Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOLOGI UMUM 2013

Mata Kuliah

: Geologi Umum (Bpk.Amien Widodo)

Kelas

:B

Nama Kelompok : 1. Tania Sylviana D.

(1511100042)

2. Verra Claudya V.

(1511100044)

3. Ariza Yandwiputra

(1511100052)

4. Alfi Rahmawati

(1511100054)

5. Zulfrizal Amhri

(1511100056)

A.Lokasi I :
Di lokasi pertama, yang memiliki koordinat S 07 23 21.8 ; E 112 12 50.3 (3m dpl),
Strike (arah pelapisan) = 93 dan Dip (kemiringan) = 90 yang berlokasi di sebelah kiri jalan
raya Surabaya-Jombang terdapat batuan tuff, batu pasir, batu breksi dan batu bara muda yang
secara penampang terlihat melintang. Batuan breksi yang berada pada lokasi I memiliki
fragmen yang menonjol keluar sehingga tonjolan yang keluar tersebut menyebabkan
permukaan kasar atau tidak rata dan memiliki sortasi yang buruk karena fragmennya
memiliki jarak yang renggang. Menurut Taylor (2005), batuan yang ukurannya besar seperti
breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar
gunung tersebut dan dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batu pasir bisa
terjadi dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam
golongan detritus kasar.
Batu bara muda miliki warna abu-abu muda hingga kehitaman, batuan ini memiliki tekstur
yang halus dan sangat rapuh sehingga batuan ini sangat mudah menjadi serpihan. Menurut
Taylor (2005), batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisasisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri
dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang
kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.ada lokasi I juga ditemukan lempung
disekitar tebing. Lempung memiliki warna abu-abu gelap dan tekstur padat sehingga lempung
tidak mudah pecah. Sedangkan batuan tuff memiliki warna kecoklatan dengan permukaan
yang kasar namun batuan ini memiliki permukaan yang lebih halus dari batuan breksi.

LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOLOGI UMUM 2013

Lempung atau tanah liat adalah partikel mineral berkerangka dasar silikat yang
berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan/atau
aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang
paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika
oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi (Taylor, 2005).
Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air.
Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang mendominasinya. Mineral lempung
digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang
membentuk kristalnya. Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida
aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida silikon yang
mengapit satu lapis oksida aluminium. Mineral lempung golongan 2:1 memiliki sifat elastis
yang kuat, menyusut saat kering dan memuai saat basah. Karena perilaku inilah beberapa
jenis tanah dapat membentuk kerutan-kerutan atau "pecah-pecah" bila kering (Stoot, 2007).
Batuan Pasir yang ada dilokasi I memiliki susunan yang padat tetapi batuan ini rapuh juga
memiliki fragmen yang kecil. Menurut Stoot (2007), batu pasir (Bahasa Inggris: sandstone)
adalah batuan endapan yang terutama terdiri dari mineral berukuran pasir atau butiran batuan.
Sebagian besar batu pasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut
paling banyak terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai
jenis warna, dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan
putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis
tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu.
Sebagai contoh, sebagian besar wilayah di bagian barat Amerika Serikat dikenal dengan batu
pasir warna merahnya. Batu pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Hal ini
membuat jenis batuan ini merupakan bahan umum untuk bangunan dan jalan. Karena
kekerasan dan kesamaan ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat baik untuk
dibuat menjadi batu asah (grindstone) yang digunakan untuk menajamkan pisau dan berbagai
kegunaan lainnya. Bentukan batuan yang terutama tersusun dari batu pasir biasanya
mengizinkan perkolasi air dan memiliki pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar
sehingga menjadikannya sebagai akuifer yang baik.
Disetiap lapisan-lapisan batuan tersebut juga banyak terdapat kekar yang mudah untuk
dilihat. Selain batuannya, lokasi 1 merupakan lapisan batuan sedimen (terdiri dari 4-5
lapisan). Lapisan pertama memiliki permukaan sedimen yang kasar, tidak rata, dan terlihat
seperti bongkahan-bongkahan batu atau berbentuk balok-balok kecil yang memiliki warna
kehitaman. Pada lapisan kedua memiliki permukaan sedimen yang lebih halus,

LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOLOGI UMUM 2013

permukaannya rata, butirannya seperti tanah memiliki warna cokelat kemerahan. Untuk
Lapisan ketiga, kenampakannya sama seperti lapisan pertama. Lapisan keempat seperti
lapisan kedua, dan lapisan kelima mamiliki kenampakan seperti lapisan pertama atau ketiga.
B.Lokasi II :

Gambar 2. Batuan Breksi di Lokasi 2

Lokasi kedua berada di sebelah kanan jalan arah dari Surabaya-Jombang. Titik koordinat
lokasi ini adalah Koordinat : S 07 23 20.8 ; E 112 13 20.4.Di lokasi ini jenis batuan
yang ditemukan adalah batuan breksi (batuan dari jenis sedimen klastik, dan memiliki ukuran
butir berupa partikel halus, berwarna cokelat agak putih/kelabu). Menurut SNI (2008), breksi
adalah batuan sedimen dengan komponen terdiri dari beberapa jenis batuan, berukuran paling
kecil kerikil, berbentuk menyudut-menyudut tanggung, tersemen oleh silika, oksida, besi,
karbonat atau lempung. Tekstur klastik, kemas mengambang atau bersinggungan. Susunan
mineral dalam batuan andesit menampakkan warna gelap yaitu hitam, abu-abu, merah coklat,
atau hijau tuaerta ukuran butirnya mencapai +60mm. . Bagian-bagian kecil yang berwarna
hitam disebut mineral dan yang berwarna putih disebut potassium feldspar (Sposito, 1989).
Batuan breksi di lokasi tersebut memiliki fragmen-fragmen batuan andesit yang
meruncing. Menurut Bogie dkk., (1998), perbedaan batuan breksi dengan batuan konglomerat
terdapat pada fragmen-fragmennya. Pada batuan breksi memiliki fragmen andesit yang

LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOLOGI UMUM 2013

meruncing berukuran kerikil hingga bongkah dengan penyusun utama berupa abu dan pasir
gunung

api,

sedangkan

pada

batuan

konglomerat

memiliki

fragmen

yang

tumpul/membulat/rounded,.
Pada daerah kabuh ini terdapat patahan yang berjenis graben yang arah patahannya
memanjang dari utara hingga kearah selatan dari formasi kabuh ini. Adanya patahan graben
tersebut menunjukkan bahwa sisi-sisi yang lain pada daerah ini mengalami kemerosotan ke
bawah sehingga daerah tengahnya terlihat lebih rendah dibandingkan dengan daerah kedua
sisinya. Graben merupakan suatu depresi yang terbentuk antara dua patahan sehingga blok
batuan yang berada di tengah patahan yang mengalami penurunan, (Pria, 2009). Selain itu, di
lokasi ini terdapat kekar sehingga memungkinkan bagi kami untuk melakukan perhitungan
strikedit dengan menggunakan kompas geologi.
Untuk membaca strike langkah-langkahnya sebagai berikut : Kompas ditempelkan pada
bidang kemiringan kekar dengan posisi mendatar dan East kompas menenpel pada bidang
miring tersebut, kemudian tutup kompas dibuka lebar-lebar dan sightinm arm dibuka dengan
arah horizontal tegak lurus dengan arah kemiringan, kemudian gelembung udara harus tepat
berada ditengah, ketika gelembung udara telah tepat berada dingah maka harus dengan cepat
menekan tombol pengunci agar jarum penunjuk tidak bergerak. Dari penjelasan tersebut dan
pengukuran sampel kekar didapat nilai kekar sampel sebesar 1050 North East (N 1050E).
Untuk membaca dip (kemiringan) langkah-langkah yang perlu diikuti adalah sebagai
berikut : Kompas diletakkan vertikal pada bidang kemiringan dengan kedudukan West
menenpel pada bidang kemiringan, untuk memudahkan bidang kemiringan menggunakan alat
bantu berupa papan, tutup kompas dibuka 45 0 dan sighting arm dibuka horizontal sejajar
dengan bidang kemiringan dan harus mengarah turun untuk mengukur dip-nya, kemudian
atur klino yang berada dibelakang kompas geologi sehingga gelembung tepat berada
ditengah, kemudian dibaca angka penunjukan pada klinometernya. Dari pengamatan sampel
kekar yang dilakukan didapat kemiringan sebesar 420 kearah barat daya (N420W).

LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOLOGI UMUM 2013

C. Lokasi III :

Gambar 3. Area Lokasi 3


Lokasi ketiga dilakukan pada titik koordinat : S 07 23 18.7 ; E 112 13 14.7. Pada
lokasi ketiga ditemukan banyak batu gamping pada permukaan tanah. Habitat batu gamping
(limestone) tersebar luas, tapi terisolasi secara geografis; formasi batu gamping ini memiliki
tingkat keendemikan yang tinggi serta memiliki derajat keanekargaman flora dan fauna yang
tinggi. Contoh Anggrek Sliper merupakan jenis kelopak yang diketahui hanya ada di lereng
batu gamping Taman Nasional Gunung Mulu, Serawak (Supriatna, 2008). Batu gamping
inilah yang sering bercampur dengan shell fossil. Banyak makhluk perairan seperti kerang
dan koral memiliki kerangkan atau cangkang dari kalsium karbonat. Ketika mereka mati,
bagian tubuh yang lunak akan terurai sedangkan cangkangnya tenggelam ke dasar dan
membentuk lapisan karbonat. Lapisan yang terbentuk akan memadatkan dan merekatkan
lapisan terbawah sehingga berubah menjadi batu gamping. Karena hal itulah kadang kala
sisa-sisa kerangka akan terawetkan dalam batu gamping sebgagai fosil (Stoot, 2007). Fosil
sendiri merupakan sisa-sisa organisme yang telah membatu atau dapat pula berupa suatu jejak
organisme yang terdapat pada batu-batuan (Stott, 2007). Fosil yang ditemukan merupakan
jenis lempung yang bereaksi dengan HCl batuan dari karbonat yang berukuran lempung.
Fosil yang umumnya ditemukan pada lokasi ini adalah Fosil Laut (Taylor, 2005). Menurut
beberapa literatur, Fossil Laut ini lebih sering ditemukan daripada fosil hewan darat.
Sehingga, dapat diperkirakan bahwa daerah kabul khususnya pada lokasi inin, zaman
dahulunya merupakan daerah perairan.
Di daerah tebing pada lokasi III tersebut, juga terdapat struktur lipatan yang berupa siklin
dan antiklin. Sinklin atau lembah lipatan, yaitu lipatan yang cekung (concave) ke atas.Siklin
merupakan lembah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya menuju ke suatu arah dan saling

LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOLOGI UMUM 2013

mendekat (bentuk concav dengan cekungnya mengarah ke atas. Sedangkan antiklin atau
punggung lipatan, yaitu unsur struktur lipatan dengan bentuk yang cembung (convex) ke
atas.Antiklin merupakan punggung lipatan yang kemiringan kedua sayapnya ke arah saling
berlawanan dan saling menjauh (bentuk concav dengan cembung ke atas).
Pola kemiringan sama yaitu lipatan kearah timur, lipatan tersebut diakibatkan oleh tenaga
endogen yang luar biasa. Merupakan tenaga dari dalam bumi yang membentuk konfigurasi
permukaan bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak
rata. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi
(litosfer). Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat
tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain
permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Batuan pada lokasi ini
merupakan batuan sedimen dengan jenis shale stone. Shale adalah batuan sedimen yang
memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir 1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi
mineralnya umumnya tersusun dari mineral-mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit,
dan bijih besi.

LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOLOGI UMUM 2013

Daftar Pustaka
Bogie, I. and Mackenzie, K.M. (1998). The Application of A Volcanic Facies Models To An
Andesitic Stratovolcano Hosted Geothermal System at Workshop. h.265-276.
Pria Sakti, Artadi. 2009. Interpretasi Data Gravitasi untuk Melokalisir Jebakan Minyak Bumi
pada Zona Patahan di Daerah Cekungan Sumatera Tengah. UIN Syarif Hidayatullah:
Jakarta.
SNI. 2008. Tata Cara Pencatatan dan Identifikasi Hasil Pengeboran Inti. SNI 2436:2008.
Sposito, G. 1989. The Chemical of Soils. Oxford Universty Press, New York. Xii + 277 p.
Stoot, Carole. 2007. Batuan dan Fosil. Erlangga: Jakarta.
Supriatna, Jatna. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.
Taylor, Barbara. 2005. Batuan, Mineral, dan Fosil. Erlangga: Jakarta.

LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOLOGI UMUM 2013

Area lokasi 1

LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOLOGI UMUM 2013

Batuan lokasi 1

Lapisan lokasi 1

Area lokasi 2

LAPORAN KULIAH LAPANGAN GEOLOGI UMUM 2013

Area lokasi 3

Lapisan lokasi 3

Anda mungkin juga menyukai