PENDAHULUAN
China mengacu pada wilayah suatu negara, yang terletak di timur laut benua Asia
Selama lima dekade, pasca perang dunia kedua, China merupakan negara dengan ekonomi tertutup Perubahan terjadi ketika Deng Hsiao Ping, pemimpin China pada tahun 1978 membuka perekonomian dengan mengijinkan investasi asing masuk ke China. Perkembangan selanjutnya selama dua dekade terakhir ini, China berhasil meraih pertumbuhan ekonomi dengan cepat dan reformasi kelembagaan secara drastis yang menjadi ujung tombak pembangunan negara.
Dari perspektif perdagangan internasional, China dikenal dengan sebutan walled world
Istilah yang mengacu pada negara yang dapat berdagang satu dengan lainnya dalam pasar global namun masih memelihara kendali terhadap masa depan ekonominya sendiri, sistem politik dan kebijakan luar negeri.
Guanxi
Guanxi berarti jaringan di antara berbagai pihak yang bekerja sama dan mendukung satu sama lain Di China, Guanxi berpengaruh besar terhadap sukses bisnis. Dengan menerapkan Guanxi secara benar, organisasi dapat meminimalkan resiko, frusutasi dan ketidaknyamanan ketika melakukan bisnis. Pelaku bisnis di China menjalin jaringan bisnis dengan stakeholder tidak hanya untuk sekedar basa-basi, namun suatu hubungan yang dilandasi oleh saling pengertian dan kesediaan untuk saling membantu
Ganqing
Secara harafiah ganqing berarti perasaan (Toruan, 2009) konsep ganqing masih berhubungan dekat dengan guanxi Ganqing merefleksikan suasana umum dari hubungan sosial dari dua orang atau dua badan yang saling berinteraksi
Konsep ganqing dalam kebudayaan China mengacu kepada dua hal yang berbeda tapi saling berhubungan
- Mianzi () Merepresentasikan persepsi sosial terhadap prestise seseorang - Lianzi () Kepercayaan masyarakat dalam karakter moral seseora
Orang China berusaha sebisa mungkin menghindari suatu konflik dalam melanggengkan hubungan dengan sesamanya
Xinyong
Dalam budaya bisnis China bermakna sebagai sebuah jaringan antar pribadi Para pebisnis China secara pribadi akan berhubungan langsung dengan rekan-rekan bisnisnya karena hal ini akan meningkatkan kemutlakan peran pemilik di samping tetap menjaga reputasinya sebagai pemilik perusahaan Xinyong dapat tertuang dalam kontrak verbal di suatu transaksi bisnis
SUMBER KEKUATAN
Sumber kekuatan China terletak pada perilaku masyarakatnya yang masih mengacu pada kepercayan dan tata nilai tradisional Banyak orang China yang memiliki sifat kewirausahaan, rajin dan tekun, fokus pada sasaran mereka, lebih banyak dimotivasi oleh keinginan meraih perubahan taraf hidup
BUDAYA BISNIS
Sejatinya China merupakan pasar yang terpecah, tidak terkonsentrasi (fragmented) Karena tidak terkonsentrasi memunculkan banyak peluang dalam berbagai bidang bisnis
Sifat budaya Konfusian memberi China kebebasan untuk bertindak dalam mencapai manfaat hubungan dagang dan diplomatik.
Pragmatisme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis Dalam banyak hal, China bertindak berdasarkan pemikiran pragmatis. Hal ini tercermin tidak hanya pada bagaimana individu China membuat keputusan, atau melatar-belakangi suatu tindakan; namun sampai pada bagaimana kebijakan politik dan perdagangan luar negeri
Nasionalisme
Nasionalisme merupakan perekat yang menyatukan budaya China Neo-Konfusianisme dan strategi pragmatis Elite politik China menganggap nasionalisme sebagai alat proses regenerasi dan pertahanan melawan imperialisme. Maka dari itu kebangkitan China tidak mengubah kekuasaan teritorial mereka. Kebangkitan China dilihat dari ekspansi ekonomi di era global, penguasaan teritori yang menggangu kedaulatan negara lain, sudah tidak relevan lagi, digantikan oleh aliran investasi, produk, informasi, dan ide.
XIE XIE