Anda di halaman 1dari 29

PENATALAKSANAN

asma dapat terkontrol secara efektif dengan mengurangi proses inflamasi pada asma dan juga mengobati bronkokonstriksi serta gejala-gejala lainnya

GINA 2006
Tujuan penatalaksanaan asma: mencapai dan mempertahankan kontrol dari gejala asma mempertahankan kemampuan aktivitas normal, termasuk dalam latihan jasmani mempertahankan fungsi paru-paru sedekat mungkin dengan fungsi normalnya mencegah eksaserbasi asma menghindari efek samping yang diperoleh dari pengobatan asma mencegah kematian

Penatalaksanaan asma: a.Kerjasama pasien-dokter b.Mengidentifikasi dan mengurangi paparan terhadap faktor resiko c. Penilaian, pengobatan, dan pemantauan gejala asma d.Penanganan eksaserbasi asma e.Pertimbangan khusus

A. Kerjasama pasien-dokter pasien asma memperoleh pengetahuan, kepercayaan, dan kecakapan dalam penatalaksanaan asma

B. Mengidentifikasi dan mengurangi paparan terhadap faktor resiko Pencegahan Asma Pencegahan Gejala dan Eksaserbasi Asma

C. Penilaian, pengobatan, dan monitor gejala asma

Penilaian Kontrol Asma

Karakteristik Terkontrol
Gejala harian Keterbatasan dalam aktivitas fisik Gejala malam hari Penggunaan reliever Fungsi paru (APE atau VEP1)

Terkontrol Sebagian

Tidak Terkontrol
Tiga atau lebih karakteristik dari tingkat terkontrol sebagian dapat (+)/minggu

( 2x/minggu 2x/minggu) (+)

(+)

( 2x/minggu 2x/minggu) Normal < 80% prediksi/nilai terbaik

Eksaserbasi

1x/tahun

1x

Pengobatan Untuk Mengontrol Asma Jika kontrol asma dapat dipertahankan selama paling sedikit 3 bulan, maka pengobatan dapat diturunkan untuk mencapai dosis serendah mungkin Monitor dan Mempertahankan Kontrol Asma

D.Penatalaksanaan Serangan Asma di Rumah Sakit


Penilaian awal Anamnesis dan pemeriksaan fisik (auskultasi, penggunaan otot bantu nafas, denyut jantung, frekuensi nafas), APE atau VEP, saturasi O2, AGD

Pengobatan awal - Oksigen saturasi O2 90 % - Inhalasi agonis 2 kerja, kontinu selama satu jam - Glukokortikosteroid sistemik jika tidak ada respon, atau pasien sedang dalam penggunaan glukokortikosteroid sistemik, atau serangan asma berat - Sedatif kontraindikasi pada keadaan eksaserbasi

Dinilai setelah satu jam Pemeriksaan fisik, APE, saturasi O2, dan pemeriksaan lain yang diperlukan

Kriteria episode sedang: -APE 60-80% prediksi/nilai terbaik -Pemeriksaan fisik: gejala serangan asma sedang, penggunaan otot nafas bantu -Pengobatan: a. oksigen b. beta-2 agonis hirup dan antikolinergik hirup setiap 60 menit c. glukokortikosteroid oral Lanjutkan pengobatan sampai 1-3 jam

Kriteria episode berat: -Riwayat faktor risiko pencetus asma -APE <60% prediksi/nilai terbaik -Pemeriksaan fisik: gejala serangan asma berat, retraksi otot dinding dada -Tidak ada perbaikan setelah pengobatan awal

Dinilai setelah 1-2 jam

Respon baik setelah 1-2 jam: -respon (+) dalam 60 menit setelah pengobatan terakhir -pemeriksaan fisik: normal, tidak ada distres -APE >70% -Saturasi O2 >90%

Perbaikan: Kriteria pulang: - APE > 60% prediksi/nilai terbaik - Pengobatan oral/inhalasi Pengobatan di rumah: -lanjutkan beta-2 agonis hirup -pertimbangkan, glukokortikosteroid oral -pertimbangkan kombinasi tambahan: inhaler -edukasi pasien

Respon inkomplit dalam 1-2 jam: -faktor risiko -pemeriksaan fisik: gejala ringan sedang -APE <60% -Saturasi O2 tidak membaik

Dirawat di RS: -oksigen -beta-2 agonis hirup antikolinergik -glukokortikosteroid sistemik -Mg i.v -Monitor APE, saturasi O2, denyut nadi

Respon buruk dalam 1-2 jam: -Faktor risiko -Pemeriksaan fisik: gejala berat, mengantuk, gelisah -APE <30% -PCO2 > 45 mmHg -P O2 <60 mmHg

Dirawat di ICU: -oksigen -beta-2 agonis + antikolinergik -glukokortikosteroid i.v -pertimbangkan beta-2 agonis i.v -pertimbangkan teofilin i.v -intubasi & ventilasi mekanik

Respon inkomplit

Respon buruk

Penilaian ulang
Perbaikan Kriteria pulang

Respon buruk

ICU

E. Pertimbangan khusus Pertimbangan khusus dibutuhkan untuk penanganan asma pada: kehamilan; pembedahan; rinitis, sinusitis, dan polip nasal; asma karena pekerjaan; infeksi saluran respiratorik; refluks esofageal; asma terinduksi aspirin; dan anafilaksis

Berdasarkan patogenesis asma, strategi pengobatan yang diberikan dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, seperti: 1. Mencegah ikatan alergen-IgE Mencegah ikatan alergen dengan cara menghindari alergen atau dengan hiposensitisasi 2. Mencegah pelepasan mediator pemberian natrium kromolin, agonis beta 2, maupun teofilin

3. -

Melebarkan saluran nafas dengan bronkodilator Simpatomimetik: obat pilihan untuk serangan asma akut adalah agonis beta 2, dapat diberikan secara inhalasi atau nebulizer. Epinefrin subkutan diberikan pada serangan asma berat, dianjurkan hanya untuk anak atau dewasa muda. Aminofilin: digunakan pada serangan asma akut Kortikosteroid: bukan golongan bronkodilator, tetapi secara tidak langsung dapat melebarkan saluran nafas. Dipakai pada serangan asma akut atau terapi pemeliharaan. Antikolinergik

4.Mengurangi respon dengan jalan meredam inflamasi saluran nafas Dapat diberikan natrium kromolin atau dengan kortikosteroid baik per oral, parenteral atau inhalasi

Berdasarkan fungsinya, obat asma dibagi menjadi: a. Pencegah (controller) - obat yang dipakai setiap hari dalam jangka panjang untuk menjaga agar gejala asma tetap terkendali melalui efek anti inflamasi obat - termasuk golongan ini antara lain Glukokortikoid inhalasi dan sistemik, leukotriene modifiers, beta 2 agonis inhalasi kerja panjang dikombinasikan dengan Glukokortikoid, teofilin lepas lambat, kromon, dan anti IgE - Glukokortikoid inhalasi adalah pengobatan pencegah yang paling efektif saat ini

b. Penghilang gejala (reliever) - obat yang dipakai sesuai kebutuhan, yaitu untuk mengurangi bronkokonstriksi dan menghilangkan gejala-gejala asma dengan segera - termasuk golongan ini adalah beta 2 agonis inhalasi kerja cepat, antikolinergik inhalasi, teofilin kerja cepat, dan beta 2 agonis oral kerja cepat

Pengobatan Farmakologis Berdasakan Anak Tangga


Derajat Klinis Sebelum Pengobatan Nilai VEP1 Obat Pencegah Harian

Asma Intermite n

gejala >80% intermiten 1x (var: seminggu <20%) serangan singkat (jamhari) serangan malam 2x/bulan

Tidak diperlukan Bila timbul serangan dapat digunakan agonis beta 2 hirup, bila serangan berat timbul, ditambahkan pemberian glukokortikoid sistemik.

Asma - gejala >2x 80% Glukokortikoid hirup Persis seminggu (var: dosis rendah ten (<1x per 20- Alternatif: teofilin Ringa hari) lepas lambat, 30%) serangan kromolin, antin menggang leukotrien, gu nedokromil aktivitas & tidur serangan malam >2x/bulan

Asma -gejala (+) > 60%- Glukokortikoid dosis Persis setiap hari < rendah-sedang ten -serangan 80% hirup dan agonis Sedan menggang (var: beta-2 hirup kerja gu aktivitas >30 panjang. g & tidur Alternatif: anti%) -serangan leukotrien atau malam teofilin >1x/mingg u

-gejala terus 60% Glukokortikoid hirup Asma menerus, (var: > dosis tinggi dan persis sering 30%) beta-2 agonis hirup ten mendapat kerja panjang, dan serangan jika perlu Berat -aktivitas ditambahkan fisik glukokortikoid terbatas tablet atau sirup karena kerja panjang (2 gejala mg/kgBB/hari, asma maks. 60 mg/hari). -serangan malam sering

Anda mungkin juga menyukai