Anda di halaman 1dari 33

BAB III

PENGERTIAN DAN SEJARAH PEREKEMBANGAN MUSIK DAN


LAGU DI INDONESIA
A. Pengertian Musik dan Lagu
Ada istilah yang mengatakan bahwa musik tumbuh seiring dengan
kebudayaan manusia. Istilah ini amat tepat untuk menggambarkan keberadaan
musik didunia ini. Musik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Musik merupakan salah satu dari anugrah tuhan yang
diberikan kepada manusia sebagai mahluk yang berakal budi. Dengan
demikian jelaslah bahwa musik merupakan bagian dari daya intelektualitas
seseorang. Secara lebih luas musik dianggap sebagai perwujudan perasaan
seseorang.
Namun apakah sebenarya pengertian dari musik tersebut? Berdasarkan
kamus besar Bahasa Indonesia musik merupakan ilmu atau menyusun nada
atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk
menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan
kesinambungan, selain itu musik juga dapat diartikan sebagai nada atau suara
yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan
keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat
menghasilkan bunyi-bunyi tersebut).
1
Pengertian musik sering kali dibedakan
dengan pengertian lagu. Menurut kamus Besar Indonesia lagu merupakan

1
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta,
Balai Pustaka, 1995), hal. 602.
ragam suara yang berirama (dalam bercakap-cakap, bernyanyi, membaca, dan
lain-lain), atau nyanyian.
2
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
musik dan lagu merupakan dua hal yang berkaitan erat satu sama lain.
Pengertian musik lebih luas dari pada pengertian lagu. Ada yang berpendapat
bahwa lagu merupakan bagian dari suatu karya musik, yaitu karya musik
sendiri meliputi karya musik yang menggunakan lirik maupun karya musik
tanpa lirik (instrumentalia).
B. Unsur-unsur Pembentuk Musik dan Lagu
Dari paparan diatas, maka dapat terlihat bahwa suatu karya musik
terdiri dari unsur-unsur tertentu sebagai pembentuknya yang mempunyai
kaitan yang erat satu dengan yang lain. Oleh karena itu jika kita
membicarakan suatu karya musik, maka tidak terlepas dari unsur-unsur
pembentuknya tersebut. Unsur-unsur pembentuk suatu karya musik yang
utama adalah :
1. Nada
2. Irama
3. Lirik/Syair
4. Aransemen
Nada atau suara, sebagai faktor pembentuk musik yang pertama
disusun, atau kombinasi sehingga menghasilkan komposisi (suara) yang
mempunyai kesatuan dan kesinambungan.

2
Ibid, hal. 486.
Nada atau suara tersebut dihasilkan oleh notasi musik sebagai
seperangkat atau sistem lambang (tanda) yang menggambarkan suatu nada.
3
Dalam proses penyusunan nada atau suara menjadi suatu karya musik, maka
juga diperlukan unsur-unsur yang lain seperti irama atau ritme. Irama atau
ritme terdiri dari tempo dan dinamika. Tempo merupakan ukuran waktu,
tempo menentukan turun naiknya, atau cepat lambatnya suatu lagu.
4
Adakalanya suatu lagu mempunyai irama yang lambat pada awalnya, dan
menjadi cepat saat bagian reffrain/pengulangannya atau sebaliknya.
Sementara itu dinamika merupakan ukuran keras lemahnya suatu lagu.
Contohnya lagu-lagu perjuangan rata-rata mempunyai dinamika yang keras.
Sedangkan lagu-lagu pop rata-rata mempunyai dinamika yang lemah. Apabila
karya musik yang dihasilkan bukan merupakan karya instrumental, maka juga
dibutuhkan lirik. Lirik merupakan bagian dari suatu karya sastra. Lirik
merupakan susunan kata dari sebuah nyanyian yang merupakan curahan
perasaan pribadi dari pengarangnya.
5
Dengan melihat hal ini, maka amatlah
tepat pendapat yang mengatakan bahwa suatu karya musik lebih luas dari
suatu karya sastra, karena karya musik memadukan unsur karya sastra dengan
unsur-unsur yang lainnya menjadi suatu kesatuan yang harmonis. Unsur nada,
irama, dan lirik kemudian dikombinasikan menjadi suatu kesatuan yang
harmonis dalam aranseman musik. Aransemen musik mempunyai peran yang

3
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta,
Balai Pustaka, 1995), hal. 618.
4
Ibid, hal. 338.
5
Ibid, hal. 528.
besar dalam mengatur dan mengkombinasikan unsur-unsur suatu karya musik
dan lagu yang ada.
C. Proses Pembentukan Musik dan Lagu
Proses pembentukan suatu karya musik atau lagu, dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Pencarian Ide dan Penentuan Tema Lagu
Pada awalnya seseorang komponis atau pencipta lagu melakukan
pencarian ide, dan menentukan tema dari karya musikal yang akan
diciptakannya. Ide dan tema dari lagu tersebut dapat merupakan hasil
pengalaman pribadi sang pencipta lagu, atau dari hasil pemikirannya. Pada
tahap ini dapat ditentukan judul dari karya musik tersebut, namun
penentuan judul dapat juga dilakukan setelah seluruh proses penciptaannya
selesai.
b. Pembuatan Syair/lirik lagu
Apabila ingin menciptakan suatu karya musik dengan lirik, maka
ada pencipta lagu yang memilih untuk membuat syair atau lirik dari
lagunya terlebih dahulu, baru kemudian membuat komposisi musiknya.
Namun ada juga pencipta lagu yang memilih untuk membuat komposisi
musiknya terlebih dahulu, baru kemudian membuat syair atau liriknya. Hal
ini sesuai dengan selera atau kebiasaan pencipta lagu tersebut. Sebenarnya
lebih baik apabila dalam proses penciptaan lagu seorang pencipta lagu
membuat syair/lirik lagu terlebih dahulu baru kemudian komposisi
musiknya. Bila pencipta lagu memutuskan untuk membuat lirik atau syair
lagu terlebih dahulu, maka harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Syair yang dipilih adalah syair yang baik susunannya memikat hati,
dan yang mengandung arti didalamnya.
6
Dalam suatu komposisi vokal
(yang menggunakan lirik) seorang komponis harus selalu
memperhitungkan suara penyanyi. Ia harus mengelakkan teknik yang
pelik, mengingat suara manusia ada yang tinggi dan rendah, suara laki-laki
dan perempuan. Ia harus mengingat batas-batas wilayah luasnya.
7
Wilayah
suara manusia pada dasarnya dapat dibagi sebagai berikut :
8
a. Wilayah Suara Anak-anak :
Tinggi : dari nada dasar c-f
Rendah : dari nada dasar a-d
b. Wilayah Suara Dewasa :
Suara wanita tinggi (sopran) : dari nada dasar c-a
Suara wanita sedang (mezzo sopran) : dari nada dasar a-f.
Suara wanita rendah (alto) : dari nada dasar f-d
Suara pria tinggi (tenor) : dari nada dasar c-a
Suara pria sedang (baritone) : dari nada dasar a-f
Suara pria rendah (bas) : dari nada dasar f-d
Seorang komponis juga harus memperhitungkan testitur, yaitu
register suara yang paling baik letaknya dan indah warna cemerlang dan

6
Amir Pasaribu, Analisis Musik Indonesia, cet. I, (Jakarta, PT. Pantja Simpati, 1986), hal.
38.
7
Ibid
8
Tim Kertakes SLTP, Kerajinan Tangan dan Kesenian, (Jakarta, PT. Galaxi Puspa
Mega, 2000), hal. 114.
ekspresif. Begitu pula memperhitungkan saat-saat berhenti untuk bernafas,
seperti misalnya pembagian penggesekan keatas atau kebawah pada biola
atau cello.
9
Disini fantasi seorang komponis atau pencipta lagu dengan dibatasi
oleh syair dan teks. Syair sejak semula menyalurkan pikiran dan fantasi
seorang pencipta lagu kejalan/arah tertentu. Syair/lirik tidak selalu menjadi
pembatas/pengekang, namun juga memberi bantuan oleh irama dan
tekanan kalimat-kalimat, dan lebih-lebih oleh keseluruhan isi syair, dan
mutu estetisnya. Syair menjadi pendorong bagi jalannya inspirasi.
10
Deklamasi syair yang sempurna dan wajar, sangat penting bagi
seorang komponis, disamping sentiment syair, aksentuasi, dan infeksi yang
terdapat didalamnya. Mengingat bagaimana watak irama dan birama syair
yang dihadapinya supaya tidak terjadi konflik antara birama atau metrum
dan aksentuasi kalimat-kalimat. Aksen suku kata hendaknya cocok dengan
aksen musik (berat atau ringan), dan infeksi suara resitasinya tercermin
pada naik turunnya lagu.
11
Hal penting yang kurang diperhatikan oleh pengarang lagu
Indonesia adalah menomorsatukan syair, dimana musikalisasi baru ada
kemudian setelah syair dibuat. Jadi tidak melodi dibuat dahulu baru
kemudian kata-katanya. Akibat yang terjadi dari pembuatan melodi
terlebih dahulu baru kata-katanya adalah syair/lirik yang dihasilkan tidak

9
Pasaribu, op. cit, hal. 39.
10
Ibid
11
Ibid
spontan, tidak lancar atau wajar, dan tidak menjadi satu kesatuan dengan
lagunya.
12
Adakalanya seorang pencipta lagu mewujudkan atau menuangkan
syair/lirik yang dibuat oleh seorang pujangga/penyair. Dengan demikian
harus ada kerjasama yang erat diantara keduanya. Disini pencipta lagu
mencoba menuangkan apa yang menjadi isi dari syair yang dibuat penyair
tersebut dan sekaligus menuangkan perasaan yang terkandung dalam syair
tersebut kedalam suatu karya musik. Contohnya suatu syair yang sedih
atau lirih akan lebih terungkap dengan irama lagu yang lambat/medium.
Dengan demikian tampak adanya harmonisasi atau kesatuan antara syair
dengan nada, atau secara luas dapat dikatakan bahwa terdapat kerjasama
yang erat antara musik dan sastra.
c. Pembuatan Komposisi Musik
Suatu karya musik dapat berupa karya musik yang dihasilkan oleh
suara manusia yang dinamakan musik vokal atau yang dihasilkan oleh
instrument musik yang dinamakan musik instrumental. Untuk suatu karya
instrumental, maka sang pencipta lagu langsung membuat komposisi
musiknya.
Ada beberapa unsur penting sebagai pembentuk suatu komposisi
musik yang harus diperhatikan oleh seorang pencipta lagu sebagai berikut:
a. Nada

12
Pasaribu, op. cit, hal. 40.
Nada merupakan suara yang teratur panjang pendeknya, keras
lembutnya, serta tinggi rendahnya.
13
Nada mempunyai empat unsure:
14
1. Frekuensi :
Frekuensi adalah jumlah getaran dalam setiap menit. Semakin
besar frekuensinya, maka akan semakin tinggi nadanya.
2. Amplitudo :
Amplitudo adalah ukuran lebar dari getaran benda. Amplitudo akan
menentukan keras lembutnya nada.
3. Panjang pendeknya nada tergantung pada lamanya bergetar.
Semakin lama benda itu bergetar akan semakin panjang suara atau
nada tersebut.
4. Timbre atau warna suara :
Timbre atau warna suara tergantung pada bahan benda (kayu,
logam, kulit, dan lain-lain), bentuk benda (tabung, kotak, balok,
dan lain-lain), dan cara memainkan (ditiup, dipetik, dipukul, dan
lain-lain).
b. Notasi
Nada sebagai unsur pembentukan musik yang utama
diwujudkan dalam bentuk notasi musik. Notasi musik merupakan
tanda-tanda yang berupa lambang atau angka yang berfungsi untuk
menyatakan tinggi rendahnya, serta panjang pendeknya nada.
15
Notasi musik dibedakan menjadi dua sistem penulisan :
16

13
Tim Kertakes SLTP, op. cit, hal. 21.
14
Ibid
15
Tim Kertakes SLTP, op. cit, hal. 21
1. Notasi balok :
Yaitu penulisan musik dengan menggunakan lambang-
lambang pada balok-balok berupa jajaran garis. Notasi balok
dituliskan pada sebuah teks yang berisi lambang-lambang dan
tanda-tanda yang menjadi petunjuk mengenai nada apa yang harus
dimainkan, berapa lama dimainkan, seberapa kuat atau lemahnya
harus dibunyikan, dan sebagainya.
17
Istilah not balok dalam bahasa Indonesia berasal dari
pengaruh bahasa Belanda Noten Balk, yaitu notasi musik yang
menggunakan lima garis horizontal untuk menepatkan titi-titi nada.
Titi-titi nada digambarkan dengan lambang dan ditulis dengan
huruf A, B, C, D, E, F, G, namun dengan urutan C, D, E, F, G, A,
B, C.
18
Not-not yang digunakan dalam balok ini disebut not
mutlak. Disebut mutlak karena tinggi rendah dan jarak not-not
tersebut sudah pasti, meski dimainkan dengan alat yang berbeda.
Misalnya nada G pada gitar mempunyai tinggi yang sama dengan
nada G pada suling. Kepastian nada itu disepakati secara
internasional oleh Academi Francaire dan disahkan dalam kongres
musik di Wina (Austria) pada tahun 1958. nada A dengan getaran

16
Ibid, hal. 22.
17
Ibid, hal. 23
18
Ibid
435 perdetik, ditetapkan sebagai standar atau pitch untuk
menentukan nada-nada yang lain.
19
Dari segi penulisan, notasi balok lebih sulit daripada
penulisan notasi angka. Namun bagi pemain musik atau penyanyi
membaca dan memainkan notasi balok dirasa lebih mudah, dari
pada membaca dan memainkan notasi angka. Hal ini karena pada
notasi balok secara visual mudah dilihat jarak naik dan turunnya
nada, sedangkan pada notasi angka hal tersebut tidak terlihat.
Suatu notasi balok dituliskan dalam media yang dinamakan
garis pranada. Garis pranada merupakan lima garis sejajar
mendatar yang disusun dengan jarak yang teratur. Garis pranada
sering disebut juga sangkar nada, balok not, slave, atau titian nada.
Garis pranada dihitung dari bawah, dan diantara garis tersebut ada
suatu bidang yang disebut spasi.
Untuk dapat mengetahui nada apa yang dilambangkan oleh
suatu not balok, maka kita harus mengetahui tanda kunci pada awal
pranada sebagai nada dasar lagu tersebut. Ada 3 (tiga) macam
kunci not yang digunakan pada pranada yaitu :
20
Kunci G : sering disebut kunci biola, karena sering digunakan
untuk menuliskan nada-nada yang tinggi (untuk biola).
Bentuknya melingkar dan berhenti pada garis 2 (dua), karena
pada garis itulah terletak nada G.

19
Tim Kertakes SLTP, op. cit, hal. 24.
20
Ibid, hal. 28.
Kunci F : sering disebut kunci bas, karena biasa digunakan
untuk menuliskan nada-nada yang rendah, misalnya pada lagu-
lagu yang dinyanyikan pria. Penulisannya dimulai dari garis 4
(empat) karena nada F terletak disana.
Kunci C : dapat ditempatkan dimana saja. Biasanya dengan
melihat letaknya, seorang penyanyi akan segera mengetahui
untuk jenis suara apa lagu tersebut ditulis.
2. Notasi angka :
Yaitu penulisan musik dengan menggunakan angka sebagai
not-notnya. Angka yang digunakan yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7.
untuk menuliskan nada kedelapan (oktaf), nada pertama diulang,
namun dinyanyikan lebih tinggi. Demikian juga dengan nada-nada
berikutnya merupakan pengulangan dari keenam nada berikutnya.
Cara penulisan semacam ini biasa disebut dengan istilah solmisasi.
Angka-angka diatas dibaca do, re, mi, fa, sol, la, si.
Penggunaan notasi angka ini dimulai sejak tahun 1030,
berasal dari tulisan seorang biarawan benedictin bernama guido
dArezzo (Itali). Tulisan tersebut berupa lagu yang berjudul Hymne
Sancto Ioanes (Himne Santo Yohanes).
Setelah mengalami perkembangan, solmisasai ini
mengalami perubahan hingga menjadi seperti yang kita gunakan
sekarang. Keseluruhan solmisasi ini membentuk satu Oktaf, yaitu
urutan delapan nada (bahasa latin, octo = delapan).
c. Birama
Birama adalah ketukan atau tekanan yang berulang-ulang
secara teratur pada suatu lagu. Birama sering disebut juga dengan
sukat, mietrum, maat, atau bar.
21
Setiap pranada biasanya terbagi oleh
garis-garis tegak lurus. Garis tegak lurus ini membatasi jumlah not
yang dinyanyikan dalam setiap ruasnya. Garis yang digunakan sebagai
pembatas itu disebut garis birama, sedangkan ruas-ruas yang
dihasilkan oleh garis tersebut disebut ruas birama.
Tanda birama berbentuk pecahan yang mempunyai
pembilangan dan penyebut, pembilang menyatakan jumlah ketukan
pada setiap ruas birama, sedangkan penyebut menyatakan satuan nilai
not dalam setiap ketukan. Contoh : 2/4, birama ini menyatakan bahwa
dalam tiap ruas birama jumlah ketukan adalah 2 (dua) ketuk, dan nilai
satuan notnya 1/4.
22
d. Tangga Nada
Susunan nada-nada dalam suatu karya musik sering disebut
sebagai tangga nada. Tangga nada merupakan susunan nada-nada
pokok secara berurutan dalam sistem nada, dari nada rendah (dasar),
sampai nada tinggi atau oktafnya.
23
Ada bermacam-macam tangga
nada dalam musik, yang mempunyai karakternya sendiri, karena
terpengaruh unsur-unsur nada pembentuknya. Suatu tangga nada,
jenisnya ditentukan oleh interval nilai (jarak) dari tangga nada tersebut.

21
Tim Kertakes SLTP, op. cit, hal. 30
22
Ibid
23
Ibid, hal. 75.
Secara umum tangga nada yang paling utama dan paling sering
digunakan adalah tangga nada diatonis, dan tangga nada yang
petatonis. Tangga nada diatonis merupakan tangga nada yang
mempunyai dua interval nilai. Tangga nada diatonis terbagi menjadi
tangga nada diatonis mayor dan tangga nada ditonis minor. Tangga
nada ditonis mayor merupakan tangga nada yang dimulai pada nada
dasar do = C, dan mempunyai interval nilai/jarak nada 1-1-1/2-1-1-1-
1/2. sementara tangga nada diatonis minor merupakan tangga nada
yang dimulai pada nada dasar do = 1a/A, dan mempunyai interval
nilai/jarak nada 1-1/2-1-1-1/2-1-1.
Tangga nada pentatonic merupakan tangga nada yang hanya
terdiri dari lima nada. Tangga nada pentatonic juga dapat dibagi
menjadi tangga nada pentatonic mayor dan tangga nada pentatonic
minor, dengan menghilangkan nada fa (nada keempat) dan nada si
(nada ketujuh) dari tangga nada diatonis mayor/minor.
e. Irama
Irama merupakan ukuran waktu atau tempo atau gerakan
berturut-turut secara teratur, turun naik lagu (bunyi dsb) yang
beraturan, ritme.
24
Di dalam irama lagu terkandung unsur tempo serta
dinamika lagu. Tempo merupakan cepat lambatnya suatu lagu
dinyanyikan atau dibunyikan.
25
Tempo suatu lagu dapat diukur karena
pada dasarnya suatu musik terdiri dari ketukan-ketukan. Alat

24
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, op.cit, hal. 338.
25
Tim Kertakes SLTP, op. cit, hal. 32.
mengukur tempo suatu musik dinamakan Metronome. Metronome
diciptakan oleh johan. N Maelzel (1770-1838). Dalam suatu tulisan
musik cepat atau lambatnya lagu dilambangkan dengan tanda tempo.
Tanda/ukuran tempo bagi suatu lagu yang diakui secara internasional
adalah M.M. yang merupakan singkatan dari Metronoe Maelzel.
Sehingga bila suatu lagu ditulis berkecepatan M.M. = 108-116, berarti
lagu tersebut harus dinyanyikan atau dimainkan dengan ketukan 108-
116 per menit.
26
Tempo lagu dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu cepat,
sedang, dan lambat :
1. Tempo cepat
a. Allegretto = agak cepat dan ringan (M.M. = 108-116).
b. Allegro = cepat, ringan dan hidup (M.M. = 132-138).
c. Vivace = hidup, riang (M.M. = 160-176).
d. Presto = cepat (M.M. = 184-200).
2. Tempo sedang
a. Larghetto = lebih cepat dari largo (M.M. = 60-63)
b. Andante = secepat orang berjalan (M.M. = 72-76).
c. Adantino = lebih cepat dari adante (M.M. = 80-84).
d. Maestoso = agung dan mulia (M.M. = 88-92)
3. Tempo lambat
a. Grave = sangat lambat dan khidmat (M.M. = 40-46)

26
Ibid
b. Largo = lambat dan agung (M.M. = 46-46)
c. Adagio = sedikit lebih cepat dari Largo (M.M. = 52-54)
d. Lento = lambat (M.M. = 56-58)
Sementara dinamika merupakan kuat lemahnya suatu lagu
dinyanyikan.
27
Dalam suatu tulisan musik, dinamika suatu lagu
dilambangkan dengan tanda dinamika. Dengan adanya tanda
dinamika, kita dapat mengetahui seberapa kuat/lemahnya suatu
lagu harus dinyanyikan. Tanda dinamika biasanya ditampilkan
dengan menggunakan singkatan atau dengan tanda tertentu. Tanda-
tanda dinamika tersebut antara lain :
28
a. f = forte (keras).
b. ff = fortissimo = (keras sekali)
c. fff = fortissimo asai (sekeras-kerasnya).
d. fp = forte piano (keras segera lembut).
e. mf = mezzo forte (setengah keras).
f. p = piano (lembut).
g. Pp = pianissimo (lembut sekali).
h. Ppp = pianissimo posibile (selembut-lembutnya).
i. Mp = mezzo piano (setengah lembut).
Selain tandatanda dinamika yang disebutkan diatas, ada
tanda-tanda dinamika lainnya yang sering dipergunakan dalam

27
Tim Kertakes SLTP, op. cit, hal. 33.
28
Ibid.
suatu lagu yaitu crescendo dan decrescendo.
29
Crescendo berarti
semakin mengeras atau berangsur-angsur keras. Sedangkan
decrescendo berarti melembut atau berangsur-angsur menjadi
lembut.
f. Aransemen Musik
Dalam pembuatan komposisi musik, aransemen suatu karya
musik dan lagu mempunyai peran yang amat besar bagi terciptanya
lagu tersebut. Aransemen musik menentukan nada dasar dari lagu
tersebut, irama apakah yang lebih tepat untuk digunakan, berapa
birama lagu tersebut akan dinyanyikan, dan sebagaian. Intinya
aransemen musik merupakan pengaturan, dan penggabungan dari
semua unsur pembentuk karya musik dan lagu, dan menyatukan
kedalam suatu yang harmonis.
D. Bagian-Bagian Musik dan lagu
Pada umumnya suatu musik dan lagu dapat dibagi menjadi beberapa
bagian besar sebagai berikut :
a. Intro
Intro merupakan bagian awal suatu lagu dimana biasanya hanya terdiri
dari musik instrumental, dan merupakan pengiring sebelum penyanyi
menyanyikan lirik lagu tersebut.

29
Tim Kertakes SLTP, op. cit, hal. 33.
b. Bait
Bait merupakan bagian dimana penyanyi menyanyikan lirik lagu, dan
merupakan pengantar sebelum masuknya refrain.
c. Refrain
Refrain sering dikatakan sebagai bagian terpenting dari suatu lagu. Bagian
ini merupakan inti dari cerita dari suatu lagu. Para pendengar/penikmat
musik biasanya terkesan oleh bagian refrain dari suatu lagu. sehingga
hendaknya bagian refrain yang diciptakan mudah dicerna oleh
pendengar/penikmat musik, dan mempunyai lirik yang baik/indah pula.
Setelah refrain bisanya kembali pada bagian bait, yang dinyanyikan
dengan nada yang sama, namun dengan lirik/syair yang berbeda.
d. Solo
bagian solo merupakan bagian penghubung antara refrain dan bait dimana
dalam bagian ini ada satu atau beberapa instrument musik yang
ditonjolkan, baik gitar, piano, drum, atau alat musik gesek (string section).
e. Pengakhiran/ending/coda
Bagian ini merupakan bagian akhir dari suatu lagu, sebagai pengantar
sebelum suatu lagu berakhir. Bagian ini biasanya dimainkan/dinyanyikan
setelah melakukan pengulangan beberapa kali atas bagian refrain.
Susunan diatas juga berlaku bagi karya musik instrumental/tanpa lirik,
dimana dalam karya musik instrumental ada satu atau beberapa alat musik
yang ditonjolkan untuk menggantikan fungsi penyanyi dalam karya musik
yang menggunakan lirik. Dengan melihat susunan suatu karya musik diatas,
maka dapat kita simpulkan bahwa karya musik mempunyai kesamaan dengan
suatu karya sastra, dimana karya musik juga mempunyai pola bagian tertentu.
Contohnya pola A-B-C-A (pola bait - refrain - solo kemudian kembali ke bait
lagi).
E. Jenis-Jenis Aliran Musik
Berdasarkan unsur-unsur pembentuknya seperti yang telah disebutkan
diatas, suatu karya musik dapat dikatagorikan dalam jenis aliran tertentu.
Pengkatagorian ini sifatnya subyektif, karena didasarkan pada penilaian dari
kalangan pengamat musik, dan masyarakat atas bentuk, irama, lirik, nada,
maupun harmonisasi dari sebuah lagu. Beberapa aliran musik yang ada di
dunia antara lain adalah :
1. Musik Klasik
Aliran ini dinamakan musik klasik karena mengacu pada musik
yang ada pada abad pertengahan, dimana keindahan dan keagungan
menjadi ciri utama dari aliran musik ini. Tokoh-tokoh yang terkenal dari
aliran musik ini antara lain Johan Sebastian Bach (1685-1750), Wlfgang
Amadeus Mozart (1756-1791), Ludwig Van Bethoven (1770-1827), dan
Addie M.S. sebagai tokoh musik klasik di Negara kita.
30
2. Musik Jazz
Musik Jazz dianggap sebagai musik pembebasan jiwa. Musik ini
timbul sekitar tahun 1920-an dikalangan warga kulit hitam Amerika

30
Tim Pendidikan Seni SMU, Pendidikan Seni untuk SMU kelas 1, (Jakarta, PT. Galaxy
Puspa Mega, 2000), hal. 128.
Serikat yang terikat oleh perbudakan. Musik Jazz sarat akan improvisasi
baik vokal maupun instrument musik.
31
Ada bermacam-macam aliran Jazz
seperti Swing, Be-bop, Acid jazz, etno jazz, dan techno jazz. Tokoh Jazz
yang terkenal antara lain Louis Amstrong, dan Jack Lesmana sebagai
pelopor Jazz di Negara kita.
3. Musik Blues
Musik Blues lahir dikalangan budak-budak Afrika yang dipaksa
dibawa ke Amerika Serikat. Sehingga nada bait-baitnya selalu terdengar
seperti rintihan atau seperti orang yang sedang berkeluh kesah.
32
Tokoh
musik blues yang terkenal antara lain Jimmy Hendrix, dan Stevie Ray
Vaughan.
4. Musik Rock
Musik Rock awalnya berasal dari musik rocknroll yang
merupakan pengembangan dari musik blues, yang popular pada tahun
1960-an.
33
Sekitar tahun 1970-an musik rock mulai berkembang menjadi
lebih keras dan dinamis, dan melahirkan aliran-aliran musik rock baru,
yang hanya merupakan pengembangan dari musik rock yang sudah ada
sebelumnya, dengan mengubah tempo, maupun dinamika lagu yang ada.
Contohnya adalah : hard rock, slow rock, pop-rock (digabungkan dengan
musik pop), progressive rock, metal, thrash metal, speed metal, death
metal, hip-metal (digabungkan dengan musik rap/hip-hop), grunge, dll.

31
Tim Pendidikan Seni SMU, Pendidikan Seni untuk SMU kelas 1, (Jakarta, PT. Galaxy
Puspa Mega, 2000), hal. 134
32
Ibid
33
Ibid, hal. 135.
Tokoh musik rock yang terkenal antara lain : Led Zeppelin, Deep Pruple,
atau di Negara kita God Bless dan Gong 2000.
5. Musik Pop
Istilah musik pop berasal dari kata popular yang digunakan untuk
musik yang menarik banyak orang. Sejak tahun 1945 istilah tersebut
digunakan terutama oleh para kaum muda.
34
Tokoh yang terkenal dari
musik pop adalah Michael Jackson.
6. Musik Country
Perkembangan musik ini seiring dengan perkembangan musik jazz,
namun ia lahir dari lingkungan keluarga petani di Amerika Selatan. Tokoh
musik country yang terkenal adalah Grath Brooks, Fleetwood Mac, Shania
Twain, dan dari Negara kita Tantowi yahya.
35
7. Musik Reggae
Musik reggae berasal dari Jamaica. Musik ini mempunyai ciri khas,
dimana tekanannya jatuh pada ketukan kedua dan keempat, tidak seperti
musik lainnya yang memiliki tekanan pada ketukan pertama dan ketiga.
36
Musik reggae menjadi cikal bakal munculnya musik ska. Tokoh musik
reggae yang terkenal adalah Bob Marley.
8. Musik Rap
Musik rap berkembang seiring perkembangan tarian yang
dinamakan Break-dance yang amat popular pada tahun 1980an. Musik rap

34
Tim Pendidikan Seni SMU, Pendidikan Seni untuk SMU kelas 1, (Jakarta, PT. Galaxy
Puspa Mega, 2000), hal. 136
35
Ibid
36
Ibid, hal. 137.
berakar pada musik hitam lainnya seperti blues, jazz maupun Rhythm and
Blues yang disingkat R&B. musik rap dinyanyikan dengan cara bercakap-
cakap dan dianggap sebagai salah satu bentuk musik yang bersifat
pembebasan.
37
Tokoh musik rap yang terkenal antara lain Run DMC,
Eminem, Beastie Boys, dan dari Negara kita rap dipopularkan oleh Iwa K.
9. Musik Acappela
Kata a cappela berasal dari tradisi Gereja Katolik yang berarti
di Kapel.
38
Nyanyian tersebut dinamakan acappela karena dinyanyikan
didalam Kapel yang tidak memiliki alat musik. Jadi musik acappela
merupakan musik yang mengandalkan harmonisasi vokal tanpa diiringi
oleh instrument musik apapun. Kelompok musik acappela yang terkenal
adalah Jamaican Cafe, dan Snada.
10. Musik Konterporer
Musik kontemporer sering disebut sebagai musik eksperimen
karena ditampilkan dengan menggunakan baik instrumen musik dan
instrument lain yang mampu menghasilkan bunyi yang unik dan
mengetarkan jiwa.
39
F. Pertumbuhan dan Perkembangan Industri Musik Indonesia
Pertumbuhan dan perkembangan musik di Indonesia sampai menjadi
sebuah industri yang mapan tidak berlangsung dalam waktu singkat, namun

37
Tim Pendidikan Seni SMU, Pendidikan Seni untuk SMU kelas 1, (Jakarta, PT. Galaxy
Puspa Mega, 2000), hal. 137
38
Ibid, hal.138.
39
Ibid
melalui proses yang berlangsung selama puluhan, bahkan ratusan tahun.
Pertumbuhan dan perkembangan musik Indonesia dapat dibagi
kedalam dua masa yaitu musik sebelum masa penjajahan, sampai setelah
penjajahan berakhir, dan musik pasca masa penjajahan.
1. Musik Sebelum Masa Penjajahan, Sampai Setelah Penjajahan
Berakhir
Sebelum masa penjajahan Belanda, masyarakat telah mengenal
musik yang disebut sebagai musik rakyat.
40
Musik rakyat merupakan
musik yang tumbuh dan berkembang dikalangan rakyat jelata dan
mempunyai sifat sebagai berikut : belum terpengaruh oleh pengaruh luar,
tidak diketahui siapa penciptanya, tidak tertulis sehingga penyebarannya
dilakukan dari orang ke orang.
41
Saat itu musik hanya dianggap sebagai
sarana hiburan biasa, yang diperdengarkan pada pesta-pesta rakyat, dan
disenandungkan saat melakukan pekerjaan tertentu.
Pada masa penjajahan Belanda, pengaruh musik luar negri mulai
masuk ke negeri kita. Pelat-pelat gramphone mulai diperkenalkan, dan
pertunjukan musik diruangan terbuka, gedung-gedung pertunjukan,
maupun melalui siaran radio mulai digalakan. Pada masa itu ada beberapa
jenis aliran musik yang terkenal yaitu :
a. Keroncong
Keroncong merupakan asimilasi dari tarian moreska yang

40
Pasaribu, op. cit, hal. 92.
41
Ibid, hal. 94.
Berasal dari Portugis.
42
sekitar tahun 1930-an tokoh musik keroncong
yang amat terkenal adalah Miss Roekiah. Ia mengeluarkan beberapa
single rekaman piringan hitam antara lain lagu Terang Bulan, Boenga
Mawar, dan keroncong Fatima.
43
b. Stambul
Stambul hampir sama dengan keroncong. Perbedaan diantara
keduanya terletak pada masalah harmonisasi. Stambul dapat terbagi
menjadi tiga :
44
1. Stambul I yang dimulai dengan akor tonika contohnya pada lagu
Terang Bulan, Potong Padi dan O Ina Nikeke.
2. Sementara stambul II dimulai dengan akor sub-dominan.
Contohnya lagu kole-kole.
3. Stambul III merupakan campuran antara keroncong dan Stambul.
Contohnya pada lagu Sarina dan Keroncong Kemayoran.
c. Gambang
Gaya Gambang lebih dikenal dari lagu Jali-jali yang banyak
disukai oleh orang Indonesia maupun oleh peranakanTionghoa.
45
d. Gambus
Gambus merupakan musik yang berakar pada musik Arab atau
Mesir dan erat dengan kebudayaan Islam. Yang banyak disukai orang
adalah yang bercorak Gambus Arab seperti yang dinyanyikan oleh

42
Pasaribu, op. cit, hal. 59.
43
Achmad Khadafi Munir, Tinjauan Yuridis Suatu Perjanjian Dalam Industri Musik
Rekaman di Indonesia, (Skripsi Sarjana Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 1998), hal. 14.
44
Pasaribu, op. cit, hal. 59.
45
Ibid, hal. 60.
Awardah-Mochtar Lutfi atau Alwaton Alaydrus, dan Gambus
Melayu.
46
Musik Gambus merupakan cikal bakal dari musik dangdut
yang ada saat ini.
e. Joget
Joget terdapat dalam corak Sumatra, Melayu, dan Betawi
(Jakarta). Terdapat pula irama joget modern yaitu joget samba atau
rhumba, yang kirimkan dari Singapura dalam bentuk pelat-pelat
Gramaphone.
f. Langgam
Langgam merupakan jenis musik yang terpengaruh oleh musik
dari Hawai, dan irama Broadway Tin-Pan Allay.
47
Irama Langgam
lebih dinamis dari pada keroncong atau stambul, sehingga sering
disebut dengan istilah keroncong foxtrot, keroncong rhumba,
keroncong tango, atau joget keroncong. Permainan musik langgam
lebih terorganisasi karena berdasarkan atas suatu aransemen, dan tidak
didasarkan pada improvisasi belak seperti pada musik keroncong.
48
Contoh Langgam adalah lagu Melati di Tapal Batas.
g. Hawaiian
Sekitar tahun 1930-an musik Hawaiian mulai digemari oleh
masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jakarta. Tokoh yang
paling berpengaruh dalam perkembangan musik Hawaiian ini adalah
Tjoh Sinsu, dan Emil Shinsu. Mereka pulalah yang pertama kali

46
Pasaribu, op. cit, hal. 60
47
Ibid, hal. 61.
48
Ibid, hal. 62
mendirikan group band Hawaiian dengan nama Hawaiian
Synkopators.
49
h. Jazz
Sekitar tahun 1950-an setelah Indonesia Merdeka, musik jazz
menjadi amat popular, dan amat digemari oleh masyarakat khususnya
generasi muda.
50
Musik jazz juga dianggap sebagai musik pendobrak
dimasa itu. Musik Jazz mulai menarik perhatian masyarakat,
khususnya generasi muda. Kalangan pengamat musik waktu itu
beranggapan bahwa musik jazz merupakan musik amatiran, karena
hanya mengandalkan improvisasi, tanpa kemampuan membaca partitur
musik atau tanpa menempuh pendidikan formal musik.
51
2. Musik Pasca Masa Penjajahan
Masa pasca penjajahan Belanda dan Jepang dapat dikatakan
sebagai saat mulai tumbuh dan berkembangnya industri musik rekaman
Indonesia. Sekitar tahun 1953 seorang Komodor Udara yang bernama
Suyoso Karsono atau yang biasa disapa Mas Yos mendirikan sebuah
Studio rekaman sederhana di bilangan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta,
dengan dibantu dua orang sahabatnya yaitu budi Chen, dan Nick Mamahit,
yang dikenal sebagai tokoh pelopor musik jazz Indonesia.
52
Studio
rekaman dua track ini merupakan studio rekaman pertama di Indonesia.

49
Pasaribu, op. cit, hal. 72
50
Ibid, hal. 70.
51
Ibid, hal. 71.
52
Ahmad Khadafi Munir, op. cit, hal. 15.
Walaupun sederhana, namun studio tanpa nama ini mampu menghasilkan
album rekaman Bing Slamet, Sam Saimun, Nien Lesmana, dengan iringan
Nick Mamahit. Lagu Kopral Djono yang legendaris ciptaan Ismail Marjuki
untuk Nien Lesmana juga direkam di Studio ini.
Mas Yos kemudian mendirikan studio rekaman permanen di Jl.
Cikini raya yang diberi nama Irama Music Company. Ditempat ini lahir
sejumlah artis terkenal seperti Titiek Puspa, Marini, Lilies Suryani, Ivo
Nilakresna, Rahmat Kartolo, dan Koes Bersaudara. Irama juga
memproduksi rekaman penyanyi keroncong dan lagu-lagu daerah, seperti
rekaman Waljinah, Eny Kusini, dan Elly Kasim, juga menghasilkan
rekaman monumental dari Orkes Gumarang.
53
Pada akhir tahun 1960-an dikota Solo lahir pula perusahaan
rekaman yang bernama Lokananta. Perusahaan ini hanya merekam musik-
musik tradisional.
54
Di awal tahun 1970-an Dick Tamimi mendirikan
perusahaan rekaman yang bernama Dimita. Perusahaan ini menghasilkan
rekaman beberapa artis terkenal dimasa itu seperti Koes Bersaudar, Dara
Puspita, dan Panbers.
Perkembangan Industri Musik Indonesia semakin semarak setelah
didirikannya Perusahaan Rekaman Remaco oleh Eugene Timothy. Pada
saat itu publikasi karya rekaman lebih diperhatikan. Studio rekaman yang
digunakanpun juga semakin maju teknologinya. Sehingga saat itu hasil
rekaman tidak hanya dicetak dalam bentuk piringan hitam, namun mulai

53
Bens Leo, Industri Musik Indonesia Diawali dari Garasi, Artikel Anugrah Musik
Indonesia, 1998, hal. 1.
54
Ahmad Khadafi Munir, op. cit, hal. 16.
berbentuk kaset. Perusahaan rekaman ini menghasilkan karya rekaman
dari Koes Plus ( yang berasal dari Koes Bersaudara), DLloyd, Bimbo,
The Rollies, The Mercys, dan lain-lain.
Pada awal tahun 1970-an juga didirikan sebuah perusahaan
rekaman yang tidak saja bertindak sebagai produser eksekutif atau
penyandang dana, namun juga bertindak sebagai distributor sekaligus
sebagai pencari bakat. Perusahaan tersebut awalnya bernama Metropolitan,
kemudian berganti nama menjadi Musica Studios.
55
Pada periode 1980 - 1990-an perkembangan industri musik
Indonesia semakin semarak, dengan munculnya berbagai perusahaan
rekaman seperti Aquarius Musikindo, HP Record, Purnama Record, Suara
Sentral Sejati, Union Artist, Jackson Record, Wins Record, Virgo
Ramayana, Cepee Production, dan lain-lain. Pada priode ini musik pop
amat mendominasi pasar, dengan disertai munculnya jenis musik baru
seperti rap.
Setelah tahun 1990-an Industri musik kita mulai dirambah oleh
perusahaan rekaman asing yang menanamkan modalnya di Indonesia
seperti Sony Music Indonesia tempat bernaung Group Band dan penyanyi
terkenal seperti Padi, Sheila on-7, Cokelat, The Groove, /Rif, dan Rio
Febrian. Selain Sony Music perusahaan rekaman asing lainnya yang
masuk ke Negara kita antara lain Warner Music Indonesia tempat
bernaung group band Jikustik, dan EMI Indonesia tempat bernaung group

55
Ahmad Khadafi Munir, op. cit, hal. 17
band BIP, dan Shelomita. Pada periode ini diwarnai juga dengan fenomena
munculnya Independent Label, yaitu suatu usaha dari seorang musisi atau
band untuk memproduseri, dan mendistribusikan sendiri album mereka
tanpa bantuan dari suatu perusahaan rekaman. Usaha yang lebih dikenal
dengan istilah Indie Label ini, dipelopori oleh PAS Band, suatu band dari
kota bandung. Band-band dan artis Indie Label atau Independen ini
belakangan ada yang hijrah ke perusahaan rekaman besar atau melakuakan
sistem titip edar kepada perusahaan rekamaan besar untuk
mendistribusikan album mereka. Pada periode ini musik yang dihasilkan
mulai beragam dan mulai berani untuk memunculkan inovasi baru dalam
bermusik, seperti munculnya musik ska, Thrash Metal, hip-metal, punk,
british pop (brit-pop), Industrial, electronica/Techno, dan lain-lain.
Kerja keras insan musik Indonesia juga turut mendapatkan
penghargaan dengan diadakannya beberapa acara pemberian penghargaan
terhadap prestasi musik Indonesia seperti acara Anugrah Musik Indonesia,
Anugrah Musik Dangdut, dan acara Video Musik Indonesia.
G. Originalitas Sebagai Faktor Utama Pembentukan Suatu Karya Musik dan
Lagu
Pada dasarnya faktor utama dalam proses penciptaan suatu karya
musik adalah Originalitas. Original disini berarti karya musik yang diciptakan
merupakan karya asli dari pencipta lagu tersebut, dan bukan tiruan dari karya
musikal lainnya yang sudah ada. Karya musik yang original atau asli tersebut
juga mencerminkan kreatifitas dari penciptanya. Keaslian suatu karya musikal
mencakup keaslian ide, nada, lirik, dan unsur-unsur pembentuk lagu lainnya
seperti yang telah dibahas dimuka.
Komoditas utama dalam suatu Industri rekaman adalah Hak Cipta. Hak
Cipta merupakan perngkat hukum yang memberikan perlindungan bagi suatu
karya musik, dan memberikan pengaturan bagi penggunanya. Faktor
originalitas sebagai faktor utama dalam pembentukan musik dan lagu juga
sejalan dengan persyaratan dasar untuk mendapatkan Hak Cipta, maka ciptaan
tersebut harus original.
56
Dengan demikian secara a contario, maka suatu
peniruan dan pembajakan terhadap karya musik lain yang sudah ada
sebelumnya dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap Hak Cipta yang
dimiliki oleh pihak lain.
A. Peran Pemerintah dan Organisasi Yang Berkaitan Dengan Industri
Musik Dalam Pengembangan Industri Musik Nasional
Dalam suatu industri musik tentu banyak pihak yang terlibat
didalamnya. Pihak-pihak tersebut antara lain adalah Pemerintah, Organisasi
atau asosiasi yang bergerak dibidang musik, perusahaan rekaman, produser,
pencipta lagu, penyanyi, distributor, dan lain-lain. Pihak-pihak ini mempunyai
peranan yang sangat penting dalam mengembangkan Industri Musik Nasional,
dan senantiasa bekerja sama dalam mewujudkan hal tersebut.

56
Ita Gambiro, op.cit, hal. 4.
1. Peran Pemerintah Dalam Perkembangan Industri Musik Nasional
Peran Pemerintah disini, lebih sebagai administrator, atau pengatur
bagi berjalannya Industri Musik Nasional. Fungsi pengaturan yang
dilakuakn pemerintah tampak pada penyelenggaraan administrasi Hak
Cipta sesuai amanat UUHC No. 19 tahun 2002. fungsi administrasi bagi
Hak Cipta termasuk bagi Hak Cipta karya musik dan lagu diselenggarakan
oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI),
khususnya Direktorat Hak Cipta yang berada dibawah Departemen Hukum
dan HAM Indonesia. Fungsi Administrasi yang dilakukan meliputi
pendaftaran ciptaan lagu, pencatatan, lisensi, penghapusan ciptaan, dan
lain-lain.
2. Peranan Perusahaan Rekaman, Produser, Pencipta Lagu, Penyanyi,
dan Distributor, Dalam Perkembangan Industri Musik Nasional
Kerjasama dan koordinasi antara Perusahaan rekaman, produser,
pencipta lagu, penyanyi, dan distributor amat diperlukan. Karena
merekalah sebenarnya pemain utama dalam suatu industri musik. Dari
mereka pulalah lahir organisasi atau asosiasi yang berkenaan dengan
musik.
a. Pencipta Lagu
Pencipta lagu merupakan seorang atau beberapa orang secara
bersamasama yang atas inspirasinya melahirkan suatu ciptaan
berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan,
atau keahlian yang dituangkan kedalam bentuk yang khas dan bersifat
pribadi.
57
Setelah menciptakan lagu, biasanya pencipta lagu tersebut
menawarkan lagunya kepada Perusahaan rekaman atau produser dalam
bentuk Demo kaset dengan harapan mereka tertarik pada lagu-lagu
yang telah diciptakan, dan membeli hak penggandaan lagu tersebut
dari penciptanya. Setelah demo kaset tersebut diterima dan disetujui
oleh pihak perusahaan rekaman atau produser rekaman, maka
dibuatlah perjanjian pengalihan Hak Cipta antara Pencipta lagu dengan
perusahaan/produser rekaman tersebut. Dengan demikian Hak Cipta
atas lagu-lagu tersebut telah berada ditangan perusahaan/produser
rekaman, tanpa mengurangi hak moral, dan hak sang pencipta untuk
mendapatkan pembayaran royalti.
b. Perusahaan/Produser Rekaman
Perusahaan rekaman merupakan badan hukum yang
mempunyai kegiatan utama menghasilkan rekaman suara, menjadi
produser, melakukan promosi, distribusi, dan lain sebagainya.
Sementara, produser rekaman suara adalah orang atau badan hukum
yang pertama kali merekam dan memiliki tanggung jawab untuk
melaksanakan perekaman suara atau perakaman bunyi baik perekaman
dari suatu pertunjukan maupun perekaman suara atau perekaman bunyi
lainnya.
58
Produser rekaman belum tentu mempunyai perusahaan
rekaman sendiri. Sementara suatu perusahaan rekaman pasti dapat

57
Undang-Undang Hak Cipta, op. cit, Pasal. 1 (1)
58
Ibid, Pasal. 1 (19)
menjadi produser dalam produksi suatu album tertentu. Dengan
demikian pengertian perusahan rekaman lebih luas dari produser
rekaman.
Sebagai produser dari suatu proyek rekaman, maka perusahaan
rekaman/produser rekaman berhak melakukan kegiatan-kegiatan
seperti memilih penyanyi yang akan menyanyikan lagu tersebut,
memilih penata rekaman, musisi pendukung, melakukan promosi, dan
menyediakan sarana-sarana lainnya untuk menghasilkan sebuah master
rekaman.
59
Adakalanya suatu perusahaan rekaman juga, sekaligus
menjadi distributor bagi karya rekaman suara yang dihasilkan.
Dengan selesai dibuatnya master rekaman atas suatu lagu,
maka perusahaan/produser rekaman mempunyai hak baru yang
dinamakan hak atas karya rekaman suara (Saund Recording Rights).
c. Distributor
Distributor merupakan pihak yang melakukan penyaluran hasil
karya rekaman suara kepada masyarakat atau konsumen.
3. Peranan Organisasi Yang Berkaitan Dengan Musik
Organisasi atau asosiasi tersebut didirikan oleh para pihak yang
memang berkecimpung dalam industri musik berdasarkan tujuan tertentu.
Saat ini ada beberapa organisasi/asosiasi yang didirikan dan berkaitan
dengan musik sebagai berikut :

59
Ahmad Khadafi Munir, op. cit, hal. 21.
a. Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI)
YKCI merupakan suatu Performing Rights Socity yaitu suatu
lembaga yang didirikan untuk melakukan pengawasan, dan penagihan
atas pelaksanaan performing rights di Indonesia, khususnya
penggunaan lagu-lagu para anggotanya yang dimainkan di Kafe, pub,
panggung, restoran, hotel, dan lain-lain. YKCI didirikan oleh Chandra
Darusman, Rinto Harahap, dan beberapa rekannya yang akan
digunakan dalam film, iklan, dan lain-lain. YKCI memberikan royalty
setiap tahunnya kepada para anggotanya. Yovie Widianto, Eros Sheila
On-7, dan Melly Goeslaw, merupakan artis yang pernah merasakan
dinobatkan sebagai penerima royalty tertinggi dari YKCI.
b. Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI)
ASIRI merupakan asosiasi atau gabungan dari perusahaan
rekaman dan produser rekaman Suara.
c. Persatuan Artis dan Penata Rekaman Seluruh Indonesia
(PAPPRI)
PAPPRI beranggotakan baik dari kalangan pencipta lagu
sampai penata rekaman suara. PAPPRI merupakan wadah bagi para
pencipta lagu, artis, dan penata rekaman untuk memperjuangkan hak
mereka. PAPPRI didirikan oleh T.B. Sadikin Zuchra, dan rekan-
rekannya.

Anda mungkin juga menyukai