Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan manuasia setelah udara dan tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk keperluan lainnya seperti industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi dan lain-lain (Chandra, 2006). Kebutuhan manusia akan air sangat mutlak karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 70% dari bagian tubuh tanpa jaringan lemak. Kehilangan air cukup banyak dapat berakibat fatal atau bahkan mengakibatkan kematian. (Sutjahyo, 2000). Kebutuhan air minum orang dewasa minimal sebanyak 1,5 2 liter sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2004). Mengkonsumsi air yang bersih dan sehat merupakan cara hidup yang baik untuk menjaga diri agar tetap sehat. Di zaman modern ini, air yang bersih dan sehat sangat sulit untuk didapatkan, hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa air minum dalam kemasan (AMDK) banyak dikonsumsi. Namun, harga AMDK dari berbagai merek yang terus meningkat membuat konsumen mencari alternatif baru yang murah. Salah satunya adalah air minum isi ulang. Air minum isi ulang yang dapat diperoleh di depot-depot umumnya memiliki harga sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek. Karena itu banyak masyarakat beralih pada layanan air minum isi ulang. Hal inilah yang menyebabkan depot-depot air minum isi ulang bermunculan. Keberadaan depot air minum isi ulang terus meningkat sejalan dengan dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi. Di daerah Kecamatan Sepauk, telah banyak bermuculan depot-depot air minum isi ulang. Sumber air yang digunakan pada depot air minum isi ulang di daerah tersebut sebagian besar berasal dari Sungai Kapuas. Berbagai penelitian

yang telah dilakukan menyimpulkan bahwa Sungai Kapuas hingga saat ini telah tercemar dan salah satunya telah tercemar oleh logam merkuri. Merkuri merupakan logam yang berbentuk cair dan kental pada suhu kamar dan biasa dikenal oleh masyarakat dengan nama cairan perak. Pencemaran logam merkuri di Sungai Kapuas ini disebabkan oleh pertambangan emas tanpa izin (PETI). Kegiatan PETI menggunakan merkuri sebagai bahan pengikat unsur emas dalam proses amalgamasi (Suriansyah, 2013). Sisa-sisa merkuri yang digunakan biasanya dibuang ke Sungai Kapuas dan akan membentuk sedimen di dasar sungai. Hal ini yang membuat pencemaran utama pada sungai Kapuas. Penelitian yang dilakukan oleh Dr Thamrin Usman, menyimpulkan bahwa Sungai Kapuas pada daerah Nangah Sepauk (Kecamatan Sepauk) kandungan merkurinya 69 kali di atas ambang batas (Kompas.2000). Dekan Fakultas MIPA Untan Thamrin Usman mengungkapkan, hasil penelitian di Kabupaten Sintang menemukan kandungan merkuri hingga 0,4 ppb atau empat kali di atas ambang batas (Kompas, 2008). Adanya penurunan kandungan merkuri di Sungai Kapuas pada wilayah Kabupaten Sintang (termasuk Kecamatan Sepauk) disebabkan karena pada rentang waktu tersebut, masyarakat yang melakukan kegiatan PETI tidak berada pada sungai Kapuas lagi, tetapi pindah di daratan. Walaupun kegiatan PETI dilakukan di daratan, merkuri tersebut dapat dibawa oleh air hujan dan berkumpul di Sungai Kapuas. Sehubungan dengan penggunaan air Sungai Kapuas sebagai sumber air pada berbagai depot air minum isi ulang, maka masih memungkinkan adanya kandungan merkuri di dalam air minum isi ulang tersebut. Karena prinsip pengolahan air minum isi ulang hanya mengunakan filter yang berisi karbon aktif dan prinsip strelisasi dengan sinar UV (Hayati, 2005). Berdasarkan PERMENKES RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum menyatakan bahwa kadar maksimum merkuri yang diperbolehkan dalam suatu produk air minum adalah 0,001 mg/l. Logam merkuri sangat berbahaya apabila masuk ke dalam tubuh manusia. Merkuri yang masuk ke tubuh manusia bisa mengganggu sistem saraf dan sistem enzim yang berguna bagi metabolisme tubuh. Dampak negatif mekuri pada

manusia, yaitu: mengalami tremor, hilang ingatan, mengganggu pertumbuhan janin (Kompas, 2008). Karena air minum isi ulang adalah produk yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, sehingga mutu dan kualitasnya harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan pada PERMENKES RI Nomor

492/MENKES/PER/IV/2010. Berdasarkan uraian tersebut, analisis logam merkuri pada air minum isi ulang yang beredar di Kecamatan Sepauk perlu dilakukan dan analisis ini menggunakan spektrofotometri serapan atom dengan metode uap dingin. I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini, yaitu : 1. Apakah air minum isi ulang yang beredar di Kecamatan Sepauk mengandung logam merkuri ? 2. Berapakah kandungan logam merkuri pada air minum isi ulang yang beredar di Kecamatan Sepauk ? I.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini, yaitu : 1. Mengetahui ada tidaknya kandungan logam merkuri pada air minum isi ulang yang beredar di Kecamatan Sepauk. 2. Mengetahui kadar logam merkuri dalam air minum isi ulang yang beredar di Kecamatan Sepauk. I.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini yang dapat diambil oleh: 1. Peneliti dapat memberikan pengalaman dan meningkatkan rasa kepedulian terhadap keamanan air minum isi ulang yang beredar di masyarakat. 2. Dapat mengetahui kandungan logam merkuri yang terdapat dalam air minum isi ulang. 3. Memberikan informasi terkait dalam pengawasan terhadap kualitas air minum isi ulang, terutama BPOM, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten.

Anda mungkin juga menyukai