Anda di halaman 1dari 28

HUBUNGAN KERAPATAN MANGROVE DENGAN TRANSPOR SEDIMEN MELAYANG PADA KAWASAN PESISIR ARAMANYANG KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN

ACEH BESAR
Oleh INDAH PERMATASARI 1011101010003 Pembimbing I, Pembimbing II,

Irma Dewiyanti, M.Sc NIP 198112212005012001

Ichsan Setiawan, M.Si NIP 197806072006041004

Pendahuluan
Latar Belakang
Menurut DKP Aceh Besar dalam Semiloka pengelolaan perikanan pada kamis 29 Maret 2012 Aceh Besar memiliki: Panjang pantainya mencapai 334 km luas perairan laut 1.598,88 km2 Pulau-pulau kecil berjumlah 21 buah dan pulau-pulau besar berjumlah 2 buah tutupan terumbu karang seluas 1.155 ha dan ekosistem mangrove seluas 133,94 ha.

Pendahuluan
Latar Belakang
Mangrove sendiri merupakan tipe hutan yang khas terdapat disepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Mangrove mempunyai kecenderungan membentuk kerapatan dan keragaman struktur tegakan yang berperan penting sebagai perangkap endapan dan perlindungan terhadap erosi pantai

Pendahuluan
Latar Belakang
Penelitian pada kawasan pantai di daerah karangsong Kabupaten Indramayu pada tahun 2012 menunjukkan bahwa ketika kerapatan mangrove tinggi maka transpor sedimen akan rendah dan sebaliknya ketika kerapatan rendah maka transpor sedimen akan tinggi. Kerapatan mangrove pada daerah tersebut berkisar antara 500-600 tegakan/ha sedangkan transpor sedimennya berkisar 73,81-262,8 mg/cm2/hari (Petra et al., 2012).

Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan kerapatan mangrove terhadap transpor sedimen melayang yang terjadi di pesisir Aramanyang Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar

Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi beserta data tentang vegetasi dan kondisi mangrove yang terdapat di Aramanyang dan bagaimana transpor sedimen yang terjadi didaerah tersebut bila dikaitkan dengan kerapatan mangrove

Tinjauan Pustaka
Vegetasi Mangrove

Hutan Mangrove terdiri atas berbagai kelompok tumbuhan seperti pohon, semak, palmae, dan paku-pakuan (Sulistiyowaty, 2009) jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan di hutan mangrove Indonesia adalah sekitar 89 jenis, yang terdiri atas 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit dan 2 jenis parasit (Eriza, 2010).

Tinjauan Pustaka
Vegetasi Mangrove
Tomlison (1986) dalam Welly et al., (2010), yang membagi vegetasi mangrove menjadi tiga komponen yaitu: 1. Komponen utama, membentuk tegakan murni, tidak pernah bergabung dengan kelompok tumbuhan darat. 2. Komponen tambahan, tumbuh ditepi atau batas luar habitat mangrove dan jarang sekali membentuk tegakan murni 3. Komponen asosiasi, Kelompok ini tidak pernah tumbuh di dalam komunitas mangrove sejati dan biasanya hidup bersama tumbuhan darat.

Tinjauan Pustaka
Vegetasi Mangrove Menurut Bengen (2001), salah satu tipe zonasi hutan mangrore di Indonesia : 1. Daerah yang paling dekat dengan laut Avicennia spp berasosiasi Sonneratia spp. 2. Lebih ke arah darat didominasi oleh Rhizophora spp juga dijumpai Bruguiera spp. dan Xylocarpus spp 3. Zona berikutnya didominasi oleh Bruguiera spp. 4. Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan dataran rendah biasa ditumbuhi oleh Nypa fruticans, dan beberapa spesies palem lainnya.

Zonasi Mangrove

Tinjauan Pustaka
Vegetasi Mangrove

Zonasi Mangrove

Eriza (2010) mengatakan, Menurut struktur ekosistem, secara garis besar dikenal tiga tipe formasi mangrove: 1. Mangrove Pantai. 2. Mangrove Muara. 3. Mangrove sungai.

Tinjauan Pustaka
Vegetasi Mangrove Kusmana (1995) menyatakan bahwa kondisi lingkungan yang mempengaruhi hutan mangrove adalah kondisi sedimentasi, erosi laut dan sungai, penggenangan pasang surut dan kondisi garam tanah serta kondisi akibat eksploitasi. Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove: 1. Salinitas. 2. Pasang dan Surut. 3. Fisiografi Pantai 4. Gelombang dan Arus 5. Iklim, dan 6. Substrat

Zonasi Mangrove

Faktor Pertumbuhan

Tinjauan Pustaka
Vegetasi Mangrove pelindung terhadap hempasan gelombang dan arus. sebagai tempat asuhan. Sebagai tempat mencari makan. Berkembang biak berbagai jenis biota laut. Sebagai tempat burung bersarang, tempat anggrek, pakis, benalu dan berbagai kehidupan lainnya (Tarigan, 2008) serasah mangrove merupakan sumber pakan biota perairan dan unsur hara yang sangat menentukan produktivitas perikanan di perairan pesisir dan laut (Bengen, 2000 dalam Supardjo, 2008)

Zonasi Mangrove

Faktor Pertumbuhan

Manfaat Mangrove

Tinjauan Pustaka
Sedimen

Sedimen adalah pecahanpecahan material umumnya terdiri atas uraian batu-batuan secara fisis dan secara kimia. Partikel seperti ini mempunyai ukuran dari yang besar (boulder) sampai yang sangat halus (koloid), dan beragam bentuk dari bulat, lonjong sampai persegi.

Tinjauan Pustaka
Sedimen

Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber yang dibedakan menjadi empat yaitu (Darmadi, 2010 dalam Khatib et al., 2013). 1. Lithougenus sedimen 2. Biogeneuos sedimen 3. Hidreogenous sedimen 4. Cosmogerous sedimen

Tinjauan Pustaka
Sedimen

Transpor Sedimen

Pengangkutan atau pergerakan sedimen pantai merupakan gerakan sedimen didaerah pantai yang disebabkan oleh gelombang, arus dan pasang surut (Rifardi, 2008). Sedimen dapat diangkut dengan 3 cara (Nurhafny, 2011): 1. Suspension. 2. Bedload. 3. Saltation.

Tinjauan Pustaka
Sedimen Sedimen melayang merupakan sedimen yang dipengaruhi oleh gaya turbulensi dan akan tetap melayang untuk jangka waktu yang lama (Yang, 1996) Padatan melayang juga merupakan padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat mengendap secara langsung. Ukuran diameter padatan melayang >1 m yang tertahan pada saringan milipore dengan diameter 0,45 m(Uneputty & Tupan, 2009).

Transpor Sedimen

Sedimen Melayang

Metode Penelitian
Waktu dan Lokasi

Penelitian ini akan dilakukan pada kawasan hutan mangrove Aramanyang Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar pada bulan Maret-April 2014

Metode Penelitian
Alat dan Bahan

Metode Penelitian
Prosedur Penelitian Pengambilan data mangrove

Transek kuadrat untuk pohon, anakan dan semai

Metode Penelitian
Prosedur Penelitian Pengambilan data mangrove

Posisi Transek Pengamatan

Metode Penelitian
Prosedur Penelitian Diukur pada setiap transek vegetasi mangrove Pengukuran Transpor Sedimen Melayang Dihitung konsentrasi sedimen

Diukur dengan sedimen trap

Ditimbang berapa beratnya

Sampel diambil 1 kali dalam seminggu

Kertas saring dimasukkan ke dalam desikator

Dimasukkan botol dan disaring

Dimasukkan kedalam oven dengan suhu 105C

Metode Penelitian
Prosedur Penelitian Pengukuran Parameter Fisika kimia

Parameter Kimia dan Fisika

Metode Penelitian
Prosedur Penelitian Pasang-surut, arus dan kecerahan

Pasang Surut

1. Diukur dengan menggunakan papan skala yang ditancapkan pada dasar perairan. 2. Pengukuran dilakukan setiap 30 menit dengan durasi pengambilan data 6 jam.

Metode Penelitian
Prosedur Penelitian Pasang-surut, arus dan kecerahan

Pasang Surut Arus

1. Diukur dengan menggunakan floating dredge yang ditempatkan pada perairan dengan diikat pada seutas tali yang panjangnya telah ditentukan. 2. Waktu yang diperlukan oleh tali tersebut untuk bergerak searah dengan arus kemudian dicatat. 3. Alat tersebut diletakkan searah dengan arus.

Metode Penelitian
Prosedur Penelitian Pasang-surut, arus dan kecerahan

Pasang Surut Arus Kecerahan

1. Diukur dengan menggunakan secchi disk. 2. alat tersebut dicelupkan kedalam perairan sampai warna pada secchi disk tidak terlihat dan dicatat jaraknya. 3. secchi disk kemudian ditarik kembali sampai warna pada secchi disk tampak.

Metode Penelitian
Analisa Data Analisa Vegetasi Mangrove

Kerapatan Jenis

Keterangan: Di = kerapatan jenis (ind/m2) ni = jumlah total individu dari jenis ke-i A = Luas area total pengambilan contoh

Metode Penelitian
Analisa Data Analisa Vegetasi Mangrove

Kerapatan Jenis
Kerapatan Jenis Relatif

Keterangan RDi = Kerapatan Relatif (ind/m2) ni = Jumlah individu jenis ke-i n= Jumlah total seluruh individu

Metode Penelitian
Analisa Data Analisa Transpor Sedimen

Transpor Sedimen

Keterangan: V = Transpor sedimen (kg/m2/hari) W = Berat kering sedimen (g) L = Luas penampang sedimen trap (cm2) t = Lama pemasangan sedimen trap (hari) a = berat akhir kertas saring dan berat sedimen setelah pemanasan (g) b = berat kertas saring setelah pemanasan (g)

Anda mungkin juga menyukai