PENDAHULUAN
4
Konjungtiva merupakan bagian mata yang mudah berhubungan dengan dunia luar. Peradangan konjungtiva atau konjungtivitis dapat diakibatkan oleh infksi bakteri seperti pada konjungtivitis gonokok, virus, klamidia, alergi toksik, dan molluscum contagiosum. 1 Penyakit ini bervariasi mulai dari hyperemia ringan dengan mata berair, sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental.2 Konjungtivitis vernalis yang juga dikenal sebagai catarrh musim semi dan Konjungtivitis musiman atau konjungtivitis musim kemarau, merupakan penyakit alergi bilateral yang jarang. Penyakit ini biasanya mulai pada tahun tahun prapubertas dan berlangsung selama ! 1" tahun. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada anak laki laki dibandingkan perempuan.2 #lergen spesifik sulit dilacak, tetapi biasanya pasien dengan konjungtivitis vernal menampilkan reaksi alergi lainnya, yang diketahui berhubungan dengan sensitifitas terhadap serbuk sari. Penyakit ini lebih jarang terjadi didaerah beriklim sedang dibanding hangat, dan hampir tidak ada didaerah dingin.2
PEMBAHASAN
5
Anatomi
Konjungtiva merupakan membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata $Konjungtiva palpebralis% dan permukaan anterior sklera $Konjungtiva &ulbaris%. Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi palpebra $suatu sambungan mukokutan% dan dengan epitel kornea di limbus.' Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke tarsus. (i tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior $pada forniks superior dan inferior% dan membungkus jaringan episklera menjadi konjungtiva bulbaris.' Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbitale di forniks dan melipat berkali kali $plica semilunaris%. )ipatan tersebut memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan sekretorik konjungtiva. Konjungtiva bulbaris melekat longgar pada kapsul tenon dan sklera diba*ahnya, kecuali di limbus, yang merupakan tempat penyatuan konjungtiva dan kapsul tenon sepanjang 'mm.'
Histologi
)apisan epitel konjungtiva terdiri atas dua hingga lima lapisan sel epitel silindris bertingkat, superfisial dan basal. -el sel epitel superfisial mengandung sel sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus. .ukus tersebut mendorong inti sel goblet ke tepi, dan diperlukan untuk disperse lapisan air mata prakornea secara merata. -el sel epitel basal ber*arna lebih pekat dibanding sel sel superfisial dan didekat limbus dapat mengandung pigmen.' -troma konjungtiva dibagi menjadi satu lapis adenoid $superfisial% dan satu lapis fibrosa $profundus%. )apisan adenoid mengandung jaringan limfoid dan dibeberapa tempat dapat mengandung struktur semacam folikel tanpa stratum germinativum. )apisan adenoid tersebut tidak berkembang sampai setelah bayi berumur 2 atau ' bulan. )apisan fibrosa tersusun dari jaringan penyambung dan melekat pada lempeng tarsus. )apisan fibrosa tersebut tersusun longgar pada bola mata.'
KONJUNGT ! T S
Konjungtivitis merupakan penyakit mata yang paling umum. +ejala penting pada konjungtivitis adalah sensasi benda asing, yaitu sensasi tergores atau terbakar, sensasi penuh disekeliling mata, gatal, dan fotofobia. -ensasi benda asing sering dihubungkan dengan edema dan hipertrofi papil yang biasanya menyertai hyperemia konjungtiva, dan rasa nyeri biasanya terjadi jika sudah mengenai kornea. Penyebab umumnya eksogen, tetapi bisa endogen.2 1anda tanda penting pada konjungtivitis adalah hiperemia, mata berair, eksudasi, pseudoptosis, hipertrofi papilar, kemosis, folikel, pseudomembran dan membrane, granuloma, dan adenopati pre aurikel.
KONJUNGT ! T S !E"NAL
8
Definisi
Konjungtivitis vernalis merupakan konjungtivitis yang terjadi akibat reaksi hipersensitivitas humoral segera $1ipe 3% yang rekuren dan mengenai kedua mata. Penyakit ini cenderung mengenai anak kecil dan de*asa muda.2
E#idemiologi
Konjungtivitis vernalis biasanya mulai pada tahun tahun prapubertas dan berlangsung selama ! 1" tahun. Penyakit ini lebih banyak menyerang anak laki laki dibandingkan perempuan, dan lebih banyak ditemukan didaerah beriklim hangat, seperti daerah afrika, dan timur tengah.2
Klasifi%asi
Konjungtivitis vernal memiliki tiga bentuk klinis yaitu palpebra, limbal, dan gabungan ! ,
10
Patofisiologi
Perubahan struktur konjungtuva pada penyakit konjungtivitis vernal sangat erat kaitannya dengan reaksi inflamasi yang didominasi oleh gabungan reaksi hipersensitivitas tipe 3 dan tipe 32. 8eaksi hipersensitivitas tipe 3 merupakan reaksi alergi tipe cepat yang dimediasi oleh 3g9. 8eaksi tersebut terjadi pada individu yang sudah terpapar antigen spesifik. Paparan berulang antigen menstimulasi aktivasi sel mast oleh 3g9, sehingga sel mast mengeluarkan mediator mediator inflamasinya. :al tersebut berbeda dengan reaksi hipersensitivitas tipe 32 yang disebut juga sebagai cell-mediated immunity yang dimediasi oleh sel limfosit 1, dan terjadi 4; jam setelah paparan terhadap antigen.! Konjungtivitis vernal merupakan reaksi alergi kronik yang umumnya dimediasi oleh sel limfosit 1h2, yang memiliki peranan pada terjadinya ekspresi berlebihan sel mast, eosinofil, neutrofil, Th2-derived cytokines, chemokins, molekul adhesi, growth factors, fibroblast, dan limfosit. 3) 4 dan 3) 1' juga berperan dalam terbentuknya papil dengan menginduksi produksi matriks ekstraselular dan proliferasi fibroblast konjungtiva.!
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Gam&aran Histo#atologis
1ahapan a*al yang terjadi pada konjungtivitis vernal adalah pembentukan neovaskularisasi dan pembentukan papil yang ditutup oleh satu lapis sel epitel dengan degenerasi mukoid dalam kripta diantara papil serta pseudomembran milky white. 0eovaskularisasi dan pembentukan papil diikuti dengan deposisi kolagen, hialuronidase, dan peningkatan vaskularisasi yang lebih mencolok, serta reduksi sel radang secara keseluruhan. 1erjadi infiltrasi limfosit, sel plasma, sel mast, eosinofil, dan basofil pada konjungtiva yang berperan dalam pembentukan papil fibrovaskular.4
Diagnosis
(iagnosa konjungtivitis vernal ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis, serta hasil pemeriksaan mata. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan berupa kerokan konjungtiva untuk mempelajari gambaran histopatologis. :asil pemeriksaan akan menunjukkan gambaran eosinofil yang cukup banyak dengan granula granula bebas eosinofilik, serta basofil dan granula basofilik bebas.4
Diagnosa Banding
>ntuk menentukan diagnosa konjungtivitis, perlu diketahui perbedaan klinis dari masing masing etiologi konjungtivitis secara umum2 ,
14
1abel 1 , 1anda konjungtivitis dan perbedaan jenis konjungtivitis umum $dari pustaka 0o.2%
Konjungtivitis vernal didiagnosa banding dengan konjungtivitis atopik, 1rakoma, superior limbic keratoconjunctivitis, Giant papillary conjunctivitis, dan keratokonus.? Kon'(ngti)itis Ato#i% 1anda dan gejalanya adalah sensasi terbakar, sekret mukoid, merah, dan fotofobia. 1epian palpebra eritematous, konjungtiva putih susu, terdapat papil halus $papil raksasa kurang nyata dibandingkan keratokonjungtivitis vernal% terutama di tarsal inferior.2
15
Keterangan , 2K@ , 2ernal KeratoconjunctivitisA #K@ , #topic Keratoconjunctivitis 1abel 2 , perbedaan keratokonjungtivitis vernal dan keratokontungtivitis atopik $dari pustaka 0o.?%
Kon'(ngti)itis )iral %roni% &erupa keratokonjungtivitis molluscum contagiosum. 1erlihat nodul moluskum yang dapat single atau multiple pada tepian atau kulit palpebra dan alis mata. )esi khas dengan bentuk bulat, berombak, putih mutiara, noninflamatorik, dengan bagian pusat yang menekuk kedalam. (apat menimbulkan konjungtivitis folikular kronik unilateral $terutama di tarsus superior%, keratitis superior, dan panus superior, juga terlihat adanya sekret mukoid.2,7 Tra%oma .erupakan penyakit kronik bilateral yang disebabkan oleh klamidia. Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung atau benda pencemar, umumnya dari anggota keluarga yang lain.2
$a%
$b%
+ambar 4 , jaringan parut konjungtiva $a% dan sumur :erbert $b% $diambil dari pustaka 0o.7%
17
Superior Limbic Keratoconjunctivitis >mumnya bilateral, terbatas pada tarsus superior dan limbus superior, dan berhubungan dengan fungsi abnormal kelenjar tiroid. Keluhan utama biasanya berupa iritasi dan hyperemia. Penyakit ini ditandai dengan hipertrofi papilar tarsus superior, kemerahan pada konjungtiva bulbaris superior, penebalan dan keratinisasi limbus superior, keratitis epithelial, filament cornea superior. -el epitel berkeratin mengambil Bat *arna &engal rose sehingga pada pulasan &engal rose menampilkan *arna kemerahan.2,7 Giant papillary conjunctivitis 1anda dan gejalanya mirip dengan konjungtivitis vernal, dan dapat dijumpai pada parien pengguna lensa kontak atau mata buatan dari pelastik.2
Kom#li%asi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Penatala%sanaan
Karena keratokonjungtivitis vernalis merupakan penyakit yang sembuh dengan sendirinya $self limiting disease%, perlu diingat bah*a medikasi yang dipakai untuk meredakan gejala dapat member perbaikan dalam *aktu singkat, tetapi dapat memberi kerugian jangka panjang.2 Tinda%an (m(m , .enghindari allergen , menghindari daerah berangin kencang, memindahkan pasien ke daerah beriklim dingin $climate therapy%, menggunakan kacamata berpenutup total, dll.2,1" .enghindari kegiatan menggosok mata.1" Kompres dingin , menurunkan vasodilatasi dan dapat memperbaikin gejala sementara.1"
Medi%asi To#i%al , Kortikosteroid , mungkin dibutuhkan pada fase akut. Ketika gejala sudah membaik, sebaiknya secara perlahan diberhentikan dan terapi diganti dengan antihistamin dan penstabil sel mast. Penggunaan jangka panjang steroid dapat menimbulkan efek sampaing katarak, glaucoma, dan peningkatan resiko terjadinya infeksi, oleh karnanya perlu pemeriksaan berkala.1" #ntihistamin , secara competitive mengikat reseptor histamine dan mengurangi rasa gatal dan vasodilatasi. )evocabastine :ydrocloride "."!C, #Belastine :ydrocloride "."!C, 9medastine difumarate "."! C merupakan beberapa jenis antihistamin yang sering dipakai untuk konjungtivitis alergi.11 Penstabil sel mast , bekerja dengan menghambat degradasi sel mast sehinggal menurunkan pengeluaran substansi inflamatorik. -odium cromolyn 4C, lodo5amide tromethamine ".1C, merupakan obat pilihan untuk terapi keratokonjungtivitis vernal.1" Dbat #ntiinflamasi 0onsteroid , &ekerja dengan menghambat aktivitas siklooksigenase, yang merupakan salah satu enBim yang berfungsi mengubah asam arachidonat menjadi prostaglandin. Ketorolac tromethamine ".!C merupakan pilihan.11
#ntibiotik broad spectrum topical dapat digunakan sebagai terapi profilaksis pada konjungtivitis yang menyertai kornea
.ucolitic agent , #setil sistein 1" 2"C dalam larutan saline dapat digunakan untuk menghilangkan sekresi mucus.1"
Medi%asi sistemi% , Kortikosteroid sistemik , prednisolone dan deksametasone misalnya dapat digunakan untuk keratokonjungtivitis vernal pada kasus yang parah.11 Ketika gejala membaik, sebaiknya penggunaan dihentikan dan dilanjutkan dengan pemberian vasokonstriktor, kompres dingin, dan penggunaan tetes mata yang memblok histamine.2 #ntihistamin sistemik , #cetyl salicylic acid ".! 1." gram E hari dapat dipertimbangkan penggunaannya bila gejala masih terasa setelah penggunaan antialergi topical yang cukup.
DA$TA" PUSTAKA