Anda di halaman 1dari 12

INTERAKSI SAMBILOTO (Andrographis paniculata)

Oleh :

AMINAH DALIMUNTHE S.Si., M.Si., Apt









DEPARTEMEN FARMAKOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009



Aminah Dalimunthe : Interaksi Sambiloto (Andrographis Paniculata), 2009

DAFTAR ISI


Bab I. Pendahuluan................................................................................................1
Bab II. Tinjaun Pustaka...........................................................................................3
Bab III.Pembahasan.................................................................................................6
Bab IV.Kesimpulan.................................................................................................7
Daftar Pustaka.........................................................................................................8
























Aminah Dalimunthe : Interaksi Sambiloto (Andrographis Paniculata), 2009

BAB I
PENDAHULUAN

Ramuan obat tradisional yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sudah
dikenal sejak lama dan hingga kini masih terus digunakan oleh masyarakat. Dari
catatan sejarah diketahui bahwa fitoterapi atau terapi menggunakan tumbuhan
telah dikenal masyarakat sejak masa sebelum masehi. Hingga saat ini penggunaan
tumbuhan atau bahan alam sebagai obat tersebut dikenal dengan sebutan obat
tradisional. Menurut definisi Departemen Kesehatan RI yang dimaksud dengan
obat tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari
tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran bahan tersebut yang
secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Pada kenyataannya bahan obat tradisional yang berasal dari tumbuhan porsinya
lebih besar dibandingkan yang berasal dari hewan atau mineral, sehingga sebutan
untuk obat tradisional hampir selalu identik dengan tanaman obat karena sebagian
besar obat tradisional bahan bakunya berasal dari tanaman obat.
Ramuan obat tradisional ini bahkan telah mengalami perkembangan yang
begitu pesat serta diproses secara ilmiah dan modern. Dikonsumsi masyarakat di
dalam negeri, tetapi sudah ke pasar luar negeri. Ini karena tumbuhan sebagai
sumber nabati terbukti mempunyai khasiat yang mujarab, tidak mempunyai efek
samping dan bahannya pun mudah didapat. Bahkan dipercaya kalau tumbuh-
tumbuhan justru dapat menetralisir efek sampingan dari zat-zat aktif yang
membahayakan didalam tubuh. J adi hanya tumbuh-tumbuhan saja yang dapat
bekerja sebagai ''Side Effect Eliminating Substances'' atau yang dikenal dengan
SEES. Tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat tersebut dinamakan ''Tanaman
Obat'', yang menurut Departemen Kesehatan RI, definisi tanaman obat Indonesia
sebagaimana tercantum dalam SK Meskes No 149/SK/Menkes/IV/1978 sebagai
berikut:
1. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional
atau J amu.
Aminah Dalimunthe : Interaksi Sambiloto (Andrographis Paniculata), 2009

2. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan
baku obat (prokusor).
3. Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut
digunakan sebagai obat.
Ramuan obat tradisional umumnya dibuat dari bahan-bahan alamiah
tanaman obat. Seperti bagian akar, umbi, rimpang, kayu, kulit pohon, biji-bijian,
daun-daunan, buah, getah, bunga ataupun dari ekstraks tanaman obat. Salah satu
tanaman obat tradisional yang terkenal di Indonesia adalah sambiloto. Secara
awam, masyarakat Indonesia menggunakan seduhan herba sambiloto untuk
mengatasi berbagai penyakit yang dideritanya seperti flu, demam, diabetes dan
lain sebagainya..




















Aminah Dalimunthe : Interaksi Sambiloto (Andrographis Paniculata), 2009

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan obat tradisional merupakan warisan turun temurun dari nenek
moyang kita dari generasi yang satu ke generasi berikutnya. Herba sambiloto
(Andrographis paniculata Nees, Acanthaceae) merupakan salah satu bahan obat
tradisional yang paling banyak dipakai di Indonesia dan telah terkenal sejak abad 18.
Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) ex Nees banyak dijumpai hampir di
seluruh kepulauan nusantara. Secara taksonomi sambiloto diklasifikasikan sebagai
berikut :
Divisi : Spermathophyta,
Subdivisi : Angiospermae,
Kelas : Dycotyledonae,
Subkelas : Gamopetalae,
Ordo : Personales,
Famili : Acanthaceae,
Subfamili : Acanthoidae dan
Genus : Andrographis.






Aminah Dalimunthe : Interaksi Sambiloto (Andrographis Paniculata), 2009

Sambiloto dikenal dengan beberapa nama daerah dan negara, seperti : ki oray atau ki
peurat (J awa Barat), bidara, takilo, sambiloto (J awa Tengah dan J awa Timur), atau
pepaitan atau ampadu (Sumatera).
Quasabhuva (Arab)
The Creat (Inggris)
Naine-havandi (Persia)
Kariyatu (Gujarat)
Kirayat (India)
Nilavembu (Tamil)
Nelaberu (Canada)

Sambiloto merupakan tanaman asli India dan Cina. Herba, daun, akar dan
bunganya banyak digunakan dalam sistem pengobatan. Dalam buku resmi tanaman
obat Indonesia, herba sambiloto digunakan sebagai diuretika dan antipiretika,
sedangkan pustaka obat tradisional lainnya menyebutkan bahwa herba sambiloto yang
digunakan bersama-sama dengan kumis kucing (Orthosiphon stamineus) digunakan
sebagai obat kencing manis. Penggunaan tradisional ini didasarkan atas kenyataan
bahwa seduhan sambiloto mempunyai rasa yang pahit, sehingga diharapkan dapat
digunakan untuk menyembuhkan penyakit kencing manis (diabetes mellitus). Efek
analgetik, antipiretik dan antiulserogenik dari isolat andrografolida, suatu diterpenoid
yang diperoleh dari herba sambiloto telah dilaporkan. Ekstrak etanol dan
andrografolida dari herba sambiloto juga menunjukkan aktivitas terhadap hepatitis
yang disebabkan oleh Plasmodium berghei.
Selain itu Ekstrak Sambiloto (andrographis paniculata) terbukti mampu
meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi staphylococcus aureus. Itu
ditandai dengan meningkatnya neotrofil, limfosit, dan perbaikan jaringan paru-
paru, hati, dan ginjal pada mencit (tikus kecil) yang menjadi percobaan. Ekstrak
sambiloto juga menunjukkan aktivitas sebagai anti tiroid, anti jamur,
antihepatotoxik, antibiotik, antimalaria, antithrombogenik, antiinflamasi,
antisnakevenom, antipiretik dan immunostimulant
Sambiloto tergolong tanaman terna (perdu) yang tumbuh diberbagai habitat,
seperti pinggiran sawah, kebun, atau hutan. Sambiloto memiliki batang berkayu
Aminah Dalimunthe : Interaksi Sambiloto (Andrographis Paniculata), 2009

berbentuk bulat dan segi empat serta memiliki banyak cabang (monopodial). Daun
tunggal saling berhadapan, berbentuk pedang (lanset) dengan tepi rata (integer) dan
permukaannya halus, berwarna hijau. Bunganya berwarna putih keunguan, bunga
berbentuk jorong (bulan panjang) dengan pangkal dan ujung lancip. Di India bunga
dan buah bisa dijumpai pada bulan Oktober atau antara Maret sampai J uli. Di
Australia bunga dan buah antara bulan Nopember sampai J uni, sedang di Indonesia
bunga dan buah dan ditemukan sepanjang tahun.
Adapun kandungan utama dari sambiloto adalah diterpenoid lactones
(andrograpolide), paniculides, farnesols and flavonoids. Dari berbagai penelitian,
kandungan yang dipercaya dapat melawan penyakit adalah andrograpolide.
Disamping itu, daun sambiloto mengandung saponin, falvonoid, alkaloid dan
tanin. Kandungan kimia lain yang terdapat pada daun dan batang adalah laktone,
panikulin,
kalmegin dan hablur kuning yang memiliki rasa pahit
Pada daun, kadar senyawa andrograpolide adalah sebesar 2,5-4,8% dari
berat keringnya. Senyawa kimia lain dari daun yang juga pahit yaitu diterpenoid
viz. deoxyandrographolide-19B-D-glucoside dan neoandrographolide. Dari akar,
dapat diisolasi sejumlah senyawa seperti polimetoksiflavon, androrafin,panikulin,
mono-0-metilwithin dan apigenin-7,4- dimetileter.
Beberapa orang mengalami gangguan pencernaan saat mengkonsumsi
sambiloto. J ika hal ini terjadi, sebaiknya dosis pemakaian harus dikurangi atau
mengkonsumsinya bersama-sama dengan makanan. Sakit kepala, keadaan fatik,
ataupun perasaan pahit serta terjadinya peningkatan enzim hati sering dialami
pasien-pasien yang menderita HIV saat diberi andrograpole hasil isolasi dengan
dosis tinggi. Namun demikian, dari berbagai penelitian yang dilakukan, secara
umum sambiloto tidak menimbulkan efek samping yang serius sehingga aman
dikonsumsi dan efektif. Dan sampai saat ini jarang ditemui efek samping yang
tidak diinginkan saat sambiloto ini digunakan bersama-sama dengan tumbuhan
atau obat lain.
Uji toksistas pada hewan coba menunjukkan bahwa andrograpolide dan
senyawa lain yang terdapat pada sambiloto memiliki toksisitas yng rendah.
Aminah Dalimunthe : Interaksi Sambiloto (Andrographis Paniculata), 2009

BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan literatur, penggunaan sambiloto dengan obat-obatan lain
aman dikonsumsi secara bersamaan kecuali dengan isoniazid. Ekstrak sambiloto
memiliki efek sinergis dengan Isoniazid sehingga penggunaannya harus diberi
selang waktu.
























Aminah Dalimunthe : Interaksi Sambiloto (Andrographis Paniculata), 2009

BAB IV
KESIMPULAN

1. Penggunaan obat tradisional saat ini sangat banyak dilakukan mengingat
khasiat yang diberikan sangat besar dengan sedikitnya efek samping yang
dihasilkan.
2. Sambiloto merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang banyak
digunakan.
3. Sambiloto mempunyai banyak khasian seperti antipiretik, antibiotik,
antidiabetes, dan belakangan sebagai anti kanker.
4. Sambiloto aman digunakan sebab jarang menimbulkan efek samping dan
secara umum tidak berinteraksi dengan obat lain.



















Aminah Dalimunthe : Interaksi Sambiloto (Andrographis Paniculata), 2009

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. http://en.wikipedia.org/wiki/ Andrographis-paniculata.
Diakses tanggal 5 Mei 2009

Anonim. http:// Andrographis paniculata Information. Com. Diakses
tanggal 5 Mei 2009

Anonim. http:// What is Andrographis ?. com. Diakses tanggal 5 Mei 2009

Santosa, D., Gunawan, D. 2001. Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Kulit.
Penebar Swadaya. Jakarta. Hal: 82-83

Tampubolon, O.T. 1995. Tumbuhan Obat. Penerbit Bhratara.Jakarta.
Hal : 98-100

Wirakusumah, E.S. 1999.Cantik dan Bugar Dengan Ramuan Nabati.
Penebar Swadaya. Jakarta. Hal : 47


















Aminah Dalimunthe : Interaksi Sambiloto (Andrographis Paniculata), 2009

INTERAKSI SAMBILOTO (Andrographis paniculata)












Oleh :

AMINAH DALIMUNTHE S.Si., M.Si., Apt









DEPARTEMEN FARMAKOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009



Aminah Dalimunthe : Interaksi Sambiloto (Andrographis Paniculata), 2009

Aminah Dalimunthe : Interaksi Sambiloto (Andrographis Paniculata), 2009

DAFTAR ISI


Bab I. Pendahuluan................................................................................................1
Bab II. Tinjaun Pustaka...........................................................................................3
Bab III.Pembahasan.................................................................................................6
Bab IV.Kesimpulan.................................................................................................7
Daftar Pustaka.........................................................................................................8

Anda mungkin juga menyukai