Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rinda Naviano NIM Prodi : 11301241012 : Pend.

Matematika

Budaya yang Mengandung Unsur Ethnomatematika

Dari budaya yang ada, unsur matematika apa yang terkandung di dalamnya. Ethnomatematika melatih kepekaan keperdulian untuk dapat menangkap atau mengungkap unsur matematika apa ynag melekat pada budaya kita masing-masing .Ethnomatematika tidak ada clue yang menyatakan education ,tetapi ethnomatematika sebetulnya adalah ranah pendidikan.Metode trangulasi (berbagai macam metode yang dapat dipakai) untuk menemukan atau mengungkapkan unsur matematika ynag terdapat pada budaya itu sendiri yaitu metode kualitatif dan metode diskriptif, survei, wawancara dan seterusnya. Metode eksperimen tidak termasuk dalam hal ini karena kita hanya akan mengungkap unsur matematika apa yang terdapat pada budaya. Jika kita memperhatikan tentang artefak ,artefak tersebut tidak tersedia banyak ,hanya sedikit jumlahnya.Jika kita menggembangkan penelitian kualitatif walaupun dengan sedikit data yag ditemukan akan menjadi sangat berarti. Setelah diolah dan diteliti akan menghasilkan data yang banyak, maka dalam pendidikan matematika terdapat longitudinal research (penelitian jangka panjang) dan penelitian tersebut boleh satu variabel atau satu anak mulai dari dia lahir sampai tua dan harus merujuk pada teori ethnomatematika yang sifatnya cultural atau hasil dari peradaban (budaya) misalnya kebiasaan,interaksi masyarakat, karya sastra tertulis, artefak seperti yang ada pada candi borobudur dan bisajuga dengan cara berfikir. Street Math (matematika jalanan) oleh Teresiano yang merupakan ahli atau pakar ethnomathematika berasal dari negara Brazil mengungkap tentang cara berfikir matematika jalanan pedagang asongan di kota San Paulo, ternyata dalam penelitiannya pedagang asongan tersebut memiliki kemampuan berhitung lebih cepat dibandingkan metode yang diajarkan di sekolah. Kita memiliki banyak sekali artefak dan kebudayaan jawa yang kita pahami untuk diidentifikasi unsur unsur matematika yang terkandung didalamnya. Pembelajaran matematika harus dikelola secara profesional, salah satu caranya adalah merubah paradigma.

Paradigma bukan hanya sekedar mengajar, memberi ilmu mulang melainkan guru adalah sebagai fasilitator agar siswa dapat belajar matematika. Anda tidak akan menjadi guru yang inovatif apabila paradigmanya tidak menuju bahwa mengajar adalah kegiatan research atau penelitian. Jadi mengajar seharusnya tidak ada ynag sama dalam tahun ke tahun karena mengajar adalah kegiatan research. Jika pengajaran berdasarkan research maka pendidikan apa saja akan berkembang dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai