Anda di halaman 1dari 13

Hipospadia

Definisi
Hipospadia sendiri berasal dari dua kata yaitu

hypo yang berarti di bawah dan spadon yang berarti keratan yang panjang. Hipospadia adalah kelainan kongenital dimana muara uretra eksterna (MUE) terletak di ventral penis dan lebih ke proximal dari tempat normalnya (ujung gland penis). Kelainan ini seringkali disertai adanya fibrosis pada bagian distal MUE yang menyebabkan bengkoknya penis (chordae).

Etiologi
Gangguan dan ketidakseimbangan hormon

androgen Genetika Lingkungan - polutan dan zat yang bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.

Epidemiologi
Hipospadia merupakan kelainan bawaan yang

terjadi pada 3 diantara 1.000 bayi baru lahir. Beratnya hipospadia bervariasi, kebanyakan lubang uretra terletak di dekat ujung penis, yaitu pada glans penis. Bentuk hipospadia yang lebih berat terjadi jika lubang uretra terdapat di tengah batang penis atau pada pangkal penis, dan kadang pada skrotum (kantung zakar) atau di bawah skrotum.

Manifestasi Klinis
Lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi

berada lebih ke proximal dan berada di ventral. Penis melengkung ke bawah. Penis tampak seperti berkerudung karena preputium dibagian ventral tidak ada, berkumpul dibagian dorsal. Jika berkemih, anak harus duduk.

Diagnosis
Diagnosis hipospadia biasanya jelas pada

pemeriksaan inspeksi. Kadang-kadang hipospadia dapat didiagnosis pada pemeriksaan ultrasound prenatal. Pada orang dewasa yang menderita hipospadia dapat mengeluhkan kesulitan untuk mengarahkan pancaran urine. Chordae dapat menyebabkan batang penis melengkung ke ventral yang dapat mengganggu hubungan seksual. Hipospadia tipe perineal dan penoscrotal menyebabkan penderita harus miksi dalam posisi duduk, dan hipospadia jenis ini dapat menyebabkan infertilitas. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu urethtroscopy dan cystoscopy untuk memastikan organ-organ seks internal terbentuk secara normal.

Bayi yang menderita hipospadia sebaiknya tidak

disunat. Kulit depan penis dibiarkan untuk digunakan pada pembedahan. Rangkaian pembedahan diupayakan telah selesai dilakukan sebelum anak mulai sekolah. Pada saat ini, diupayakan dilakukan sebelum anak berumur 18 bulan. Jika tidak diobati, mungkin akan terjadi kesulitan dalam pelatihan buang air pada anak dan pada saat dewasa nanti, mungkin akan terjadi gangguan dalam melakukan hubungan seksual

Kelainan Penyerta
Mikropenis Undescendus testis Kelainan ginjal Kelainan ureter / uretra Kelainan buli-buli

Gender
Scrotum bifida

Klasifikasi
Subglanduler Penile shaft Penoscrotal Scrotal Perineal

Operasi
Release Chordae dan Tunneling
Meluruskan penis yaitu orifisium dan canalis uretra

senormal mungkin. Hal ini dikarenakan pada penderita hipospadia biasanya terdapat suatu chorda yang merupakan jaringan fibrosa yang mengakibatkan penis bengkok. Langkah selanjutnya adalah mobilisasi (memotong dan memindahkan) kulit preputium penis untuk menutup sulcus uretra dan dibuat lubang di gland penis sehingga MUE berada di ujung penis.

Uretroplasty
Tahap kedua ini dilaksanakan apabila tidak

terbentuk fossa naficularis pada glans penis. Uretroplasty yaitu membuat fassa naficularis baru pada glans penis yang nantinya akan dihubungkan dengan canalis uretra yang telah terbentuk sebelumnya melalui tahap pertama.

Komplikasi
Fistula uretrokutan, merupakan komplikasi yang

tersering dan ini digunakan sebagai parameter untuk menilai keberhasilan operasi. Pada prosedur operasi satu tahap saat ini angka kejadian yang dapat diterima adalah 5-10% . Edema/pembengkakan yang terjadi akibat reaksi jaringan besarnya dapat bervariasi, juga terbentuknya hematom/ kumpulan darah dibawah kulit, yang biasanya dicegah dengan balut tekan selama 2 sampai 3 hari paska operasi. Striktur, pada proksimal anastomosis yang kemungkinan disebabkan oleh angulasi dari anastomosis. Divertikulum, terjadi pada pembentukan neouretra yang terlalu lebar, atau adanya stenosis meatal yang mengakibatkan dilatasi yang lanjut.

Daftar Pustaka
Referensi Sastrasupena H., Hipospadia, Dalam Kumpulan

Kuliah Ilmu Bedah, Binarupa Aksara, Jakarta, 1995: 428-435 http://medicastore.com/ uniceffcorporation.html. Dikutip tanggal 10 Maret 2010 Purnomo B.B., Uretra dan Hipospadia, Dalam Dasardasar Urologi, Malang, 2000 : 6,137-138 Kuliah Hipospadia, Sub SMF Bedah Plastik Departemen Bedah RSPAD GATOT SOEBROTO, 2011. Suriadi . Rita, Yuliani . 2001 . Asuhan Keperawatan Pada Anak . Jakarta : CV. Sagung Seto http://lakshminawasasi.blogspot.com/2005/12/hipospa dia.html. Dikutip tanggal 10 Maret 2010

Anda mungkin juga menyukai