Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
START
Penyusunan MPPC
Tidak
Penyusunan AAD
Penyusunan ARD
Penyusunan Template
STOP
TUJUAN
Praktikum perancangan tata letak pabrik memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Memberikan rancangan tata letak fasilitas sistem manufaktur, yang meliputi mesin, tempat kerja, dan gudang serta sistem pemindahan material pada pabrik Mainan Motor Kayu. 2. Mengatur aliran material dan non material, sehingga memudahkan proses manufaktur. 3. Memelihara fleksibilitas susunan operasi baik dalam hal prosedural ataupun non prosedural. 4. Memelihara perputaran barang. 5. Menekan penanaman modal yang tinggi pada peralatan. 6. Menghemat pemakaian bangunan atau tanah.
PROSEDUR PELAKSANAAN
Prosedur pelaksanaan perancangan tata letak pabrik adalah sebagai berikut: 1. Menentukan apa yang akan diproduksi, dalam hal ini produk yang ingin dihasilkan adalah Mainan Motor Kayu 2. Menentukan berapa banyak produk dibuat, dalam hal ini produk yang dirancang untuk dibuat adalah berdasarkan proyeksi demand selama lebih kurang 5 tahun ke depan. 3. Menentukan komponen apa saja yang dibuat dan apa saja yang akan dibeli atau disubkontrakkan. 4. Menentukan proses produksi untuk menghasilkan setiap komponen yang akan dibuat. Routing sheet sebagai panduan dan akan diketahui pula jenis peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam operasi tersebut. 5. Menentukan urutan perakitan. Routing sheet digunakan sebagai panduan. 6. Memperoleh waktu baku dari setiap operasi yang dilakukan. Pertimbangan kapasitas mesin perjamnya dilakukan dengan memperhitungkan pula efisiensi dan kemampuan mesin tersebut. 7. Menentukan jumlah mesin yang dibutuhkan. 8. Menyeimbangkan lintas produksi sehingga mencegah terjadinya bottleneck pada salah satu atau beberapa stasiun kerja. 9. Menganalisis aliran material, dengan menentukan letak relatif mesin-mesin dan tempat kerja. 10. Merancang tata letak pada setiap stasiun kerja. 11. Menentukan kebutuhan personil dan pelayanan pabrik, seperti air, kamar mandi, dan ruang makan. 12. Menentukan kebutuhan kantor. 13. Menentukan kebutuhan luas pabrik. 14. Melakukan pemilihan peralatan pemindahan material. 15. Merancang alokasi tempat kerja. 16. Merancang tata letak secara terinci dan bentuk bangunan.
STAR
1. Exploded PART 2. DATA TEKNIK 3. DATA KEBUTUHAN BAHAN
MODUL I (1 MINGGU)
MODUL II (1 MINGGU)
MODUL IV (1 MINGGU)
MODUL V (1 MINGGU)
MODUL VI (1 MINGGU)
1. AAD GABUNGAN
1.TEMPLATE PABRIK
END
Gambar 2. Modul Praktikum PTLF
Motor Kayu
MODUL I
KONSULTAN CLIENT WAKTU KONSULTASI I. TUJUAN
Mengetahui dimensi produk Mengetahui gambaran proses produksi dan perakitan produk Mengetahui keterkaitan antar komponen dalam suatu produk
Tujuan Pembuatan Operation Process Chart (OPC) Mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya. Memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan mempertimbangkan efisiensi di tiap operasi/pemeriksaan).
Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja. Sebagai alat untuk latihan kerja.
KASUS 3 : ASSEMBLY CHART Tujuan Pembuatan Assembly Chart (AC) Memperjelas suatu Peta Aliran Proses, apalagi jika arah aliran merupakan faktor yang paling penting.
Memperlengkap informasi untuk keperluan analisis. Mengetahui komponen-komponen yang membentuk produk Mengetahui urutan perakitan komponen yang membentuk produk Mengetahui komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian (sub assembly) Mengetahui aliran komponen ke dalam sebuah rakitan Mengetahui keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian Mengetahui gambaran menyeluruh dari proses rakitan Mengetahui urutan waktu komponen bergabung bersama Mengetahui suatu gambaran awal dari pola aliran bahan
II.
LANDASAN TEORI Operation Process Chart (OPC) [1,2,3] adalah diagram yang menggambarkan langkah-
langkah proses pengerjaan material, mulai dari bahan baku (material) hingga menjadi komponen atau produk jadi. Informasi yang terdapat pada OPC meliputi waktu, jenis material yang digunakan, dan mesin atau peralatan yang diperlukan untuk memproses material. Assembly Chart [1,3] merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antara komponenkomponen yang akan dirakit menjadi sebuah produk. Assembly Chart bermanfaat untuk menunjukkan komponen penyusun dari suatu produk dan menjelaskan urutan perakitan komponen.
III.
PROSEDUR Part Drawing adalah jenis gambar teknik yang digunakan untuk menunjukkan secara
lengkap dan jelas kebutuhan pemesinan, yang biasanya dibuat sesuai dengan konvensi standar untuk layout, nomenklatur, interpretasi, tampilan (misalnya sisi dan garis), ukuran, dan sebagainya. Gambar ini dibuat dengan tujuan memberikan gambaran fitur geometrik yang akurat dan tidak ambigu dari sebuah komponen. Dengan demikian, gambar teknik memberikan seluruh informasi yang dibutuhkan oleh manufaktur untuk memproduksi komponen tersebut. Informasi yang terangkum dalam sebuah gambar teknik antara lain:
Pada baris paling atas terdapat nama peta (Peta Proses Operasi), dan identifikasi lain: nama objek yang dipetakan, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, cara lama atau cara sekarang, nomor peta, dan nomor gambar. Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horizontal, yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan terjadinya perubahan proses. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan, sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi. Persen reject tidak dimasukkan dalam OPC Untuk material yang mengalami proses pengerjaan paling banyak, diletakkan disisi paling kanan. Jika ada lebih dari satu part yang sama maka boleh dibuatkan lambang bendera yang
2x
bertuliskan jumlah partnya, misal Penggunaan alat bantu yang digunakan dituliskan dengan tanda panah dari arah kiri. Untuk proses yang terjadi berulang kali dapat dilakukan looping tetapi jumlah yang dicantumkan harus sesuai banyaknya proses yang dilakukan.Sedangkan penulisan waktu prosesnya hanya untuk 1 komponen saja tetapi saat menghitung jumlah waktu proses secara keseluruhan maka waktu proses yang tadi harus dikalikan sebanyak jumlah pengulangan proses tersebut. Peletakan lambang storage hanya di akhir saja yaitu saat keseluruhan produk telah selesai. Pada bagian bawah peta dibuat ringkasan yang memuat informasi seperti jumlah operasi, jumlah inspeksi, dan waktu yang dibutuhkan.
Arti Gambar
= pemeriksaan
nx
= pengulangan untuk sebagian proses = pengulangan untuk seluruh proses suatu material, sebelum ter-assembly
nx
Lambang operasi digambarkan dengan bentuk lingkaran, inspeksi dalam bentuk persegi (bujur sangkar), dan penyimpanan dalam bentuk segitiga sama sisi.
Rampas lebar 1" Jointer Potong panjang 1.5" 233-20 Circ saw
Jointer 0.231 menit 231-20 Circ. saw Potong panjang 6' 0.694 menit Sand paper Sand disc 210-20
0.173 menit
6x
0.093 menit
2x
2x
2x
Drill press
200-10
Prinsip pembuatan Assembly Chart Bagian paling kiri AC merupakan nama partnya Semakin ke kiri penomoran S bertambah sedangkan semakin ke bawah penomoran A bertambah Nama komponen yang diletakkan paling atas merupakan base (tempat komponen lain ditempelkan). Pada AC untuk part yang jumlahnya lebih dari 1 harus ditulis ulang sesuai jumlah partnya tetapi untuk part pembantu yang jumlahnya banyak dan berukuran kecil boleh ditulis jumlahnya dan tidak perlu ditulis ulang sebanyak jumlah partnya, misal wheel (6)
Komponen-komponen ditulis secara berurutan dari atas ke bawah. Komponen yang paling dulu dirakit diletakkan di bagian paling atas dan yang paling akhir dirakit diletakkan di paling bawah. Untuk tiap komponen dibuatkan lingkaran. Komponen-komponen yang akan dirakit dihubungkan oleh garis menuju ke sebuah lingkaran membentuk subassembly atau assembly. Dari lingkaran-lingkaran komponen tersebut dibuat garis horizontal ke arah kiri. Kemudian dibuat lingkaran untuk menyatukan tiap komponen yang dirakit pada operasi yang baru ditulis. Komponen sebaiknya disusun menurut urutan pemasangannya, yang terakhir dirakit diletakkan di bawah. Pada akhir garis ditulis nomor komponen, nama ,dan jumlah yang dirakit. Penyusunan subassembly tiap tingkatnya dilakukan dengan rata kanan Nomor subassembly atau assembly ditempatkan dalam lingkaran, yang berarti bahwa terjadi proses perakitan.
SiAj
yyy
x SiAj
yyy
x A
yyy
x SiAj
yyy
x : nomor part, berada dalam lingkaran kecil yyy : nama part, lingkarang yang agak besar SiAj : sub assembly A : final product Nilai i bertambah dari kanan ke kiri; nilai j bertambah dari atas ke bawah Komponen bahan pembantu yang dimasukkan hanya yang diskrit atau yang masih berwujud (misal: paku, mur, baut, dsb).
233
S8A3
Roof Box Car 233
BOX CAR
6 X Drive Nail
905
S7A2 S9A4
6X Wheel
905
S8A4 S6A3
6X Washer Flat
910
S5A2
Screw Hook 925
Screw Eye
930
IV.
LAPORAN
Format Pembuatan Sketsa Produk Ketentuan pembuatan Sketsa Produk: 1. Sketsa dengan skala proporsional dibuat secara manual dengan pensil. 2. Sketsa produk, dibuat explode view di kertas A4, landscape, dengan garis tepi sesuai dengan batas laporan, dan diberi judul di sisi bawah kanan kertas. Format Pembuatan Operation Process Chart Ketentuan pembuatan OPC: Lihat Prinsip Pembuatan Operation Process Chart (OPC) Format Pembuatan Assembly Chart Ketentuan pembuatan Assembly Chart: Diameter lingkaran pada Assembly Chart: 1. Komponen-komponen yang akan dirakit : 10 mm 2. Sub-Assembly dan Assembly : 18 mm Nomor komponen yang akan dirakit ditulis di dalam lingkaran, sedangkan nama komponen dituliskan sebelum lingkaran tersebut. V. PENGUMPULAN LAPORAN
Laporan dikumpulkan dalam sebuah map, disertai surat pengantar. Batas pengumpulan laporan adalah satu minggu setelah tugas diberikan.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
1. Apple, James M., Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Penerbit ITB, Bandung, 1990. 2. Sule, D.R. (1991), Manufacturing Facilities: Location, Planning and Design, PWS Kent, Boston 3. Sutalaksana, Iftikar Z., Ruhana Anggawisastra, Jann H. Tjakraatmadja, Teknik Tata Cara Kerja, Jurusan Teknik Industri, ITB. 4. Tompkins, James A., et al., Facilities Planning, John Wiley & Sons, Canada, 1996. 5. Modul Praktikum PLO Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung