Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS (PABRIK)

SELAMAT DATANG DI LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR UNIVERSITAS TRUNOJOYO


PENGANTAR
PT. SgA (SUGENG gak ALIM) merupakan sebuah perusahaan multi nasional dari Jawa Timur. Sejak berdiri di tahun 2001 hingga sekarang, perusahaan ini telah banyak melakukan kerja sama dengan banyak industri, baik perusahaan kecil maupun besar di Indonesia. PT. SgA berencana membangun pabrik Mainan Motor Kayu. Untuk mewujudkan keinginan tersebut PT. SgA memerlukan Perancangan Tata Letak Pabrik Mainan Motor Kayu. Tujuan utama perancangan tata letak pabrik adalah memperoleh rancangan tata letak yang efisien, yaitu tata letak dengan pergerakan material (ongkos pemindahan material) antar departemen di dalam pabrik yang minimum. Tata letak yang efisien dapat mengurangi ongkos produksi. Berdasarkan penelitian, ongkos pemindahan material dapat mencapai 30% - 75% dari total ongkos produksi (Sule, 1991). Pada praktikum ini mahasiswa TI Universitas Tronojoyo berfungsi sebagai KONSULTAN yang diharapkan mampu menyelesaikan semua masalah dan merencanakan Tata Letak Pabrik. Disamping itu mahasiswa TI sebagai konsultan yang handal harus mampu menginterpretasikan dan menjelaskan kepada Client maksud dari Perancangan Tata Letak Pabrik tersebut., sehingga client merasa puas dan tidak ragu lagi akan kemampuan mahasiswa TI Universitas Tronojoyo. Tujuan dari proyek praktikum ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan perancangan tata letak pabrik, dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat secara langsung dalam perancangan pabrik Mainan Motor Kayu. Proyek praktikum ini dikerjakan dalam bentuk kelompok kecil dengan anggota lima orang. Proyek ini terdiri dari delapan tugas yang harus diselesaikan dalam waktu sepuluh minggu. Perincian mengenai masing-masing tugas dapat dilihat pada gambar 1.

PRAKTIKUM PTLF TI PRUTTT - 1

START

Penyusunan OPC, AC, Routing Sheet

Penyusunan MPPC

Perancangan Struktur Organisasi dan SDM

Perhitungan Luas Lantai Pabrik dan Kantor

Perhitungan Ongkos Material Handling

Penentuan Luas Lantai Bag. Pelayanan Produksi

Penentuan Matriks Aliran dan Tabel penempatan awal

Tidak

Penyusunan AAD

Optimal? Ya Penyusunan ARC

Perbaikan penyusunan AAD

Penyusunan ARD

Penyusunan Template

STOP

Gambar 1. FLOWCHART PRAKTIKUM PTLF

PRAKTIKUM PTLF TI PRUTTT - 2

TUJUAN
Praktikum perancangan tata letak pabrik memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Memberikan rancangan tata letak fasilitas sistem manufaktur, yang meliputi mesin, tempat kerja, dan gudang serta sistem pemindahan material pada pabrik Mainan Motor Kayu. 2. Mengatur aliran material dan non material, sehingga memudahkan proses manufaktur. 3. Memelihara fleksibilitas susunan operasi baik dalam hal prosedural ataupun non prosedural. 4. Memelihara perputaran barang. 5. Menekan penanaman modal yang tinggi pada peralatan. 6. Menghemat pemakaian bangunan atau tanah.

PROSEDUR PELAKSANAAN
Prosedur pelaksanaan perancangan tata letak pabrik adalah sebagai berikut: 1. Menentukan apa yang akan diproduksi, dalam hal ini produk yang ingin dihasilkan adalah Mainan Motor Kayu 2. Menentukan berapa banyak produk dibuat, dalam hal ini produk yang dirancang untuk dibuat adalah berdasarkan proyeksi demand selama lebih kurang 5 tahun ke depan. 3. Menentukan komponen apa saja yang dibuat dan apa saja yang akan dibeli atau disubkontrakkan. 4. Menentukan proses produksi untuk menghasilkan setiap komponen yang akan dibuat. Routing sheet sebagai panduan dan akan diketahui pula jenis peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam operasi tersebut. 5. Menentukan urutan perakitan. Routing sheet digunakan sebagai panduan. 6. Memperoleh waktu baku dari setiap operasi yang dilakukan. Pertimbangan kapasitas mesin perjamnya dilakukan dengan memperhitungkan pula efisiensi dan kemampuan mesin tersebut. 7. Menentukan jumlah mesin yang dibutuhkan. 8. Menyeimbangkan lintas produksi sehingga mencegah terjadinya bottleneck pada salah satu atau beberapa stasiun kerja. 9. Menganalisis aliran material, dengan menentukan letak relatif mesin-mesin dan tempat kerja. 10. Merancang tata letak pada setiap stasiun kerja. 11. Menentukan kebutuhan personil dan pelayanan pabrik, seperti air, kamar mandi, dan ruang makan. 12. Menentukan kebutuhan kantor. 13. Menentukan kebutuhan luas pabrik. 14. Melakukan pemilihan peralatan pemindahan material. 15. Merancang alokasi tempat kerja. 16. Merancang tata letak secara terinci dan bentuk bangunan.

PRAKTIKUM PTLF TI PRUTTT - 3

STAR
1. Exploded PART 2. DATA TEKNIK 3. DATA KEBUTUHAN BAHAN

MODUL I (1 MINGGU)

1. SKETSA PRODUK 2. OPC 3. AC

1. FORMAT ROUTING SHEET

MODUL II (1 MINGGU)

1. ROUTING SHEET 2. MPPC

1. TABEL KEBUTUHAN LUAS 2. TABEL KEBUTUHAN SDM

MODUL III (1 MINGGU)

1. LUAS LANTAI PABRIK 2. STRUKTUR ORGANISASI

1. FORMAT OMH 2. FORMAT MATRIKS ONGKOS

MODUL IV (1 MINGGU)

1. TABEL OMH 2. MATRIKS ONGKOS, BERAT 3. RANCANGAN TATA LETAK AWAL

1. RANC TATA LETAK AWAL 2. WinQSB 3. TABEL OMH

MODUL V (1 MINGGU)

1. AAD 2. TABEL OMH REVISI

1. AAD PABRIK 2. SOFTWARE TATA LETAK

MODUL VI (1 MINGGU)

1. ARC 2. ARD 3. AAD GABUNGAN

1. AAD GABUNGAN

MODUL VII (1 MINGGU)

1.TEMPLATE PABRIK

1. TABEL BIAYA 2. KRITERIA LOKASI

MODUL VIII (2 MINGGU)

1. PERHIT BIAYA PRODUKSI 2. KELAYAKAN INVESTASI

END
Gambar 2. Modul Praktikum PTLF

PRAKTIKUM PTLF TI PRUTTT - 4

Tabel 1. Jadwal pengerjaan Proyek Perancangan Tata Letak Pabrik Mainan

Motor Kayu

PRAKTIKUM PTLF TI PRUTTT - 5

MODUL I
KONSULTAN CLIENT WAKTU KONSULTASI I. TUJUAN

(Part Drawing, OPC, Assembly Chart)


: : : : Mahasiswa TI Universitas Tronojoyo PT. SgA (SUGENG gak ALIM) 1 Minggu Minimal 2 Pertemuan

KASUS 1 : PART DRAWING Tujuan pembuatan Sketsa Produk


Mengetahui dimensi produk Mengetahui gambaran proses produksi dan perakitan produk Mengetahui keterkaitan antar komponen dalam suatu produk

KASUS 2 : OPERATION PROCESS CHART


Tujuan Pembuatan Operation Process Chart (OPC) Mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya. Memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan mempertimbangkan efisiensi di tiap operasi/pemeriksaan).

Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja. Sebagai alat untuk latihan kerja.

KASUS 3 : ASSEMBLY CHART Tujuan Pembuatan Assembly Chart (AC) Memperjelas suatu Peta Aliran Proses, apalagi jika arah aliran merupakan faktor yang paling penting.

Memperlengkap informasi untuk keperluan analisis. Mengetahui komponen-komponen yang membentuk produk Mengetahui urutan perakitan komponen yang membentuk produk Mengetahui komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian (sub assembly) Mengetahui aliran komponen ke dalam sebuah rakitan Mengetahui keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian Mengetahui gambaran menyeluruh dari proses rakitan Mengetahui urutan waktu komponen bergabung bersama Mengetahui suatu gambaran awal dari pola aliran bahan

PRAKTIKUM PTLF TI PRUTTT - 6

II.

LANDASAN TEORI Operation Process Chart (OPC) [1,2,3] adalah diagram yang menggambarkan langkah-

langkah proses pengerjaan material, mulai dari bahan baku (material) hingga menjadi komponen atau produk jadi. Informasi yang terdapat pada OPC meliputi waktu, jenis material yang digunakan, dan mesin atau peralatan yang diperlukan untuk memproses material. Assembly Chart [1,3] merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antara komponenkomponen yang akan dirakit menjadi sebuah produk. Assembly Chart bermanfaat untuk menunjukkan komponen penyusun dari suatu produk dan menjelaskan urutan perakitan komponen.

III.

PROSEDUR Part Drawing adalah jenis gambar teknik yang digunakan untuk menunjukkan secara

lengkap dan jelas kebutuhan pemesinan, yang biasanya dibuat sesuai dengan konvensi standar untuk layout, nomenklatur, interpretasi, tampilan (misalnya sisi dan garis), ukuran, dan sebagainya. Gambar ini dibuat dengan tujuan memberikan gambaran fitur geometrik yang akurat dan tidak ambigu dari sebuah komponen. Dengan demikian, gambar teknik memberikan seluruh informasi yang dibutuhkan oleh manufaktur untuk memproduksi komponen tersebut. Informasi yang terangkum dalam sebuah gambar teknik antara lain:

Gambar 3. Part Drawing Prinsip Pembuatan Operation Process Chart (OPC)

PRAKTIKUM PTLF TI PRUTTT - 7

Pada baris paling atas terdapat nama peta (Peta Proses Operasi), dan identifikasi lain: nama objek yang dipetakan, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, cara lama atau cara sekarang, nomor peta, dan nomor gambar. Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horizontal, yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan terjadinya perubahan proses. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan, sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi. Persen reject tidak dimasukkan dalam OPC Untuk material yang mengalami proses pengerjaan paling banyak, diletakkan disisi paling kanan. Jika ada lebih dari satu part yang sama maka boleh dibuatkan lambang bendera yang
2x

bertuliskan jumlah partnya, misal Penggunaan alat bantu yang digunakan dituliskan dengan tanda panah dari arah kiri. Untuk proses yang terjadi berulang kali dapat dilakukan looping tetapi jumlah yang dicantumkan harus sesuai banyaknya proses yang dilakukan.Sedangkan penulisan waktu prosesnya hanya untuk 1 komponen saja tetapi saat menghitung jumlah waktu proses secara keseluruhan maka waktu proses yang tadi harus dikalikan sebanyak jumlah pengulangan proses tersebut. Peletakan lambang storage hanya di akhir saja yaitu saat keseluruhan produk telah selesai. Pada bagian bawah peta dibuat ringkasan yang memuat informasi seperti jumlah operasi, jumlah inspeksi, dan waktu yang dibutuhkan.

Arti Gambar

Berikut ini adalah arti lambang yang terdapat dalam OPC.


= operasi

= pemeriksaan

= penyimpanan Lambang ini dicantumkan setelah seluruh proses selesai

nx

= pengulangan untuk sebagian proses = pengulangan untuk seluruh proses suatu material, sebelum ter-assembly

nx

PRAKTIKUM PTLF TI PRUTTT - 8

Lambang operasi digambarkan dengan bentuk lingkaran, inspeksi dalam bentuk persegi (bujur sangkar), dan penyimpanan dalam bentuk segitiga sama sisi.

PRAKTIKUM PTLF TI PRUTTT - 9

233 NAMA PART


NAMA MATERIAL 3 per ketebalan 5/4"

231 NAMA PART


NAMA MATERIAL 3 per ketebalan 5/4"

210 NAMA PART


NAMA MATERIAL 3 per ketebalan 4/4

0.087 menit 233-10

Rampas lebar 1" Jointer Potong panjang 1.5" 233-20 Circ saw

0.277 menit 231-10

Rampas lebar 1"

0.277 menit 210-10

Potong panjang 6"

Jointer 0.231 menit 231-20 Circ. saw Potong panjang 6' 0.694 menit Sand paper Sand disc 210-20

Circ. saw Ampelas ujung

0.173 menit

Disc sand Drill 6 lubang paku 210-30 Drill press

6x

0.093 menit

2x

2x

2x

0.463 menit 210-40

Drill 2 lubang kait

Drill press

0.694 menit Glue

200-10

Rakit side & end ke chassis Bench I

Keringkan lem 0.302 menit 200-15 Rack

Prinsip pembuatan Assembly Chart Bagian paling kiri AC merupakan nama partnya Semakin ke kiri penomoran S bertambah sedangkan semakin ke bawah penomoran A bertambah Nama komponen yang diletakkan paling atas merupakan base (tempat komponen lain ditempelkan). Pada AC untuk part yang jumlahnya lebih dari 1 harus ditulis ulang sesuai jumlah partnya tetapi untuk part pembantu yang jumlahnya banyak dan berukuran kecil boleh ditulis jumlahnya dan tidak perlu ditulis ulang sebanyak jumlah partnya, misal wheel (6)

PRAKTIKUM PTLF TI PRUTTT - 10

Komponen-komponen ditulis secara berurutan dari atas ke bawah. Komponen yang paling dulu dirakit diletakkan di bagian paling atas dan yang paling akhir dirakit diletakkan di paling bawah. Untuk tiap komponen dibuatkan lingkaran. Komponen-komponen yang akan dirakit dihubungkan oleh garis menuju ke sebuah lingkaran membentuk subassembly atau assembly. Dari lingkaran-lingkaran komponen tersebut dibuat garis horizontal ke arah kiri. Kemudian dibuat lingkaran untuk menyatukan tiap komponen yang dirakit pada operasi yang baru ditulis. Komponen sebaiknya disusun menurut urutan pemasangannya, yang terakhir dirakit diletakkan di bawah. Pada akhir garis ditulis nomor komponen, nama ,dan jumlah yang dirakit. Penyusunan subassembly tiap tingkatnya dilakukan dengan rata kanan Nomor subassembly atau assembly ditempatkan dalam lingkaran, yang berarti bahwa terjadi proses perakitan.

Assembly Chart (AC)


yyy

SiAj
yyy

x SiAj

yyy

x A

yyy

x SiAj

yyy

x : nomor part, berada dalam lingkaran kecil yyy : nama part, lingkarang yang agak besar SiAj : sub assembly A : final product Nilai i bertambah dari kanan ke kiri; nilai j bertambah dari atas ke bawah Komponen bahan pembantu yang dimasukkan hanya yang diskrit atau yang masih berwujud (misal: paku, mur, baut, dsb).

PRAKTIKUM PTLF TI PRUTTT - 11

Body Box Car

233

S8A3
Roof Box Car 233

BOX CAR

6 X Drive Nail

905

S7A2 S9A4

6X Wheel

905

S8A4 S6A3

6X Washer Flat

910

S5A2
Screw Hook 925

Screw Eye

930

IV.

LAPORAN

Format Pembuatan Sketsa Produk Ketentuan pembuatan Sketsa Produk: 1. Sketsa dengan skala proporsional dibuat secara manual dengan pensil. 2. Sketsa produk, dibuat explode view di kertas A4, landscape, dengan garis tepi sesuai dengan batas laporan, dan diberi judul di sisi bawah kanan kertas. Format Pembuatan Operation Process Chart Ketentuan pembuatan OPC: Lihat Prinsip Pembuatan Operation Process Chart (OPC) Format Pembuatan Assembly Chart Ketentuan pembuatan Assembly Chart: Diameter lingkaran pada Assembly Chart: 1. Komponen-komponen yang akan dirakit : 10 mm 2. Sub-Assembly dan Assembly : 18 mm Nomor komponen yang akan dirakit ditulis di dalam lingkaran, sedangkan nama komponen dituliskan sebelum lingkaran tersebut. V. PENGUMPULAN LAPORAN

Laporan dikumpulkan dalam sebuah map, disertai surat pengantar. Batas pengumpulan laporan adalah satu minggu setelah tugas diberikan.

PRAKTIKUM PTLF TI PRUTTT - 12

VI.

DAFTAR PUSTAKA

1. Apple, James M., Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Penerbit ITB, Bandung, 1990. 2. Sule, D.R. (1991), Manufacturing Facilities: Location, Planning and Design, PWS Kent, Boston 3. Sutalaksana, Iftikar Z., Ruhana Anggawisastra, Jann H. Tjakraatmadja, Teknik Tata Cara Kerja, Jurusan Teknik Industri, ITB. 4. Tompkins, James A., et al., Facilities Planning, John Wiley & Sons, Canada, 1996. 5. Modul Praktikum PLO Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung

PRAKTIKUM PTLF TI PRUTTT - 13

Anda mungkin juga menyukai