Anda di halaman 1dari 3

Nama NIM Prodi Tahun 1901 1905 1906 1915 1918 1921 1925 Nama Wilhelm Conrad Rntgen

Philipp Eduard Anton von Lenard Sir Joseph John Thomson Sir William Henry Bragg dan William Lawrence Bragg Max Planck Albert Einstein James Franck dan Ludwig Hertz Arthur Holly Compton 1927 Charles Thomson Rees Wilson 1932 1945 1949 Werner Karl Heisenberg Wolfgang Pauli Hideki Yukawa ( ) Max Born 1954 Walther Bothe 1962 Lev Davidovich Landau ( ) Aage Niels Bohr, Ben Roy Mottelson, dan Leo James Rainwater Klaus von Klitzing Bertram Neville Brockhouse Clifford Glenwood Shull 2006 2008 2010 John C. Mather dan Smoot Gustav

: Hesti Vera : 12/331628/PA/14791 : Geofisika

Karya yang Diberi Penghargaan "pengakuan terhadap pelayanan yang luar biasa yang telah dilakukannya dalam menemukan sinar Rntgen "untuk kerjanya dalam sinar katode". "dalam pengakuan atas jasa besarnya dalam teori dan eksperimen menginvestigasi konduksi listrik oleh gas". "untuk sumbangan mereka dalam analisis struktur kristal dengan memakai sinar X." "Dalam pengakuannya pada sumbangan untuk kemajuan fisika dengan menemukan energi quanta." "untuk sumbangannya pada Teori Fisika dan khususnya pada penemuan hukum efek fotoelektriknya" "pada penemuan hukum mengenai tubrukan elektron pada atom" "pada penemuan efek yang dinamai Efek Compton "untuk metodenya membuat garis edar partikel isi listrik nampak oleh kondensasi uap air" "untuk penciptaan mekanika kuantum, aplikasi yang telah, inter alia, menunjukkan penemuan bentuk allotropis dari hidrogen" "untuk penemuan Asas Pengeluaran, juga disebut asas Pauli" "untuk perkiraannya pada keberadaan meson pada dasar pekerjaan teoritis tenaga nuklir" "untuk riset fundamentalnya dalam mekanika kuantum, khususnya buat interpretasi statistiknya dari fungsi gelombang" "untuk metode kejadian kebetulan dan penemuannya membuat bersamaan dengan itu" "untuk teori pionirnya memadatkan zat, khususnya helium cair " "untuk penemuannya dari hubungan antara gerakan bersama dan gerakan partikel dalam inti atom dan pengembangan teori struktur inti atom menurut hubungan itu" "buat penemuan quantized efek Hall" "buat sumbangan pionir pada pengembangan teknik hamburan neutron untuk studi zat kental" "buat pengembangan spektroskopi neutron " "untuk pengembangan teknik difraksi neutron" George F. "untuk penemuan benda hitam dan anisotropi radiasi latar belakang gelombang mikro kosmik"

1975 1985

1994

Makoto Kobayashi, Toshihide "untuk penemuan mekanisme pemecahan simetri spontan dalam fisika subatom" Maskawa dan Yoichiro Nambu Andre K. Geim dan Kostya Novoselov Saul Perlmutter, Brian P. Schmidt dan Adam G. Riess Serge Haroche dan Wineland David J. "untuk penemuan material grafin 2 dimensi." "untuk penemuan ledakan bintang (supernova) untuk menetapkan sebuah standar pengukuran gerakan cahaya dalam satu skala kosmologis" "untuk mengukur dan memanipulasi sistem kuantum individual"[1]

2011

2012

Saul Perlmutter, who led one of two teams that simultaneously discovered the accelerating expansion of the universe, has been awarded the 2011 Nobel Prize in Physics, to be shared with two members of the rival team. Perlmutter, 52, a professor of physics at the University of California, Berkeley, and a faculty senior scientist at Lawrence Berkeley National Laboratory (LBNL), led the Supernova Cosmology Project that, in 1998, discovered that galaxies are receding from one another faster now than they were billions of years ago. He will share the prize with Adam G. Riess, 41, of The Johns Hopkins University and Brian Schmidt, 44, of Australian National Universitys Mount Stromlo and Siding Spring Observatories, two members of the competing High-Z Supernova Search team. When the discovery was made, Riess was a postdoctoral fellow at UC Berkeley working with astronomer Alex Filippenko, who at different times was a member of both teams. The accelerating expansion means that the universe could expand forever until, in the distant future, it is cold and dark. The teams discovery led to speculation that there is a dark energy that is pushing the universe apart. Though dark energy theoretically makes up 73 percent of the matter and energy of the universe, astronomers and physicists have so far failed to discover the nature of this strange, repulsive force. The accelerating expansion of the universe was discovered after years of work by the Supernova Cosmology Project, an international collaboration of researchers from the United States, France, Sweden, the United Kingdom, Chile, Japan, Spain, and other countries, based at Berkeley Lab. The Supernova Cosmology Project was cofounded by Perlmutter in 1988 to devise methods of using distant supernovae to measure the expansion rate of the universe. Another group of astronomers and physicists began a similar search in the mid-1990s, reaching the same conclusion at nearly the same time as the Supernova Cosmology Project. The independent findings of the Supernova Cosmology Project and the High-Z Supernova Search Team, led by Schmidt and of which Riess was a prominent member, were jointly named the breakthrough of the year by the journal Science in 1998. The accelerating expansion of the universe implies the existence of so-called dark energy, a mysterious force that acts to oppose gravity and increase the distance among galaxies. The nature of dark energy is unknown and has been termed the most important problem facing 21st century physics. The 2011 Nobel Prize in Physics recognizes this profound shift in the paradigm of modern physics and cosmology. The Physics prize consists of a diploma, a gold medal, and 10 million Swedish kroner (about 1.5 million U.S. dollars, with one half to Perlmutter and the other half jointly to Schmidt and Riess. The Nobel award ceremony and banquet will be held December 10 in Stockholm, Sweden.

Pemenang nobel Fisika 2011 Percepatan pengembangan alam semesta melalui pengamatan supernova.

Penghargaan Nobel Fisika 2011 diumumkan pada tanggal 4 Oktober 2011. Nobel Fisika 2011 diraih oleh 3 ilmuwan asal Amerika Serikat, Saul Perlmutter, Brian P. Schmidt, dan Adam G. Riess atas penemuannya mengenai Percepatan pengembangan alam semesta melalui pengamatan supernova. Mereka mengamati supernova tertentu yang disebut Ia supernovae. Supernovae adalah ledakan dari sebuah bintang katai putih, yaitu bintang kompak tua yang memiliki massa seperti Matahari, namun ukurannya sekecil Bumi. Satu saja ledakan supernovae dapat memancarkan cahaya sama terangnya dengan cahaya yang dipancarkan oleh bintang-bintang dalam satu galaksi. Mereka menemukan ternyata lebih dari 50 supernovae memancarkan cahaya lebih lemah daripada yang diperkirakan semula. Hal ini menandakan bahwa alam semesta mengalami percepatan. Artinya makin lama, alam semesta ini mengembang makin cepat. Percepatan pengembangan alam semesta disebabkan oleh energi gelap (dark energy). Tiga perempat dari total alam semesta ini diperkirakan terdiri atas energi gelap/dark energy tersebut. Energi gelap adalah sesuatu yang menyebabkan alam semesta kita berekspansi dipercepat, meski jumlah total materi (baryon dan materi gelap) tidak memungkinkan hal itu terjadi. Keberadaan energi gelap yang menjadi komposisi utama alam semesta, merupakan salah satu penemuan terbesar dalam kosmologi. Energi gelap ini mendominasi alam semesta kita saat ini, dan menyebabkan alam semesta kita saat ini berada dalam fase ekspansi yang dipercepat. Menurut ketiga ilmuwan itu, ekspansi bumi yang semakin cepat itu pada akhirnya akan menyebabkan alam semesta membeku seperti es. Sebenarnya, prediksi alam semesta akan menjadi es itu sudah lama menjadi pembicaraan di kalangan ahli ilmu fisika, tetapi baru ketiga orang itu yang berhasil membuktikannya secara ilmiah. Komite Nobel, Selasa (4/10), menilai penemuan ketiga Fisikawan tersebut sangat penting dan revolusioner karena berhasil membuka tabir rahasia bumi. "Ketiga ilmuwan ini berhasil menemukan alam semesta akan berakhir beku seperti es," demikian pernyataan komite Penghargaan Nobel 2011 dalam siaran pers, seperti dikutip AP, Selasa (4/10). Sejak 1990-an, Permutter, Schmidt, dan Reiss sudah melakukan penelitian terpisah terhadap belasan ledakan mega bintang supernova yang terletak jauh di luar orbit bumi. Mereka bekerja dalam dua kelompok, yang pertama beranggotakan Permutter dan Schmidt, dan tim kedua oleh Riess. Ketiganya dengan telaten mengamati dan menganalisis sejumlah bintang supernova dengan ciri tertentu, diantaranya yang pernah mengalami ledakan. Terdapat sekitar 50 bintang yang dianalisis. Hasil kajian mereka menunjukkan bahwa cahaya yang dikeluarkan bintang-bintang tersebut ternyata kekuatannya lebih lemah daripada yang mereka perkirakan sebelumnya. Ini menunjukkan, alam semeseta memang terus bereskpansi dengan cepat. "Selama hampir seabad alam semesta memang diketahui telah meluas sebagai konsekuensi terjadinya Big Bang 14 milyar tahun lalu," demikian tulis ketiga ilmuwan tersebut dalam salah satu publikasi ilmiah mereka. Kendati soal ekspansi bumi itu bukan hal yang baru, temuan mereka yang menyebutkan ekspansi terjadi dalam kecepatan yang terus meningkat merupakan hal yang luar biasa. Pasalnya, jika ekspansi alam semesta ini terus berlangsung dengan kecepatan yang terus meningkat, maka alam semesta akan berakhir menjadi es.

Anda mungkin juga menyukai