Anda di halaman 1dari 7

NAMA : DION HENDRA WISUDANA NRP : 2412 105 005 SPESIFIKASI PELUMAS DAN PENGUJIAN Minyak pelumas merupakan

salah satu produk minyak bumi yang paling banyak jenisnya, minyak pelumas mempunyai tugas utama melumasi bagian-bagian mesin yang terkontak dan bergerak satu terhadap yang lain, sehingga mencegah terjadinya keausan. Beberapa kriteria yang penting yang harus dipenuhi oleh minyak pelumas antara lain : 1. Viskositas harus cukup kental untuk menahan agar bagian peralatan yang bergerak relatif terpisah, tetapi juga harus mencegah kebocoran dari segel. 2. Fluiditas harus cukup pada saat awal yaitu pada saat peralatan masih dingin. 3. Dapat membentuk film yang cukup kuat untuk pelumasan perbatasan. 4. Tahan terhadap oksidasi suhu tinggi. 5. Mengandung deterjen dan dispersan cukup untuk menyerap endapan atau lumpur yanga terbentuk. 6. Tidak membentuk emulis dengan air yang masuk dari segel yang bocor. Sifat-sifat penting minyak pelumas adalah sifat alir dan kecocokan sebagai pelumas pada kondisi pemakaian yang berbeda-beda. Sifat alir minyak pelumas ditunjukkan oleh viskositas dan titik tuang, sedangkan kecocokan untuk penggunaan pada kondisi suhu, beban, kecepatan dan adanya kontaminan ditunjukkan dengan ketahanan oksidasi, kemampuan membawa beban, karbon residu, kandungan belerang, abu, flash point dan sifat-sifat lain yang ditentukan dengan pengujian standar. Jenis Minyak Pelumas Berdasarkan bahan bakunya, minyak pelumas di alam dapat dibedakan menurut bahan dasar yang digunakan yaitu: a. Minyak pelumas dari tumbuhan/binatang Gemuk (lemak binatang) telah dikenal sejak zaman dahulu untuk melumasi roda pedati. Jenis pelumas ini kurang cocok untuk industri karena jumlahnya terbatas, mudah teroksidasi, tidak stabil, dan harganya relatif mahal. b. Minyak pelumas sintetis (bahan kimia) Jenis minyak ini dipakai sebagai pengganti minyak petroleum karena keterbatasan sifat minyak pelumas petroleum, antara lain karena akan teroksidasi pada suhu antara 100C - 125C. Minyak pelumas sintesis digunakan pada peralatan khusus yang memerlukan pelumasan dengan daya sangga lebih kuat atau pelumasan pada suhu tinggi. Minyak pelumas juga mempunyai beberapa kelebihan dibanding dengan minyak pelumas petroleum yaitu mempunyai kekentalan terhadap suhu rendah, lebih mudah larut dan tahan api. c. Minyak pelumas dari minyak bumi (Petroleum) Minyak bumi terbentuk sebagai hasil akhir dari penguraian bahan-bahan organik (selsel jaringan hewan/tumbuhan laut) yang tertimbun selama berjuta tahun di dalam tanah, baik di daerah daratan ataupun di daerah lepas pantai. Dengan adanya aksi kapiler minyak bumi bergerak perlahan-lahan ke atas, jika gerakan ini terhalang oleh batuan yang tidak berpori terjadilah penumpukan (akumulasi) minyak dalam batuan tersebut. Minyak mentah (Crude Oil) sebagian besar tersusun dari senyawa-senyawa Hidrokarbon jenuh (Alkana), adapun Hidrokarbon tak jenuh (alkana, alkuna, dan alkadiena) sangat sedikit dikandung oleh minyak bumi, sebab mudah mengalami adisi menjadi alkana (Koesoemadinata, 1980). Minyak bumi yang berasal dari fosil organisme akan mengandung senyawa logam dalam jumlah yang sangat kecil. Minyak mentah dipisahkan menjadi sejumlah fraksi-fraksi melalui proses distilasi (penyulingan) yaitu cara pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih dan berbagai komponen yang menyusun campuran.

Gambar 1. Ikatan Rantai Karbon

Gambar 2. Refining Process Lube Base Oil

Gambar 3 Standar Mutu Lube Base Oil

Gambar 4 Kategori Base Oil menurut standar API Menganalisa pelumas secara langsung di lapangan (onsite) terbatas hanya pada beberapa parameter. Tetapi parameter-parameter tersebut sudah dapat memberikan data yang akurat tentang kondisi pelumas dan kelayakannya untuk penggunan lebih lanjut. Beberapa informasi penting tentang kondisi mesin/peralatan dapat juga di peroleh, tetapi tidak selengkap analisa pelumas dengan spectrometric yang umumnya ada di laboratorium. Beberapa parameter umum dari pelumas yang di ukur/uji secara langsung di lapangan (onsite) adalah: Kekentalan (viscosity) Kandungan air (water content) Kandungan garam (salt content) Polutan padat terlarut (insolubles) Total Nilai Basa (TBN) Total Nilai Asam (TAN) Viskositas adalah sifat dasar (property) terpenting dari pelumas. Pelumas dengan kekentalan yang sesuai membentuk lapisan film (pelumas) yang kuat pada celah bantalan (bearing clearance), meminimalkan gesekan serta kebocoran. Standar kekentalan SAE (SAE

grade viscosity) SAE 15W/40, angka pertama adalah nilai viskositas dalam satuan centiPoises (cP). Kode angka multi grade seperti 15W/40, yang dapat di artikan bahwa pelumas memiliki tingkat kekentalan sama dengan SAE 15 pada suhu udara dingin (W = Winter) dan SAE 40 pada suhu panas Pelumas hidrolik, turbin, roda gigi mengacu pada standar kekentalan ISO (ISO VG). Kekentalan pelumas mesin dapat berubah encer akibat kontaminasi bahan bakar ringan (destilasi), tanpa di sengaja tercampur pelumas yang lebih encer, dan rusaknya aditif polymer. Kekentalan dapat berubah kental yang di akibatkan polutan jelaga (soot loading) atau di akibatkan kurang maksimalnya proses kerja filtrasi dan separasi. Proses penuaan pelumas (oil aging) sebagai akibat oksidasi dan pengaruh panas, juga menjadikan pelumas lebih kental. Kekentalan pelumas selalu di ukur dalam dua standar suhu, 40C dan 100C. Kontaminasi air dapat menimbulkan banyak permasalahan di berbagai aplikasi pelumasan, masalah korosi sangat erat kaitannya dengan polutan air. Dalam aplikasi pelumasan apa pun, polutan air dapat mengantikan atau mengurangi ketebalan lapisan pelumas, dan dapat pula menjadi katalis dari fasa penurunan kualitas pelumas. Hal ini merupakan masalah khusus yang di temui pada jenis pelumas sintesis berbahan dasar ester (banyak di pakai sebagai pelumas turbin) dimana sangat mudah bereaksi dengan setiap jenis polutan air. Kontaminasi air dalam bentuk emulsi dapat menaikkan kekentalan pelumas. Sering kali menggangu kesetabilan dan merusak zat aditif pelumas. Permaslahan mulai timbul secara tersembunyi atau nyata terlihat pada semua sistim pelumasan dengan tingkat kontaminasi air selitar 0.2%, beberapa sistim pelumasan sangat sensitive terhadap kontaminasi air. Air adalah polutan berbahaya di berbagai aplikasi pelumasan, penyebab berbagai kerusakan serius dan mahal. Kontaminasi air pada tangki pelumas menimbulkan tumbuhnya microbiologi, timbulnya ragi, jamur serta bakteri yang akan menyumbat filter dan juga sangat korosif pada sistim bahan bakar mesin. Pada aplikasi pelumasan beban tinggi, terutama bila lapisan film pelumas sangat tipis (pelumasan roda gigi), kontaminasi air menyebabkan berkurang atau bahkan menghilangkan lapisan film pelumas. Bentuk lain kerusakan akibat air adalah timbulnya karat yang menyebar sepanjang jalur pelumas mengalir. Terdapat banyak sumber potential masuknya air dalam sistim pelumasan: Kebocoran air dari sistim pendinginan (oil cooler, charge air cooler) dan pemanas dengan media uap (steam). Kondensasi pada tangki mau pun crankcase. Blow-by dari ruang bakar mesin. Kebocoran pada pipa pernafasan tangki (vents pipe). Kebocoran air pendingin jaket silinder (jacket water cooling) akibat seal/blok mesin yang aus. Pencemaran saat proses penambahan pelumas. Berdasarkan Kepdirjen MIGAS 85 1998 tentang standard an mutu (spesifikasi) pengujian pelumas yang beredar di dalam negeri :

Anda mungkin juga menyukai