Anda di halaman 1dari 30

KEBAKARAN HUTAN DAN KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK DI KEC.

MENTENG KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2004-2005


Forest Fire and Incidence of Acute Respiratory Tract Infection Disease in Children at District Menteng of Middle Borneo Over Period 2 !"2 # Erw ! S"!#$%$& "!' N$( " J)!*)!+2 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana pengaruh kebakaran hutan terhadap kejadian penyakit ISPA pada anak dan mengetahui perbandingan antara penderita ISPA di titik api kebakaran hutan dan penderita ISPA di area tidak dekat dengan titik api kebakaran hutan. Penelitian ini dilaksanakan di puskesmas Menteng dan puskesmas Pahandhut di Kalimantan Tengah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bersifat retrospektif. Populasi penelitian ini adalah semua penderita penyakit ISPA yang menjalani rawat jalan di puskesmas Menteng dan puskesmas Pahandut di Kalimantan Tengah. Data didapat dari atatan puskesmas Menteng dan puskesmas Pahandut Propinsi Kalimantan Tengah. Teknik analisis data dengan menggunakan uji !hi S"uare. #asil penelitian menunjukkan bahwa pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran $%&'()*+ lebih banyak daripada pasien anak ISPA sebelum terjadi kebakaran $,('&,*+di Menteng- pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran $%&'./*+ lebih banyak daripada pasien anak ISPA sebelum terjadi kebakaran $,('/0*+di Pahandhut- pasien anak ISPA sebelum terjadi kebakaran di Menteng $(,'0%*+ lebih banyak daripada pasien anak ISPA sebelum terjadi kebakaran di Pahandhut $&%')&*+- pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran di Menteng $)/'/.*+ lebih banyak daripada pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran di Pahandhut $0.'.1*+- #asil perhitungan didapat 0 0 hitung 2 ()'%)0 3 tabel 2 ,'&/.' maka ada perbedaan antara frekuensi penderita ISPA anak sebelum dan sesudah terjadi kebakaran di Menteng dan Pahandhut.

A. L"#"r ,-."/"!+ 4dara merupakan faktor penting dalam kehidupan mahluk hidup karena tanpa udara semua mahluk yang bernapas dibumi tidak mampu bertahan hidup lama. Manusia bisa bertahan tanpa makan dan minum dalam waktu dua atau tiga hari namun manusia haya mampu bertahan tanpa udara disekitarnya selama satu atau dua menit saja.karena itu udara merupakan komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan yang dapat memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup se ara optimal. Selain merupakan media itu pula udara yang

kesehatan mahluk

manusia'nilai hidup hidup bisa

estetika

dan

lainnya.sumber berasal dari

pen emaran

udara

berbagai kegiatan manusia antara lain industri'trnsportasi'perkantoran perumahan.5erbagai kegiatan dan tersebut

memberikan kontribusi terbesar terhadap pen emaran udara yang dibuang ke udara bebas.Sumber pen emaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam seperti kebakaran hutan'gunung

meletus' gas alam bera un dll. Polutan udara yang selalu

diukur dan dipantau konsentrasinya di udara sebagai akibat dari aktifitas manusia atau alam antara lain adalah PM .6' S70' !7' 7, dan 870.Karena peningkatan konsentrasi yang melebihi nilai ambang batas dari setiap polutan ini dapat kualitas

lingkungan

menjadi kebutuhan dasar manusia prlu mendapatkan perhatian serius karena

pen emaran udara dewasa ini semakin menampakkan memprihatinkan. diartikan adanya kondisi Pen emaran peningkatan yang udara kadar

menyebabkan

penurunan

udara'yang berdampak negatip terhadap kesehatan manusia.Dampak dari polutan ini yang pertama akan ditemukan dalam sistem pernapasan'kulit'serta selaput

polutan yang mengakibatkan menurunnya mutu atau kualitas yang udara akhirnya dalam dapat

penggunaannya menimbulkan

lender.Dapat diuraikan beberapa dampak dari polutan diatas seperti efek partikulat

gangguan

terhadap

melayang terhadap saluran pernapasan ditentukan oleh ukuran diameternya pada ukuran kurang dari 09m dapat dengan mudah masuk saluran pernapasan hingga ke al:eoli paru;paru selain itu efek

sebabkan

karena

!7

memiliki

daya

afinitas yang kuat untuk mengikat #b menjadi karbon monosida hemoglobin $ !7#b +.Akibat dari peristiwa ini adalah berkurangnya kapasitas hemoglobin untuk menyalurkan 70 kepada jaringan;jaringan yang membuat sesak napas' pingsan bahkan dengan kematian.>fek segala ?at 7?on bereaksi yang di

partikulat bisa bersifat iritan baik terhadap saluran pernapasan maupun indra

pernapasan.gas S70 sebagai gas yang tidak berwarna besifat iritan kuat'mudah diserap oleh selaput lender saluran pernapasan kadar rendah S70 dapat

organi iritan

laluinya.7?on saluran

bersipat

terhadap

atas.Dalam

pernapasan

dapat

mematikan'

menimbulkan spasme temporer otot;otot polos dapat bron hioli lebih dan besar pada terjadi

menstimulir penebalan diridirig arteri paru; paru dan apabila pemaparan o?on sudah berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan paru;pru seperti

konsentrasi

yang

produksi lender disaluran pernapasan atas yang bisa terjadi reaksi peradangan yang hebat pada selaput lendir.5ila pemaparan terjadi berulang;ulang pada konsentrasi rendah antara % < .0 ppm maka iritasi selaput lender yang berulang;ulang dapat menyebabkan terjadiriya hyperplasia dan metaplasia sel;sel epitel.Dimana

emphysema.Sama dengan polutan yang lain gas 870 to@is bagi manusia' >fek yang terjadi tergantung pada dosis serta lamanya pemaparan yang diterima

seseorang.Konsentrasi 870 berkisar antara (6 < .66 ppm dapat menyebabkan

peradangan paru;paru bila terpapar selama beberapa menit saja.Dari beberapa dampak yang ditimbulkan oleh polutan diatas menunjukan bahwa kegiatan menjaga

metaplasia ini di urigai dapat berubah menjadi kanker.=as !7 merupakan gas buang yang bersumber dari kegiatan transportasi'efeknya terhadap kesehatan di

kualitas lingkunagn yang sehat termasuk di

dalamnya kualitas udara yang diperlukan karena seperti yang dijelaskan diatas bahwa udara memberikan daya dukung bagi mahluk hidup untuk hidup se ara optimal sehingga menjadi kebijakan

hutan karena itu' kebakaran hutan dapat berdampak negati:e terhadap lingkungan yaitu lingkungan fisik' hayati' kesehatan' sosial dan ekonomi. Angka penyakit ISPA di

pembangunan kesehatan Indonesia 06.6 dimana pengendalian pen emaran udara merupakan salah satu dari sepuluh

Kalimantan Tengah pada tahun 066( mengalami peningkatan yang pesat' angka penyakit ini berada pada urutan pertama dari .6 penyakit terbanyak untuk semua golongan umur.5erdasarkan kasus baru penderita;penderita puskesmas rawat jalan ini di

program unggulan. Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia sejak tahun .1)6 hingga

sekarang seperti yang terjadi di wilayah Kalimantan Tengah' setiap musim kemarau hampir selalu ditandai dengan terjadinya kebakaran hutan yang menghasilkan asap yang mengandung partikel debu dan gas; gas berbahaya dengan konsetrasi melebihi ambang batas dan berakibat menurun nya kualitalis udara sampai taraf yang

peningkatan

diduga

diakibatkan oleh adanya kemaru yang panjang dengan diikuti kebakaran hutan yang sangat luas pada tahun 066& dan 066( $Kanwil Depkes prop.Kalteng' 066(+. Penyakit Infeksi Saluran

Pernafasan Akut $ISPA+ sampai saat ini masih merupakan permasalahan di

membahayakan kesehatan dan akhirnya menimbulkan dan meningkatkan gangguan penyakit saluran pernapasan. Kebakaran hutan terjadi hampir setiap tahunnya ini mengkibatkan dimana keadaan hutan dilanda api sehingga

berbagai negara di dunia' terutama di negara sedang berkembang termasuk di Indonesia. #a. ini disebabkan oleh karena angka kesakitan dan kematiannya yang masih ukup tinggi.

Setiap tahunnya di seluruh dunia dapat terjadi kematian anak' golongan umur 6;&

mengakibatkan kerusakan hutan dan hasil

tahun sebanyak .&;.( juta. Dari jumlah tersebut diperkirakan bahwa ISPA dapat menyebabkan kematian sebesar ,6;(6 per .666 bayi $6;.0 bulan+ dan (;) per .666 untuk anak golongan umur .;& tahun $A#7' .1/%a+' sedangkan di Indonesia pada tahun .1/, angka kematian bayi rata; rata se ara nasional adalah 16', per .666 kelahiran hidup' sedangkan angka

merupakan penyakit yang masih tinggi frekwensinya. Dari sepuluh penyakit

utama yang didapati di masyarakat' ISPA menempati urutan teratas dengan angka kesakitan sebesar .1'/* dan angka

kematian untuk golongan umur 6;. tahun sebesar 00'.*' dan untuk anak golongan .;& tahun sebesar 0/'0* $D>PK>S;BI' .1/%+. #asil Sur:ei Kesehatan Bumah Tangga $SKBT+ .1/% didapatkan bahwa angka kesakitan untuk bayi adalah sebesar .%',* dan untuk anak golongan umur .;& tahun adalah sebesar ./'.*. Dari jumlah tersebut ISPA menduduki urutan teratas penyebab sakit' yakni sebesar 0('%*. Angka kematian bayi $AK5+ se ara

kematian anak balita adalah .)'/ per .666 anak balita. Dengan demikian akan terjadi 06 kematian bayi karena radang pernafasan akut $ISPA+ untuk setiap kelahiran hidup' dan akan terjadi ( kematian anak .;& tahun per .666 anak $.;& tahun+. Apabila angka ini diekstrapolasikan pada penduduk

Indonesia yang saat itu berjumlah .%( juta dengan perkiraan .&* dan seluruh

8asional adalah ).'/ per .666 kelahiran hidup dan .6'% per .666 anak untuk golongan umur .;& tahun $5udiarso dkk' .1/%+. 5erbagai penelitian juga telah

penduduk adalah bayi dan anak balita' maka akan terjadi .10.666 kematian karena ISPA pada bayi dan anak balita. Ini berarti akan terjadi 00 kematian anak balita setiap jam per harinya' yang disebabkan oleh ISPA $Beosin' .1/%+. Dari hasil sur:ei kesehatan rumah tangga .1/6 menunjukkan bahwa ISPA

dilakukan di bagian penyakit anak di berbagai rumah sakit pendidikan di seluruh Indonesia sejak tahun .1/6 hingga tahun .1/0. Dari hasil penelitian tersebut

didapatkan bahwa jumlah penderita ISPA yang berobat jalan berkisar antara ./;)6 dari seluruh pengunjung poliklinik anak dan (;&6* yang dirawat. 0'%;,'&*. Kematian Kematian

bawah & 0)*.

&(

kg

adalah

Status lingkungan sangat

ekonoini di dalam

keluarga rumah

dan

berkisar

antara

menentukan

untuk

timbulnya

terendah ditemukan di rumah sakit umum Palembang dan tertinggi di rumah sakit umum Denpasar 5ali $Busin Bunisar' .1//+. Penyebab tingginya angka

penyakit ISPA dan turut pula menentukan berat ringannya gejala penyakit. Muljono melaporkan di rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya pada tahun .1/, dari seluruh penderita ISPA yang dirawat /6* adalah dari keluarga ekonomi rendah' /&',* dengan lingkungan rumah yang jelek' &/',,* dengan gi?i yang kurang dan &.')* dari keluarga yang orang tuanya berpendidikan rendah. Sedangkan menurut Bahayu .1/( salah satu penyebab

kematian Infeksi Saluran Pernafasan Akut $ISPA+ di negara berkembang adalah masih tingginya faktor resiko dan penyakit $Ceowski dan Dam' .1/& it 8adapdap' .1/1+. Caporan dari Departemen

Kesehatan BI wilayah propinsi Daerah Istimewa Dogyakarta pada tahun .1/(; .1/% menunjukkan bahwa faktor risiko untuk terjadi ISPA pada anak balita masih ukup tinggi yakni status gi?i balita yang termasuk baik (0'/*' gi?i kurang &('.6*' dan gi?i buruk 0'.6*. Anak yang lahir dengan berat badan rendah $55CB+ sama dengan ,'6(* dan

tingginya angka kematian karena ISPA di rumah sakit !ipto Mangunkusumo Eakarta adalah karena orang tua terutama ibu sudah terlambat membawa anaknya berobat ke rumah sakit' sehingga penyakitnya menjadi berat dan memerlukan penanganan khusus. Keterlambatan ini disebabkan beberapa hal' antara lain karena keengganan ke rumah sakit karena kesulitan sosial

ibu yang hamil dengan berat badan di

ekonomi dan pengetahuan yang kurang

mengenai tindakan yang barus dilakukan pada anak yang menderita ISPA terutama dalam tahap dini. Menurut Doung $.1/6+ dan Kalangi $.1/6+' faktor;faktor yang mempengaruhi seseorang unuk mengambil tindakan

hutan dan penderita ISPA di area tidak dekat dengan titik api kebakaran hutan.

D. S)0,-r P-!2-0"r"! U'"r" Se ara umum sumber pen emaran udara dapat berasal dari 0 sumber utama yaitu F J Sumber Alamiah F udara dapat ter emar akibat kejadianKkejadian alam yang

pengobatan adalah pengetahuan tentang tingkat keparahan penyakit' pengetahuan tentang obat yang dipakai' keper ayaan' kemudahan' ekonomi' kemudian sarana fisik.

kadang;kadang tidak terduga sebelumnya seperti gunung berapi'keluarnya gas bera un akibat gempa bumi dan lain;lain.

B. R)0)%"! M"%"."1 5erdasarkan penelitian maka latar belakang masalahF

Akibat kegiatan manusia F kegiatan dapat berubah kegiatan lingkungan manusia

manusia

perumusan

hidup.5eragamnya

G5agaimana pengaruh kebakaran hutan terhadap kejadian penyakit saluran napas pada anak di Kal;TengHI

disebabkan oleh berbagai fa tor antara lain F perkembangan

budaya'perkembangan teknologi serta didukung oleh pola konsumsi yang

C. T)*)"! P-!-. # "! Penelitian bertujuan untukF ; Mengetahui bagaimana pengaruh

berlebihan.5eberapa akti:itas manusia yang dapat menimbulkan pen emaran udara antara lain F kegiatan lalu

kebakaran hutan terhadap kejadian penyakit ISPA pada anak. ; Mengetahui perbandirigan antara

lintas'industri'pembuangan sampah'pertambangan kegiatan rumah tangga. termasuk juga

penderita ISPA di titik api kebakaran

>. D-3-! % Infeksi Akut $ISPA+ Saluran Pernafasan sekelompok

kurangnya setiap &/ jam bebas gejala $Said' dkk' .1/1+. Saluran pernafasan' menurut

merupakan

penyakit yang kompleks dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai penyebab dan dapat mengenai setiap tempat di sepanjang saluran pernafasan

anatominya dapat dibagi menjadi saluran pernafasan atas' yaitu mulai dari hidung sampai laring' dan saluran pernafasan bawah' mulai dari laring sampai al:eoli $8elson' .1/,- Said dkk' .1/1+. Dengan demikian' infeksi saluran pernafasan akut dapat dibagi menjadi ISPA atas dan ISPA bawah. Dang dimaksud ISPA atas ialah infeksi akut yang se ara primer

$A#7L48I!>M' .1/%+. Menurut hasil Cokakarya ISPA II tahun .1//' ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang berlangsung dalam jangka waktu sampai .& hari' dimana yang dimaksud dengan saluran pernafasan

mempengaruhi susunan saluran pernafasan di atas laring' sedang ISPA bawah ialah infeksi akut yang se ara primer

adalah organ dan hidung sampai al:eoli beserta organ;organ adneksanya $misalnyaF sinus paranasalis' ruang telinga tengah' pleura+. Se ara klinis' ISPA ialah suatu episode tanda dan gejala akut sebagai akibat infeksi' yang dapat terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan dengan pernafasan' seperti sinus paranasalis' ruang te.inga tengah' dan pleura. Disebut episode baru ISPA' bila tanda dan gejala terjadi sekurang;

mempengaruhi saluran pernafasan bawah laring $8elson' .1/,+.

M. K."% 3 /"% Dalam International

!lassifi ation Desease $l!D+ re:isi .6' penyakit ISPA dibagi menurut letak

anatomi dan penyebabnya. 5erdasarkan letak anatominya' ISPA dikelompokan menjadi ISPA atas yang meliputiF faringitis'

nasofaringitis'

sinusitis'

tonsilitis'

laringitis

obstruktif'

dan

merekomodasikan ISPA menurut

pembagian derajat

penyakit

epiglotitis' serta ISPA bawah yang meliputi bronkitis' bronkiolitis' dan pneumonia. Pembagian ISPA menurut letak anatomi tersebut diperin i lagi sesuai penyebabnya' misalnyaF pertusis' faringitis streptokokus' pneumonia bronkiolitis hemofikus :irus' influensa'

keparahannya.

Pembagian tersebut dibuat berdasarkan gejala;gejala klinis yang timbul.

Pembagian derajat penyakit ISPA yang telah ditetapkan dalam Cokakarya 8asional II ISPA tahun .1//' adalah sebagai berikutF .. ISPA ringan Ditandai oleh satu atau lebih dari gejala berikutF ; batuk ; pilek ; demam ; dengan atau tanpa demam

pneumonia streptokokus' dan sebagainya. Pembagian ISPA yang lain adalah menurut deskriptifnya misalnyaF G ommon oldI' Gwhooping sebagainya. ough' G roupI dan

=. G-*"." '"! P-0,"+ "! D-r"*"# P-!4"/ # ISPA Seorang anak yang menderita ISPA bisa menunjukkan berma am;ma am tanda dan gejala' sepertiF batuk' bersin' serak' sakit tenggorokkan' sakit telinga' keluar airan dari telinga' sesak nafas' pernafasan yang epat' nafas bunyi' penarikan dada ke dalam' bisa juga mual' muntah' tak mau makan' badan lemah' dan sebagainya. 4ntuk penatalaksanaan' A#7 memudahkan $l1/&+ telah

0. ISPA sedang Meliputi gejala ISPA ringan ditambah satu atau lebih

gejala berikutF ; Pernafasan epat ; umur kurang . tahunF (6 kaliLmenit atau lebih ; umur .;& tahun F &6 kaliLmenit atau lebih ; GAhee?ingI $nafas men iut; iut+ ; sakitLkeluar airan dari telinga ; ber ak kemerahan $ ampak+

; umur kurang dari & bulan khusus untuk bayi kurang dari 0 bulan hanya dikenal ISPA

pernafasan usaha pengeluaran tersebut dilakukan oleh silia yang terdapat pada permukaan saluran pernafasan' dengan bergerak ke atas nendorong :irus yang tertangkap tersebut ke arah faring- atau bila usaha pengeluaran tersebut gagal' maka :irus tersebut mulai merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan $Kendig dan !herni k' .1/,+. Iritasi :irus pada kedua lapisan tersebut menyebahkan timbulnya batuk kering $Eelliffe' .1)&+. Kerusakan struktur lapisan diridirig saluran pernapasan menyebabkan kenaikan

ringan dan ISPA beraat $tidak ada ISPA sedang+' dan batasan frekuensi nafasnya ialah %6 kaliLmenit. ,. ISPA berat meliputi gejala ringanLsedang ditambah satu atau lebih

gejala berikutF ; penarikan sela iga ke dalam waktu menarik nafas ; kesadaran menurun ; bibirLkulit pu at kebi;biruan ; stidor $nafas ngorok+ waktu tenang ; adanya selaput membran difteri

akti:itas glandula mukosa yang banyak terdapat pada diridirig saluran napas' sehingga mukosa terjadi yang pengeluaran airan

melebihi

menimbulkan

gejala batuk $Kendig dan !herni k' .1/,+. Dengan demkian pada tahap awal gejala #. P-r*"."!"! P-!4"/ # ISPA Perjalanan penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya :irus dengan ISPA yang paling menonjol adalah batuk. Adanya infeksi :irus tersebut

merupakan predisposisi terjadiriya infeksi sekunder bakteri. 7leh karena akibat infeksi :irus tersebut terjadi kerusakan mekanisne mukkosiliaris yang merupakan mekanisme perlindungan pada saluran

tubuh. Dengan masuknya :irus yang merupakan benda asing dalam tubuh' menyebabkan tubuh berusaha Dalam untuk saluran

mengeluarkannya.

pernafasan sehingga patogen

terhadap memudahkan

infeksi

bakteri'

napas bawah' sehingga bakteri;bakteri yang biasanya hanya ditemukan dalam saluran napas atas sesudah terjadiriya infeksi :irus' dapat menginfeksi paru;paru' sehingga menyebabkan pneumonia bakteri $Shann' 1/(+.

bakteri;bakteri pada saluran

yang

terdapat seperti

pernafasan

atas'

Sreptokukus

pneumonia' #emofilus influensae dan Stafilokokus' untuk menyerang mukosa yang rusak tersebut $Kendig dan !herni k' .1/,' Eelliffe' .1)&- Tyrrell' .1/6+. In:asi bakateri ini dapat dipermudah dengan adanya faktor;faktor seperti kediriginan dan malnutrisi' padahal pada bayi dan anak ke il adanya suatu serangan infeksi :irus pada saluran atas dapat menimbulkan gangguan gi?i akut $Tyrrell' .1/6+. Adanya infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekre simukus bertambah banyak' dan dapat menyumbat saluran napas sehingga timbul sesak napas' dan juga menyebabkan batuk yang produktif. Nirus yang menyerang saluran napas atau dapat menyebar ke tempat; tempat yang lain dalam tubuh' sehingga menyebabkan kejang' demam dan juga bisa menyebar kesaluran napas bawah $Tryrrell' .1/6+. Dengan demikian infeksi sekunder bakteri bisa menyerang saluran

I. P-!4-,", ISPA Penyebab ISPA yang telah

diketahui sampai saat adalah :irus' bakteri' mikoplasma' klamidia' dan riket $Boesin it 5udipranoto' .1/1+' tetapi terutama disebabkan oleh :irus dan bakteri $Said dan Bahajoe' .1/1+. Kira;kira 16;1(* ISPA' terutama ISPA atas disebabkan oleh :irus $A#7' .1/6 dan A#7 .1/& it. Said dan Bahajoe' .1/1+. Dari berbagai hasil penelitian

didapatkan adanya perbedaan penyebab ISPA di negara maju dengan negara berkembang. bakteri Di negara berkembang peranan

patogen

inempunyai

penting sebagai penyebab ISPA fase pertama $A#7L48I!>M' .1/%+. Penelitian oleh A#7 $.1/(+ it Said dan Bahajoe $.1/1+ di ) negara berkeinbang $5ra?il'

!hil' =embia India' 8igeria' Papua 8ew =uinea' dan Milipina+ pada anak derigan ISPA berat yang dirawat di rumah sakit dan beluin dapat antibiotika' sekitar %6* hasil fungsdi paru positif terdapat bakteri. Pada penelitian di Amenika Serikat' Tuner $.1/)+ it Said dan Bahajoe .1/1+ ,/* dan 1/ kasus

periode neonatus $A#7' .1/) ; it Said Bahajoe' .1%1+. Data akurat mengenai penyebab :irus dan bakteri dan ISPA pada anak kurang memadai' sebab kesukaran dalam diagnois klinis dan mikrobiologis.

Diagnosis mikrobiologis sering tidak jelas karena anak;anak ke il tidak dapat

mendapatkan

pneumonia yang disebabkan oleh :irus' dan hanya .1* yang disebabkan oleh bakteri' lagi pula (,* kasus yang

mengeluarkan sputumnya $Stanfield and Sally' .1/)+. Kultur darah' air

pleura atau eksudat paru yang diperoleh dan fungsi paru menghasilkan diagnosis yang paling dapat diper aya $Eaga Thesan' .1/( it Stansfield' .1/)+. 4ntuk mengetahui penyebab

disebabkan oleh bakteri juga ditemukan infeksi oleh :irus. Penelitian lain di Amerika Serikat menemukan bahwa

penyebab terbanyak dan kasus ISPA bahwa yang tidak dirawat ialah :irus dan

pneunomia tidak dapat ditentukan hanya dari kultur pernafasan atas' bahkan hal ini bisa menyesatkan' karena tingginya angka karier bakteri patogen pada saluran nafas atas $Stansfield and Sally' .1/)+. Setengah dari anak;anak balita di Amenika 4tara karier terhadap pneumokokus $Klein' .1/. it Stansfield and Sally' .1/)+. Papua 8ew =uinea' 1(* dan anak;anak sehat

Mikoplasma pneumonia $Denny' .1/%+. Sementara berbagai penelitian $ it Said dan Bahajoe'

.1/1+ membuktikan bahwa Streptokokus pneumoniae dan #emofilus influensa

merupakan penyebab tersering pada anak dengan ISPA erat di negara berkembang. Stafilokokus pneumoniae merupakan

kuman yang dominan pada bayi dengan pneunomiae sampai usia % bulan' ke uali

ditemukan pneukokus dalam saluran nafas atas mereka' dan lebih dan kultur positif

terhadap #emofilus influensa $Biley dkk' .1/, it Stansfield and Sally' .1/)+. Kesulitan lain ialah dalam

.. 5anyak kasus penyakit ISPA di daerah dekat titik api kebakaran hutan di puskesmas Menteng di Kalimantan Tengah 0. 5anyak kasus penyakit ISPA di daerah tidak dekat titik api kebakaran hutan di puskesmas Pahandut di Kalimantan Tengah

menentukan penyebab tunggal dari ISPA' karena sering timbul adanya kuman

patogen multi pada spesimen dan sputum' darah' atau airan pleura $Stansfield and Sally' .1/)+.

E. S),*-/ 4"!+ D #-. # Subjek peneliti ini adalah semua penderita penyakit ISPA yang menjalani rawat jalan di puskesmas Menteng dan puskesmas Pahandut di Kalimantan Tengah.

M. D-3 ! % 56-r"% $!". 7"r ",-. ,. Kasus penyakit ISPA adalah banyaknya kasus penderita penyakit ISPA pada anak di puskesmas Menteng dan puskesmas Pahandut di Kalimantan Tengah. &. Polutan adalah ?at;?at yang merugikan dan dapat menyebabkan penyakit ISPA

K. R"!2"!+"! P-!-. # "! Eenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang bersifat

akibat kebakaran hutan di Kalimantan Tengah.

retrospektif $terhadap semua penderita ISPA yang menjalani rawat jalan di puskesmas Menteng dan puskesmas

8. M-#$'- P-!+)06)."! D"#" Data didapat dari atatan puskesmas

Menteng dan puskesmas Pahandut Propinsi Kalimantan Tengah.

Pahandut di Kalimantan Tengah+.

C. P-!+)/)r"! H"% . P-!-. # "!

7. K-#-r,"#"%"! P-!-. # "!

Penelitian ini mempunyai keterbatasan yaituF (. Data yang diambil merupakan data sekunder yang sudah ter atat di

April Mei Juni Juli Agustus

195 175 112 115 121

121 141 116 122 110

158 158 114 118.5 115.5

Puskesmas Menteng dan puskesmas Pahandut Propinsi Kalimantan Tengah. %. Subjek yang diteliti terbatas L sampel yang diambil hanya yang ter atat di Puskesmas Menteng dan puskesmas Pahandut Propinsi Kalimantan Tengah.

Sesudah Bulan September Oktober o!ember "esember $ $ $ $ 2004 459 475 600 415 $ $ $ $ 2005 501 465 616 412 $ $ $ $ ratarata 480 470 608 41#.5 $ $ $ $

T",-. 4.2. D"#" P"% -! A!"/ P. H"% . P-!-. # "! &..... Karakteristik Besponden
Bulan

ISPA ' P)%/-%0"% P"1"!')r


Sebelum

Besponden

pada

penelitian ini adalah para pasien anak baik yang menjalani rawat jalan di puskesmas menteng dan puskesmas pahandut. Eumlah

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

2004 112 116 121 114 1#6 118 12# 11#

2005 126 119 112 112 121 122 119 115

ratarata 119 117.5 116.5 11# 128.5 120 121 114

pasien yang ada di dilihat dari trimester dalam tahun 066&;066(. T",-. 4.&. D"#" P"% -! A!"/ ISPA ' P)%/-%0"% M-!#-!+
Sebelum 200 rata2004 5 rata 182 120 151 122 112 117 159 141 150 Bulan September Oktober o!ember "esember $ $ $ $

Bulan Januari Februari Maret

Sesudah 200 rata2004 5 rata 140 141 140.5 146 1#0 1#8 155 125 140 111 112 111.5 $ $ $ $ $ $ $ $ $ $ $ $

pasien anak ISPA sebelum terjadi


151

kebakaran $,('/0*+di Pahandhut.

480

sebelum

sesu%a&

119

151

G"0,"r 4.&. J)0."1 P"% -! A!"/ ISPA %-,-.)0 '"! %-%)'"1 #-r*"' /-,"/"r"! ' M-!#-!+ Dari gambar di atas dapat
Menteng 'a&an%&ut

G"0,"r 4.8. J)0."1 P"% -! A!"/ ISPA S-,-.)0 T-r*"' K-,"/"r"! ' M-!#-!+ '"! P"1"!')# Dari gambar di atas dapat

dikatakan bahwa pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran $%&'()*+ lebih banyak daripada pasien anak ISPA sebelum terjadi kebakaran $,('&,*+di Menteng.

dikatakan bahwa pasien anak ISPA sebelum terjadi kebakaran di Menteng $(,'0%*+ lebih

banyak daripada pasien anak


119 140.5

ISPA sebelum terjadi kebakaran di Pahandhut $&%')&*+.

sebelum

sesu%a&

140.5

G"0,"r 4.2. J)0."1 P"% -! A!"/ ISPA %-,-.)0 '"! %-%)'"1 #-r*"' /-,"/"r"! ' P"1"!'1)# Dari gambar di atas dapat G"0,"r 4.4. J)0."1 P"% -! A!"/ ISPA S-%)'"1 T-r*"' K-,"/"r"! ' M-!#-!+ '"! P"1"!')#
480

Menteng

'a&an%&ut

dikatakan bahwa pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran $%&'./*+ lebih banyak daripada

Dari

gambar

di

atas

dapat

dikatakan bahwa pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran di Menteng $)/'/.*+ lebih banyak daripada sesudah pasien terjadi anak ISPA di

n( ad bc . L 0n )

$ a + b + $ a + c + $b + d + $ c + d +

0 =

/1)',.( (.,('0( .,0'(6 ) (../'%1 &10'//) . L

$.,('0( + ../'%1+ $.,('0( + &10'//+ $../'%1 + .,0'(6+ $

kebakaran

Pahandhut $0.'.1*+. &...0. Perbedaan Eumlah penderita ISPA sebelum kebakaran dan di sesudah Menteng terjadi dan

/1)',.( .)106'%0( (/&11'10)0 &&/'%(() 0(,'1& %0/'., 0(.'.1 %0(',/


/1)',.( &6()1',600 &&/'%(() 0 0(6(%/)1(%6',&/,)6/& /1)',.( &6.,6'%&)0 ) 0 0(6(%/)1(%6',&/,)6/&

0 =

Pahandhut Tahun 066&;066( 4ji perbedaan untuk antara mengetahui frekuensi

0 =

0 =

.&&(6/1)11601'(%0%0.(.6& 0(6(%/)1(%6',&/,)6/& 2 ()'%)0 didapat nilai


0 hitung

penderita ISPA anak sebelum dan sesudah terjadi kebakaran di

2 ()'%)0

dengan tingkat keper ayaan 1(*' O 2 6'6(. Kriteria ada perbedaan yang dengan signifikan
0 hitung

Menteng digunakan

hi s"uare

per tahun 066&;066(' dengan perhitungan sebagai berikutF R"#"-r"#" #"1)! 20042005 M-!#-!+ P"1"!'1)# S-,-.) 0 S-%)'"1 T$#". .,('0( &10'// %0/'., ../'%1 .,0'(6 0(.'.1 0(,'1& %0(',/ /1)',.

dinyatakan
0 tabel. 0

#asil 2

perhitungan T$#". ()'%)0 3


0 tabel

didapat

hitung

2 ,'&/.' maka ada antara frekuensi

perbedaan

penderita ISPA anak sebelum dan sesudah terjadi kebakaran di

Menteng dan Pahandhut.

P. PEMBAHASAN Di negara berkembang penyebab utama ISPA berat pada anak ialah S. Pnemonia dan #. Influensa' S. Aureus' 5. Pertusis' M. Pnemonia' klamidia' dan 5. Kataralis. Nirus influensa 5

sosial ekonomi yang rendah mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan masyarakat' tetapi status keseluruhan tidak ada hubungan antara status

ekonomi dengan insidensi ISPA' akan tetapi didapatkan korelasi yang

menyerang anak dengan gejala influensa disertai nyeri perut. Adeno:irus serotipe ,'(') sering menimbulkan faringitis pada anak. Maktor resiko dari penyakit ISPA antara lainF malnutrisi' 5I5B' kepadatan hunian' sosial ekonomi rendah' asap rokok' ua a yang buruk. #al ini juga akan mempengaruhi jumlah penderita ISPA di daerah Menteng dan Pahandut. Dari hasil analisis data diperoleh se ara rata;rata bahwa penderita di Pahandut lebih banyak jika dibandingkan dengan penderita ISPA di Menteng. #al ini dikarenakan terdapat faktor resiko yang lebih banyak di Pahandut daripada di Menteng. Ditinjau dari status sosial

bermakna antara kejadian ISPA berat dan rendahnya status sosial ekonomi. Sedangkan dari aspek kepadatan penduduk $hunianLcrowding+' seperti luas ruang per orang' dan jumlah anggota diduga

keluarga'

masyarakat

merupakan faktor resiko untuk ISPA. Penelitian di !ikutra' Eawa 5arat

membuktikan bahwa kepadatan hunian mempengaruhi se ara bermakna

pre:alensi ISPA berat. Aspek lain yang ikut berpengaruh pada jumlah penderita ISPA di suatu tempat adalah status gi?i yang tidak lengkap dan kekurangan kalori' protein' hipo:itaminosis' anemia' dan Nit 5 Komplek' serta imunisasi baik 5!=' DPT' Polio maupun ampak yang kurang lengkap.

ekonomi' telah diketahui bahwa tingkat

7bat

yang

digunakan

dalam

dalam bentuk sediaan tunggal. Ma am; ma am dekongestan yang diberikan ialah fenilpropanolamin' fenilefrin' dan

penanganan ISPA pada anak adalah antibiotik. Selain antibiotik' penderita mendapat obat simtomatis yang antara lain adalah sebagai berikutF analgetik; antiperitik. Eenis yang sering digunakan ialah parasetamol atau asetaminofen baik sebagai sediaan tunggal' di ampur dalam puyer' maupun dalam sediaan kombinasi tetap $paten+. Ma am ekspektoran yang diberikan dalam adalah gliseril guaiakolat

pseudoeferin semuanya dalam bentuk sediaan kombinasi tetap $paten+. Di samping itu diberi efedrin dalam bentuk ampuran puyer. Ma am;ma am

antitusif yang diberikan antara lain dekstrometorfin ampuran baik dalam bentuk sediaan

puyer

maupun

kombinasi tetap $paten+. Difenhidramin dalam bentuk sediaan kombinasi tetap $paten+. Kodein diberikan dalam bentuk ampuran puyer sediaan tunggal paten. Psikotropika yang biasa digunakan ialah luminal dalam bentuk ampuran puyer. Dalam penatalaksanaan bahwa setiap ISPA ini

ampuran puyer dan sediaan

kombinasi tetap $paten+ serta bromheksin dalam sediaan tunggal. Antihistamin yang banyak diberikan ialah

khlorfeniramin maleat $!TM+ dalam bentuk ampuran puyer dan sediaan

kombinasi tetap $paten+. Antihistamin yang lain ialah siproheptadin dalam sediaan tunggal. Ma am :itamin yang sering diberikan adalah :itamin ! dalam ampuran puyer' :itamin 5.' :itamin 5 komplek dan multi:itamin dalam sediaan tunggal. Eenis antiinflamasi yang

didapatkan

penderita

mendapat dua atau lebih ?at aktif tersebut di atas. Antibiotik dan obat simtomatis untuk terapi ISPA pada anak semuanya diberikan se ara oral. 5entuk sediaan yang biasa digunakan adalah puyer' sirup' tablet dan dalam bentuk tetes (drop). Antibiotik rata;rata diberikan

diberikan ialah deksametason dalam bentuk ampuran puyer dan prednison

untuk

selama lain

hari. biasanya

7bat;obat diberikan

rawa.5eriklim tropis dengan hujan rata;rata 0.,66 udara

urah L

simtomatis

mm

selama ,;( hari.

tahun'temperature antara

berkisar

0)6!;,.6!'dengan

kelembaban antara )6;16 *. .. K$!' % G-$+r"3 % Kota merupakan Kalimantan Palangka ibukota Tengah Baya Propinsi luas 0. K-"'""! G-$+r"3 a. Menteng Merupakan daerah pemukiman padat penduduk. Terletak jauh dari kota dan dekat dengan titik api. Daerah ini juga merupakan daerah pusat ke amatan satu satu yang sudah dan

dengan

0.&66 km0 $0&6.666 #a+ Se ara administrasi menjadi pemerintahan ke amatan 0. terbagi serta

dua

mempunyai

kelurahan.Kota

Palangka Baya mempunyai batas disebelah utara dengan Kabupaten =unung berbatasan Mas'sebelah dengan selatan timur Kabupaten dengan

mempunyai induk dan

puskesmas puskesmas fasilitas ukup

pembantu kesehatannya memadai. b. Pahandhut Merupakan

Kapuas'sebelah

Kabupaten Pulang Pisau dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Katingan. Kondisi daerah berupa

daerah

padat

penduduk' tetapi letaknya ukup jauh dari titik api. Daerah ini hanya mempunyai satu

dataran rendah berpasir'sebagian dari luas daerah terdiri &'.) *

puskesmas yang fasilitasnya juga ukup memadai.

sungai'.%'% * danau serta 6'(% *

,. S)0,-r P-!2-0"r"! U'"r" Se ara umum sumber

5erdasarkan baku mutu udara ambien $PP 8o. &. tahun .111+ ada ., parameter pen emaran udara yang dibagi menjadi dua kategori

pen emaran udara dapat berasal dari 0 sumber utama yaitu F Q Sumber ter emar alam alamiah akibat F udara dapat

berdasarkan letak kawasan. Parameter umum ada 1 parameter yatu S7@' !7@' 870' 7,' #!' PM.6LPM0( debu' Pb' dustfall dan & parameter khusus untuk daerahLkawasan industri kimia dasar yaitu F total fluoride' fluor indeks' khlorine dan khlorine dioksida' sulphat indek. 5eberapa karakteristik dari

kejadian;kejadian tidak

yang

kadang;kadang

terduga sebelumnya seperti gunung berapi' keluarnya gas bera un akibat gempa bumi dan lain;lain. Q Akibat kegiatan manusia F kegiatan manusia dapat merubah lingkungan hidup. 5eragamnya kegiatan manusia disebabkan oleh berbagai faktor antara lain F Perkembangan teknologi budaya' serta

parameter udara diatasF a. S70 Pen emaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna $S70+ yaitu dan sulfur Sulfur

perkembangan

didukung oleh pola konsumsi yang berlebihan. 5eberapa akti:itas manusia yang dapat menimbulkan pen emaran udara antara lain kegiatan lalu lintas' industri' pembuangan sampah'

dioksida

trioksida $S7,+ dan keduanya disebut sulfur oksida $S7@+.

pertambangan termasuk juga kegiatan Sulfur rumah tangga. karakteristik bau yang tajam dan &. K"r"/#-r %# / P"r"0-#-r U'"r" tidak mudah terbakar di udara' dioksida mempunyai

sedangkan

sulfur

trioksida

tembus pandang mata dan juga mengadakan berbagai reaksi

merupakan komponen yang tidak reaktif. Di udara S70 selalu terbentuk dalam jumlah besar yang ber:ariasi dan . sampai .6* dan total S7@.

kimia di udara. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk partikulat debu karena komposisi serta !uspended $SPM+' ukurannya "articulate #otal seperti Matter

!uspended

"articulate $TSP+' $lack !moke. b. PM.6 Partikel debu melayang . !7 Karbon dan 7ksigen dapat

merupakan ampuran yang sangat rumit organik dari dan berbagai senyawa yang

bergabung membentuk senyawa karbon monoksida $!7+ sebagal hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida $!70+ sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida

anorganik

tersebar di udara dengan diameter yang sangat ke il' mulai dari R . mikron sampai dengan maksimal (66 mikron. Partikulat debu akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang;layang di udara dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan.

merupakan senyawa yang tidak berbau' tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak

seperti senyawa lainnya gas !7 mempunyai potensi bersifat ra un atau toksik yang berbahaya

Selain dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan' partikel debu juga dapat mengganggu daya

karena mampu membentuk ikatan

yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin. Sumber

7?on menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di daerah panjang gelombang 0&6 S,06 nm. Karena pengaruh

utamanya berasal dan kegiatan manusia kendaraan menggunakan bensin. d. 7, 7?on merupakan salah satu ?at pengoksidasi yang sangat kuat. Meskipun di alam terdapat dalam jumlah ke il tetapi di lapisan lain dengan bahan pen emar udara o?on sangat berguna untuk seperti menggunakan yang bakar

bermotor bahan

pen emaran udara jenis oksidan ukup akut dan epatnya pen emaran

perubahan

pola

selama sehari dan dari suatu tempat ke tempat lain maka waktu dimana kadar o?on paling tinggi se ara umum ditentukan dalam jumlah pemantauan. per jam Men atat per hari'

perminggu' per musim atau per tahun selama kadar tertentu

melindungi bumi dan radiasi ultra:iolet terbentuk di $4N;b+. udara 7?on pada

dilampaui merupakan ara yang berguna untuk melaporkan sejauh mana o?on menjadi masalah. e. 870 8itrogen Dioksida $870+ dan 8itrogen Monoksida $87+ adalah kelompok gas nitrogen yang

ketinggian ,6 km dimana radiasi 4N matahari dengan panjang gelombang perlahan oksigen 0&0 nm se ara molekul atom

meme ah $60+

menjadi

oksigen tergantung dan jumlah molekul 0 atom;atom oksigen se ara epat membentuk o?on.

terdapat di atmosfir yang disebut gas 87@. Kedua gas ini paling banyak diketahui sebagai

pen emar

udara.

8itrogen

=angguan terutama terjadi pada fungsi faal dan organ tubuh seperti paru;paru dan pembuluh darah atau menyebabkan iritasi pada mata. Se ara terperin i dampak polutan udara dapat diuraikan sebagai berikutF a. S70 Pengaruh utama polutan ini

monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau sebaliknya 8itrogen Dioksida

berwarna oklat kemerahan dan berbau tajam. Dari seluruh

jumlah oksida nitrogen $87@+ yang dibebaskan ke udara' jumlah yang terbanyak dalam bentuk 87 yang diproduksi oleh akti:itas bakteri sehingga tidak terlalu menjadi masalah karena tersebar se ara merata sehingga

adalah menyebabkan iritasi pada sistem pernafasan. 5eberapa

penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar S70 sebesar ( ppm atau lebih bahkan yang pada beberapa iritasi

jumlahnya menjadi ke il. Dang menjadi masalah adalah

pen emaran 87 yang diproduksi oleh kegiatan manusia karena jumlahnya akan meningkat pada tempat;tempat tertentu. (. D"06"/ K-%-1"#"!9 Y"!+

indi:idu

sensitif

terjadi pada kadar . S 0 ppm. S70 dianggap sebagai pen emar yang berbahaya bagi kesehatan terutama penderita pada yang orangtua dan

' # 0,)./"! 5.-1 P$.)#"! U'"r" Dampak yang ditimbulkan oleh

mengatami

penyakit khronis pada sistem pernafasan bahan pen emar udara terhadap Indi:idu dengan gejala penyakit kesehatan dapat berbeda tingkatan dan tersebut jenisnya tergantung dan ma am' ukuran dan komposisi kimiawinya. sangat sensitif pada kardio:askular.

kontak dengan S70' meskipun dengan kadar yang relatif rendah. b. !o Karakteristiknya yang

bagi orang yang telah menderita gangguan pada otot jantung atau sirkulasi periferal yang parah. . PM.6 Inhalasi merupakan satu; satunya menjadi rute pajanan yang dalam dampak Pengaruh

mampu mengikat haemoglobin yaitu pigmen sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh membuat

perhatian dengan

hubungannya terhadap

pembentukan karboksihaemoglobin yang 066 kali lebih $#b!7+ stabil

kesehatan.

partikulat debu bentuk padat maupun air yang berada di udara sangat ukurannya. debu yang tergantung 4kuran kepada partikulat

dibandingkan

oksihaemoglobin

$#b70+. Penguraian #b!7 yang relatif lambat menyebabkan

membahayakan berkisar

terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat fatal karena dapat

kesehatan

umumnya

antara 6'. mikron sampai dengan .6 mikron. 4kuran partikulat debu sekitar ( mikron merupakan partikulat udara yang dapat

menyebabkan

kera unan.

langsung masuk ke dalam paru; paru dan mengendap di al:eoli. 4kuran partikulat yang lebih besar dan ( mikron dapat

Metabolisme otot dan fungsi en?im intra;seluler dapat

terganggu dengan adanya ikatan !7 yang stabil tersebut. Dampak kera unan !7 sangat berbahaya

menganggu saluran pernafasan

bagian atas dan menyebabkan iritasi. Selain itu partikulat debu yang melayang dan beterbangan dibawa angin akan menyebabkan iritasi pada mata dan dapat menghalangi daya tembus

selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema pulmonari. Pada kadar di udara ambien yang normal dapat menyebabkan iritasi mata tetapi tidak berbahaya bagi kesehatan. e. 870 870 merupakan iritan di dalam paru;paru. Meskipun hanya

pandang mata (visibility). d. 7, 7?on adalah gis yang bersenyawa dan bersifat iritan. =ejala yang dapat diamati pada manusia yang diberi perlakuan kontak dengan o?on sampai dengan kadar 6'0 ppm tidak ditemukan pengaruh apapun namun pada kadar 6', ppm mulai terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan. Kontak dengan o?on pada kadar .'6 S ,'6 ppm selama 0 jam pada orang;orang yang sensitif dapat mengakibatkan pusing berat dan kehilangan koordinasi. Pada

sedikit yang diketahui sebagai mekanisme ra un yang khas. Euga diketahui konsentrasi bahwa yang 870 lebih pada besar

dibandingkan dengan 870 yang ditemukan di udara merupakan penyebab menyebabkan oedema pendarahan dan di

paru;paru. Pada penelitian yang dilakukan terhadap binatang

per obaan kadar 870 yang lebih tinggi dari .66 ppm dapat

mematikan per obaan kematian

sebagian dan 16

binatang * dan

kebanyakan orang kontak dengan o?on dengan kadar 1'6 ppm

tersebut

disebabkan

oleh gejala pembengkakan paru

$edema pulmonari+. Sedangkan pemajanan 870 dengan kadar ( ppm selama .6 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan bernapas. %. M-#$'P-!+)/)r"! P$.)#"! '

a. S70 Pengukuran dapat dilakukan

selama . jam dengan baku mutu 166 ugL8m,' dengan metode analisis Pararosanilin dengan

peralatan Spektrofotometer. b. !7 Pengukuran dapat dilakukan

U'"r" A0, -! Metode yang digunakan untuk pengukuran polutan di udara ambien didasarkan pada Peraturan Pemerintah BI 8o. &. tahun .111 tentang 4dara.

selama . jam dengan baku mutu ,6.666 ugL8m,' dengan metode analisis 8DIB dengan peralatan 8DIB Analy?er . PM.6 Pengukuran dapat dilakukan

Pengendalian

Pen emaran

Pemantauan terhadap kualitas udara di udara ambien dilakukan mutu dengan udara

pengukuran

terhadap

ambien yaitu terhadap kadar ?ar' energi' danLatau komponen lain yang ada di udara bebas. Pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan serta pengukuran ini

selama 0& jam dengan baku mutu .(6 ugL8m,' dengan metode analisis =ra:imetri dengan

peralatan #I;Nol Analy?er d. 7, Pengukuran dapat dilakukan

adalah 5adan Pengendalian Dampak Cingkungan. 5eberapa metode pengukuran yang dilakukan terhadap polutan udara antara lain adalahF

selama . jam dengan baku mutu 0,( ugL8m,' dengan metode analisis !hemilumines ent

dengan Spektrofotometer. e. 870 Pengukuran dapat

peralatan

Diketahui

bahwa

penyebab terjadinya ISPA dan penyakit gangguan pernafasan lain adalah rendahnya kualitas dilakukan udara di dalam rumah ataupun diluar rumah baik se ara biologis' fisik maupun kimia. 5erdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh pusat penelitian kesehatan Baya 4ni:ersitas mengetahui Indonesia efek untuk

selama . jam dengan baku mutu &66 ugL8m,' dengan metode analisis Salt?man dengan

peralatan Spektrofotometer. Di Kota Palangka

pengukuran terhadap polutan udara dilakukan oleh Caboratorium

pen emaran

udara terhadap gangguan saluran pernafasan pada siswa SD dengan membandingkan antara mereka yang tinggal di wilayah

Cingkungan sebagai 4nit Pelaksana Teknis dan 5adan Pengendalian

Dampak Cingkungan. ). F"/#$r R % /$ P-!4"/ # ISPA 5erdasarkan dari berbagai dan hasil negara publikasi penelitian termasuk ilmiah

pen emaran udara tinggi dengan siswa yang tinggal di wilayah pen emaran udara rendah di

Indonesia

Eakarta. Dari hasil penelitian ditemukan tidak ada perbedaan kejadian baru atau insiden

dilaporkan berbagai faktor risiko baik yang meningkatkan maupun insiden kematian

(morbiditas)

penyakit atau gangguan saluran pernafasan pada siswa SD di kedua wilayah pen emaran udara. #al ini menunjukkan bahwa

(mortalitas) akibat ISPA diantaranya adalah: a. Polusi udara

tingkat pen emaran menjadi tidak

berbeda dengan wilayah dengan tingkat pen emaran tinggi

kondisi

tubuh

dan

berakibat

tubuh menjadi rentan. . Kepadatan tempat tinggal Kepadatan penghuni pada sebuah rumah dapat memberikan risiko penularan penyakit baik se ara langsung maupun tidak langsung saluran terhadap pernafasan. penyakit #al ini hasil

sehingga tidak ada lagi tempat yang aman untuk semua orang untuk tidak menderita gangguan sauran pemafasan. #al ini

menunjukkan bahwa polusi udara sangat berpengaruh terhadap

terjadinya penyakit ISPA. b. =i?i kurang Masalah masalah utama gi?i di menjadi negara

dibuktikan

berdasarkan

penelitian oleh Bosmayudi di Bumah 5andung. Sakit #asan Sadikin lebih

berkembang terutama kekurangan kalori protein' hipo:itamin A' anemia dan kekurangan :itamin 5 komplek. #al ini

Insiden

SPA

tinggi ditemukan pada angka kepadatan penghuni yang lebih tinggi. menyebutkan penghuni Penelitian bahwa ini jumlah

mengakibatkan anak balita di negara berkembang banyak

sangat

berpengaruh

rentan terhadap infeksi termasuk terhadap penyakit ISPA' ini

terhadap jumlah koloni kuman. Kuman umumnya penyakit pernafasan. semakin yang adalah menular Dengan banyak berpengaruh penyebab saluran demikian penghuni'

disebabkan infeksi dan penyakit akan menganggu ketika proses asupan

pen ernaan

makanan berkurang maka ?at gi?i yang diperlukan berkurang pula' sehingga akan memperburuk

jumlah kuman semakin besar dan

risiko untuk terkena penyakit SPA juga besar. Kepadatan hunian rumah merupakan perbandingan jumlah penghuni dengan Menurut dalam total SK kamar luas tidur seperti

Menurut Soekamto $.1)6+ dikutip Sarip $.11(+

bahwa tingkat pendidikan formal membentuk nilai progresif bagi seseorang menerima terutama hal;hal dalam baru.

ruangan. 8o.

Menkes

Pendidikan formal maupun non formal sangat mempengaruhi

/01LMenkesLSK8.IL.111' rumah dikatakan padat bila

proses pengambilan keputusan seseorang sehingga semakin

perbandingan tersebut kurang dan /m0 untuk dihuni orang dewasa ke uali anak di bawah umur ( tahun. d. Tingkat sosial ekonomi rendah 5esarnya menentukan ekonomi penghasilan tingkat suatu sosial rumah

tinggi pendidikan seseorang akan lebih tinggi pula kesadaran akan kesehatan.

B. K-% 06)."! Dari uraian pembahasan didapat

dalam

kesimpulan sebagai berikutF .. Pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran $%&'()*+ lebih banyak

tangga' dimana tingkat sosial ekonomi akan mempengaruhi rurnah dengan

ketersediaan yang

prasarana

daripada pasien anak ISPA sebelum terjadi kebakaran $,('&,*+di Menteng 0. Pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran $%&'./*+ lebih banyak

berhubungan

kualitas rumah. e. Tingkat pendidikan ibu yang rendah

daripada pasien anak ISPA sebelum terjadi Pahandhut. kebakaran $,('/0*+di

,. Pasien anak ISPA sebelum terjadi kebakaran di Menteng $(,'0%*+ lebih banyak daripada pasien anak ISPA sebelum terjadi kebakaran di

hutan atau lahan dengan sengaja yang bisa udara membuat konsentrasi polutan sehingga kualitas

meningkat penurunan

menyebabkan udara. 0 5agi Masyarakat

Pahandhut $&%')&*+. &. Pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran di Menteng $)/'/.*+ lebih banyak daripada pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran di Pahandhut $0.'.1*+. (. Ada perbedaan antara frekuensi

Tetap diperlukan kewaspadaan dari masyarakat untuk men egah penyakit ISPA atau saluran pernafasan yang disebabkan polutan udara misalnya penggunaan masker terutama saat

penderita ISPA anak sebelum dan sesudah terjadi kebakaran di Menteng dan Pahandhut. #al ini ditunjukkan dengan nilai ,'&/..
0 hitung

terjadi penurunan kualitas udara akibat kebakaran hutan. , 5agi Peneliti Cain Perlu penelitian untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi polutan udara dengan jumlah penderita ISPA

2 ()'%)0 3

0 tabel

S. S"r"! Dari kesimpulan di atas dapat diajukan saran sebagai berikutF . 5agi terkait Dengan diperolehnya informasi dari penelitian ini diharapkan supaya terus diupayakan sosialisasi bagi masyarakat agar tidak melakukan pembakaran Pemerintah DaerahLInstansi

pada waktu yang berbeda yaitu saat berasap dan tidak berasap dengan membandingkan kondisi Menteng dan Pahandhut.

Anda mungkin juga menyukai