Lingkungan Industri

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

Lingkungan industri Ancaman pendatang baru, dalam industri perajin perak di Kotagede ini malah jarang ada pesaing

baru. Karena semakin lama, sebagian besar pemuda Kotagede lebih memilih untuk bekerja di luar wilayah Kotagede daripada melanjutkan usaha perak tersebut. Hal ini disebabkan karena sepinya pembeli perak, berbeda dengan keadaan sebelum krisis 1998 lalu. Persaingan sesama pengusaha semakin ketat, karena pembeli yang sepi atau hanya rame disaat-saat tertentu seperti liburan sekolah atau liburan musim panas di luar negeri saja. Banyak perajin perak yang gulung tikar karena sepinya pembeli ini, bahkan tak jarang orang yang dulunya pengusaha perak sekarang beralih profesi membuka warung, menjadi kuli bangunan atau menjadi kusir andong. Ancaman dari produk pengganti, saat ini perajin perak Kotagede tidak memiliki ancaman dari produk pengganti, karena perak buatan Kotagede sendiri terkenal dengan kualitasnya. Apalagi dengan latar belakang sejarah Kotagede yang dulunya sebagai ibukota kerajaan Mataram, membuat perak dari Kotagede ini semakin diminati. Namun, inovasi produk, modal dan teknologi menjadi masalah ditengah munculnya berbagai produk perak dari negara lain seperti Vietnam, India dan lainnya, yang mampu memproduksi perhiasan khususnya perak dengan kualitas yang baik. Industri kerajinan perak termasuk kategori industri kreatif potensial untuk terus dikembangkan karena produknya diminati pasar dalam dan luar negeri. Industri kerajinan perak juga mampu menciptakan nilai tambah tinggi karena mengusung gagasan yang dipadukan dengan seni serta inovasi dan teknologi. Industri kerajinan perak ini pun dapat menjadi salah satu sarana untuk mengurangi jumlah pengangguran, jumlah tenaga kerja pengrajin yang dipekerjakan di tiap-tiap pengusaha juga bergantung pada besar kecilnya usaha. Yang besar ada yang mempekerjakan lebih dari 200 orang, yang sedang sekitar 50-100 orang, dan yang kecil bahkan ada yang hanya mempekerjakan sekitar 5 orang. Pembeli yang sedikit atau hanya ramai disaat-saat tertentu saja membuat para perajin perak harus pandai-pandai menarik calon pembelinya. Tak jarang para perajin perak ini memberikan diskon pada produknya, namun mereka akan memberikan diskon pada produk yang harga bahan bakunya sedang murah, karena harga bahan baku perak ini harganya berfluktuasi. Mereka merelakan mendapatkan margin tipis asalkan pembeli selalu ada. Selain berbagai hambatan di atas, para perajin perak pun merasa keberatan dengan mengeluarkan kebijakan pembebanan PPN sebesar 10% pada pembelian bahan baku perak karena membebani usaha mereka ditengah turunnya daya beli masyarakat. Menurut salah seorang perajin perak, para perajin perak tersebut harus diajari bagaimana caranya menjemput konsumen, tidak hanya menunggu konsumen datang dan juga diajari cara berpromosi.

Anda mungkin juga menyukai