Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar belakang Dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah Diabetes Mellitus ( bahasa latin : diabetes= penerusan ; mellitus = manis). Diabetes mellitus, penyakit gula, atau penyakit kencing manis diketahui sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan menahun terutama pada sistem metabolisme karbohidrat, lemak, dan juga protein dalam tubuh. Gangguan metabolisme tersebut disebabkan kurangnya produksi hormon insulin, yang diperlukan dalam proses pengubahan gula menjadi tenaga serta sintesis lemak. (Diabetes Mellitus, penyakit kencing manis, 2011) Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya. Dalam Diabetes Atlas 2000 (International Diabetes Federation) tercantum perkiraan penduduk Indonesia diatas 20 tahun sebesar 125 juta dan dengan asumsi prevelalensi DM sebesar 4,6 %, diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia diatas 20 tahun dan dengan asumsi prevelensi DM sebesar 4,6 % akan didapatkan 8,2 juta pasien diabetes. (Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu, 2011) Menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina, dan Amerika Serikat. Dengan prevalensi 8,6 % dari total penduduk, diperkirakan pada 1995 ada 4,5 juta pengidap diabetes dan pada 2025, diperkirakan meningkat

menjadi 12,4 juta penderita. (Hipnoterapi : cara tepat & cepat mengatasi stres, fobia, trauma, dan gangguan mental lainnya.2010 ) Pada 2030, diperkirakan bahwa prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia bisa mencapai 21,3 juta orang (Daibetes Care, 2004). Berdasarkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) Depatemen Kesehatan RI pada 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45 54 tahun di daerah perkotaan menduduki peringkat ke-2, yaitu 14,7 %. Di daerah pedesaan, DM menduduki peringkat ke-6, yaitu 5,8 %. (Hipnoterapi : cara tepat & cepat mengatasi stres, fobia, trauma, dan gangguan mental lainnya.2010 ). Peningkatan ini diakibatkan oleh pertumbuhan populasi, proses penuaan, pola makan yang tidak sehat, obesitas, gaya hidup, dan kurang olahraga. (Makan Sehat Hidup sehat, 2006) Seseorang ditetapkan menderita diabetes melitus bila hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan gula darah > 200 mg/dl atau gula darah puasa >126 mg/dl. Diabetes melitus terdapat dua jenis. Diabetes melitus tipe 1, yaitu kondisi defisiensi produk insulin oleh pankreas. Pengobatan tipe 1 dengan cara pemberian insulin.Diabetes melitus tipe 1 ini banyak ditemukan pada anak-anak, remaja bahkan pada orang dewasa. Pada diabetes tipe 1, gejalanya yaitu sering buang air kecil, mudah haus, berat badan menurun meskipun asupan cukup, dan mudah lelah.(Makan Sehat Hidup sehat, 2006) Diabetes melitus tipe 2 yaitu ketidakmampuan tubuh merespons dengan wajar terhadap aktivitas insulin yang berakibat tidak tercapai kadar glukosa yang normal dalam darah. Diabetes melitus tipe 2 ini umumnya ditemukan pada orang dewasa tetapi juga diderita kelompok usia remaja. Jenis i ni diperkirakan sekitar 90 persen

dari semua kasus diabetes diseluruh dunia. Gejala pada tipe 2 tidak terlalu nyata, sehingga pasien baru didiagnosis setelah terjadi komplikasi. (Makan Sehat Hidup sehat, 2006) Obat untuk penderita diabetes mellitus dikenal sebagai obat hipoglikemik atau obat penurunan kadar glukosa dalam darah. Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk dokter meskipun efektif dan mudah digunakan. Hal ini disebabkan dosis harus sesuai dengan takaran yang dibutuhkan individu penderita. Jika dosis obat terlalu rendah maka akan timbul komplkasi kronis lebih dini. Sedangkan dosis yang terlalu tinggi dan salah dalam pemakaian dapat menimbulkan hipoglikemia. (Dr.Ade Tobing, SpKO, dkk.Care your Self Diabetes Mellitus.) Hipoglikemia adalah keadaan klinik gangguan saraf yang disebabkan penurunan glukosa darah. Gejala ini dapat ringan berupa gelisah sampai berat berupa koma disertai kejang.(Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, 2011) Hipoglikemia dapat terjadi pada penderita diabetes yang diobati dengan suntikan insulin maupun minum tablet anti-diabetes, tetapi tidak makan sedangkan olahraganya berlebihan. Pasien diabetes tipe 1 sering mengalami hipoglikemia dibandingkan dengan pengidap tipe 2. (Tolong...Anakku Kena Diabetes yang harus anda ketahui tentang diabetes pada anak dan remaja, 2010). Berdasarkan penelitian terhadap penyandang diabetes, menunjukkan 80 % diantaranya menyuntik insulin dengan cara yang tidak tepat, 58 % memakai dosis yang salah, dan 75 % tidak mengikuti diit yang dianjurkan. Ketidakpatuhan ini merupakan salah satu hambatan untuk tercapainya tujuan pengobatan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti Gambaran Cara Penyuntikan Insulin pada penderita Diabetes Melitus.

1.2 RUMUSAN MASALAH 1.2.1 Pernyataan masalah Dosis yang terlalu tinggi dan salah dalam pemakaian dapat menimbulkan hipoglikemia..Berdasarkan hasil pengamatan, sebagian besar individu maupun keluarga masih belum memahami cara penyuntikan yang

benar.Dengan adanya pemahaman yang tepat tentang pemakaian insulin yang benar akan mampu mengurangi individu terkena hipoglikemia.

1.2.2

Pertanyaan masalah 1.Bagaimana gambaran tentang penyuntikan insulin yang dilakukan individu dan keluarga didalam penatalaksanaan Diabetes Melitus ? 2.Bagaimana penatalaksanaan Diabetes Melitus secara farmakologis terhadap perawatan di rumah?

1.3 TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Umum Untuk memperoleh gambaran tentang pemakaian insulin pada penderita Diabetes Mellitus

1.3.2

Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini untuk mengungkapkan gambaran tentang halhal berikut. 1.Langkah-langkah yang dilakukan keluarga dan pasien dalam

pengelolaan secara farmakologis pada Diabetes Mellitus

2.Teknik penyuntikan insulin yang dilakukan keluarga dan pasien Diabetes Mellitus 3.Teknik pemberian insulin yang dilakukan keluarga dan pasien Diabetes Mellitus.

1.4 MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan Bagi tempat pelayanan kesehatan terkait seperti puskesmas dan rumah sakit maka hasil penelitian ini diharapkan bisa di jadikan bahan masukan untuk melakukan edukasi pada keluarga dan pasien dalam penatalaksanaan farmakologis yang tepat pada Diabetes Melitus di dalam pencegahan

Hipoglikemia pada pasien Diabetes Melitus.

1.4.2

Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk perkembangan

penelitian lebih lanjut dan untuk menunjang program peningkatan kesehatan.

1.4.3

Bagi Peneliti Memberi pengalaman dan masukan bagi peneliti untuk memahami tentang cara penyuntikan insulin yang benar untuk mengurangi keadaan hipoglikemia pada pasien Diabetes Mellitus.

Anda mungkin juga menyukai