Anda di halaman 1dari 43

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

SEJARAH PLTS DI INDONESIA Wilayah Indonesia yang tersebar dengan meiliki banyak Pulau-pulau dikelilingi samudera yag luas menjadikan Indonesia kaya akan sumber alam. Selain kekayaan yang melimpah Indonesia dengan lebih dari 222 juta populasi tersebar di lebih dari 13,000 pulau. ampir !0" dari populasi

tersebar di ##,000 desa, dimana masih banyak yang belum terjangkau oleh jaringan listrik. Peraturan Presiden no $ tahun 200# mengenai energi baru terbarukan, dimana pemerintah se%ara komitment akan menurunkan pemakaian energi &osil 'minyak bumi( s)d $0" dan meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan s)d $0" pada tahun 202$. Pembangkit *istrik +enaga Surya 'P*+S( terpusat adalah suatu pembangkit listrik yang komponennya terdiri dari modul surya, alat pengatur, in,erter, penyimpan listrik 'batere(, pemutus daya listrik. -ntuk mengatasi terjadinya penurunan tegangan akibat jauhnya jarak pembangkit dengan rumah, maka P*+S sistem terpusat menggunakan output sistem ./ 'alternating %urrent(. 0alam peren%anaan pembangunan P*+S terpusat adalah pemakaian energi listrik pada setiap konsumen harus dibatasi pemakaian energi listrik per hari dalam satuan 1atthour 'Wh(. 2ang perlu diperhitungkan adalah adanya keseimbangan antara jumlah pelanggan 'total pemakaian Wh harian( dan kapasitas total energi yang dihasilkan modul surya 'total produksi Wh #

harian(. Pembatasan pemakaian energi listrik perlu dilakukan sebagai upaya untuk menjaga batere dalam kondisi S3/ 'State o& /harge( yang tinggi sehingga batere tidak %epat rusak Salah satu %ara penyediaan energi listrik alternati& yang siap untuk diterapkan se%ara masal pada saat ini adalah menggunakan suatu sistem teknologi yang diperkenalkan sebagai Sistem 4nergi Surya 5oto,oltaik 'S4S5( atau se%ara umum dikenal sebagai Pembangkit *istrik +enaga Surya 5oto,oltaik 'P*+S 5oto,oltaik(. Sebutan S4S5 merupakan istilah yang telah dibakukan oleh pemerintah yang digunakan untuk mengidenti&ikasikan suatu sistem pembangkit energi yang meman&aatkan energi matahari dan menggunakan teknologi &oto,oltaik. 0ibandingkan energi listrik

kon,ensional pada umumnya, S4S5 terkesan rumit, mahal dan sulit dioperasikan. 6amun dari pengalaman lebih dari 1$ tahun operasional di beberapa ka1asan di Indonesia, S4S5 merupakan suatu sistem yang mudah didalam pengoperasiannya, handal, serta memerlukan biaya pemeliharaan dan operasi yang rendah menjadikan S4S5 mampu bersaing dengan teknologi kon,ensional pada sebagian besar kondisi 1ilayah Indonesia yang terdiri atas pulau - pulau ke%il yang sulit dijangkau dan tergolong sebagai ka1asan terpen%il. Selain itu S4S5 merupakan suatu teknologi yang bersih dan tidak men%emari lingkungan. 7eberapa kondisi yang sesuai untuk penggunaan S4S5 antara lain pada pemukiman desa terpen%il, lokasi transmigrasi, perkebunan, nelayan dan lain sebagainya, baik untuk penerangan rumah maupun untuk &asilitas umum. .kan tetapi sesuai dengan perkembangan

jaman, pada saat ini di negara-negara maju penerapan S4S5 telah banyak digunakan untuk suplai energi listrik di gedung-gedung dan perumahan di kota-kota besar. 9engingat peran dan &ungsinya, teknologi &oto,oltaik mempunyai si&at yang sangat &leksibel dalam teknik ran%ang bangun dan

peman&aatannya. .plikasi modul ini dapat diterapkan untuk pemasangan indi,idual maupun kelompok sehingga dapat dilakukan dengan s1adaya perorangan, masyarakat, perusahaan atau dikoordinir oleh P*6. 0alam hal pendanaan: proyek &oto,oltaik menjadi sangat mungkin untuk menjadi sarana bantuan)kerjasama luar negeri, partisipasi perusahaan maupun golongan '%ommunity de,elopment( untuk mendukung program listrik pedesaan atau penyediaan jasa energi seperti; *istrik untuk penerangan rumah tangga <asa energi untuk &asilitas umum; Pompa)penjernihan air, =umah peribadatan, +elepon umum atau pedesaan, tele,isi umum,

Penerangan jalan dan lainnya Pemasok energi bagi &asilitas produksi Integrasi &oto,oltaik pada bangunan untuk listrik pedesaan

2.2

KONSEP KERJA SISTEM PLTS Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. 2aitu mengubah %ahaya matahari menjadi energi listrik. /ahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk memasok daya listrik di

>

satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan. 7andingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising. Selain itu gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan e&ek gas rumah ka%a 'green house gas( yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem planet bumi kita. Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya, rangkaian kontroler pengisian '%harge %ontroller(, dan aki 'batere( 12 ,olt yang maintenan%e &ree. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel surya yang digabung dalam hubungkan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan. 2ang sering digunakan adalah modul sel surya 20 1att atau 30 1att. 9odul sel surya itu menghasilkan energi listrik yang proporsional dengan luas permukaan panel yang terkena sinar matahari. =angkaian kontroler pengisian aki dalam sistem sel surya itu merupakan rangkaian elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. ?ontroler ini dapat mengatur tegangan aki dalam selang tegangan 12 ,olt plus minus 10 persen. 7ila tegangan turun sampai 10,8 ,olt, maka kontroler akan mengisi aki dengan panel surya sebagai sumber dayanya. +entu saja proses pengisian itu akan terjadi bila berlangsung pada saat ada

10

%ahaya matahari. <ika penurunan tegangan itu terjadi pada malam hari, maka kontroler akan memutus pemasokan energi listrik. Setelah proses pengisian itu berlangsung selama beberapa jam, tegangan aki itu akan naik. 7ila tegangan aki itu men%apai 13,2 ,olt, maka kontroler akan menghentikan proses pengisian aki itu. =angkaian kontroler pengisian itu sebenarnya mudah untuk dirakit sendiri. +api, biasanya rangkaian kontroler ini sudah tersedia dalam keadaan jadi di pasaran. 9emang harga kontroler itu %ukup mahal kalau dibeli sebagai unit tersendiri. ?ebanyakan sistem sel surya itu hanya dijual dalam bentuk paket lengkap yang siap pakai. <adi, sistem sel surya dalam bentuk paket lengkap itu jelas lebih murah dibandingkan dengan bila merakit sendiri. 7iasanya panel surya itu letakkan dengan posisi statis menghadap matahari. Padahal bumi itu bergerak mengelilingi matahari. 3rbit yang ditempuh bumi berbentuk elip dengan matahari berada di salah satu titik &okusnya. ?arena matahari bergerak membentuk sudut selalu berubah, maka dengan posisi panel surya itu yang statis itu tidak akan diperoleh energi listrik yang optimal. .gar dapat terserap se%ara maksimum, maka sinar matahari itu harus diusahakan selalu jatuh tegak lurus pada permukaan panel surya. <adi, untuk mendapatkan energi listrik yang optimal, sistem sel surya itu masih harus dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional untuk mengatur arah permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari sedemikian rupa sehingga sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel suryanya. ?ontroler seperti ini dapat

11

dibangun, misalnya, dengan menggunakan mikrokontroler 8031. ?ontroler ini tidak sederhana, karena terdiri dari bagian perangkat keras dan bagian perangkat lunak. 7iasanya, paket sistem sel surya yang lengkap belum termasuk kontroler untuk menggerakkan panel surya se%ara otomatis supaya sinar matahari jatuh tegak lurus. ?arena itu, kontroler ma%am ini %ukup mahal.

2.3

MATAHARI SEBAGAI SUMBER ENERGI 9atahari adalah suatu bola gas yang sangat panas, garis tengah @ 1.3> juta ?m atau @ 10> kali lebih besar dari diameter bumi dengan jarak @ 1$0 juta ?m dari bumi dan hanya membutuhkan 1aktu 8 menit agar %ahayanya sampai kepermukaan bumi. 7esarnya energi matahari kira kira 1.3 A 101! 1att atau 20.000 kali energi yang diperlukan dalam kehidupan di dunia dan merupakan dasar dari seluruh proses kehidupan di bumi ini, sehingga peman&aatan energi matahari menjadi energy yang dapat diman&aatkan merupakan tumpuan bagi kehidupan di masa mendatang. /ahaya matahari memiliki spektrum %ahaya dengan panjang gelombang yang berbeda beda, dimana se%ara garis besar dapat dibagi dalam 3 'tiga( bagian. 1. 0aerah -ltra Biolet '-B( 2. 0aerah tampak atau dikenal dengan istilah Spektrum Pelangi 3. 0aerah tak tampak dikenal dengan istilah In&ra =ed al ini perlu diketahui karena sel surya hanya %o%ok bekerja pada spektrum tertentu, artinya hanya sebagian ke%il %ahaya yang dapat

12

diman&aatkan sedangkan yang lain hilang atau tak dapat diubah menjadi energi listrik. Spektrum dan peman&aatan sinar matahari dapat dilihat pada gambar diba1ah ini.

Gambar 2.1 ?apasitas 0aya Spektrum 9atahari

Gambar 2.2 Spektrum matahari diukur dari angkasa dan bumi

2.3.1 RADIASI MATAHARI 9atahari merupakan bintang yang jaraknya paling dekat dengan bumi. 9atahari merupakan bintang ukuran sedang, dengan ukuran sekitar 110 kali bumi. 9atahari terbentuk sekitar C,# milyar tahun yang lalu. 7erasal dari debu-debu angkasa, yang saling tarik-menarik antar partikelnya hingga membentuk massa yang besar.

13

4nergi matahari berasal dari reaksi &usi nuklir, suatu proses penggabugan inti atom ringan menjadi inti atom yang lebih berat. =eaksi mengubah massa menjadi energi menurut persamaan .lbert 4instein, 4Dm%2 'energi sama dengan massa kali ke%epatan %ahaya pangkat dua(. 0alam inti 9atahari hidrogen ber&usi menjadi helium seraya mengubah tiga sampai empat juta ton massa setiap detik menjadi energi. /ahaya matahari terpan%ar dengan ke%epatan 2>>.!>3 kilometer per detik, kira-kira 1,08 milyar kilometer perjam, untuk , menghidupi semua organisme di bumi. Pengaruhnya terhadap kehidupan di bumi sangat luas. +iap detik, setiap meter persegi atmos&er luar bumi menerima rata-rata 1.32C 1att, %ukup untuk menghidupkan 10 bola lampu. <umlah yang jatuh per detik sama dengan energi hasil pembakaran #,C juta ton batu bara per detik. 4nerginya mentenagai sirkulasi udara, %ua%a, dan air, serta segala kehidupan di 7umi.

2.4 2.4.1

KOMPONEN PLTS Sel Sur a a!au M"#ul $"!"%"l!a&' Se%ara har&iah, photovoltaic berasal dari dua kata photo dan volt, yang mempunyai arti %ahaya-listrik. Sel yang mengubah radiasi sinar matahari menjadi listrik disebut sebagai photovoltaic cell atau sel &oto,oltaik, dan dikenal pula sebagai solar cell atau sel surya.

1C

9odul &oto,oltaik, merupakan suatu kesatuan rangkaian yang terdiri atas beberapa sel &oto,oltaik yang dihubungkan se%ara seri, atau paralel, atau kombinasi dari seri dan paralel. 9odul &oto,oltaik merupakan komponen utama dari P*+S. 9odul &oto,oltaik yang telah tersedia se%ara komersial di pasaran pada umumnya merupakan rangkaian sel jenis monokristral, multi 'poli( kristal, maupun amor&ous berbasis silikon 'Si(. -kuran sel jenis kristal yang pada umumnya digunakan adalah 10 %m A 10 %m dan 20%m A 20 %m. <umlah sel yang dirangkai se%ara seri pada umumnya 3# buah untuk sistem kerja sekitar 12 B-0/ dan !2 buah untuk sistem kerja 2C B-0/. 0aya yang dihasilkan ber,ariasi mulai dari 10 hingga 300Wp, tergantung jumlah sel yang terangkai pada satu modul. -mur teknis modul surya pada dasarnya sangat lama, sudah terbukti lebih dari 2$ tahun.

Gambar 2.3 Struktur ?onstruksi 9odul 5oto,oltaik1

1$

2.4.1.1 Pr"(e( K")%er(& .pabila suatu bahan semikonduktor misalnya bahan silikon yang permukaannya mempunyai tipe berbeda, yaitu; tipe p dan tipe n, diletakkan di ba1ah sinar matahari, maka bahan silikon tersebut akan melepaskan sejumlah ke%il listrik yang biasa disebut e*e' *"!"l&(!r&'. 2ang dimaksud e&ek &otolistrik adalah pelepasan elektron dari permukaan metal yang disebabkan penumbukan %ahaya. 4&ek ini merupakan proses dasar &isis dari &oto,oltaik merubah energi %ahaya menjadi listrik. /ahaya matahari terdiri dari partikel-partikel yang disebut sebagai &oton 'photons) yang mempunyai sejumlah energi yang besarnya

tergantung dari panjang gelombang pada solar spectrum. Pada saat photon menumbuk sel &oto,oltaik maka %ahaya tersebut sebagian akan dipantulkan, diserap dan mungkin diteruskan 'tergantung jenis sel(. /ahaya yang diserap membangkitkan listrik. Pada saat terjadinya tumbukan, energi yang dikandung oleh photon ditrans&er pada elektron yang terdapat pada atom sel &oto,oltaik yang merupakan bahan semikonduktor. 0engan energi yang didapat dari photon, elektron melepaskan diri dari ikatan normal bahan semikonduktor. 0engan elektron melepaskan diri dari ikatannya, terbentuknya lubang atau hole pada bahan semikonduktor tersebut. .pabila pada saat ini sel semikonduktor tersebut dihubungkan ke suatu rangkaian luar, maka elektron tersebut akan

1#

menyatu kembali dengan hole nya dan men%iptakan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian yang ada. Proses kon,ersi dari radiasi matahari ke listrik terjadi se%ara langsung 'tanpa adanya bagian yang bergerak( sebagaimana disajikan pada gambar berikut. +egangan listrik yang dihasilkan oleh sel &oto,oltaik berbasis silikon pada umumnya sekitar 0,$ Bolt.

Gambar 2.4 ?on,ersi radiasi sinar matahari menjadi listrik1 2.4.1.2 Je)&( M"#ul Sur a a. M")"'r&(!al Sel surya yang terdiri atas p-n Junction monokristal silikon atau yang disebut juga monocrystalline PV, mempunyai kemurnian yang tinggi yaitu >>,>>>". 4&isiensi sel &oto,oltaik jenis silikon

1!

monokristal mempunyai e&isiensi kon,ersi yang %ukup tinggi yaitu sekitar 1# sampai 1!".

'a(

'b(

'a( Sel &oto,oltaik: 'b( 9odul &oto,oltaik Gambar 2.+ Sel dan 9odul 5oto,oltaik 9onokristal 1

b. P"l&'r&(!al Poly%ristalline PB atau sel surya yang bermateri polokristal dikembangkan atas alasan mahalnya materi monokristal per kilogram. 4&isiensi kon,ersi sel surya jenis silikon polikristal berkisar antara 12" hingga 1$".

'a(

'b(

'a( Sel &oto,oltaik: 'b( 9odul &oto,oltaik Gambar 2., Sel dan 9odul 5oto,oltaik Polikristal 1 -. Am"r*"u(

18

Sel surya bermateri Amorphous Silicon merupakan teknologi &oto,oltaik dengan lapisan tipis atau thin film. ?etebalannya sekitar 10Em 'mi%ron( dalam bentuk modul surya. 4&isiensi sel dengan silikon amor&ous berkisar #" sampai dengan >".

Gambar 2.. 9odul surya amor&ous1

2.4.1.3 Kara'!er&(!&' M"#ul Sur a Si&at-si&at listrik dari modul surya biasanya di1akili oleh karakteristik arus tegangannya, yang mana disebut juga kur,a I-B 'lihat gambar 2.!(. <ika sebuah modul surya dihubung singkat 'Bmodul D 0(, maka arus hubung singkat 'Is%( mengalir. Pada keadaan rangkaian terbuka 'Imodul D 0(, maka tegangan modul disebut tegangan terbuka 'Bo%(. 0aya yang dihasilkan modul surya, adalah sama dengan hasil kali arus dan tegangan yang dihasilkan oleh modul surya. P=VxI 0engan ; P D 0aya keluaran modul 'Watt(

1>

B D +egangan kerja modul 'Bolt( I D .rus kerja modul '.mperee(

Gambar 2./ ?ur,a .rus-+egangan dari sebuah modul surya1

.pabila tegangan kerja dari modul digerakkan dari 0 sampai dengan tegangan terbuka Bo%, maka keluaran daya modul &oto,oltaik pertama kali %enderung naik. +etapi pada suatu tegangan kerja tertentu, daya keluaran modul menurun se%ara drastis. +egangan kerja dan arus modul &oto,oltaik yang terjadi pada saat daya maksimum 'PmaA( ter%apai berturut-turut dinyatakan sebagai Bm dan Im. .pabila pengukuran dilakukan pada radiasi 1000 W)m 2 dan suhu 2$ 0/, maka daya maksimum 'PmaA( yang dihasilkan oleh modul disebut pula sebagai daya pun%ak 'peak power( suatu modul &oto,oltaik, dan dinyatakan sebagai Ppeak. Pmax = Im x Vm

0engan ; PmaA D 0aya maksimum keluaran modul 'Watt(

20

Bm Im

D +egangan kerja modul pada daya maksimum 'Bolt( D .rus kerja modul pada daya maksimum'.mperee(

0a!a!a)1 Pada kondisi penyinaran 1000W)m2 dan temperatur 2$F/, maka PmaA D Ppeak ?ualitas &abrikasi modul &oto,oltaik dapat dilihat dari besaran suatu &aktor yang disebut sebagai fill-factor. Pada gambar #, daya pun%ak suatu modul &oto,oltaik dapat dibayangkan sebagai luasan hasil kali I m dan Bm. Sedangan daya maksimum ideal dari suatu modul &oto,oltaik adalah luasan dari hasil kali IS/ dan B3/. 5ill-&a%tor dari suatu modul &oto,oltaik dide&inisikan menurut korelasi sebagai berikut;
FillFactor = Im Vm Isc Voc

Gambar 2.2 5ill-&a%tor1

Sebagaimana disebutkan di muka, arus dari modul bergantung antara lain pada tingkat radiasi dan temperatur. Gambar 2.8 menunjukkan hubungan kur,a I-B dari sebuah modul &oto,oltaik pada berbagai ma%am

21

tingkat radiasi. ?ur,a-kur,a I-B pada berbagai ma%am temperatur sel ditunjukkan dalam gambar 2.10.

Gambar 2.13 ?ur,a I-B sebagai &ungsi radiasi matahari1

Gambar 2.11 ?ur,a I-B sebagai &ungsi temperatur sel1 +egangan rangkaian terbuka bertambah dengan naiknya temperatur sel. ?oe&isien penurunan untuk jenis sel kristal berkisar 0,C")0/.

22

2.4.1.+ E**&(&e)(& M"#ul $"!"%"l!a&' 4&isiensi modul surya berdasarkan uraian diatas jelas berubah terhadap tegangan kerjanya. ?arenanya e&isiensi modul surya selalu ditetapkan pada daya pun%aknya 'peak power(. Sedangkan daya input dari penyinaran matahari dapat dihitung berdasarkan pengukuran sebagai berikut;
PInput = f .
!

.A

0engan; 5 D&aktor kalibrasi pyranometer atau solarimeter

'mB.m2)Watt( G. D intesitas matahari terukur 'mB( D luas e&ekti& dari modul &oto,oltaik 'm2(

9aka e&isiensi maksimum dari modul &oto,oltaik dapat dihitung sebagai berikut;
=
P"utput PInput = I m .V m f . ! .A

Se%ara

laboratorium

pengukuran

intensitas

standard

dapat

dilakukan dengan simulasi matahari. -ntuk keperluan per%obaan didalam unit pembelajaran ini, intensitas matahari diperoleh se%ara alami. Sehingga kondisi standard hanya bisa dilakukan se%ara pendekatan. 2.4.2 Pe)4e)#al& Ba!era& Proses pengisian arus listrik dengan &oto,oltaik ke baterai tidak sama dengan pengisi baterai kon,ensional ' #attery char$er( yang menggunakan listrik. al ini disebabkan karena arus listrik yang

23

dihasilkan &oto,oltaik bisa besar, bisa juga ke%il tergantung dari penyinaran)radiasi matahari. Proses pengisian akan berlangsung selama ada radiasi matahari, tidak melihat apakah baterai tersebut sudah penuh atau belum. Sebagaimana diuraikan dimuka hal ini bisa membahayakan dan memper%epat kerusakan baterai. 3leh karena itu, maka diperlukan alat yang mampu mengendalikan baik pengisian arus listrik kedalam baterai ketika baterai sudah penuh, maupun menghentikan

pengurasan listrik dari baterai pada saat baterai telah kosong. 0i dalam P*+S, alat ini dikenal dengan berbagai istilah, seperti; Solar %harge regulator 'S/=( 7attery %harge regulator '7/=( 7attery %ontrol unit '7/-(

0i dalam uraian selanjutnya, akan digunakan istilah 7/- untuk menyatakan unit pengendali baterai. /ontoh lain yang mempunyai &ungsi sama dengan 7/-, yaitu pada kendaraan bermotor 'mobil atau motor( dimana alat ini dikenal sebagai %&ut-"ut' atau dalam istilah pasaran atau bengkel mobil dikenal sebagai H?et-3tI.

$u)4(& B0U 5a#a umum) a 1 9engatur trans&er energi dari modul PB --J baterai --J beban, se%ara e&isien dan semaksimal mungkin: 9en%egah baterai dari ;

2C

Overcharge ; pemutusan pengisian ' char$in$ ( baterai pada tegangan batas atas, untuk menghindari K $asin$( , yang dapat menyebabkan penguapan air baterai dan korosi pada grid baterai: Underdischarge ; pemutusan pengosongan ' )ischar$in$ ( baterai pada tegangan batas ba1ah, untuk menghindari pembebanan berlebih yang dapat menyebabkan sul&asi baterai: 9embatasi daerah tegangan kerja baterai: 9enjaga)memperpanjang umur baterai: 9en%egah beban berlebih dan hubung singkat: 9elindungi dari kesalahan polaritas terbalik: 9emberikan in&ormasi kondisi sistem pada pemakai.

2.4.2.1 O%er-6ar4e "verchar$e adalah suatu pengisian ' char$in$ ( arus listrik kedalam baterai ' Accu ( se%ara berlebihan. .pabila pengisian dilakukan dengan alat char$er '%harging .%%u( yang biasa dikenal dipasaran, maka pengisian akan berhenti sendiri jika arus dari *char$in$ accu( sudah men%apai angka nol 'tidak ada arus pengisian lagi(, dimana ini berarti baterai sudah penuh. Pemutusan arus pengisian baterai dilakukan pada saat baterai telah terisi penuh. al ini dapat dipantau 'diketahui(

melalui pengukuran tegangan baterai, yaitu baterai dikatakan penuh, jika tegangan baterai 'untuk sistem 12B( telah men%apai

2$

sekitar antara 13,8 s)d 1C,$ ,olt 'tergantung dari jenis baterai( dan baterai akan %$asin$' 'mengeluarkan gelembung-gelembung gas(, jika tegangan baterai telah men%apai sekitar antara 1C,$ s)d 1$,0 ,olt. 3leh karena itu apabila tegangan baterai teleh men%apai sekitar 13,8 L 1C,$ ,olt, maka pengisian arus listrik tersebut harus segera diputuskan. -ntuk HekualisasiI(, kondisi baterai tertentu dapat 'yaitu untuk keperluan jika

diputuskan

pengisiannya,

tegangan baterai telah men%apai sekitar 1C,$ L 1$,0 Bolt. Pemutusan arus pengisian pada umumnya dilakukan se%ara elektronik oleh alat atau sistem kontrol 7/- yang se%ara otomatis akan memutuskan pengisian arus listrik, jika baterai telah men%apai tegangan untuk kondisi penuh tersebut. Pemutusan arus ini adalah untuk men%egah agar tidak terlalu sering terjadi %$assin$' pada baterai yang akan

menyebabkan penguapan air baterai dan korosi 'karatan( pada grid baterai.

2.4.2.2 U)#er#&(-6ar4e !n)er)ischar$e adalah pengurasan 'pengeluaran)pelepasan( arus listrik dari baterai se%ara berlebihan sehingga baterai menjadi kosong sama sekali 'habis .mperenya(. 0apat dijelaskan

2#

lebih jauh disini yaitu 7/- pada sistem 5oto,oltaik, berbeda dengan %&ut-"ut' yang ada pada mobil atau motor dimana disini %&ut-"ut' tidak mempunyai sistem atau kontrol untuk

menghentikan)memutuskan pengeluaran arus yang terus menerus apabila baterai telah men%apai kondisi minimum 'kosong(, hal ini dapat dimengerti tentunya karena apabila mobil tersebut

bergerak)hidup, maka akan selalu terjadi pengisian arus listrik kedalam baterai oleh H0ynamo-.mpereI, sehingga baterai tidak pernah kosong, sekalipun baterai dipakai untuk menyalakan lampu, .)/, tape-radio, dll: asal Hdynamo-.mpereI tersebut tidak rusak)ber&ungsi dengan baik dan baterainya-pun tidak lemah 'tidak HS1akI dalam istilah bengkel mobil(. Sedangkan dalam sistem 5oto,oltaik, dimana tentunya tidak ada Hdynamo.mpereI dan hanya tergantung dari radiasi matahari, maka apabila baterai tersebut dipakai terus menerus untuk menyalakan beban 'lampu, tape-radio, dll( terutama pada malam hari, maka hal ini akan menyebabkan baterai berangsurangsur mulai menuju kosong dan apabila tidak ada penambahan arus listrik kedalam baterai tersebut. <uga, jika pemakaian beban %ukup besar dan terus menerus atau tidak dibatasi, maka baterai akan menjadi kosong sama sekali 'habis .mperenya(. ?ondisi ini disebut sebagai %un)er)ischar$e' . -ntuk men%egah terjadinya %un)er)ischar$e' , maka digunakan alat atau sistem kontrol

2!

elektronik pada 7/- yang se%ara otomatis akan memutuskan atau menghentikan pengeluaran arus listrik dari baterai tersebut. al ini dapat dipantau)diketahui dari tegangan baterai, yaitu baterai akan men%apai kondisi minimum 'hampir kosong .mperenya(, jika tegangan baterai telah men%apai sekitar 11,C s)d 11,! ,olt. 3leh karena itu apabila tegangan baterai teleh men%apai sekitar 11,C L 11,! ,olt, maka penggunaan arus listrik dari baterai harus dihentikan atau hubungan beban ke baterai harus segera diputuskan. al ini adalah untuk men%egah apabila baterai terlalu sering men%apai kondisi kosong akan menyebabkan sul&asi baterai sehingga baterai akan cepat menjadi rusak.

2.4.2.3 Daera6 !e4a)4a) 'er7a ba!era& 0aerah tegangan kerja baterai adalah daerah tegangan dimana sistem 5oto,oltaik masih mampu menyalakan beban. -ntuk Sistem tegangan 12 ,olt, maka daerah tegangan kerja baterai adalah antara 11,C ,olt - 1C,$ ,olt. 7iasanya dalam pemakaian sehari-hari harus diusahakan agar pemakaian beban jangan sampai menyebabkan tenganan baterai men%apai 11,C Bolt, karena apabila men%apai titik tegangan tersebut, beban akan segera dimatikan se%ara otomatis. -ntuk pemakaian beban sehari-hari sebaiknya lihat %ontoh %ara pemakaian beban seperti yang disajikan pada peran%angan sistem.

28

.dapun gra&ik turun dan naik tegangan baterai terhadap pemakaian beban dan pengisian arus listrik melalui 5oto,oltaik dapat digambarkan seperti Gambar 1!.

Gambar 2.12 Gra&ik tegangan baterai harian1 2.4.2.4 Beba) Berleb&6 #a) Hubu)4 S&)4'a! 7eban berlebih adalah suatu pemakaian beban yang melebihi kapasitas maksimum output 7/-. Sebagai %ontoh, jika kapasitas maksimum output 7/- adalah 10 .mpere, maka apabila pemakaian beban melebihi 10 .mpere, dikatakan beban berlebih, dan biasanya 7/- mempunyai proteksi)pen%egahan yang se%ara otomatis akan memutuskan beban, jika terjadi adanya beban berlebih tersebut. ubung singkat terjadi akibat adanya hubungan langsung antara polaritas positip 'M( dengan polaritas negatip '-( dari suatu sumber tegangan. 0alam hal ini terminal positip beban 'beban M( dan terminal negatip beban 'beban -( pada 7/- juga merupakan

2>

suatu sumber tegangan yang akan mensuplai daya listrik ke beban. ?emungkinan hubung singkat tersebut dapat saja terjadi akibat terhubungnya terminal positip dan negatip beban pada 7/- melalui suatu benda logam yang bersi&at sebagai konduktor, misalnya obeng, ka1at konduktor, kun%i pas, dll: atau mungkin juga terjadi hubungan langsung antara kabel positip dengan kebel negatip pada kabel yang menuju beban 'ujung-ujung kabel tersebut tersambung langsung(. Pada kondisi hubung singkat ini terjadi arus yang sangat besar, maka apabila 7/- tidak dilindungi dengan proteksi hubung singkat, tentunya akan terjadi kerusakan pada komponen elektronik yang ada didalam 7/- tersebut. -ntuk sistem yang sederhana perlindungan hubung singkat ini dapat dilakukan dengan menggunakan sikring pengaman ' fuse (, tetapi untuk sistem yang di dalamnya terdapat komponen elektronik yang sensiti& sekali terhadap pengaruh arus hubung singkat, maka diperlukan suatu rangkaian elektronik khusus yang mampu memberi perlindungan terhadap terjadinya hubung singkat. Pada umumnya rangkaian elektronik untuk proteksi hubung singkat ini adalah sama dengan rangkaian elektronik untuk proteksi arus beban lebih.

30

-ntuk 7/- yang mempunyai kapasitas arus output maksimum yang %ukup besar, kejadian hubung singkat harus dihindari se%epat mungkin, karena apabila hubung singkat ini kejadiannya %ukup lama, maka ada kemungkinan komponen elektronik yang ada didalam 7/- rusak juga. 2.4.2.+ P"lar&!a( !erbal&' Polaritas terbalik dapat terjadi pada ; +erbaliknya hubungan antara PB dengan 7/-. +erbaliknya hubungan antara 7aterai dengan 7/-. +erbaliknya hubungan antara 7/- dengan beban.

7/- yang ber-mutu, akan mempunyai perlindungan terhadap kerusakan sebagai akibat terjadinya polaritas terbalik untuk hubungan PB-7/- 'butir 1( dan polaritas terbalik untuk hubungan 7ateraiL7/- 'butir 2(, se)an$kan untuk hu#un$an +&!,+e#an, proteksi polaritas ter#aliknya #era)a pa)a #e#an yan$ #ersan$kutan. Perlindungan terhadap polaritas terbalik untuk hubungan PB L 7/- adalah dilakukan dengan memberikan suatu %+lockin$-io)e', yang sekaligus merupakan pen%egahan aru( bal&' ' %reverse current' ( dari baterai menuju PB, sedangkan

perlindungan polaritas terbalik untuk hubungan 7ateraiL7/-, harus dilengkapi dengan beberapa tambahan komponen atau rangkaian elektronik.

31

2.4.2., Pember&a) I)*"rma(& K")#&(& S&(!em 'e Pema'a& In&ormasi kondisi sistem yang diberikan kepada pemakai dapat berupa suara yaitu seperti misalnya (uara Alarm atau suatu ) ala Lam5u seperti yang kita kenal pada 7/- yaitu lampu *40 '.i$ht /mittin$ -io)e (. In&ormasi ini diberikan untuk memberi peringatan atau pemberitahuan kepada pemakai bah1a sistem berada di luar kondisi operasi: sistem berada dalam kondisi operasi ataupun sistem berada dalam kondisi %emer$ency' .

2.4.2.. Kr&!er&a Pe)!&)4 B0U ?riteria yang penting perlu diperhatikan untuk

pemilihan 7/- antara lain adalah; 5ungsi pengaman dan kinerjanya terpenuhi: handal 'tidak mudah rusak(: pabrikasi sederhana: serta harga yang memadai.

2.4.3 I)%er!er In,erter didalam P*+S ber&ungsi untuk mengubah arus searah ')irect current L 0/( yang dibagkitkan oleh sistem modul &oto,oltaik dan baterai menjadi arus bolak balik 'alternatin$ current L ./(, sehingga P*+S dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik sebagaimana disediakan oleh pembangkit kon,ensional 'diesel genset dan P*6(.

32

2.4.3.1 Gel"mba)4 "u!5u! 7erdasarkan bentuk gelombang yang dihasilkan, in,erter

diklasi&ikasikan menjadi 3 ma%am; a. S8uare9:a%e &)%er!er 7entuk gelombang yang dihasilkan diilustrasikan pada gambar 2.13.

Gambar 2.13 S0uare 1ave1 4&isiensi kon,ersi pada s0uare wave inverter dapat dikatakan tinggi 'dapat men%apai >8"( dan pada umumnya sangat murah. +etapi, in,erter jenis ini tidak direkomendasikan untuk peralatan yang menggunakan motor listrik, karena tidak e&isien, sering menimbulkan bunyi dan menyebabkan motor panas.

b. M"#&*&e# S&)e9:a%e I)%er!er <enis in,erter yang sering digunakan dan dipasarkan adalah in,erter yang menghasilkan gelombang bentuk kotak yang

dimodi&ikasi. 0isamping harganya yang relati& murah juga e&isiensinya yang masih mendekati in,erter s0uare wave. 9eskipun demikian, in,erter jenis ini bisa menimbulkan noise yang bisa menganggu sebagian peralatan elektronik. 7ahkan sama

33

sekali tidak ber&ungsi jika digunakan untuk peralatan yang menggunakan &ungsi timer seperti; %harger baterai, light dimmer, dsb.

Gambar 2.14 2o)ifie) Sine 1ave1 Peralatan yang mampu menggunakan in,erter jenis ini misalnya; komputer, bor dan gergaji listrik, mi%ro1a,e, kulkas, kipas angin, pompa, dan beberapa beban motor ke%il lainnya.

-. Pure S&)e9:a%e I)%er!er In,erter jenis ini mampu menghasilkan listrik yang sama dengan listrik jaringan P*6 yang tentunya lebih handal dan tidak menghasilkan gangguan noise. 7ahkan kualitasnya seringkali lebih baik dari listrik P*6. al ini membuatnya %o%ok untuk peralatan

elektronik yang Ksensiti&K, termasuk %harger baterai, motor dengan ke%epatan ber,ariasi, serta peralatan audio),isual.

Gambar 2.1+ Pure Sine 1ave1 2.4.3.2 Kla(&*&'a(& Pe)44u)aa) I)%er!er

3C

0idalam P*+S penggunaan in,erter dapat dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu; grid in,erter, stand-alone in,erter, dan aplikasi khusus. a. Gr&# I)%er!er 9erupakan in,erter yang langsung mengkon,ersikan arus searah dari modul &oto,oltaik menjadi arus bolak-balik, dan langsung dipasok)terhubung ke jaringan P*6. In,erter ini pada umumnya tidak dilengkapi dengan baterai. b. S!a)#9al")e I)%er!er 9erupakan in,erter yang pada umumnya mengkon,ersikan arus searah yang berasal dari baterai. .rus modul &oto,oltaik digunakan untuk mengisi baterai terlebih dahulu sebelum dikon,ersikan menjadi arus bolak-balik Sesuai namanya, in,erter ini pada umumnya dipergunakan untuk penyediaan listrik se%ara isolate) atau islan). -. I)%er!er K6u(u( In,erter untuk aplikasi khusus pada dasarnya merupakan suatu in,erter yang diran%ang untuk suatu aplikasi spesi&ik atau

diintegrasikan kedalam suatu sistem pemakaian, In,erter untuk aplikasi spesi&ik yang utama adalah in,erter yang diran%ang untuk keperluan penggerak pompa air. In,erter ini tidak menggunakan baterai, sehingga in,erter langsung menghubungkan modul &oto,oltaik langsung ke pompa air ')irect couplin$(.

3$

Selain itu in,erter yang di integrasikan dengan peralatan sedemikian rupa sehingga peralatan ./ tersebut dapat langsung bekerja dengan tegangan 0/. Pemakaian terbanyak untuk jenis in,erter ini adalah untuk keperluan %atudaya lampu neon ' tu#ular lamp L +*(.

2.4.4

Ba!era& 7aterai sebagai perangkat yang digunakan untuk menyimpan energi listrik. 7aterai merupakan salah satu komponen penting pada P*+S, dan merupakan jantung agar P*+S dapat bekerja se%ara stabil pada berbagai %ua%a dan pada malam hari.7aterai juga merupakan komponen yang paling ra1an didalam P*+S. 7aterai menyimpan energi listrik yang dibangkitkan modul surya pada saat matahari bersinar, dan baterai akan mengeluarkan kembali energi listrik pada saat modul surya tidak dapat lagi memenuhi permintaan energi listrik oleh beban.

Gambar 2.1, 7aterai Sebagai penyimpan energy listrik2

3#

Pada kondisi normal baterai dipergunakan saat malam hari atau saat %ua%a bera1an, akan tetapi jika terjadi kondisi beban yang berlebih pada slang hari, baterai dapat dipergunakan menambah daya yang dihasilkan modul surya agar memenuhi permintaan beban.

2.4.4.1 Kla(&*&'a(& Ba!era& 7erdasarkan penggunaannya, baterai dapat dibedakan menjadi 3'tiga( pemakaian, yaitu; ?eperluan starter ?eperluan tra%tion Pemakaian &loating

7erdasarkan siklusnya, se%ara umum terdapat dua ma%am baterai yang dibuat manu&aktur yakni; 1. Ba!era& Starter; +aterai Starter 'atau populer dikenal sebagai baterai mobil( dibuat untuk memungkinkan penyalaan mesin atau startin$ en$ine. 7aterai starter memiliki banyak pelat tipis yang memungkinkan untuk melepaskan energi 'arus( listrik yang besar dalam 1aktu yang singkat. 7aterai starter tidak dapat dipaksa untuk melepaskan energi listrik terlalu besar dalam selang 1aktu yang panjang, karena konstruksi pelat-pelat yang tipis akan %epat rusak pada kondisi tersebut.

3!

Gambar 2.1. 7aterai Starter1 2. Ba!era& Deep-cycle 7aterai -eep-&ycle dibuat dengan pelat lebih tebal yang memungkinkan untuk melepaskan energi listrik dalam selang 1aktu yang panjang. 7aterai deep %y%le tidak dapat melepaskan energi listrik se%epat dan sebesar baterai starter, tetapi baterai ini dimungkinkan untuk dapat menyalakan mesin. Semakin tebal pelat baterai semakin panjang usia baterai yang diharapkan.

Gambar 2.1/ 7aterai -eep-&ycle1 7erat suatu baterai merupakan salah suatu indikator dari pelat yang digunakan dalam suatu baterai. Semakin berat suatu baterai untuk ukuran grup yang sama akan semakin tebal pelat baterai tersebut, dan semakin tahan terhadap pelepasan energi listrik se%ara berlebihan.

38

2.4.4.2 Sel Ba!era& Sel baterai adalah komponen indi,idu terke%il dari sebuah baterai yang terdiri dari kontener dimana di dalamnya terdapat pelat timah dan tempat elektrolit bereaksi. 1. Te4a)4a) (el +egangan sel berkisar antara 2,12 ,olt pada kondisi baterai penuh sampai dengan 1,!$ ,olt pada kondisi baterai kosong. Semua baterai lea)-aci) beroperasi berdasarkan reaksi kimia yang sama. Pada saat baterai mengeluarkan arus listrik))ischar$e, komponen akti& pada elektroda 3P#"4 pada elektroda positi&, dan P# pada elektroda negati&( bereaksi dengan .sam Sul&at untuk membentuk Garam Sul&at dan .ir. Sedangkan pada saat pengisian listrik) char$e, garam sul&at pada kedua elektroda berubah kembali menjadi Pb32 pada elektroda positi&, Pb pada elektroda negati& serta ion sul&at 'S3 C( kembali menjadi asam sul&at. +egangan nominal baterai bergantung pada jumlah sel yang dirangkai se%ara seri. <adi baterai dengan tegangan nominal 12 ,olt tersusun se%ara seri dari # buah sel. 2. S!a!e "* -6ar4e State of &har$e 'S3/( merupakan suatu ukuran seberapa penuhnya muatan listrik dalam baterai. ubungan antara tegangan dengan S3/

sangat bergantung pada temperatur baterai. 7aterai dengan temperatur rendah akan memperlihatkan tegangan yang lebih rendah pada kondisi penuh dibandingkan dengan baterai

3>

dengan temperatur lebih tinggi. 3leh karena itu beberapa regulator atau sistem %harging dilengkapi dengan sensor temperatur pada sisi baterai. 3. Dee5 "* D&(-6ar4e -eep of -ischar$e '030( merupakan suatu ukuran seberapa dalam)seberapa banyak muatan listrik telah dilepaskan)dikeluarkan dari sebuah baterai. <ika baterai penuh atau 100" S3/, maka 030 baterai tersebut adalah 0": sebaliknya jika baterai kosong atau 0" S3/ maka 030 baterai tersebut 100". Semakin dalam sebuah baterai muatannya dikeluarkan se%ara ratarata maka semakin pendek usia baterai dan dinyatakan dalam &ycle .ife.

2.4.4.3 Ka5a(&!a( ba!era& ?apasitas suatu baterai dinyatakan dalam Ampere h o u r 3 A h ) atau .mpere-<am, yang merupakan suatu ukuran seberapa besar energi listrik yang dapat disimpan pada suatu tegangan nominal tertentu. ?apasitas suatu baterai bersi&at aditi& jika baterai dihubungkan se%ara paralel. <ika tiga baterai dengan tegangan 12 ,olt dan kapasitas 100.h dihubungkan secara seri, maka tegangan akan menjadi 3# ,olt sedangkan kapasitas tetap 100.h '3#00 1att-hour(.

C0

<ika tiga baterai dengan tegangan 12 ,olt dan kapasitas 100.h dihubungkan secara paralel, maka tegangan akan tetap 12 ,olt sedangkan kapasitas menjadi 300.h '3#00 1att-hour(.

'a( Seri

'b( Paralel

'%( ?ombinasi Seri-Paralel Gambar 2.12 ubungan baterai1

?arena baterai dalam proses pengisian dan pelepasan energinya bergantung pada reaksi kimia, maka kapasitas yang tersedia 'availa#le capacity( relati& terhadap kapasitas total akan bergantung kepada seberapa %epat pengisian dan pelepasan dilakukan, dimana keduanya merupakan reaksi-reaksi kimia yang berbeda arahnya. ?apasitas total)kapasitas nominal biasanya diberi tanda /, yang merupakan ukuran seberapa besar energi yang dapat disimpan dalam

C1

baterai. ?apasitas yang tersedia biasanya lebih ke%il dibanding dengan kapasitas total. -mumnya kapasitas .mpere-hour dari suatu baterai diukur pada suatu laju pengeluaran yang akan menyebabkan baterai habis) kosong dalam 20 jam. 'atau laju /)20 atau 0.0$/ (. <ika dilakukan pelepasan pada laju lebih besar dari /)20, akan didapatkan kapasitas tersedia yang lebih ke%il dari / total. Selain laju /)20, kapasitas nominal kadang-kadang dinyatakan dalam /)10, /)100 dan lainnya, tergantung pada laju dimana baterai akan digunakan.

Gambar 2.23 ?orelasi tegangan baterai ,s laju )ischar$e1

2.4.4.4 S&'lu( ba!era&

C2

&ycle atau Siklus, merupakan suatu inter,al yang meliputi satu perioda pengisian dan satu perioda pelepasan. Idealnya baterai selalu diisi)%harge sampai dengan 100" S3/ selama perioda pengisian pada tiap siklus. Sementara baterai dihindarkan digunakan atau )ischar$e sampai dengan 0" S3/. Suatu baterai dengan siklus dangkal atau Shallow &ycle diran%ang hanya untuk melakukan pelepasan)dis%harge sebesar 102$" 030 dari kapasitas total pada tiap siklusnya. Sedangkan baterai siklus dalam atau -eep-&ycle diran%ang untuk dapat melakukan pelepasan))ischar$e sampai dengan 80" 030 dari kapasitas total pada tiap siklusnya. -sia baterai jenis deep %y%le, sangat dipengaruhi besarnya 030 pada tiap siklus. Semakin besar 030 akan semakin ke%il jumlah siklus yang dapat dilalui baterai tersebut. Gambar 1# menunjukkan hubungan antara siklus baterai dan tingkat pengosongannya '030(.

C3

Gambar 2.21 Siklus 'cycle life( ,s 030 baterai1

2.4.4.+ Ta6a5 -6ar4&)4 Pada dasarnya setiap rangkaian %harging pada baterai basah 'floo)e) lea) aci) #attery( terdiri dari 3-C tahap pengisian yaitu; #ulk, a#sor#tion, e0uali5ation )an float. a. Bulk harging +ahap ini adalah suatu proses pengisian baterai dengan arus besar. 7eberapa &abrikan tidak membatasi arus pengisian pada tahap ini, dengan %atatan bah1a tegangan baterai masih diba1ah tegangan $assin$ 'dimana larutan baterai terlihat mulai mendidih(. 7eberapa &abrikan merekomendasikan pengisian arus %harging konstan, sementara tegangan baterai meningkat. al arus konstan akan mudah dilakukan dengan %atudaya kon,ensional '#attery char$er(, tetapi sulit dilakukan dengan S4S5 karena pengaruh penyinaran yang berubah-ubah. Pada tahap ini dapat dilakukan pengisian arus yang dikehendaki asal tidak melebihi 20" diatas rating kapasitas .h baterai, sehingga tidak akan terjadi overheatin$. b. !"s#rpti#n harging +ahap a#sorption char$in$ adalah tahap dimana tegangan %harger konstan, sementara arus %harging menurun sampai baterai men%apai tahap fully char$e), atau penuh atau 100" S3/. Indikasi ini diketahui manakala arus pengisian turun hingga men%apai 1" dari rating kapasitas .h. /ontohnya, jika kapasitas

CC

7aterai 100 .h maka arus pengisian akhir atau final char$in$ current nya adalah 1 .mpere. -. $%uali&ati#n harging +ahap ini adalah tahap pengisian berlebih yang terkendali '$" overchar$e(, dimaksudkan untuk menyeimbangkan tegangan sel dan spesific $ravity di dalam baterai. ?eseimbangan dapat ter%apai akibat dinaikkannya tegangan pengisian sampai ke le,el tertentu selama beberapa saat. 4kualisasi akan memulihkan gejala-gejala kerusakan seperti strati&ikasi, yaitu terkonsentrasinya asam di bagian ba1ah baterai, ataupun sul&asi yaitu terbentuknya kristal sul&at se%ara berlebihan dibagian pelat akti&. +ahap ekualisasi ini dilakukan pada inter,al 1aktu tertentu saja dapat dilakukan sekali sebulan sampai dengan setahun sekali, setelah 10 sampai 100 deep-%y%le bergantung pada rekomendasi dari pihak manu&aktur baterai. 4kualisasi 1ajib dilakukan bila hasil pemantauan spesific $ravity sel menunjukkan perbedaan lebih dari 0,03. #. 'l#at harging +ahap Float &har$in$ adalah tahap pengisian dimana tegangan %harging diturunkan dan dijaga konstan dalam tempo yang tak berhingga, dengan maksud menjaga agar baterai selalu dalam kondisi sehat '100" S3/(.

C$

7erikut adalah tabel yang menggambarkan panduan pengisian baterai sebagai &ungsi dari kapasitasnya yang dinyatakan dalam reserve capacity. Panduan ini dapat digunakan untuk menentukan besarnya #ulk char$in$ current untuk masing-masing baterai sesuai dengan kapasitasnya.

Gambar 2.22 7ulk %harging %urrent sesuai kapasitas baterai1 -ntuk menentukan setting tegangan #ulk char$in$, float char$in$ maupun e0uali5ation char$in$ pada kontrol pengisian baterai, tabel berikut dapat digunakan sebagai panduan.

C#

Gambar 2.23 +egangan %harging berdasarkan tipe baterai1

-ntuk

memastikan

harga-harga

parameter

%harging

sebaiknya diminta petunjuk dari pihak manu&aktur merek baterai yang bersangkutan. 0engan demikian pemilihan %harger untuk baterai lead-a%id harus mempertimbangkan kemampuan %harger dalam memenuhi parameter-parameter pengisian tersebut diatas, sehingga dapat dipenuhi kriteria pera1atan baterai melalui %ara pengisian yang tepat.

2.+

PROSPEK

PENGGUNAAN

SEL

SUR<A

DIBANDINGKAN

DENGAN ENERGI LAIN 4nergi baru dan terbarukan mulai mendapat perhatian sejak terjadinya krisis energi dunia yaitu pada tahun !0-an dan salah satu energi itu adalah energi surya. 4nergi itu dapat berubah menjadi arus listrik yang searah yaitu dengan menggunakan silikon yang tipis. Sebuah kristal silindris Si diperoleh dengan %ara memanaskan Si itu dengan tekanan yang diatur sehingga Si itu berubah menjadi penghantar. 7ila kristal silindris itu dipotong setebal 0,3 mm, akan terbentuklah sel-sel silikon yang tipis atau yang disebut juga dengan sel surya photo,oltai%. Sel-sel silikon itu dipasang dengan posisi sejajar)seri dalam sebuah panel yang terbuat dari

C!

alumunium atau baja anti karat dan dilindungi oleh ka%a atau plastik. ?emudian pada tiap-tiap sambungan sel itu diberi sambungan listrik. 7ila sel-sel itu terkena sinar matahari maka pada sambungan itu akan mengalir arus listrik. 7esarnya arus)tenaga listrik itu tergantung pada jumlah energi %ahaya yang men%apai silikon itu dan luas permukaan sel itu. Pada asasnya sel surya photo,oltai% merupakan suatu dioda semikonduktor yang berkerja dalam proses tak seimbang dan berdasarkan e&ek photo,oltai%. 0alam proses itu sel surya menghasilkan tegangan 0,$-1 ,olt tergantung intensitas %ahaya dan Nat semikonduktor yang dipakai. Sementara itu intensitas energi yang terkandung dalam sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi besarnya sekitar 1000 Watt. +api karena daya guna kon,ersi energi radiasi menjadi energi listrik berdasarkan e&ek photo,oltai% baru men%apai 2$" maka produksi listrik maksimal yang dihasilkan sel surya baru men%apai 2$0 Watt per m2 . 0ari sini terlihat bah1a P*+S itu membutuhkan lahan yang luas. al itu merupakan salah

satu penyebab harga P*+S menjadi mahal. 0itambah lagi harga sel surya photo,oltai% berbentuk kristal mahal, hal ini karena proses pembuatannya yang rumit. 6amun, kondisi geogra&is Indonesia yang banyak memiliki daerah terpen%il sulit dibubungkan dengan jaringan listrik P*6. ?emudian sebagai negara tropis Indonesia mempunyai potensi energi surya yang tinggi. al ini terlihat dari radiasi harian yaitu sebesar C,$ kWh)m 2)hari.

7erarti prospek penggunaan photo,oltai% di masa mendatang %ukup %erah. -ntuk itulah perlu diusahakan menekan harga photo,oltai% misalnya dengan %ara sebagai berikut. Pertama menggunakan bahan semikonduktor

C8

lain seperti ?admium Sul&at dan Galium .rsenik yang lebih kompetiti&. ?edua meningkatkan e&isiensi sel surya dari 10" menjadi 1$". 4nergi listrik yang berasal dari energi surya pertama kali digunakan untuk penerangan rumah tangga dengan sistem desentralisasi yang dikenal dengan Solar 6ome System 'S S(, kemudian untuk +B umum, komunikasi dan pompa air. Sementara itu e,aluasi program S S di Indonesia pada proyek 0esa Sukatani, 7ampres, dan listrik masuk desa menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan dengan keberhasilan penerapan se%ara komersial. 7erdasarkan penelitian yang dilakukan sampai tahun 1>>C jumlah pemakaian sistem photo,oltai% di Indonesia sudah men%apai berkisar 2,$-3 9Wp. 2ang pemakaiannya meliputi kesehatan 1#", hibrida !", pompa air $", penerangan pedesaan 13", =adio dan +B komunikasi C#,#" dan lainnya 12,C". ?emudian dari kajian a1al 7PP+ diperoleh proyeksi kebutuhan sistem P*+S diperkirakan akan men%apai $0 9Wp. Sementara itu menurut perkiraan yang lain pemakaian photo,oltai% di Indonesia $-10 tahun mendatang akan men%apai 100 9W terutama untuk penerangan di pedesaan. Sedangkan permintaan &oto,otaik diperkirakan sudah men%apai $2 9Wp.

Anda mungkin juga menyukai