Anda di halaman 1dari 5

Langkah Langkah dalam menentukan sampel yang dipilih : a. Probability Sampling 1.

Menggunakan tabel random Sampling acakan dengan menggunakan tabel ini mudah dilaksanakan, selain itu sampel yang diperoleh cukup presentatif asal populasi yang sesungguhnya telah diketahui. Langkah-langkah yang digunakan untuk memilih sampel, (Kasiram,2010) yaitu: Identifikasi jumlah total populasi Tentukan jumlah sampel yang diinginkan Daftar semua anggota dengan nomor kode yang diminta Pilih secara acak dengan menggunakan penunjuk pada angga yang ada didalam table Pada angka-angka yang dipilih, lihat hanya angka digit yang tepat yang dipilih Jika angka dikaitkan dengan angka terpilih untuk individual dalam populasi menjadi individu dalam dalam sampel Gerakan penunjuk dalam kolom atau angka, ulangi terus hingga jumlaj sampel yang diinginkan tercapai Membagi dalam kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sesuai dengan bentuk desain penelitian

Dalam teknik acak ini ada beberapa macam sampling acak, yaitu: Sampling Acakan yang Sederhana (Simple random sampling) Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Buatlah kerangka sampelnya; Tentukan jumlah sampel; Tentukan alat yang digunakan untuk menarik sampel (Tabel angka random, undian, kalkulator, komputer);

Pilih sampel sampai dengan jumlah sampel terpenuhi.

Sampling Acakan dengan Stratifikasi (Stratified random sampling) Urutannya ialah sebagai berikut:

Buatlah kerangka sampelnya berdasarkan tingkatan; Tentukan jumlah sampel sesuai tingkatan; Tentukan alat yang digunakan untuk menarik sampel (Tabel angka random, undian, kalkulator, komputer);

Pilih sampel masing-masing tingkatan sampai dengan jumlah sampel per tingkatan terpenuhi.

Systematic Sampling atau Penarikan Sampel Sistematis Contoh langkahnya begini:


Buat kerangka sampel, urutkan dan beri nomor; Tentukan jumlah sampel; Tentukan interval/kelipatan dengan cara membagi jumlah sampel dibagi dengan jumlah populasi. Jika populasi 5.000, sampel 500 maka intervalnya ialah 5.000/500 = 10;

Pilih sampel pertama secara acak. Sampel pertama harus dibawah interval (dalam contoh ini ialah 10);

Kalo sampel pertama terpilih bernomor 3, maka sampel selanjutnya ialah 13, 23, 43, , 4993.

Cluster sampling atau penarikan sampel gugus Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Buatlah kerangka sampelnya berdasarkan gugus (dalam contoh ini: pegawai tiap departemen);

Tentukan jumlah sampel sesuai gugus; Tentukan alat yang digunakan untuk menarik sampel (Tabel angka random, undian, kalkulator, komputer);

Pilih sampel masing-masing gugus sampai dengan jumlah sampel per gugus terpenuhi.

Area sampling atau penarikan sampel wilayah Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Buatlah kerangka sampelnya berdasarkan wilayah (dalam contoh ini: TPS di kelurahan/kecamatan/kabupaten/kota Sulut);

Tentukan jumlah sampel sesuai wilayah; Tentukan alat yang digunakan untuk menarik sampel (Tabel angka random, undian, kalkulator, komputer);

Pilih sampel masing-masing wilayah sampai dengan jumlah sampel per wilayah terpenuhi.

b. NON-PROBABILITY SAMPLING Semoga masih ingat bahwa jenis pengambilan ini tidak dipilih secara acak. Sampel yang terpilih bisa disebabkan karena faktor kebetulan, pertimbangan peneliti atau faktor lain yang direncanakan peneliti. Penelitian dilakukan dengan cara ini jika peneliti tidak bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya atau ketika jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti. Convenience Sampling atau Accidental Sampling atau Pengambilan Sampel Mudah/Sengaja

Teknik pengambilan sampel ini hanya didasari kemudahan. Misal, SPG sebuah merk susu X ingin melakukan jajak pendapat mengenai rasa merk susu X di Mega Mall. SPG tersebut hanya akan memilih sampel berdasarkan sampel pengunjung yang masuk lewat pintu utama mall, misalnya. Bisa juga berdasarkan faktor kedekatan dengan orang lain. Jenis sampel ini cocok untuk penelitian pendahuluan atau ujicoba. Purposive Sampling atau Penarikan Sampel Bertujuan Teknik ini mengambil sampel dengan maksud atau tujuan tertentu. Sampel yang terpilih biasanya dianggap memiliki informasi yang berguna bagi penelitian. Quota Sampling atau Penarikan sampel kuota Teknik ini hampir mirip dengan stratified sampling, cluster sampling dan area sampling. Populasi sama-sama dibagi berdasarkan tingkatan/gugus/wilayah. Hal yang membedakan ialah cara pengambilan sampel yang tidak dilakukan secara acak. Sampel tiap tingkatan/gugus/wilayah bisa dipilih atas dasar kedekatan, kesengajaan atau faktor lain.

Snowball Sampling atau Penarikan sampel bola salju Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Misal, peneliti ingin melakukan pendataan petani tanaman hias di Kelurahan Karombasan Selatan. Peneliti tidak memiliki informasi mengenai daftar pengusaha tanaman hias di kelurahan tersebut tetapi mengetahui satu orang yang bisa menjadi informan awal sekaligus sampel pertama. Dari sampel pertama inilah kemudian berkembang hingga jumlah sampel terus bertambah hingga sampel terakhir. Mirip dengan bola salju yang menggelinding.

Anda mungkin juga menyukai