Anda di halaman 1dari 2

Keban, T Yeremias. Etika Pelayanan Publik: Pergeseran Paradigma, Dilema dan Implikasinya bagi Pelayanan Publik di Indonesia.

Majalah Perencanaan Pembangunan Edisi 24 Th 2001.

Pentingnya Etika dalam Pelayanan Publik


Saran klasik di tahun 1 00 sam!ai 1 2 untuk memisahkan administrasi dari !"litik #dik"t"mi$ menunjukkan bah%a administrat"r sungguh&sungguh netral, bebas dari !engaruh !"litik ketika memberikan !ela'anan !ublik. (kan teta!i kritik bermunculan menentang ajaran dik"t"mi administrasi ) !"litik !ada tahun 1 *0&an, sehingga !erhatian mulai ditujukan ke!ada keterlibatan !ara administrat"r dalam ke!utusan&ke!utusan !ublik atau kebijakan !ublik. Sejak saat ini mata !ublik mulai memberikan !erhatian khusus terhada! +!ermainan etika, 'ang dilakukan "leh !ara bir"krat !emerintahan. Penilaian keberhasilan se"rang administrat"r atau a!arat !emerintah tidak semata didasarkan !ada !enca!aian kriteria e-isiensi, ek"n"mi, dan !rinsi!&!rinsi! administrasi lainn'a, teta!i juga kriteria m"ralitas, khususn'a terhada! k"ntribusin'a terhada! public interest atau ke!entingan umum #lihat .enr', 1 /0 400$. (lasan mendasar menga!a !ela'anan !ublik harus diberikan adalah adan'a public interest atau ke!entingan !ublik 'ang harus di!enuhi "leh !emerintah karena !emerintahlah 'ang memiliki +tanggung ja%ab, atau responsibility. 1alam memberikan !ela'anan ini !emerintah dihara!kan secara !r"-esi"nal melaksanakann'a, dan harus mengambil ke!utusan !"litik secara te!at mengenai sia!a menda!at a!a, bera!a ban'ak, di mana, ka!an, dan sebagain'a. Padahal, ken'ataan menunjukkan bah%a !emerintah tidak memiliki tuntunan atau !egangan k"de etik atau m"ral secara memadai. (sumsi bah%a semua a!arat !emerintah adalah !ihak 'ang telah teruji !asti selalu membela ke!entingan !ublik atau mas'arakatn'a, tidak selaman'a benar. 2an'ak kasus membuktikan bah%a ke!entingan !ribadi, keluarga, kel"m!"k, !artai dan bahkan struktur 'ang lebih tinggi justru mendikte !erilaku se"rang bir"krat atau a!arat !emerintahan. 2ir"krat dalam hal ini tidak memiliki +inde!endensi, dalam bertindak etis, atau dengan kata lain, tidak ada +"t"n"mi dalam beretika,. (lasan lain lebih berkenaan dengan lingkungan di dalam bir"krasi 'ang memberikan !ela'anan itu sendiri. 1esakan untuk memberi !erhatian ke!ada as!ek kemanusiaan dalam "rganisasi #organizational humanism$ telah disam!aikan "leh 1enhardt. 1alam literatur tentang aliran human relations dan human resources, telah dianjurkan agar manajer harus bersika! etis, 'aitu mem!erlakukan manusia atau angg"ta "rganisasi secara manusia%i. (lasann'a adalah bah%a !erhatian terhada! manusia # concern for people $ dan !engembangann'a sangat rele3an dengan u!a'a !eningkatan !r"dukti3itas, ke!uasan dan !engembangan kelembagaan. (lasan berikut berkenaan dengan karakteristik mas'arakat !ublik 'ang terkadang begitu 3ariati- sehingga membutuhkan !erlakuan khusus. Mem!ekerjakan !ega%ai negeri dengan menggunakan !rinsi! +kesesuaian antara "rang dengan !ekerjaann'a, meru!akan !rinsi! 'ang !erlu di!ertan'akan secara etis, karena !rinsi! itu akan menghasilkan ketidakadilan, di mana cal"n 'ang di!ekerjakan han'a berasal dari daerah tertentu 'ang relati- lebih maju. Kebijakan affirmative action dalam hal ini meru!akan ter"b"san 'ang bernada etika karena akan memberi ruang 'ang lebih luas bagi kaum min"ritas, miskin, tidak berda'a, dan sebagain'a, untuk menjadi !ega%ai atau menduduki !"sisi tertentu. 4ni meru!akan suatu !ilihan m"ral # moral choice$ 'ang diambil "leh se"rang bir"krat !emerintah berdasarkan !rinsi! justice )as ) fairness sesuai !enda!at 5"hn 6a%ls 'aitu bah%a distribusi keka'aan, "t"ritas, dan

Keban, T Yeremias. Etika Pelayanan Publik: Pergeseran Paradigma, Dilema dan Implikasinya bagi Pelayanan Publik di Indonesia. Majalah Perencanaan Pembangunan Edisi 24 Th 2001.

kesem!atan s"sial akan terasa adil bila hasiln'a memberikan k"m!ensasi keuntungan ke!ada setia! "rang, dan khususn'a terhada! angg"ta mas'arakat 'ang !aling tidak beruntung. Kebijakan mengutamakan +!utera daerah, meru!akan salah satu c"nt"h 'ang !"!uler saat ini. (lasan !enting lainn'a adalah !eluang untuk melakukan tindakan 'ang bertentangan dengan etika 'ang berlaku dalam !emberian !ela'anan !ublik sangat besar. Pela'anan !ublik tidak sesederhana sebagaimana diba'angkan, atau dengan kata lain begitu k"m!leksitas si-atn'a baik berkenaan dengan nilai !emberian !ela'anan itu sendiri mau!un mengenai cara terbaik !emberian !ela'anan !ublik itu sendiri. K"m!leksitas dan ketiakmenentuan ini mend"r"ng !emberi !ela'anan !ublik mengambil langkah&langkah !r"-esi"nal 'ang didasarkan ke!ada +keleluasaan bertindak, #discretion$. 1an keleluasaan inilah 'ang sering menjerumuskan !emberi !ela'anan !ublik atau a!arat !emerintah untuk bertindak tidak sesuai dengan k"de etik atau tuntunan !erilaku 'ang ada. 1alam !emberian !ela'anan !ublik khususn'a di 4nd"nesia, !elanggaran m"ral dan etika da!at diamati mulai dari !r"ses kebijakan !ublik #!engusulan !r"gram, !r"'ek, dan kegiatan 'ang tidak didasarkan atas ken'ataan$, desain "rganisasi !ela'anan !ublik #!engaturan struktur, -"rmalisasi, dis!ersi "t"ritas$ 'ang sangat bias terhada! ke!entingan tertentu, !r"ses manajemen !ela'anan !ublik 'ang !enuh reka'asa dan kamu-lase #mulai dari !erencanaan teknis, !engel"laan keuangan, S1M, in-"rmasi, dsb.$, 'ang semuan'a itu nam!ak dari si-at&si-at tidak trans!aran, tidak res!"nsi-, tidak akuntabel, tidak adil. 1an tidak da!at disangkal, semua !elanggaran m"ral dan etika ini telah diungka!kan sebagai salah satu !en'ebab melemahn'a !emerintahan kita. (lasan utama 'ang menimbulkan tragedi tersebut sangat k"m!leks, mulai dari kelemahan aturan hukum dan !erundang& undangan kita, sika! mental manusia, nilai&nilai s"sial buda'a 'ang kurang mendukung, sejarah dan latar belakang kenegaraan, gl"balisasi 'ang tak terkendali, sistem !emerintahan, kede%asaan dalam ber!"litik, dsb. 2agi 4nd"nesia, !embenahan m"ralitas 'ang terjadi selama ini masih sebatas lip service tidak men'entuh sungguh&sungguh substansi !embenahan m"ral itu sendiri. Karena itu !embenahan m"ral meru!akan +beban besar, di masa mendatang dan a!abila tidak di!erhatikan secara serius maka !r"ses +!embusukan, terus terjadi dan da!at berdam!ak !ada disintegrasi bangsa.

Anda mungkin juga menyukai