Anda di halaman 1dari 3

Anugrah dkk.

: Kehamilan dengan Psoriasis Pustulosa Generalisata

Kehamilan dengan Psoriasis Pustulosa Generalisata


Pregnancy with Generalized Pustular Psoriasis
A Anugrah RSA, Erry Gumilar Dachlan, Saut Sahat Pohan 1 Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi 2 Departemen/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UNAIR/RSU Dr. Soetomo Surabaya
1 1 2

ABSTRACT This article reports a case of pregnancy with generalized pustular psoriasis. The case, Mrs NR, 25, was handled at dermatology and venereology ward. Anatomic pathology laboratory examination was performed, revealing pustular psoriasis with typical clinical symptoms, where there were erythematous macule, on top of which pustules were dispersed. The diagnosis was, therefore, the pustular psoriasis. There was repeated recurrence, particularly during pregnancy. The patient was therapied with topical corticosteroid and, with consideration that there was flare several days after therapy and pregnancy age of 38 weeks, the pregnancy was terminated with caesarean section, and a male infant of 3100 grams was born. After delivery, the condition of the mother and the baby was improved and they were discharged on day 5. In this case, topical corticosteroid therapy was given, and apparently during the course of the disease, there was relapse due to the absence of general down-regulation from the immune system by pregnancy hormones, particularly the corticosteroid. Keywords: generalized pustular psoriasis, pregnancy Correspondence: A Anugrah RSA, Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi FK UNAIR/RSU Dr. Soetomo Surabaya PENDAHULUAN Psoriasis Pustulosa Generalisata (tipe von Zumbusch) dengan Sindroma Lupus Eritematosus (SLE) menurut literatur merupakan kasus yang jarang terjadi. Pada laporan kasus ini penulis laporkan tentang penderita psoriasis pustulosa generalisata yang kemudian hamil. Angka kejadian kehamilan yang disertai dengan psoriasis pustulosa generalisata tidak diketahui dengan pasti. Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit bersifat kronik residif, khas ditandai dominasi erupsi pustula yang disertai dengan gejala sistemik seperti demam yang berlangsung beberapa hari. Pustulanya bersifat steril dengan ukuran 23 mm, tersebar pada batang tubuh dan ekstremitas, jarang mengenai luka. Kulit sekitar pustulosa biasanya eritematus. Pada awalnya kelainan kulit berupa bercak dengan sejumlah pustula yang kemudian menyatu (konfluen) membentuk gambaran danau (lake of pus). Kehamilan dapat mempengaruhi penyakit autoimun, sehingga kehamilan dapat memperberat penyakit psoriasis, sedangkan penyakit autoimun juga dapat mempengaruhi kehamilan. Pada psoriasis dapat menyebabkan terjadinya abortus spontan, lahir mati (stillbirth), dan kelahiran prematur. Pada kasus ini penulis dapatkan ibu hamil yang menderita psoriasis, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan fisik,

laboratorium, dan penunjang lainnya untuk menentukan diagnosis secara pasti. Setelah diagnosis dapat ditegakkan diperlukan penatalaksanaan secara komprehensif antara bagian Obstetri dan bagian Kulit dan Kelamin. Disamping itu juga perlu dimonitor keadaan janin selama di dalam kandungan, karena psoriasis dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin selama di dalam kandungan. Penderita akhirnya ditangani dengan pemberian obat-obatan untuk psoriasis. Kehamilan pada penderita ini akhirnya diakhiri pada usia kehamilan 3839 minggu dengan operasi caesar. Keadaan ibu setelah operasi membaik. Pada bayi dilakukan pengawasan dan ternyata tidak didapatkan gejala penyakit psoriasis dan SLE. Akhirnya ibu dan bayi dipulangkan dalam keadaan baik. Psoriasis adalah suatu penyakit peradangan kulit, bersifat kronik residif, khas ditandai adanya bagian kulit yang menebal, eritematus, dan berbatas tegas. Bagian atasnya tertutup skuama putih seperti perak, sering terdapat pada daerah tubuh yang sering terkena trauma kulit, yaitu kepala, bagian ekstensor dari ekstremitas, dan region sakralis. Luas kelainan kulit sangat bervariasi dari lesi yang lokalisata dan terpisah sampai tersebar mengenai seluruh kulit.1-3 Psoriasis merupakan penyakit universal dengan insidensi bervariasi di berbagai negara. Psoriasis sering dijumpai

47

Majalah Obstetri & Ginekologi, Vol. 17 No. 1 Januari - April 2009 : 47 - 53

pada orang kulit putih, mengenai 13% populasi dunia.3 Di Amerika mengenai sekitar 23 juta penduduk atau 1% populasi, pulau Faroe 2,8%, Denmark 2,9%, Inggris 2%, dan Cina 0,3%. Prevalensi wanita adalah sama dengan pria. Penyakit ini dapat muncul pada segala usia, namun jarang ditemukan pada usia dibawah 10 tahun. Umumnya pertama kali timbul usia 1530 tahun. Insidensi penyakit kemudian berkurang secara perlahan dengan bertambahnya usia, walaupun juga didapatkan pada usia 5760 tahun.4 Psoriasis dapat digolongkan menjadi dua tipe berdasarkan awitan, riwayat keluarga, dan keparahan penyakit. Psoriasis tipe 1 timbul sebelum usia 40 tahun dan tipe 2 timbul setelah usia 40 tahun. 5,6 Tabel 1. Karakteristik psoriasis tipe 1 dan 26
Karakteristik Puncak usia awitan Riwayat keluarga Asosiasi HLA Perjalanan penyakit Tipe 1 20-an sering Cw-6 (pasti) B13 & B17 (mungkin) cenderung generalisata, parah, dan refrakter Tipe 2 60-an jarang jarang ringan

Beberapa tahun terakhir ini pandangan tentang patogenesis psoriasis mengalami banyak perubahan. Pada awalnya, psoriasis dianggap sebagai kelainan kulit akibat gangguan hiperproliferasi keratinosit disertai diferensiasi abnormal epidermis.2,3,7 Kerusakan sel target pada psoriasis terdiri dari beberapa sel, termasuk keratinosit, namun secara histopatologik menunjukkan tiga faktor patogenik utama, yaitu diferensiasi abnormalitas keratinosit, hiperproliferasi keratinosit, dan infiltrasi komponen sel radang.5 Secara singkat terlihat adanya siklus sel yang memendek sekitar 1,5 hari pada proliferasi keratinosit psoriasis, fase maturasi, dan pelepasan keratinosit memerlukan waktu sekitar 4 hari sehingga keratinosit sel basal memperbanyak diri 10 kali lebih cepat dibandingkan orang normal.6 Selain itu beberapa para ahli menyetujui bahwa psoriasis dapat dicetuskan melalui mutasi beberapa gen bersama-sama (multigenik). Penelitian oleh Marius (1993) menyimpulkan bahwa jika kedua orang tua terkena penyakit ini, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit yang sama sebesar 50%, jika hanya satu orang tua yang terkena maka kemungkinannya sebesar 16,4%. Jika kedua orang tua tidak menderita penyakit tersebut kemungkinannya sebesar 7,8%. Jika ada saudara yang terjangkit maka kemungkinannya sebesar 7%, dan jika ada riwayat keluarga generasi kedua yang terjangkit maka kemungkinannya sebesar 4%, dan jika ada riwayat keluarga generasi ketiga terjangkit maka kemungkinannya adalah 2%.6 Telah diketahui adanya hubungan yang bermakna antara HLA (human leucocyte antigen) dan psoriasis. Hubungan antara psoriasis dengan frekuensi antigen kelas I HLA-B57, -B13, -Cw6, dan -Cw7, terutama HLA-Cw6 mempunyai risiko psoriasis paling tinggi. Pada individu yang memiliki HLA-B17 atau -B13, didapatkan kemungkinan menderita psoriasis 5 kali dari yang lain. Pada psoriasis pustulosa didapatkan peningkatan HLA-B27, dan

peningkatan HLA-B13 serta HLA-B17 pada psoriasis gutata dan psoriasis eritroderma.3,6 Analisis HLA yang spesifik dalam 1 populasi didapatkan kerentanan terhadap psoriasis terletak pada ujung distal kromosom 17, dan disebut sebagai psoriasis susceptibility (Psor gene). Penemuan ini menunjukkan suatu lokus mayor Psor1 berdekatan dengan HLA-C pada kromosom 6p21, dan gen Psors lain seperti Psors2 pada kromosom 17q24-q25, dan Psors3 pada kromosom 4q.5,6 Selain itu terdapat faktor pencetus yang berperan dalam menginduksi atau mengeksaserbasi psoriasis pada individu yang secara genetik memiliki predisposisi untuk psoriasis.3,5,7 Beberapa faktor pencetus tersebut antara lain (1) trauma fisik pada kulit, misalnya abrasi superfisial, laserasi atau insisi, luka bakar, dan reaksi fototoksik, (2) aktivasi imunitas selular setempat, misalnya kontak alergen dan infeksi pada kulit, (3) aktivasi atau penyimpangan imunologik sistemik, misalnya hipersensitivitas obat atau antigen lainnya, infeksi streptokokus grupA, dan infeksi HIV, (4) obat sistemik, misalnya kortikosteroid, litium karbonat, antimalaria (klorokuin, hidroksiklorokuin), antihipertensi (betabloker, angiotensin converting enzyme inhibitor), dan antiinflamasi nonsteroid, serta (5) stres emosional. Penelitian klinis menunjukkan bahwa psoriasis bertambah buruk dengan adanya stres emosional, didapatkan pada sekitar 3040% kasus. Namun hubungan sebab akibat antara eksaserbasi psoriasis dan stres emosional ini masih belum jelas. Saat ini banyak publikasi yang menyatakan bahwa imunopatogenesis mendasari kelainan psoriasis. Penelitian menggunakan mencit yang menerima tandur kulit sehat penderita psoriasis, suntikan sel T autologus penderita pada mencit menunjukkan penularan penyakitnya. Telah diketahui bahwa pertahanan sistem imun secara normal di kulit diperankan oleh limfosit T. Sel T yang teraktivasi dan berdiferensiasi menjadi sel T helper-1 akan mengekskresi berbagai jenis sitokin yang mampu merangsang berbagai sel di dekatnya, kemudian mensekresi sitokin tambahan yang mengakibatkan umpan balik positif dalam mempertahankan keadaan peradangan menahun. Hal ini melengkapi bukti bahwa sel T yang teraktivasi berperan dalam psoriasis. Beberapa peneliti menduga bahwa proinflamatori atau profil sitokin T helper-1 (IL-1, IL-2, IFN, TNF) mendominasi respons psoriatik sel T. Beberapa peneliti melaporkan peningkatan produksi IFN pada plak psoriasis. Pelepasan IFN akan menginduksi TNF dan sitokin lainnya untuk memproduksi protein inflamasi oleh keratinosit. Selain itu keratinosit yang teraktivasi tersebut juga akan melepaskan kemokin dan berbagai macam growth factor yang akan menstimulasi influks netrofil, perubahan vaskuler, dan hiperplasia keratinosit.8-10 Gejala klinis psoriasis, dari keadaan umum penderita biasanya tidak berpengaruh, dari data subjektif penderita didapatkan kebanyakan lesi biasanya tanpa gejala,

48

Anugrah dkk. : Kehamilan dengan Psoriasis Pustulosa Generalisata

keluhan gatal kadang-kadang bisa muncul atau tidak, dan jika gejala tersebut muncul biasanya berhubungan

dengan likenifikasi pada plakat psoriasis dan terjadi pada 20% penderita psoriasis, nyeri pada sendi kecil tangan d

49

Anda mungkin juga menyukai