Anda di halaman 1dari 12

I. PENDAHULUAN A. Judul Mofologi Mikrobia Mikroalga B.

Latar Belakang Mikrobia atau mikroorganisme adalah kelompok jasad hidup berukuran kecil dengan kisaran ukuran sel sekitar 0,1 10 m. Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Mikrobia terdiri dari jutaan jenis dan masih banyak belum teridentifikasi. Mikroalga termasuk dalam kelompok mikrobia, untuk membedakan mikroalga dengan mikrobia lainnya maka kita harus mengetahui ciri-ciri morfologi dari mikro alga. Morfologi merupakan salah satu kunci identifikasi dan determinasi untuk setiap kelompok mahkluk hidup. Oleh karena itu pengamatan morfologi penting dalam bidang mikrobiologi. Pada pengamatan mikroalga kita akan menggunakan sampel yaitu air yang mengandung mikro alga, kemudian kita akan mengamati bentuk selnya dan perbesaran yang digunakan. C. Tujuan Mahasiswa dapat mengamati berbagai bentuk sel mikroalga dari preparat basah

II. TINJAUAN PUSTAKA Mikroalga merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik yang termasuk dalam kelas alga, diameternya antara 3-30 m, baik sel tunggal maupun koloni yang hidup di seluruh wilayah perairan tawar maupun laut, yang lazim disebut fitoplankton. Di dunia mikrobia, mikroalga termasuk eukariotik, umumnya bersifat fotosintetik dengan pigmen fotosintetik hijau (klorofil), coklat (fikosantin), biru kehijauan (fikobilin), dan merah (fikoeritrin). Morfologi mikroalga berbentuk uniseluler atau multiseluler tetapi belum ada pembagian tugas yang jelas pada sel-sel komponennya. Hal itulah yang membedakan mikroalga dari tumbuhan tingkat tinggi (Romimohtarto, 2004). Alga adalah tumbuhan yang termasuk ke dalam divis Thallophuta. Alga termasuk ke dalam divisi ini karena tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Alga merupakan organisme eukariotik-fotosintetik yang hidup secara soliter ataupun dalam dalam koloni di tempat-tempat basah. Reproduksinya secara generatif dan vegetatif. Pigmen yang terkandung di dalam alga berbeda-beda tergantung dari jenis alganya. Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun pitoplankton. Alga, sebagaimana protista eukariotik yang lain, mengandung nucleus yang dibatasi membran. Benda-benda lain yang ada di dalamnya ialah pati dan butir-butir seperti pati, tetesan minyak, dan vakuola. Setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplast, yang dapat berbentuk pita atau seperti cakram-cakram diskrit )satuansatuan tersendiri) sebagaimana yang terdapat pada tumbuhan hijau. Di dalam matriks kloroplas terdapat gelembung-gelembung tilakoid berisikan pipih klorofil bermembran dan yang

dinamakantilakoid. Membran

pigmen-pigmen

pelengkap yang merupakan situs reaksi cahaya pada fotosintesis. Chlorophycophyta (alga hijau), alga yang mengandung klorofil lebih dominan, di samping pigmen fikobilin (kebiru-biruan) dan fikosantin (kecoklatan) dan fikoeritrin (kemerah-merahan). Hidup di dalam air secara bebas, pada tanah yang

lembab, atau bersimbiosa dengan jasad lain, seperti pakupakuan (azolla) sampai tanaman tnggi (cassuarina). Contohnya : euglena dan spirogyra. Chlorophycophyta merupakan kelompok organisme yang besar dan beragam, terutama terdiri dari spesies yang hidup di air tawar, walaupun sebagian ditemukan dalam air laut. Sebagian besar ganggang hijau mengandung satu kloroplas per sel yang berisikan pusat-pusat pembentukan pati (Panagan, 2011). Berbentuk uni seluler, filamen yang sekeliling tubuhnya banyak diselimuti oleh lender (polisakarida), atau berbentuk koloni sederhana, dan bergerak dengan menggunakan flagella. Termasuk ke dalam kelompok jasad-fotosintetik, karena banyak mengandung klorofil, di samping pigmen fikobilin (kebiru-biruan) dan fikosantin (kecoklatan) dan fikoeritrin (kemerah-merahan) (Panagan, 2011). Umumnya hidup di dalam air secara bebas, pada tanah yang lembab, atau bersimbiosa dengan jasad lain, seperti pakupakuan (azolla) sampai tanaman tnggi (cassuarina). Beberapa jenis algae ini berguna sebagai penambat Nitrogen pada tanah pertanian, tetapi ada juga yang dapat menyebabkan blooming pada air. Ganggang hijau berkembang biak dengan membelah diri, dengan pembentukan zoospora aseksual berflagella, atau secara seksual yaitu isogami dan heterogami (Panagan, 2011). Chrysophycophyta (ganggang keemasan), alga yang memiliki pigmen karotin yang dominan. Algae ini dinamakan kriptomonad, mempunyai dua flagella tak sama. Biasanya sell-sell memipih, berbentuk sandal dan dijumpai sendiri-sendiri, beberapa berdinding dan yang lain tidak berdinding. Cadangan makanan disimpan sebagai pati. Berkembang biak dengan membelah sel secara membujur. Spesies ini sebagian besar berflagela, kebanyakan adalah uniseluler, tetapi beberapa membentuk koloni. Warna khasnya disebabkan karena klorofilnya tertutup pigmen-pigmen berwarna coklat. Contoh: navicula dan ochromonas (Panagan, 2011). Euglenophycophyta (Euglenoid), ganggang uniseluler ini bergerak secara aktif dengan flagella, bereproduksi dengan pembelahan biner membujur.memiliki bentuk seperti mata. Ganggang ini mengandung klorofil a dan b, berwarna hijau,

tidak memiliki dinding sel, dan dikelilingi oleh pelikel a, mereka menyimpan paramylon sebagai bahan cadangan dan berkembang biak dengan pembelahan membujur, mereka tersebar luas di habitat tanah air (Panagan, 2011). Pyrrophycophyta (alga api), mempunyai dinding sel yang nyata yang terdiri atas lempengan-lempengan yang mengandung selulosa. Reproduksi sebagian besar dengan pembelahan sel aseksual. Hidup dalam air tawar dan air asin, beberapa genus dapat dijumpai sebagai pertumbuhan massif. Reproduksi sebagian besar dengan pembelahan sel aseksual. Alga yang termasuk alga api ini disebut Dino Flagellata, tubuh tersusun atas satu sel memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif dengan menggunakan dua flagel bersifat uniselular. Habitanya di air tawar, ada organisme yang dinding selnya terdiri dari dua belahan, ada yang homogen dan kontinyu, ada juga yang dinding selnya terdiri atas keping-keping. Ciri yang utama bahwa di sebelah luar terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel. Alga api berkembangbiak dengan membelah diri dapat juga membentuk zoospora dan aplanospora (Panagan, 2011). Phaeophyta (alga coklat), organisme milik kelompok Heterokontophyta. Sebagian besar spesies dalam kelompok mendapatkan warna mereka dari pigmen coklatfukosiantin. Jumlah fukosiantin yang hadir dalam alga menentukan berbagai nuansa dari spesies yang berbeda. Pigmentasi berkisar dari hijau zaitun ke coklat gelap. Alga coklat mengambil berbagai bentuk, mulai dari halus, filamen seperti bulu tali kasar luas seperti seekor ular hingga 100 meter panjangnya. Tidak seperti tanaman lain, ganggang ini tidak memiliki akar atau daun sejati. Sebaliknya, struktur seperti akar menempel pada batu atau dasar laut. Batang tumbuh dari struktur seperti akar dan bisa mencapai panjang yang besar. Kelps adalah tipe terbesar dari ganggang coklat, kadang mencapai 150 meter panjangnya. Tanaman ini memiliki daun seperti ekstensi luas yang tumbuh dari batang (Panagan, 2011). Colacium vesicolasum adalah mikroalga yang termasuk flagelata fototropik. Ketika sel-sel baru dihasilkan, sebagian besar dari mereka sementara menjadi bagian dari plankton sampai mereka menemukan inang zooplankton lain. Sel-sel dari

Colacium dibungkus oleh selaput lendir yang melekat dengan suatu tangkai pada inangnya, ujung anterior sel menghadap ke bawah. Tangkai lendir terbentuk karena bagian anterior sel menghasilkan lebih banyak lendir. Colacium vesicolasum memiliki banyak kloroplas, berbentuk cakram, dengan atau tanpa pirenoid. Inti tunggal, besar terletak pada bagian posterior (atas) dari sel. Bagian anterior (bawah) sel/protoplast mengandung gullet yang jelas dan juga ada bintik mata. Pada koloni bentuk pohon, protoplastnya tidak mempunyai flagella (Zalocar dkk., 2010). Rhodomonas sp adalah alga merah uniseluler flagelata, bentuk lonjong dengan diameter sel antara 9,2-9,9 m. Mikroalga ini hidup di laut dan telah digunakan sebagai makanan untuk laut copepoda, larva tiram dan spat, juga strombus gigs larva veliger. Rhodomonas sp harus berada pada kondisi lingkungan yang dibutuhkan, termasuk konsentrasi nutrisi, intensitas cahaya dan kualitas, suhu, salinitas dan pH dan juga faktor lainnya (Cruz dkk., 2005). Lepocinclis sp adalah salah satu mikroalga yang bentuk tubuhnya kurang lebih silinder, kaku dengan pelikel spiral lurik. Biasanya sering dengan proyeksi bagian posterior pendek, stigma kadang-kadang ada, kromatofora discoidal (kloroplas) banyak dan marginal. Badan paramylum biasanya besar dan berbentuk cincin, bagian lateral ditiadakan, tanpa pyrenoids dan hidup di air tawar (Corwin, 2008). Alga coklat adalah bentuk alga yang paling kompleks. Spesies biasanya menyimpan makanan sebagai polisakarida kompleks, gula dan alkohol tinggi. Pati benar-benar tidak ada. Dinding sel terbuat dari selulosa dan asam alginat. Banyak alga coklat memperlihatkan kekomplekkan, jaringan yang terdiferensiasi, termasuk pegangan erat yang akan mengamankan organisme ke permukaan di mana ia tumbuh, dengan kandung kemih udara untuk membantu kemampuan mengapung, batang pendukung, dan jaringan reproduksi penghasil spora. Alga coklat menumpahkan selsel reproduksi ke dalam air. Semua spesies multi-selular. Fungsi mikroalga yaitu sumber makanan dan nutrisi bagi moluskabivalvial dan zooplankton(rotifera,copepoda) sebagai pakan alami. Selanjutnya digunakan untuk memelihara larva ikan laut dengan metode Green Water Technique mikro alga

berperan untuk menstabilkan kualitas air,sumber nutrisi bagi larva, dan sebagai kontrol mikroba. Kemudian sebagai sumber suplemen makanan, kosmetik, energi,dll. Fungsi mikroalga sebagai sumber energi alternatif biodiesel, biomassa mikroalga selain mengandung protein, karbohidrat dan vitamin juga mengandung minyak. Bahkan jenis mikroalga tertentu, misal Botrycoccus braunii memiliki kandungan minyak yang komposisinya mirip seperti tanaman darat dengan jumlah yang lebih tinggi bila dibanding dengan kandungan minyak pada kelapa, jarak dan sawit.

III. METODE PERCOBAAN A. Alat dan Bahan Alat : 1. Gelas benda 2. Gelas penutup 3. Mikroskop Bahan : 1. Alkohol 70% 2. Air Kolam B. Cara Kerja Gelas benda dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian air kolam diambil sebanyak satu tetes air dan diletakkan pada gelas benda. Selanjutnya sampel ditutup dengan gelas penutup (jangan sampai ada gelembung), lalu diamati dengan mikroskop dan digambar.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Dari percobaan yang telah dilakukan tentang mikroalga maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Pengamatan Mikroalga No 1 - Bentuk sel Jenis Pengamatan Gambar Keterangan

- Perbesaran mikroskop : 45 x 10

- Bentuk sel

- Perbesaran mikroskop : 45 x 10

Bentuk sel

- Perbesaran mikroskop : 45 x 10

B. Pembahasan Mikroalga merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik yang termasuk dalam kelas alga, diameternya antara 3-30 m, baik sel tunggal maupun koloni yang hidup di seluruh wilayah perairan tawar maupun laut, yang lazim disebut fitoplankton. Di dunia mikrobia, mikroalga termasuk eukariotik, umumnya bersifat fotosintetik dengan pigmen fotosintetik hijau (klorofil), coklat (fikosantin), biru kehijauan (fikobilin), dan merah (fikoeritrin). Morfologi mikroalga berbentuk uniseluler atau multiseluler tetapi belum ada pembagian tugas yang jelas pada selsel komponennya. Hal itulah yang membedakan mikroalga dari tumbuhan tingkat tinggi (Romimohtarto, 2004). Gelas benda dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol 70% dengan tujuan untuk mencegah kontaminasi. Kemudian air kolam diambil sebanyak satu tetes air dan diletakkan pada gelas benda. Selanjutnya sampel ditutup dengan gelas penutup (jangan sampai ada gelembung), lalu diamati dengan mikroskop dan digambar. Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa Colacium vesicolasum berbentuk agak lonjong seperti cakram dan tidak memiliki flagela. Hal ini sudah hampir sesuai dengan teori menurut Zalocar dkk., (2010). Hanya saja pada pengamatn tidak dijumpai tangkai pada ujung selaput lendir bagian bawah, hal ini bisa dikarenakan teknik pengambilan biakan yang salah atau memang biakan yang diambil belum dewasa sehingga tidak memiliki tangkai. Selanjutnya Lepocinclis fexia yang diamati berbentuk silinder, memiiki sebuah flagela, dan memiliki pelikel spiral lurik. Hal ini sudah sesuai dengan teori Carwin (2008). Terakhir yaitu Rhabdomonas incurra freneneius memiliki bentuk lonjong dan memiliki flagela, hal ini sudah sesuai dengan teori menurut Cruz dkk., (2005). Faktor yang mempengaruhi pengamatan adalah sampel air yang digunakan karena tiap air pasti mengandung mikroalga yang berbeda-beda.

V. KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut : 1. Colacium vesicolasum berbentuk agak lonjong seperti cakram dan tidak memiliki flagela. 2. Lepocinclis fexia berbentuk silinder, memiiki sebuah flagela, dan memiliki pelikel spiral lurik. 3. Rhabdomonas incurra freneneius memiliki bentuk lonjong dan memiliki flagela 4. Faktor yang mempengaruhi pengamatan adalah sampel air yang digunakan karena tiap air pasti mengandung mikroalga yang berbeda-beda.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Mircobes. www.eapcri.eu. 16 Maret 2014. Corwin, J. E. 2008. Buku Saku Patofisiologi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Cruz, L. D. L. F., Espinoza, V., Nunez, M. R., Trees, C. C., Angel, D. S. E., dan Cebrero, N. F. 2005. Nutrient Uptake, Chlorophyll a and Carbon Fixation by Rhodomonas sp. (Cryptophyceae) Cultured at Different Irradiance and Nutrient Concentrations. Journal Aquacultural Engineering. 35:51-60. Panagan, T. A. 2011. Isolasi Mikroba Penghasil Antibiotika dari Tanah Kampus Unsri Indralaya Menggunakan Media Ekstrak Tanah. Jurnal Penelitian Sains. 14(3): 37-40. Romimohtarto, K. 2004. Meroplankton Laut. Djambatan. Jakarta Zalocar, Y., Frutos, M. S., Casco, L. S., Forastier, E. M. dan Vallejos, V. S. 2011. Prevelance of Colacium vesiculosum (Colaciales: Euglenophyceae) On Planktonic Cructaceans In A Subtropical Shallow Lake Of Argentina. Journal Research. 59:(3):1295-1306.

Anda mungkin juga menyukai