Anda di halaman 1dari 4

Latar Belakang Laboratorium merupakan tempat utama dimana ilmu kimia dikembangkan.

Laboratorium juga merupakan suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan melakukan percobaan. Dalam melaksanakan pekerjaan dilaboratorium, biasanya para praktikan akan melakukan perhitungan dan pengukuran. Dalam hal ini, maka praktikan harus mengenal peralatan-peralatan yang ada di laboratorium agar dapat melakukan perhitungan dan pengukuran. Kita harus memperhatikan alat-alat laboratorium yang kita gunakan, karena alat-alat tersebut memiliki skala yang berbeda-beda, dan tentu saja memiliiki tingkat ketelitian yang berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar tingkat ketelitiannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah bagaimana menggunakan dan cara agar dapat membaca skala itu itu sendiri. Pengenalan alat sangatlah penting, pengenalan penggunaan alat-alat tersebut sangat penting agar pekerjaan dalam laboratorium dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat, oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium kimia. Tinjauan pustaka Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter, seperti thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan graph seperti thermograph, barograph. Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan (Anonim, 2008). Peralatan dasar laboratorium 1. Gelas Kimia Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200C. 2. Gelas Ukur Gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. 3. Pipet

Alat yang digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas. 4. Buret Berupa tabung kaca bergaris dan memilii kran diujungnya. 5. Tabung reaksi Tabung yang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari borosilikat panas dan tediri dari berbagai ukuran. 6. Kaca arloji Terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran dan diameter. 7. Corong Terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai. 8. Spatula Berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunium. 9. Labu Erlenmeyer Gelas yang diameternya semakin keatas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukuran mulai dari 10 ml sampai 2 l. 10. Batang pengaduk Terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan didalam gelas kimia (Day, 1998). Teknik Dasar dilaboratorium 1. Cara memanaskan cairan Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih kedalam gelas kimia. 2. Penambahan cairan dalam tabung reaksi Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik diri sendiri maupun orang lain. Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung tabung. Posisi tabung ketika dipanaskan agak miring, aduk dan sesekali kocok. 3. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu erlenmeyer Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyanggoyangkan perlahan sesekali diangkat bila mendidih.

4. Cara membaca volume pada gelas ukur Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan. 5. Cara menghirup bau zat Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung, gunakan tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung. 6. Cara menggunakan neraca analitis Nolkan terlebih dahulu neraca tersebut Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut (sumardjo, 2010).

Ilmu kimia sangat bergantung pada pengukuran. Sebagai contoh, kimiawan menggunakan pengukuran untuk membandingkan sifat dari berbagai zat dan untuk mempelajari perubahan yang terjadi dalam suatu percobaan. Peralatan laboratorium yang biasa digunakan untuk pengukuran yaitu buret, pipet, tabung volumetrik, labu ukur untuk mengukur volume, timbangan untuk mengukur massa, dan termometer untuk mengukur suhu.

Alat-alat ini dapat mengukur sifat-sifat mkroskopik yang dapat ditentukan secara langsung. Sifat-sifat makroskopik yaitu pada tingkat atom harus ditentukan dengan metode tidak langsung (chang, 2005). KESIMPULAN Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Beberapa alat laboratorium yang biasa digunakan untuk pengukuran volume zat cair

yaitu gelas ukur, gelas kimia, gelas piala, dan labu takar. 2. Tingkat ketepatan alat ukur volume zat cair yaitu gelas piala (akurat), gelas kimia

(kurang akurat), dan gelas ukur (sangat kurang akurat). 3. Data yang didapatkan berbanding terbalik dari hipotesa, hal ini dikarenakan kesalahan-

kesalahan yang terjadi pada pengukuran volume zat cair tersebut. 4. Dalam melakukan pengukuran volume zat cair, kita harus berhati-hati dan teliti,

terutama pada saat menuangkan zat cair kedalam alat ukur yang digunakan. Kebersihan alat juga harus diperhatikan karena mempengaruhi hasil pengukuran. DAFTAR PUSTAKA

Day. R.A. Jr and A.L. Underwood. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi revisi, terjemahan R.Soendoro, dkk. Jakarta: Erlangga Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid 1 Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga Sumardjo, Darmin. 2009. Pengantar Kimia. Jakarta: EGC Tim Kimia. 2012. Penuntun Praktikum Sains Dasar Kimia. Universitas Lampung: Lampung

Anda mungkin juga menyukai