Anda di halaman 1dari 4

Buroq

Tak ada yang lebih aneh dari pada terbangun pada sebuah sore gerimis di bulan suci dan mendapati dirinya penuh mengingat mimpi yang baru saja turun dalam lelap satu menit lalu; ia seorang bejat yang tak pernah salat- bermimpi bertemu Muhammad. Bagaimana bisa? Inilah yang dikerjakannya setiap hari, bangun menjelang siang setelah malamnya menghabiskan berbotol-botol bir bersama teman-teman di depan kios tattonya. Tidak ada yang pernah benar-benar tahu siapa nama aselinya. Semua orang memanggilnya imeng, tentu itu bukan nama aslinya. !ulitnya gelap dan dia menggambarinya dengan tatto ber"arna-"arni. #ia menyebutnya seni, teman-temannya menyebutnya keren, anak-anak $B% menyebutnya anak punk, sedang tetangga-tetangga yang sudah pasti tidak menyukai kios tattonya menyebutnya berandal. &encerita mimpi siang itu sangat baik pada dirinya. Tentu saja ia heran, dirinya yang selama ini menganggap dunia brengsek maka dia harus menjadi seorang brengsek pula, tiba-tiba menjadi orang terpilih yang bertemu Muhammad dalam mimpinya. Ia tak tahu apa artinya, tapi mimpi itu sangat jelas. 'anya ada satu yang tidak jelas; "ajah Muhammad. Telah () hari bulan *amadhan, dan ia baru tiga kali benar-benar berpuasa. Siang saat ia bermimpi bertemu Muhammad adalah hari dirinya berpuasa untuk yang ketiga kalinya. Bukan karena merasa "ajib, tetapi karena hari itu ia malas keluar dari rumah se"anya untuk membeli makanan. 'ari itu diisinya dengan tidur dan baru terbangun saat aroma bunga menyeruak hidung bercampur denting gerimis yang memba"a aroma tanah. Matanya terbuka, ia ngulet ke arah matahari datang. +endela terbuka menyuguhkan pemandangan mo,aik, sedikit linglung merasa tak pasti apakah itu pagi atau sore. Ia dibangunkan oleh mimpi yang aneh; lelaki itu penuh "iba"a berdiri di atas buro-; kendaraan yang konon lebih cepat dari cahaya dan memba"anya ke lapis langit ketujuh. . Saat terbangun, ia melihat pemandangan matahari kemerahan di balik jendela terbuka, gerimis, serta pohon kamboja di sebelah rumahnya yang bertetangga dengan kuburan kecil menyeruak aroma bunga merah muda. Ia mengingat-ingat, apakah saat itu pagi atau senja. /sianya baru tujuh tahun tapi ia sanggup berpuasa penuh. Ibunya yang tiba-tiba muncul dari balik pintu menyapa dengan lembut, 01atrun, salat asar dulu. Sebentar lagi magrib.0 !ini ia tahu, dirinya terbangun pada sebuah sore gerimis di bulan suci. Ia tak bergegas, mengingat-ingat mimpinya satu menit yang lalu. Sebuah mimpi yang jelas, hanya satu yang tidak begitu jelas; "ajah Muhammad dalam mimpinya. Sehabis berbuka puasa dan magrib le"at, 1atrun kecil mengambil sarung dan peci. Teman-temannya berteriak memanggil-manggil namanya di depan rumah, mengajak pergi ke surau berbarengan untuk tara"ih. !ali ini setelah tara"ih selesai ia tidak langsung pulang. Bahkan saat teman-teman merayunya dengan segenggam mercon yang disembunyikan di balik sarung untuk diledakkan di perempatan jalan, 1atrun tetap berada

di surau dan menunggu sepi, ingin berbicara dengan /sta,. 0/sta,, aku bermimpi aneh.0 0Mimpi apa?0 0Muhammad.0 0!au mimpi bertemu Muhammad?0 ia harus mengakui ada rasa iri menyelip. Bahkan dirinya yang sudah berumur dan menganggap cukup taat belum pernah mimpi bersua Muhammad. 0Bagaimana ia?0 0Ia berdiri di atas buro- dengan "ajah yang tidak begitu jelas dan menatap ke arah kami.0 0!ami?0 0$ku dan sekelompok orang. Tetapi mereka tidak ada yang percaya kalau dia Muhammad. 'anya aku dan seorang laki-laki beraroma minuman keras yang berdiri di sebelahku yang percaya.0 02elaki beraroma minuman keras?0 tanya /sta, setengah sanksi. 1atrun mengangguk yakin, 0seperti apa buro-?0 0Seperti sampan panjang,0 02alu bagaimana kau tahu Muhammad naik buro-, bukan naik sampan?0 0$ku tahu, /sta,3 Itu buro-, bukan sampan.0 . Menjelang magrib, laki-laki yang dipanggil imeng itu berjalan ke mini market dekat rumah se"anya dan membeli roti ta"ar untuk makan. Ia masih tetap mengingat-ingat mimpinya tadi. $da sekelompok orang, namun hanya dirinya dan seorang bocah yang percaya bah"a lelaki yang berdiri di atas buro- itu adalah Muhammad. /sai makan dan mandi, tangannya tergerak. Ia mengambil jarum tatto dan mulai menggambar di lengannya. Sebuah sampan ber"arna hijau dan sebuah lingkar di atas sampan ber"arna kuning. 4arna cahaya. . 1atrun tahu, minum keras itu beraroma seperti apa "alaupun ia tak pernah menyentuhnya barang sedikit. Ia mengenali "arna raut "ajah memerah jika seseorang mabuk. Ia juga tahu bah"a minuman keras itulah yang menyebabkan ibunya memarmemar. Malam-malam saat ayahnya masih agak sering pulang ke rumah dalam keadaan teler, ibu selalu menunggu hingga tertidur di kursi panjang yang tak patut disebut sebagai so5a di ruang depan rumahnya yang kecil. Saat pulang, tak jarang ayahnya memba"a aroma sangit keringat bercampur minuman keras, penat yang sangat, serta sedikit uang hasil menyupir truk. Itu bukan pemandangan baru bagi 1atrun. +ika ibu bertanya habis dari mana, tangan ayahnya melayang ke pipi ibu, meninggalkan bekas memerah. Sedang ia akan terbangun, mengintip dari balik tirai pintu. 'ingga suatu hari ayahnya tak pernah kembali "alaupun ibu masih menunggu pada malam-malam setelah isya6 didirikan dan mengambil selembar bantal tipis untuk menyangga lehernya di kursi panjang di ruang tamu mereka yang kecil. #i kamarnya yang kecil, 1atrun menggambar. Sebuah sampan panjang ber"arna hijau terang, dan sebuah lingkar di atas sampan yang dikelir "arna kuning. 4arna cahaya. .

4alau sekarang *amadhan, dan imeng mengaku beragama Islam, ia tetap tidak puasa, tentu saja. Ia sedang menerima order tindik di lidah seorang anak usia SM$. 0%ambar apaan nih?0 tanya $B% itu. 2engan imeng yang terbuka memperlihatkan tatto-tattonya yang sudah tak terhitung. $nak itu tertarik pada sebuah tatto yang baru dibuatnya dua hari lalu. 0Ini...,0 ia urung menjelaskan, 0nurut elo gambar apa?0 0Bola naik perahu ya?0 imeng hanya tersenyum atas ja"aban si $B%. !ios tatto di rumah se"anya baru sepi menjelang siang. imeng duduk terdiam, ia tibatiba merasa lelah sekali. #ihitungnya sudah berapa lama dia pergi dari rumah dan tak kembali. Ia hanya mengirimkan sesekali surat untuk rumahnya saja. Tapi dia tak pernah benar-benar tahu apa yang ingin ditulisnya. Ibunya selalu bertanya, kapan akan pulang. Semakin banyak tatto dan tindik yang dia buat di tubuhnya, semakin urung pula ia pulang. 4alau kadang-kadang ingin. . Malam berikut saat buka puasa 1atrun menunjukkan gambar itu pada ibunya. 0%ambar apa ini? Ibu ndak ngerti.0 0Ini gambar mimpiku, Bu.0 0Mimpi apa?0 0Ini Muhammad,0 katanya menunjuk gambar lingkar ber"arna kuning, 0ini buro-, kendaraan saat Muhammad pergi ke langit ketujuh bersama malaikat.0 0!apan kamu mimpi ini?0 0!emarin, "aktu tidur siang.0 Ibunya terharu, mengelus pelan rambut anaknya. Seperti biasa, 1atrun selalu pergi ke masjid untuk tara"ih. Selesai tara"ih kali itu pula ia tak langsung pulang. #itunjukkannya gambarnya pada /sta, dan beberapa teman lain. Ia jelaskan, gambar itu adalah Muhammad sedang naik buro-. 01atrun, hanya orang-orang terpilih yang bisa ditemui Muhammad di mimpinya,0 ujar /sta,. 0$pakah itu berarti aku orang terpilih?0 0!au yakin tak berbohong atas cerita mimpimu itu? Berbohong itu dosa.0 Teman-teman yang tadinya antusias mendengar cerita 1atrun bermimpi bertemu Muhammad, jadi terdiam. Memandang bergantian antara 1atrun dan /sta,. 1atrun kece"a akan perkataan /sta,nya. Ia mengambil gambar itu. &ergi dari surau dan tak pernah datang lagi untuk salat subuh, atau magrib, atau isya atau tara"ih. %ambar itu diletakkan begitu saja di atas meja. Tak pernah ia menyentuhnya lagi, hingga gambar itu hilang entah ke mana. 1atrun sekarang lebih suka membuat bermacam-macam gambar di bukunya. Tak hanya buku gambar, tapi buku tulis sekolah juga jadi penuh gambar. Ia tak hanya menggambar gunung, sa"ah dan rumah kecil. !ini gambar-gambarnya jadi berragam dan makin rumit. 1atrun pun jadi pendiam, hingga suatu hari dia bercita-cita akan meninggalkan rumah jika sekolah selesai. .

!ios tatto hari itu ditutup, rumah se"a juga tutup. $nak-anak punk dan $B% yang sering mangkal di situ heran karena rumah itu tiba-tiba tutup dan digembok. imeng pergi mematikan '&-nya setelah sebelumnya dia mengirimkan sebuah SMS ke seorang temannya. %ue mudik, bunyi SMS itu. Ia tak percaya, kampung kecil itu dijejakkinya lagi. Ia tak yakin ibu dan teman-temannya masih mengenalinya setelah pergi dari kampung itu tujuh tahun yang lalu, mengingat begitu banyak tatto dan tindik di tubuhnya sekarang. Ia kha"atir ibunya tak mengenalinya. Saat ia sampai dan mengetok-ngetok pintu, rumah kecil itu tak dikunci. imeng masuk tanpa permisi. Seorang perempuan paruh baya berjilbab tertidur di kursi panjang yang tak bisa disebut so5a dengan sebuah bantal tipis menyangga lehernya. Selembar kertas bergambar sebuah sampan ber"arna hijau dan lingkaran kuning keemasan berada di dekapannya. Bertahun-tahun, dan anaknya tak pernah tahu bah"a ia masih menyimpan gambar itu. Ibu, 1atrun pulang.

Anda mungkin juga menyukai