Anda di halaman 1dari 18

1/1/2013

PENGARUH POTONGAN HARGA DAN FAKTOR ANTRIAN TERHADAP UKURAN PESANAN PADA SISTEM PERSEDIAAN PROBABILISTIK LOT SIZE DEPENDENT LEAD TIME
SETYO PRAJOKO 122000017 1220000 17

Situasi Problem (Real World) Latar belakang


Model persediaan reorder point yang bersifat deterministik sering disebut dengan EOQ, sedangkan yang bersifat probabilistik biasanya disebut continuous review inventory control (Q, R) R). . Kim dan Benton (1995 1995), ), mengembangkan suatu model persediaan (Q, R) untuk kasus lead time yang merupakan suatu fungsi dari lot size size. . Model persediaan ini disebut dengan lot size dependent lead time dalam sistem persediaan Q, R.

1/1/2013

Harga beli bahan baku pada model lot size dependent lead time dalam sistem persediaan Q, R yang dikembangkan oleh Kim dan Benton (1995) 1995) adalah tetap tetap. . Kenyataannya perusahaan sering sekali mendapatkan tawaran quantity discount untuk pembelian bahan baku pada tingkat kuantitas tertentu

Tujuan/ Tujuan /keinginan dari observer

Rumusan masalah dan Tujuan sistem


Bagaimana pengaruh faktor antrian dan quantity discount terhadap lot size pemesanan bahan baku pada model lot size dependent lead time dalam sistem persediaan Q, R. Mengetahui pengaruh faktor antrian terhadap lot size pemesanan, jumlah safety stock untuk mengurangi terjadinya stockout, Jumlah biaya persediaan minimal, titik reorder point.

1/1/2013

Faktor batasan/ batasan/kendala


Produk yang diamati adalah produk tunggal (single item) item). . Sistem produksi bersifat kontinyu sehingga sistem persediaan bersifat kontinyu kontinyu. . Kapasitas gudang tidak terbatas dan tidak ada penyusutan nilai bahan baku. baku.

Pengembangan Model
Mengembangkan model yang sudah ada untuk situasi quantity discount dan mempelajari pengaruh antrian terhadap lot size pemesanan

1/1/2013

Model yang ada


1. Model persediaan digunakan untuk : menentukan lot size (Q) pemesanan reorder point (R).
Nilai R ditentukan dengan mempertimbangkan safety stock (B). Safety stock merupakan cadangan persediaan yang digunakan untuk mengurangi terjadinya stockouts (S) selama lead time (L) (L). .

1/1/2013

2. Model persediaan Q, R menggunakan tetap. . asumsi bahwa lead time adalah tetap
Sehingga perhitungan Q dan B optimal diperoleh dengan kondisi lead time yang tetap tetap, , kenyataanya lead time tidak selalu tetap tetap. . Kim dan Benton (1995 1995) ) mengembangkan suatu meodel persedian yang dikenal dengan model lot size dependent lead time dalam sistem persediaan Q, R.

Lot size dan safety stock berhubungan melalui dua jalan, jalan , yaitu melalui frekuensi pemesanan dan melalui panjang lead time. Hubungan ini akan menyebabkan dampak yang berlawanan. berlawanan. Apabila Q naik naik, , maka frekuensi pemesanan menjadi lebih sedikit sedikit, , sehingga probabilitas stockout (F) dan safety stock (B) akan berkurang. berkurang . Kejadiaan ini disebut sebagai efek frekuensi pemesanan Apabila Q naik maka lead time (L) akan menjadi besar, , untuk lebih panjang panjang, , stockout (S) akan lebih besar mengendalikannya safety stock (B) harus dinaikkan. dinaikkan . Hal ini disebut sebagai efek lead time.

1/1/2013

Dampak hubungan Q dan B yang berlawanan akan mempersulit untuk menentukan lot size optimal optimal. . Besarnya Q dan B berkaitan dengan shortage cost (b) dan holding cost (h). Kombinasi b dan h yang optimal dapat diperoleh dengan iterasi. iterasi .

LangkahLangkah -langkah iterasi sebagai berikut berikut: :


1. Menentukan lot size pemesanan dengan EOQ tradisional (Q)

2. Menentukan probabilitas optimum stockout persiklus (F)

1/1/2013

3. Menghitung safety stock (B)

4. Menghitung kemungkinan terjadinya stockout persiklus (S)

5. Menghitung faktor lead time

6. Memperbaharui lot size pemesanan

1/1/2013

7. Membandingkan Q dengan Q Jika Q Q = e,


(iterasi dihentikan dan menghitung biaya total persediaan persediaan) )

Jika Q Q > e,
(mengganti Q dengan Q dan menuju langkah ke 2)

Pengembangan Model
Biaya pengadaan bahan baku (procurement cost). procurement cost = D.C Dengan: Dengan : D : permintaan pertahun C : harga per unit

1/1/2013

Biaya total persediaan

Apabila Qd lebih besar dari Q, maka keputusan untuk melakukan pembelian dengan quantity discount atau tanpa quantity discount ditentukan dengan membandingkan biaya total persediaan persamaan safety stock (Bd) untuk situasi quantity discount

k diperoleh dari tabel normal, dengan nilai f(z) = 1 F.

1/1/2013

Stockout (Sd) untuk situasi quantity discount

Dengan : E(k) : diperoleh dari tabel E(z) (Tersine 1996 hal. hal. 220 221) 221)

Langkah-langkah untuk menentukan lot size Langkahpemesanan optimal pada model lot size dependent lead time dalam sistem persediaan Q, R untuk situasi quantity discount adalah sebagai berikut berikut: : 1. Menghitung lot size pemesanan (Q) optimal optimal. . Prosedur perhitungannya sesuai dengan model yang dikembangkan Kim dan Benton (1995 1995) ). 2. Menentukan kuantitas pembelian minimal dengan potongan harga (Qd). Apabila quantity discount yang diberikan lebih dari satu kelas (tingkat harga harga), ), maka quantity discount dengan harga per unit yang lebih rendah (C1) disebut sebagai Qd1, dan quantity discount dengan harga yang lebih tinggi (C2) disebut sebagai Qd2.

10

1/1/2013

Dengan: Dengan : Qd 1 < Q d 2 3. Membandingkan Q dengan Qd1 Qd1. Jika Q = Qd1 lot size optimal adalah Q Q < Qd1 menuju langkah 4 4. Membandingkan Q dengan Qd2. Jika Q = Qd2 Qd2 lot size optimal adalah Q Q < Qd2 Qd2 menuju langkah 5

5. Menghitung biaya total persediaan (TC) TC). . Biaya total persediaan yang dihitung merupakan biaya total persediaan tiap tiap-tiap Q, sehingga akan terdapat tiga biaya total persediaan, persediaan , yaitu: TC untuk lot size Q TCd1 untuk lot size Qd1 TCd2 untuk lot size Qd2 6. Membandingkan TC, TCd1 dan TCd2. Lot size optimal merupakan Q yang mempunyai TC terkecil terkecil. .

11

1/1/2013

Pengaruh Faktor Antrian thd Lot Size Pemesanan


Waktu tunggu pesanan untuk diproses sering disebut sebagai antrian antrian, , sedangkan besarnya antrian disebut dengan faktor antrian (d). Apabila faktor antrian bernilai 10 10, , berarti 90 % dari proses produksi adalah waktu menunggu sedangkan yang 10 % merupakan waktu proses aktual aktual. .

Solusi dan Validasi Model


Contoh numerik untuk menganalisis model menggunakan data primer atau sekunder sekunder, , DataData-data yang digunakan dalam bab ini merupakan data riil hasil survey Pratistho (2000 2000) ) dan Setiyono (2003 2003) ). Hubungan faktor antrian dan lot size dapat ditunjukkan pada Gambar dibawah. dibawah.

12

1/1/2013

Nilai faktor antrian (d) yang berbeda berbeda-beda akan mengakibatkan perubahan terhadap lot size pemesanan pemesanan. . Dari contoh kasus dapat diketahui bahwa apabila d naik maka lead time (L) akan menjadi lebih panjang dan lot size pemesanan akan menjadi lebih besar besar. . Panjang lead time (L) berpengaruh terhadap ketidakpastian permintaan selama lead time time. . Sehingga safety stock (B) akan menjadi lebih besar besar, , hal ini akan menaikkan lot size pemesanan (Q). Dengan bertambahnya safety stock, reorder point (R) akan menjadi lebih besar besar, , karena safety stock berpengaruh terhadap penentuan reorder point (R).

Validasi Model Robustness model yang diusulkan diusulkan, , dicek dengan cara menguji parameter terhadap variabel keputusan. keputusan . Hal ini dilakukan dengan menghitung nilai lot size (Q) pada berbagai nilai harga bahan baku per unit unit. . Pada model yang diusulkan didapat dua pernyataan pernyataan. . Pertama, Pertama , pesanan optimal (Q) dilakukan pada 40 40. .000 unit, sehingga apabila pesanan tidak dilakukan dengan Q optimal, maka biaya total persediaan (TC) akan menjadi lebih mahal mahal. . Kedua, model ini juga menyatakan bahwa apabila S naik, maka B akan turun dan sebaliknya apabila S turun maka B akan naik. naik.

13

1/1/2013

Tabel Pengaruh C terhadap Q dan TC

Tabel Pengaruh Q terhadap B dan S

14

1/1/2013

Berdasarkan Tabel diatas diatas, , hubungan Q dan TC dapat dilihat pada gambar dibawah. dibawah. Dari Gambar terlihat bahwa Q optimal dilakukan dengan 40 40. .000 unit. Untuk lot size pesanan (Q) yang lebih kecil dari 40 40. .000 (C = Rp Rp. . 480, 480,-) akan mengakibatkan TC yang lebih mahal mahal. . Begitu juga untuk lot size pesanan (Q) yang lebih besar dari 40 40. .000 unit (C = Rp Rp. . 475, 475,- dan C = Rp Rp. . 470, 470,-), TC juga akan menjadi yang lebih mahal mahal. .

Gambar Hubungan Q dengan TC

15

1/1/2013

hubungan antara safety stock (B) dan stockout (S) disajikan dalam Gambar dibawah. dibawah . Dari Gambar tersebut terlihat bahwa apabila safety stock (B) turun turun, , maka nilai stockout (S) akan naik. naik. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya cycle cycleservice level yang ditunjukkan dengan adanya safety stock akan mengurangi terjadinya stockout.

Gambar Hubungan B dengan S

16

1/1/2013

Kesimpulan
1. Didalam situasi dimana terdapat tawaran potongan harga harga, , besarnya harga per unit bahan baku akan mempengaruhi lot size pemesanan pemesanan. . Namun demikian, demikian, harga per unit yang lebih murah belum tentu mengakibatkan total biaya persediaan yang lebih murah murah, , sebaliknya harga per unit yang lebih mahal belum tentu mengakibatkan total biaya persediaan yang lebih mahal mahal. . 2. Pada model lot size dependent lead time dalam sistem persediaan Q, R, besarnya faktor antrian (d) akan mempengaruhi lot size pemesanan (Q) (Q). . Apabila d bertambah besar maka Q juga akan bertambah besar besar. . 3. Apabila d bertambah maka lead time (L) akan menjadi lebih panjang panjang, , sehingga reorder point (R) menjadi lebih besar. besar .

Saran
Model pengendalian persediaan yang dikembangkan berasumsi bahwa unit yang membutuhkan bahan baku dan unit penyedia bahan baku terletak dalam satu lokasi, sehingga waktu pengiriman bahan baku diabaikan. Pada kenyataannya, banyak pemasok bahan baku (supplier) terletak pada lokasi yang berjauhan dari lokasi pemesan bahan baku. Pada kondisi demikian maka waktu pengiriman akan menjadi faktor yang signifikan terhadap perencanaan pengadaan bahan baku, khususnya terhadap ukuran pesan. Isu ini dapat dijadikan fokus pengembangan lebih lanjut terhadap model yang telah dikembangkan dalam penelitian ini.

17

1/1/2013

18

Anda mungkin juga menyukai