Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH AKHIR MATA KULIAH TEORI DAN KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI Dosen : Titissari, SE.,MT.,M.

Sc KEBIJAKAN MAKROEKONOMI INDONESIA

DISUSUN OLEH : K RISTIAN NPM : !"#$ %&"& KELAS PAGI BAPPENAS ANGKATAN ''I'

MAGISTER PEREN(ANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK )AKULTAS EKONOMI UNI*ERSITAS INDONESIA TAHUN +" !,+" $

I.

PENDAHULUAN

Makroekonomi adalah sangat penting bagi para pembuat kebijakan, karena beberapa alasan sebagai berikut : (a). makroekonomi dapat membantu para pembbuat kebijakan (policy makers) untuk menentukan apa saja yang dapat dilakukan untuk membantu memecahkan resesi yang dihadapi auatu perekonmian; (b) makroekonomi dapat pula membantu para pembuat kebijakan melaluai berbagai pillihan kebijakn untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang; (c) makroekonomi dapat membantu para pembuat kebijakan untuk mempertahankan inflasi tetap berada pada tingkat yang rendah dan stabil tanpa menyebabkan perekonomian mengalami ketidakstabilan dalam jangka pendek dan akhirnya (d) makroekonomi dapat pula menjelaskan kepada kita bagaimana perubahan dalam suatu kebijakan itu mempengaruhi jenis-jenis barang yang dihasilkan di dalam perekonomian. Inti penting dari pendekatan makroekonomi adalah adanya peran pemerintah dalam memba a perekonomian menjadi lebih baik lagi. !embangunan ekonomi di banyak negara umumnya terjadi akibat inter"ensi pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung. Inter"ensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi dari kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga monopoli dan dampak negatif kegiatan usaha s asta contohnya pencemaran lingkungan. Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang dibuat pemerintah. #turan ini memberikan landasan bagi penerapan aturan main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang melanggarnya. !eranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekanisme pasar saja tidak dapat menyelesaikan semua persoalan ekonomi. $ntuk menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan dalam perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar. %egagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah untuk menyebut kegagalan pasar dalam mencapai alokasi atau pembagian sumber daya yang optimum. &al ini khususnya dapat terjadi jika pasar didominasi oleh para pemasok monopoli produksi atau konsumsi dan sebuah produk

mengakibatkan dampak sampingan (eksternalitas), seperti rusaknya ekosistem lingkungan. Kondisi Ekonomi Global !ertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan oleh IM' akan berada sedikit di atas () di tahun *+,(. &al ini karena rendahnya permintaan domestik dan melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia di beberapa negara kunci emerging market dan resesi yang masih berlangsung di -ona .uro (slow motion crisis). Downside risk terhadap prospek pertumbuhan ekonomi dunia masih mendominasi. /isiko yang sudah lama masih ada, namun risiko baru muncul yaitu kemungkinan melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara emerging market. 0olatilitas pasar finansial telah meningkat secara global di bulan Mei dan 1uni *+,(. 2i pasar negara-negara maju, suku bunga jangka panjang dan "olatilitas pasar finansial telah meningkat. 3egara-negara periferi di .uro #rea telah mengalami peningkatan dalam sovereign spreads. !erekonomian di negara-negara emerging market terpukul karena adanya peningkatan suku bunga di negara-negara maju dan karena "olatilitas dalam harga aset yang dikombinasikan dengan lemahnya akti"itas domestik sehingga menyebabkan capital outflow, penurunan dalam harga saham, meningkatnya yields di domestik, dan pelemahan kurs4nila tukar terhadap dolar. Sekilas Kondisi Makroekonomi Indonesia Memburuknya kondisi makro ekonomi bisa menimbulkan tekanan ekonomi dan konsekuensinya target pertumbuhan ekonomi tak akan tercapai. 'aktor penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi di kuartal III-*+,( adalah pelemahan nilai tukar rupiah, kenaikan 5I rate, serta tingginya inflasi. 3ilai tukar rupiah di bulan 1uni *+,( berada di le"el I2/ 6.6*6 per $72 menjadi I2/ ,,.688 per $72 pada bulan 9ktober *+,( berdampak terhadap perdagangan Indonesia. 7ementara itu, kenaikan 5I rate dari :) pada 1uni *+,( menjadi 8,*;) pada 7eptember *+,( berpengaruh terhadap in"estasi biaya produksi. 7elain itu, daya beli masyarakat juga terpengaruh dengan tingginya kenaikan inflasi dari ;,6+) (y-o-y) pada 1uni *+,( menjadi <,(8) (y-o-y) pada 9ktober *+,(. 5ank 2unia menaksir pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal melambat pada *+,=, hanya di kisaran ;,( persen. Ini lebih rendah dibanding proyeksi pertumbuhan ekonomi *+,( yang sebesar ;,: persen. !erlambatan ini,

menurut .konom $tama 5ank 2unia untuk #sia >imur dan !asifik, 5ert &ofman sedikit banyak memang dipengaruhi oleh shutdown pemerintah #merika 7erikat, di samping rencana tappering off oleh the 'ed. 3amun, dampak tersebut bisa diminimalisir jika pemerintah Indonesia mampu meningkatkan konsumsi domestik. $ntuk mengatasi dan mengantisipasi memburuknya kondisi makroekonomi di Indonesia diperlukan berbagai rumusan kebijakan oleh pemerintah dari segi infrastruktur, moneter dan keuangan maupun fiskal. 7ebagaimana di #sia, pasar kelas menengah Indonesia terus membesar. %egiatan in"estasi !M23 dan !M# akan tetap kuat sejalan dengan semakin meningkatnya dan beragamnya permintaan barang dan jasa domestik. .kspansi pasar kelas menengah domestik tsb didukung oleh perbaikan produkti"itas dan in"estasi sebagai respons atas kebijakan penguatan efisiensi, perbaikan kapasitas ino"asi dan peningkatan kualitas modal manusia. #kti"itas produksi semakin menunjukkan bertumbuhnya industriindustri padat modal manusia, /?2, dan teknologi yang kompetitif. Implementasi kebijakan pendidikan nasional dan pencapaian M2@s (kesehatan ? gender empowerment) berhasil meningkatkan stok human capital II. a! PEMBAHASAN Kebi"akan Infrastruktur di Indonesia meningkatkan kegiatan ekonomi diperlukan sarana berkelanjutan diperlukan

$ntuk menciptakan dan

infrastruktur yang memadai. 9leh karena itu, dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat landasan ekonomi yang dukungan penyediaan infrastruktur yang dapat dilakukan melalui dua pendekatan. !ertama penyediaan infrastruktur berdasarkan kebutuhan (demand approach) termasuk kebutuhan untuk memelihara prasarana yang telah dibangun. %edua penyediaan prasarana untuk mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi pada suatu daerah tertentu (supply approach). 3amun apabila dana yang tersedia terbatas maka prioritas lebih diarahkan pada pendekatan pertama (demand approach). !ada saat kondisi ekonomi sudah membaik, maka pembangunan prasarana untuk mendorong tumbuhnya suatu ilayah dapat dilaksanakan.

2alam pengembangan ekonomi, faktor penting infrastruktur telah menjadi bahan penelitian. &ubungan antara infrastruktur seperti telepon, listrik, jalan dan air bersih dengan pertumbuhan ekonomi telah sering dianalisa, sekalipun hasilnya tidak selalu sama, namun intinya infrastruktur itu perlu tetapi bukan unsur cukup dari pertumbuhan ekonomi dan bah a penyediaan jenis infrstruktur yang sesuai pada tempat yang tepat secara efisien adalah lebih penting daripada besarnya jumlah in"estasi yang ditanamkan pada infrastruktur atau banyaknya infrastruktur yang dibangun. 7emakin disadari bah a dalam rangka stabilitas ekonomi makro nasional, diperlukan upaya untuk lebih meningkatkan peranan perekonomian domestik, yang tidak terlalu tergantung pada impor. 2alam rangka meningkatkan peranan perekonomian domestik maka faktor infrastruktur (prasarana) memegang peranan penting untuk mendukung berbagai sarana. !entingnya infrastruktur terhadap perekonomuan adalah dalam hal efisiensi dan menghilangkan high cost economy dan didukung oleh penelitian yang menyatakan bah a setiap in"estasi ,) dari infrastruktur maka dapat men drive pertumbuhan ekonomi. 7ebagai ilustrasi perbedaan harga beras antar pro"insi 8+) disebabkan oleh faktor akses yang sulit (remoteness) karena lemahnya infrastruktur penunjang logistik. &al ini selaras dengan hasil studi 5ank 2unia di tahun *++= yang menyatakan bah a faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi dunia pada abad *+ telah menjadi relatif cepat dibanding beberapa abad sebelumnya adalah karena kemajuan teknologi dan pertumbuhan infrastruktur. 5erdasarkan kajian empiris, dapat dibuktikan bah a semakin maju atau semakin modern tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin besar pula tingkat kebutuhan infrastruktur. /egulasi yang dilakukan pemerintah dengan mendorong sektor s asta masuk untuk menyediakan dan membangun infrastruktur dan pelayanan jasa seringkali hanya dilihat dari kepentingan konsumen. !embangunan infrastruktur harus dilihat secara keseluruhan dalam jangka panjang yang menyangkut social welfare, pertahanan keamaan, aspek kultural, mendorong inno"asi dan sebagainya. 5anyak strategi pembangunan infrastruktur nasional di enam koridor ekonomi yang menghubungkan

7umatera, 7ula esi, %alimantan, Maluku $tara, 5ali, 3usa >enggara, !apua, Maluku dan 1a a mengalami kegagalan karena terlalu mengandalkan kekuatan pasar. 5ank 2unia menyatakan, pemerintah Indonesia harus betul-betul mengalokasikan anggaran yang besar untuk membangun infrastruktur. %arena #udgeting belanja pemerintah untuk infrastruktur adalah kunci bagi pertumbuhan ekonomi. 7elama ini alokasi pemerintah Indonesia untuk infrastruktur dinilai sangat minim. !adahal itu penting untuk menyokong pertumbuhan ekonomi, dimana perbaikan infrastruktur merupakan satu-satunya jalan yang bisa ditempuh pemerintah di tengah harga-harga komoditas dunia yang belum akan membaik dalam satu, dua tahun mendatang. Masih lemahnya dukungan infrastruktur dan pelayanan jasa langsung dan tidak langsung berpengaruh terhadap kondisi ekonomi makro de asa ini. Munculnya ekonomi biaya tinggi di samping disebabkan karena buruknya infrastruktur dan dukungan sarana, juga disebabkan oleh faktor institusi. 2engan best practice yang ada serta kondisi ekonomi nasional saat ini, penyediaan lapangan terbang untuk publik tidak perlu harus melibatkan pihak s asta karena security, social elfare dan sebagainya. 7kema pembiayaan pembangunan infrastruktur seyogyanya perlu ditegaskan kembali mana yang menjadi tugas negara secara langsung, mana yang memerlukan kerjasama pemerintah dan s asta, serta mana yang bisa diserahkan seluruhnya kepada s asta. !engalaman menunjukkan bah a tidak semua penyediaan infrastruktur publik diminati oleh s asta, sementara pemerintah terlanjur percaya pada mekanisme pasar. &al ini membuat aktu habis terbuang sedangkan infrastruktur untuk publik tidak terselesaikan karena tidak ada pihak s asta yang tertarik. !emerintah telah mengumumkan rencana untuk menggenjot pembangunan kental dengan unsur

infrastruktur tahun depan dalam inisiatif yang nilainya mencapai /p (<+ triliun. 5adan !erencanaan dan !embangunan 3asional (5appenas) mencatat bah a tahun depan akan dibangun sekitar *; proyek infrastruktur di seluruh ilayah di Indonesia. 7elain dari anggaran negara atau #!53, biaya pembangunan infrastruktur tersebut rencananya akan didapat melalui skema kerja sama antara pemerintah dan s asta. Infrastruktur yang kurang memadai selama ini telah menghambat peningkatan usaha

dan distribusi pangan, serta menyebabkan ketidakmerataan ekonomi hingga ke daerah-daerah. &arapannya perbaikan infrastruktur yang sudah rusak serta pembangunan infrastruktur baru dapat menekan tingginya biaya logistik menjadi sekitar ** persen dari !roduk 2omestik 5ruto (!25). 7alah satu yang memberatkan dunia usaha dan ekonomi kita adalah masih tingginya biaya logistik yang ditunjukkan dari angka tidak kurang dari *: persen dari @2! merupakan biaya logistik. %eseriusan pemerintah membangun infrastruktur untuk meningkatkan perekonomian harus didukung seluruh pihak. %ementeriaan !$ akan berupaya maksimal mendukung proses perbaikan dan pembangunan infrastruktur. !ara pengusaha sudah sering meminta pemerintah memprioritaskan infrastruktur agar ekonomi meningkat. Ia mengingatkan tiga hal yang selama ini menjadi kendala dalam berbisnis di Indonesia adalah kebijakan yang kurang berpihak kepada pengusaha, tidak adanya kepastian hukum dan buruknya infrastruktur. %ondisi tersebut ditegaskannya membuat ekspansi usaha tersendat dan berdampak negatif terhadap lambatnya pemerataan ekonomi sehingga angka pengangguran tinggi karena tidak terbukanya lapangan pekerjaan. 7elain mengandalkan skema kerja sama dengan s asta, pemerintah juga terus menambah anggaran pembangunan infrastruktur dalam #!53. >ahun ini anggaran negara untuk inftrastruktur sebesar /p ,<+ triliun dan akan ditingkatkan tahun depan menjadi sekitar /p *++ triliun 7elain ruas jalan dan jembatan, proyek infrastruktur yang akan diprioritaskan dibangun tahun depan adalah bandar udara, pelabuhan, pembangkit listrik dan irigasi. b! Kebi"akan Moneter dan Sektor Keuangan

%ebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. $saha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan. 2engan kata lain, kebijakan moneter adalah proses di mana pemerintah, bank sentral, atau otoritas moneter suatu negara kontrol suplai (i) uang, (ii) ketersediaan uang, dan

(iii) biaya uang atau suku bunga untuk mencapai menetapkan tujuan berorientasi pada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. %ebijakan Moneter bertumpu pada hubungan antara tingkat bunga dalam suatu perekonomian, yaitu harga di mana uang yang bisa dipinjam, dan pasokan total uang. %ebijakan moneter menggunakan berbagai alat untuk mengontrol salah satu atau kedua, untuk mempengaruhi hasil seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar dengan mata uang lainnya dan pengangguran. 2imana mata uang adalah di ba ah monopoli penerbitan, atau dimana ada sistem diatur menerbitkan mata uang melalui bank-bank yang terkait dengan bank sentral, otoritas moneter memiliki kemampuan untuk mengubah jumlah uang beredar dan dengan demikian mempengaruhi tingkat suku bunga (untuk mencapai kebijakan gol). #dalah penting bagi para pembuat kebijakan untuk membuat pengumuman kredibel. 1ika agen-agen s asta (konsumen dan perusahaan) percaya bah a para pembuat kebijakan berkomitmen untuk menurunkan inflasi, mereka akan mengantisipasi harga di masa depan lebih rendah daripada yang (bagaimana ekspektasi yang terbentuk adalah hal yang sama sekali berbeda, misalnya membandingkan ekspektasi rasional dengan ekspektasi adaptif ). !ertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan oleh IM' akan berada sedikit di atas () di tahun *+,(. &al ini karena rendahnya permintaan domestik dan melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia di beberapa negara kunci emerging market dan resesi yang masih berlangsung di -ona .uro (slow motion crisis). Melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara emerging market menurut IM' (*+,() disebabkan oleh melambatnya potensi pertumbuhan ekonomi, kemungkinan kondisi finansial yang lebih ketat karena berkurangnya stimulus moneter di #merika 7erikat sehingga meningkatkan potensi capital reversal$ adanya bottleneck dalam pembangunan infrastruktur di sejumlah negara emerging market, adanya konstrain kapasitas, melemahnya permintaan eksternal, rendahnya harga komoditas di tingkat internasional, kondisi finansial yang memiliki ancaman kurang stabil. %ajian 5ank 2unia terhadap ekonomi Indonesia yang pada a al tahun masih positif dimana pada *+,= akan lebih baik antara lain karena akan ada !emilu, pada 9ktober *+,( berubah menjadi lebih rendah dari *+,(. Misalnya, proyeksi pertumbuhan

ekonomi *+,( diperkirakan mencapai ;,: persen, kemudian pada *+,= diperkirakan lebih rendah yaitu mencapai ;,( persen. !ertumbuhan in"estasi yang pada *+,( diperkirakan ;,( persen, untuk *+,= hanya =,6 persen. 7ementara ekspor pada *+,( diproyeksikan tumbuh ;,: persen dan *+,= diperkirakan tumbuh ;,8 persen. 3amun pertumbuhan impor lebih besar lagi yakni pada *+,( diperkirakan *,= persen dan *+,= mencapai =,; persen. Indonesia menghadapi permasalahan struktural perekonomian sehingga membelenggu neraca pembayaran. Indonesia mampu mempertahankan keseimbangan internal, namun mulai mengalami ketidakseimbangan eksternal. %etidakseimbangan eksternal itu bersumber dari permasalahan di sektor pangan, energi, rendahnya daya saing energi, ketergantungan terhadap ekspor komoditas, dan ketergantungan terhadap impor bahan baku dan barang modal. 5erdasarkan 9utlook Makroekonomi Indonesia dari 5ank 2unia dikatakan terdapat potensi resiko ke depan bagi perekonomian Indonesia. 2ari data dapat dilihat ada penurunan nilai tambah dalam sektor pertanian dan industri sehingga dengan kata lain kedepannya Indonesia akan terbebani oleh impor. 7edangkan optimisme dilayangkan oleh 5ank Indonesia dengan menyatakan sebagaimana di #sia, pasar kelas menengah Indonesia terus membesar. %egiatan in"estasi !M23 dan !M# akan tetap kuat sejalan dengan semakin meningkatnya dan beragamnya permintaan barang dan jasa domestik. .kspansi pasar kelas menengah domestik tersebut didukung oleh perbaikan produkti"itas dan in"estasi sebagai respons atas kebijakan penguatan efisiensi, perbaikan kapasitas ino"asi dan peningkatan kualitas modal manusia. #kti"itas produksi semakin menunjukkan bertumbuhnya industriindustri padat modal manusia, /?2, dan teknologi yang kompetitif. Implementasi kebijakan pendidikan nasional dan pencapaian M2@s (kesehatan ? gender empowerment) berhasil meningkatkan stok human capital ! $ntuk kondisi makroekonomi nasional, penelitian Audin, 7i ard dan >elisa 'alianty (*+,() mengenai overheating inde% menunjukan adanya tendensi peningkatan overheating inde% yang mengkha atirkan. &al ini disebabkan oleh adanya defisit neraca perdagangan serta pertumbuhan kredit yang meningkat (*; s.d (+)). %omponen ekonomi yang mengalami Bo"erheatingB dan mengkha atirkan adalah

neraca transaksi berjalan yang defisit, pertumbuhan kredit yang terlalu tinggi, dan gejolak nilai tukar rupiah. %e depan, nilai tukar rupiah masih menghadapi ancaman depresiasi antara lain karena adanya dampak dari moderasi (perlambatan) pertumbuhan ekonomi China, ketidakpastian di #7 dan .ropa, dan masalah defisit transaksi berjalan. 7ementara itu, kebijakan yang sudah diambil untuk memperkuat rupiah antara lain menerbitkan Bforeign e%change swapB untuk pendalaman pasar, memperpanjang bilateral Bswap agreementB dengan negara lain, dan menerbitkan Bterm depositB "alas dan sertifikat deposito 5ank Indonesia. Aalu, meningkatkan dan memperkuat kebijakan de"isa hasil ekspor, memperkuat pasokan "alas melalui BtrusteeB dan koordinasi dengan pemerintah untuk menghadapi permasalahan struktural pada neraca pembayaran. #dapun kebijakan moneter dan keuangan yang sudah dilakukan adalah 5I /ate dinaikkan 8; bps hingga le"el :,;) yang diikuti kenaikan suku bunga deposit facility secara proporsional sementara suku bunga &ending 'acility tetap !enerbitan 7ertifikat 2eposito 5ank Indonesia (725I) Membuka ruang bagi depresiasi nilai tukar secara gradual dalam rangka membantu penyesuaian perekonomian terhadap ketidakseimbangan eksternal Mengintensifkan penggunaan lelang 'oreign E%change Swap %etentuan pasar "alas, antara lain terkait dengan deri"atif dan ketentuan terkait !injaman %omersial Auar 3egeri. !enyesuaian @iro Dajib Minimum-&oan to Deposit (atio dan rasio @iro Dajib Minimum sekunder untuk mencegah pertumbuhan kredit yang berlebihan tanpa dukungan likuiditas yang memadai. Melakukan supervisory action terhadap bank-bank dengan pertumbuhan kredit yang tinggi dan kajian terhadap countercyclical capital re)uirement! %ebijakan &oan to *alue (atio terkait dengan sektor properti.

$ntuk menerapkan kebijakan moneter, 5ank Indonesia mengalami beberapa dilema. 2alam teori ekonomi, peningkatan arus modal masuk harus disertai dengan peningkatan suku bunga yang pada akhirnya akan membuat rupiah terapresiasi. >etapi penaikan suku bunga dimaksud juga akan mengakibatkan berkurangnya

in"estasi sehinga tercipta pelambatan ekonomi nasional. 7ehingga untuk mengatasi permasalahan makroekonomi Indonesia dari segi moneter tidak bisa diselesaikan dengan kebijakan suku bunga 5ank Indonesia, dimana yang perlu dilakukan adalah penerapan kebijakan makroprudensial. !enga asan makroprudensial sebagai helicopter view dari penga asan

mikroprudensial diperlukan, karena penga asan mikroprudensial tidak cukup untuk mengeliminasi risiko sistemik karena implikasi ekonomi atau pasar finansial pada permasalahan institusi finansial tidak dapat diatasi secara langsung dalam perspektif mikroprudensial melainkan harus diatasi secara makroprudensial. %ebijakan Makroprudensial untuk mitigasi krisis ekonomi Indonesia yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penyempurnaan loan to value ratio dan financing value ratio. &edging nilai tukar mata uang juga dapat dilakukan untuk melindungi aset atau ke ajiban terhadap resiko fluktuasi uang di masa yang akan datang. 7elain kebijakan makroprudensial dilakukan dengan monitoring secara terhadap industri keuangan. &al terpenting dari kebijakan berkelanjutan

makroprudensial adalah dengan memutus ketergantungan Indonesia terhadap mata uang $7 2ollar dengan perpanjangan bilateral swap agreement dengan 1epang, China dan %orea sebagai mitra perdagangan Indonesia yang potensial. 7ebagai konsekuensinya dirumuskan kebijakan penguatan rupiah. #dapun kebijakankebijakan yang sudah diambil untuk memperkuat rupiah adalah sebagai berikut Menerbitkan 'oreign E%change Swap $ntuk pendalaman pasar "alas Memperpanjang 5ilateral 7 ap #greement 2engan China (,;ME), 1epang(,*mE), %orea (,+ME) Menerbitkan >erm 2epost 0alas dan 7ertifikat 2eposito 5ank Indonesia $ntuk pendalaman pasar "alas Meningkatkan dan memperkuat kebijakan 2e"isa &asil .kspor (2&.) Memperkuat pasokan "alas melalui trustee %oordinasi dengan pemerintah untuk menghadapi permasalahan struktural pada neraca pembayaran (59!)

c!

Kebi"akan 'iskal +Subsidi dalam ,-#.

%ebijakan 'iskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan dana-dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya tersebut dalam rangka melaksanakan pembangunan. #tau dengan kata lain, %ebijakan 'iskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. %ebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. #dapun fungsi dari kebijakan fiskal adalah : 'ungsi #lokasi : Meningkatkan efisien perekonomian dalam rangka peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur, dll. 'ungsi 2istribusi : Mendistribusikan pendapatan, meningkatkan keadilan ekonomi, dan mengurangi kesenjangan melalui 5ansos, transfer ke daerah dll. 'ungsi 7tabilisasi : Menjaga keseimbangan dan stabilitas fundamental perekonomian melalui dukungan M.', demokratisasi dan subsidi harga 2ari semua unsur #!53 hanya pembelanjaan 3egara atau pengeluaran dan 3egara dan pajak yang dapat diatur oleh pemerintah dengan kebijakan fiskal. Contoh kebijakan fiskal adalah apabila perekonomian nasional mengalami inflasi,pemerintah dapat mengurangi kelebihan permintaan masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan dan atau menaikkan pajak agar tercipta kestabilan lagi. Cara demikian disebut dengan pengelolaan anggaran. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. 2ari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. 1ika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. 2an sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.

%ebijakan subsidi salah satu bentuk kebijakan fiskal. &al ini dilakukan dengan peningkatan efisiensi subsidi energi serta meningkatkan ketepatan target sasaran dalam rangka peningkatan kualitas belanja; !enyaluran subsidi non-energi secara lebih efisien; !enajaman penetapan sasaran dan penyaluran dengan memanfaatkan data kependudukan yang lebih valid; dan !engendalian konsumsi 55M bersubsidi. 7iklus #!53 memiliki ; (lima) tahap yaitu perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, monitoring dan penga asan, pelaporan serta pertanggungja aban. %ebijakan fiskal sebagai salah satu bagian dari ekonomi makro dilakukan untuk merespon dinamika perekonomian, menja ab tantangan dan mendukung pencapaian sasaran pembangunan secara optimal melalui tiga fungsi pokok yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi. #dapun strategi untuk menjaga kesehatan fiskal dilakukan melalui arah kebijakan optimalisasi pendapatan negara dengan tetap menjaga iklim in"estasi, meningkatkan kualitas belanja dengan peningkatan belanja modal, menjaga defisit tetap dalam batas aman (F() dari !25) dan menurunkan rasio utang terhadap !25. #dapun arah dari kebijakan fiskal Indonesia di tahun *+,( adalah untuk mengendalikan defisit serta menurunkan debt ratio. !engendalian defisit dilakukan dengan mengoptimalkan pendapatan dengan tetap memperhatikan iklim in"estasi dan kesinambungan pendapatan serta meningkatkan efisiensi dan efekti"itas belanja negara melalui peningkatan kualitas belanja negara. 1uga ditingkatannya belanja modal (khususnya di sektor infrastruktur) yang diikuti oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi, penurunan pengangguran dan penurunan angka kemiskinan. 7edangkan untukpenurunan debt ratio dilakukan dengan cara efisiensi dalam pengelolaan utang (sumber utang/ cost of borrowing dan risiko yang rendah) serta mengarahkan penggunaan utang untuk kegiatan yang produktif !ada #!53 !erubahan *+,( yang telah disepakati terdapat perubahan asumsiasumsi, yaitu perubahan asumsi makro dan parameter "olume 55M dan perubahan kebijakan fiskal. 2ari perubahan kebijakan fiskal yang terpenting adalah pengendalian defisit dalam batas aman (*,(<) dari !25) yang dilakukan dengan penyesuaian harga 55M dan pemotongan belanja kementerian4lembaga.

!ada /#!53 *+,= terdapat kenaikan 5alanja 3egara dengan selisih ,,:,( >rilyun. 5esaran anggaran tersebut termasuk belanja subsidi pada 5elanja 3on %4A. 5elanja subsidi terdiri dari subsidi energi (55M dan listrik) serta non energi yang memiliki besaran seperlima dari 5elanja !emerintah !usat. !ada kebijakan #!53-! *+,(, kenaikan harga 55M merupakan entry point menuju Guality spending dimasa mendatang. #danya penghematan subsidi dari kenaikan 55M pada tahun *+,( dialokasikan untuk melakukuan mitigasi dampak inflasi serta di tahhun *+,= mendatang lebih direncanakan untuk difokuskan pada pembangunan infrastruktur. Mitigasi dampak inflasi dilakukan pada masyarakat miskin dan rentan miskin melalui beberapa program yaitu !rogram !ercepatan dan !erluasan !erlindungan 7osial, 5antuan Aangsung 7ementara Masyarakat serta pemenuhan dan percepatan kebutuhan infrastruktur dasar di ilayah perdesaan dan pesisir. !emerintah terus berupaya mengendalikan (mengurangi secara bertahap bukan mencabut) subsidi 55M dengan memperbaiki pengelolaan sisi demand dan sisi supply. 7isi demand dilakukan dengan pembatasan konsumsi, kenaikan harga 55M dan kebijakankebijakan yang didukung oleh sektor4instansi lain dengan penyediaan transportasi masal. 2ari sisi supply dilakukan dengan peningkatan penggunaan bahan bakar nabati (biodiesel dan bioethanol) serta mendorong pemakaian bahan bakar gas yang memiliki potensi cukup besar. >erakhir kebijakan subsidi diarahkan agar lebih tepat sasaran dalam rangka memenuhi aspek keadilan dan penguatan )uality spending. III. KESIMPULAN

2alam kebijakan infrastruktur jika berbicara mengenai ketersediaan lahan maka negara harus mengambil alih. 5anyak kebijakan infrastruktur seperti pada kebijakan !ublic !ri"ate !artnership tidak berjalan karena seharusnya itu menjadi domain negara bukan s asta. 1uga banyak kebijakan infrastruktur yang tidak berhasil karena salah dalam penggunaan lahan, dimana seharusnya semua industri harus ditempatkan berdekatan dengan ilayah pesisir dan pelabuhan supaya memudahkan distribusi logistik. 2ari perencanaan pembangunan regional dan permasalahan konekti"itas yang masih menjadi bottle neck terbesar dalam penunjang daya saing, dimana daya saing Indonesia dari tahun *+,+ terus merosot dari ==, =: dan posisi ;+ dalam Global 0ompetivenes Inde%. >api di tahun *+,( naik menjadi (< yang disebabkan oleh

perbaikan infrastruktur, institusi, macroeconomics environment, kesehatan dan pendidikan. %etika kita berbicara infrastruktur intinya untuk meningkatkan efisiensi dan menekan highcost economy dan pada akhirnya akan mempengaruhi indikator makroekonomi. %etika kita berusaha untuk menjaga kestabilan makroekonomi kita akan berbicara dari sisi moneter maupun fiskal yang merupakan inter"ensi pemerintah, tetapi kita masih mengadapi masalah struktural yang tidak bisa begitu saja disembuhkan dari sisi moneter maupun fiskal untuk mengamankan trade balance kita mengamankan neraca pembayaran kita mengamankan daya saing kita yag pada akhirnya global dan Indonesia akan sangat dekat dan integrated. %ita terkait dalam dua jalur, jalur perdagangan dan jalur keuangan. 1alur perdagangan akan mempengaruhi trade balance sedangkan jalur keuangan memiliki pengaruh pada penguatan mata uang. !erekonomian Indonesia cukup stabil dimana dalam hal peringkat !25 di dunia Indonesia berada pada rangking ,: sehingga termasuk ke dalam komunitas negara @*+. Indonesia secara perlahan telah mendapat kepercayaan internasional dengan kestabilan perekonomiannya, tetapi ada ancaman yang mengkha atirkan yaitu dari segi impor pangan dan energi. $ntuk meminimalisir ancaman dimaksud perlu dilakukan kebijakan non kon"ensional dari segi moneter, yang tidak hanya berkutat pada 5I /ate, lebih kepada kebijakan makroprudensial dengan mengurangi ketergantungan akan $7 2ollar dan mendi"ersifikasi pertukaran mata uang dengan .uro serta Huan. !engurangan subsidi 55M harus dilakukan karena ruang fiskal Indonesia memiliki keterbatasan karena *+) dari #!53 sudah diambil oleh sektor pendidikan. !eningkatan 55M bersubsidi akan meningkatkan safe defisit dari transaksi berjalan sehingga telah dilakukan pengurangan kebijakan subsidi 55M tiap tahunnya. !ertumbuhan perekonomian di ujudkan melalui berbagai kebijakan untuk

meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. !endapatan perkapita dapat meningkat manakala perekonomian nasional dapat tumbuh sehingga membuka peluang tumbuhnya lapangan pekerjaan. #pabila pasar tenaga kerja telah mampu menyerap tenaga kerja secara maksimal maka pemerataan hasil I hasil perekonoman

mendorong untuk meningkatkan pendapatan bagi masyarakat. 7edangkan pembukaan lapangan kerja dilakukan dengan mendatangkan in"estasi asing atau s asta yang akan mengembangkan usaha di ilayah Indonesia. 7elanjutnya terkait stabilisasi harga yang perlu dilakukan pemerintah adalah menjaga inflasi dengan stabilisasi nilai tukar dan faktor-faktor lain yang berpotensi untuk menaikkan angka inflasi. $ntuk kebijakan pengurangan angka kemiskinan sengat erat berhubungan dengan pengangguran, pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja. 9leh karena itu untuk mengurangi kemiskinan maka harus seiring dengan kebijakan untuk mengurangi pengangguran, membuka kesempatan seluas-luasnya bagi semua masyarakat agar dapat mengenyam pendidikan dan kesehatan serta membuka lapangan kerja seluas-luasnya. 3amun dari seluruh kebijakan tersebut yang terpenting adalah bah a kebijakan pemerintah yang akan diimplementasikan harus terukur, dan konstruktif melalui pengelolaan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai