Anda di halaman 1dari 53

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

E G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 29 30 MINGGU DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI BPS VERA KORNITA SKM TANGGAL 25 SEPTEMBER 2012

Oleh: Fitria Kasih 1021995

PRODI DIII KEBIDANAN STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG 2012

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Klinik dengan judul Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. E G1P0A0H0 Usia Kehamilan 29
30 Minggu dengan Hipertensi dalam Kehamilan Di BPS Vera Kornita Skm Tanggal 25 September 2012. Laporan kasus ini merupakan salah satu syarat

tugas akhir Praktek Klinik Kebidanan II yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswi Semester V. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dukungan moril dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ny.E sebagai klien yang telah bersedia bekerja sama dalam penulisan laporan studi kasus ini. 2. Ibu Vera Kornita SKM selaku pembimbing klinik yang telah memberikan bimbingan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini. 3. Ibu Sunesni S.Si.T M.Biomed sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan kesabaran, ketekunan dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini. 4. Ibu Devi Syarief, S.SiT, M.Keb sebagai ketua Prodi D III kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang. 5. Teman-teman seangkatan yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini. Kebidanan STIKes MERCUBAJTIJAYA Padang pada

Penulis menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak kekurangan mengingat keterbatasan pengetahuan penulis, karena itu penulis

mengharapkan masukan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat dan berguna bagi kita semua khususnya dalam bidang kesehatan.

Padang, Oktober 2012

Penulis

ii

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu dan angka kematian bayi merupakan indikor yang paling penting untuk melakukan penilaian kemampuan suatu negara untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan, Khususnya dalam bidang obstetri. Adapun penyebab kematian maternal dan perinatal dikelompokan dalam tiga kelompok besar, yaitu penyebab kematian langsung, penyebab kematian antara, dan penyebab kematian secara tidak langsung. Ada tiga penyebab utama kematian ibu yaitu infeksi, perdarahan dan preeklampsia yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu maupun janin yang dikandungnya. Menurut data yang didapat dari WHO pada tahun 2005 terdapat 536.000 kematian maternal di dunia yaitu 25% disebabkan oleh perdarahan, infeksi 15% dan eklamsia 12%.2 Dari data yang didapat dari WHO, pada kurun waktu 1997-2002, hipertensi dalam kehamilan seperti preeklamsia adalah penyebab kematian maternal utama di Amerika Latin sebesar 25,7% dan penyebab kematian kedua di negara maju dengan presentase sebesar 16,1%. Hipertensi merupakan salah satu masalah medis yang sering kali muncul selama kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2-3 % kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan morbiditas/kesakitan pada ibu ( termasuk kejang, eklamsia, perdarahan otak, oedema paru [ cairan di dalam paru], gagal ginjal akut, dan penggumpalan/pengentalan darah didalam pembuluh darah), serta morbiditas pada janin ( termasuk pertumbuhan janin terhambat di dalam rahim, kematian janin di dalam rahim, solusio plasenta/plasenta terlepas dari tempat melekatnya di rahim, dan kelahiran prematur). Hipertensi dalam Kehamilan ( HDK ) adalah salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu disamping perdarahan dan infeksi. Pada HDK juga juga didapati angka mortalitas dan morbiditas bayi yang cukup tinggi. Di Indonesia, preeklamsia dan eklamsia merupakan penyebab dari 30-40 % kematian perinatal, sementara di beberapa rumah sakit di Indonesia telah menggeser perdarahan sebagai penyebab utama kematian maternal. Oleh karena itu diperlukan perhatian, serta penanganan yang serius terhadap ibu hamil dengan penyakit ini. Sedangkan angka kejadian hipertensi di Sumatera Barat tahun 2008 adalah 90 orang, tahun 2009 adalah 143 orang dan pada tahun 2010 adalah 159 orang. Setelah melihat angka kejadian Hipertensi dalam Kehamilan di Sumatera Barat tahun 2008-2010 angka kejadiannya meningkat.
1

Bidan Vera Kornita SKM adalah salah satu Bidan Praktek Swasta ( BPS ) di Pesisir Selatan. Mahasiswa kebidanan tingkat 3 STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG memakai BPS Vera Kornita SKM sebagai tempat Praktek Klinik Kebidanan (PKK) III. Pada saat penulis sedang melaksanakan praktek di tempat BPS Vera Kornita SKM ini, penulis menem ukan ibu hamil dengan hipertensi. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. E G1P0A0H0 Usia Kehamilan 29 30 Minggu Dengan Kehamilan Hipertensi Di Bps Vera Kornita SKM Tanggal 25 September2012. Sehingga hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam kepada mahasiswa kebidanan tentang Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. E G1P0A0H0 Usia Kehamilan 29 30 Minggu Dengan Kehamilan Hipertensi Di Bps Vera Kornita SKM Tanggal 25 September2012.

1.2 Batasan Masalah Dalam penulisan kasus ini penulis membatasi masalah yaitu penerapan manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi Ny. E di BPS VERA KORNITA SKM tanggal 25 September 2012.

1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada kasus kehamilan dengan hipertensi. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Dapat melaksanaan pengkajian data dengan cara wawancara, observasi dan pemeriksaan kasus pada kehamilan dengan hipertensi. 1.3.2.2 Dapat menegakkan diagnosa, mengkaji masalah dan kebutuhan pada kasus kehamilan dengan hipertensi. 1.3.2.3 Dapat mengidentifikasi masalah potensi yang mungkin terjadi pada kasus kehamilan dengan hipertensi. 1.3.2.4 Dapat menentukan tindakan segera pada kasus kehamilan dengan hipertensi.
2

1.3.2.5 Dapat membuat rencana asuhan kebidanan pada kasus kehamilan dengan hipertensi sebagai dasar untuk melaksanakan asuhan kebidanan. 1.3.2.6 Dapat melakukan implementasi secara efektif dan efesien pada kasus kehamilan dengan hipertensi. 1.3.2.7 Dapat mengevaluasi usaha yang telah diberikan pada kasus kehamiln dengan hipertensi. 1.3.2.8 Dapat melakukan pendokumentasian pada kasus kehamilan dengan hipertensi.\

1.4 Manfaat Penulisan Berpedoman dari hasil penerapan manajemen kebidanan yang penulis lakukan terhadap Ny. E kehamilan dengan hipertensi , penulis mengharapkan: 1. Menambah wawasan dan pengetahuan, serta agar penulis dapat melaksanakan manajemen usaha kebidanan pada kasus kehamilan dengan hipertensi. 2. Berperan secara profesional sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas pada klien. 3. Mengembangkan kemampuan berfikir dalam menemukan masalah dan dalam mencari pemecahan masalah tersebut.

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Hipertensi Dalam Kehamilan 2.1.1 Pengertian Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) adalah komplikasi kehamilan setelah kehamilan 20 minggu yang ditandai dengan timbulnya hipertensi, disertai salah satu dari : oedema, proteinuria. Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan

merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin.( Ilmu Kebidanan Sarwono Prawihardjo, 2010 ) Di Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan selain etiologi yang tidak jelas, Hipertensi dalam kehamila dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan hrus benar benar di pahami oleh semua tenaga medik baik di pusat maupun di daerah. 2.1.2 Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan Adapun klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut : 1. Hipertensi Gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai protein urin dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan atau kehamilan dengan tanda tanda pre eklamsia tetapi tanpa protein urin. 2. Pre eklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan protein urin. 3. Eklamsia pre eklamsia yang disertai dengan kejan kejang dan/atau koma 4. Preeklamsia superimpose pada hipertensi menahun hipertensi kronik di sertai tanda tanda pre eklamsia atau hipertensi kronik di sertai protein urin. 5. Hipertensi kronik adalh hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali di diagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan.

2.1.3 Kriteria hipertensi dalam kehamilan : Dibawah ini akan dijelaskan kriteria hipertensi dalam kehamilan yaitu: 1. Kenaikan tekanan darah 30 mmHg untuk sistolik atau 15 mmHg untuk diastolic 2. Tekanan darah absolut 140/90 mmHg sesaat dengan interval 6 jam 3. Terdapat oedema atau kenaikan berat badan lebih dari Kg /setiap minggu 4. Terdapat protein urin 5. Terdapat /disertai konvulasi atau koma Keberadaan protein urin sangat menetukan pre eklamsia yang menunjukkan bahwa kerusakan telah mencapai tingkat glomerulus ginjal sehingga fungsinya menurun atau bersifat patologis Hipertensi sangat menetukan tingkat kematian perinatal karena dapat terjadi minimal: 1. Gangguan tumbuh kembang janin intra uterine akibat pertumbuhan plasenta yang terlalu kecil atau terjadi infark yang luas. 2. Terjadi solusio plasenta yang melebihi sekitar 1/3 luas plasenta 3. Penyebab utama kematian intra uterine adalah terjadinya insufisiensi plasenta yang menahun atau solusio plasenta 2.1.4 Faktor Risiko Terdapat banyak faktor risiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yang dapat dikelompokkan dalam factor risiko sebagai berikut: 1. Primigravida 2. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multiple, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar. 3. Umur yang ekstrim 4. Riwayat keluarga pernah pre eklamsia/ eklamsia 5. Penyakit penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil 6. Obesitas 2.1.5 Patofisiologi Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas. Banyak teori telah di kemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam hehamilan tetapi tidak ada satupun teori tersebut di anggap mutlak benar. Teori teori yang sekarang banyak di anut adalah (Sarwono 2010 hal.532) :
5

1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta 2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel 3. Teorinintoleransi imunologik antara ibu dan janin 4. Teori adaptasi kardiovaskularori genetik 5. Teori defisinsi gizi 6. Teori inflamasi Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah dari cabang cabang arteri uterine dan arteria ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut menembus miometrium berupa arteri arkuarta dan arteri arkurta member cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis dan arteri basalis member cabang arteri spiralis.

Pada hamil normal dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi trovoblas ke dalam lapisan otot arteria spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi dilatasi arteria spiralis. Infasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan lumen arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi lumen arteri spiralis ini member dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vascular, dan peningkatan aliran darah pada daerah utero plasenta. Akibatnya, aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Prose ini dinamakan remodeling arteri spiralis. Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan fasodilatasi. Akibatnya, arteri spiralis relative mengalami vasokontrksi, dan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis , sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta. Dampak iskemia plasenta akan menimbulkan perubahan-perubahan yang dapat menjelaskan patogenesi hipertensi dalam kehamilan.

Diameter rata-rata artei spiralis pada hamil normal adalah 500 mikron, sedangkan pada preeklamsi rata-rata 200 mikron. Pada hamil normal vasodilatasi lumen arteri spiralis dapat meningkatkan 10 kali aliran darah ke utero plasenta. Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas, dan Disfungsi Endotel Iskemia plasenta dan pembentukan oksidan / radikal bebas Sebagaiman dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam kehamilan terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis , dengan akibat plasenta mengalami iskemia. Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (disebut juga radikal bebas). Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerimaan elektron atau atom/molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan. Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Sebenarnya produksi oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungan tubuh. Adanya radikal hidroksil dalam darah mungkin dahulu dianggap sebagai bahan toksin yang beredar dalam darah, maka dulu hipertensi dalam kehamilan disebut toxaemia . Radikal hidroksil akan merusak membran sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain akan merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel. Peroksida Kehamilan Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan, khususnya peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan, misalnya vitamin E pada hipertensi dalam kehamilan menurun, sehingga terjadi dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang sangat tinggi. Peroksida lemak sebagai oksidan/radikal bebas yang sangat toksis ini akan beredar di seluruh tubuh dalam aliran darah dan akan merusak membran sel endotel. Membrane sel endotel lebih mudah mengalami kerusakan oleh peroksida lemak, karena letaknya langsung berhubungan dengan aliran darah dan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak
7

Lemak Sebagai Oksidan Pada Hipertensi Dalam

jenuh sangat rentan terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah menjadi peroksida lemak. Disfungsi Sel Endotel Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel

endotel. Kerusakan sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi sel endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini disebut disfungsi endotel (endhothelial dysfunction). Pada waktu terjadi kerusakan sel endotel yang mengakibatkan disfungsi sel endotel, maka akan terjadi : Gangguan metabolisme prostaglandin karena salah satu fungsi sel endotel, adalah memproduksi prostaglandin yaitu menurunnya produksi prostasiklin (PGE2): suatu vasodilator kuat. Agregasi sel sel trombosit pada daerah yang mengalami kerusakan. Agregasi sel trombosit ini adalah untuk menutup tempat tempat di lapisan endotel yang mengalami kerusakan. Agregasi trombosit memproduksi trombosan (TXA2) suatu vasokontriktor kuat. Dalam keadaan normal perbandingan kadar prostasiklin ( lebih tinggi vasodilatator ). Pada pre eklamsia kadar tromboksan lebih tinggi dari kadar prostasiklin sehingga terjadi vasokonstriksi, dengan terjadi kenaikan tekanan darah. Perubahan khas pada sel endotel kapiler glomerulus (glomerular endhoteliosis ) Peningkatan permeabilitas kapilar. Peningktan produksi bahan bahan vasopresor, yaitu endotelin. Kadar NO ( vasodilatator ) menurun, sedangkan endotelin ( vasokontriktor ) meningkat. Peningkatan faktor koagulasi. Teori Intoleransi imunologikantara Ibu dan janin Dugaan bahwa faktor imunologik berperan:terhadap terjadinya hipertensi dalam kehamilan terbukti dengan f akta sebagai berikut 1. Primigravida mempunyai resiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan dibandingkan dengan multigravida.

2. Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai resiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika

dibandingkan dengan suami yang sebelumnya. 3. Seks oral mempunyai resiko lebih rendah terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Lamanya periode hubungan seks sampai saat kehamilan ialah makin lama periode ini, makin kecil terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Pada perempuan hamil normal respons imun tidak menolak adanya hasil konsepsi yang bersifat asing. Hal ini disebabkan adanya kuman leokocite antigen protein G (HLA-G) yang berperan penting dalam

modulasi respon imun, sehingga ibu tidak menolak hasil konsepsi (plasenta). Adanya HLA-G pada plasenta dapat melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel natural killer (NK) ibu. Selain itu, adanya HLA-G akan mempermudah sel invasi trofoblas ke dalam jaringan desidua ibu. Jadi HLA-G merupakan pra kondisi untuk terjadinya invasi trofoblas kedalam jaringan desidua ibu, di samping itu untuk menghadapi sel Natural Killer. Pada plasenta hipertensi dalam kehamilan, terjadi penurunan ekspresi HLA-G. Berkurangnya HLA-G di desidua daerah plasenta, menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua. Invasi trofoblas sangat penting agar jaringan desidua menjadi lunak, dan gembur sehingga memudahkan terjadinya dilatasi arteri spiralis. HLA-G juga merangsang produksi sitikon, sehingga memudahkan terjadinya

reaksi inflamasi. Kemungkinan terjadi Immune Maladoptation pada pre eklamsia. Pada awal trimester kedua kehamilan perempuan yang mempunyai kecendrungan terjadi pre eklamsia, ternyata mempunyai proporsi Helper sel yang lbih rendah disbanding pada normontensif.

Teori Adaptasi Kardiovaskular

Pada hamil normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan-bahan vasopresor. Refraktor, berarti pembuluh darah tidak peka terhadap rangsangan bahan vasopresor, atau dibutuhkan kadar vasopresor yang
9

lebih tinggi untuk menimbulkan respon vasokonstriksi. Pada kehamilan normal terjadinya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor adalah akibat dilindungi adanya sintesis prostaglandin pada sel endotel pembuluh darah. Hal ini dibuktikan bahwa daya refrakter terhadap bahan vasopresor akan hilang bila diberi prostaglandin sistesa inhibitor ( bahan yang menghambat produksi prostaglandin ). Prostaglandin ini di kemudian hari ternyata adalah prostasiklin. Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan vasokonstruktor dan

ternya terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan vasopresor. Artinya, daya refraktor pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang, sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor. Banyak peneliti telah membuktikan bahwa peningkatan kepekaan terhadap bahanbahan vasopresor pada hipertensi dalam kehamilan sudah terjadi pada trimester pertama. Penignkatan kepekaan pada kehamilan yang akan menjadi hipertensi dalam kehamilan sudah dapat di temukan pada kehamilan 20 minggu. Fakta ini dapat dipakai sebagai prediksi akan terjadinya hipertensi dalam kehamilan.

Teori Genetik

Ada faktor keturunan dan familial dengan model gen tunggal. Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan secara familial dibandingkan dengan genotype janin. Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami preeklamsia, 26 % anak perempuannya akan mengalami preeklamsia pula, sedangkan hanya 8 % anak menantu mengalami pre eklamsia.

Teori Defisiensi Gizi ( Teori Diet )

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Penelitian yang penting pernah dilakukan di inggris ialah penelitian tentang pengaruh diet pada pre eklamsia beberapa waktu sebelum pecahnya perang dunia II. Suasana serba sulit
10

mendapat gizi yang cukup dalam persiapan perang insiden hipertensi dalam kehamilan.

menimbulkan kenaikan

Penelitian terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan, termasuk minyak hati halibut, dapat mengurangi risiko pre eklamsia.

2.1.6 Kejadian Hipertensi Dalam Kehamilan Kejadian hipertensi dalam kehamilan bervariasi mulai dari berbagai daerah keadaan masyrakat khususnya tentang diet dan kesehatan umumnya, bergantung pada ras, pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kemampuan peklayanan rumah sakit, dan lainnya. Dengan demikian kejadian di tiap daerah tidak dapat di samakan dengan daerah lainnya. Secara internasional kejadian hipertensi dalam kehamilan dapat di perkirakkan sebagai berikut. 1. Primigravida sekitar 7-12 %. a. Makin meningkat pada : Hamil ganda Hidramnion atau hamil dengan DM Kehamilan Molahidatidosa

2. Pada kehamilan multigravida 5 - 8 %. Di Indonesia perkiraan kejadian hipertensi dalam kehamilan sekitar 6-12 % serta sangat bervariasi dari masing masing daerah dan hasil penelitian rumah sakit.

2.1.7 Pembagian klinik hipertensi dalam kehamilan Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyakit teroritis (Zweifel 1922) sehingga tidaklah salah kalau terdapat usulan pembagian kliniknya berbagi bentuk. Salah satu bentuk pembagian kliniknya dalah :

11

1. Hipertensi dalam kehamilan sebagai komplikasi dalam kehamilan : a. Pre eklamsia Pre eklamsia ringan Pre eklamsia berat

b. Eklamsia: Eklamsia ringan Eklamsia berat HELLP syndrome

2. Hipertensi dalam kehamilan sebagai akibat dari hipertensi menahun atau superimposed pre eklamsia dan eklamsia. 3. Gestasional Hipertensi Hipertensi sementara ( coincidental hypertension atau transient

hypertension ).

Pembagian ini untuk memudahkan evaluasi dalam pengobatan yang diharapkan lebih terarah dengan tujuan : 1. Menghindari agar jangan sampaiterjadi eklamsia. a. Karena AKI dan AKB nya tinggi b. Mengupayakan agar kehamilan dapat mencapai aterm. 2. Jika terpaksa tindakan cepat dan tepat harus diambil untuk menyelamatkan maternal atau janinnya dengan tindakan trauma yang paling ringan. 3. Menghindari sebanyak mungkin kerusakan organ vital sehingga hidupnya dapat dipertahankan secara normal. 4. Melakukan pengawasan postpartum sehingga kejadian pre eklamsia berulang dapat dihindari.

2.2 Hipertensi Kronik Dalam Kehamilan Adanya hipertensi yang persisten oleh sebab apapun juga yang ditemukan pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau hipertensi persisten setelah 6 minggu pasca persalinan. Diagnosis klinik hipertensi kronik pada kehamilan ditegakkan berdasarkan gejalagejala sebagai berikut :

12

Adanya riwayat hipertensi sebelum kehamilan atau didapatkan hipertensi pada kehamilan kurang dari 20 minggu. Ditemukan kelainan organik, misalnya : pembesaran jantung, kelainan ginjal, dan sebagainya. Umur ibu di atas 30 tahun dan umumnya multigravida.

4.
13

Bila terjadi superimposed preeclampsia, maka didapatkan : tekanan darah sistolik lebih dari 200 mmHg adanya perubahan-perubahan pada pembuluh darah retin berupa eksudasi, perdarahan, dan penyempitan. 5. Retensi air dan natrium tidak menonjol. Jarang didapatkan edema dan proteinuria. 6. Hipertensi masih temp didapatkan sampai 6 bulan pasca persalinan. 2.2.1 Komplikasi Hipertensi dalam kehamilan dapat mengakibatkan : Gagal ginjal. gagal jantung. Oedema paru-paru. kelainan pembekuan darah. Perdarahan otak Kematian janin. 2.2.2 Upaya Penanggulangan 2.2.2.1 Diet Rendah Garam 2.2.2.2 Pengertian Diet Rendah Garam adalah garam natrium seperti yang terdapat ddi dalm garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat, dan vetsin (mono sodium glutamate). Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular tubuh yang mempunyai fungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam tubuh, serta berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Asupan makanan sehari-hari umumnya mengandung lebih banyak natrium daripada yang dibutuhkan tubuh. Dalam keadaan normal, jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melalui urin sama dengan jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan. Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari (ekuivalen dengan 2400 mg). Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh,

14

sehingga menyebabkan edema atau asites, dan hipertensi. Penyakit-penyakit tertentu seperti sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, dekomsio kordis, toksemia pada kehamilan dan hipertensi esensial dapat menyebabkan gejala edema atau asites, dan hipertensi. Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi. 2.2.2.3 Tujuan Diet Tujuan Diet Garam Rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. 2.2.2.4 Syarat Diet Rendah Garam Cukup energi, protein, mineral dan vitamin. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan hipertensi. 2.2.2.5 Macam Diet dan Indikasi Pemberian Diet Garam rendah diberikan kepada pasien denan edema, asites atau hipertensi seperti yang terjadi pada penyakit dekompensasio kordis, serosis hati, penyakit ginjal tertentu, toxemia pada kehamilan, dan hipertensi esensial. Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit dapat diberikan berbagai Diet Rendah Garam. 2.2.2.6 Diet Rendah Garam I (200-400 mg Na) Diet Rendah Garam I diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan Hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur . Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya misalnya daun seledri (96 mg/100 gr bahan makanan), pisang (18 gr bahan makanan). 2.2.2.7 Diet Rendah Garam II (600-800 mg Na) Diet rendah garam II diberikan kepada pasien dengan edema, acites, dan hipertensi tidak terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam I. Pada pengolahan makananya boleh menggunakan setengah sendok teh garam dapur (2gr). Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya, misalnya roti bakar (700 mg/100gr bahan makanan), susu asam bubuk (600 mg/ 100 gr bahan makanan), biskuit (500mg/100gr bahan makanan), kue-kue (250mg/100gr bahan makanan), roti cokelat (500mg/100gr bahan makanan), ayam (100mg/100gr bahan makannan), daging bebek (200mg/100gr bahan makana), putih telur bebek( 228mg/100gr), susu skim bubuk (470mg/100gr bahan makanan). 2.2.2.8 Diet Rendah Garam III (1000-1200 mg Na)
15

Diet rendah garam III diberikan kepada pasien dengan edema dan hipertensi ringan. Pemberian makanan sehari samadengan diet rendah garam I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan I sdt (4gr) garam dapur. Contoh pengaturan makanannya; keju (1200 mg/100gr makanan), sosis (1000 mg/ 100gr bahan makanan), lemak babi (1500 mg/100 gr bahan makanan), garam (38758 mg/100 gr bahan makanan). 2.2.2.9 Bahan Makanan Sehari Bahan Makanan Beras Daging Telur Ayam Tempe Kacang Hijau Sayuran Buah Minyak Gula Pasir Berat(gr) 300 100 50 100 25 200 200 25 25 Takaran 5 gls nasi 2 ptg sdg 1 butir 4 ptg sdg 2 sdm 2 gelas 2 ptg sdg papaya 2 sdm 1 sdm

2.2.2.10 Nilai Gizi Energi Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Besi Tiamin Vitamin Natrium 2230 kkal 75 gr 53 gr 365 gr 500 mg 24 mg 1,2 mg 87mg 305 mg

2.2.2.11 Pembagian Bahan Makanan Sehari 1. Pagi Beras 70 gr Telur 50 gr Sayuran 50 gr 1 gelas nasi 1 btr gelas

16

Minyak 5 gr Gula Pasir 10 gr 2. Pukul 10.00 Kacang hijau 25 gr Gula Pasir 15 gr 3. Siang dan Sore Beras 140 gr Daging 50 gr Tempe50 gr Sayuran 75 gr Buah 100gr Minyak 10 gr

sdm 1 sdm

2 sdm 1 sdm

2 gelas nasi 1 potong sedang 2 potong sedang gelas 1 potong sedang papaya 1 sdm

2.2.2.12 Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Bahan Makanan Sunber karbohidrat Dianjurkan Beras, kentang, singkong, terigu, tapioca, hongkue, gula, makanan yang diolah dari bahan makanan tersebut diatas tanpa garam dapur dan soda seperti : macaroni, mie, bihun, roti, biskuit, kue kering. protein Daging dan ikan maksimal 100 gr sehari, telur maksimal 1 butir sehari. Tidak Dianjurkan Roti, biskuit, dan kue-kue yang dimasak dengan garam dapur, baking powder dan soda.

Sumber hewani,

Sumber nabati.

protein Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa garam dapur.

Sayuran.

Semua sayuran segar, sayuran yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoate.

Otak, dinjal, lidah, sardine, daging, ikan, susu, dan telur yang diawetkan dengan garam dapur seperti daging asap, ham, bacon, dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, ebi, udang kering, telur asin dan telur pindang. Keju, kacang tanah dan semua kacang-kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan lain ikatan matrium. Sayuran yang dimasak dan diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin,

17

Buah-buahan.

asinan dan acar. Semua buah-buahan segar, Buah-buahan yang diawet buah yang diawet tanpa dengan garam dapur dan garam dapur dan natrium lain ikatan natrium, seperti benzoate. buah dalam kaleng. Minyak goring, margarine Margarine dan mentega dan mentega tanpa garam. biasa. The dan kopi. Semua bumbu-bumbu kering yang tidak mengandung garam dapur dan lain ikatan natrium. Garam dapur sesuai ketentuan untuk diet rendah garam II dan III Minuman ringan Garam dapur untuk diet rendah garam I, baking powder, soda kue, vetsin, dan bumbu yang mengandung garam dapur seperti kecap, terasi, magi, tomato kecap,petis, tauco.

Lemak.

Minuman. Bumbu.

1.

Contoh Menu Sehari Pagi Nasi Telur dadar Tumis kacang panjang Pukul 10.00 Siang Bubur kacang hijau Nasi Ikan Tahu bacem Sayur kangkung

Pepaya Malam Nasi


18

Daging Keripik tempe Sayur bayam Pisang

2.3 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Dokumentasi asuhan kebidanan dengan kehamilan hipertensi merupakan bentuk catatan dari asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada ibu dalam masa pemantauan yang dilakukan, meliputi pengkajian, pembuatan diagnosis kebidanan, pengindentifikasian masalah terhadap tindakan segera dan melakukan kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lain serta menyusun asuhan kebidanan dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya. Beberapa teknik penulisan dalam dokumentasi asuhan kebidanan antara lain sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data Dasar a. Data Subjektif 1. Data subjektif a. Biodata atau identitas klien dan suami Nama ibu/ suami Umur ibu/ suami Kebangsaan : membedakan antara pasien satu dengan yang lain : mengetahui apakah ibu dalam kategori faktor resiko : memudahkan dalam berkomunikasi : memudahkan penanganan sesuai dengan kepercayaan pasien dan dapat memberi penyuluhan yang tidak bertentangan dengan agama pasien Pekerjaan : mengetahi taraf hidup dan sosial ekonominya agar

- Agama

nasehat yang diberikan sesuai, j uga mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya

19

bekerja dipabik yang tingkatnya stresnya tinggi bisa menjadi factor resiko terjadinya hipertensi.

- Pendidikan

: mengetahui tingkat pengetahuan ibu sehingga bisa meyesuaikan dalam pemberian penyuluhan

Alamat kantor

: mengetahui dimana pasien bekerja : mengetahui apakah rumah ibu jauh dari tempat

- Alamat rumah

pelayanan kesehatan atau tidak sehingga apabila terjadi sesuatu pada ibu, ibu bisa langsung

mendapatkan pelayanan segera. Nomor telepon : memudahkan menghubungi ibu.

b. Keluhan utama Merupakan alasan utama pasien masuk atau datang ketempat pelayanan kesehatan dan apa-apa saja yang dirasakan pasien. dalam kasus hiperetensi dalam kehamilan ini keluhan utama yang mungkin ditemui: Sakit kepala dan sering pusing. Bagian pundak terasa berat.

c. Riwayat kesehatan - Riwayat penyakit yang pernah diderita sedang menderita penyakit : Mengetahui kemungkinan ibu menular (TBC,HIV), menurun

(DM,HIPERTENSI), berbahaya (KANKER). Informasi ini sangat penting untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu dan mengupayakan pencegahan dan penanggulangannya. Yang harus diperhatikan yaitu penyakit hipertensi pada - Keluarga keluarga.

: Mengetahui kemungkinan dalam anggota keluarga ada yang

menderita penyakit menular (TBC, HEPATITIS B), penyakit keluarga yang diturunkan (jantung dan asma), hipertensi, keturunan hasil kembar. d. Riwayat menstruasi Mengetahui tingkat kesuburan ibu - Menarche : mengetahui kapan ibu haid pertama kali

20

- Siklus - Lama

: mengetahui keteraturan haid : merupakan dalah satu indikator tingkat kesuburan ibu

- Banyak nya : berapa kali ibu mengganti duk dalam satu hari - Dismenore : mengetahui apakah ibu mengalami kesulitan selama hamil khususnya rasa nyeri pada saat datangnya haid. Selama haid tidak ditemukan keluhan pusing, pingsan ataupun tanda-tanda anemia yang lain serta jumlah perdarahan yang berlebihan atau stosel.

e. Riwayat pernikahan Status pernikahan Berapa kali menikah : mengetahui keadaan psikologis ibu : karena pada ibu multipara yang kemudian

menikah lagi mempunyai risiko lebih besar terjadinya HDK. Lama pernikahan Usia menikah : status kesuburan : karena pada usia yang ekstrim sangat

mempengaruhi juga terjadinya hipertensi dalam kehamilan. f. Riwayat kehamilan, persalinan , nifas yang lalu. Hal ini ditanyakan untuk mengetahui faktor resiko yang ditimbulkan karena pada ibu yang pertama kali hamil mempunyai risiko terjadinya HDK.

g. Riwayat Kontrasepsi Mengetahui apa jenis kontrasepsi yang digunakan ibu, berapa lamanya, apa masalahnya, atau efek samping yang dirasakan ibu, keluhan selama memakai kontrasepsi. h. Data psikososial dan spiritual Mengetahui bagaimana hubungan ibu dan suami keluarga serta tetangga, mengetahui perasaan ibu dengan keadaannya sekarang. Mengetahui bagaimana kebiasaan berobat klien, apakah ke nakes atau non nakes, serta bagaimana hubungan ibu dengan Allah SWT, apakah ibu ada sholat atau tidak. i. Pengetahuan klien tentang penyakit yang dideritanya Mengetahui seberapa jauh ibu memahami dan mengetahui tentang penyakit yang dideritanya( hipertensi dalam kehamilan ), tanda dan gejala, serta cara mengatasinya.

21

j. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari Nutrisi Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori, sebaiknya memakan makanan yang menagndung protein, sayur-sayuran, buah-buahan dan banyak cairan. Makan : mengetahui apa saja jenis, porsi,frekwensi,pantangan dan masalah dalam pemenuhan makan ibu sehingga kita bsa menilai bagaimana status nutrisi ibu. Minum: mengetahui jenis, frekuensi, jumlah dan malasalh dalam pemenuhan kebutuhan cairan sehingga kita bisa menilai bagaimana kondisi cairan dan elektrolit ibu apakah tepenuhi atau tidak. Eliminasi BAB : 1 kali/hari, lembek,warna khas. BAK : hendaknya 3-4 kali/ hari, berwarna kuning jernih dan tidak terdapat endapan. Istirahat Mengetahui berapa jam ibu tidur siang dan malam,gangguan tidur serta masalah sehingga bidan bisa mengetahui bagaimana pola pemenuhan istirahat pasien : sebaiknya ibu tidur selama 8 jam untuk menjaga kesehatan ibu. Personal higiene Menjaga kebersihan tubuh terutama pada alat genitalia, mencegah terjadinya infeksi. Usahakan ibu mandi dengan air bersih dan membersihkan daerah genitalianya. Aktifitas Aktifitas ibu merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan timbulnya masalah pada keadaan ibu seperti aktifitas yang terlalu berat atau melelahkan. Pola hubungan seksual Mengetahui kehidupan seksual ibu baik dari teknik, frekuensi maupun ada keluhan.

22

2. DATA OBJEKTIF Data dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus. a. Pemeriksaan umum Secara teoritis mungkin ditemukan dalam keadaan baik. - Keadaan umum : mengetahui apakah ibu bisa bekerja sama dengan tenaga kesehatan atau tidak. - TTV(TD,N,P,S) : mengetahui keadaan ibu dalam batas normal atau tidak Fokusnya yaitu pada Tekanan Drah - TB, BB, LILA b. Pemeriksaan khusus Pemeriksaan yang dilakukan secara head to too. Inspeksi (periksa pandang) Yang dinilai adalah bentuk tubuh normal. Kepala, apakah ada massa atau tidak,bagaimana kebersihannya,warna rambut, distribusi rambut. Muka, simetris atau tidak, apakah ada closmagravidarum,warna serta oedema. Mata , menilai bagaimana kedaan conjunktiva,sklera,serta oedema palpebra. Hidung, menilai bagaimana bentuk dan kebersihannya. Telinga,menilai bagaimana bentuk,pendengaran dan pengeluarannya. Mulut, menilai bagaimana keadaan bibir, lidah, gusi seta gigi apakah ada caries. Leher,pemeriksaan kalenjer tiriod dan limfe serta vena jugularis. Payudara/dada, menilai bentuk payudara,apakah ada bekas OP, warna, konsistensi dan keadaan puting. Abdomen, menilai adanya bekas operasi, masa dan nyeri tekan. : mengetahui status gizi ibu

Ektremitasbawah/atas, menilai bagaimana bentuk tungkai, apakah ada varises, oedema serta cacat. Genitalia eksterna,menilai bagaimana kebersihannya, apakah ada varises pengeluaran, masalah serta oedema..

c. Pemeriksaan khusus
23

a) Inspeksi Periksa pandang yang terpenting adalah mata (konjungtiva dan sklera) untuk menentukan apakah ibu anemia atau tidak, muka (edema), leher apakah terdapat perbesaran kalenjer baik kalenjar tiroid maupun limfe sedangkan untuk dada bagaimana keadaan putting susu, ada tidaknya teraba massa atau tumor, tanda-tanda kehamilan (cloasma gravidarum, aerola mamae, calostrum), serta dilihat pembesaran perut yang sesuai dengan usia kehamilan, luka bekas operasi, dan inspeksi genitalia bagian luar serta pengeluaran pervaginam dan ekstremitas atas maupun bawah. b) Palpasi Yaitu pemeriksaan yang difokuskan pada abdomen dengan menggunakan cara leopold : 1. Leopold I : Untuk menentukan TFU dan apa yang terdapat dibagian fundus (TFU dalam cm) dan kemungkinan teraba kepala, bokong atau lainnya, normal pada fondus teraba bulat, tidak melenting, lunak yang kemungkinan adalah bokong janin. 2. Leopold II : Untuk menentukan dimana letak punggung janin dan bagian-bagian kecilnya. Pada dinding perut klien sebelah kiri maupun sebelah kanan kemungkinan teraba, punggung, anggota gerak, bokong atau kepala. 3. Leopold III Ungtuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah perut ibu dan apakah bagian terbawah janin sudah masuk PAP atau belum, dan normalnya pada bagian bawah perut ibu adalah kepala. 4. Leopold IV Untuk menentukan seberapa jauh masuknya bagian terbawah janin ke dalam rongga panggul dan dilakukan perlimaan untuk menentukan seberapa masuknya ke PAP. c) Auskultasi Untuk mendengar DJJ dengan frekuensi normal 120 260 kali/menit, irama teratur atau tidak, intensitas kuat, sedang atau lemah. d) Perkusi

24

Pemeriksaan refleks patella kiri dan kanan yang berkaitan dengan berkurangnya vitamin B atau penyakit saraf, intoksikasi magnesium sulfat. e) Pemeriksaan TBBJ Dengan mengunakan rumus (TFU dalam cm 13) x 155 yang bertujuan untuk mengetahui taksiran berat badan janin normal atau tidak. f) Pemeriksaan panggul luar Yang diukur adalah: Distantia spinarium : jarak antara kedua spina illiaka anterior superior : 24 26 cm. distantia cristarium : jarak antara kedua crista iliaka kiri dan kanan : 28 30 cm. conjugata eksterna : 18 20 cm. lingkaran panggul : 80 90 cm. d. Pemeriksaan penunjang 1. Darah Yaitu kadar Hb, dimana Hb normal pada ibu hamil adalah 11 gr% (TM I dan TM II gr% dan TM III 10,5 gr%) Hb 11 gr% : tidak anemia Hb 9 10 gr% : anemia ringan Hb 7 8 gr% : anemia sedang Hb 7 gr% : anemia berat 2. Urine Laboratorium dasar : darah lengkap, urin lengkap, ginjal, fungsi hepar, gula darah Fokusnya pada urin jika dalam urin di temukan protein maka pasien sudah jatuh ke dalam preeklamsia. Pemeriksaan penunjang : rontgen dan USG.

2. Interprentasi data Data dasar interprestasikan menjadi masalah atau diagnosa spesifik yang sudah diindentifikasikan. Didalam interprestasikan data, terdapat tiga komponem penting didalamnya yaitu : a. Diagnosa

25

Ibu hamil, G.P.A. H , usia kehamilan, janin, tunggal/gamelli, intrauterine/ekstra, let kep/su/li, PuKa/Ki, keadaan umum ibu..dengan hipertensi dalam kehamilan. b. Masalah Dapat berupa keluhan utama yang menyangkut masalah nomenklatur seperti kondisi fisik ibu yang berkurang baik atau keadaan psikologis ibu, dan keadaan janin c. Kebutuhan Kebutuhan yang diberikan pada pasien berdasarkan masalah yang ada pada pasien.

26

3. Mengindentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial Langkah ini dilakukan diagnosis dengan potensial mengindentifikasi berdasarkan masalah kemudian sudah

merumuskan

masalah

yang

terindentifikasi pada masa kehamilan. 4. Indentifikasi Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan konsultasi serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien apakah dibutuhkan tindakan segera atau tidak. 5. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh Rencana asuhan yang menyeluruh adalah berdasarkan hasil identifikasi masalah dan diagnosa. Dalam asuhan menyeluruh harus menceminkan rasional yang benar-benar valid berdasarkan pengetahuan teori yang berhubungan langsung sesuai dengan up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan mau dilakukan. Jika tidak menghasilkan asuhan pasien yang tidak lengkap dan berbahaya. 6. Melaksanakan perencanaan Perncanaan bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien bahkan anggota kesehatan lainnya yang mana bidan berkolaborasi. Bidan juga bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan yang telah direncanakan. 7. Evaluasi Merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan persalianan. Dari hasil pelaksanaan perencanaan dapat diketahui keefektifan dari asuhan yang telah diberikan dan menunjukkan perbaikan kondisi apabila bayi ataupun ibu sempat mengalami masalah yang harus segera ditangani.

BAB III TINJAUAN KASUS


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. E G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 29 30 MINGGU DENGAN HIPERTENSI DI BPS VERA KORNITA SKM TANGGAL 25 SEPTEMBER 2012

1. PENGKAJIAN ( Pengumpulan data ) A. IDENTITAS ( Biodata ) Nama Umur : Ny. E : 25 tahun Nama Suami Umur : Tn.D : 27 tahun

Suku/bangsa : Minang/Indonesia Agama Pendidikan Pekerjaan : Islam : SMU : IRT

Suku/bangsa : Minang/indonesia Agama Pendidikan Pekerjaan : Islam : SD : Tani

Alamat rumah :Tanah Keras

Alamat rumah : Tanah Keras

Keluarga terdekat yang mudah dihubungi : Nama Alamat : Ny. T (Kakak klien ) : Tanah Keras

B. ANAMNESIA ( Data Subjektif ) 1. Pada tanggal Alasan kunjungan ini Keluhan-keluhan : 25-09- 2012 Pukul : 08:00 WIB :. Pertama rutin .ada keluhan : Ingin memeriksakan kehamilannya, kepala sering pusing 2. Riwayat menstruasi Menarche Siklus Banyaknya : Umur 11 tahun : 28 hari : 2 3 x ganti duk Lamanya Sifat darah Warna darah : 5 7 hari : Encer : merah kehitaman

Dismenorrhoe : Tidak ada

3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


No Tgl lahir Usia Kehamil an Jenis Persa linan Tempat Persalinan Komp likasi peno long PB BB Bayi JK Nifas Keadaan Lochea laktasi

1 2

ini

4. Kontrasepsi yang dipergunakan Lama dan keluhan 5. Riwayat kehamilan sekarang a. Hari pertama haid terakhir b. Keluhan-keluhan pada Trimester I Trimester II Trimester III

: Tidak ada

: 04 03 2012

: Mual dan muntah : Tidak ada : Ingin memeriksakan

kehamilannya, kepala sering pusing c. Pergerakan janin pertama kali dirasakan ibu : Pertengahan Agustus 2012. d. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir e. Keluahan-keluhan yang dirasakan ibu 5L Mual dan muntah terus menerus Nyeri otot Demam tinggi Sakit kepala berat Penglihatan kabur Rasa nyeri/panas BAK Gatal pada vulva Pengeluaran pervaginaan Nyeri & kemerahan pada tungkai Bengkak pada wajah f. Obat/suplemen termasuk jamu Jamuan yang dikonsumsi : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : > 20 kali/hari

g. Imunisasi TT 1 (tanggal) TT 2 (tanggal) 6. Riwayat kesehatan ibu a. Riwayat penyakit yang pernah diderita Jantung Hipertensi Ginjal DM : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada Asma TBC Epilepsi : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : catin : 12-07-2012

PMS/IMS : Tidak ada

b. Riwayat alergi Jenis makanan Jenis obat-obatan : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

c. Riwayat transfusi darah d. Riwayat operasi yang pernah dialami e. Riwayat pernah mengalami kelainan jiwa 7. Riwayat kesehatan keluarga a. Riwayat penyakit keturunan Jantung : Tidak ada Asma Epilepsi

: Tidak ada : Tidak ada

Hipertensi : Ada DM : Tidak ada

b. Riwayat keturunan kembar 8. Riwayat psikososial a. Kehamilan ini b. Respon ibu terhadap kehamilan

: Tidak ada

: Direncanakan : Senang : senang : Baik : Baik : Tidak ada

c. Respon suami & keluarga terhadap kehamilan ini d. Hubungan dengan suami/keluarga e. Hubungan dengan tetangga & masyarakat f. Kekhawatiran-kekhwatiran khusus 9. Riwayat perkawinan Kawin 1 umur Setelah kawin berapa lama baru hamil

: 24 tahun : 2 bulan

10. Keadaan ekonomi Penghasilan perbulan Jumlah anggota keluarga yang ditanggung Penghasilan perkapita 11. Kebiasaan hidup sehari-hari a. Personal hygiene Mandi Sikap Keramas Ganti pakaian dalam b. Pola makan dan minum Sebelum hamil Pagi : 1 piring lontong + 1 gelas air putih : 2 x sehari : 2 x sehari : 1 x sehari : 2 3 x sehari : Rp.1.500.000 : 2 orang : Rp.750.000

Siang : 1 piring nasi + 1 potong ikan + mangkok sayur + 1 gelas Air putih Malam : 1 piring nasi + 1 potong ikan + gelas air putih Saat kehamilan sekarang Pagi : 1 piring lontong + 1 bakwan + 1 gelas air putih

Siang : 1 piring nasi + 1 potong ikan + 1 potong tahu/tempe + 1 Mangkok sayur + 1 gelas air putih Malam : 1 piring nasi + 1 potong ikan + mangkok sayur + 1 Gelas air putih c. Pola eliminasi BAK Frek : 6 7 kali BAB Frek Warna : 1X sehari : Kuning kecoklatan

Warna : kuning jernih Keluhan : Tidak ada

Konsistensi : Lembek Keluhan : Tidak ada

d. Pola istirahat Istirahat siang Istirahat malam : tidak ada : 6 7 jam

e. Aktifitas sehar-hari Beban kerja Olah raga Kegiatan spiritual f. Hubungan seksual : Tidak mengganggu kehamilan : Ada : Sholat lima waktu : Tidak ada masalah

g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan Kebiasaan merokok, minum keras Konsumsi obat-obatan terlarang Budaya yang merugikan kesehatan 12. Persiapan untuk kegawatdaruratan a. Pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kesehatan ibu b. Tempat persalinan yang diinginkan c. Petugas kesehatan yang diinginkan Oleh ibu untuk menolong persalinan d. Persiapan donor darah e. Persiapan biaya persalinan f. Persiapan transportasi C. PEMERIKSAAN FISIK (Data oblektif) 1. Pemeriksaan umum Kesadaran TD Nadi Suhu : CMC : 150/90 mmHg : 78 x/menit : 36.5 c
0

: Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada

: Suami

: BPS : Bidan

: Ada : Ada : Ada

Pernafasan BB sebelum hamil BB setelah hamil TB LiLA

: 28 x/menit : 60 kg : 70 kg : 146 cm : 30 cm

2. Pemeriksaan khusus a. Inspeksi Kepala Rambut Mata : Kulit kepala bersih : Bersih, tidak rontok, warna hitam : Simetris ki-ka, konjugtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

Muka

: Tidak ada chloasma gravidarum, simetris ki-ka, tidak oedema, tidak pucat

Mulut Gigi Leher

: Simetris, bibir tidak pucat : Tidak ada karies :Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan

pembesaran kelenjar limfe Payudara : Simetris Aerola mammae Papilla mammae Kolostrum/cairan lain Abdomen : Bekas luka operasi : Pembesaran perut :kiri dan kanan : Hiperpigmentasi : Menonjol : Belum ada : Tidak ada : Sesuai dengan usia Kehamilan : Strie : Linea Geitalia : Kemerahan : Tidak ada : Tidak ada : Tidak dilakukan pemeriksaan karena ibu menolak Pembengkakan : Tidak dilakukan pemeriksaan karena ibu menolak Varices : Tidak dilakukan pemeriksaan karena ibu menolak Oedema : Tidak dilakukan pemeriksaan karena ibu menolak Ekstremitas Atas Oedema Sianosis Pergerakan b. Palpasi Leopold Leopold I : TFU 4 jari diatas pusat, pada fundus teraba lunak, bundar dan tidak melenting kemungkinan bokong janin : Tidak ada : Tidak ada : Positif ( + ) Bawah Oedema Varices : Ada : Tidak ada

Pergerakan : Positif ( + )

Leopold

II : Pada dinding perut ibu sebelah kiri teraba tonjolan

tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin. Pada dinding perut ibu sebelah kanan teraba keras,memapan,memanjang kemungkinan punggung janin. Leopold III: Pada bagian bawah p erut ibu teraba bulat, keras, dan masih dapat digoyangkan, kemungkinan kepala janin, kepala belum masuk PAP Leopold IV : Tidak dilakukan Mc.Donald TBBJ c. Auskultasi BJJ Frekuensi Irama Intensitas d. Perkusi Reflek patella kanan Reflek patella kiri : Positif ( + ) : Positif ( + ) : Positif ( + ) : 152 x/menit : Teratur : kuat : 27 cm : ( 27 13 ) x155 = 2170 gram

e. Pemeriksaan panggul luar Distantia spinarum Distantia cristarum Distantia eksterna Linggkaran panggul f. Pemeriksaan penunjang Laboratorium Hb Protein Urine Glukosa Urin USG/CTG : :11.2 gr % : Negatif (-) : Negatif (-) : Tidak dilakukan : 30 cm : 36 cm : 26 cm : 96 cm

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. E G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 29 30 MINGGU DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DI BPS VERA KORNITA SKM TANGGAL 25 SEPTEMBER 2012

Pengumpulan Data

Interprestasi Data

Diagnosa Potensial

Tindakan Segera Rujuk pasien ke rumah sakit untuk pemeriksa an lebih lanjut.

Intervensi

Implementasi

Evaluasi

Tanggal : 25 September Diagnosa : 2012 Pukul : 08:00 Ibu G1P0A0H0, Gravid 29-30 minggu, janin Hidup, tunggal, DS 1. Ibu mengatakan bahwa ia ingin memeriksakan kehamilannya 2. Ibu Intrauterine, Let-kep,puka, keadaan Jalan lahir normal, KU Ibu dan janin baik

Preeklamsia

1. Informasikan pada ibu dan keluarga tentang hasil

1. Menginformasikan pada keluarga hasil yang dilakukan: - Usia kehamilan - TTV - DJJ ibu dan tentang pemeriksaan

1. Ibu dan keluarga mengerti dengan informasi diberikan: Kehamilan ibu yang

pemeriksaan

telah -

sudah memasuki usia minggu -TTV ibu tidak normal 29-30

dengan hipertensi dalam

mengatakan kehamilan. Dasar : 1. Ibu mengatakan ini

normal yaitu:

sering pusing.

TD : 150/90 mmHg N : 78 x/menit P : 22 x/menit

3. Ibu mengatakan Ini adalah

Adalah Kehamilannya yang

10

Kehamilannya Yang pertama.

Pertama 2.Ibu mengatakan sering pusing

S : 36,50c - DJJ dalam batas normal yaitu : 152 x/menit 2. Jelaskan 2. Menjelaskan penyebab keluhan 2. Ibu mengerti

4.

Ibu

mengatakan

bahwa ia tidak haid 3. HPHT : 04-03-2012 sejak 8 bulan yang lalu 4. TP : 11-12-2012 penyebab dan cara mengatasi 5. HPHT : 04-03-2012 5. DJJ : (+), 152x/menit, DO 1. TP : 11-12-2012 5. Teraba dua Bagian 2. TTV TD mmHG N : 78 x/menit P : 27 x/menit S : 36,5 c
0

dengan penjelasan yang diberikan.

yang dirasakan oleh ibu yaitu

keluhan yang dirasakan ibu.

teratur, kuat

Besar Janin. : 150/90 6. Ibu tidak merasakan nyeri pada saat 3. Beri penyuluhan tentang pola 3. Menganjurkan untuk 3. Ibu istirahat yang cukup yaitu + sekitar 8 jam/hari. Istirahat sudah di

pemeriksaan 7. Leopold L I : TFU 4 jari diatas pusat, teraba bokong

berikan imunisasi TT 3

istirahat yang

11

3. BB sebelum hamil : 60 kg

L II : Pu-ka L III : Let-kep, kepala belum masuk PAP

cukup

siang 1-2 jam dan malam 6-7 jam

4. BB sekarang : 70 kg

IV

Tidak 4. Anjurkan ibu untuk 4. Menganjurkan untuk ibu 4. Ibu mengerti mengurangi dengan penjelasan yang diberikan.

dilakukan 5. TB : 146 cm 7. TTV 6. LiLA : 30 cm TD : 150/90 mmHg N : 78 x/menit 7. Leopold L I : TFU 4 jari diatas fundus bundar melenting, kemungkinan bokong janin L II : pada dinding perut ibu sebelah kanan teraba panjang, keras pusat, terba dan pada Hb P : 22 x/menit S : 36,50c :11.2 gr % : Negatif

mengurangi konsumsi garam. 5. Berikan therapy ibu pada

konsumsi garam agar tidak memperparah

keadaan ibu.

5. Memberikan robolansia pada ibu yaitu: - Kalk 3 x 1

5. Ibu

mengerti

dengan informasi yang dan diberikan mau

lunak, Protein Urine tidak (-) Glukosa Urin adalah (-)

: Negatif

- Vit. C 1 x 1 - Tablet Fe 1 x1 6. Anjurkan ibu 6. untuk segera Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan labor ke

melaksanakannya

ibu 6. Ibu mengatakan akan pergi ke

segera

melakukan pemeriksaan

rumah sakit.

12

memapan, kemungkinan

Masalah : adalah 1. Gangguan rasa

labor rumah sakit.

ke

rumah sakit untuk lebih hasil memastikan pemeriksaan

punggung janin pada nyaman dinding sebelah perut kiri ibu teraba Kebutuhan :

yang telah dilakukan di BPS

tonjolan-tonjolan kecil Berikan pasien nasihat kemungkinan adalah tentang tirah baring pada saat ibu dan merasakan tunggu 7. Anjurkan ibu 7. untuk kontrol kehamilannya setiap minggu tenaga kesehatan. satu pada selalu Menganjurkan untuk mengontrol kehamilannya setiap satu tenaga minggu pada ibu 7. Ibu akan kontrol setiap satu

ekstremitas janins

L III : pada bagian pusing

selalu

bawah perut ibu teraba sampai ibu merasakan bulat, keras dan pulih kembali. Setelah ibu merasa pulih tunggu adalah sekitar 15 menit agar ibu kepala berdiri kembali. bisa

minggu sekali.

melenting, kemungkinan kepala masih janin,

kesehatan

agar keadaan ibu dan janin dapat dipantau secara teratur.

digoyangkan dan belum masuk PAP L IV : tidak

dilakukan 8. Jadwal 8. Menjadwalkan 8. Ibu bersedia

13

8. Mc,Donald : 27 cm

kunjugan ulang

kunjugan ulang yaitu 1 minggu lagi atau bila ada keluhan

datang 1 minggu lagi atau bila ada keluhan

9. TBBJ : 2170 gram

10.

DJJ

(+),152

x/menit, teratur, kuat.

11. Reflek patella ki-ka : (+)

12. Pemeriksaan Labor : Hb :11.2 gr %

Protein Urine : Negatif (-) Glukosa Urin Negatif (-) :

14

BAB IV PEMBAHASAN KASUS Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. E dengan tahap-tahap manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari pengkajian, interpretasi data, masalah atau diagnosa potensial, tindakan segera, indentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan sesuai dengan rencana asuhan dan pelaksanaan tindakan serta evaluasi, maka pembahasannya adalah:

4.1 Pengkajian Data Dalam melakukan pengkajian data penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti baik dalam pengumpulan data subjektif, objektif, dimana didukung oleh peralatan dan pelayanan yang memadai, pencatatan yang baik dan karyawan atau petugas kesehatan yang bersedia memberikan masukan serta saran-saran yang bersifat membangun. 1. Data Subjektif a. Identitas Pasien Pada identitas pasien ini ditemukan umurnya adalah 25 tahun dan tidak

ditemukan umur yang ekstrim untuk terjadinya kehamilan dalam hipertensi. b. Keluhan yang dirasakan ibu Ibu mengatakan bahwa ia ingin memeriksakan kehamilannya dan sering

pusing. Ibu mengatakan tidak datang haid sejak 8 bulan yang lalu, ini sesuai dengan hari pertama haid terakhir (HPHT) nya yaitu tanggal 04 maret 2012. HPHT dapat digunakan untuk menghitung usia kehamilan dan tafsiran persalinan dengan mengunakan rumus Naegele : hari + 7, bulan 3, tahun + 1 (Rustam, 1998). Dan ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilannya yang pertama, disebut juga dengan primipara yaitu wanita yang pertama hamil dan belum pernah melahirkan anak baik yang hidup maupun yang mati. Dan ini sesuai dengan teori tentang faktor resiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan yaitu primipara. c. Riwayat menstruasi Ibu mengatakan menarche umur 11 tahun, siklus 28 hari, lamanya 5 7 hari dan tidak ada nyeri ( dismenorrhoe ) saat haid. Ibu mengalami siklus haid yang

15

normal, ini sesuai dengan teori yaitu siklus haid yang klasik adalah 28 2 hari, sedangkan pola haid dan lamanya pendarahan haid tergantung pada tipe wanita, dan biasanya 3 8 hari ( Rustam, 1998 )

d. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah ada masalah obstertik pada masa lalu. e. Riwayat kehamilan sekarang Ibu mengatakan tidak haid selama bulan maret yang lalu. Pada trimester pertama ibu merasaa mual, muntah di pagi hari serta nafsu makan berkurang. Pada trimester dua ibu tidak ada mengalami keluhan yang menggangu aktifitas seharihari. Namun pada trimester ketiga ini ibu sering pusing. f. Riwayat kesehatan ibu Pasien dalam kasus ini tidak pernah mengalami penyakit yang spesifik, alergi pada jenis makanan atau obat-obatan tertentu dan ibu tidak pernah mengalami tranfusi darah, operasi dan kelainan jiwa. g. Riwayat kesehatan keluarga Secara teoritis penyakit keturunan perlu dikaji karena penyakit keturunan dapat berpengaruh pada kehamilan dan kesehatan ibu. Pada kasus ini tidak ditemukan adanya anggota keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang dapat berpengaruh kepada ibu, contohnya : DM, TBC dll h. Riwayat psikososial Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan dan ibu merasa senang dengan kehamilannya. Kekhwatiran-kekhwatiran khusus tidak ada. i. Riwayat perkawinan Status perkawinan dan setelah menikah berapa lama baru hamil perlu dipertanyakan. Tujuannya untuk mengetahui fungsi alat reproduksi pasien baik atau tidak. Pada kasus ini pasien kawin pertama kalinya umur 24 tahun dan setelah 2 bulan baru hamil. Umur ibu pada kasus ini merupakan kategori umur yang tidak beresiko yaitu dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman kehamilan dan persalinan adalah 20 30 tahun

16

j. Kebiasaan-kebiasaan hidup sehari-hari 1. Personal hygiene Pasien dalam kasus ini personal hygiene-nya baik. 2. Pola makanan dan minum Nafsu makan ibu tidak ada meningkat,hanya biasa saja sama seperti saat ibu belum hamil. Dan masalah gangguan pencernaan tidak ada. 3. Pola eliminasi Pasien dalam kasus ini BAK dan BAB nya stidak ada masalah. 4. Pola istirahat Pola istirahat siang dan malam pasien yang ada dalam kasus ini sedikit bermasalah/kurang cukup. 5. Kebiasaan Pasien pada kasus ini tidak ada melakukan kebiasaan yang merugikan kesehatan.

2. Data Objektif a. Pemeriksaan Umum Pada pemeriksaan umum didapatkan keadaan umum ibu baik serta tanda-tanda vital dalam keadaan baik seperti, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 78 kali/menit, suhu 36,50c dan pernafasan ibu 22 kali/menit. Denyut jantung janin juga dalam keadaan normal yaitu 152 x/menit dan iramanya teratur. b. Pemeriksaan khusus 1. Inspeksi Pada pemeriksaan inspeksi tidak ditemukan masalah dan tidak ada penyimpangan kearah patologis. 2. Palpasi Pemeriksaan difokuskan pada abdomen dengan menggunakan cara leopold. a) Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus. Pada kasus ini ditemukan : TFU 4 jari diatas pusat, pada fundus teraba lunak, bundar dan tidak melenting kemungkinan bokong janin. b) Leopold II menentukan letak punggung janin dan bagian ekstremitas janin. Pada kasus ini ditemukan : pada bagian kanan perut ibu teraba panjang,

17

keras memapan, kemungkinan punggung janin dan bagian kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin. c) Leopold III menentukan bagian terbawah janin dan apakah bagian terbawah janin sudah masuk PAP atau masih bisa digoyangkan. Pada kasus ini ditemukan: pada bagian bawah perut ibu teraba bagian bulat, keras dan melenting, kemungkinan kepala janin, kepala masih bisa digoyangkan dan belum masuk PAP d) Leopold IV menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk PAP dan pada kasus hasilnya, leopold 4 tidak dilakukan karena kepala masih bisa digoyangkan. 3. Auskultasi Pada kehamilan normal ditemukan denyut jantung janin normal adalah 120 160 x/menit ( Manuaba, 2007 ). Sama halnya pada kasus ini ditemukan denyut jantung janin 152 x/menit. 4. Perkusi Reflek patella kiri dan kanan : positif (+) / normal 5. Pemeriksaan TBBJ Dengan menggunakan rumus (TFU dalam cm 13 ) x 155, tujuannya adalah untuk mengetahui berat badan janin. Pada kasus tafsiran berat badan janin adalah 2170 gram. 6. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan.

4.2 Interpretasi Data 1. Diagnosa kehamila Ibu G1P0A0H0, gravid 29-30 minggu, janin hidup, tunggal, intrauterine, lep-kep, pu-ka, keadaan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baikdengan hipertensi. Diagnosa ini sesuai dengan teori (Manuaba, 2007) mengatakan bahwa untuk menegakkan diagnosa pada ibu hamil tidaklah sulit khususnya bagi wanita pada masa reproduksi aktif. Penegakan diagnosa kehamilan dilakukan secara anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. 2. Masalah

18

Pada kasus ini tidak ada ditemukan masalah.

3. Kebutuhan Sesuai dengan pengkajian yang telah penulis lakukan terhadap Ny. E dan pada kasus tidak ditemukan masalah maka tidak ada kebutuhan yang harus dipenuhi. 4.3 Antisipasi Diagnosa dan Masalah Potensial Pada kasus ini diagnosa potensial dan masalah potensial adalah pre Eklamsia 4.4 Tindakan Segera Pada kasus ini tindakan segera belum dibutuhkan. 4.5 Perencanaan tindakan Perencanaan tindakan yang penulis rumuskan mengacu pada masalah yang penulis temui waktu melakukan pengkajian dan juga hal-hal yang dibutuhkan oleh klien. 4.6 Pelaksanaan tindakan Pada tahap pelaksanaan, semua rencana tindakan yang telah disusun dapat dilakukan atau dilaksanakan oleh penulis dengan baik dimana didukung oleh pasien yang bersifat kooperatif, peralatan dan pelayanan yang memadai, pencatatan yang baik dan karyawan atau petugas kesehatan yang bersedia membimbing penulis selama melakukan asuhan pada Ny E.

4.7 Evaluasi Merupakan tahap akhir dari proses manajemen kebidanan, evaluasi pada kasus ini sangat baik, karena rencana dan pelaksanaan tindakan yang diberikan dapat diaplikasikan dengan efektif. Pada kasus ini penulis mampu memberikan asuhan kebidanan pada Ny E G1P0A0H0 usia kehamilan 29 30 minggu dengan kehamilan hipertensi di BPS Vera Kornita SKM tanggal 25 september s2012. Hubungan pasien dengan penulis yang mengobservasi ibu pada saat itu merasa senang.

19

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Setelah penulis melaksanakan pengkajian dan mengumpulkan semua data ibu baik data subjektif maupun data objektif yang berguna untuk mengevaluasi keadaan pasien, dilanjutkan dengan mengindentifikasi secara benar masalah atau diagnosa berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data tersebut dimana dapat disimpulkan: 1. Dalam melakukan pengkajian perlu adanya ketelitian, kepekaan sehingga diperoleh data yang menunjang untuk menerangkan diagnosa kebidanan. 2. Dalam analisa data dan menegakkan diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu pada tinjauan pustaka. Adanya perubahan dan kesenjangan dengan tinjauan pustaka tergantung pada kondisi ibu. 3. Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya dapat direncanakan pada kasus nyata, karena pada perencanaan disesuaikan dengan masalah yang ada pada tinjauan kasus tidak direncanakan. 4. Pada dasarnya perencanaan merupakan perwujudan dari perencanaan, akan tetapi tidak semua rencana dapat dilakukan. 5. Evaluasi merupakan tahap terakhir dari asuhan kebidanan yang mana setelah penulis mengadakan evaluasi pada Ny. E G1P0A0H0 dengan usia kehamilan 29-30 minggu di BPSVera Kornita SKM. Kehamilan Ny. E merupakan kehamilan yang tidak normal dan belum ada memerlukan penangananpenanganan khusus. 5.2 Saran 1. Institusi pelayanan Diharapkan kepada instusi pelayanan dapat menerapkan manajemen kebidanan sesuai dengan asuhan dan masalah yang terjadi pada pasien. 2. Institusi Pendidikan Agar laporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan pembelajaran penugasan selanjutnya.
20

Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk menambah sumber buku pustaka yang terbaru agar mempermudah mahasiswa dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan sesuai dengan ilmu dan teknologi terkini, dan diharapkan juga institusi pendidikan dapat membimbing mahasiswa seoptimal mungkin sehingga dapat dicapai hasil yang optimal.

21

LEMBARAN KONSULTASI PERBAIKAN

Nama NIM Pembimbing Penguji

FITRIA KASIH

: 1021995 : SUNESNI S.Si.T M BIOMED

: 1. 2. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny. E G1P0A0H0 Usia Kehamilan 29-30 minggu di BPSVera Kornita SKM tanggal 25 September 2012

Judul

No Hari / Tanggal

Materi Konsultasi

Tanda Tangan

22

DAFTAR PUSTAKA

Afmatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Prof. dr. I.B.G Manuaba.dkk.2007.Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta: EGC Prawihardjo,Sarwono.2008. Ilmu Kebidanan.Jakarta: Bina Pustaka Fraser M Diane, dkk. 2009. Buku Ajar Bidan. Jakarta: EGC

23

Anda mungkin juga menyukai