Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
By: Nunuk Rekyan P,SKep AKPER PPNI SURAKARTA TH. 2009 / 2010
DEFINISI :
Perdarahan ante partum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu
Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya dari pada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu .
Klasifikasi : Perdarahan Anterpartum dapat berasal dari: A. Bersumber dari kelainan plasenta : 1. Plasenta Previa 2. Solutio Plasenta / Obruptio plasenta
B. Tidak bersumber dari kelainan plasenta, dan biasanya tidak begitu berbahaya.
misalnya :
PLASENTA PREVIA
Definisi : Plasenta Previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu: di segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir ( OstiumUteri Internum).
KLASIFIKASI
A. Menurut De Snoo Berdasar kan pada pembukaan 4 -5 cm,yaitu : 1. Plasenta previa sentralis(Totalis) yaitu :teraba plasenta menutupi seluruh Ostea. 2. Plasenta Previa Lateralis : yaitu bila pada pembukaan 4 -5 cm sebagian pembukaan ditutupi oleh plasenta.
Jenis Plasenta Previa Lateralis Plasenta Previa Lateralis Plasenta Previa Lateralis Anterior Plasenta Previa Marginalis
B.
2. Plasenta Previa Partialis Yaitu dimana sebagian ostea ditutupi oleh plasenta
3. Plasenta Letak Rendah( Low / Lying Plasenta) Yaitu pinggir plasenta berada 34 cm diatas pinggir pembukaan dan pada VT tidak teraba
Gambaran Klinis Plasenta Previa sering menimbulkan perdarahan antepartum , yaitu perdarahan jalan lahir setelah usia kehamilan 20 mgg.
9. Menentukan perdarahan berasal darti rongga rahim dengan pemeriksaan spikulum , Yaitu : Lihat warna darah : segar atau merah kehitaman Banyaknya darah yang keluar : deras / rembes Serviks membuka / menutup
10.Pada kasus perdarahan ante partum tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam ( VT ), kecuali dimeja oprasi
SOLUTIO PLASENTA
Prinsip Dasar :
Solutio Plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal di korpus uteri, sebelum janin lahir. Solutio plasenta selalu menimbulkan perdarahan, biasanya pada triwulan ke III, maka masih termasuk perdarahan ante partum.
o Kasus solutio plasenta sering mengalami syok yang tidak sesuai dengan banyaknya perdarahan pervaginam
o Rahim tegang terus menerus dan nyeri tekan o DJJ tidak terdengar dengan auskultasi bila janin mati.
SIFAT PERDARAHAN
Lebih sering terjadi pada Triwulan ke III Disertai rasa nyeri / sakit di perut secara terus menerus Perdarahan mungkin banyak atau sedikit Darah berwarna kehitam hitaman.
Setelah persalinan dapat menimbulkan perdarahan post partum, karena atonia uteri / gangguan pembekuan darah Menimbulkan gangguan fungsi ginjal dan terjadi emboli yang menimbulkan komplikasi sekunder. Peningkatan pembekuan / penimbunan darah dibelakang plasenta, dapat menyebabkan rahim yang keras, padat, kaku seperti papan.
Penyulit terhadap janin dalam rahim tergantung luasnya plasenta yang lepas dan dapat menimbulkan Asfisia ringan sampai kematian janin dalam rahim.
ETIOLOGI
1. Trauma langsung terhadap uterus hamil 2. Trauma kebidanan : yaitu solutio yg terjadi karena tindakan kebidanan yang dilakukan Misalnya : Salah Versi Salah memecah ketuban Persalinan ke dua pada hamil kembar
3. Dapat terjadi pada kehamilan dengan tali pusat pendek 4. Faktor Pre Disposisi terjadiny Solutio Plasenta : Hamil pada usia tua Hipertensi Bersamaan dengan pre eklamsi dan eklamsi Tekanan vena kava inverior yang tinggi Kekurangan asam folik
Klasifikasi Solusio Plasenta 1.Solusio plasenta totalis, bila plasenta terlepas seluruhnya
2.Solusio plasenta parsialis, bila plasenta sebagian terlepas 3.Ruptura sinus marginalis, bila hanya sebagian kecil pnggir plasenta yang terlepas.
3. Solusio plasenta dengan perdarahan yang keluar, perdarahan dapat menyelundup keluar dibawah selaput ketuban. 4.Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi, perdarahan tersembunyi dibelakang plasenta.
Secara klinis berdasarkan derajat terlepasnya plasenta dan tanda klinik yang menyertainya, solusio plasenta dibagi : 1. Solusio plasenta ringan
2. Solusio plasenta sedang 3. Solusio plasenta berat
Terlepas plasenta > bagian tapi belum mencapai luasnya plasenta Perdarahan dengan rasa sakit Perut terasa tegang Gerak janin berkurang
Palpasi bagian janin sulit diraba Auskultasi , DJJ dapat terjadi asfiksia ringan atau sedang Pada pemeriksaan dalam ketuban menonjol Dapat terjadi pembekuan darah.
Lepasnya Plasenta > 2 / 3 luasnya plasenta Terjadi perdarahan disertai rasa nyeri Terjadi penyulit pada Ibu , antara lain Terjadi syok dg tekanan darah menurun Pernafasan meningkat Gangguan pembekuan darah Turunnya tekanan darah sampai syok & tidak sesuai dengan perdarahan
Penderita tampak anemis Perut tegang Bagian janin sulit diraba Dinding perut terasa sakit Janin kadang bisa meninggal dlm rahim Pada VT : ketubsn sangat menonjol Terjadi gangguan kontraksi Uterus & atonia Uteri
PENANGANAN
o Apabila perdarahan berlangsung terus dan ketegangan makin meningkat, dg janin yg masih baik dilakukan SC
o Apabila terjadi pada kehamilan prematur, perdarahan berhenti dan janin baik dilakukan observasi perkembangan janin di RS
2. Solutio Plasenta Sedang dan Berat Penanganan dilakukan di RS, karena sangat membahayakan klien Dilakukan pemasangan Infus dan transfusi darah bila perlu Dilakukan amniotomy ( pemecahan ketuban ) Dilakukan induksi persalinan atau SC
RUPTURE UTERI
Definisi : Suatu keadaan dimana uterus mengalami robekan akibat suatu sebab dalam proses tindakan perawatan persalinan
Terjadinya
rupture uteri pada seorang ibu hamil atau bersalin masih merupakan suatu bahaya besar yang mengancam jiwa ibu dan janinnya.
KLASIFIKASI
A. Menurut waktu Terjadinya : 1. Rupture Uteri Gravidarum Terjadi wktu sedang hamil Sering lokasinya pada daerah korpus.
2.
Rupture Uteri Durante Partum Terjadi waktu / saat melahirkan anak Loksinya sering pda segmen bawah Ini yangb terbanyak.
B. MENURUT ETIOLOGINYA
Bekas seksio Caesaria Bekas miomektomi Bekas perforasi waktu kuretage Bekas pelepasan plasenta secara manual Kelainan konginental dari uterus Penyakit pada rahim Pada gemelli dan hidramnion dimana dinding rahim tipis dan regang.
Pada panggul sempit atau kelainan bentuk dari panggul Janin yang besar Kelainan konginental dari janin Kelainanletak janin Malposisi janin Adanya tumor tumor pada jalan lahir Rigit serviks Retro fleksi uteri gravidarum Grande Multi Para dengan perut gantung Pimpinan persalinan yang salah
2.
3.
Anamnese dikatakan : pasien tampak gelisah, ketakutan Disertai perasaan nyeri perut Setiap datangnya kontraksi ,pasien memegang perut dan mengerang kesakitan Pernafasan dan nadi lebih cepat dari biasanyaterdapat tanda dehidrasi karena partuslama
4. His lebih lama,lebih kuat,lebih sering, bahkan terus menerus. 5. Ligamentum rotundum teraba seperti kawat 6. Pada waktu kontraksi,korpus uteri teraba keras,tapi SBR teraba tipis dan nyeri
7. Diantara korpus dan SBR nampak lingkaran bandle sebagai lekukan melintang 8. Perasaan sering mau kencing, karena kandung kencingjuga tertarik 9. Pada auskultasi : DJJ ireguler : Asfiksia 10. Pada pemeriksaan VT tanda-tanda Obstruksi : Oedema Portio Oedema Vulva Kaput kepala janin yang besar.
2.
Tindakan utama adalah mengatasi syok Memperbaiki K/U ibu Pemberian infus cairan dan transfusi darah Pemberian antibiotik Bila K/U membaik rencana tindakan selanjutnya adalah SC
PROGNOSA
1.
2.
Rupture uteri merupakan peristiwa yg sangat gawat bagi ibu dan lebih bagi bayi Prognosa ibu tergantung beberapa faktor : Diagnosa yang cepat dan tepat Pertolongan yang cepat dan tepat K/U Penderita Jenis rupture Anemi/ tidak
o o o o o o
Cara /penyebab terjadinya rupture Fasilitas tempat pertolongan Ketrampilan penolong Pemberian anastesi Antibiotik Perawatan post partum.
AKIBAT
Bila
periode laten terlalupanjang dan ketuban sudah pecah maka dpat terjdi infeksi yang dapatr meningkatkan angka kematian Ibu dan bayinya
Pencegahan
Beberapa pencegahan dapat dilakukan namun belum ada yang terbukti cukup efektif. Mengurangi aktivitas atau istirahat pada akhir triwulan kedua atau awal triwulan ketiga dianjurkan.
ETIOLOGI
1.
2.
3. 4.
Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah Penyakit penyakit : Pielonefritis Sissistitis Servisitis Vaginitis Selaput ketuban terlalu tipis Infeksi karena amniositis, chorioamniositis
PENANGANAN
Bila anak belum viabel ( < 36 mgg ) Penderita istirahat total Beri obat-obatan : antibiotika profilaksis, spasmolitik, roburansia. Dengan Tujuan untuk mempertahankan umur kehamilan sampai viable
Dilakukan induksi partus selama6 12 jam disertai pemebrian antibiotik profilaksis Bila induksi gagal maka dilakukan tindakan SC
Faktor lain merupakan faktor Predesposisi : Multi para Grande multipara Mal posisi janin Disporposi serviks Incompetens Dll 4. Artifisial : yaitu amniotomy yang terlalu cepat / dini
3.
KOMPLIKASI
1. Pada Anak :
IUFD dan IPFD Asfiksia Prematuritas Parus lama Infeksi Atonia uteri Infeksi nifas Perdarahan post partum.
2. Pada Ibu :
KESIMPULAN :
Pada PROM penyelesaian persalinan bisa:
Pervagina Vakum Ekstrkasi Ekstraksi Forcept Embriotomi bila anak sudah meninggal Bila ada indikasi obstetrik dalakukan SC