Anda di halaman 1dari 31

Anatomi Gigi

A. A. Struktur Jaringan Gigi

Gigi terdiri dari beberapa jaringan pembentuk. Secara garis besar, jaringan pembentuk gigi ada 3, yaitu email, dentin, dan pulpa. I. Email

Email adalah lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. Email berasal dari epitel (ektodermal yang merupakan bahan terkeras pada tubuh manusia dan paling banyak mengandung kalsium. Secara kimia, email merupakan !ristal yang terkalsi"ikasi dengan persentase bahan anorganik #$%## &, terutama sebagai kalsium "os"at, dalam bentuk !ristal apatit, dan bahan matriks organic ' &, dan sisanya adalah air. (atriks organic email tidak terdiri atas serabut%serabut kolageb tetapi terdiri atas sekurang%kurangnya ) golongan protein heterogen yang disebut amelogenin dan enamelin. Enamelin terdiri atas asam aspartat, serin, glisin, prolin, dan asam glutamate. *idroksi apatit merupakan unsure mineral yang paling banyak. Email merupakan jaringan semitranslusen, sehingga +arna gigi bergantung kepada +arna dentin di ba+ah email, ketebaan email, dan banyaknya stain pada email. !etebalan email tidak sama, paling tebal di daerah oklusal atau insisal dan makin menipis mendekati pertautannya dengan sementum. ,nit structural email adalah prisma (batang email, dengan substansi interprismatik di antara prisma%prisma tersebut. Setiap batang terbentang pada keseluruhan tebal lapisan email. Setiap prisma letaknya tegak lurus terhadap permukaan dentin, dari batas email%dentin ke permukaan gigi. -etapi di bagian tengah tersusun dalam bentuk sedikit spiral. -iap prisma dibentuk oleh satu ameloblas dan pada potongan melintang tampak seperti sisik serta dasar prisma%prisma email tersebut berbentuk heksagonal. (atriks email dihasilkan oleh sel%sel yang disebut ameloblas. Selsilindris tinggi ini mempunyai banyak mitokondria di ba+ah inti reticulum endoplasma kasar dan kompleks golgi yang berkembang baik. Setiap ameloblas memiliki juluran apical, dikenal sebagai prosesus -omes. (engandung banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein yang menyusun matriks email. Adapun si"at "isik email, sebagai berikut . '. /arna putih keabu%abuan transparan ). !ekuatan tarikan kurang lebih '00 kg1cm) 3. !ekuatan kompressinya )'00 2 3$00 kg1cm) 3. 4ersi"at getas $. !etebalan pada cusp kurang lebih ),$ mm Si"at termal email . '. (eneruskan panas dengan konduksi ). -idak menghantarkan listrik tetapi mentransmisi listrik 5ermeabilitas email . '. 4ersi"at permiabel terhadap sejumlah material baik in6i6o1 in6itro ). 7apat dipenetrasi oleh molekul yang cukup besar pada suhu kamar1 suhu tubuh. II. 7entin

7entin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi. 7i daerah mahkota ditutupi oleh email, sedangkan di daerah akar ditutupi oleh sementum. Secara internal, dentin membentuk dinding rongga pulpa. 7entin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan yang telah mengalami kalsi"ikasi sama seperti tulang, tetapi si"atnya lebih keras karena kadar garam kalsiumnya lebih besar (80& dalam bentuk hidroksi apatit. 9at antar sel organic ()0& terutama terdiri atas serat%serat kolagen dan glikosaminoglikans, yang disintesis oleh sel yang disebut odontoblas. :dontoblas membentuk selapis sel%sel yang terletak di pinggir pulpa menghadap permukaan dalam dentin. :dontoblas berasal dari mesenkim, berbentuk silindris dan inti di bagian basal. Sitoplasmanya baso"ilik dengan banyak ;E bergranula, dan seluruh aparat golgi yang letaknya supra nuclear. Sel pada puncaknya yang menghadap dentin membentuk tonjolan sitoplasma panjang dan halus yang disebut serat dentin dari -omes. Serat%serat ini menembus seluruh tebal dentin dan terletak dalam saluran%saluran kecil pada dentin dan disebut sebagai tubulus dentin. 7entin yang berada tepat di sekitar tiap tubulus si"atnya lebih re"ringen dan disebut sebagai selubung <eumann. 7entin muda yang baru terbentuk disebut sebagai predentin. =apisan ini pada dasarnya tidak mengandung mineral dan +arnanya berbeda dari dentin. 5redentin terdiri atas substansi dasar dan serat%serat kolagen dibentuk oleh odontoblas. 7i dalam dentin terdapat daerah%daerah kecil, disebut ruang interglobular, yang hanya sebagian atau sama sekali tidak mengalami pengapuran. 5embentukan dentin bersi"at siklis dan tidak teratur, dan pada gigi yang telah lengkap pertumbuhannya terdapat garis pertumbuhan incremental dari :+en, yang tampak sebagai lingkaran pertumbuhan pada potongan melintang. 7entin peka terhadap rasa raba, panas, dingin, dan konsentrasi ion hydrogen. 7iperkirakan bah+a rangsangan itu diterima oleh serat dentin dan diteruskan olehnya ke serat sara" di dalam pulpa. :dontoblas bertahan selama hidup dan bila dirangsang secara berlebihan atau oleh adanya penyakit periodontal, sel odontoblas ini dapat meletakkan dentin baru, disebut sebagai dentin >reparati"?. 4ila odontoblas dirusak, dentin tetap ada untuk +aktu lama, tidak seperti tulang. Adapun si"at "isik dari dentin, ialah . '. !eras, +arna putih kekuningan ). -ahanan tarik )$0 kg1cm) 3. Elastisitas cukup tinggi 5ermeabilitas dentin . '. -ubuli dentin merupakan saluran utama untuk berdi"usinya cairan melalui dentin ). Sebanding dengan diameter dan jumlah tubuli 3. -inggi pada pulpa 3. =ebih rendah pada dentin akar daripada dentin mahkota dan bagian luar sangat tidak permeable $. 5ada in"eksi gigi reaksi radang berkembang di dalam pulpa jauh sebelum terkena in"eksi @. Sklerorik dentin mengurangi permeabilitas karena menyubat tubuli A. 5engeboran dentin pada pada preparasi ka6itas menghasilkan debris mikro kristalin yang menutupi tubuli dentin yang disebut smear layer dan ber"ungsi mencegah kuman menembus dentin. III. 5ulpa 5ulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah%tengah gigi. Jaringan ini adalah jaringan pembentuk, penyokong, dan merupakan bagian integral dari dentin yang mengelilinginya. ,kuran serta bentuk pulpa ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan giginya, yang terkait dengan umur pasien. -ahap perkembangan gigi juga berpengaruh pada macam terapi pulpa yang diperlukan jika misalnya pulpa terkena cedera. ,mumnya, garis luar jaringan pulpa mengikuti garis luar bentuk gigi. 4entuk garis luar ruang pulpa mengikuti bentuk mahkota gigi dan bentuk garis luar saluran pulpa mengikuti bentuk akar gigi. 5ulpa gigi dalam rngga pulpa berasal dari jaringan mesenkim dan mempunyai berbagai "ungsi, yaitu sebagai pembentuk, sebagai penahan, mengandung Bat%Bat makanan, mengandung sel%sel sara"1sensori. 5ulpa terdiri dari beberapa bagian, yaitu . '. ;uang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah korona gigi dan selelu tunggal. Sepanjang kehidupan pulpa gigi mempunyai kemampuan untuk mengendapkan dentin sekunder, pengendapan ini mengurangi ukuran dari rongga pulpa. ). -anduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa. 3. Saluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian akar gigi. 5ada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar sesuai dengan jumlah akar, tetapi sebuah akar mungkin mempunyai lebih dari sebuah saluran. 3. Coramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks akar berupa suatu lubang kecil. $. Supplementary canal. 4eberapa kar gigi mungkin mempunyai lebih dari satu "oramen, dalam hal ini, saluran tersebut mempunyai ) atau lebih cabang dekat apikalnya yang disebut multiple "oramina 1 supplementary canal. @. :ri"ice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa dihhubngkan dengan ruang pulpa. Adakalanya ditemukan suatu akar mempunyai lebih dari satu saluranpulpa, misalnya akar mesio%bukal dari (' atas dan akar mesial dari (' ba+ah mempunyai ) saluran pulpa yang berakhir pada sebuah "oramen apikal. 7i dalam pulpa terdapat berbagai jenis sel, yaitu .

'. :dontoblas, yaitu sel pulpa yang paling khas. Sel ini membentuk lapisan tunggal di peri"ernya dan mensintesis matriks yang kemudian termineralisasi dan menjadi dentin. :dontoblas adalah sel akhir yakni tidak mengalami lagi pembelahan sel. :dontoblas terdiri atas dua komponen structural dan "ungsional utama yakni badan sel dan prosesus sel. ). 5reodontoblas. :dontoblas baru dapat tumbuh setelah odontoblas yang lama hilang akibat cedera. <amun tumbuhnya odontoblas baru hanya bisa terjadi jika pada Bona kaya akan sel telah ada preodontoblas. 5reodontoblas adalah sel yang telah terdi"erensiasi sebagian sepanjang garis odontoblas. 5reodontoblas ini akan bermigrasi ke tempat terjadinya cedera dan melanjutkan di"erensiasinya pada tempat tersebut. 3. Cibroblast, adalah tipe sel yang paling umum terlihat dalam jumlah paling besar di pulpa mahkota. Sel ini menghasilkan dan mempertahankan kolagen serta Bat dasar pulpa dan mengubah struktur pulpa jika ada penyakit. Akan tetapi, tidak seperti odontoblas, sel ini mengalami kematian apoptosis dan diganti jika perlu oleh maturasi dari sel yang kurang terdi"erensiasi. 3. Sel cadangan. Sel ini merupakan sumber bagi sel jaringan ikat pulpa. Sel precursor ini ditemukan di Bona kaya akan sel dan inti pulpa serta dekat sekali dengan pembuluh darah. -ampaknya, sel%sel ini merupakan sel yang pertama kali membelah ketika terjadi cedera. $. Sel%sel sistem imun. (akro"ag, lim"osit -, dan sel dendritik juga merupakan penghuni seluler yang normal dari pulpa. Sel dendritik dan prosesusnya ditemukan di seluruh lapisan odontoblas dan memiliki hubungan yang dekat dengan elemen 6askuler dan elemen sara". Sel%sel ini merupakan bagian dari sistem respons a+al dan pemantau dari pulpa. Sel ini akan menangkap dan memaparkan antigen terhadap sel - residen dan makro"ag. Jaringan pulpa memiliki lima "ungsi yakni bersi"at "ormati" dan bersi"at suporti". Adapun "ungsi pulpa, yaitu . '. Indukti". Jaringan pulpa berpartisipasi dalam memulai dan perkembangan dentin, yang bila terbentuk, akan mengarah pada pembentukan email. !ejadian%kejadian ini merupakan kejadian yang saling bergantung dalam arti bah+a epitel email akan menginduksi di"erensiasi odontoblas, dan odontoblas serta dentin menginduksi pembentukan email. Interaksi epitel%mesenkim seperti itu adalah esensi dari pembentukan gigi. ). Cormati". :dontoblas membentuk dentin. Sel yang sangat special ini berpartisipasi dalam pembentukan dentin dalam tiga cara . a. (elalui sintesis dan sekresi matriks anorganik. b. (elalui pengangkutan komponen anorganik ke matriks yang baru terbentuk di saat%saat a+alnya. c. (elalui penciptaan lingkungan yang memungkinkan mineralisasi matriks. 3. <utriti". Jaringan pulpa memasak nutrient yang sangat penting bagi pembentukan dentin (misalnya dentin pretubuler dan hidrasi melalui tubulus dentin. 3. 7e"ensi". Jaringan pulpa juga memiliki kemampuan memroses dan mengindenti"ikasi Bat asing serta menimbulkan respons imun terhadap keberadaan Bat asing itu. hal ini adalah cirri khas respons pulpa terhadap karies dentin. $. Sensati". Jaringan pulpa mentransmisikan sensasi sara" yang berjalan melalui email atau dentin ke pusat sara" yang lebih tinggi. Sensasi pulpa yang berjalan melalui dentin dan email biasanya cepat, tajam, parah, dan ditransmisikan oleh serabut bermielin. Sensasi yang dialami dia+ali di dalam inti pulpa dan ditransmisikan oleh serabut D yang lebih kecil, biasanya lambat, lebih tumpul, dan lebih menyebar (di"us . 4. I. Jaringan 5endukung Gigi Sementum

Sementum bagian dari jaringan gigi dan termasuk juga bagian dari jaringan periodontium karena menghubungkan gig dengan tulang rahang dengan jaringan yang terdapat di selaput periodontal. 4ila ada rangsangan yang kuat pada gigi maka akan terjadi resorpsi1penyerapan sel%sel sementum pada sisi yang terkena rangsangan dan pada sisi lainnya akan terbentuk jaringan sementum baru. 5embentukan sementum yang baru kearah luar. Jaringan sementum tidak mengadakan resorpsi atau pembentukan kembali tetapi mengalami aposisi% makin tua umur makin tebal lapisan semen. Adapun macam%macam sementum ialah . '. Semen primer ialah semen yang terdapat pada +aktu erupsi gigi. ). Semen "isiologis ialah lapisan semen yang terbentuk karena meningkatnya usia. 3. Semen patologis ialah semen yang terbentuk karena iritasi obat%obatan pada pera+atan endodontia, karena penyakit dan sebagainya, misalnya hipersementosis. II. Gingi6a

Gingi6a adalah bagian mukosa mulut yg mengelilingi gigi dan menutupi ridge al6eolar. Secara anatomi, gingi6a dibagi atas tiga daerah . '. (arginal gingi6a (unattached gingi6a , merupakan bagian gingi6a yang mengelilingi gigi seperti kerah baju dan tidak melekat langsung pada gigi, biasa juga disebut juga dengan "ree gingi6a ). Attached gingi6a merupakan lanjutan dari marginal gingi6al dan disebut juga mukosa "ungsional. 3. Interdental gingi6al, merupakan bagian gingi6al yang mengisi ruang interproksimal antara dua gigi yang bersebelahan.

III.

=igamentum 5eriodontal

=igamnetum periodontal merupakan struktur jaringan konekti" yang mengelilingi akar gigi dan mengikatnya ke tulang. =igamen periodontal merupakan lanjutan jaringan gingi6a yang berhubungan dengan ruang sumsum tulang melalui saluran 6askuler. Adapun "ungsi ligamnetum periodontal adalah . '. (emelihata akti6itas biologik sementum dan tulang al6eolar.(Cungsi Cormati" ). (enyuplai nutrisi dan membersihkan produk sisa mll aliran darah dan lim"e.(Cungsi <utriti" 3. (emelihara relasi gigi thdp jar.keras dan lunak. (Cungsi Cisik 3. (enghantarkan tekanan taktil dan sensasi nyeri melalui jalur trigeminal. (Cungsi Sensorik Serat utama ligamnetum periodontal terbagi atas enam kelompok, yaitu . '. !elompok transeptal ). !elompok crest al6eolar 3. !elompok horiBontal 3. !elompok obliEue $. !elompok apikal @. !elompok interadikular IF. -ulang al6eolar

-ulang al6eolar disebut juga prosesus al6eolaris yg mencakup tulang rahang secara keseluruhan, yaitu maksila dan mandibula yg membentuk dan mendukung soket (al6eoli gigi. -erbentuk ketika gigi erupsi dan secara perlahan hilang ketika gigi sudah dicabut. Adapun struktur tulang al6eolar ialah . '. -ulang trabekular1 medular1 cancellous1 spongiosa, merupakan simpanan kalsium untuk memenuhi kebutuhan metabolism (bagian metabolic . ). -ulang kortikal1 osteid1 callus1 kompakta. Struktur dasar tulang kompak terdiri atas sistem har6ian (osteon D. (or"ologi Gigi '. Gigi Seri

7ikenal dengan istilah GIncisi6usG, adalah gigi yang memiliki satu akar yang ber"ungsi untuk memotong dan mengerat makanan atau benda lainnya. Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 3 berada di rahang atas dan 3 berada di rahang ba+ah. Gigi seri susu mulai tumbuh pada bayi berkisar antara usia 3 hingga @ bulan, kemudian diganti dengan gigi seri permanen pada usia $ hingga usia @ tahun pada rahang ba+ah dan pada usia A hingga 8 tahun pada rahang atas. ). Gigi -aring

7ikenal dengan istilah GDaninusG, adalah gigi yang memilki satu akar dan memiliki "ungsi untuk mengoyak makanan atau benda lainnya. umlahnya ada 3, dengan pembagian ) ditiap rahang, ' di kiri dan ' di kanan. Gigi susu caninus ini

diganti dengan gigi caninus permanen pada usia '' hingga '3 tahun. Selanjutnya adalah gigi geraham. Gigi geraham terdiri atas dua bagian, antara lain sebagai berikut.

3. Gigi Geraham !ecil

7ikenal dengan istilah G5ra%(olarG, adalah gigi geraham kecil adalah gigi yang punya dua akar yang ber"ungsi untuk menggilas dan mengunyah makanan atau benda lainnya. ,mumnya tumbuh pada usia '0 hingga usia '' tahun dan menggantikan posisi dari gigi molar susu. 4ersama gigi molar, gigi ini ber"ungsi untuk melumatkan makanan, dan pada proses orthodontie. 3. Gigi Geraham

7ikenal dengan istilah G(olarG, adalah gigi yang memiliki tiga akar yang memiliki "ungsi untuk melumat dan mengunyah makanan atau benda%benda lainnya. Gigi molar susu berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada usia '0 hingga '' tahun dan digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan gigi molar permanen tumbuh di belakang gigi premolar setelah gigi molar susu lepas dan digantikan oleh gigi premolar. Jumlah dari gigi molar permanen adalah '), dengan pembagian @ di tiap rahang, 3 di tiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar permanen inilah yang paling banyak keluhan karena umumnya mudah berlubang, sehingga dokter gigi menganjurkan minimal setiap @ bulan sekali cek kesehatan gigi. I. '. (or"ologi Gigi Anterior Insisi6us Sentralis Atas

=abial . -rapesium 4entuk corona

(esial1distal . -riangularis 5anjang gigi . )3,$ mm Dorona . '0,$ ;adiH . '3 I 5ermukaan mesial lurus dan terletak pada sudut tegak lurus tajam ketepi insisal. I Sudut distoinsisal membulat. I (ahkota besar dibanding akar dan merupakan gigi anterior terbesar. I (arginal ridge jelas, lingual cekung, singulum berkembang baik. I (ahkota berinklinasi kelingual , akar berinklinasi sedikit kedistal. I 5ermukaan labial cembung dan halus. I Garis ser6ikal paling miring ke distal. I Insisi6us atas pertama lebih besar dari insisi6us lateral1 kedua. I Akar tunggal, meruncing, pada potongan melintang berbentuk segitiga. ). Insisi6us =ateralis Atas

4entuk . J I' ;A Dorona lebih kecil dan lebih bulat. 5anjang gigi . )) mm Dorona . # mm ;adiH . '3 mm I -epi insisal jelas miring keba+ah kepermukaan distal yang lebih pendek. I Sudut mesioinsisal lancip dan sudut distoinsisal membulat. I (ahkota lebih membulat, lebih pendek, lebih sempit dimensi mesiodistal dibanding insisi6us pertama. I Singulum di palatal sering menutupi lubang "oramen caecum insisi6us. I 5ermukaan palatal lebih cekung dari insisi6us pertama. I Akar tunggal, runcing, apek inklinasi ke distal. I Garis ser6ikal tidak beraturan pada permukaan mesial. 3. Daninus Atas

4entuk =abial . 5entagonal (17 . -riangularis 5anjang gigi . )A mm Dorona . '0 mm ;adiH . 'A mm I (ahkota berbentuk segi lima dari labial1lingual dan berbentuk triangular dari proksimal. I Dusp tunggal, runcing dan segaris dengan sumbu panjang akar. I 4agian labial cembung dan singulum lebih jelas. I Akar tunggal dan sangat panjang, potongan melintang berbentuk segitiga membulat. 3. I I I I I I $. Insisi6us Sentralis 4a+ah Gigi paling kecil 5anjang gigi . )) mm (ahkota . #,$ mm ;adiH . '),$ mm Gigi yang paling kecil dari seluruh gigi permanen. =ebih kecil dari Insisi6us kedua ba+ah. (ahkota simetris, ukuran mesial dan distal hampir sama. Akar tunggal, mendatar mesiodistal dan berinklinasi ke distal. Insisi6us =ateralis 4a+ah

I I I I I @. I I

Gigi kedua dari garis median ,kuran lebih besar dari I' ;4 5anjang gigi . )) mm Dorona . # mm ;adiH . '3 mm =ebih besar dari insisi6us pertama ba+ah. 5ermukaan mesial mahkota sedikit lebih panjang dari distal sehingga tepi inisisal sedikit miring. Daninus 4a+ah

Doronanya lebih panjang cer6ico%incisal dan lebih sempit mesio%distal dibanding D ;A 5anjang gigi . )A mm Dorona . '' mm ;adiH . '@ mm I Ser6ikoinsisal mahkota lebih lebih panjang dari caninus atas. I (esiodistal, labiolingual mahkota dan akar lebih kecil dari caninus atas. I Akar lebih pendek. -etapi panjang gigi keseluruhan (mahkota plus akar hampir sama dengan caninus atas. I 5ermukaan labial tidak secembung caninus atas. -erutama pada dua pertiga insisal. I 7istal mahkota lebih membulat dari mesial. =ereng mesial lebih pendek dari distal. II. '. (or"ologi Gigi 5osterior 5remolar 5ertama Atas

Aspek buccal. 5entagonal (esial1distal. -rapesium :cclusal . *eHagonal ) Dusp .4uccal K 5alatinal Akar . hampir semua punya ) akar I Dusp dua buah (bukal dan palatal , cusp bukal lebih besar dari palatal. I =ereng mesial cusp bucal lebih panjang dari distal. I Dusp palatal sedikit miring ke mesial. I 4agian oklusal lebih angular dari 5remolar kedua. ). 5remolar !edua Atas 4entuk L Dorona mirip 5' ;A L 7imensi corona 5) lebih kecil L (ahkota kurang bersudut (lebih bulat . L Duspis buccalis dan cuspis palatinalis hampir sama tinggi L Akar hanya satu L Sulcus centralis lebih pendek dgn bbrp "iss.tambahan. L -dk punya "iss. 5ertumbuhan marginalis. L Akar tunggal, mesiodistal datar dan lebih panjang dari L premolar pertama atas. L Dusp bukal dan palatal lebih kecil dan lebih rendah dari L premolar pertama atas. L =ereng mesial bukal cusp lebih pendek dari distal. L 4agian oklusal o6al. 3. (olar 5ertama Atas

4entuk L Aspek occlusal . 5aralelogram1rhomboidJbelah ketupat L Aspek mesial1distal . trapesium L (empunyai 3 akar . (esiobuccal K 7istobuccal dan palatinal L Aspek buccal1palatinal. trapesium L Gigi molar paling besar.

L L L L L L

(empunyai 3 cusp dengan mesiopalatal paling besar dan distopalatal paling kecil. Dusp bukal lebih runcing dari cusp palatal. 4ukolingual mahkota lebih besar darin mesiodistal. -erdapat tuberculum carabelli pada cusp mesiopalatal. Akar tiga, dan terpisah , akar palatal paling panjang dan mengembang, akar bukal berinklinasi ke distal. 4agian oklusal berbentuk jajaran genjang.

3. (olar !edua Atas 4entuk (irip (' ;A, dgn perbedaan . L ,kuran lebih kecil terutama di bgn disto%palatinal mahkota. L ,kuran cer6ico occlusal lebih pendek 0.$ mm L -idak terdapat cusp carabelli L =etak akar saling berdekatan $. (olar !etiga Atas

4entuk L Aspek occlusall1 mesia1 distal M (irip () L 4er6ariasi Si"at%si"at umum L Gigi yang terakhir erupsi M dens serotinus (+isdom tooth L -idak mempunyi titik kontak distal L ,kuran K bentuk M ber6ariasi L Sering mengalami NimpaksiO @. I I I I 5remolar 5ertama 4a+ah

Cossa oklusal distal lebih besar dari mesial. Dusp bukal besar dan runcing, cusp lingual kecil. (ahkota inklinasi ke palatal. 5ermukaan bukal mahkota cembung permukaan lingual hampir lurus. I 4agian oklusal sirkular, mendatar pada mesiolingual. Akar tunggal, bulat dan inklinasi ke distal. A. 5remolar !edua 4a+ah

4entuk L Dorona (asp bucc M 5entagonal L Aspek (esial1distal M ;homboidal L ;adiH M tunggal K kerucut L Dusp M secara umum ada 3(tiga 4uccal . ' =ingual . ) 5erbedaan dengan 5' L ,kuran labioingual . 5)P5' L Dusp buccal . 5)Q5' L -idak terdapat N"isura pertumbuhan marginalisO L Drista marginalis membagi as gigi secara tegak lurus 8. (olar 5ertama 4a+ah

4entuk L Aspek occlusal . 5entagonal L Aspek mesial1distal . ;homboidal L (empunyai ) akar . (esial K 7istal L ,kuran mesiodistal P labiolingual L Aspek buccal1lingual . trapesium L Gigi terbesar pada rahang ba+ah. L (empunyai $ cusp, 3 bukal dan ) lingual. L 5ermukaan bukal berinklinasi ke lingual. L (esiodistal mahkota lebih besar dari bukolingual. L 4agian oklusal berbentuk segi empat.

L #.

(empunyai ) akar, akar mesial lebih panjang, akar distal lebih bulat. (olar !edua 4a+ah

4entuk L Aspek occlusal . empat persegi panjang L Aspek mesial1distal . ;homboidal L ;adiH ) . mesialKdistal L -erdapat "isura pertumbuhan buccalis, memisahkan.Dusp mesiobuccalisKDusp distobuccalis L -erdapat "isura pertumbuhan lingualis L ,kuran () Q (' L Cisura pertumbuhan mesialis M 7angkal K pendek '0. (olar !etiga 4a+ah 4entuk L Aspek occlusall1 mesia1 distal M (irip () L 4er6ariasi Si"at%si"at umum L Gigi yang terakhir erupsi M dens serotinus (+isdom tooth L -idak mempunyi titik kontak distal L ,kuran K bentuk M ber6ariasi L Sering mengalami NimpaksiO (empunyai ) tipe umum. -ipe I L -erdapat 3 cusp L ,kuran . besar1kecil dari () ;4 L ,kuran (3 ;4 M (3 ;A -ipe II L -erdapat $ cusp M supplemental groo6e L ,kuran, jumlah akar M ber6ariasi L (empunyai ) akar M bersatu ("usi L (empunyai P ) akar (A-E;IA= /AR !onstitusi dasar malam yang dipergunakan di kedokteran Gigi berasal dari tiga sumber utama, yaitu . (ineral, seperti malam para""in Serangga, seperti malam bees+aH -umbuhan, seperti malam ceresin dan carnauba Ada beberapa jenis malam berdasarkan penggunaannya, antara lain . (alam model . (alam jenis ini banyak dipergunakan untuk keperluan membuat pola dan untuk pencatatan relasi rahang dalam bentuk gigi tiruan. (alam model yang digunakan untuk keperluan klinik hendaknya tidak mengalami perubahan dimensi ketika dipanaskan pada suhu mulut dan didinginkan pada suhu kamar. (alam lembaran tuang . (alam jenis ini tersedia dalam bentuk lembaran dengan ketebalan tertentu. 4ahan malam tuang dan komponen polimer harus dibakar habis dari bumbung tuang tanpa meninggalkan residu. (alam inlay . (alam jenis ini banyak dipergunakan untuk pembuatan pola inlay, yang dapat dipergunakan langsung di dalam mulut atau dengan model. Darding dan 4oHing +aH . (alam jenis ini banyak dipergunakan untuk melekatkan gigi tiruan pada tempatnya dan untuk membuat dinding batas cetakan sebelum dilakukan pengisian. (alam perekat1sticky +aH . (alam jenis ini berbentuk batang yang mudah patah1brittle, +arna kuning, terbuat dari bees+aH dan beberapa resin alami. 4ahan ini hendaknya mudah dilepas dengan air mendidih dan memiliki kontraksi minimal se+aktu pendinginan untuk mencegah bergeraknya bagian%bagian yang hendak disambung. (alam cetak . (alam jenis ini dipergunakan untuk mencetak rahang yang tidak bergigi. (alam ini menunjukkan derajat aliran yang tinggi pada suhu mulut. o !:<S-I-,SI 7ASA; (A=A( GIGI !onstitusi dasar malam gigi yang digunakan untuk keperluan kedokteran gigi berasal dari tiga sumber utama. (ineral, serangga, dan tumbuhan

!arena si"at%si"at bahan yang dihasilkan secara alam ini tidak bisa dikontrol, malam sintetis (misal, deri6ate nitrogen dari asam lemak atau polimer dari ethylene oksida mungkin memberi banyak keuntungan. o SICA-%SICA- CISIS (A=A( Si"at "isis malam yang paling sering ditanyakan adalah titik cairnya. /alaupun ini mungkin penting dalam industri, tetapi tidak demikian halnya di kedokteran gigi di mana biasanya dipergunakan campuran berbagai malam. Si"at "isis malam yang penting dalam pemakaiannya di kedokteran gigi selain mengenail mudahnya dimanipulasi adalahS Suhu transisi padat%padat Ekspansi termis dan kontraksi termis Clo+1aliran Internal stress1tegangan dalam S,*, -;A<SISI 5A7A- % 5A7ASe+aktu suhu malam meningkat terjadi transisi padat%padat di mana bentuk kisi kristal yang stabil (dalam kebanyakan malam berbentuk orthorhombic mulai berubah menjadi bentuk heHagonal yang terjadi di ba+ah titik cair malam tersebut. Selama perubahan dari bentuk satu kisi ke kisi lain ini malam dapat dibentuk tanpa menyerpih, sobek atau terlalu stress. D.Adanya titik transisi padat%padat dan suhu di mana ini bisa berlangsung tidak hanya memungkinkan malam dimanipulasi dengan baik, tetapi juga menentukan banyak si"at%si"at "isisnya dan kebaikannya untuk penggunaan di klinik dan laboratorium. (alam yang tetap kaku pada suhu mulut mempunyai suhu transisi padat%padat di atas 3A A=I;A< (alam berubah bentuk ketika menerima suatu beban dalam +aktu yang lama. 5erubahan plastis ini atau presentase >aliran? tergantung pada suhu, dan ini ternyata hanya sedikit bila suhu malam ada di ba+ah suhu transisi padat%padat (yaitu apabila bahan berada dalam bentuk kisi kristal yang stabil . Si"at aliran malam dan campuran malam meningkat apabila suhu naik sampai di atas suhu transisi. (alam inlay yang digunakan dalam teknik langsung penting agar. memiliki aliran yang besar pada suhu sekitar $&D di atas suhu mulut, sehingga dapat dihasilkan detil cetakan yang baik. D demikian kecil hingga dapat diabaikan, sehingga tidak terjadi distorsi se+aktu pengeluaran pola malam dari ka6itet. aliran pada suhu 3A (E.D. Dombe, '##) SICA- TA<G 7II<GI<!A< 7A;I (A=A( I<=AT D:; 7alam penggunaannya dalam kedokteran gigi, si"at malam inlay cor yang diinginkan adalah sebagai berikut. Jika lunak, malam harus merata. 7engan kata lain, bahan%bahan dasarnya harus tercampur dengan baik satu sama lain, sehingga tidak ada butiran atau titik%titik yang keras ketika malam dilunakkan. /arnanya harus sedemikian rupa sehingga kontras dengan bahan die, karena itu, kontras yang dipreparasi. -epi malam harus diukir dengan ide, karena itu, kontras yang nyata dalam hal +arna akan memungkinkan dilakukannya perapian yang baik dari berbagai tepi. -idak boleh terkelupas atau terjadi kekasaran permukaan yang serupa ketika malam dibengkokkan dan dibentuk sesudah dilunakkan. 5engelupasan cenderung terjadi pada malam para"in, dan merupakan salah satu alasan mengapa ditambahkan modi"ier. Sesudah model malam memadat, perlu dilakukan pengukiran anatomi gigi asli pada malam dan seperti sudah disebutkan di atas, mengukir malam pada bagian tepinya sehingga model malam duduk tepat pada permukaan die. 5rosedur yang terakhir ini kadang mengharuskan malam diukir sedemikian rupa sehingga membentuk lapisan yang sangat tipis. Jika malam tertarik karena instrumen pengukir atau gumpil se+aktu diukir, maka ketepatan tidak dapat diperoleh. C tidak meninggalkan residu padat lebih dari 0,'0& dari berat aslinya. D (#3) Seperti disebutkan di atas, sesudah mold dibuat, malam dibersihkan dari mold. 5enghilangan malam tersebut biasanya dilakukan dengan memanaskan mold sehingga malam hilang. Jika sesudah pembakaran tersebut, malam meninggalkan residu yang menghasilkan lapisan tak tembus air pada dinding mold, inlay hasil pengecoran dapat trpengaruh secara negati", seperti akan dibicarakan pada bagian berikut. !arena itu, malam harus dibakar habis, membentuk karbon yang nantinya dihilangkan melalui oksidasi menjadi gas yang menguap. Spesi"ikasi A7A <o. 3 mengharuskan agar malam yang mencair jika menguap pada $00 Idealnya, model malam harus kaku dan mempunyai kestabilan dimensi yang baik sepanjang +aktu sampai nantinya dihilangkan model malam terpajan aliran kecuali bila ditangani dengan hati%hati. Juga terpajan relaksasi, suatu "aktor yang perlu dipertimbangkan dalam manipulasi. (!enneth J. Anusa6ice, '##) (alam yang dipergunakan di dunia !edokteran Gigi harus memenuhi syarat sebagai berikut . Stabil pada suhu mulut

7apat mengisi rongga cetak <on iritan dan <on toHic -idak meninggalkan residu -idak berubah si"at "isis jika dipanaskan (/ilson,'#8A 5ada praktikum kali ini, malam yang dipergunakan adalah malam merah atau malam lembaran. (alam ini banyak dipergunakan untuk keperluan membuat pola dan pencatatan relasi rahang dalam pembuatan gigi tiruan atau lebih dikenal dengan malam model. :utline 5ada praktikum malam ini, pertama kali yang dilakukan adalah membuat outline, yang nantinya dijadikan pedoman manipulasi malam. :utline "orm merupakan garis nyata yang membatasi antara mukosa bergerak dan tidak bergerak yang ber"ungsi sebagai batasan dalam aplikasi malam. 5embuatan outline "orm ini harus memperhatikan Anatomical =andmark. 5ada aplikasi malam, outline "orm digunakan sebagai batasan terluar luasan malam yang diharapkan. Sehingga sebelum melakukan pembuatan outline praktikan harus memahami atomical landmark rongga mulut (anipulasi (alam sebelum dilakukan pemanasan memiliki si"at yang mudah "laking atau robek 1 patah. *al ini disebabkan karena sebelum pemanasan dilakukan struktur dari bentuk kristalnya adalah orthorhombik yang menyebabkan kisi kristalnya dalam keadaan stabil dan pada akhirnya bila dipaksakan dimanipulasi dengan memberikan tekanan%tekanan pada malam maka malam akan menyerpih, robek serta terbentuk tegangan dalam (internal stress , sehingga bila pada saat dipanaskan tegangan yang ada akan dilepaskan dengan disertai distorsi. 5ada saat dilakukan pemanasan secara merata pada seluruh permukaan malam, ada lekuk%lekukan pada bagian malam sehingga akan diketahui suhu transisi dimana malam akan dapat dimanipulasi dengan mudah pada model yang tesedia. -ujuan dari pemanasan secara merata sendiri rele6an dengan si"at "isis malam yang merupakan konduktor termis yang jelek dan memiliki daya "lo+ yang baik. Apabila sat dipanaskan hanya sebagian saja yang terkena panas maka panas tersebut tidak akan disebarkan ke bagian yang lainnya dan pada tempat yang ter terkonsentrasi oleh pemanasan akan segera mencair. Selain itu dengan memanaskan secara merata juga akan menghindarkan terjadinya tegangan dalam. 4esarnya suhu transisi dimana malam akan dapat dimanipulasi dengan mudah adalah 3AUD. 5ada suhu transisi padat% padat inilah terjadi perubahan bentuk struktur kristal yang stabil orthorhombic menjadi heksagonal.. Setelah malam mencapai suhu transisi padat%padat, malam siap untuk diaplikasikan diatas model kerja. 7ilakukan penekanan oleh jari%jari tangan sehingga malam akan dapat membentuk kontur model yang sesuai dengan kebutuhkan. 5enting agar kondisi kuku praktikan rapi sehingga pada hasil manipulasi malam tidak terdapat goresan atau teraan kuku praktikan yang dapat terjadi saat menekan nekan malam dengan ibu jari. (erapikan !elebihan dari malam yang tidak dibutuhkan dibuang dengan memotong menggunakan pisau model dan pisau malam. 7alam merapikan malam dengan pisau model diperluakan kehati%hatian dan kecermatan sehingga kesalahan yang terjadi yaitu didapatinya bekas goresan pisau malam pada hasil manipulasi dapat dihindari. -ahap proses merapikan selanjutnya yaitu dengan menggunakan chip blo+er juga harus dikerjakan dengan hati hati. *arus dihindari api yang dihembuskan terlalu besar atau terlalu kecil. Apabila api yang dihembuskan terlalu besar maka akan terbentuk tegangan dalam yang terakumulasi pada daerah yang terkena panas tadi, sedangkan jika hembusan panas terlalu kecil tidak akan ada pengaruhnya terhadap malam 5ada hakikatnya malam atau +aH 1 liliin merupakan salah satu bahan yang memegang peranan penting di dalam ilmu bidang !edokteran Gigi. (alam atau +aH atau lilin dipergunakan sejak pertama kali di dunia !edokteran Gigi sekitar abad '8, untuk tujuan pencatatan cetakan rahang yang tidak bergigi. (eskipun telah ditemukan bahan baru yang lainnya, malam masih digunakan dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik dan pekerjaan laboratorium. ,ntuk memenuhi kebutuhan tersebut malam gigi biasanya dicampur dari bahan alami dan sintetis. !arena penggunaan malam dalam kedokteran gigi ini maka perlu untuk mengetahui segala aspek dalam malam atu +aH terutama si"at si"atnya sehingga akan memudahkan dalam memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil manipulasi yang maksimal. 7an untuk lebih memahaminya maka perlu dilakukan suatu percobaan yang akan memperlihatkan cara manipulasi malam yang benar serta pengaruh si"at si"atnya terhadap hasil manipulasi. 5ada perkembangan selanjutnya, malam dental sebagian besar digunakan dalam proses laboratorium, meskipun masih ada sebagian dari malam dental yang digunakan langsung pada rongga mulut penderita misalnya malam onlay untuk mencetak atau mengecek hasil dari preparasi sebuah gigi. Sebuah malam dental juga harus memiliki syarat%syarat tertentu sehingga malam tersebut mampu memenuhi kebutuhan baik itu malam yang digunakan secara direct ataupun indirect. 5ada proses laboratorium malam dental digunakan dalam banyak kepentingan, dan penggunaannya disesuaikan dengan jenis malam dan si"at dari masing%masing malam dental. 4A4 II

5E(4A*ASA< A. !arakteristik 7ental /aH 4eberapa karakteristik dari dental +aH, yaitu . /aH mengalami ekspansi ketika temperatur meningkat dan kontraksi ketika temperatur menurun. ,mumnya dental +aH memiliki koe"isien thermal eHpansion terbesar dari berbagai bahan yang digunakan pada restorati". Elastic (odulus, 5roporsional =imit, dan Dompresi6e strength dari +aH rendah dibandingkan dengan bahan lain dan si"at%si"atnya sangat tergantung pada temperatur. Clo+ sangat tergantung pada temperatur dan +aktu. 5ada temperatur yang rendah, +aH sama sekali tidak mengalir, tetapi temperatur yang mendekati melting range +aH, "lo+ meningkat secara dramatis 4ila +aH di car6ing atau di polis diba+ah temperatur melting range +aH maka akan terbentuk residual stress. ;esidual stress adalah stress yang tersisa di +aH sebagai hasil manipulasi selama heating, cooling, bending, car6ing dan manipulasi lainnya. /aH dengan temperatur yang meningkat menyebabkan ductility juga meningkat. 4. !lasi"ikasi 7ental /aH !lasi"ikasi dental +aH menurut kegunaan dan pemakaiannya, yaitu . '. Inlay /aH Inlay +aH digunakan untuk pembuatan inlay, cro+n, dan brigde. !omposisi Fariasi, kombinasi dan proporsi yang dipergunakan sebagai bahan dasar inlay +aH, seperti . 5ara"in (@0 & 5ara"in pada umumnya merupakan bahan utama, biasanya dalam konsentrasi 30%@0& berat. 5ara"in didapat dari petroleum yang mengalami pemanasan tinggi. 5ara"in cenderung mengelupas bila dirapikan dan tidak mempunyai permukaan yang halus, mengkilap, yang diperlukan untuk malam inlay. Akibatnya malam lain, dan resin alami ditambahkan sebagai bahan pemodi"ikasi. 4ees /aH ($ & Deresin ('0 & Deresin dapat menggantikan sebagian dari para"in untuk memodi"ikasi kekuatan dan karakteristik pengukiran dari malam. Darnauba ()$ & Dukup keras dan mempunyai titik cair yang relati" tinggi. 7ikombinasikan dengan para"in untuk mengurangi aliran pada temperatur mulut. Darnauba mempunyai bau yang tidak ditolerir dan juga menambah kekilapan permukaan inlay. Dandelilla +aH 7itambahkan untuk menggantikan sebagian atau seluruh carnauba. (emberi kualitas yang secara umum sama dengan carnauba, tetapi titik cairnya lebih rendah dan tidak sekeras carnauba. (ikrocrystaline Si"at%si"at Inlay /aH 5endinginan dan pengerasan +aH dimulai dengan kehilangan panas yang cepat di udara. !emudian terlihat sedikit tahanan pada temperatur 300%3)0 dengan penurunan kecepatan pendinginan sehubungan dengan keluarnya energi oleh karena menyusun kembalinya molekul%molekul didalam +aH. !emudian disebabkan kembalinya struktur%struktur kristal% kristal oleh karena perubahan temperatur. 4ila penyusunan molekul selesai seluruhnya, +aH mendingin dengan cepat kembali. 7an setelah penyusunan ini sempurna, bentuk pattern tidak mudah berubah kembali. Akhir dari penahanan tersebut diatas adalah batas +aH masih dapat dimasukkan kedalam ka6itas yang disebut-ransition 5oin. 7istorsi 7istorsi barangkali merupakan masalah yang paling serius yang dapat terjadi se+aktu membentuk dan melepaskan model dari mulut atau die. !eadaan ini terjadi karena perubahan panas dan dilepaskannya stress yang ditimbulkan se+aktu terjadi kontraksi saat pendinginanS udara yang terjebakS perubahan bentuk selama molding, pengukiran, pelepasanS +aktu serta temperatur selama penyinaran. 5ada temperatur kamar dapat juga terjadi distorsi oleh karena pergerakan molekul apabila diberikan stress padanya. (isalnya. (emasukkan +aH kedalam ka6itas dengan penekanan dan dibentuk (car6ing dengan tidak sengaja terjadi stress maka pattern akan mengalami distorsi. (emasukkan +aH yang tidak sama temperaturnyakedalam ka6itas sehingga oleh karena adanya thermal eHpansion yang berbeda akan terjadi stress. 5ressure yang tidak merata selama pendinginan sehingga ada molekul yang tertekan lebih dekat satu sama lain daripada molekul%molekul yang lain sehingga terjadi stress. 5enambahan +aH yang dicairkan pada bagian +aH yang telah ada untuk memperbaiki beberapa bagian +aH pattern, yang rusak atau kurang akan menyebabkan stress selama pendinginan.

Selama car6ing sebagian molekul mengalami gangguan sehingga terjadi stress. ,ntuk mengurangi hal ini dipakai temperatur%instrumen yang tajam dan agak dipanasi. Juga diusahakan agar secepatnya ditanam (in6est kedalam in6estment massa segera sesudah selesai pembuatan +aH pattern. Si"at yang 7iinginkan 5ada Inlay /aH Jika lunak harus merata atau homogen. 7engan kata lain, bahan%bahan dasarnya harus tercampur dengan baik satu sama lain, sehingga tidak ada butiran atau titik yang keras. /arnanya harus sedemikian rupa sehingga kontras dengan bahan die atau gigi yang dipreparasi. -idak mudah pecah atau mempunyai permukaan yang kasar se+aktu memanipulasinya. *arus dapat dicar6ing menjadi satu lapisan yang tipis sekali. -idak meninggalkan residu di dalam mold. Sesudah mold dibuat, +aH harus dibersihkan dari mold. *arus kaku atau rigid, dan mempunyai kestabilan dimensi yang baik sepanjang +aktu sampai nantinya dihilangkan. ). Dasting /aH 7igunakan dalam pembuatan pattern metal "rame prothesa. !omposisi (emiliki komposisi bahan%bahan yang serupa seperti yang terkandung dalam inlay +aH seperti mengandung kombinasi dan proporsi daripada . 5ara"in Deresin 4ees +aH ;esin, dan lain%lain Si"at%si"at Dating /aH /aH ini mempunyai sedikit si"at teckiness yang menolong mempertahankan posisinya didalam pembuatan pattern dan didalam bahan tanam. /aH akan lentur dan beradaptasi pada suhu 300 sampai 3$0D. 3. 4ase 5late /aH1(odelling /aH 7igunakan untuk . (enghasilkan kontur gigi tiruan yang diinginkan setelah penyusunan gigi Sebagai pattern untuk pembuatan prothesa dan pesa+at ortodontik Dhecking artikulasi 5emindahan artikulasi ke artikulator 7alam mendapatkan 6ertical dimensional, dataran1bidang oklusi dan bentuk rahang dalam pembuatan "ull denture. !omposisi Deresin 4ees +aH Darnauba Synthetic resin (icrocrystalline 80 & ') & ),$ & 3& ),$ &

3. Sticky /aH 7igunakan untuk . Sebagai bahan perekat pada logam atau potongan resin dalam memperbaiki posisi sementara yang tetap -erutama sebenarnya digunakan pada dental stone atau plaster. !omposisi ;esin ;osin Tello+ bees +aH 4ahan +arna <atural resin $. 4oHing /aH 7igunakan terutama dalam pengambilan dan penuangan cetakan, karena boHing +aH merupakan +aH yang lunak. /aH ini biasanya memiliki +arna yang gelap dan sedikit lengket yang mana dapat melekat satu sama lain atau untuk dental stone atau sendok cetak. @. ,tility /aH berguna untuk membantu pembuatan model, cetak, dan selama solder. 4iasanya tersedia dalam bentuk stick dan lembaran yang ber+arna merah tua atau orange.

A. Impression /aH -erdiri atas ) macam, yaitu. a. Dorrecti6e /aH 4erguna untuk pelapis cetakan original untuk membentuk jaringan lunak dan "ungsinya. 7i"ormasikan dari hydrocarbon +aH. b. 4ite /aH 4erguna untuk membuat hasil yang tepat pada artikulasi model yang melintang atau bertentangan. 7i"ormulasikan oleh bees +aH atau hydrocarbon +aH. +aH '. de" . substansi plastic yg padat pd suhu kamar n mencair bila dipanaskan slah ' bahan termoplastik yg tdd bahan inorganis dan bahan alami shg membuatnya berguna n sempurna. tdd suatu alkohol (rantai panjang alkohol, sterol, hidroksi karotenoid, 6itamin A dan rantai asam yang sangat panjang (+aH ester ). "ungsi . % restortati" % sbg pola material pembantu dlm pencetakan gigi % untuk pencetakan, konstruksi bahan basis gigi tiruan nonmetalik, merekam hubungan rahang , dan pekerjaan laboratorium 3. komposisi resin dan getah 3# 2 $3 & polisakarida )%3 & bahan lain ') & +aH kedogi 3$ & dr minyak esensial 3. syarat) . mdh dibentk,bs dicair padatkan,tanpa residu. Stabil pada suhu mulut 7apat mengisi rongga cetak <on iritan dan non toHic -idak meninggalkan residu jika disiram air -idak berubah si"at "isis jika dipanaskan (udah dibentuk dalam temperatur tertentu Setelah dingin dapat mempertahankan bentuknya 7alam keadaan lunak dapat beradaptasi dengan permukaan lain 7alam keadaan keras dapat diukir (elting range cukup lama 7apat dicairkan dan dipadatkan berkali%kali Jika dibentuk tidak robek atau retak $. cara manipulasi '. malam sebelum dipanaskan adalah mudah mengalami "laking1 patah1 robek karena struktur bentuk kristalnya. ). pemanasan secara merata pada seluruh permukaan malam akan menjadikan malam mudah dimanipulasikan pada model. 3. bila sisi yang dipanaskan hanya sebagian maka panas tidak akan disebarkan ke sisi lain sehingga sisi tempat pemanasan akan mencair. 3. pemanasan yang merata akan mengurangi tegangan dalam. $. untuk malam inlay cor, harus hati%hati bila melunakan batangan malam agar tidak terlalu panas. @. malam diputar%putar sampai mengkilap kemudian dijauhkan dari api. *al ini diulang sampai malam menjadi hangat seluruhnya. A. malam kemudian diuli dan dibentuk kedalam ka6itas preparasi. 8. tekanan harus diaplikasikan dengan jari #. malam menjadi dingin secara berangsur%angsur. @. D=ASSICIDA-I:< :C 7E<-A= /ARES

5A--E;< /AR /aH untuk membuat pola restorasi gigi dengan ukuran K bentuk yg sesuai, untuk kemudian diganti logam atau resin akrilik. 5;:DESSI<G /AR AuHiliary aids dalam membuat restorasi dan alat di klinik atau laboratorium I(5;ESSI:< /AR /aH untuk mencetak di dalam mulut I<=AT 5A--E;< /AR A;-I . (alam gigi yang diaplikasikan pada die untuk membentuk pola direk atau indirek dalam teknik lost%+aH digunakan untuk pengecoran logam. G,<A . (A=A( 5:=A I<=AT E(AS , (A*!:-A, JE(4A-A< !:(5:SISI . 5ara""in +aH @0& Darnauba +aH )$& Deresin +aH '0& 4ees+aH $& DAS-I<G /AR G,<A . (alam pola untuk !erangka logam Gigitiruan !:(5:SISI . *ampir sama Inlay +aH SE7IAA< . Sheets, ;eady shapes, /aH % up SICA. =unak K Adapti" , !urang Getas, =engket, Akurat, (enguap $00 VD 4ASE 5=A-E /AR ((:7E==I<G /AR A;-I . (alam gigi berbentuk lembaran yang digunakan untuk menentukan bentuk a+al rahang dalam pembuatan gigi tiruan lengkap G,<A . ,kur dimensi 6ertikal rahang 5lat dasar G-S 1 G-= 1 :;-*: !:(5:SISI . Deresin 80& 4ees+aH ')& Darnauba +aH ),$ & <atural1Synthetic resins 3& (icrocrystalline ),$ & STA;A- 5:=A (A=A( W Sesuai ukuran, bentuk, kontur I 5erubahan dimensi minimal I 7apat dihilangkan tanpa sisa 5E=,<A!A< (A=A( (suhu transisi padat%padat I 7ry *eat X :6en, Annealer X (erata I Air hangat X /aterbath X larut Y air I Api X =ampu spiritus X tidak merata <A-,;A= /AR A.mineral . para""in +aH 4.serangga . bees+aH(ester kompleks D.tumbuhan . carnauba,candelila(para""in,alcohol 7.binatang . sperm+hale SI<-E-I! 7r komposisi % hidrokarbon % ester C,<GSI 5ola A.base plate +aH 4.casting +aH . malam tuang D.inlay +aH . direct n indirect

5roses A.boHing +aH 4.utility +aH . tdd petroleum n bees+aH D.sticky +aH . tdd resin alami n getah dammar Detak A.correcti6e +aH 4.bite +aH A. kelebihan K kekurangan Y. Stabil pada suhu mulut 7apat mengisi rongga cetak <on iritan dan non toHic -idak meninggalkan residu jika disiram air -idak berubah si"at "isis jika dipanaskan (udah dibentuk dalam temperatur tertentu Setelah dingin dapat mempertahankan bentuknya 7alam keadaan lunak dapat beradaptasi dengan permukaan lain 7alam keadaan keras dapat diukir (elting range cukup lama 7apat dicairkan dan dipadatkan berkali%kali Jika dibentuk tidak robek atau retak % . mudah rapuh (bees+aH ,isolator shg panas tidak merata 8. si"at . % suhu transisi padat % padat1solid) transition temperature % "lo+1aliran % internal stress 1 residual stress % melting range % termal ekspansion ( kontraksi suhu turun (ADA( .'. DA;<A,4A /AR, ). :,;ID,;T /AR, 3. DA<7E=I==A /AR, 3. JA5A< /AR, $. D:D:A 4,--E; DA;<A,4A /AR (4raBil /aH Asal . pohon palem Dopernicia Deri"era !omposisi . ester, alkohol, asam, hidrokarbon -itik =ebur . 83 2 #' 0D Si"at . keras dan getas Cungsi . -itik lebur dan kekerasan para"in DA<7E=I==A /AR ASA= . Euphorbia Antisyphillitica K 5edilanthus 5a6onis ((eHico !:(5:SISI . para"in, alkohol, asam, ester, lactone -I-I! =E4,;. @8 % A$ 0D C,<GSI . menambah keras para"in I<SED4EES/AR Asal . ;umah lebah !omponen . Ester kompleks -itik =ebur . @3 2 A0 0D Si"at . Suhu kamar X getas Suhu tubuh X plastis Cungsi . (odi"ikasi para"in, bahan utama sticky +aH A<I(A= S5E;(ADE-I /AR ASA= . Sperm +hale !:(5:<E< . Ester A5=I!ASI . Jarang digunakan di !G Sebagai pelapis dental "loss ST<-*E-ID /ARES

!:(5:SISI . organik kompleks SICA. "isis J alami, kemurnian P alami D:<-:* . 5olietilena, 5olioksietilena glikol <A-,;A= ;ESI<S ASA= . getah tanaman, insekta C,<GSI . campuran +aHes utk aplikasi !G (ADA( . Dopal, 7ammar, Sandarac,(astic, Shellac, !auri SICA- 7E<-A= /ARES '. (E=-I<G ;A<GE I /aH cenderung memiliki melting range daripada melting point, sebab jenis molekul K 4erat (olekulnya ber6ariasi I Dontoh . 5ara""in . -= 33 % @) VD ). S:=I7%S:=I7 -;A<SI-I:< -E(5E;A-,;E (S,*, -;A<SISI 5A7A-%5A7AI /aH dipanaskan X suhu di ba+ah titik lebur X perubahan struktur kristal Xsi"at malam . tidak menyerpih K robek, tidak stress I Dontoh . (alam gigi yg harus bersi"at kaku di dalam rongga mulut X SS-- P 3AoD 3. -*E;(A= ER5A<SI:< /aH Ekspansi bila suhu !ontraksi bila suhu !oe". Ekspansi +aH terbesar dari 4ahan !G (empengaruhi ketepatan restorasi 3. (ED*A<IDA= 5;:5E;-IES W Elastic modulus , 5roportional limit, dan compressi6e strength X rendah I 7ipengaruhi oleh temperatur I 4rittle materials, meski punya "lo+ atau 6iscous properties bila di tekan di ba+ah proportional limit. $. C=:/ ( 7ATA A=I; W *asil slippage molekul satu dengan lain I 5engukuran "lo+ . Dair X 6iskositas 7i ba+ah -= X degree o" plastic de"ormation I Clo+ tergantung . Suhu, Gaya yg diberikan, /aktu @. ;ESI7,A= S-;ESS ( I<-E;<A= S-;ESS /aH J !onduktor panas rendah 7ipanaskan X panas sukar merata /aH dibentuk tanpa pemanasan cukup X Stres internal X +aH dipanaskan X pelepasan stress X distorsi ;A7I:=:GI !E7:!-E;A< GIGI -elah lebih dari satu abad pro"esi kedokteran gigi menggunakan pemeriksaan radiogra"ik sebagai sarana untuk memperoleh in"ormasi diagnostik yang tidak dapat diperoleh dari pemeriksaan klinis dan pemeriksaan lain sebelumnya. *ingga saat ini dental radiogra"i menjadi salah satu peralatan penting yang digunakan dalam pera+atan kedokteran gigi modern. 5emotretan radiogra"i gigi baik proyeksi intra oral maupun ekstra oral hampir merupakan prosedur umum yang dilakukan oleh dokter gigi dalam membantu penatalaksanaan suatu kasus ;adiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi pengion dan bentuk energi lainnya (non pengion dalam bidang diagnostik, imajing dan terapi. ;adiasi adalah proses dikeluarkannya energi radiasi dalam bentuk gelombang (partikel , atau proses kombinasi dari pengeluaran dan pancaran energi radiasi .Sumber radiasi dapat terjadi secara alamiah maupun buatan. Sumber radiasi alamiah '. ;adiasi dari sinar kosmis ). ;adiasi yang berasal dari unsur%unsur kimia+i yang terdapat pada lapisan kerak bumi. 3. ;adiasi yang terjadi pada atmos"ir sebagai akibat terjadinya pergeseran lintasan perputaran bola bumi. 3. ;adiasi yang berasal dari bahan radioakti" yang terdapat pada lapisan tanah (lapisan bola bumi . Sumber radiasi buatan -erjadi antara lain dari bahan radioakti" yang melalui spesi"ikasinya dengan alat khusus dapat dihasilkan jenis radiasi tertentu.Sumber radiasi buatan ini antara lain . '. Sinar R L 7ental R ;ay unit,mesin atau pesa+at roentgen gigi yang berguna membuat radiogra"i gigi dan jaringan mulut.,nsur radioakti" yang biasa di gunakan adalah tungsten carbide,barium platinum cyanida.Sinar ini mula%mula ditemukan oleh sarjana "isika dari /uerhurg,4a6aria bernama /ilhelm Donrad ;oentgen pada tahun '8#$. L ,nit sinar R medis,alat penghasil sinar R ini biasanya digunakan untuk radiodiagnosa pada ilmu kedokteran umum,misalnya unit sinar R medis jenis polyscoop%p' yang dapat digunakan pemeriksaan langsung dengan "luoresensi atau untuk pembuatan radiogra"i dari organ%organ tubuh manusia. '. Sinar al"a ). Sinar beta

3. Sinar gamma 3. Sinar =aser Sinar R adalah adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang sangat pendek yang dihasilkan oleh mesin penghasil sinar R dengan mengunakan unsur radioakti" tungsten carbide atau barium platinum sianida . 7e"inisi sinar R adalah jenis radiasi yang digunakan dalam pencitraan dan terapi yang menggunakan energi panjang gelombang pendek sinar mampu menembus Bat kecuali logam berat 5embuatan Sinar R Suatu tabung roentgen hampa udara. -erdapat elektron%elektron yang diarahkan dengan kecepatan tinggi pada suatu sasaran(target . Sinar%H adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang listrik, radio, in"ramerah panas, cahaya, sinar gamma, sinar kosmik dan sinar ultra6iolet tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar H juga adalah bagian dari radiasi ioniBing dan digunakan secara luas untuk industri, medikal diagnostik dan tujuan terapi. 5enggunaan sinar% H adalah sesuatu yang penting untuk diagnosa gigi geligi serta jaringan sekitarnya dan pemakaian yang paling banyak pada dignostik imaging system. 5roses -erjadinya sinar H !atode("ilamen dipanaskan (P)000UD sampai menyala dengan mengaliri listrik dari trans"ormator !arena panas, elektron%elektron dari katode terlepas Se+aktu dihubungkan dg tran"ormator tegangan tinggi, elektron%elektron akan dipercepat gerakannya menuju anode dan dipusatkan ke alat pemusat ("ocusing cup Cilamen dibuat relati" negati" terhadap target dengan memilih potensial tinggi A+an elektron mendadak dihentikan pada target dan terbentuk panas (P ##& dan sinar R (Q '& 5elindung timah akan mencegah keluarnya sinar R dari tabung hanya dapat keluar melalui jendela 5anas yang tinggi pada sasaran akibat benturan elektron ditiadakan oleh radiator pendingin Si"at 2 si"at sinar R '. -idak dapat dilihat ). -idak dapat dibelokkan oleh medan magnet 3. -idak dapat di"okuskan oleh lensa apapun 3. 7apat diserap oleh timah hitam(5b $. 7apat dibelokan setelah menembus logam atau benda padat. @. 7apat di"raksikan oleh unsur kristal tertentu A. (empunyai panjang gelombang sangat pendek 8. (empunyai "rekuensi gelombang yang tinggi #. (empunyai daya tembus yang sangat tinggi '0. (embutuhkan tegangan listrik yang tinggi untuk proses terjadinya ''. 7apat menimbulkan e"ek biologik sebagai akibat radiasi ionisasi '). 7apat menimbulkan "luoresensi pada karton1plastik yang dilapisi bubuk halida perak '3. 7apat bereaksi dengan "ilm yang digunakan untuk roentgenodiagnosa,karena timbul gambar dari objek yang dieksposi. '3. 7apat menstimulasi sel%sel muda dari organ tubuh hidup '$. 7apat menyebabkan nekrotik pada jaringan tubuh hidup '@. 7apat memutasikan sel%sel gonad 'A. 7apat menimbulkan sindrom prodormal dari sisem saluran pencernaan '8. 7apat menimbulkan sindrom susunan syara" pusat '#. 7apat menimbulkan kelainan sel darah,antara lain anemia(*b sangat rendah trombositopenia,leukositosis,leukimia dan seterusnya. !egunaan 7ental ;adiography '. ;adiodiagnosa1;ongenodiagnosa ;adiodiagnosa .;adiogra" gigi merupakan data pendukung yang penting dalam menegakkan suatu diagnosa penyakit atau kelainan di !edokteran Gigi misalnya . Adanya kelainan apikal atau periapikal yang tidak terdeteksi secara klinis. Adanya kelainan pada rahang. Adanya "raktur rahang atau akar gigi !aries yang tersembunyi(pada proksimal atau karies akar karies sekunder,karies incipien,kedalaman karies dan lain%lain. ). ;encana 5era+atan ;adiogra" gigi sangat membantu dalam pembuatan atau penentuan rencana pera+atan,seperti. 5enentuan letak pin atau implant !ondisi saluran akar 5enentuan jenis dan teknik 3. 5enunjang 5era+atan

;adiogra" gigi sangat membantu memudahkan dalam melakukan sebuah pera+atan,seperti . !omplikasi post operati" 5era+atan endodontik 3. E6aluasi 5era+atan ,ntuk e6aluasi atau kontrol keberhasilan atau kemajuan pera+atan $. ;adiogra"i merupakan salah satu data rekam medik yang sangat pentin @. !epentingan "orensik. 5eralatan 7ental ;adiography meliputi . '. ,nit sinar R ). Cilm 3. ,nit 5rosesing 3. =arutan prosesing "ilm $. ,nit pengering "ilm @. ;adiography protection system A. Fie+er ECE! ;A7IASI SI<A; R Si"at sinar H yang berbahaya terutama pada yang terkena radiasi baik makhluk hidup maupun lingkungan,sebagai e"ek lanjut dari pengaruh radiasi ionisasi terhadap jaringan dan keadaan lingkungan tersebut. Secara umum,perubahan jaringan atau sel terkena radiasi ionisasi sinar R sebagai akibat terurainya ion%ion air (akibat ionisasi adanya rekomendasi dengan terbentuknya molekul air dan terbentuknya peroksida yang merupakan racun dalam jaringan atau sel,serta pula terbentuknya ion bebas hidrogen yang akan menimbulkan reaksi kimia+i dan perubahan biokimia pada jaringan sel tersebut. ;adiasi sinar R dapat menimbulkan perubahan%perubahan di dalam tubuh antara lain . '. 4iokimia cairan tubuh ). 4iokimia sel 3. 4iokimia jaringan 3. 4iokimia organ *al ini akan mengakibatkan timbulnya keluhan,gejala klinis bahkan kematian sel,jaringan dan organ tersebut. E"ek biologi yang terjadi ,mula%mula berupa absorbsi radiasi sampai timbulnya gejala radiasi,keadaan ini memerlukan +aktu bertahun%tahun.(asa atau +aktu tersebut disebut periode latent.5eriode latent terjadi sebagai akibat e"ek biologi kumulati". Gigi 5ada gigi terjadi dua e"ek radiasi yaitu . '. E"ek radiasi langsung E"ek radiasi langsung terjadi paling dini dari benih gigi,berupa gangguan kalsi"ikasi benih gigi,gangguan perkembangan benih gigi dan gangguan erupsi gigi. ). E"ek radiasi tak langsung E"ek radiasi tak langsung terjadi setelah pembentukan gigi dan erupsi gigi normal berada dalam rongga mulut,kemudian terkena radiasi ionisasi,maka akan terlihat kelainan gigi tersebut misalnya ada karies radiasi.4iasanya karies radiasi terjadi pada beberapa gigi bahkan seluruh regio yang terkena pancaran sinar radiasi,keadaan ini disebut rampan karies radiasi,yang terjadi setelah mengabsorbsi dosis radiasi $.000;. !elenjar =iur ;adiasi ionisasi yang terjadi pada kelenjar liur dengan dosis radiasi sekitar 3.000; akan menimbulkan gangguan sekresi air liur,hal ini menyebabkan rongga mulut terasa kering disebut Herostomia. -ingkat perubahan kelenjar liur setelah radiasi ,ntuk beberapa hari terjadi radang kelenjar liur,setelah satu minggu terjadi penyusutan parensim sehingga terjadi pengecilan kelenjar liur,ada penyumbatan.-erjadi penurunan sekresi air liur dan 6iskositasnya lebih kental,+arna air liu akan berubah kekuningan dan coklat.5hnya turun lebih asam. =idah ;adiasi ionisasi pada lidah,menyebabkan pecahnya papila "ili"ormis dan "ungi"ormis 4ibir,jaringan ikat di dalam mulut dan pipi Setiap sel jaringan ikat yang terkena radiasi ionisasi akan mengalami perubahan,antara lain . 5ecahnya kromosom 5ecahnya 6akuola didalam inti sel 5ecahnya sitoplasma 5erubahan tersebut terjadi terus menerus sedangkan mitosis sel juga terjadi.5erubahan tersebut mengakibatkan sel mitosis tidak normal dan pembentukan sel%sel besar atau sel raksasa.;adiasi lebih lanjut akan mengakibatkan terjadinya kematian

jaringan tersebut (nekrotik .5ada beberapa literatur radiasi tersebut dapat menyembuhkan kanker tetapi dapat menyebabkan kanker.!anker mulut kadang%kadang terjadi sebagai akibat pengobatan dengan radiasi(radioterapi dengan dosis radiasi sekitar $000%A000 ;ad. 7aerah leher 4ila daerah leher terkena radiasi,yang menderita radiasi ionisasi adalah kelenjar tiroid.7osis rendah yang terserap kelenjar tiroid lebih kecil dari @,$ rad tidak mengakibatkan kelainan,tetapi bila dosis radiasi tersersp jauh lebih tinggi,akan mengakibatkan stimulasi sel kelenjar tiroid serta kanker tiroid. (=ukman, '##0 Satuan dari ;adiasi '. ;ad Satuan dosis serap yang diperlukan untuk melepaskan tenaga '00 erg dalam ' gram bahan yang disinari .' ;ad J '00 erg1gram ). ;oentgen Suatu pemaparan radiasi yang memberikan muatan ),$8 H '0 coulomb per kg udara 3. ;em Adalah satuan dosis ekui6alenS yaitu sama dengan dosis serap dikalikan dengan "aktor kualitas (ZC 3. Gray (Gy ' Gy J '00 rad $. Sie6ert (S6 ' S6 J '00 ;em 5;:SESI<G CI=( -ahapan pengolahan "ilm secara kon6ensional terdiri dari pembangkitan (de6eloping , pembilasan (rinsing , penetapan ("iHing , pencucian (+ashing , dan pengeringan (drying . '. 7e6eloping ( 5embangkitan 5embangkitan merupakan langkah pertama dalam memproses "ilm. Suatu larutan kimia yang dikenal sebagai larutan pengembang atau de6eloper digunakan dalam proses pembangkitan. -ujuan dari de6eloper atau pengembang adalah mengurangi paparan, energi !ristal perak halida kimia ke perak hitam metalik. =arutan pengembang ini melembutkan emulsi "ilm selama proses ini a. Si"at dasar 5embangkitan merupakan tahap pertama dalam pengolahan "ilm. 5ada tahap ini perubahan terjadi sebagai hasil dari penyinaran. 7an yang disebut pembangkitan adalah perubahan butir%butir perak halida di dalam emulsi yang telah mendapat penyinaran menjadi perak metalik atau perubahan dari bayangan laten menjadi bayangan tampak. Sementara butiran perak halida yang tidak mendapat penyinaran tidak akan terjadi perubahan. 5erubahan menjadi perak metalik ini berperan dalam penghitaman bagian%bagian yang terkena cahaya sinar%R sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima oleh "ilm.Sedangkan yang tidak mendapat penyinaran akan tetap bening. 7ari perubahan butiran perak halida inilah akan terbentuk bayangan laten pada "ilm. b. 4ayangan laten (latent image Emulsi "ilm radiogra"i terdiri dari ion perak positi" dan ion bromida negati6e (Ag4r yang tersusun bersama di dalam kisi kristal (cristal lattice . !etika "ilm mendapatkan eksposi sinar%R maka cahaya akan berinteraksi dengan ion bromide yang menyebabkan terlepasnya ikatan elektron. Elektron ini akan bergerak dengan cepat kemudian akan tersimpan di daiam bintik kepekaan (sensiti6ity speck sehingga bermuatan negati". !emudian bintik kepekaan ini akan menarik ion perak positi" yang bergerak bebas untuk masuk ke dalamnya lalu menetralkan ion perak positi" menjadi perak ber+arna hitam atau perak metalik. (aka terjadilah bayangan laten yang gambarannya bersi"at tidak tampak. c. =arutan de6eloper terdiri dari. ' 4ahan pelarut (sol6ent 4ahan yang dipergunakan sebagai pelarut adalah air bersih yang tidak mengandung mineral. ) 4ahan pembangkit (de6eloping agent . 4ahan pembangkit adalah bahan yang dapat mengubah perak halida menjadi perak metalik. 7i dalam lembaran "ilm, bahan pembangkit ini akan bereaksi dengan memberikan elektron kepada kristal perak bromida untuk menetralisir ion perak sehingga kristal perak halida yang tadinya telah terkena penyinaran menjadi perak metalik ber+arna hitam, tanpa mempengaruhi kristal yang tidak terkena penyinaran. 4ahan yang biasa digunakan adalah jenis benBena (D@*@ . 3 4ahan pemercepat (accelerator . 4ahan de6eloper membutuhkan media alkali (basa supaya emulsi pada "ilm mudah membengkak dan mudah diterobos oleh bahan pembangkit (mudah diakti"kan . 4ahan yang mengandung alkali ini disebut bahan pemercepat yang biasanya terdapat pada bahan seperti potasium karbonat (<a)D:3 1 !)D:3 atau potasium hidroksida (<a:* 1 !:* yang mempunyai si"at dapat larut dalam air. 3 4ahan penahan (restrainer . Cungsi bahan penahan adalah untuk mengendalikan aksi reduksi bahan pembangkit terhadap kristal yang tidak tereksposi, sehingga tidak terjadi kabut ("og pada bayangan "ilm. 4ahan yang sering digunakan adalah kalium bromida. $ 4ahan penangkal (preser6ati" .

4ahan penangkal ber"ungsi untuk mengontrol laju oksidasi bahan pembangkit. 4ahan pembangkit mudah teroksidasi karena mengabsorbsi oksigen dari udara. <amun bahan penangkal ini tidak menghentikan sepenuhnya proses oksidasi, hanya mengurangi laju oksidasi dan meminimalkan e"ek yang ditimbulkannya. @ 4ahan%bahan tambahan. Selain dari bahan%bahan dasar, cairan pembangkit mengandung pula bahan%bahan tambahan seperti bahan penyangga (bu""er dan bahan pengeras (hardening agent . Cungsi dari bahan penyangga adalah untuk mempertahankan p* cairan sehingga akti6itas cairan pembangkit relati" konstan. Sedangkan "ungsi dari bahan pengeras adalah untuk mengeraskan emulsi "ilm yang diproses. 4. ;insing (5embilasan Setelah proses pembangkitan, rendaman air digunakan untuk mencuci atau membilas "ilm. 5embilasan digunakan untuk menghilangkan de6eloper atau pengembang dari "ilm dan memberhentikan proses pengembangan. 5ada +aktu "ilm dipindahkan dari tangki cairan pembangkit, sejumlah cairan pembangkit akan terba+a pada permukaan "ilm dan juga di dalam emulsi "ilmnya. Dairan pembilas akan membersihkan "ilm dari larutan pembangkit agar tidak terba+a ke dalam proses selanjutnya.Dairan pembangkit yang tersisa masih memungkinkan berlanjutnya proses pembangkitan +alaupun "ilm telah dikeluarkan dari larutan pembangkit. Apabila pembangkitan masih terjadi pada proses penetapan maka akan membentuk kabut dikroik (dichroic "og sehingga "oto hasil tidak memuaskan.5roses yang terjadi pada cairan pembilas yaitu memperlambat aksi pembangkitan dengan membuang cairan pembangkit dari permukaan "ilm dengan cara merendamnya ke dalam air. 5embilasan ini harus dilakukan dengan air yang mengalir selama $ detik. D. CiHing (5enetapan Setelah proses pembilasan, di"iksasi. Suatu larutan kimia yang dikenal sebagai "iksator digunakan dalam proses "iksasi. -ujuan dari "iksator adalah untuk menghilangkan !ristal perak halida yang tidak terpapar dan terkena energi emulsi "ilm. Ciksator menguatkan emulsi "ilm selama proses ini. 7iperlukan untuk menetapkan dan membuat gambaran menjadi permanen dengan menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar%R. -anpa mengubah gambaran perak metalik. 5erak halida dihilangkan dengan cara mengubahnya menjadi perak komplek. Senya+a tersebut bersi"at larut dalam air kemudian selanjutnya akan dihilangkan pada tahap pencucian. -ujuan dari tahap penetapan ini adalah untuk menghentikan aksi lanjutan yang dilakukan oleh cairan pembangkit yang terserap oleh emulsi "ilm. 5ada proses ini juga diperlukan adanya pengerasan untuk memberikan perlindungan terhadap kerusakan dan untuk mengendalikan akibat penyerapan uap air. 4ahan%bahan yang dipakai untuk membuat suatu cairan penetap adalah. a. 4ahan penetap ("iHing agent . 7ipilih bahan yang ber"ungsi mengubah perak halida. 4ahan ini bersi"at dapat bereaksi dengan perak halida dan membentuk komponen perak yang larut dalam air, tidak merusak gelatin, dan tidak memberikan e"ek terhadap bayangan perak metalik. 4ahan yang umum digunakan adalah natrium thiosul"at (<a)S):3 yang dikenal dengan nama hypo. b. 4ahan pemercepat (accelerator . ,ntuk menghindari kabut dikroik dan timbulnya noda kecoklatan, biasanya digunakan asam yang sesuai. !arena pembangkit memerlukan basa dalam menjalankan aksinya, maka tingkat keasaman cairan penetap akan menghentikan aksinya. Asam kuat seperti asam sul"at (*)S:3 akan merusak bahan penetap dan mengendapkan sul"ur c. 4ahan penangkal (preser6ati" . ,ntuk menghindari adanya pengendapan sul"ur maka pada cairan penetap ditambahkan bahan penangkal yang akan melarutkan kembali sul"ur tersebut. 4ahan penangkal yang digunakan adalah natrium sul"it, natrium metabisul"it, atau kalium metabisul"it. d. 4alian pengeras (hardener 4ahan ini digunakan untuk mencegah pembengkakan emulsi "ilm yang berlebihan. 5embengkakan emulsi akan membuat perak bromida mudah terkelupas dan pengeringan "ilm yang tidak merata. 4ahan yang digunakan biasanya adalah potassium alum [!)S:3Al3(S:3 )*):\, aluminium sul"at [Al)(S:3 3\. e. 4ahan penyangga (bu""er . 7igunakan untuk mempertahankan p* cairan agar dapat tetap terjaga pada nilai 3 2 $. 4ahan yang digunakan adalah pasangan antara asam asetat dengan natrium asetat, atau pasangan natrium sul"it dengan natrium bisul"it. ". 5elarut (sol6ent . 5elarut yang ummn digunakan adalah air bersih. 7. /ashing (5encucian Setelah "ilm menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek dan garam. 5encucian bertujuan untuk menghilangkan bahan%bahan tersebut dalam air. -ahap ini sebaiknya dilakukan dengan air mengalir agar dan air yang digunakan selalu dalam keadaan bersih. E. 7rying (5engeringan (erupakan tahap akhir dari siklus pengolahan "ilm. -ujuan pengeringan adalah untuk menghilangkan air yang ada pada emulsi. *asil akhir dari proses pengolahan "ilm adalah emulsi yang tidak rusak, bebas dari partikel debu, endapan kristal, noda, dan arte"ak. Dara yang paling umum digunakan untuk melakukan pengeringan adalah dengan udara. Ada tiga "aktor penting yang mempengaruhinya, yaitu suhu udara, kelembaban udara, dan aliran udara yang mele+ati emulsi.

Secara garis besar "oto ;ontgen gigi, berdasarkan teknik pemotretan dan penempatan "ilm, dibagi menjadi dua. "oto ;ontgen Intra oral dan "oto ;ontgen eHtra oral. -eknik ;ontgen Intra oral -eknik radiogra"i intra oral adalah pemeriksaan gigi dan jaringan sekitar secara radiogra"i dan "ilmnya ditempatkan di dalam mulut pasien. ,ntuk mendapatkan gambaran lengkap rongga mulut yang terdiri dari 3) gigi diperlukan kurang lebih '3 sampai '# "oto. Ada tiga pemeriksaan radiogra"i intra oral yaitu. pemeriksaan periapikal, interproksimal, dan oklusal. -eknik ;ontgen 5eriapikal -eknik ini digunakan untuk melihat keseluruhan mahkota serta akar gigi dan tulang pendukungnya. Ada dua teknik pemotretan yang digunakan untuk memperoleh "oto periapikal yaitu teknik parallel dan bisektris, yang sering digunakan di ;SG( adalah teknik bisektris. -eknik 4ite /ing -eknik ini digunakan untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan rahang ba+ah daerah anterior dan posterior sehingga dapat digunakan untuk melihat permukan gigi yang berdekatan dan puncak tulang al6eolar. -eknik pemotretannya yaitu pasien dapat menggigit sayap dari "ilm untuk stabilisasi "ilm di dalam mulut. -eknik ;ontgen :klusal -eknik ini digunakan untuk melihat area yang luas baik pada rahang atas maupun rahang ba+ah dalam satu "ilm. Cilm yang digunakan adalah "ilm oklusal. -eknik pemotretannya yaitu pasien diinstruksikan untuk mengoklusikan atau menggigit bagian dari "ilm tersebut. -eknik ;ontgen Ekstra :ral Coto ;ontgen ekstra oral digunakan untuk melihat area yang luas pada rahang dan tengkorak, "ilm yang digunakan diletakkan di luar mulut. Coto ;ontgen ekstra oral yang paling umum dan paling sering digunakan adalah "oto ;ontgen panoramik, sedangkan contoh "oto ;ontgen ekstra oral lainnya adalah "oto lateral, "oto antero posterior, "oto postero anterior, "oto cephalometri, proyeksi%/aters, proyeksi re6erse%-o+ne, proyeksi Submento6erteH -eknik ;ontgen 5anoramik Coto panoramik merupakan "oto ;ontgen ekstra oral yang menghasilkan gambaran yang memperlihatkan struktur "acial termasuk mandibula dan maksila beserta struktur pendukungnya. Coto ;ontgen ini dapat digunakan untuk menge6aluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, mendeteksi penyakit dan menge6aluasi trauma. -eknik =ateral Coto ;ontgen ini digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang muka, diagnosa "raktur dan keadaan patologis tulang tengkorak dan muka. -eknik 5ostero Anterior Coto ;ontgen ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma, atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak. Coto ;ontgen ini juga dapat memberikan gambaran struktur +ajah, antara lain sinus "rontalis dan ethmoidalis, "ossanasalis, dan orbita. -eknik Antero 5osterior Coto ;ontgen ini digunakan untuk melihat kelainan pada bagian depan maksila dan mandibula, gambaran sinus "rontalis, sinus ethmoidalis, serta tulang hidung. -eknik Dephalometri Coto ;ontgen ini digunakan untuk melihat tengkorak tulang +ajah akibat trauma penyakit dan kelainan pertumbuhan perkembangan. Coto ini juga dapat digunakan untuk melihat jaringan lunak naso"aringeal, sinus paranasal dan palatum keras. 5royeksi /ater?s Coto ;ontgen ini digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinus ethmoidalis, sinus "rontalis, sinus orbita, sutura Bigomatiko "rontalis, dan rongga nasal. 5royeksi ;e6erse%-o+ne Coto ;ontgen ini digunakan untuk pasien yang kondilusnya mengalami perpindahan tempat dan juga dapat digunakan untuk melihat dinding postero lateral pada maksila. 5royeksi Submento6erteH Coto ini bisa digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi kondilus, sinus sphenoidalis, lengkung mandibula, dinding lateral sinus maksila, dan arcus Bigomatikus. A;-ECAD- ;A7I:G;ACI. Struktur atau gambaran yang tidak normal ada1tampak dlm radiogra" S pada obyek yg di"oto tidak ada SE4A4. 7e"ect pada "ilm atau "ilm packet Improper handling o" the "ilm packet Accidental incidental to processing o" the "ilm ;adiographic technical error ;A7I:G;AC 7E<GA< G:;ESA< ;A7I:=,SE<

SE4A4 . r Cilm tergores kuku atau benda lainnya r "ilm tertekuk 1 kerutan "ilm r goresan penjepit "ilm yg terkontaminasi de6eloper yg pekat r pecikan larutan de6eloper ;A7I:G;AC 7E<GA< DA5 JA;I SE4A4 . (emegang "ilm dengan jari yang basah atau berkeringan ;A7I:G;AC 7E<GA< GA(4A; JA;I<G15:=A A=,; 4A< SE4A4 . penempatan "ilm terbalik <:7A 5,-I* 5A7A ;A7I:G;AC SE4A4 . ]arti"ak larutan "iksasi ] emulsi tergores ] 4enda1obyek radiopak tertanam dalam jaringan ] 4enda1obyek radiopak pada cone ;E-I!,=ASI 5A7A ;A7I:G;AC SE4A4 S 5erbedaan suhu yang tajam antara larutan de6eloping dan air pencuci ;A7I:G;AC -I7A! =E<G!A5 SE4A4 . r Cilm kontak dengan hanger, sisi bak pencuci atau kontak dengan "ilm lain selama proses pengembangan r penempatan "ilm kurang tepat (kurang ke apikalS terlalu ke apikal r Sebagian "ilm tidak masuk dalam larutan pengembang r !egagalan penempatan "ilm sejajar dataran oklusal r Angulasi 6ertikal terlalu kecil c pemanjangan ;A7I:G;AC -E;=A=, 5,-I* SE4A4. r ,ndereHposure r +aktu de6eloping terlalu singkat r -emperatur de6eloper rendah r !onsentrasi de6eloper lemah r larutan de6eloper terlalu dingin, kadaluarsa, kotor atau tercampur satu sama lain r !ualitas "ilm jelek r Foltage dan mA kurang 5E(E;I!SAA< ;A7I:G;ACI I<-;A:;A= 5E(E;I!SAA< ;A7I:G;ACI I<-;A:;A= 5emeriksaan radiogra"i intra oral merupakan pendukung utama dari pencitraan bagi dokter gigi umum. Intra oral radiogra"i dapat dibagi menjadi 3 kategori . proyeksi periapikal, proyeksi bite +ing, proyeksi oklusal. ;adiogra"i periapikal harus menunjukan semua gigi termasuk tulang sekelilingnya. 4ite +ing radiogra"i hanya menampilkan mahkota gigi dan puncak al6eolar yang berdekatan. :klusal radiogra"i menunjukan area gigi dan tulang, lebih besar dari radiogra"i periapikal. ;adiogra"i "ull mouth set terdiri dari proyeksi periapikal dan bite +ing. 5royeksi ini ketika terpapar dengan baik dan diproses benar, dapat memberikan in"ormasi yang cukup untuk melengkapi pemeriksaan klinis. Seperti prosedur klinis, operator jelas harus memahami tujuan radiogra"i gigi dan kriteria untuk menge6aluasi kualitas radiogra"i. ;adiogra"i dilakukan jika diagnosa dapat ditegakkan dengan in"ormasi yang diperoleh daro radiogra". :leh sebab itu, "rekuensi dari pemeriksaan radiogra"i beragam tiap indi6idunya trgantung keadaan dari pasien. !riteria kualitas Setiap pemeriksaan radiogra"i harus memiliki kualitas diagnose yang optimal, termasuk didalamnya adalah. '. ;adiogra"i harus mencatat daerah yang lengkap pada gambar. 7alam kasus radiogra"i periapikal intra oral, seluruh panjang akar dan setidaknya )mm tulang periapikal harus terlihat. Jika terdapat kondisi patologis, seluruh lesi dan seluruh area tulang normal disekitarnya harusterlihat dalam satu radiogra"i. Jika hal ini tidak mungkin dicapai pada radiogra"i periapikal, proyeksi oklusal serta proyeksi ekstra oral mungkin diperlukan. 5emeriksaan bite +ing harus menunjukan setiap permukaan prokisimal posterior setidaknya sekali. ). ;adiogra"i harus memiliki sedikit kemungkinan distorsi. 7istorsi kebanyakan terjadi karenaoleh sudut tabung sinar H yang tidak tepat dibandingkan dengan struktur dari lengkung yang diperiksa atau posisi reseptor yang tidak tepat. 5erhatian khusus harus diberikan saat memposisikan reseptor dan tabung sinar H sehingga menghasilkan gambar yang berguna untuk diagnosa.

3. ;adiogra"i harus memiliki densitas dan kontras yang optimal untuk memudahkannya interpretasi. /alaupun mA,kFp, dan lamanya +aktu pemaparan merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi densitas dan kontras, kesalahan dala memproses "oto dapat merusak kualitas "oto radiogra". Saat menge6aluasi radiogra"i dan mempetimbangkan perlutidaknya dilakukan pemotretan ulang, praktisi harus mempertimbangkan alasan utama pembuatan gambar. Saat diperlukannya "ull mouth set "oto, pengulangan "oto tidak perlu dilakukan jika terdapat "oto yang kurang baik karena masih mungkin dapat terlihat pada gambaran "oto lainnya. Jika yang dilakukan adalah sekali "oto dan terjadi kesalahan sebaiknya dilakukan karena in"ormasi tidak didapat dari "oto sebelumnya. ;adiogra"i 5eriapikal 7ua proyeksi intaoral yang sering digunakan untuk mendapatlan "oro periapikal adalah teknik parallel dan bisektris. 4anyak ahli lebih memilih menggunakan teknik parallel karena memiliki kemungkinan distorsi yang lebih kecil. -eknik parallel merupakan teknik yang paling sesuai bagi "oto secara digital. 5ersiapan untuk penyinaran '. Siapkan unit untuk penyinaran . tempat hambatan untuk pengendalian in"eksi uni6ersal dan memiliki reseptors dan instrumen reseptor%holding siapkan d samping kursi. ). Instruksikan pasien cara duduk . posisi tegak pasien di kursi dengan punggung dan kepala didukung dan singkat menggambarkan prosedures yang akan dilakukan. 5osisi kursi, untuk rahang atas posisi kursi rendah, sedangkan untuk rahang ba+ah posisi kursi tinggi. meminta pasien untuk melepaskan kacamata dan semua aksesoris dilepas. menggantungkan pasien dengan apron agar tidak terkena paparan sinar untuk mendapatkan gambaran. atau serangkaian penuh harus dilakukan. tidak mengomentari ketidaknyamanan pasien selama prosedur. jika tampaknya perlu untuk meminta maa" untuk ketidaknyamanan apapun lakukan setelah pemeriksaan. 3. Duci tangan dengan bersih, mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir lebih baikapabila mencuci tangan di depan pasien atau setidaknya di daerah di mana pasien dapat mengamati atau menyadari operator menjaga kebersihan dengan mencuci tangan atau mengenakan sarung tangan sekali pakai. 3. 5eriksa rongga mulut, sebelum menempatkan setiap reseptor di mulut, memeriksa gigi untuk memperkirakan kecenderungan pada aksial, yang mempengaruhi penempatan reseptor. perhatikan juga penghalang tori atau penempatan lain yang memodi"ikasi reseptor. $. Sesuaikan setting mesin H%ray. Set mesin H%ray dengan kFp, mA dan +aktu paparan yang sesuai. 4iasanya hanya +aktu paparan yang disesuaikan berdasarkan anatomi gigi yang akan di "oto. @. 5osisikan kepala tabung, menggeser dan menempatkan kepala tabung untuk sisi yang akan diperiksa sehingga siap untuk posisi akhir setelah reseptor telah ditempatkan di mulut. A. 5osisikan reseptor, masukkan ke dalam perangkat posisi reseptor dan memegang perangkat di +ilayah mulut pasien untuk diperiksa, tempatkan reseptor sejauh mungkin dari gigi. hal ini memberikan ruang maksimal tersedia di garis tengah dari pelat dan kedalaman terbesar menuju pusat lantai mulut. Gambar '. Coto "ull mouth set terdiri dari 'A "oto periapikal dan empat "oto bite+ing. 4oH #.' 5royeksi Anterior periapikal Insisi6 central rahang atas . satu proyeksi Insisi6 later rahang atas . dua proyeksi Daninus rahang atas . dua proyeksi Insisi6 centrolateral rahang ba+ah . dua proyeksi Daninus rahang ba+ah . dua proyeksi 5osterior periapical 5remolar rahang atas S dua proyeksi (olar rahang atas . dua proyeksi Jika d perlukan distal molar rahang atas . dua proyeksi 5remolar rahang ba+ah S dua proyeksi (olar rahang ba+ah . dua proyeksi Jika d perlukan distal molar rahang ba+ah . dua proyeksi 4ite+ing 5remolar . dua proyeksi (olar dua proyeksi -eknik parallel Gambar ). -eknik parallel !onsep utama dari teknik parallel (sering disebut sebagai right%angle atau long%cone techniEue adalah reseptor H%ray didukung parallel terhadap sumbu panjang gigi dan sinar pusat dari tabung H%ray diarahkan langsung pada gigi dan

reseptor. :rientasi dari reseptor, gigi dan sinar pusat meminimalisasi distorsi geometri dan menghasilkan gigi dan tulang pendukung dalam relasi anatomi yang sebenarnya. ,ntuk mengurangi distorsi geometri, sumber H%ray harus berada di relati6e jauh dari gigi. 5enggunaan sumber sinar yang jauh%terhadap%objek mengurangi bayang semu dari "ocal spot, meningkatkan ketajaman gambar, dan memberikan hasil gambar dengan pembesaran yang minimal. (etode parallel bekerja baik bagi "ilm, ccd atao D(:S sensor, atau storage phosphore plates. ;eseptor%holding instrument (alat pemegang reseptor Gunakan instrument untuk mendapatkan posisi yang akurat dari reseptor di dalam mulut pasien. 4anyak dari holders merupakan jenis dpesi"ik bagi beberapa merk sensor digital, storage phosphor plates, atau "ilm. 5enting untuk menggunakan alat pemegang reseptor yang memiliki guding ring pada bagian eksternal. Guiding ring ini digunakan untuk meluruskan silinder H%ray yang dituju dan memastikan reseptor dan gigi tegak lurus terhadap tabung sinar. Alat ini harus digunakan dengan kolimator persegipanjang untuk mengurangi paparan terhadap pasien. 5enempatan reseptor ,ntuk mendapatkan gambaran yang terbaik, reseptor harus berada pada posisi parallel terhadap gigi dan berada dalam mulut pasien. *al ini sangat penting saat sensor kaku digunakan karena sensor tersebut lebih besar dari "ilm. ,ntuk penyinaran rahang atas, batas superior dari reseptor secara umum terletak pada palatal 6ault di garis tengah. Sama seperti rahang atas, pada penyinaran rahang ba+ah, reseptor harus digunakan untuk memindahlkan lidah ke posterior atau kedepan garis tengah untuk memungkinkan batas in"erior dari resptor terletak da dasar mulut jauh dari mukosa pada permukaan lingual dari mandibula. -erutama untuk sensor digital, penerimaan pasien dan kenyamanan terbaik dapat tercapai saat reseptor ditempatkan ditengah mulut. Gambar 3. ;eceptor holding instrument 5enentuan sudut dari tube head :rientasi dari mesin H%ray silinder yang dituju pada bidang 6ertical dan horiBontal harus sesuai untuk meluruskan dengan aiming ring. Arah horiBontal dari tabung memiliki pengaruh yang besar terhadap derajat dari o6erlapping gambar pada mahkota di daerah interproHimal. -E!<I! 4I7A<G 4AGI (4ISE!-;IS -eknik bisektris atau teknik bidang bagi gigi disebut juga Short Done 5eriapical -echniEue atau bisecting angle karena menggunakan jarak antara sumber sinar H dengan "ilm 8 inci atau )0 cm ((ason, '#AAS Crommer, '#8' . -eknik ini merupakan teknik pemotretan dengan menggunakan sudut 6ertical sedemikian rupa sehingga sinar H pusat jatuh tegak lurus pada garis bagi sumbu panjang gigi dan "ilm (Crommer, '#8' . 5rinsip teknik bisektris berdasarkan teori geometri yang menyatakan bah+a dua segitiga akan sama bila memiliki dua sudut dan satu sisi yang sama besar, maka segitiga AD4 dan AD7 adalah sama besar. 5ada tahun '#0A, DieBynski menerapkan prinsip tersebut, yang dikenal sebagai ;ule o" Isometry. ;ule o" Isometri adalah dua buah segitiga membentuk sudut sama besar yang dibentuk oleh sumbu panjang gigi, bidnag "ilm, dan bidang bisektris. 5usat sinar H harus diarahkan melalui apeks dan tegak lurus pada bidang bisektris. 5enentuan posisi kepala Gigi dan processus al6eolaris merupakan bagian dari tulang muka dan juga merupkana komponen tetap dari tengkorak. Jika posisi kepala sudah stabil,posisi gigi otomatis juga akan tetap. 5ada saat persiapan pemotertan terlebih dahulu harus ditetapkan posisi kepala sebagai berikut. 4idang 6ertical. posisi kepala bersandar pada sandaran kepala sedemikian rupa sehingga bidang sagital tegak lurus pada lantai. 4idang horiBontal atau bidnag oklusal. untuk pemotretan rahang atas, kepala pasien diatur sedemikian rupa sehingga dapat ditarik garis khayal dari cuping hidung ke tragus dari telinga yang sejajar dengan lantai. 5unggung kursi harus ditegakkan agar kepala dapat membentuk posisi ini. 5andangan lurus ke depan. =etakkan bantalan busa jika dibutuhkan antara kepala dan sandaran kursi. ,ntuk pemotertan rahang ba+ah, turunkan kursi kembali dan angkat dagu pasien sehingga dapat dibuat garis khayal dari sudut mulut ke tragus di telinga yang sejajar dengan lantai. !edua garis horiBontal ini merupakan garis dasar dalam menentukan sudut tabung pesa+at sinar H dan harus diperiksa kembali setelah peletakkan "ilm dalam rongga mulut. 5osisi kepala ini tidak boleh berubah selama dilakukan pemotretan ((ason, '#AA . 5enempatan "ilm roentgen 5enempatan "ilm rontgen yang tepat merupakan hal yang sangat penting dalam penggunaan teknik bisektris. 5enempatan "ilm yang benar dapat dibantu dengan pembuatan garis bantu yang dibuat pada sampul "ilm. 5ada "ilm periapikal yang digunakan untuk memotret gigi%gigi pada regio anterior (incisi6e dan caninus rahang atas dimana "ilm diletakkan secara 6ertical maka dibuat garis 6ertical pada sisi panjang "ilm yang membagi "ilm menjadi ) bagian kiri dan kanan. ,ntuk "ilm yang digunakan pada pemotretan gigi%gigi regio posterior dan anterior rahang ba+ah dimana "ilm akan diletakkan secara horiBontal dalam mulut, garis bantu dibuat tegak lurus pada sumbu panjang "ilm. Garis bantu ini pada saat penempatan diletakkan di tengah dari daerah yang akan di"oto. 5enempatan "ilm dalam arah tingginya diletakkan '18 sampai ^ inci di atas dan di ba+ah garis oklusal dengan bagian sensiti6e menghadap ke gigi. Cilm kemudian ditahan di tempatnya dengan menggunakan ibu jari atau telunjuk.

5enentuan titik penetrasi -itik penetrasi adalah suatu titik yang merupakan proyeksi dari apeks gigi yang berguna untuk mengarahkan pusat sinar H pada apeks gigi. 5enentuan titik penetrasi ini dia+ali dengan pembuatan garis khayal, untuk rahang atas ditarik garis dari "osa nasalis ke tragus telinga, lalu dibuat garis tegak lurus untuk masing%masing jenis gigi yaitu. -itik penetrasi incisi6e pusat dan lateral terletak pada "osa nasalis. -itik penetrasi caninus pada ala nasi (cuping hidung . -itik penetrasi premolar pertama pada perpotongan garis dari garis dan pupil mata. -itik penetrasi premolar ke dua ditemukan dengan menarik _ cm ke distal dari titik penetrasi gigi molar pertama. -itik penetrasi molar pertama berada pada perpotongan garis dari sudut terluar mata. -itik penetrasi molar ke dua ditemukan ' cm ke distal dari titik penetrasi molar pertama. -itik penetrasi molar ke tiga ) cm ke distal dari titik penetrasi molar pertama. Garis 6ertical yang sama untuk gigi%gigi rahang ba+ah, dimana titik%titik penetrasi gigi%gigi rahang baah didapatkan pada perpotogan garis%garis 6ertical tersebut dengan garis khayal rahang ba+ah yaitu pada ` ^ inci ( _ di atas batas terba+ah mandibula ditarik kearah belakang sejajar tepi mandibula ((c. Dall K /all, '#$A . 5enentuan sudut tabung sinar H Sudut tabung sinar H yang harus ditentukan ada dua yaitu sudut 6ertical dan sudut horiBontal. Sudut 6ertical adalah sudut dari tabung pesa+at sinar H terhadap bidang horiBontal. Sudut yang berada di atas bidang horiBontal disebut sudut 6ertical positi" dan sudut yang berada di ba+ah garis horiBontal disebut sudut 6ertical negati6e. ,ntuk geligi yang berada di rahang atas, tabung sinar H berada di atas garis oklusal (bidang horiBontal disebut bersudut 0U , jadi digunakan sudut 6ertical positi" (Y . Sedangkan untuk pemotretan geligi pada rahang ba+ah, tabung sinar H berada di ba+ah garis oklusal sehingga sudutnya adalah sudut 6ertical negati" (% . Sudut horiBontal adalah sudut yang dibentuk tabung pesa+at sinar H dengan bidang sagital kepala (:?4rien, '#AA . Teknik parallel penyinaran insisiv pusat rahang atas Dakupan gambar. Gambaran yang terlihat pada radiogra"i ini kedua insisi6 pusat dan daerah periapikalnya. 5enempatan reseptor. -empatkan reseptor no.' di daerah premolar kedua atau molar pertama untuk mendapatkan keuntungan dari ketinggian palatal sehingga seluruh gigi dapat terproyeksikan. ;eseptor dtempatkan pada garis tengah palatum. 5royeksi pusat sinar.Sinar pusat langsung melalui titik kontak insisi6 pusat dan tegak lurus pada bidang reseptor dan akar gigi. -itik penyinaran. -itik penyinaran dari sinar pusat berada pada bibir atas, di garis tengah tepat diba+ah septumnasal. Dakupan gambar. 5royeksi ini memprlihatkan insisi6 lateral dan daerah periapikalnya tepat ditenga "oto radiogra". -ermasuk didalamnya interprosimal area dan distal dari insisi6 pusat. 5enempatan reseptor. -empatkan reseptor didalam rongga mulut parallel dengan sumbu panjang gigi dan bidang mesio% distal dari insisi6 lateral. 5royeksi pusat sinar. Sinar pusat langsung menembus bagian tengan dari insisi6 lateral. -iti penyinaran. Arah dari sinar pusat berada pada bibir sekitar ' cm dari garis tengah. -eknik parallel 2 penyinaran kaninus rahang atas Dakupan gambar. 5royeksi ini memberikan gambaran seluruh kaninus dan daerah periapikalnya. 5enempatan reseptor. -empatkan reseptor no.' pada palatum, sejauh mungkin dari gigi. -empatkan reseptor dengan ujung anteriornya ditengah%tengah dari insisi6 lateral dan sumbu panjangnya parallel dengan sumbu panjang kaninus. 5royeksi pusat sinar. 5osisikan memegang instrument sehingga sinar melalui daerah kontak mesial dari kaninus. Jangan mencoba untuk membuka daerah kontak distal. -itik penyinaran. Sinar pusat langsung menembus eminensia kaninus. -itik masuk akan berada pada perbatasan dari distal dan in"erior ala nasi.

-eknik parallel 2 penyinaran premolar rahang atas Dakupan gambar. ;adiogra"i dari regio ini termasuk gambaran distal kaninus dan premolar, dengan ruang setidaknya untuk molar pertama. 5enempatan reseptor. -empatkan reseptor <o.) di dalam mulut dengan sumbu panjang parallel dengan bidang oklusal dan berada pada garis tengah dan dekat dengan garis tengah palatal. 5aket harus diperluas jauh kedepan untuk menutupi setengah distal dari kaninus. *al ini juga termasuk premolar dam molar pertama dan juga mungkin bagian mesial dari molar kedua. 4idang reseptor harus berada dalam posisi hampir 6ertikal untuk menyesuaikan dengan sumbu panjang gigi premolar. 5osisikan alat pemegang reseptor sehingga sumbu panjang reseptor parallel dengan titik tengah bidang bukal dari premolar. *al ini menyebabkan sudut horiBontal yang sesuai.

5enyinaran sinar pusat. Sinar pusat langsung tegak lurus dengan reseptor. Sudut horiBontal dari pemegang instrumen harus sesuai untuk menghasilkan sinar yang pas melalui area interproHimal antara premolar pertama dan kedua. -itik penyinaran. =etakkan pemegang instrument sehingga sinar pusat melalui bagian tengah dari akar premolar kedua. -itik ini biasanya berada diba+ah pupil mata. -eknik parallel 2 penyinaran molar rahang atas Dakupan gambar. ;adiogra"i pada regio ini memperlihatkan gambaanr dari distal premolar kedua, tiga molar permanen rahang atas, dan sebagian dari tuberositas maksila pada area yang sama dengan reseptor +alaupun sebagian atau seluruh molar hilang. Jika molar ketiga berada dalam posisi impaksi ada area lain selain daerah tuberositas, miring kearah distal atau proyeksi ekstraoral ( panoramic atau obliEue lateral ja+ 6ie+ diperlukan. 5enempatan reseptor. Saat menempatkan reseptor no. ) untuk penyinaran ini, posisi dimensi lebar dari reseptor hampir horiBontal untuk meminimalkan mengenai palatum dan dorsum lidah. Saat reseptor berada pada regio yang akan diperiksa, putar sehingga berada pada posisi yang tepat dengan gerakan yang lembut dan tegas. Gerakan ini penting untuk menghindari re"leH muntah, dan gerakan yang tegas oleh operator dapat meningkatkan percaya diri pasien. -empatkan reseptor sejauh mungkin kearah posterior sehingga menutupi molar pertama, kedua, ketiga, dan sebagian tuberositas. 4atas anterior hanya menutupi bagian distal dari premolar kedua. ,ntuk menutup molar dari mahkota hingga apikal, tempatkan reseptor pada garis tengah dari palatum. 5ada posisi ini seharusnya tersedia ruangan untuk mengorientasikan reseptor parallel dengan gigi molar. ;otasi mesial atau distal dari alat pemegang reseptor harus dipastikan parallel antara sumbu panjang reseptor dengan titik tengah bidang bukal dari gigi molar (untuk menghasilkan sudut horiBontal yang sesuai . 5alatum yang dangkal mengharuskan dilakukannya tipping ringan dari penegang reseptor untuk menghindari bengkoknya reseptor. DA-A-A<. 7alam beberapa kasus ukuran mulut (panjang lengkung tidak memungkinkan reseptor (alat pemegang ditempatkan sejauh mungkin kearah posterior seperti yang disarankan untul proyeksi molar. 4agaimanapun, dengan menempatkan alat pemegang reseptor sehingga garis arah ring tabung atau pelindung +ajah berada dibelakang cantus eksternal mata, molar dan bagian dari tuberositas biasanya dapat terlihat pada gambaran proyeksi molar. 5royeksi pusat sinar. Sinar pusat langsung tegak lurus dengan reseptor. Sesuaikan sudut horiBontal dari alat pemegang instrumen langsung dengan sinar pada sudut yang sesuai ke permukaan bukal dari gigi molar. -itik prnyinaran.-itik masuk dari sinar pusat harus berada pada pipi diba+ah cantus eHternal mata dan tulang pipi (Bygoma berada pada posisi molar kedua rahang atas. -eknik parallel 2 penyinaran maHillary distal obliEue molar Dakupan gambar. 5royeksi ini memberikan gambaran dari area tuberositas maksila lebih posterior dibandingkan biasanya yang terlihat pada proyeksi molar. *al ini memungkinkan terdeteksinya atau tere6aluasinya gigi yang impaksi atau keadaan patologis tulang pada area ini. 5enempatan reseptor. 5osisi alat pemegang resptor no.) pada daerah molar dari maksila dan putar kearah distal, sesuaikan sudut reseptor disebrang garis tengah sehingga batas posterior berada jauh dari gigi yang dituju dan batas anterior berada dekat dengan molar pada sisi yang akan diambil gambar radiogra"inya. 5osisikan reseptor ini dengan gerakan yang tepat untuk meminimalkan ketidaknyamanan pasien. 5royeksi pusat sinar. Sinar pusat langsung dari arah posterior melalui regio molar ketiga dan tegak lurus reseptor, memproyeksikan objek posterior lebih ke anterior pada reseptor. -itik penyinaran. Sinar pusat memasuki regio molar ketiga tepat diba+ah pertengahan Bygomatic arch, distal ke arah lateral canthus mata. DA-A-A<. -erkadang pasien yang hipersensiti",muntah saat reseptor ditempatkan pada proyeksi molar rahang atas biasa. /alaupun begitu, jika proyeksi modi"ied distal obliEue digunakan, menggerakan batas posterior dari reseptor ke arah median secara berkala tidak terlalu mengganggu pasien, dan akan dihasilkan gambar dengan kenyamanan yang didapatkan pasien. ;eaksi pasien yang tenang mengindikasikan rotasi yang sesuai telah dicapai. /alaupun gerakan ini dapat menghasilkan o6erlapping dari area molar yang berkontak, permukaan ini akan terlihat pada proyeksi bite+ing. :6erlapping ringan dari area yang berkontak lebih baik daripada tidak ada gambaran radiogra"i. -eknik parallel 2 penyinaran centrolateral rahang ba+ah Dakupan gambar. 4agian tengah dari insisi6 pusat dan lateral mandibula dan daerah periapikal pada reseptor. !arena daerah pada area ini secara terbatas, gunakan dua atau reseptor periapikal yang lebih sempit untuk inisisi6 untuk menghasilkan cakupan yang baik dengan ketidaknyamanan yang minimal. Sebagai tambahan, area kontak insisi6 terlihat lebih baik dalan dua reseptor yang lebih sempit karena sudut dari sinar pusat dapat disesuaikan untuk area kontak pada tiap sisinya. 5enempatan reseptor. -empatkan dimensi panjang dari resptor no.' secara 6ertikal dibelakang dari insisi6 pusat dan lateral dengan area kontak berada di tengah dan batas ba+ah diba+ah lidah. 5osisikan reseptor kea rah posterior sejauh mungkin, biasanya antara kedua premolar. ;eseptor berada di dasar mulut sebagai "ulcrum, ujung dari instrument menurun hingga reseptor%holder bite%blok berada di atas insisi6. Intruksikan pasien untuk menutup mulut secara perlahan dan dasar mulur berada dalam posisi rileks, putar instrument menggunakan gigi sebagai "ulcrum untuk meluruskan reseptor sehingga menjadi lebih parallel dengan gigi. 5royeksi pusat sinar. :rientasikan sinar pusat melaui ruang interproksimal antara insisi6 pusat dan lateral. -itik penyinaran. Sinar pusat masuk diba+ah bibir ba+ah sekitar ' cm ke lateral dari garis tengah.

-eknik parallel 2 penyinaran kaninus rahang ba+ah Dakupan gambar. Gambar ini menunjukkan seluruh kaninus mandibula dan erea periapikalnya. -erbuka pada area kontak mesialnya. Erea kontak distal terlihat dalam proyeksi lain. 5enempatan reseptor. -empatkan reseptor no.' di dalam mulut dengan sumbu panjang secara 6ertical dan kaninus berada di tengah reseptor. =etakkan sejauh mungkin kea rah lingual yang dapat ditoleransi oleh lidah dan kontralatral dari prosesus al6eolaris, dengan sumbu panjang parallel dan segaris dengan kaninus. Instrumern harus menyentuh bite%blok diatas kaninus sebelum pasien diminta untuk menutup mulut. 5royeksi pusat sinar. Arahkan pusat sinar tepat melalui kontak mesial gigi caninus tanpa memperhatikan kontak distal. -itik penyinaran pada dekat ala nasi, di atas posisi gigi caninus, dan sekitar 3cm dari batas in"erior mandibula. 5royeksi 5remolar ;ahang 4a+ah Dakupan gambar. Gambar radiogra"i dari daerah ini harus mencakup bagian distal caninus, kedua gigi premolar, dan gigi molar pertama. 5enempatan reseptor. -empatkan reseptor <o. ) ke mulut dengan posisi mendekati horiBontal. =etakkan tepinya pada dasar mulut di antara lidah dan gigi dengan batas anterior kurang lebih pada garis tengah gigi caninus. -empatkan reseptor jauh dari gigi agar dapat ditempatkan pada bagian yang lebih dalam pada mulut. (enempatkan reseptor menghadap ke garis tengah juga menyediakan ruang yang lebih banyak pada batas anterior reseptor. Degah batas anterior menyentuh gingi6a cekat pada bagian lingual rahang ba+ah yang sangat sensiti". 5royeksi pusat sinar. 5osisi penahan reseptor untuk memproyeksikan pusat sinar melalui area premolar kedua% molar. Sudut 6ertical harus kecil, separalel mungkin dengan occlusal plane, untuk mengupayakan agar reseptor separalel mungkin dengan sumbu panjang gigi. Atur sudut horiBontal dan penempatan penahan reseptor untuk mengarahkan sinar tepat pada titik kontak premolar. -itik penyinaran ialah di ba+ah pupil mata pada 3 cm di atas batas in"erior rahang ba+ah. 5royeksi (olar ;ahang 4a+ah Dakupan Gambar. Gambaran radiogra"i pada regio ini harus mencakupi permukaan distal gigi premolar kedua dan ketiga gigi molar tetap. 5ada kasus impaksi gigi molar ketiga atau kondisi patologis pada distal molar ketiga, dapat dibutuhkan pemeriksaan radiogra"i lain, seperti radiogra"i ekstra oral (contohnya panoramiH untuk mendapat gambar yang lebih adekuat. Jika area molar berupa edentulous, tempatkan reseptor cukup jauh ke posterior agar pemeriksaan mencakup area retromolar. 5enempatan reseptor. -empatkan reseptor <o. ) pada mulut dengan posisi mendekati horiBontal. 5utar tepi in"erior ke ba+ah lateral lidah. 4atas anterior reseptor diletakkan kurang lebih pada garis tengah gigi premolar kedua. 5ada kebanyakan kasus, lidah mendorong reseptor mendekati prosesus al6eolaris dan molar, sehingga sulit untuk paralel dengan sumbu panjang gigi atau dengan occlusal plane. 5royeksi pusat sinar. 5enempatan posisi penahan reseptor yang memungkinkan untuk mengarahkan pusat sinar melalui gigi molar kedua. Atur sudut horiBontal untuk mengarahkan sinar melalui area kontak. -itik penyinaran. Arahkan titik penyinaran di ba+ah batas terluar mata dan sekitar 3 cm di atas batas in"erior rahang ba+ah. 5royeksi 7istal :bliEue (olar ;ahang 4a+ah Dakupan gambar. 5royeksi distal obliEue mencakupi gigi molar ketiga dan area retromolar rahang ba+ah yang sering tidak terlihat pada proyeksi gigi molar. 5emeriksaan ini terutama lebih cenderung digunakan untuk mendeteksi gigi impaksi atau kondisi patologis tulang pada daerah ini daripada pemeriksaan gigi tersebut. 5enempatan reseptor. -empatkan penahan reseptor pada dasar mulut di antara lidah dan prosesus a6eolaris paralel dengan sumbu panjang gigi molar. -empatkan instrument seposterior mungkin dan letakkan bagian posterior reseptor pada garis tengah. 5royeksi pusat sinar. 5osisi penahan instrument harus memungkinkan agar gambar mencakup gigi molar ketiga dan bagian yang lebih posterior dari gigi tersebut. -itik penyinaran. -itik penyinaran kurang lebih 3 cm dari batas in"erior rahang ba+ah, disesuaikan dengan garis batas ramus mandibula. 5enempatan Sudut *ead -ube Sudut horiBontal. !etika penahan reseptor dengan beam%localiBing ring digunakan, instrument diletakkan secara horiBontal, sehingga ketika tube diluruskan dengan ring, pusat sinar mele+ati langsung titik kontak pada region yang akan dilakukan pemeriksaan. Jika penahan receptor tidak memiliki "itur beam%localiBing, tube diarahkan tepat melalui titik kontak. 5ada kondisi seperti ini, paparan radiasi ini juga akan terpusat pada reseptor. Sudut 6ertikal. 5ada praktiknya, tujuan klinisi ialah untuk memaparkan pusat sinar%H pada sudut yang benar ke permukaan bisektris, yaitu garis yang dibentuk oleh sudut antara receptor dengan sumbu panjang gigi. 5rinsip ini bekerja dengan baik untuk struktur dua dimensi, tetapi untuk gigi dengan akar lebih dari satu, menunjukkan kecenderungan untuk terjadinya distorsi. Sedut 6ertical yang terlalu besar menghasikan gambar yang mengalami pemendekan, sedangkan sudut yang terlalu kecil menghasilkan pemanjangan gambar. Sudut yang harus dibentuk ber6ariasi tergantung 6ariasi anatomi yang akan dilakukan pemeriksaan. ,kuran rata%rata kebanyakan orang dapat digunakan sebagai pedoman ketika occlusal plane paralel dengan dasar mulut. 5E(E;I!SAA< 4I-E/I<G

;adiogra"i bite+ing (sering disubut juga interproHimal mencakup mahkota gigi rahang atas dan ba+ah serta ouncak tulang al6eolarnya. 5emeriksaan ini dapat memperlihatkan gambaran karies interproksimal pada tahap a+al sebelum karies dapat terlihat secara klinis. 5emeriksaan radiogra"i ini jga dapat memperlihatkan karies sekunder di ba+ah restorasi, yang mana sering tidak terdeteksi pada pemeriksaan radiogra"i periapikal. 5emeriksaan radiogra"i bite+ing juga berguna untuk melihat kondisi jaringan pendukung gigi. 5emeriksaan ini memperlihatkan gambaran puncak tulang al6eolar dengan baik dan dapat mendeteksi adanya penurunan tinggi tulang al6eolar dengan membandingkan dengan gigi yang berdekatan. Sebagai tambahan, karena sudut proyeksi dile+atkan langsung pada interproHimal, pemeriksaan ini juga e"ekti" untuk mendeteksi adanya kalkulus pada area interproHimal (karena memiliki radiodensitas yang relati6e rendah, kalkulus lebih jelas terlihat secara radiogra"is dengan paparan yang dikurangi . Sumbu panjang receptor bite+ing biasaya diletakkan secara horiBontal, tetapi juga dapat diletakkan secara 6ertikal. ;eceptor 4ite+ing *oriBontal ,ntuk mendapatkan karakteristik yang diinginkan untuk pemeriksaan bite+ing, paparan harus diarahkan secara hati%hati ke antara gigi dan paralel dengan occlusal plane. Area dimana receptor atau penahan receptor dilketakkan di mulut, area tersebut yang akan tercakup dalam hasil gambaran radiogra"i. 4eberapa perbedaan dapat terjadi pada pemaparan antara rahang atas dan ba+ah. !etika sinar memapar langsung pada kontak premolar rahang ba+ah, o6erlap yang terjadi pada premolar rahang atas minimal atau bahkan tidak ada. Sudut horiBontal sangat menentukkan terjadinya o6erlapping tersebut. Sudut kontak molar pertama dan kedua rahang atas pada umumnya lebih ke anterior dibandingkan kontak molar pertama dan kedua rahang ba+ah. Silinder diposisikan kurang lebih '0 derajat untuk mendapat paparan yang paralel dengan occlusal plane (occlusal dento%enamel junction%7EJ . *al ini meminimalisasi terjadinya o6erlap pada kedua cusp yang berla+anan sehingga memungkinkan deteksi a+al lesi pada bagian oklusal gigi. Instrumen RD5 bite+ing memiliki eHternal guide ring untuk memposisikan head tube. *al ini mengurangi kemungkinan terjadinya cone cut. ,nutk memposisikan RD5 dengan benar, guide bar ditempatkan paralel dengan gigi yang akan diperiksa. !edua radiogra"i bite+ing posterior, untuk gigi premolar dan molar, direkomendasikan untuk masing%masing kuadran. 4agaimnapun, untuk anak%anak berusia ') tahun atau kurang, satu reseptor bite+ing (<o. ) mencukupi. 5royeksi premolar harus mencakupi bagian distal gigi caninus dan mahkota gigi%gigi premolar. !arena gigi caninus rahang ba+ah pada umumnya terletak lebih mesial dari gigi caninus rahang atas, maka biasanya gigi caninus rahang ba+ah dijadikan pedoman untuk menempatkan reseptor bite+ing premolar. ;eseptor bite+ing molar ditempatkan ' atau )mm dari gigi molar paling distal yang telah erupsi (pada rahang atas mapun rahang ba+ah . ;eseptor 4ite+ing Fertikal ;eceptor bite+ing 6ertikal biasanya digunakan pada pasien yang mengalami bone losssedang sampai berat. 5rinsip penempatan receptor dan orientasi paparan sinar kurang lebih sama dengan proyeksi bite+ing horiBontal. 5royeksi 4ite+ing 5remolar Dakupan gambar. 5royeksi ini harus meliputi bagian distal dari gigi caninus dan mahkota gigi%gigi premolar rahang atas maupun ba+ah. 5enempatan receptor. -empatkan receptor di antara gigi dan lidah, cukup jauh dari permukaan lingual gigi untuk mencegah inter"erensi palatum saat menutup mulut dan posisi paralel dengan sumbu panjang gigi. 4atas anterior receptor harus diletakkan di luar area kontak gigi caninus rahang ba+ah dengan premolar pertama. -ahan receptor di tempatnya sampai pasien benar%benar menutup mulutnya. (enahan receptor ketika penutupan mencegah bergeraknya receptor lebih ke arah distal. 5royeksi pusat sinar. Sesuaikan sudut horiBontal cone dengan proyeksi central ray ke pusat reseptor melalui daerah kontak premolar. untuk mengkompensasi sedikit inklinasi pada reseptor terhadap mukosa palatal, sudut 6ertikal sebaiknya sekitar $ derajat. -itik penyinaran. identi"ikasi titik penyinaran dengan meretraksi pipi dan memastikan bah+a central ray akan masuk garis oklusi pada titik kontak antara premolar kedua dan molar kesatu. 5royeksi bite+ing molar Dakupan gambar. proyeksi ini memperlihatkan permukaan distal erupsi molar yang paling belakang dan mahkota dari molar rahang atas dan rahang ba+ah. karena daerah kontak molar rahang atas dan ba+ah ada kemungkinan untuk tidak terbuka dari sudut horiBontal yang sama, jadi dapat tidak terlihat oleh satu reseptor. pada kasus ini diharapkan dapat membuka kontak molar rahang atas karena kontak molar mandibula biasanya mebuka pada reseptor periapikal. 5enempatan reseptor. tempatkan reseptor diantara lidah dan gigi, sejauh mungkin untuk menghindari kontak gusi cekat yang sensiti". magin distal pada reseptor sebaiknya diperpanjang ' sampai ) mm dari erupssi molar yang paling belakang. ketika menggunaakan RD5, sesuaikan sudut horiBontal dengan menempatkan guide bar sejajar dengan arah central ray untuk membuka daerah kontak antara molaar pertaama daan molar kedua. 5royeksi pusat sinar. proyeksikan central ray ke pusat reseptor dan melalui kontak molar rahang atas pertama dan kedua. belokkan central ray sedikit dari anterior karena kontak molar biasanya tidak berorientasi pada sudut yang benar pada permukaan bukal dari geligi ini. disarankan sudut 6ertikal '0 derajat. -itik penyinaran. central ray harus masuk pipi di ba+ah lateral canthus mata pada tingkatan bidang oklusal.

5royeksi oklusal maksila anterior Dakupan gambar. primary "ield pada proyeksi ini mencakup aterior maksila dan pertumbuhan giginya dan dasar anterior "ossa nasal dan gigi dari kaninus ke kaninus lainnya. 5enempatan reseptor. atur kepala pasien sehingga bidang sagital tegak lurus dan bidang oklusal sejajar lantai. tempatkan reseptor pada mulut dengan sisi paparan terhadap maksila, dengan batas posterior menyentuh rami, dan dimensi panjang pada reseptor tegak lurus bidang sagital. pasien menstabilkan reseptor dengan menutup mulut atau dengan menggunakan tekanan bilateral ibu jari. 5royeksi pusat sinar. orientasikan central ray melalui ujung hidung terhadap tengah reseptor dengan kira%kira 3$ derajat sudut 6ertikal dan 0 derajat sudut horiBontal. -itik penyinaran. central ray masuk arah +ajah pasien kira%kira melalui ujung hidung. 5royeksi oklusaal maksila cross%sectional Dakupan gambar. proyeksi ini memperlihatkan palatum, processus Bygomatikum pada maksila, bagian anteroin"eriorpada setiap antrum, canal nasolacrimal, gigi molar kedua sampai ke molar kedua lainnya, dan nasal septum. 5enempatan reseptor. dudukkan pasien dengan bidang sagital tegak lurus lantai dan bidang oklusal horiBontal. tempatkan reseptor dengan dimensi panjang tegak lurus bidang sagital, menyilang di mulut. dorong reseptor ke belakang sampai berkontak dengan batas anterior ramus mandibula. pasien menstabilkan reseptor dengan menutup mulutnya. 5royeksi pusat sinar atur central ray pada sudut 6ertikal @$ derajat dan sudut horiBontal 0 derajat, pada batang hidung tepat di ba+ah nasion, terhadap tengah reseptor. -itik penyinaran secara umum, central ray masuk arah +ajah pasien melalui batang hidung. 5royeksi oklusal maksila lateral Dakupan gambar. proyeksi ini menun jukan kuadran al6eolar ridge maksila, aspek in"erolateral pada antrum, tuberositas, geligi dari lateral gigi seri sampai molar ketiga pada sisi kontralateral. tambahan pula, prosessus Bygomaticus pada superimpose maksila yang melebihi akar pada gigi molar. 5enempatan reseptor. tempatkan reseptor dengan sumbu panjang sejajar bidang sagital dan pada sisi yang penting, dengan sisi tabung ke arah sisi maksila yang dipertanyakan. dorong reseptor ke posterior saampai menyentuh ramus. posisi batas lateral sejajar dengan permukaan bukal paada gigi posterior, diperpanjang ke lateral sekitar ' cm mele+ati bukal cusp. minta pasien untuk menutup dan memegang reseptor pada posisinya. 5royeksi pusat sinar. orientasikan central ray dengan sudut 6ertikal @0 derajat, untuk titik ) cm di ba+ah laateral canthus mata, arahkan menuju pusat reseptor. -itik penyinaran. central ray masuk paada titip sekitar ) cm di ba+ah lateral canthus mata. 5royeksi oklusal anterior mandibula Dakupan gambar. proyeksi ini termasuk bagian anterior mandibula, pertumbuhan gigi dari kaninus ke kaninus lainnya, batas cortical in"erior mandibula. 5enempatan reseptor. tempatkan pasien miring ke belakang sehingga bidang oklusal 3$ derajat dari garis horiBontal. tempatkan reseptor daalam mulut dengan sumbu panjang tegak lurus bidang sagital dan dorong ke opsterior sampai menyentuh ramus. pusatkan reseptor dengan bagian tabung di ba+ah dan minta pasien untuk menggigit ringan untuk menetapkan posisi reseptor. 5royeksi pusat sinar orientasikan central ray dengan sudut %'0 derajat melalui titik dagu ke arah tengah reseptor. -itik penyinaran. point o" entry central ray yaitu pada midline dan melalui ujung dagu. 5royeksi oklusal cross%sectional mandibula Dakupan gambar. proyeksi ini termasuk jaringan lunak pada dasar mulut dan memperlihatkan bagian lingual dan bukal mandibula dari molar kedua ke molar kedua lainnya. ketika gambar ini dibuat untuk memeriksa dasar mulut, +aktu paparan harus dikurangi sampai setengah +aaktunya untuk membuat gambar mandibula. 5enempatan reseptor. dudukkan pasien pada posisi semi berbaring dengan kepala miring ke belakang sehingga garis ala% tragus hampir tegak lurus lantai. tempatkan reseptor dalam mulut dengan sumbu panjang tegak lurus bidang sagital dan dengan bagian tabung ke arah mandibula. batas anterior reseptor harus kira%kira ' cm dari pusat gigi seri mandibula. minta paasien untuk menggigit reseptor untuk menempatkan posisi. 5royeksi pusat sinar. arahkan central ray pada midline melalui dasar mulut kira%kira 3 cm di ba+ah dagu, dengan sudut ke pusat reseptor. -itik penyinaran. point o" entry central ray yaitu pada midline melalui dasar mulut kiraakira 3 cm di ba+ah dagu. 5royeksi oklusal lateral mandibula Dakupan gambar. proyeksi ini mencakup jaringan lunak pada setengah dasar mulut, bagian bukal dan lingual dari setengah mandibula, dan gigi dari lateral gigi seri ke molar ketiga gigi kontralateralnya. 5enempatan reseptor. dudukkan pasien paada posisi semi berbaring dengan kepala miring ke belakang sehingga garis ala% tragus hampir tegak lurus lantai. tempatkan reseptor dalam mulut dengan sumbu panjang sejajar dengan bidang sagital daan dengan bagian tabung ke arah mandibula. tempatkan reseptor sejauh mungkin ke posterior, lalu pindahkaan sumbu

panjang ke bukal (kanan atau kiri sehingga batas lateral reseptor sejajar dengan permukaan bukal gigi posterior dan diperpanjang ke lateral sekitar ' cm. 5royeksi pusat sinar. arahkan central ray tegak lurus pusat reseptor ke arah titik di baa+ah dagu, sekitar 3 cm posterior ke titik dagu dan 3 cm lateral ke midline. -itik penyinaran .titik penyinaran sinar pusat yaitu di ba+ah dagu, sekitar 3 cm posterior di ba+ah dagu dan sekitar 3 cm larteral ke midline. ;adiogra"i :klusal ;adiogra"i oklusal memperlihatkaan hubungan segmen yang luas pada rahang. 7apat termasuk palatum atau dasar mulut dan jangkauan masuk akal untuk struktur laateral yang berdekatan. ;adiogra"i oklusal juga berguna ketika pasien tidak daapat membuka mulut cukup lebar untuk radiogra"i periapikal atau dengan alasan lain tidaak dapat menerima reseptor periapikal. !arena radiogra"i oklusal terekspos pada angulasi yang curam, mereka bisa digunakan dengan radiogra"i periapical kon6ensional untuk menentukan lokasi objek pada semua tiga dimensi. !hasnya, radiogra"i oklusal terutama berguna pada kasus berikut. % untuk melokasikan dengan tepat akar%akar dan supernumerari , yang belum erupsi, dan gigi yang terimpaksi (teknik ini khususnya berguna pada impaksi caninus dan molar ketiga % untuk melokasikan benda asing pada rahang dan batu%batuan pada duktus sublingual dan kelenjar submandibular. % untuk mendemonstrasikan dan e6aluasi integritas anterior, medial dan lateral outline dari sinus maksilaris. % untuk membantu pemeriksaan pasien dengan trismus, yang hanya dapat membuka mulutnya beberapa milimeter sajaS kondisi ini menghalangi radiogra"i intraoralS yang tidak mungkin dilakukan atau setidaknya nyeri yang hebat pada pasien. % untuk mendapat in"ormasi tentang lokasi, asal, luas, dan pemindahan pada "raktur mandibula dan maHila. % untuk menentukan perluasan lateral atau medial dari penyakit (misal, kista, osteomielitis, keganasan dan untuk mendeteksi penyakit pada palatum atau dasar mulut. ,ntuk membuat radiogra"i oklusal, receptor yang relati" besar (A,A H $,8 cm [3 H ),3 inches\ dimasukkan diantara permukaan oklusal gigi. ;eseptor oklusal hanya terbuat dari "ilm atau lempeng penyimpanan "os"or. -idak ada sensor DD7 atau D(:S ada sebesar itu. sesuai namanya, receptor ditempatkan pada bidang oklusi. sisi >tube? pada receptor ini diposisikan ke rahang yang diperiksa, dan sinar H%ray diarahkan melalui rahang ke receptor. 7ikarenakan ukurannya, receptor dapat memeriksa porsi yang relati" besar dari rahang. proyeksi terstandar digunakan, yang menentukan hubungan yang diinginkan diantara central ray, receptor dan regio yang ingin diperiksa. +alaupun, klinisi dapat bebas memodi"ikasi hubungan ini untuk mencapai syarat klinis yang spesi"ik. 5emeriksaan ;adiogra"i Anak%anak 5erhatian pada proteksi radiasi paling penting pada anak%anak karena sensiti"itas mereka yang lebih besar terhadap iradiasi. jalan terbaik untuk mengurangi eksposur yang tidak perlu adalah dengan cara dokter gigi membuat minimal jumlah receptor yang dibutuhkan pada tiap pasien. keputusan ini didasarkan pemerikasaan klinis dan pertimbangan usia pasien, ri+ayat medis, pertimbangan pertumbuhan, dan kesehatan mulut secara umum, seperti apakah ada caries dan selang +aktu dari pemeriksaan sebelumnya. hati%hati membuat pemeriksaan bite%+ing pada penilaian caries pada inter6al periodik setelah kontak pasien tertutup. "rekuensi mesti ditentukan sebagian oleh kecepatan caries pasien. sur6ey periapikal sering direkomendasikan untuk anak%anak a+al dari miHed dentition stage. perhatian khusus pada prosedur yang mengurangi eksposur (lihat bab 3 , termasuk penggunaan receptor cepat, prosesing yang sesuai, alat pembatas sinar, dan apron penutup dan penghalang tiroid. ;adiogra"i anak merupakan pengalaman yang menarik dan menantang. +alaupun prinsip radiogra"i periapikal pada anak sama seperti de+asa, pada praktiknya anak membutuhkan perhatian khusus karena struktur anatomis yang kecil dan kemungkinan masalah perilaku. arches dan dentition yang dengan ukuran semakin kecil membutuhkan receptor periapikal yang lebih kecil. palatum dan dasar mulut yang relati" dangkal membutuhkan modi"ikasi lanjut pada penempatan receptor. pemeriksaan radiogra"is khusus menggunakan oclusal reseptor untuk projeksi eHtraoral disarankan.

Anda mungkin juga menyukai