Anda di halaman 1dari 23

PERBEDAAAN KENYAMANAN SEKSUAL PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI ORAL DAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)

Oleh : Methalia Arumdyastuti

Pembimbing : dr. Wahyu Sp.OG

PENDAHULUAN
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan

setelah berhubungan intim. Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak apabila diinginkan Pil KB yang banyak dipakai umumnya berisi dua jenis hormon, yakni estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini bekerja menghambat terjadinya ovulasi. Oleh karena ovulasi atau keluarnya sel telur matang tidak terjadi, maka kehamilan pun tidak berbuah

Tidak semua wanita boleh memilih pil, jika mengidap

tumor yang dipengaruhi oleh hormon estrogen, seperti tumor kandungan dan payudara, mengidap penyakit hati aktif, penyakit pembuluh balik atau varices thrombophlebitis, pernah serangan stroke dan mengidap penyakit kencing manis Efek samping estrogen sering menimbulkan mual, nyeri kepala, air tertahan dalam tubuh dan nyeri payudara Efek samping progesteron menjadikan perdarahan vagina tidak teratur, nafsu makan bertambah sehingga bertambah gemuk, muncul jerawat, haid jadi sedikit dan kemungkinan payudara mengecil

Alat kontra sepsi yang lain yang juga banyak digunakan

adalah IUD (Intra Uterine Device). Keunggulan dari IUD umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan, pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit, kontrol medis yang ringan, tidak menimbulkan efek sistemik, alat ekonomis, efektivitas cukup tinggi, pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik Efek samping yang ditimbulkan : rasa nyeri di perut, infeksi panggul, perdarahan di luar masa menstruasi atau darah menstruasi terlalu banyak dari biasanya AKDR juga berpengaruh pada perdarahan post seksual, pada umumnya masyarakat berpandangan penggunaan kontrasepsi IUD dapat mempengaruhi kenyamanan dalam hubungan seksual

TINJAUAN PUSTAKA
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya

kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Macam-macam kontrasepsi :
Metode kontrasepsi sederhana

Metode kalender b. Metode Amenore Laktasi c. Metode suhu tubuh d. Koitus Interuptus
a. Metode Barrier

Kondom b. Diafragma c. Spermisida


a.

Metode Kontrasepsi Modern

Kontrasepsi pil b. Konrasepsi implant c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) d. Kontrasepsi Mantap (KONTAP) e. Kontrasepsi Suntikan
a.

Akseptor KB
Akseptor KB adalah pasangan usia subur dimana salah

seorang menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan
Macam-macam akseptor Keluarga Berencana, yaitu : a. Akseptor KB baru b. Akseptor KB ganti cara c. Akseptor KB lama

AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )


AKDR adalah Alat kontrasepsi yang teknik pemasangan di

insersikan ke dalam rongga rahim, terbuat dari plastik fleksibel


Cara kerja kontrasepsi AKDR :
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba

falopi Mempengaruhi fertilitasi sebelum ovum mencapai kavum uteri AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

Keuntungan dan Kerugian kontrasepsi AKDR


Keuntungan : AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan Metode jangka panjang

Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat


Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI Dapat digunakan sampai menopause

Tidak ada interaksi dengan obat-obat

Efek Samping : Perubahan siklus haid

Haid lebih lama dan banyak


Perdarahan (spotting) antar menstruasi

Komplikasi lain :
Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari

setelah pemasangan Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan

Indikasi dan Kontraindikasi kontrasepsi AKDR


Partner seksual yang banyak

Kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya


Riwayat kehamilan Pernah mengalami infeksi pelvis satu kali dan masih

menginginkan kehamilan selanjutnya. Gangguan respons tubuh terhadap infeksi (AIDS, Diabetes mellitus, pengobatan dengan kortikosteroid dan lain-lain) Kelainan pembekuan darah

Pil KB
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan

atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral Ada 5 jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu : a. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu : Kemasan 28 hari, 7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak mengandung hormon. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat inert. Kemasan 21 hari, Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan, pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien

b. Pil KB/kontrasepsi oral tipe sekuensial

Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14 16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 57 hari terakhir
c.

Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil mini Pil mini yaitu pil KB yang hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali.

d. Pil KB/kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama

(morning after pill) Mengandung hormon estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. e. Once A Moth Pill Pil hormon yang mengandung estrogen yang Long acting yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang

PIL MINI
Kelebihan : Sangat efektif apabila digunakan secara benar Tidak mempengaruhi air susu ibu Nyaman, mudah digunakan Tidak mengganggu hubungan seksual Kelemahan : Mahal Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang. Breaktfrough bleeding perdarahan bercak, amenorea dan

haid tidak teratur Gejala khusus : nyeri kepala, perubahan mood, penambahan atau penurunan berat badan, payudara menegang, nausea, pusing, dermatitis atau jerawat Harus diminum setiap hari Tidak melindungi dari penyakit menular sseksual, HBV,

Efek Samping : Mual/muntah (terutama tiga bulan pertama) Sakit kepala ringan, migraine Nyeri payudara) Gangguan menstruasi Sukar untuk tidak lupa Kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil

kemasan sebelumnya habis Nafsu makan bertambah Cepat lelah.

Kontra Indikasi Penggunaan Pil KB


Kehamilan

Kecurigaan atau adanya Carcinoma mammae


Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh estrogen Menderita penyakit thromboemboli atau varices yang

luas Faal hepar yang terganggu Perdarahan per vagina yang tidak diketahui sebabnya

KASUS
Nama

: Ny. R Umur : 31 Tahun Alamat : Sidokare Indah Sidoarjo Status : Menikah No RM : 1155428
Tanggal 2 Maret 2011

Pasien datang ke poli kandungan RSD Sidoarjo dengan P3-3. Anak Terkecil Umur : 28 bulan. Dengan keluhan ingin menggunakan kontrasepsi IUD. Sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi pil (Microgynon). Ingin berganti kontrasepsi karena takut lupa untuk minum pil. Haid hari ke-4 rencana akan dipasang IUD.

Tanggal 12 Maret 2011

Telah dilakukan pemasangan IUD atas persetujuan suami. Tx : Mefinal 3x1 tab Amoxan 3x500 mg
Tanggal 21 Maret 2011

Kontrol IUD hari ke-9 setelah pemasangan. Pasien mengeluh pada saat berhubungan baik pasien maupun suami merasakan nyeri. Pada pemeriksaan speculum : benang IUD (+), terdapat fluor albus (+) agak banyak dan berwarna putih Dx : Akseptor IUD Tx : KIE dan benang IUD diperpendek

Tanggal 29 Novembel 2011

Pasien ingin melepas IUD, lama pemakaian IUD selama 8 bulan. Ingin melepas dengan keluhan : terasa sakit saat buang air kecil, nyeri saat berhubugan dan terdapat fluor albus. Pasien ingin menggunakan kontrasepsi pil kembali.

PEMBAHASAN
Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu

variabel yang mempengaruhi fertilitas.Faktor-faktor yang berpengaruh pada pemilihan metode kontrasepsi adalah faktor pasangan.
Motivasi dan Rehabilitas (umur, gaya hidup, frekuensi

senggama, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu, sikap kewanitaan, dan sikap kepriaan), faktor kesehatan.

Persoalan ketidaknyamanan penggunaan KB AKDR

dari hasil kasus yang ada disebabkan salah satu karena tidak rapinya dalam pemasangan, dalam jangka panjang dapat menyebabkan terlepasnya benang. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa penggunaan AKDR dapat berpengaruh pada kenyamanan seksual karena menyebabkan perdarahan post seksual, ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang menggesek mulut rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan pendarahan dan bisa menyebabkan keputihan. Pasien memilih untuk beralih menggunakan Kontrasepsi Pil karena Tidak mengganggu hubungan seksual, lebih mudah digunakan dan juga mudah dihentikan setiap saat.

Dalam studi kasus diatas dapat diketahui bahwa

penggunaan kontrasepsi pil ternyata lebih memiliki kenyamanan yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kontrasepsi IUD terutama pada saat berhubungan seksual.

Anda mungkin juga menyukai