Latar Belakang Cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu saat (waktu yang pendek) dan pada tempat tertentu. Sedangkan iklim adalah sintesis atau kesimpulan dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat atau pada suatu wilayah. Karakteristik iklim pada permukaan bumi akan berbeda dari tempat ke tempat. Tiap tanaman membutuhkan keadaan cuaca dan iklim tertentu untuk dapat tumbuh berkembang dengan baik sehingga didapatkan hasil yang setinggi-tingginya. Iklim merupakan faktor yang dinamis berpengaruh dalam proses kehidupan. Cuaca dan iklim mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam pertanian. Sebab dalam proses pembentukkan hasil pertanian sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan disekitar tanaman tumbuh. Cuaca dan iklim tidak hanya berpengaruh terhadap kegiatan manusia dalam usaha pertanian, tetapi juga dalam hal tempat tinggal, makanan dan kebudayaan serta dalam aspek kehidupan yang lain. Intensitas cahaya matahari yang diperoleh oleh tanaman akan mempengaruhi proses pertumbuhan serta perkembangan tanaman tersebut. Hal tersebut berkait dengan penggunaan cahaya matahari bagi tanaman, dimana cahaya matahari menjadi salah satu faktor dalam proses fotosintesis. Sehingga pengetahuan seberapa besar kebutuhan tanaman haruslah diketahui terlebih dahulu sebelum bertanam. Hal ini berkait dengan keadaan lingkungan dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Kesesuaian diantaranya mutlak diperlukan untuk menghasilkan produk pertanian terbaik. Reflektor merupakan alat untuk memaksimalkan cahaya matahari yang ditangkap daun. Manfaat reflektor sebenarnya mirip dengan kegunaan mulsa perak, karena kebanyakan stomata pada tanaman yang di darat berada di permukaan bawah daun. Jadi reflektor yang dipasang itu tidak lebih
101
102
tinggi dari tanamannya. Lalu reflektor juga dipasang dengan kemiringan yang disesuaikan dengan arah datangnya matahari. Biar pemantulan cahaya ke daun lebih optimal. 2. Tujuan Praktikum Acara reflektor ini dilaksanakan dengan tujuan agar mahasiswa
mengetahui cara meningkatkan pemanfaatan cahaya matahari dengan menggunakan reflektor. 3. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum Agroklimatologi acara Reflektor ini dilaksanakan selama satu bulan pada tanggal 22 Oktober 2012 sampai dengan tanggal 18 November 2012 bertempat di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B. Tinjauan Pustaka Matahari merupakan pengatur iklim yang sangat penting dan sebagai sumber energy utama di bumi yang menggerakkan udara dan arus laut. Energy matahari dipancarkan kesegala arah dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Penyinaran matahari sangat tergantung dari kondisi keawanan. Jika di udara banyak terdapat awan khususnya awan-awan yang mendatangkan hujan maka keberadaan awan akan menghalangi pancaran sinar matahari yang sampai kebumi. Tetapi sebaliknya jika di udara tidak ada awan, langit tampak biru bersih dan pancaran energy matahari yang kuat (Firman, 2009). Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup misalnya pada manusia dan hewan. Juga akan berpengaruh pada metabolisme yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, misalnya pada tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempatan yang lebih besar bagi tumbuha tersebut untuk memanfaatkanya melalui proses fotosintesis. Pergeseran garis edar matahari menyebabkan peruban panjang hari (lama penyinaran) yang diterima pada lokasi-lokasi di permukaan bumi. Perubahan panjang hari tidak begitu besar pada daerah tropis yang dekat dengan garis
103
ekuator. Semakin jauh letak tempat dari garis ekuator maka fluktuasi lama penyinaran akan semakin besar (Lakitan, 2004). Penyinaran matahari sampai kepermukaan bumi tidak hanya dipengaruhi oleh keawanan, tetapi sudut yang dibentuk oleh matahari dan bumi khususnya besarnya energy matahari yang diterima matahari. Sudut yang dibentuk antara bumi dan matahari disebabkan adanya rotasi bumi. Penangkisan dan penyerapan radiasi bias terjadi di segala lapisan atmosfer, yang paling sering lapisan bawah dimana massa atmosfer lebih terkonsentrasi. Radiasi yang tidak tertangkis maupun terserap oleh atmosfer sampai kepermukaan bumi. Karena bumi sangat padat maka reaksi ini buka ditangkis melainkan dikembalikan satu arah ke atmosfer (proses ini biasa disebut refleksi walaupun sebenarnya sama aja dengan tangkisan). Es dan salju merefleksikan hamper kebanyakan dari radiasi solar yang sampai kepermukaan bumi. Sedangkan laut merefleksikan sangat sedikit. Radiasi yang sampai kepermukaan bumi yang tidak direfleksi akan diserap oleh bumi. Di lautan penyerapan ini sampai pada puluhan meter dari permukaan laut, sedangkan di daratanhanya pada level yang lebih tipis (Karmini, 2008). Intensitas cahaya merupakan pancaran energi yang berasal dari proses termonuklir yang terjadi di matahari, atau dapat dikatakan sumber utama untuk proses-proses fisika atmosfer yang menentukan keadaan cuaca dan iklim di atmosfe rbumi. Radiasi surya memegang peranan penting dari berbagai sumber energy lain yang dimanfaat oleh manusia. Cahaya bias dikatakan sebagai suatu bagian yang mutlak dari kehidupan manusia.Untuk mendukung teknik pencahayaan buatan yang benar, tentu saja perlu diketahui seberapa besar intensitas cahaya yang dibutuhkan pada suatu tempat. Maka untuk mengetahui seberapa besar intensitas cahaya tersebut dibutuhkan suatu alat ukur cahaya yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya cahaya dalam satuan lux. Ada beberapa radiasi solar yang terpening :radiasi elekromagnetik (yang berhubungan dengan listrik dan magnet) (Hoesin, 2004). Radiasi surya terdiri dari spectra ultraviolet (panjang gelombang kurang dari 0.38 mikron) yang berpengaruh merusak karena daya bakarnya sangat
104
tinggi, spectra photosynthetically Active Radiation (PAR) yang berperan membangkitan proses fotosintesis dan spectra inframerah (lebih dari 0.74 mikron) yang merupakan pengatur suhu udara. Spectra radiasi PAR dapat dirinci lebih lanjut menjadi pita-pita spectrum yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Ternyata spectrum biru memberikan sumbangan yang paling potensial dalam fotosintesis (Kartasapoetra, 2004). Umumnya di nusantara sinar matahari terdapat dalam jumlah yang cukup. Penyinaran yang terlalu kuat dapat merangsang proses pembungaan dan buahnya terlalu lebat dan karenanya hanya dapat memberi hasil yang baik untuk beberapa tahun saja. Terlalu banyak matahari juga dapat mengakibatkan terlalu cepat merosotnya keadaan tanah. Penghancuran humus di daerah-daerah tropis yang lebih rendah juga sudah berjalan dengan sangat cepat. Maka pada dasarnya semua hal yang ada di alam ini harus dipergunakan secara bijak tidak perlu dieksploitasi sedemikian rupa (Vink, 1984). C. Alat, Bahan dan Cara Kerja 1. Alat dan Bahan a. Tanaman kelengkeng (Euphoria longana (Lour.) Steud.) b. Plastik sebagai reflektor 2. Cara Kerja a. Empat baris tanaman dengan jarak baris 50 cm, diantara barisan dipasang 2 buah reflektor b. Empat baris tanaman degan jarak baris 50 cm, tanpa reflektor c. Amati setiap hari besarnya intensitas cahaya matahari diantara barisan tanaman, pada kedua perlakuan d. Amati tinggi tanaman seminggu sekali, samapi 4 kali pengamatan e. Bandingkan kedua perlakuan
105
Sumber: Laporan Sementara Tabel 8.2 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kelengkeng
Tanaman R1 R2 R3 R4 TR5 TR6 TR7 TR8 Minggu ke 1 40 52,4 45,8 46,2 48,9 38,7 36,4 38,9 Tinggi Tanaman (cm) Minggu ke 2 Minggu ke 3 42 44,5 55 55,6 48 49 48 50,3 49,5 51,2 39,5 40,6 37 38,7 40,5 41 Minggu ke 4 46 56,2 50,1 52 51,9 41,5 39,6 42,1
Sumber: Laporan Sementara Keterangan R1 R2 : Tanaman dengan reflektor 1/Tanaman 1 : Tanaman dengan reflektor 2/ Tanaman 2
106
R3 R4
TR5 : Tanaman tanpa reflektor 5/ Tanaman 5 TR6 : Tanaman tanpa reflektor 6/ Tanaman 6 TR7 : Tanaman tanpa reflektor 7/ Tanaman 7 TR 8 : Tanaman tanpa reflektor 8/ Tanaman 8 E. Pembahasan Reflektor merupakan alat untuk memaksimalkan cahaya matahari yang ditangkap daun. Manfaat reflektor sebenarnya mirip dengan kegunaan mulsa perak, karena kebanyakan stomata pada tanaman yang di darat berada di permukaan bawah daun. Jadi reflektor yang dipasang itu tidak lebih tinggi dari tanamannya. Lalu reflektor juga dipasang dengan kemiringan yang disesuaikan dengan arah datangnya matahari. Biar pemantulan cahaya ke daun lebih optimal. Dari data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa tanaman akan mengalami peningkatan laju pertumbuhan jika mempunyai intensitas cahaya yang diperoleh cukup, tidak berlebih ataupun kurang guna untuk
memaksimalkan fotosintesis. Dalam hal ini kemiringan reflektor yang tepat pada dibawah daun menjadi salah satu faktor, (biasanya yang bagus pada sudut 30) untuk memaksimalkan fotosintesis pada tumbuhan tersebut. Untuk mengetahui perbedaan tinggi kita dapat mengetahuinya dari tingkat pertumbuhan tanaman sampai minggu keempat agar dapat mengambil kesimpulan yang tepat. Perlakuan tanaman ditempat yang teduh ataupun yang terang dapat mengurangi ataupun melebihkan intensitas cahaya matahari, sehingga kurang memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Dari data diatas menyebutkan bahwa tanaman dengan reflektor dengan sudut 30 dapat memaksimalkan
pertumbuhan tanaman daripada tunaman tanpa reflektor ataupun dengan reflector dengan kemiringan selain 30.
107
F. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan praktikum Agroklimatologi acara reflektor dapat disimpulkan bahwa: a. Pengaruh kerja reflektor yang utama tergantung pada intesitas dan kemiringan reflektor. b. Kemampuan tanaman menyerap sinar matahari menjadi salah satu faktor yang penting dalam pertumbuhan tanaman. c. Laju pertumbuhan tanaman yang menggunakan reflektor lebih cepat dibandingkann dengan yang tidak terdapat reflektor. d. Intensitas cahaya yang optimal dapat meningkatkan laju fotosintesis. 2. Saran Sebaiknya persiapan praktikum dilaksanakan dengan baik. Sebelum praktikum dilaksanakan sebaiknya ada penjelasan lebih lanjut tentang tujuan serta tata cara praktikum yang akan dilakukan agar praktikan lebih paham dengan apa yang akan mereka lakukan.