Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KE 4 PRAKTIKUM AUDIO DAN RADIO AUDIO

Tone Control

OKI DESPRIAN SARDI 1206230

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014

a. Tujuan
Setelah pratikum ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Merakit rangkaian tone control (pengatur nada) dan power amplifier 2. Mengetahui rangkaian tone control pada system audio 3. Mengetahui karakteristik kerja rangkaian tone control pada system audio 4. Melihat respon frekuensi dan penguatan yang dapat dilakukan oleh rangkaian tone control

b. Alat Dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan pada pratikum kali ini adalah: 1. Osiloskop dual beam 2. Multimeter 3. AFG 4. Kit Power Amplifier + Tone Control 5. Loadspeaker 6. Kabel listrik 7. Audio player

c. Teori Pendukung
Rangkaian penguat audio yang baik yaitu rangkaian yang mampu memperkuatkan sinyal pada range frekuensi audio yaitu frekuensi 20hz sampai 20Khz dan pada saat melakukan penguatan tanpa terjadinya cacat dengan nois yang sekecil mungkin. Range frekuensi ini juga tergantung dari kemampuan loadspeaker. Jika loadspeaker bekerja pada frekuensi full range (20Hz-20KHz) Ini sangat baik sekali, karena akan didapat nada yang dinamis pada frekunsi full range. Tapi jika hanya frekuensi tertentu saj yang mampu direproduksi oleh loadspeaker,maka penggunaan tone controlmemungkinkan untuk membatasi frekuensi tertentu. Tone control merupakan rangkaian pengatur nada yang terdiri dari rangkaian filter, yaitu low pass filter (LPF) dan high pass filter (HPF) maupun band pass filter. Sebelum sinyal

dikuatkan oleh rangkaian power amplifier, rangkaian tone control bekerja dengan mengatur nada yang akan dilewatkan pada rangkaian power amplifier, sehingga akan didapatkan nada sesuai dengan respon frekuensi pada loadspeaker dan akan didapatkan hasil suara pada loadspeaker yang sesuai dengan keinginan pengguna. Rangkaian Tone Control merupakan salah satu jenis pengatur suara atau nada aktif pada sistem audio. Pada dasarnya tone control atau pengatur nada berfungsi untuk mengatur penguatan level nada bass dan level nada treble. Nada bass adalah sinyal audio pada frekuensi rendah sedangkan nada treble merupakan sinyal audio pada frekuensi tinggi. Rangkaian Tone Control sederhana memiliki output yang bisa di bilang cukup bagus dan bersih. Sinyal suara yang di hasilkan dari input sebelumnya sudah di atur oleh potensiometer dan kemudian di kuatkan oleh bagian op = amp menggunakan transistor yang kemudian di kopling oleh kapasitor yang outputnya akan di atur lagi pada bagian control. Prinsip kerja dari Rangkaian Tone Control yaitu pada frekuensi rendah atau bass dan frekuensi tinggi atau treble. Dari pengaturan di atas kemudian di kuatkan lagi pada bagian pengatur akhir menggunakan transistor yang sama. Tegangan yang di hasilkan dari tone control ini adalah mulai dari 9 volt DC sampai dengan 18 volt DC. Tone Control yang memiliki 4 transistor terbagi dalam 3 bagian utama yaitu bagian penguat depan, bagian pengatur nada (tone control) dan bagian penguat akhir. Pada bagian depan dapat di bangun menggunakan 2 transistor yang di susun dalam penguat 2 tingkat. Kemudian bagian pengatur nada di bangun menggunakan sistem pengatur nada baxandal yang dapat mengontrol nada rendah atau nada tinggi. Kemudian bagian akhir di gunakan penguat 2 tingkat yang di bangun menggunakan transistor. Rangkaian tone control baxandal merupakan rangkaian penguat dengan jaringan umpan balik (feedback) dan rangkaian filter aktif. Rangkaian baxandal hanya tergantung dari pengaturan potensiometer bass. Batas pengaturan maksimum potensiometer bass merupakan maksimum boost (penguatan maksimal bass) dan batas pengaturan minimum potensiometer bass merupakan maksimum cut (pelemahan maksimum). Pada saat frekuensi nada bass meningkat, maka akan memberikan efek pada resistor samapai kapasitor sehingga tidak lagi memberikan efek atau respon pada rangkaian. Sehingga frekuensi di atas tidak di pengaruhi oleh posisi potensiometer bass pada

maksimum boos dan cut atau di biarkan flat. Untuk nada treble, pada akhir frekuensi tinggi audio kapasitor bertindak seakan short circuit. Maka penguatan akan di atur oleh potensiometer treble.

d. Langkah Kerja Pratikum


1. Lengkapilah peralatan dan bahan pratikum yang akan digunakan, periksa terlebih dahulu peralatan dan pastikan komponen dalam keadaan baik dan bekerja. 2. Rakitlah rangkaian power amplifier dan tone control, sesuaikan dengan skema rangkaian seperti pada gambar dibawah, kemudian berikan tegangan dan hidupkan rangkaian sehingga output power amplifier menghasilkan bunyi saat input disentuh dengan tangan.

3. Atur pengaturan nada volume, bass, dan trable pada posisi tengah 4. Hubungkan AFG pada bagian input rangkaian amplifier serta hubungkan ke chanel 1 osiloskop dan output pada chanel 2 osiloskop 5. Atur input AFG pada posisi 1 KHz dengan amplitude sebesar 50mVp-p, berapa tengangan output yang dihasilkan dan tentukan juga beda fase= 0 Vo = 1,8 x 500mV = 900 mV = 0.9 Vp-p. 6. Atur volume hingga menghasilkan sinyal output yang dapat terbaca dan tidak cacat 3.4 Vp-p, berapa besar penguatan dari rangkaian yang anda gunakan Av = 20 log Vo/Vi

= 20 log 3400mV/50mV = 20 log 68 = 36 db. Bentuk signal

7. Ulangi langkah 6, aturlah posisi tone control dan ukur tegangan output (volume dan amplitude AFG tidak diubah). Isilah table pengamatan berikut ini:

a. Kondisi potensio tone control, bass= minimum, high= minimum Frekuensi input (Vo=100mVp-p) 100 Hz 250 Hz 500 Hz 750 Hz 1000 Hz 1500 Hz 2000 Hz 5000 Hz 10000 Hz 15000 Hz Besar tegangan output / Vo (signal pada speaker) 250 mV 850 mV 1.5V 1.8V 2V 1.9 V 1.8 V 1V 450 mV 244 mV keterangan

20000 Hz Kurva output signal

160 mV

Kurva Tegangan Output ( Volt )


1,8 1,5 1 0,45 2 1,9 1,8

0,85

0,25

0,244

0,16

b. Kondisi potensio tone control, bass= minimum, high= tengah Frekuensi input (Vo=100mVp-p) 100 Hz 250 Hz 500 Hz 750 Hz 1000 Hz 1500 Hz 2000 Hz 5000 Hz 10000 Hz 15000 Hz 20000 Hz Besar tegangan output / Vo (signal pada speaker) 240 mV 820 mV 1.7 V 2.4 V 3V 3.5 V 3.8 V 4V 3.4 V 2.8 V 2.3 V keterangan

Kurva output signal


Kurva Tegangan Output ( Volt )
3,5 3 2,4 1,7 0,82 0,24 3,8 4 3,4 2,8 2,3

c. Kondisi potensio tone control, bass= tengah , high= minimum Frekuensi input (Vo=100mVp-p) 100 Hz 250 Hz 500 Hz 750 Hz 1000 Hz 1500 Hz 2000 Hz 5000 Hz 10000 Hz 15000 Hz 20000 Hz 1.9 V 2.2 V 2.4 V 2.5 V 2.5 V 2.3 V 2V 1V 440 mV 260 mV 160 mv Besar tegangan output / Vo (signal pada speaker) keterangan

Kurva output signal


Kurva Tegangan Output ( Volt )
2,2 1,9 2,4 2,5 2,5 2,3 2

1 0,44

0,26

0,16

d. Kondisi potensio tone control, bass= tengah, high= tengah Frekuensi input (Vo=100mVp-p) 100 Hz 250 Hz 500 Hz 750 Hz 1000 Hz 1500 Hz 2000 Hz 5000 Hz 10000 Hz 15000 Hz 20000 Hz 1.8 V 2V 2.3 V 2.8 V 3.2 V 3.5 V 3.6 V 3.6 V 3V 2.6 V 2.1 V Besar tegangan output / Vo (signal pada speaker) keterangan

Kurva output signal


3,5 3,6 3,6 3 2,6 2,1

3,2 2,8 1,8 2 2,3

Kurva Tegangan Output ( Volt )

e. Kondisi potensio tone control, bass= minimum, high= maximum Frekuensi input (Vo=100mVp-p) 100 Hz 250 Hz 500 Hz 750 Hz 1000 Hz 1500 Hz 2000 Hz 5000 Hz 10000 Hz 15000 Hz 20000 Hz Besar tegangan output / Vo (signal pada speaker) 280 mV 920 mV 2V 3.2 V 4.3 V 6.2 V 8.2 V 11.2 V 11.6 V 11.4 V 10 V keterangan

Kurva output signal


Kurva Tegangan Output ( Volt )
11,2 8,2 6,2 3,2 0,28 0,92 2 4,3 11,6 11,4 10

f. Kondisi potensio tone control, bass= maximum, high= minimum Frekuensi input (Vo=100mVp-p) 100 Hz 250 Hz 500 Hz 750 Hz 1000 Hz 1500 Hz 2000 Hz 5000 Hz 10000 Hz 15000 Hz 20000 Hz 5.4 V 7v 4.7 V 4.4 V 3.7 V 2.8 V 2.4 V 1V 444 mV 256 mV 600 mV Besar tegangan output / Vo (signal pada speaker) keterangan

Kurva output signal

7 5,4 4,7 4,4

Kurva Tegangan Output ( Volt )

3,7 2,8 2,4 1

0,44

0,25

0,6

g. Kondisi potensio tone control, bass= tengah, high= maximum Frekuensi input (Vo=100mVp-p) 100 Hz 250 Hz 500 Hz 750 Hz 1000 Hz 1500 Hz 2000 Hz 5000 Hz 10000 Hz 15000 Hz 20000 Hz 2V 2V 2.2 V 3V 4V 5.8 V 7.4 V 11.4 V 11.6 V 11.2 V 10 V Bentuk sinyal Cacat Bentuk sinyal cacat Bentuk sinyal cacat Besar tegangan output / Vo (signal pada speaker) keterangan

Kurva output signal

Kurva Tegangan Output ( Volt )

11,4

11,6

11,2 10

7,4 5,8 4 2 2 2,2 3

h. Kondisi potensio tone control, bass= maximum, high= tengah Frekuensi input (Vo=100mVp-p) 100 Hz 250 Hz 500 Hz 750 Hz 1000 Hz 1500 Hz 2000 Hz 5000 Hz 10000 Hz 15000 Hz 20000 Hz Besar tegangan output / Vo (signal pada speaker) 960 mV 2.5 V 2.1 V 2.2 V 3.6 V 4V 4V 4V 3.5 V 2.8 V 2.4 V keterangan

Kurva output signal


4 3,6 4 4 3,5 2,8 2,1 2,2 2,4

2,5

Kurva Tegangan Output ( Volt )


0,96

i. Kondisi potensio tone control, bass= maximum, high= maximum Frekuensi input (Vo=100mVp-p) 100 Hz 250 Hz 500 Hz 750 Hz 1000 Hz 1500 Hz 2000 Hz 5000 Hz 10000 Hz 15000 Hz 20000 Hz 5V 6.5 V 5V 3.5 V 3V 4.3 V 5.9 V 11.2 V 11.2 V 11.1 V 10 V Bentuk sinyal cacat Bentuk sinyal cacat Bentuk sinyal cacat Besar tegangan output / Vo (signal pada speaker) keterangan

Kurva output signal


11,2 11,2 11,1 10

6,5 5 5 3,5 3 4,3

5,9

e. Pengayaan/ evaluasi 1. Apa yang terjadi pada saat posisi volume rangkain amplifier pada posisi maximum? Jawab: keluaran / output signal menjadi cacat atau kurang sempurna 2. Fungsi dari peralatan filter audio Equalizer adalah rangkaian yang mampu mengamplifikasi atau mengatenuasi rentang frekuensi tertentu dan membiarkan yang lain tetap utuh. Equalizer ada dalam sistem tata suara dalam dua bentuk : Equalizer grafik dan Equalizer parametrik. Konsul mixing (Audio Mixer) adalah pusat dari sistem tata suara dimana operator dapat menyampur, menyamakan dan menambah efek-efek pada sumber-sumber suara Compressor adalah sebuah alat yang termasuk dalam kategori gain based. Sewaktu kita menyetel parameter2 yang terdapat pada sebuah unit compressor, digunakan satuan dalam dB. Compressor berguna utk membuat signal lebih rata atau stabil. Tidak terlalu naik turun

f. Kesimpulan Dari hasil praktek diatas dapat disimpulkan pada saat volume bass pada posisi max mka akan terjadi LPF atau ( low pass filter) yang berfungsi sebagai perangkat untuk melewatkan frekuensi rendah dan menghentikan frekuensi tinggi, sehingga menghasilkan nada nada rendah,kemudian pada saat volume hight tune control pada posisi max maka akan terjadi kondisi HPF atau (high pass filter) yang berfungsi sebagai perangkat untuk melewatkan frekuensi tinggi dan menghentikan frekuensi rendah kemudian, sehingga keluaran output speaker akan menghasilkan nada tinggi dan BPF atau ( band pass filter)yang berfungsi secara variabel yakni bisa melewatkan frekuensi tinggi maupun rendah sesuai dengan kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai