S($, keterbatasan permodalan, kemampuan teknologi, bahan baku, distribusi dan pemasaran serta kelemahan pengetahuan dan kemampuan dalam manajemen usaha. Salah satu karakteristik kaum perempuan yang sekaligus merupakan keunggulannya yang perlu terus ditumbuh kembangkan terutama bagi upaya peningkatan pendapatan masyarakat miskin dan +$6 adalah kesabaran dan ketelitian dalam melakukan pekerjaan. 6arakter ini mendorong untuk semakin luasnya cakupan aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan oleh kaum perempuan dan mungkin kurang diminati oleh kaum pria. (an bagi +6$ sendiri, ketelitian dalam pengelolaan keuangan merupakan hal yang sangat penting untuk dapat mendorong keberhasilan usaha ini mengingat masalah permodalan merupakan kendala yang cukup besar dalam mengembangkan usaha ini #Syari,, %""7'. >amuyu, dkk #%""5', dalam studinya menggunakan pendekatan ekonomi, sosial, psikologi, manajemen bisnis dan gender menemukan bahwa scaling-up model dapat digunakan untuk mendorong peningkatan ekonomi perempuan pedesaan. 4al ini didorong oleh kenyataan dimana secara tradisonal kaum perempuan telah terlibat di dalam bisnis berskal mikro yang dilakukan secara individu maupun bersama suami. Sehingga sangatlah beralasan jika menjadikan usaha mikro ini sebagai basis bagi pengembangan entrepreneur perempuan dalam rangka kesinambungan ekonomi keluarga. (alam bidang apapun bentuk upaya pemberdayaan kaum perempuan yang akan dilakukan harus memperhatikan kelima aspek penting ini, dengan demikian kelima aspek ini dapat dijadikan indikator keberhasilan upaya pemberdayaan perempuan #-ani, %"".'( (i dalam agenda $(1s # Millenium Development oals', ada tiga dimensi yang harus diperhatikan dalam pemberdayaan perempuan untuk pengentasan kemiskinan 5berwajah5 perempuan yaitu= a' !uman capability; yaitu kemampuan dalam hal pendidikan, kesehatan dan giAi dengan menghilangkan gap antara kaum perempuan dengan kaum pria hingga tingkat pendidikan menengah b' "cces to resources and opportunity,yaitu keterbukaan akses terhadap sumberdaya ekonomi dan partisipasi politik baik kaum perempuan c' Security, yakni jaminan keamanan bagi kaumperempuan terhadap tindak kekerasan secara phisik maupun psikologis.

:mpat langkah penting yang perlu diperhatikan dalam upaya pengembangan kemampuan berwirausaha dan kegiatan ekonomi kaum perempuan adalah #I$/, %""%'= a' $embantu dan mendorong kaum perempuan untuk membangun dan mengembangkan pengetahuan serta kompetensi diri mereka, melalui berbagai program pelatihan.. b' $embantu kaum perempuan dalam strategi usaha dan pemasaran produk c' $emberikan pemahaman terhadap regulasi dan peraturan pemerintah terkait dengan legalitas dunia usaha d' $endorong dan membantu kaum perempuan untuk mampu menggunakan teknologi in,ormasi dan komunikasi secara optimal. e' $embuat +saha $ikroBCaringan +saha $ikro 8erempuanB/orum 8elatihan +saha Kerangka Te&riti# $an Penge")angan M&$el Penelitian Secara teoritis, studi ini akan menggunakan tiga pendekatan sebagai landasan teori dalam mencapai tujuan penelitian, pendekatan pertama adalah teori dasar yang melandasi konsep dasar penelitian, yang terdiri dari teori ekonomi pembangunan, dimana dari dasar teori digunakan untuk mendasari teori tentang kemiskinan, yang mencakup de,enisi dan penyebab kemiskinan. Sedangkan pada bagian kedua digunakan aplikasikasi teori yang akan menjadi panduan bagi upaya menjawab masalah penelitian dan pada bagian ketiga yang merupakan bagian terakhir merupakan implementasi model sebagai dasar bagi pengembangan model pengembangan entrepreneur perempuan muda dari rumah tangga miskin di Sumatera Barat, yaitu merupakan implikasi model scaling up di Sumatera Barat, seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Ga")ar *( Kerangka Te&riti# Penge")angan M&$el 6onsep (asar 7plikasi 9eori 7plikasi $odel

:konomi 8embangunan 9eori 6emiskinan :ntrepreneur

8enyebab 6emiskinan 6arakteristik :ntrepreneur Studi empiris terhadap perempuan

Scaling-up $odel sesuai 6arakteristik Individu, :konomi, Sosial dan Budaya $asyarakat Sumatera Barat

7dapun gambaran dari model scaling up yang akan digunakan untuk mengembangkan entreprenuer perempuan dari *9 miskin di Sumatera Barat diadopsi

dari model yang dikembangkan oleh >amuyu, dkk, #%""5' di $alaysia, dimana proses peningkatan skala usaha tersebut dapat dilihat di bawah ini; Ga")ar +( Scaling Up Model !nt!k Penge")angan Entre rene!r Pere" !an
$icro :ntreprise Small :ntreparise >omenB /amily :ntrepreneur 8rogram

survival

Income 1enerating 8rogram

Sel, :mployment 8rogram

Dommunit y :nterprise

8oor

<ow Income 1roup

$idle Income 1roup

4igh $idle Income

(ari gambar di atas dapat dilihat bahwa model pengembangan entrepreneur bagi perempuan muda dalam rumah tangga miskin ini diawali dengan upaya mendorong kemampuan mereka untuk mempunyai pendapatan sendiri agar mereka dapat keluar dari kemiskinan dan membantu keluarga untuk keluar dari kemiskinan dan secara bertahap mereka akan tumbuh menjadi pekerja mandiri, pengusaha wanita dan terus dikembangkan untuk memasuki komunitas bisnis yang lebih besar dan kompeteti,.

METODE PENELITIAN Si,at $an Jeni# Penelitian 8enelitian ini bersi,at deskripti, kuantitati,, yaitu penelitian yang memberikan penggambaran tentang objek penelitian dengan menggunakan data primer maupun sekunder untuk menjelaskan tentang hasil kajian yang ditemukan dalam studi ini. Data $an S!")er Data (ata utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari penelitian lapangan dengan menggunaan kuisioner atau da,tar pertanyaan yang diajukan kepada responden terpilih dari *9 miskin di daerah penelitian. (ata primer yang dikumpulkan mencakup= karakteristik *9 $iskin, karakteristik individu perempuan muda dari *9 miskin, karakterisitk lingkungan tempat tinggal *9 miskin, karakteristik potensi entrepreneur perempuan muda dari *9 miskin di Sumatera Barat. +ntuk mendukung kajian, diperlukan data sekunder sebagai data awal yang diperoleh dari lembaga terkait, seperti B8S, 8emda 8rovinsi, 8emda 6abupatenB6ota dan publikasi lainnya. Pe"ili'an Daera' $an Sa" el Penelitian( +ntuk mewakili provinsi Sumatera Barat dipilih dua daerah yang terdiri dari satu daerah kota dan satu daerah kabupaten. (aerah yang dipilih adalah daerah yang memiliki penduduk miskin paling banyak yang dinyatakan dalam bentuk persentase dari jumlah penduduk. 7dapun daerah yang dipilih untuk mewakili dari perkotaan adalah k&ta Paria"an sebagai daerah yang mewakili dataran rendah dan pesisir pantai dengan jumlah penduduk miskin 7,&) dari jumlah penduduk, merupakan kawasan perkotaan dengan jumlah penduduk miskin terbesar. Sedangkan untuk daerah kabupaten yang juga mewakili kawasan dataran tinggi dipilih ka)! aten Pa#a"an yang memiliki jumlah penduduk miskin !&,3. dari penduduknya yang merupakan daerah dengan persentase penduduk miskin terbesar di Sumatera Barat. +ntuk penentuan jumlah sampel penelitian digunakan ,ormula yang dikemukakan oleh *ao #!22)', dimana ,ormula ini digunakan karena jumlah perempuan muda yaitu perempuan berumur !5 tahun sampai dengan 3" tahun dari *9 miskin di Sumatera Barat tidak diketahui. Berdasarkan perhitungan ini maka sampel ditentukan sebanyak !"" orang untuk masing-masing daerah penelitian, sehingga total sampel adalah %"" orang perempuan muda dari *9 miskin di Sumatera Barat. -aria)el Penelitian $an Peng!k!rann.a Eariabel utama yang akan diamati dalam penelitian ini adalah= a' 6arakteristik individu dan rumah tangga mencakup= umur, status perkawinan, status kepala keluarga, status ekonomi, pendidikan, dan jumlah anggota dalam rumah tangga. b' 6arakterisitk geogra,is; kawasan perkotaan atau pedesaan, daerah dataran tinggi atau dataran rendah, in,rasturktur ekonomi dan sosial yang tersedia

di daerah, seperti adanya pasar, listrik, air bersih, telepon, kondisi jalan, daerah wisata, sekolah, dan ,asilitas kesehatan. c' 6arakteristik potensi ekonomi dan entrepeneur di lihat dari minat dan keberanian untuk melakukan usaha sesuai dengan menyusun da,tar pertanyaan untuk menditeksi potensi karakteristik entrepeneur sesuai dengan konsep teoritis. Teknik Anali#a Data Sebagaimana telah diungkapkan, bahwa studi ini merupakan penelitian deskripti, kuantitati, yang bertujuan untuk mengidenti,ikasi pro,il dan potensi responden untuk pengembangan model entrepreneur bagi perempuan muda *9 miskin di Sumatera Barat, mekanismenya dapat lilihat pada gambar 3 berikut

&

Ga")ar /( Kerangka M&$el I$enti,ika#i Entre ren!r'i Pere" !an M!$a $ala" RT Mi#kin
I$enti,ika#i Karakteri#tik $an P&ten#i Entre rne!r Pera" !an "!$a $ari RT "i#kin $i S!"atera Barat Karakteri#tik Daera' K&ta0$e#a Dataran tinggi0$ataran ren$a' Karakteri#itk0 Kriteria Da#ar Entre ene!r1 In$i2i$! Kel!arga Lingk!ngan 0Ma#.arakat Ti$ak Me"iliki P&ten#i Me"iliki P&ten#i

I" le"enta#i M&$el Scalling 3U Bel!" a$a !#a'a S!$a' a$a !#a'a

+ntuk mendapatkan pro,il dan peta potensi perempuan muda dari rumah tangga miskin yang terpilih sebagai responden dalam penelitian digunakan teknis analisa statistik deskripti, kuantitati,. $elalui cara ini data lapangan yang diperoleh mengidenti,ikasikan karakteristik responden, individu maupun rumah tangga dari mana responden berada, selanjutnya berdasarkan tingkat entrepreneurship dan minat usaha yang mereka miliki, responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu mereka yang memiliki potensi untuk pengembangan usaha dan kelompok yang tidak memiliki potensi untuk dikembangkan. 7dapun peralatan statistik yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil studi lapangan ini adalah distribusi ,rekuensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pr&,il Ke ala RT Mi#kin Sebanyak &%,5" kepala *9 miskin adalah pria dan !7,5" kepala *9 miskin adalah wanita. Cika dilihat dari umur maka tampak bahwa mayoritas umur kepala *9 miskin adalah dibawah )" tahun, yaitu sebanyak 2" . 4al ini memperlihatkan bahwa secara ekonomi kepala *9 miskin masih tergolong usia produkti, yang memiliki potensi untuk memperoleh pendapatan. Besarnya tanggungan anggota keluarga yang dihadapi oleh kepala *9$ akan dapat diatasi dengan memberdayakan anggota keluarga untuk melakukan aktivitas ekonomi produkti,. Bagi anggota keluarga yang tergolong perempuan muda, hal ini akan sangat membantu dalam upaya pengentasan kemiskinan *9$ yang bersangkutan, yang pada gilirannya akan mendorong upaya pengentasan kemiskinan di Sumatera Barat. Pr&,il In$i2i$! Pere" !an M!$a $ari RT Mi#kin Tingkat Pen$i$ikan 8endidikan merupakan variabel sosial yang sangat erat kaitannya dengan aktivitas ekonomi. (ari sisi pandang ekonomi pendidikan adalah investasi sumber daya manusia yang hasilnya sangat beragam, sangat tergantung kepada individu yang bersangkkutan dan dipengaruhi pula oleh lingkungan dimana individu berada. Sebanyak ) perempuan muda dari *9$ tidak tamat S(, 55 berpendidikan S<98 ke bawah, 37,5 berpendidikan S<97, dan hanya !,5 yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi. 4al ini menunjukkan bahwa secara umum pendidikan perempuan muda dari *9$ masih relati, rendah. 4al ini dapat dipahami karena mereka memiliki keterbatasan untuk membiayai pendidikan terutama ke perguruan tinggi. 9etapi wajib belajar 2 tahun sudah mencapai 55 pada kalangan *9$ Sumatera Barat. Cika dilihat dari kelompok umur, tampak bahwa 3 perempuan muda dari *9$ yang tidak tamat S( berumur !5-%" tahun. +sia ini masih tergolong usia untuk bersekolah di tingkat S$+ dan 8erguruan 9inggi, tapi karena kondisi ekonomi mereka tidak mampu bersekolah, bahkan di tingkat S( sekalipun.

!"

Stat!# Peker4aan $an Pen$a atan (ua puluh enam persen dari sampel bekerja dan sisanya tidak bekerja. 8erempuan muda dari *9$ yang bekerja paling besar berpendidikan S<97, sedangkan yang berpendidikan tinggi hanya ",5 yang bekerja. 6ondisi ini menggambarkan bahwa perempuan muda dari *9$ yang bekerja adalah pendidikan menengah. Cika dilihat berdasarkan kelompok umur tampak bahwa %5 berada pada kelompok umur !5-%" tahun, %5 pada kelompok umur %!-%) tahun dan 5" berada di kelompok umur %)3" tahun. 4al ini memperlihatkan bahwa jumlah yang bekerja paling banyak pada usia %)-3" tahun, dan ini sejalan dengan data bahwa mereka yang bekerja !",5 dari total responden adalah berpendidikan S<97. Berdasarkan lapangan pekerjaan, tampak bahwa perempuan muda dari *9$ paling banyak bekerja di lapangan usaha perdagangan, yaitu sebanyak 3%,) dari jumlah yang bekerja. 4al ini menunjukkan bahwa dengan tingkat pendidikan menengah dan keterbatasan keterampilan dan keahlian, maka lapangan usaha ini merupakan pilihan yang terbaik yang bias mereka lakukan. 8ada kelompok umur !5-%" tahun, lebih bayak bekerja dibidang kerajinan dan bekerja sebagai pekerjaBburuh, pada kelompok umur %!-%5 dan kelompok %)-3" tahun lebih banyak di bidang perdagangan. Bidang pekerjaan ini relati, mudah dikerjakan secara mandiri. Berdasarkan tingkat pendidikan, mereka yang tidak tamat S( lebih banyak bekerja sebagai buruhBpekerja dengan orang lain, sedangkan yang berpendidikan S( paling banyak bekerja di bidang kerajinan, dan tamatan S<98 dan S<97 bekerja di bidang perdagangan. 4al ini menggambarkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi kemampuan individu untuk memilih dan melakukan pekerjaan. (ari data di atas tampak bahwa perempuan muda dengan tingkat pendidikan menengah cenderung untuk memilih bekerja mandiri dengan pilihan usaha perdagangan yang memang sudah menjadi cirri khas penduduk Sumatera Barat yang memiki jiwa berdagang. Pen$a atan R!"a' Tangga (ari segi pendapatan yang diperoleh , tampak bahwa mayoritas memiliki pendapatan kurang dari *p!.5"".""",- perbulan, yaitu sebanyak &%,&) . Berdasarkan tingkat pendidikan, mereka yang tamata S( dan S<98 lebih banyak berada pada tingkat pendapatan kurang dari *p 5"".""",-Bbulan, sedangkan tamat S<97 memiliki pendapatan *p 5""."""-*p !.5"".""",-Bbulan dan yang berpendidikan tinggi mampu memiliki pendapatan lebih dari *p %.""".""",-Bbulan. Secara umum dapat dilihat bahwa pendidikan memiliki pengaruh positi, terhadap kemampuan individu untuk mendapatkan pekerjaan dan income yang lebih baik. Keinginan Beker4a (ari kelompok perempuan muda yang tidak bekerja yaitu 7. dari total responden, mayoritas memiliki keinginan untuk bekerja yakni 2),!" dari mereka menyatakan keinginan untuk bekerja, hanya 3,2 saja yang tidak berkeinginan untuk bekerja. 4al !!

ini memperlihatkan bahwa perempuan muda dari *9$ ini memiliki keinginan untuk keluar dari linngkaran kemiskinan. Salah satu upaya mereka adalah dengan mencari pekerjaan. Cika dilihat dari bidang pekerjaan yang diinginkan tampak bahwa )" perempuan muda dari *9$ ini memilih untuk bekerja di bidang perdagangan. 4al ini dapat dipahami karena mereka hanya berpendidikan menengah ke bawah, bidang pekerjaan ini lebih mudah memperhitungkan kemungkinan pendapatan yang akan diterima dan dapat dilakukan secara mandiri. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, perempuan muda dari *9$ cenderung untuk bekerja mandiri dengan bidang usaha yang paling diminati adalah bidang perdagangan. Berdasarkan kepemilikan modal, hanya !.,5& yang memiliki modal untuk berusaha itupun belum mencukupi, dan asset yang dimilikipun sangat terbatas untuk dapat dijadikan modal usaha. Sebesar &5,.% dari perempuan muda ini menyatakan tidak mempunyai modal untuk memulai usahanya. Bant!an .ang Di)!t!'kan $an S!")ern.a +ntuk dapat memulai suatu usaha, perempuan muda dari *9$ di Sumatera Barat sangat membutuhkan bantuan permodalan. Sebanyak 2!,7! dari responden menyatakan butuh bantuan permodalan, .,)) membutuhkan bantuan teknis untuk meningkatkan keterampilan dan 3,!! membutuhkan bantuan manajerial. 6ondisi ini sejalan dengan bidang usaha yang diminati yakni bidang usaha perdagangan, dimana untuk bidang usaha ini tidak banyak membutuhkan aspek teknis dalam hal keterampilan. 8eran lembaga swasta diharapkan oleh !" dari perempuan muda ini, terutama perusahaan yang beroperasi di wilayah meraka, hal ini sejalan dengan diterapkannya program DS* ##orporation Social $esponsibility' di Indonesia. (isamping itu mereka juga mengharapakan dukungan dan bantuan dari keluarga atau sanak ,amili yang memiliki kemampuan lebih secara ekonomi dan sosial. 6ondisi di atas menggambarkan bahwa untuk upaya mendorong pengentasan kemiskinan di wilayah Sumatera Barat, bantuan dan dukungan pemerintah masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya oleh *9 miskin di wilayah ini, tetapi dukungan pihak swasta dan masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi juga dibutuhkan agar upaya pengentasan kemiskinan ini dapat berhasil dengan baik. Pr&,il Daera' K&n$i#i Tana' $an Mata Penca'arian Uta"a (ari mata pencaharian utama masyarakat tampak bahwa mayoritas *9$ memiliki mata pencaharian di bidang pertanian dalam arti luas #pertanian, peternakan dan perikanan', yaitu 5",5" . *9$ yang berusaha pada lapangan usaha jasa hanya ",5" , sehingga tidaklah mengherankan jika pilihan perempuan muda untuk berusaha mandiri adalah di bidang perdagangan. !%

(ilihat dari kondisi tanah secara umum, tanah di wilayah Sumatera Barat menurut *9$ adalah tanah yang bagus, dimana %",5" menyatakan lahan sangat subur dan 73,5" menyatakan tanah subur. 4al ini mencerminkan bahwa kondisi tanah di Sumatera Barat memang sangat mendukung untuk usaha pertanian dalam arti luas, sehingga mata pencaharian penduduk masih paling panyak di sektor pertanian ini. Ke)era$aan In,ra#tr!kt!r 7ktivitas sosial dan ekonomi suatu daerah tidak dapat terlepas dari kondisi in,rastruktur yang ada di daerah tersebut. 8ada di bawah ini dapat dilihat bahwa mayoritas daerah tempat tinggal *9$ di wilayah Sumatera Barat berjarak kurang dari 5 #lima' 6m dari ibukota nagariBkecamatan. 4al ini memperlihatkan bahwa pemerintah khususnya di level nagari dan kecamatan dapat memantau secara lansung kondisi *9$, sehingga upaya pengentasan kemiskinan berbasis nagari yang dilaksanakan sejak tahun %""7 di Sumatera Barat merupakan kebijakan yang cukup potensial untuk menanggulangi masalah kemiskinan di wilayah ini. Berdasarkan lapangan usaha dan jarak ke aparat pemerintah terdekat, tampak bahwa masyarakat yang berbasis pertanian yang paling banyak berdomisili jauh dari ibukota nagariBkecamatan, hal ini dapat dipahami karena lokasi ibukota nagariBkecamatan biasanya berada di pusat keramain sedangkan lahan pertanian berada di kawasan perbukitan atau dataran tinggi, bahkan di pinggiran hutan. 8asar mempunyai peran penting dalam aktivitas ekonomi, keberadaan pasar akan sangat menentukan pergerakan ekonomi masyarakat di suatu daerah. Cika dilihat dari lokasi pasar terdekat, ternyata 5) *9$ berdomisili dekat dengan pasar dimana jaraknya kurang dari ! #satu' 6m, akan tetapi pasar ini belum beroperasi setiap hari, melainkan hanya pada hari tertentu yang di wilayah Sumatera Barat lebih dikenal dengan istilah hari @%akan5 , &" dari pasar yang ada hanya beroperasi !- % kali dalam satu minggu, hanya %" yang sudah beroperasi setiap hari, yakni pasar yang berada di perkotaan. Selanjutnya dari ketersediaan in,rastruktur tampak bahwa secara umum wilayah domisili *9$ sudah relative baik, dimana && sudah ada aliran listrik, &3 ada ,asilitas kesehatan masyarakat, dan 7" sudah ada alat komunikasi telepon baik telepon jalur maupun seluler. Sedangkan untuk air bersih terutama dari 8(7$ baru menjangkau ." , sehingga masyarakat masih banyak yang meman,aatkan air sumur atau mata air bahkan sungai untuk kebutuhan air bersih dan $D6 mereka. (ari sisi ekonomi peran lembaga keuangan juga sangat penting untuk dapat mendorong aktivitas ekonomi di suatu wilayah, dimana salah satu ,ungsi lembaga keuangan dalam perekonomian adalah melakukan intermediasi keuangan dari masyarakat surplus dana ke masyarakat yang mengalami de,isit dana, dari di atas dapat dilihat bahwa lembaga keuangan telah ada di wilayah domisili *9$, walaupun yang menjadi nasabah baru ),"% . !3

6eberadaan sekolah sangat penting untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan daya pikir masyarakat, di wilayah domisili *9$ sudah tersedai ,asilitas sekolah terutama tingkat dasar dan S<98. Sehingga untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi mereka harus keluar dari daerah mereka. 6eberadaaan kawasan wisata akan dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya usaha kecil di sekitar kawasan, sehingga akan dapat mendorong aktivitas ekonomi masyarakat sekitar kawasan wisata. 5a#ilita# Pen$!k!ng 6eberadaan jalan menjadi urat nadi dalam perkonomian, tanpa adanya jalan penghubung antar daerah sangat sulit untuk melakukan mobilitas dan distribusi komoditas, baik barang maupun jasa. Sedangkan kondisi jalan merupakan ,asilitas pendukung aktivitas ekonomi, semakin baik kondisi jalan akan semakin dinamis pula aktivitas dan mobilitas ekonomi yang dapat dilakukan oleh masyarakat di kawasan berangkutan. Si,at entre rene!r#'i Pere" !an M!$a $ari R!"a' Tangga Mi#kin 6RTM7 S!"atera Barat Identi,ikasi tingkat kewirausahaan perempuan pada *9$ telah diukur dengan menggunakan beberapa dimensi di bawah ini yaitu= a. (isiplin b. (orongan dan keinginan untuk maju c. $enghadapi resiko d. 6epercayaan (iri e. 6reati,itas ,. 6ebebasan dalam bertindak Berdasarkan kepada nilai rata rata terhadap jawaban pertanyaan yang diajukan kepada %"" responden di dua daerah yaitu 8ariaman dan 8asaman, menunjukan tingkat entrepreneurship perempuan muda *9$ yang diteliti berada pada skala 3,7" dari skala 7. -ilai ini menunjukan bahwa si,at entrepreneurship yang dimiliki oleh responden masih jauh dari idealnya, namun setidaknya angka tersebut tidak terlalu rendah atau berada pada titik tengah. (engan demikian dapat dikatakan bahwa responden memiliki potensi sikap entrepreneurship, hal yang perlu dilakukan adalah melakukan peningkatan dan pengembangan si,at ini. (ari enam dimensi yang digunakan untuk menilai tingkat entrepreneurship nilai rata rata yang cukup tinggi dimiliki oleh responden adalah disiplin #3,2!', dikuti oleh dimensi keinginan dan dorongan untuk maju #3,2"'. -ilai dimensi berikutnya adalah keberanian menghadapi resiko #3,72', dikuti oleh tingkat kepecayaan diri #3,7', 6reati,itas #3,.2' dan 6ebebasan #3,.3'. Si,at Entre rene!r#'i Antar Daera' Penelitian 7nalisis lebih lanjut si,at entrepreneurship berdasarkan pada daerah yang diteliti terlihat tingkat si,at entrepreneur yang berbeda antara dua daerah penelitian yaitu 8ariaman dan 8asaman. +ntuk semua dimensi entrepreneur yang diteliti, tingkat !.

si,at entrepreneur perempuan muda *9$ di kota 8ariaman memiliki rata rata nilai entrepreneurship yang lebih tinggi dibanding dengan daerah 8asaman. 4al ini bisa saja disebabkan oleh pengaruh berbagai ,aktor yang ada di dalam daerah tersebut, diantaranya adalah perbedaan tingkat pendidikan dan sosisal budaya. $asyarakat kota yang memiliki in,rastruktur yang lebih baik dan ases pada telekomunikasi yang luas memberi kesempatan pada masyarakat untuk intraksi dengan lingkungan. 4al ini akan mempengaruhi cara ber,ikir dan bertindak termasuk mempengaruhi si,at entrepreneurship. (engan demikian pengembangan entrepreneurship juga harus disejalankan dengan pengembangan sarana prasarana, dan ,asilitas pendidikan Penge")angan Si,at Entre rene!r#'i 8erempuan miskin di *9$ Sumatera Barat memiliki potensi si,at entrepreneusrhip walau tidak terlalu tinggi untuk semua dimensi si,at entrepreneurship yang di ukur. -amun potensi ini dapat dikembangkan dengan berbagi cara dan pendekatan. Peta K&n$i#i $an P&ten#i Pere" !an M!$a $ari RTM Berdasarkan kepada analisis yang telah dilakukan terhadap karakteristik demogra,i dan potensi entrepreneur perempuan *9$ di Sumatera Barat. 7da tiga hal penting yang dapat dikemukakan dari analisis terhadap kondisi dan potensi perempuan pada *9$ Samtera Barat. 8ertama, dari segi usia ada tiga golongan perempuan miskin muda yang potensial untuk dikembangkan yaitu perempuan muda yang berusia di bawah %" tahun yang umumnya belum menikah, kemudian yang memiliki umur antara %!-%5 tahun yang sudah menikah, dan di atas umur %) tahun yang sudah menikah dengan anak rata-rata 3 orang. Bilamana dikaitkan dengan tingkat pendidikan, ketiga kelompok umur ini memiliki tingkat pendidikan yang secara ratarata tamatan sekolah menengah atau tergolong rendah. 6ondisi ini terjadi berkaitan dengan kemiskinan yang mendera keluarga mereka.
Ta)el *( Peta K&n$i#i $an P&ten#i Pere" !an M!$a $ari RTM $i S!"atera Barat
In$ikat&r P&ten#i Pen$i$ikan Ketera" ilan Keinginan Ber!#a'a Ke"a" !an er"&$alan Entre rene!r 8+9 menengah rendah Kel&" &k U"!r +* 3 +: menengah rendah ;+< menengah rendah Keterangan S<98 , S<97 $ayoritas belum pernah mengikuti pelatihan keterampilan ,ormal $ayoritas ingin bekerja mandiri di bidang perdagangan dan pertanian berskala kecil $ayoritas membutuhkan bantuan permodalan kurang dari *p 5 juta >alaupun nilai rata-rata dari uji tingkat entrepreneurs&ip rendah tetapi dapat dikembangkan melalui berbagai intervensi seperti pendidikan, pemberian pengalaman ataupun magang

tinggi rendah rendah

tinggi rendah rendah

9inggi rendah rendah

Sumber+ Data La"angan' diolah' ,--.

!5

Berdasarkan keterampilan yang dimiliki oleh kelompok umur, mereka juga tidak mempunyai keterampilan yang cukup. (isamping itu mereka juga tidak memiliki modal awal yagn cukup untuk memulai usaha. -amun demikian walaupun mereka memiliki keterampilan yang rendah, mereka memiliki keinginan untuk keluar dari kondisi kemiskinan yang diderita saat ini. 4al terlihat dari tingginya keinginan mereka untuk memulai. Bila ditelurusi usaha yag akan kembangkan adalah usaha yang terutamanya bergerak dibidang perdagangan dan pertanian. (ilihat dari segi si,at entrepreneurship, perempuan miskin memiliki potensi entrepreneuship walau tidak begitu tinggi, namun dengan melakukan berbagai pendekatan, intervensi potensi yang dimiliki akan dapat dikembangkan. M&$el Penge")angan Entre rene!r#'i Pere" !an M!$a RTM Berdasarkan kepada hasil penelitian yang telah dilakukan telah disusun sebuah model pengembangan entreprenuer perempuan muda *9$ Sumatera Barat. $odel ini menjelaskan bahwa pengembangan entrepreneur didasarkan pada kondisi *9$, setelah itu dilakukan intervensi untuk mengatasi kelemahan dengan melibatkan berbagai pihak seperti 8emerintah daerah, 8erguruan 9inggi, <embaga 6redit $ikro atau 8erbankan secara umum, perantau, dan perusahaan swasta. Setelah dilakukan penguatan maka terhadap pengetahuan, keterampilan serta jiwa entreprenuer maka mereka akan diberi modal. Sebelum diberi dana dilakukan seleksi untuk mengetahui mana diantara mereka yang benar benar memiliki potensi. Setelah itu dilanjutkan dengan monev dan pendampingan terhadap kegiatan yang mereka lakukan. <ebih lanjut model tersebut dapat di jelaskan dengan ringkas sebagai berikut. Individu yang memiliki potensi pribadi dan entrepreneurship walau ada berbagai keterbatasan yang mereka miliki akan mendapat dilakukan penguatan. (iantara beberapa kelemahan yang dihadapi antara lain adalah rendahnya keterampilan, si,at entrepreneurship yang juga rendah serta keterbatasan dana awal untuk memulai usaha. 8ertama akan dilakukan penguatan dengan meningkatkan sikap entrepreneurhsip dan kemampuan manajerial serta teknis sampai mereka memiliki untuk dapat menjalankan usaha. 8enguatan ini dapat dilakukan melalui pendidikan, pelatihan dan pemagangan, Berbagai pihak yang disebutkan tadi seperti pemerintah daerah 6abupatenB6ota, 8erguruan 9inggi, <S$, 8erantau, dan <embaga 6redit $ikro dan pihak swasta akan berperan sebagai ,asilitator, pendamping, evaluator dan mitra usaha. 8eran dari masing ini perlu dirumuskan sedemikian rupa sehingga masingnya memiliki dan mengetahui tupoksi sesuai dengan kompetensi mereka. 8erguruan 9inggi melalui (harma 8engabdian $asyarakat berperan sebagai ,ailitator, pendamping dan evaluator. 89 dalam meningkatkan kemampuan manajerial, teknis dan entrepreneurship pada perempuan muda miskin. 8emerintah daerah diharapkan dapat berperan dalam mensupport pertama dari segi pendanaan ataupun modal awal untuk program ini dengan jalan mengalokasikan skema pinjaman yang si,atnya mudah di akses, tidak banyak persyaratan dan berbiaya !)

murah untuk pendirian usaha baru. 8ada sisi lain pihak swasta juga dapat berkontribusi melalui 8rogram kegiatan #orporate Social $esponsilibity mereka sebagai pihak penyandang dana untuk menyediakan modal awal atau berperan juga dalam peningkatan keterampilan dan pendidikan atau mitra.
$elalui kegiatan
-

8eran

6arakteristik 8erempuan $uda *9$ a. 6eterbatasan *9$ =


6eterampilan $odal awal Sikap :ntreprenurship 6einginanBminatBinteres bidang usaha Sikap :ntreprenurship

b. 8otensi=

9raining, - /asilitator 8endidikan - $itra $agang - :valuator $odal awal Intervensi dari= - 8endamping 8endampingan - 8emerintah #S68(, B<6, +89 lainnya' - <S$ - 8erguruan 9inggi - 8erantau - <embaga 6redit $ikro 8erempuan $uda - DS* 8erusahaan *9$ yang =

B. 6arakteristik (aerah - 8otensi S( alam - 6ondisi In,rastruktur - Sosial Budaya - 6ondisi :konomi

- $emiliki pengetahuan keterampilan - $odal awal usaha - Sikap entrepreneur


8roses S:<:6SI #tim 8eneliti dan 8emda' *9$ (:-17+S747 $7-(I*I

1ambar . $odel 8engembangan 8erempuan $uda *9$ Sumatera Barat

!7

Setelah mereka memiliki pengetahuan, pengalaman, mentalitas untuk melakukan usaha mereka diberi modal awal untuk menjalankan usaha yang sesuai dengan minat mereka masing-masing serta sumber daya yang mereka miliki. +ntuk e,ekti,nya pemberian dana maka sebelum dana disalurkan perlu dilakukan seleksi. $ereka yang memiliki kriteria= memiliki keterampilan, kemauan dan semangat berusaha yang akan di beri modal atau setidaknya diprioritaskan untuk mendapat dana. 8erempuan muda yang telah mendapat dana akan mendapat pendampingan dan usaha mereka di monitor dan dievaluasi dalam periode tertentu. +ntuk e,ekti,nya pelaksanaan model yang diusulkan perlu sebuah mekanisme pendampingan termasuk organisasi pelaksana sehingga kegiatan tersebut dapat terlaksana secara baik. KESIMPULAN DAN SARAN Ke#i" !lan (ari studi lapangan yang merupakan tahap awal dari rangkaian penelitian @Implementasi $odel 8engembangan :ntrepreneur 8erempuan $uda 8ada *umah 9angga $iskin #*9$' di Sumatera Barat5, dapat disimpulkan bahwa= a. 6epala *9$ mayoritas adalah pria dengan jumlah tanggungan keluarga antara "!" orang, dan memiliki lapangan usaha utama di sektor pertanian. b. 9erdapat .. perempuan muda berstatus kawin, dimana !),5 berumur antara !5-%5 tahun, hal ini memperlihatkan masih adanya perkawinan pada usia muda di Sumatera Barat, terutama di kawasan pedesaan. c. 8erempuan muda dari *9$ memiliki pendidikan cukup baik, dimana mayoritas sudah berpendidikan S<98 dan S<97. d. 8erempuan muda dari *9$ memiliki keterampilan yang rendah karena belum adanya pendidikan non ,ormal atau pelatihan yang diikuti. e. 8erempuan muda dari *9$ memiliki keinginan untuk berusaha mandiri terutama di bidang perdagangan dan pertanian ,. 8erempuan muda dari *9$ memiliki keterbatasan modal untuk dapat memulai usaha untuk itu diperlukan dana awal untuk mendorong mereka untuk memulai berusaha g. 6ondisi daerah dan in,rastruktur yang ada sudah cukup memadai untuk mendorong aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya kaum perempuan muda dari *9S. h. 8erempuan muda dari *9$ memiliki potensi untuk mengentaskan diri dari kemiskinan jika diberi bantuan untuk berusaha. Saran +ntuk dapat mengembangkan potensi perempuan muda *9$ agar dapat mengentaskan diri mereka dan bahkan keluarganya dari kemiskinan maka sangat dibutuhkan dukungan dari pemerintah, perguruan tinggi, lembaga swasta dan masyarakat. +ntuk itu diharapkan kepada semua pihak untuk peduli pada masalah kemiskinan ini dan membantu dalam upaya pengentasannya.

!&

a'

b'

c'

d'

e' ,' g'

h' i'

8ada pemerintah daerah diharapkan agar dapat mensinkronisasikan berbagai program pengentasan kemiskinan baik dari tingkat pusat maupun provinsi dengan program daerah, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan penumpukkan yang berakibat pada semakin @manjanya5 masyarakat miskin. 8rogram 6$- yang saat ini dikembangkan oleh pemerintah daerah di Sumatera Barat, sebaiknya di,okuskan pada perempuan muda yang potensial yang memiliki jiwa entrepreneusr untuk berusaha sehingga dapat memberikan hasil yang optimal bagi pengentasan kemiskinan di wilayah ini. 8arisipasi perusahaan milik daerah dan swasta sangat dibutuhkan untuk membantu penanggulangan masalah kemiskinan, untuk itu diharapkan program DS* perusahaan juga dialokasikan untuk pemberdayaan perempuan muda *9$. $asyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi, baik yang berada di wilayah Sumatera Barat maupun yang merantau diharapkan partisipasinya untuk turut membantu perempuan muda dari *9$ ini keluar dari lingkaran kemiskinan. <ebih mengembangkan potensi entrepreneus perempuan muda pada *9$ melalui pelatihan dan pemagangan sehingga akan mendorong lahirnya keinginan dan aksi menjalankan usaha mandiri (alam pengembangan usaha untuk perempuan muda *9$ yang sejalan dengan potensi daerah yaitu pada pengembangan agro bussiness 8erguruan tinggi melalui (harma 8engabdian 8ada $asyarakat dapat memberikan pelatihan untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan perempuan muda serta memperkuat si,at entrepreneurship sebagai bekal untuk membuka usaha $engakti,kan seluruh potensi lembaga keterampilan yang ada didaerah seperti Balai <atihan 6erja #B<6' untuk berperan mem,asilitasi peningkatan keterampilan perempuan muda *9$ 8erlu dikembangkan penyaluran Aakat produkti, bagi perempuan muda dari *9$ ini agar mereka dapat berusaha dan keluar dari kemiskinan. DA5TAR PUSTAKA

7midi, %""5, $engeliminir 6emiskinan $elalui 8emberdayaan (esa dan 8eningkatan 6ualitas S($, Curnal 8embangunan $anusia, %""5. B788:(7 0 B8S Sumbar, %""&, Sumatera Barat (alam 7ngka, 8adang. B8S 8*?EI-SI S+B7*, %""7, 8roduk (omestik *egional Bruto Sumatera Barat $enurut 6abupatenB6ota, 8adang. Driswardani Suryati, %""5, $emahami 6emiskinan Secara $ulti (imensional5, C$86 Eol &B-o. "3BSeptember %""5. Dhinese 9aipei, %""%, >omen :ntrepreneur, 'M( #ountry $eport )o.*+,-+.I$/. (ewi $ayavanie S, #%""5', 8eranan 8erempuan (alam +paya 8enanggulangan 6emiskinan', >ork 8aper.

!2

Chon, D, 7llan, #%""7', $orphing *ural Dommunity (evelopment $odels= the -eFsus Between 9he pass and 9he -eFt5, Domunity Investment, Spring :dition. Cossy $oeis, %""&, 8erubahan Dara 8andang 9erhadap 6emiskinan sebagai Basis 8enanggulangan 6emiskinan, $akalah Seminar Sehari= @ $enaggulangi 6emiskinan dengan $eningkatkan (aya Saing :konomi (aerah di :ra 6risis 1lobal5, /:+7, ) -ovember %""&, 8adang. 6ho,i,ah Indar 8arawansa, %""3, 8emberdayaan 8erempuan (alam 8embangunan Berkelan jutan; $akalah Semiloka, !5 Culi %""3, (enpasar Bali. 8aci,ic >omenGs *esource Bureau , !222, 1ender and :ntrepreneurial (evelopment ,or >omen= 7 Sitution 7nalysis /iji, 8apua -ew 1uinea, Samoa, 9onga, Eanuatu', -ew Daledonia. <embaga 8enelitian S$:*+ 0 6ementrian 8emberdayaan 8erempuan, %""3, +paya 8enguatan +saha $ikro (alam *angka 8eningkatan :konomi 8erempuan, <aporan 8enelitian. -ani Hulminanrni, %""., <embaga 6euangan $ikro (alam 6erangka 8emberdayaan 8erempuan $iskin, $akalah >orkshop @ Berbagi 8engetahuan dan Sumberdaya 6euangan $ikro di Indoensia, %7 7gustus %""., Cakarta. -oer Sutrisno, %""!, 8engembangan +6$, :konomi *akyat dan 8enanggulangan 6emiskinan, $akalah. *asita :kawati 8, %""7, 8entingnya 18I #1ender and 8overty Inclusive', Senior 8roject ?,,icer $onev , 7DD:SS. Saikou. :. Sanyang 0 >en Dhi 4uang, %""&, 1reen Dooperative= 7 Strategic 7proach >omenGs :ntrepreneurship in 7sian and 8asi,ic *egion, >orld Cornal o, 7gricultural Sciences ., page )7.-)&3 Steve, C, <iscter, dkk, #!2&3', :ntrepeneur 8otensial= 7n eFperimental :Fercise in Sel, 7nalysis and 1roup 7ssesment, Cournal o, (evelopments in Bussiness Simulation0 :Fperiential :Fercises, Eol !". Syahyuti, %""%, Berbagai 8ola 8enanggulangan 6emiskinan di Indonesia, $akalah Sarasehan -asional @ $icro,inance dan +paya 8enanggulangan 6emiskinan, %7 7gustus %""%, I8B Bogor. 9amim Sae,uddin, %""&, 8rogram. 8erempuan 6eluarga Sehat 0 Sejahtera #8:*67SS7' $elalui 8erkuatan 8ermodalan 6operasi >anita, makalah. 9euku Syari,, %""7, 6operasi Sebagai Bankeer 6aum 8erempuan, $akalah. 9686 8rovinsi Sumatera Barat, %""2, 8etunjuk 9eknis 6$- Sumatera Barat, 8adang. 9odaro, $ichael dan Stephen Smith, %""&. :conomic (evelopment, <ongman= -ew Iork, +S7. 9om Byers, dkk, !227, Dharacteristics o, :ntrepreneur= Social Dreatures, -ot Solo 4eroes5, >ork paper. +ma Sakaran, %""", *esearch $ethode ,or Business, 9hird edition, Cohn >ilwy 0 Son, +S7. >amuyu 1ikonyo, dkk, %""5, :mpowering Ioung >omen through $icro:nterprise Scaling-+p= 7 Dase o, $alaysian *ural >omen #7 concept paper'

%"

Anda mungkin juga menyukai