A. L"#"r ,-."/"!+ 4dara merupakan faktor penting dalam kehidupan mahluk hidup karena tanpa udara semua mahluk yang bernapas dibumi tidak mampu bertahan hidup lama. Manusia bisa bertahan tanpa makan dan minum dalam waktu dua atau tiga hari namun manusia haya mampu bertahan tanpa udara disekitarnya selama satu atau dua menit saja.karena itu udara merupakan komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan yang dapat memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup se ara optimal. Selain merupakan media itu pula udara yang
kesehatan mahluk
estetika
dan
pen emaran
udara
berbagai kegiatan manusia antara lain industri'trnsportasi'perkantoran perumahan.5erbagai kegiatan dan tersebut
memberikan kontribusi terbesar terhadap pen emaran udara yang dibuang ke udara bebas.Sumber pen emaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam seperti kebakaran hutan'gunung
diukur dan dipantau konsentrasinya di udara sebagai akibat dari aktifitas manusia atau alam antara lain adalah PM .6' S70' !7' 7, dan 870.Karena peningkatan konsentrasi yang melebihi nilai ambang batas dari setiap polutan ini dapat kualitas
lingkungan
pen emaran udara dewasa ini semakin menampakkan memprihatinkan. diartikan adanya kondisi Pen emaran peningkatan yang udara kadar
menyebabkan
penurunan
udara'yang berdampak negatip terhadap kesehatan manusia.Dampak dari polutan ini yang pertama akan ditemukan dalam sistem pernapasan'kulit'serta selaput
polutan yang mengakibatkan menurunnya mutu atau kualitas yang udara akhirnya dalam dapat
penggunaannya menimbulkan
lender.Dapat diuraikan beberapa dampak dari polutan diatas seperti efek partikulat
gangguan
terhadap
melayang terhadap saluran pernapasan ditentukan oleh ukuran diameternya pada ukuran kurang dari 09m dapat dengan mudah masuk saluran pernapasan hingga ke al:eoli paru;paru selain itu efek
sebabkan
karena
!7
memiliki
daya
afinitas yang kuat untuk mengikat #b menjadi karbon monosida hemoglobin $ !7#b +.Akibat dari peristiwa ini adalah berkurangnya kapasitas hemoglobin untuk menyalurkan 70 kepada jaringan;jaringan yang membuat sesak napas' pingsan bahkan dengan kematian.>fek segala ?at 7?on bereaksi yang di
partikulat bisa bersifat iritan baik terhadap saluran pernapasan maupun indra
pernapasan.gas S70 sebagai gas yang tidak berwarna besifat iritan kuat'mudah diserap oleh selaput lender saluran pernapasan kadar rendah S70 dapat
organi iritan
laluinya.7?on saluran
bersipat
terhadap
atas.Dalam
pernapasan
dapat
mematikan'
menimbulkan spasme temporer otot;otot polos dapat bron hioli lebih dan besar pada terjadi
menstimulir penebalan diridirig arteri paru; paru dan apabila pemaparan o?on sudah berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan paru;pru seperti
konsentrasi
yang
produksi lender disaluran pernapasan atas yang bisa terjadi reaksi peradangan yang hebat pada selaput lendir.5ila pemaparan terjadi berulang;ulang pada konsentrasi rendah antara % < .0 ppm maka iritasi selaput lender yang berulang;ulang dapat menyebabkan terjadiriya hyperplasia dan metaplasia sel;sel epitel.Dimana
emphysema.Sama dengan polutan yang lain gas 870 to@is bagi manusia' >fek yang terjadi tergantung pada dosis serta lamanya pemaparan yang diterima
peradangan paru;paru bila terpapar selama beberapa menit saja.Dari beberapa dampak yang ditimbulkan oleh polutan diatas menunjukan bahwa kegiatan menjaga
metaplasia ini di urigai dapat berubah menjadi kanker.=as !7 merupakan gas buang yang bersumber dari kegiatan transportasi'efeknya terhadap kesehatan di
dalamnya kualitas udara yang diperlukan karena seperti yang dijelaskan diatas bahwa udara memberikan daya dukung bagi mahluk hidup untuk hidup se ara optimal sehingga menjadi kebijakan
hutan karena itu' kebakaran hutan dapat berdampak negati:e terhadap lingkungan yaitu lingkungan fisik' hayati' kesehatan' sosial dan ekonomi. Angka penyakit ISPA di
pembangunan kesehatan Indonesia 06.6 dimana pengendalian pen emaran udara merupakan salah satu dari sepuluh
Kalimantan Tengah pada tahun 066( mengalami peningkatan yang pesat' angka penyakit ini berada pada urutan pertama dari .6 penyakit terbanyak untuk semua golongan umur.5erdasarkan kasus baru penderita;penderita puskesmas rawat jalan ini di
program unggulan. Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia sejak tahun .1)6 hingga
sekarang seperti yang terjadi di wilayah Kalimantan Tengah' setiap musim kemarau hampir selalu ditandai dengan terjadinya kebakaran hutan yang menghasilkan asap yang mengandung partikel debu dan gas; gas berbahaya dengan konsetrasi melebihi ambang batas dan berakibat menurun nya kualitalis udara sampai taraf yang
peningkatan
diduga
diakibatkan oleh adanya kemaru yang panjang dengan diikuti kebakaran hutan yang sangat luas pada tahun 066& dan 066( $Kanwil Depkes prop.Kalteng' 066(+. Penyakit Infeksi Saluran
membahayakan kesehatan dan akhirnya menimbulkan dan meningkatkan gangguan penyakit saluran pernapasan. Kebakaran hutan terjadi hampir setiap tahunnya ini mengkibatkan dimana keadaan hutan dilanda api sehingga
berbagai negara di dunia' terutama di negara sedang berkembang termasuk di Indonesia. #a. ini disebabkan oleh karena angka kesakitan dan kematiannya yang masih ukup tinggi.
Setiap tahunnya di seluruh dunia dapat terjadi kematian anak' golongan umur 6;&
tahun sebanyak .&;.( juta. Dari jumlah tersebut diperkirakan bahwa ISPA dapat menyebabkan kematian sebesar ,6;(6 per .666 bayi $6;.0 bulan+ dan (;) per .666 untuk anak golongan umur .;& tahun $A#7' .1/%a+' sedangkan di Indonesia pada tahun .1/, angka kematian bayi rata; rata se ara nasional adalah 16', per .666 kelahiran hidup' sedangkan angka
utama yang didapati di masyarakat' ISPA menempati urutan teratas dengan angka kesakitan sebesar .1'/* dan angka
kematian untuk golongan umur 6;. tahun sebesar 00'.*' dan untuk anak golongan .;& tahun sebesar 0/'0* $D>PK>S;BI' .1/%+. #asil Sur:ei Kesehatan Bumah Tangga $SKBT+ .1/% didapatkan bahwa angka kesakitan untuk bayi adalah sebesar .%',* dan untuk anak golongan umur .;& tahun adalah sebesar ./'.*. Dari jumlah tersebut ISPA menduduki urutan teratas penyebab sakit' yakni sebesar 0('%*. Angka kematian bayi $AK5+ se ara
kematian anak balita adalah .)'/ per .666 anak balita. Dengan demikian akan terjadi 06 kematian bayi karena radang pernafasan akut $ISPA+ untuk setiap kelahiran hidup' dan akan terjadi ( kematian anak .;& tahun per .666 anak $.;& tahun+. Apabila angka ini diekstrapolasikan pada penduduk
Indonesia yang saat itu berjumlah .%( juta dengan perkiraan .&* dan seluruh
8asional adalah ).'/ per .666 kelahiran hidup dan .6'% per .666 anak untuk golongan umur .;& tahun $5udiarso dkk' .1/%+. 5erbagai penelitian juga telah
penduduk adalah bayi dan anak balita' maka akan terjadi .10.666 kematian karena ISPA pada bayi dan anak balita. Ini berarti akan terjadi 00 kematian anak balita setiap jam per harinya' yang disebabkan oleh ISPA $Beosin' .1/%+. Dari hasil sur:ei kesehatan rumah tangga .1/6 menunjukkan bahwa ISPA
dilakukan di bagian penyakit anak di berbagai rumah sakit pendidikan di seluruh Indonesia sejak tahun .1/6 hingga tahun .1/0. Dari hasil penelitian tersebut
didapatkan bahwa jumlah penderita ISPA yang berobat jalan berkisar antara ./;)6 dari seluruh pengunjung poliklinik anak dan (;&6* yang dirawat. 0'%;,'&*. Kematian Kematian
&(
kg
adalah
ekonoini di dalam
keluarga rumah
dan
berkisar
antara
menentukan
untuk
timbulnya
terendah ditemukan di rumah sakit umum Palembang dan tertinggi di rumah sakit umum Denpasar 5ali $Busin Bunisar' .1//+. Penyebab tingginya angka
penyakit ISPA dan turut pula menentukan berat ringannya gejala penyakit. Muljono melaporkan di rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya pada tahun .1/, dari seluruh penderita ISPA yang dirawat /6* adalah dari keluarga ekonomi rendah' /&',* dengan lingkungan rumah yang jelek' &/',,* dengan gi?i yang kurang dan &.')* dari keluarga yang orang tuanya berpendidikan rendah. Sedangkan menurut Bahayu .1/( salah satu penyebab
kematian Infeksi Saluran Pernafasan Akut $ISPA+ di negara berkembang adalah masih tingginya faktor resiko dan penyakit $Ceowski dan Dam' .1/& it 8adapdap' .1/1+. Caporan dari Departemen
Kesehatan BI wilayah propinsi Daerah Istimewa Dogyakarta pada tahun .1/(; .1/% menunjukkan bahwa faktor risiko untuk terjadi ISPA pada anak balita masih ukup tinggi yakni status gi?i balita yang termasuk baik (0'/*' gi?i kurang &('.6*' dan gi?i buruk 0'.6*. Anak yang lahir dengan berat badan rendah $55CB+ sama dengan ,'6(* dan
tingginya angka kematian karena ISPA di rumah sakit !ipto Mangunkusumo Eakarta adalah karena orang tua terutama ibu sudah terlambat membawa anaknya berobat ke rumah sakit' sehingga penyakitnya menjadi berat dan memerlukan penanganan khusus. Keterlambatan ini disebabkan beberapa hal' antara lain karena keengganan ke rumah sakit karena kesulitan sosial
mengenai tindakan yang barus dilakukan pada anak yang menderita ISPA terutama dalam tahap dini. Menurut Doung $.1/6+ dan Kalangi $.1/6+' faktor;faktor yang mempengaruhi seseorang unuk mengambil tindakan
hutan dan penderita ISPA di area tidak dekat dengan titik api kebakaran hutan.
D. S)0,-r P-!2-0"r"! U'"r" Se ara umum sumber pen emaran udara dapat berasal dari 0 sumber utama yaitu F J Sumber Alamiah F udara dapat ter emar akibat kejadianKkejadian alam yang
pengobatan adalah pengetahuan tentang tingkat keparahan penyakit' pengetahuan tentang obat yang dipakai' keper ayaan' kemudahan' ekonomi' kemudian sarana fisik.
kadang;kadang tidak terduga sebelumnya seperti gunung berapi'keluarnya gas bera un akibat gempa bumi dan lain;lain.
manusia
perumusan
hidup.5eragamnya
G5agaimana pengaruh kebakaran hutan terhadap kejadian penyakit saluran napas pada anak di Kal;TengHI
berlebihan.5eberapa akti:itas manusia yang dapat menimbulkan pen emaran udara antara lain F kegiatan lalu
kebakaran hutan terhadap kejadian penyakit ISPA pada anak. ; Mengetahui perbandirigan antara
kurangnya setiap &/ jam bebas gejala $Said' dkk' .1/1+. Saluran pernafasan' menurut
merupakan
penyakit yang kompleks dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai penyebab dan dapat mengenai setiap tempat di sepanjang saluran pernafasan
anatominya dapat dibagi menjadi saluran pernafasan atas' yaitu mulai dari hidung sampai laring' dan saluran pernafasan bawah' mulai dari laring sampai al:eoli $8elson' .1/,- Said dkk' .1/1+. Dengan demikian' infeksi saluran pernafasan akut dapat dibagi menjadi ISPA atas dan ISPA bawah. Dang dimaksud ISPA atas ialah infeksi akut yang se ara primer
$A#7L48I!>M' .1/%+. Menurut hasil Cokakarya ISPA II tahun .1//' ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang berlangsung dalam jangka waktu sampai .& hari' dimana yang dimaksud dengan saluran pernafasan
mempengaruhi susunan saluran pernafasan di atas laring' sedang ISPA bawah ialah infeksi akut yang se ara primer
adalah organ dan hidung sampai al:eoli beserta organ;organ adneksanya $misalnyaF sinus paranasalis' ruang telinga tengah' pleura+. Se ara klinis' ISPA ialah suatu episode tanda dan gejala akut sebagai akibat infeksi' yang dapat terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan dengan pernafasan' seperti sinus paranasalis' ruang te.inga tengah' dan pleura. Disebut episode baru ISPA' bila tanda dan gejala terjadi sekurang;
!lassifi ation Desease $l!D+ re:isi .6' penyakit ISPA dibagi menurut letak
anatomi dan penyebabnya. 5erdasarkan letak anatominya' ISPA dikelompokan menjadi ISPA atas yang meliputiF faringitis'
nasofaringitis'
sinusitis'
tonsilitis'
laringitis
obstruktif'
dan
pembagian derajat
penyakit
epiglotitis' serta ISPA bawah yang meliputi bronkitis' bronkiolitis' dan pneumonia. Pembagian ISPA menurut letak anatomi tersebut diperin i lagi sesuai penyebabnya' misalnyaF pertusis' faringitis streptokokus' pneumonia bronkiolitis hemofikus :irus' influensa'
keparahannya.
Pembagian derajat penyakit ISPA yang telah ditetapkan dalam Cokakarya 8asional II ISPA tahun .1//' adalah sebagai berikutF .. ISPA ringan Ditandai oleh satu atau lebih dari gejala berikutF ; batuk ; pilek ; demam ; dengan atau tanpa demam
pneumonia streptokokus' dan sebagainya. Pembagian ISPA yang lain adalah menurut deskriptifnya misalnyaF G ommon oldI' Gwhooping sebagainya. ough' G roupI dan
=. G-*"." '"! P-0,"+ "! D-r"*"# P-!4"/ # ISPA Seorang anak yang menderita ISPA bisa menunjukkan berma am;ma am tanda dan gejala' sepertiF batuk' bersin' serak' sakit tenggorokkan' sakit telinga' keluar airan dari telinga' sesak nafas' pernafasan yang epat' nafas bunyi' penarikan dada ke dalam' bisa juga mual' muntah' tak mau makan' badan lemah' dan sebagainya. 4ntuk penatalaksanaan' A#7 memudahkan $l1/&+ telah
0. ISPA sedang Meliputi gejala ISPA ringan ditambah satu atau lebih
gejala berikutF ; Pernafasan epat ; umur kurang . tahunF (6 kaliLmenit atau lebih ; umur .;& tahun F &6 kaliLmenit atau lebih ; GAhee?ingI $nafas men iut; iut+ ; sakitLkeluar airan dari telinga ; ber ak kemerahan $ ampak+
; umur kurang dari & bulan khusus untuk bayi kurang dari 0 bulan hanya dikenal ISPA
pernafasan usaha pengeluaran tersebut dilakukan oleh silia yang terdapat pada permukaan saluran pernafasan' dengan bergerak ke atas nendorong :irus yang tertangkap tersebut ke arah faring- atau bila usaha pengeluaran tersebut gagal' maka :irus tersebut mulai merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan $Kendig dan !herni k' .1/,+. Iritasi :irus pada kedua lapisan tersebut menyebahkan timbulnya batuk kering $Eelliffe' .1)&+. Kerusakan struktur lapisan diridirig saluran pernapasan menyebabkan kenaikan
ringan dan ISPA beraat $tidak ada ISPA sedang+' dan batasan frekuensi nafasnya ialah %6 kaliLmenit. ,. ISPA berat meliputi gejala ringanLsedang ditambah satu atau lebih
gejala berikutF ; penarikan sela iga ke dalam waktu menarik nafas ; kesadaran menurun ; bibirLkulit pu at kebi;biruan ; stidor $nafas ngorok+ waktu tenang ; adanya selaput membran difteri
akti:itas glandula mukosa yang banyak terdapat pada diridirig saluran napas' sehingga mukosa terjadi yang pengeluaran airan
melebihi
menimbulkan
gejala batuk $Kendig dan !herni k' .1/,+. Dengan demkian pada tahap awal gejala #. P-r*"."!"! P-!4"/ # ISPA Perjalanan penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya :irus dengan ISPA yang paling menonjol adalah batuk. Adanya infeksi :irus tersebut
merupakan predisposisi terjadiriya infeksi sekunder bakteri. 7leh karena akibat infeksi :irus tersebut terjadi kerusakan mekanisne mukkosiliaris yang merupakan mekanisme perlindungan pada saluran
tubuh. Dengan masuknya :irus yang merupakan benda asing dalam tubuh' menyebabkan tubuh berusaha Dalam untuk saluran
mengeluarkannya.
terhadap memudahkan
infeksi
bakteri'
napas bawah' sehingga bakteri;bakteri yang biasanya hanya ditemukan dalam saluran napas atas sesudah terjadiriya infeksi :irus' dapat menginfeksi paru;paru' sehingga menyebabkan pneumonia bakteri $Shann' 1/(+.
yang
terdapat seperti
pernafasan
atas'
Sreptokukus
pneumonia' #emofilus influensae dan Stafilokokus' untuk menyerang mukosa yang rusak tersebut $Kendig dan !herni k' .1/,' Eelliffe' .1)&- Tyrrell' .1/6+. In:asi bakateri ini dapat dipermudah dengan adanya faktor;faktor seperti kediriginan dan malnutrisi' padahal pada bayi dan anak ke il adanya suatu serangan infeksi :irus pada saluran atas dapat menimbulkan gangguan gi?i akut $Tyrrell' .1/6+. Adanya infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekre simukus bertambah banyak' dan dapat menyumbat saluran napas sehingga timbul sesak napas' dan juga menyebabkan batuk yang produktif. Nirus yang menyerang saluran napas atau dapat menyebar ke tempat; tempat yang lain dalam tubuh' sehingga menyebabkan kejang' demam dan juga bisa menyebar kesaluran napas bawah $Tryrrell' .1/6+. Dengan demikian infeksi sekunder bakteri bisa menyerang saluran
diketahui sampai saat adalah :irus' bakteri' mikoplasma' klamidia' dan riket $Boesin it 5udipranoto' .1/1+' tetapi terutama disebabkan oleh :irus dan bakteri $Said dan Bahajoe' .1/1+. Kira;kira 16;1(* ISPA' terutama ISPA atas disebabkan oleh :irus $A#7' .1/6 dan A#7 .1/& it. Said dan Bahajoe' .1/1+. Dari berbagai hasil penelitian
didapatkan adanya perbedaan penyebab ISPA di negara maju dengan negara berkembang. bakteri Di negara berkembang peranan
patogen
inempunyai
penting sebagai penyebab ISPA fase pertama $A#7L48I!>M' .1/%+. Penelitian oleh A#7 $.1/(+ it Said dan Bahajoe $.1/1+ di ) negara berkeinbang $5ra?il'
!hil' =embia India' 8igeria' Papua 8ew =uinea' dan Milipina+ pada anak derigan ISPA berat yang dirawat di rumah sakit dan beluin dapat antibiotika' sekitar %6* hasil fungsdi paru positif terdapat bakteri. Pada penelitian di Amenika Serikat' Tuner $.1/)+ it Said dan Bahajoe .1/1+ ,/* dan 1/ kasus
periode neonatus $A#7' .1/) ; it Said Bahajoe' .1%1+. Data akurat mengenai penyebab :irus dan bakteri dan ISPA pada anak kurang memadai' sebab kesukaran dalam diagnois klinis dan mikrobiologis.
mendapatkan
pneumonia yang disebabkan oleh :irus' dan hanya .1* yang disebabkan oleh bakteri' lagi pula (,* kasus yang
pleura atau eksudat paru yang diperoleh dan fungsi paru menghasilkan diagnosis yang paling dapat diper aya $Eaga Thesan' .1/( it Stansfield' .1/)+. 4ntuk mengetahui penyebab
disebabkan oleh bakteri juga ditemukan infeksi oleh :irus. Penelitian lain di Amerika Serikat menemukan bahwa
penyebab terbanyak dan kasus ISPA bahwa yang tidak dirawat ialah :irus dan
pneunomia tidak dapat ditentukan hanya dari kultur pernafasan atas' bahkan hal ini bisa menyesatkan' karena tingginya angka karier bakteri patogen pada saluran nafas atas $Stansfield and Sally' .1/)+. Setengah dari anak;anak balita di Amenika 4tara karier terhadap pneumokokus $Klein' .1/. it Stansfield and Sally' .1/)+. Papua 8ew =uinea' 1(* dan anak;anak sehat
Mikoplasma pneumonia $Denny' .1/%+. Sementara berbagai penelitian $ it Said dan Bahajoe'
merupakan penyebab tersering pada anak dengan ISPA erat di negara berkembang. Stafilokokus pneumoniae merupakan
kuman yang dominan pada bayi dengan pneunomiae sampai usia % bulan' ke uali
ditemukan pneukokus dalam saluran nafas atas mereka' dan lebih dan kultur positif
terhadap #emofilus influensa $Biley dkk' .1/, it Stansfield and Sally' .1/)+. Kesulitan lain ialah dalam
.. 5anyak kasus penyakit ISPA di daerah dekat titik api kebakaran hutan di puskesmas Menteng di Kalimantan Tengah 0. 5anyak kasus penyakit ISPA di daerah tidak dekat titik api kebakaran hutan di puskesmas Pahandut di Kalimantan Tengah
menentukan penyebab tunggal dari ISPA' karena sering timbul adanya kuman
patogen multi pada spesimen dan sputum' darah' atau airan pleura $Stansfield and Sally' .1/)+.
E. S),*-/ 4"!+ D #-. # Subjek peneliti ini adalah semua penderita penyakit ISPA yang menjalani rawat jalan di puskesmas Menteng dan puskesmas Pahandut di Kalimantan Tengah.
M. D-3 ! % 56-r"% $!". 7"r ",-. ,. Kasus penyakit ISPA adalah banyaknya kasus penderita penyakit ISPA pada anak di puskesmas Menteng dan puskesmas Pahandut di Kalimantan Tengah. &. Polutan adalah ?at;?at yang merugikan dan dapat menyebabkan penyakit ISPA
K. R"!2"!+"! P-!-. # "! Eenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang bersifat
retrospektif $terhadap semua penderita ISPA yang menjalani rawat jalan di puskesmas Menteng dan puskesmas
Penelitian ini mempunyai keterbatasan yaituF (. Data yang diambil merupakan data sekunder yang sudah ter atat di
Puskesmas Menteng dan puskesmas Pahandut Propinsi Kalimantan Tengah. %. Subjek yang diteliti terbatas L sampel yang diambil hanya yang ter atat di Puskesmas Menteng dan puskesmas Pahandut Propinsi Kalimantan Tengah.
Sesudah Bulan September Oktober o!ember "esember $ $ $ $ 2004 459 475 600 415 $ $ $ $ 2005 501 465 616 412 $ $ $ $ ratarata 480 470 608 41#.5 $ $ $ $
T",-. 4.2. D"#" P"% -! A!"/ P. H"% . P-!-. # "! &..... Karakteristik Besponden
Bulan
Besponden
pada
penelitian ini adalah para pasien anak baik yang menjalani rawat jalan di puskesmas menteng dan puskesmas pahandut. Eumlah
pasien yang ada di dilihat dari trimester dalam tahun 066&;066(. T",-. 4.&. D"#" P"% -! A!"/ ISPA ' P)%/-%0"% M-!#-!+
Sebelum 200 rata2004 5 rata 182 120 151 122 112 117 159 141 150 Bulan September Oktober o!ember "esember $ $ $ $
Sesudah 200 rata2004 5 rata 140 141 140.5 146 1#0 1#8 155 125 140 111 112 111.5 $ $ $ $ $ $ $ $ $ $ $ $
480
sebelum
sesu%a&
119
151
G"0,"r 4.&. J)0."1 P"% -! A!"/ ISPA %-,-.)0 '"! %-%)'"1 #-r*"' /-,"/"r"! ' M-!#-!+ Dari gambar di atas dapat
Menteng 'a&an%&ut
G"0,"r 4.8. J)0."1 P"% -! A!"/ ISPA S-,-.)0 T-r*"' K-,"/"r"! ' M-!#-!+ '"! P"1"!')# Dari gambar di atas dapat
dikatakan bahwa pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran $%&'()*+ lebih banyak daripada pasien anak ISPA sebelum terjadi kebakaran $,('&,*+di Menteng.
dikatakan bahwa pasien anak ISPA sebelum terjadi kebakaran di Menteng $(,'0%*+ lebih
sebelum
sesu%a&
140.5
G"0,"r 4.2. J)0."1 P"% -! A!"/ ISPA %-,-.)0 '"! %-%)'"1 #-r*"' /-,"/"r"! ' P"1"!'1)# Dari gambar di atas dapat G"0,"r 4.4. J)0."1 P"% -! A!"/ ISPA S-%)'"1 T-r*"' K-,"/"r"! ' M-!#-!+ '"! P"1"!')#
480
Menteng
'a&an%&ut
dikatakan bahwa pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran $%&'./*+ lebih banyak daripada
Dari
gambar
di
atas
dapat
dikatakan bahwa pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran di Menteng $)/'/.*+ lebih banyak daripada sesudah pasien terjadi anak ISPA di
n( ad bc . L 0n )
$ a + b + $ a + c + $b + d + $ c + d +
0 =
kebakaran
Pahandhut $0.'.1*+. &...0. Perbedaan Eumlah penderita ISPA sebelum kebakaran dan di sesudah Menteng terjadi dan
0 =
0 =
0 =
2 ()'%)0
dengan tingkat keper ayaan 1(*' O 2 6'6(. Kriteria ada perbedaan yang dengan signifikan
0 hitung
Menteng digunakan
hi s"uare
per tahun 066&;066(' dengan perhitungan sebagai berikutF R"#"-r"#" #"1)! 20042005 M-!#-!+ P"1"!'1)# S-,-.) 0 S-%)'"1 T$#". .,('0( &10'// %0/'., ../'%1 .,0'(6 0(.'.1 0(,'1& %0(',/ /1)',.
dinyatakan
0 tabel. 0
#asil 2
didapat
hitung
perbedaan
P. PEMBAHASAN Di negara berkembang penyebab utama ISPA berat pada anak ialah S. Pnemonia dan #. Influensa' S. Aureus' 5. Pertusis' M. Pnemonia' klamidia' dan 5. Kataralis. Nirus influensa 5
sosial ekonomi yang rendah mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan masyarakat' tetapi status keseluruhan tidak ada hubungan antara status
menyerang anak dengan gejala influensa disertai nyeri perut. Adeno:irus serotipe ,'(') sering menimbulkan faringitis pada anak. Maktor resiko dari penyakit ISPA antara lainF malnutrisi' 5I5B' kepadatan hunian' sosial ekonomi rendah' asap rokok' ua a yang buruk. #al ini juga akan mempengaruhi jumlah penderita ISPA di daerah Menteng dan Pahandut. Dari hasil analisis data diperoleh se ara rata;rata bahwa penderita di Pahandut lebih banyak jika dibandingkan dengan penderita ISPA di Menteng. #al ini dikarenakan terdapat faktor resiko yang lebih banyak di Pahandut daripada di Menteng. Ditinjau dari status sosial
bermakna antara kejadian ISPA berat dan rendahnya status sosial ekonomi. Sedangkan dari aspek kepadatan penduduk $hunianLcrowding+' seperti luas ruang per orang' dan jumlah anggota diduga
keluarga'
masyarakat
pre:alensi ISPA berat. Aspek lain yang ikut berpengaruh pada jumlah penderita ISPA di suatu tempat adalah status gi?i yang tidak lengkap dan kekurangan kalori' protein' hipo:itaminosis' anemia' dan Nit 5 Komplek' serta imunisasi baik 5!=' DPT' Polio maupun ampak yang kurang lengkap.
7bat
yang
digunakan
dalam
dalam bentuk sediaan tunggal. Ma am; ma am dekongestan yang diberikan ialah fenilpropanolamin' fenilefrin' dan
penanganan ISPA pada anak adalah antibiotik. Selain antibiotik' penderita mendapat obat simtomatis yang antara lain adalah sebagai berikutF analgetik; antiperitik. Eenis yang sering digunakan ialah parasetamol atau asetaminofen baik sebagai sediaan tunggal' di ampur dalam puyer' maupun dalam sediaan kombinasi tetap $paten+. Ma am ekspektoran yang diberikan dalam adalah gliseril guaiakolat
pseudoeferin semuanya dalam bentuk sediaan kombinasi tetap $paten+. Di samping itu diberi efedrin dalam bentuk ampuran puyer. Ma am;ma am
antitusif yang diberikan antara lain dekstrometorfin ampuran baik dalam bentuk sediaan
puyer
maupun
kombinasi tetap $paten+. Difenhidramin dalam bentuk sediaan kombinasi tetap $paten+. Kodein diberikan dalam bentuk ampuran puyer sediaan tunggal paten. Psikotropika yang biasa digunakan ialah luminal dalam bentuk ampuran puyer. Dalam penatalaksanaan bahwa setiap ISPA ini
kombinasi tetap $paten+ serta bromheksin dalam sediaan tunggal. Antihistamin yang banyak diberikan ialah
kombinasi tetap $paten+. Antihistamin yang lain ialah siproheptadin dalam sediaan tunggal. Ma am :itamin yang sering diberikan adalah :itamin ! dalam ampuran puyer' :itamin 5.' :itamin 5 komplek dan multi:itamin dalam sediaan tunggal. Eenis antiinflamasi yang
didapatkan
penderita
mendapat dua atau lebih ?at aktif tersebut di atas. Antibiotik dan obat simtomatis untuk terapi ISPA pada anak semuanya diberikan se ara oral. 5entuk sediaan yang biasa digunakan adalah puyer' sirup' tablet dan dalam bentuk tetes (drop). Antibiotik rata;rata diberikan
untuk
selama lain
hari. biasanya
7bat;obat diberikan
urah L
simtomatis
mm
tahun'temperature antara
berkisar
0)6!;,.6!'dengan
kelembaban antara )6;16 *. .. K$!' % G-$+r"3 % Kota merupakan Kalimantan Palangka ibukota Tengah Baya Propinsi luas 0. K-"'""! G-$+r"3 a. Menteng Merupakan daerah pemukiman padat penduduk. Terletak jauh dari kota dan dekat dengan titik api. Daerah ini juga merupakan daerah pusat ke amatan satu satu yang sudah dan
dengan
0.&66 km0 $0&6.666 #a+ Se ara administrasi menjadi pemerintahan ke amatan 0. terbagi serta
dua
mempunyai
kelurahan.Kota
Palangka Baya mempunyai batas disebelah utara dengan Kabupaten =unung berbatasan Mas'sebelah dengan selatan timur Kabupaten dengan
Kapuas'sebelah
Kabupaten Pulang Pisau dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Katingan. Kondisi daerah berupa
daerah
padat
penduduk' tetapi letaknya ukup jauh dari titik api. Daerah ini hanya mempunyai satu
5erdasarkan baku mutu udara ambien $PP 8o. &. tahun .111+ ada ., parameter pen emaran udara yang dibagi menjadi dua kategori
pen emaran udara dapat berasal dari 0 sumber utama yaitu F Q Sumber ter emar alam alamiah akibat F udara dapat
berdasarkan letak kawasan. Parameter umum ada 1 parameter yatu S7@' !7@' 870' 7,' #!' PM.6LPM0( debu' Pb' dustfall dan & parameter khusus untuk daerahLkawasan industri kimia dasar yaitu F total fluoride' fluor indeks' khlorine dan khlorine dioksida' sulphat indek. 5eberapa karakteristik dari
kejadian;kejadian tidak
yang
kadang;kadang
terduga sebelumnya seperti gunung berapi' keluarnya gas bera un akibat gempa bumi dan lain;lain. Q Akibat kegiatan manusia F kegiatan manusia dapat merubah lingkungan hidup. 5eragamnya kegiatan manusia disebabkan oleh berbagai faktor antara lain F Perkembangan teknologi budaya' serta
parameter udara diatasF a. S70 Pen emaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna $S70+ yaitu dan sulfur Sulfur
perkembangan
didukung oleh pola konsumsi yang berlebihan. 5eberapa akti:itas manusia yang dapat menimbulkan pen emaran udara antara lain kegiatan lalu lintas' industri' pembuangan sampah'
dioksida
pertambangan termasuk juga kegiatan Sulfur rumah tangga. karakteristik bau yang tajam dan &. K"r"/#-r %# / P"r"0-#-r U'"r" tidak mudah terbakar di udara' dioksida mempunyai
sedangkan
sulfur
trioksida
merupakan komponen yang tidak reaktif. Di udara S70 selalu terbentuk dalam jumlah besar yang ber:ariasi dan . sampai .6* dan total S7@.
kimia di udara. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk partikulat debu karena komposisi serta !uspended $SPM+' ukurannya "articulate #otal seperti Matter
!uspended
"articulate $TSP+' $lack !moke. b. PM.6 Partikel debu melayang . !7 Karbon dan 7ksigen dapat
merupakan ampuran yang sangat rumit organik dari dan berbagai senyawa yang
bergabung membentuk senyawa karbon monoksida $!7+ sebagal hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida $!70+ sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida
anorganik
tersebar di udara dengan diameter yang sangat ke il' mulai dari R . mikron sampai dengan maksimal (66 mikron. Partikulat debu akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang;layang di udara dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan.
merupakan senyawa yang tidak berbau' tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak
seperti senyawa lainnya gas !7 mempunyai potensi bersifat ra un atau toksik yang berbahaya
Selain dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan' partikel debu juga dapat mengganggu daya
7?on menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di daerah panjang gelombang 0&6 S,06 nm. Karena pengaruh
utamanya berasal dan kegiatan manusia kendaraan menggunakan bensin. d. 7, 7?on merupakan salah satu ?at pengoksidasi yang sangat kuat. Meskipun di alam terdapat dalam jumlah ke il tetapi di lapisan lain dengan bahan pen emar udara o?on sangat berguna untuk seperti menggunakan yang bakar
bermotor bahan
pen emaran udara jenis oksidan ukup akut dan epatnya pen emaran
perubahan
pola
selama sehari dan dari suatu tempat ke tempat lain maka waktu dimana kadar o?on paling tinggi se ara umum ditentukan dalam jumlah pemantauan. per jam Men atat per hari'
melindungi bumi dan radiasi ultra:iolet terbentuk di $4N;b+. udara 7?on pada
dilampaui merupakan ara yang berguna untuk melaporkan sejauh mana o?on menjadi masalah. e. 870 8itrogen Dioksida $870+ dan 8itrogen Monoksida $87+ adalah kelompok gas nitrogen yang
ketinggian ,6 km dimana radiasi 4N matahari dengan panjang gelombang perlahan oksigen 0&0 nm se ara molekul atom
meme ah $60+
menjadi
oksigen tergantung dan jumlah molekul 0 atom;atom oksigen se ara epat membentuk o?on.
terdapat di atmosfir yang disebut gas 87@. Kedua gas ini paling banyak diketahui sebagai
pen emar
udara.
8itrogen
=angguan terutama terjadi pada fungsi faal dan organ tubuh seperti paru;paru dan pembuluh darah atau menyebabkan iritasi pada mata. Se ara terperin i dampak polutan udara dapat diuraikan sebagai berikutF a. S70 Pengaruh utama polutan ini
monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau sebaliknya 8itrogen Dioksida
jumlah oksida nitrogen $87@+ yang dibebaskan ke udara' jumlah yang terbanyak dalam bentuk 87 yang diproduksi oleh akti:itas bakteri sehingga tidak terlalu menjadi masalah karena tersebar se ara merata sehingga
penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar S70 sebesar ( ppm atau lebih bahkan yang pada beberapa iritasi
pen emaran 87 yang diproduksi oleh kegiatan manusia karena jumlahnya akan meningkat pada tempat;tempat tertentu. (. D"06"/ K-%-1"#"!9 Y"!+
indi:idu
sensitif
terjadi pada kadar . S 0 ppm. S70 dianggap sebagai pen emar yang berbahaya bagi kesehatan terutama penderita pada yang orangtua dan
mengatami
penyakit khronis pada sistem pernafasan bahan pen emar udara terhadap Indi:idu dengan gejala penyakit kesehatan dapat berbeda tingkatan dan tersebut jenisnya tergantung dan ma am' ukuran dan komposisi kimiawinya. sangat sensitif pada kardio:askular.
kontak dengan S70' meskipun dengan kadar yang relatif rendah. b. !o Karakteristiknya yang
bagi orang yang telah menderita gangguan pada otot jantung atau sirkulasi periferal yang parah. . PM.6 Inhalasi merupakan satu; satunya menjadi rute pajanan yang dalam dampak Pengaruh
mampu mengikat haemoglobin yaitu pigmen sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh membuat
perhatian dengan
hubungannya terhadap
kesehatan.
partikulat debu bentuk padat maupun air yang berada di udara sangat ukurannya. debu yang tergantung 4kuran kepada partikulat
dibandingkan
oksihaemoglobin
membahayakan berkisar
terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat fatal karena dapat
kesehatan
umumnya
antara 6'. mikron sampai dengan .6 mikron. 4kuran partikulat debu sekitar ( mikron merupakan partikulat udara yang dapat
menyebabkan
kera unan.
langsung masuk ke dalam paru; paru dan mengendap di al:eoli. 4kuran partikulat yang lebih besar dan ( mikron dapat
terganggu dengan adanya ikatan !7 yang stabil tersebut. Dampak kera unan !7 sangat berbahaya
bagian atas dan menyebabkan iritasi. Selain itu partikulat debu yang melayang dan beterbangan dibawa angin akan menyebabkan iritasi pada mata dan dapat menghalangi daya tembus
selama beberapa waktu akan mengakibatkan edema pulmonari. Pada kadar di udara ambien yang normal dapat menyebabkan iritasi mata tetapi tidak berbahaya bagi kesehatan. e. 870 870 merupakan iritan di dalam paru;paru. Meskipun hanya
pandang mata (visibility). d. 7, 7?on adalah gis yang bersenyawa dan bersifat iritan. =ejala yang dapat diamati pada manusia yang diberi perlakuan kontak dengan o?on sampai dengan kadar 6'0 ppm tidak ditemukan pengaruh apapun namun pada kadar 6', ppm mulai terjadi iritasi pada hidung dan tenggorokan. Kontak dengan o?on pada kadar .'6 S ,'6 ppm selama 0 jam pada orang;orang yang sensitif dapat mengakibatkan pusing berat dan kehilangan koordinasi. Pada
sedikit yang diketahui sebagai mekanisme ra un yang khas. Euga diketahui konsentrasi bahwa yang 870 lebih pada besar
dibandingkan dengan 870 yang ditemukan di udara merupakan penyebab menyebabkan oedema pendarahan dan di
per obaan kadar 870 yang lebih tinggi dari .66 ppm dapat
sebagian dan 16
binatang * dan
tersebut
disebabkan
$edema pulmonari+. Sedangkan pemajanan 870 dengan kadar ( ppm selama .6 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan bernapas. %. M-#$'P-!+)/)r"! P$.)#"! '
selama . jam dengan baku mutu 166 ugL8m,' dengan metode analisis Pararosanilin dengan
U'"r" A0, -! Metode yang digunakan untuk pengukuran polutan di udara ambien didasarkan pada Peraturan Pemerintah BI 8o. &. tahun .111 tentang 4dara.
selama . jam dengan baku mutu ,6.666 ugL8m,' dengan metode analisis 8DIB dengan peralatan 8DIB Analy?er . PM.6 Pengukuran dapat dilakukan
Pengendalian
Pen emaran
Pemantauan terhadap kualitas udara di udara ambien dilakukan mutu dengan udara
pengukuran
terhadap
ambien yaitu terhadap kadar ?ar' energi' danLatau komponen lain yang ada di udara bebas. Pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan serta pengukuran ini
selama 0& jam dengan baku mutu .(6 ugL8m,' dengan metode analisis =ra:imetri dengan
adalah 5adan Pengendalian Dampak Cingkungan. 5eberapa metode pengukuran yang dilakukan terhadap polutan udara antara lain adalahF
selama . jam dengan baku mutu 0,( ugL8m,' dengan metode analisis !hemilumines ent
peralatan
Diketahui
bahwa
penyebab terjadinya ISPA dan penyakit gangguan pernafasan lain adalah rendahnya kualitas dilakukan udara di dalam rumah ataupun diluar rumah baik se ara biologis' fisik maupun kimia. 5erdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh pusat penelitian kesehatan Baya 4ni:ersitas mengetahui Indonesia efek untuk
selama . jam dengan baku mutu &66 ugL8m,' dengan metode analisis Salt?man dengan
pen emaran
udara terhadap gangguan saluran pernafasan pada siswa SD dengan membandingkan antara mereka yang tinggal di wilayah
Dampak Cingkungan. ). F"/#$r R % /$ P-!4"/ # ISPA 5erdasarkan dari berbagai dan hasil negara publikasi penelitian termasuk ilmiah
pen emaran udara tinggi dengan siswa yang tinggal di wilayah pen emaran udara rendah di
Indonesia
Eakarta. Dari hasil penelitian ditemukan tidak ada perbedaan kejadian baru atau insiden
dilaporkan berbagai faktor risiko baik yang meningkatkan maupun insiden kematian
(morbiditas)
penyakit atau gangguan saluran pernafasan pada siswa SD di kedua wilayah pen emaran udara. #al ini menunjukkan bahwa
kondisi
tubuh
dan
berakibat
tubuh menjadi rentan. . Kepadatan tempat tinggal Kepadatan penghuni pada sebuah rumah dapat memberikan risiko penularan penyakit baik se ara langsung maupun tidak langsung saluran terhadap pernafasan. penyakit #al ini hasil
sehingga tidak ada lagi tempat yang aman untuk semua orang untuk tidak menderita gangguan sauran pemafasan. #al ini
terjadinya penyakit ISPA. b. =i?i kurang Masalah masalah utama gi?i di menjadi negara
dibuktikan
berdasarkan
berkembang terutama kekurangan kalori protein' hipo:itamin A' anemia dan kekurangan :itamin 5 komplek. #al ini
Insiden
SPA
tinggi ditemukan pada angka kepadatan penghuni yang lebih tinggi. menyebutkan penghuni Penelitian bahwa ini jumlah
sangat
berpengaruh
terhadap jumlah koloni kuman. Kuman umumnya penyakit pernafasan. semakin yang adalah menular Dengan banyak berpengaruh penyebab saluran demikian penghuni'
pen ernaan
makanan berkurang maka ?at gi?i yang diperlukan berkurang pula' sehingga akan memperburuk
risiko untuk terkena penyakit SPA juga besar. Kepadatan hunian rumah merupakan perbandingan jumlah penghuni dengan Menurut dalam total SK kamar luas tidur seperti
bahwa tingkat pendidikan formal membentuk nilai progresif bagi seseorang menerima terutama hal;hal dalam baru.
ruangan. 8o.
Menkes
perbandingan tersebut kurang dan /m0 untuk dihuni orang dewasa ke uali anak di bawah umur ( tahun. d. Tingkat sosial ekonomi rendah 5esarnya menentukan ekonomi penghasilan tingkat suatu sosial rumah
tinggi pendidikan seseorang akan lebih tinggi pula kesadaran akan kesehatan.
dalam
kesimpulan sebagai berikutF .. Pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran $%&'()*+ lebih banyak
ketersediaan yang
prasarana
daripada pasien anak ISPA sebelum terjadi kebakaran $,('&,*+di Menteng 0. Pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran $%&'./*+ lebih banyak
berhubungan
,. Pasien anak ISPA sebelum terjadi kebakaran di Menteng $(,'0%*+ lebih banyak daripada pasien anak ISPA sebelum terjadi kebakaran di
hutan atau lahan dengan sengaja yang bisa udara membuat konsentrasi polutan sehingga kualitas
meningkat penurunan
Pahandhut $&%')&*+. &. Pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran di Menteng $)/'/.*+ lebih banyak daripada pasien anak ISPA sesudah terjadi kebakaran di Pahandhut $0.'.1*+. (. Ada perbedaan antara frekuensi
Tetap diperlukan kewaspadaan dari masyarakat untuk men egah penyakit ISPA atau saluran pernafasan yang disebabkan polutan udara misalnya penggunaan masker terutama saat
penderita ISPA anak sebelum dan sesudah terjadi kebakaran di Menteng dan Pahandhut. #al ini ditunjukkan dengan nilai ,'&/..
0 hitung
terjadi penurunan kualitas udara akibat kebakaran hutan. , 5agi Peneliti Cain Perlu penelitian untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi polutan udara dengan jumlah penderita ISPA
2 ()'%)0 3
0 tabel
S. S"r"! Dari kesimpulan di atas dapat diajukan saran sebagai berikutF . 5agi terkait Dengan diperolehnya informasi dari penelitian ini diharapkan supaya terus diupayakan sosialisasi bagi masyarakat agar tidak melakukan pembakaran Pemerintah DaerahLInstansi
pada waktu yang berbeda yaitu saat berasap dan tidak berasap dengan membandingkan kondisi Menteng dan Pahandhut.