Anda di halaman 1dari 14

ANALYSIS OF FACTORS CAUSE DECREASED PATIENT SAFETY INCIDENT REPORTING AT X HOSPITAL, EAST JAVA ABSTRACT Patient safety incidents

report is the core of service quality. It is very important to learn and improve the system and the goal is revision of policies, SOPs and guidelines. WHO reported that 10 adverse event occurred in Hospital . In ! hospital "ast #ava there is a large of num$er of medical service, li%e am$ulatory care , hospitali&ation and surgery. 'here is a difference $et(een literature and hospital adverse event reports , and there is also a significant reduction of adverse event report from )011*)01+ in ! hospital. It is important to assess (hether the adverse event report does indeed decrease or not. 'he purpose of this study is to identify and analy&e the factors causing the decline of adverse event report in ! hospital. ,ualitative study using focus group discussions (ith )participants of hospital head unit. Patient safety incident is actually high $ut not reported , the cause are afraid of $eing $lamed. patient safety culture is still not gro(n evenly throughout the hospital. the lac% of %no(ledge a$out patient safety incident report. less commitment from management or related units. there is no re(ard from the hospital for the reporting. and the lac% of hospital patient safety organisation activity. It is important to increase patient safety culture (ith /hampion Patient Safety. It ta%es a strong commitment from the management for the patient safety program . 0eed for monitoring and evaluation of hospital patient safety organisation a$out patient safety incident report $y periodic visitation to each hospital units. 1ey(ords 2 Patient Safety Incident 3eporting, 4dverse "vent, Sentinel "vent, Hospital Patient Safety Organisation.

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB PENURUNAN PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DI RS X JAWA TIMUR ABSTRAK Pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP) adalah jantung dari mutu layanan, sangat penting untuk proses belajar dan revisi dari kebijakan, SPO dan panduan yang ada. !O melaporkan bah"a K#$ berkisar 1%& di 'umah Sakit. $i 'S ( )a"a #imur dilihat dari banyaknya kegiatan pelayanan ra"at jalan, ra"at inap dan operasi, terdapat selisih perbedaan yang *ukup bermakna antara literatur dan laporan K#$ 'S (, dan juga terdapat penurunan yang bermakna dari pelaporan IKP dari +%11,+%1-, maka perlu diteliti apakah memang benar terjadi penurunan IKP ataukah tidak. #ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidenti.ikasi, menganalisis dan menentukan solusi .aktor penyebab penurunan pelaporan IKP di 'S (. Penelitian kualitati. menggunakan 5ocus 6roup 7iscussion dengan peserta adalah +/ kepala ruang ra"at inap0kepala instalasi 'S (. IKP sebenarnya tinggi tetapi tidak dilaporkan, penyebabnya adalah takut disalahkan jika melapor sebab budaya patient safety yaitu 0o 8laming masih belum tumbuh se*ara merata di seluruh 'S, kurangnya pengetahuan tentang pelaporan IKP, malas melaporkan sebab komitmen kurang dari pihak manajemen atau unit terkait, tidak ada re(ard dari 'S jika melaporkan dan kurangnya keakti.an dari KKP'S. Perlu menumbuhkan budaya patient safety se*ara merata di 'S dengan mengakti.kan kembali /hampion Patient Safety. $ibutuhkan komitmen yang tinggi dari pihak direksi dan manajemen dalam program keselamatan pasien. Perlu monitoring dan evaluasi dari KP'S tentang pelaporan IKP dengan *ara ronde keselamatan pasien dan visitasi se*ara periodik ke unit dan instalasi di rumah sakit. Kata kun*i1 Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP), Keselamatan Pasien 'umah Sakit (KP'S), Kejadian #idak $iharapkan (K#$), Kejadian 2yaris 3edera (K23), Kejadian #idak 3edera (K#3). Pendahuluan Keselamatan pasien menurut !O adalah tidak adanya bahaya yang mengan*am kepada pasien selama proses pelayanan kesehatan.(1) Keselamatan pasien identik dengan kualitas pelayanan, dimana karena semakin baik kualitas layanan maka keselamatan pasien akan semakin baik. Standar akreditasi rumah sakit versi +%1+ menga*u pada patient centered, patient safety, good governance, dan 4$5s, dengan 6%& muatan standar nya adalah patient safety. (+) Salah satu .akta keselamatan pasien yang dirilis oleh kesehatan. !O bah"a di negara berkembang satu dari sepuluh pasien mengalami *edera ketika mendapatkan layanan !O melaporkan dari berbagai negara kejadian tidak diharapkan (K#$) pasien ra"at inap sebesar -,1/&. $i 2e" 7ealand K#$ dilaporkan berkisar 1+,8& dari admisi (-), di Inggris K#$ dilaporkan berkisar 1%,6& (9), di Kanada dilaporkan berkisar :,;& (;), )3I juga melaporkan K#$ berkisar 1%& di <nited Kingdom, dan 1/,/& di =ustralia. 3edera tersebut karena kesalahan medis ataupun kejadian yang tidak diharapkan.(/)

$alam setiap pelayanan apapun selalu terkandung suatu risiko. #entunya besarnya risiko yang akan ditanggung setiap pelayanan berbeda, beda. Perbedaan ini tergantung pada bagaimana masing,masing pelayanan meran*ang sistem sedemikian rupa sehingga lebih menjamin keselamatan para pelanggananya. (:) Salah satu strategi dalam meran*ang sistem keselamatan pasien adalah bagaimana memun*ulkan (mengenali or mengidenti.ikasi or memun*ulkan laporan ..*ek isitilah asingnya dan di*ari padanan yang tepat, agar maknanya sesuai) kesalahan sehingga dapat dilihat dan segera dapat diambil tindakan guna memperbaiki e.ek yang terjadi. <paya untuk memun*ulkan kesalahan ini dilakukan melalui sistem pelaporan. Kegagalan akti. (petugas yang melakukan kesalahan) yang berkombinasi dengan kondisi laten akan menyebabkan terjadinya suatu kesalahan berupa kejadian nyaris *edera (K23), kejadian tidak diharapkan (K#$), atau bahkan kejadian sentinel. >erhenti sampai tahap melaporkan saja tentu tidak akan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien, yang lebih penting adalah bagaimana melakukan suatu pembelajaran dari kesalahan tersebut sehingga dapat diambil solusi (redesain sistem) agar kejadian yang sama tidak terulang kembali. 'S ( adalah rumah sakit milik Pemerintah di Propinsi )a"a #imur dengan status >?< penuh dan telah terakreditasi 1/ pelayanan dan sekaligus terakreditasi rumah sakit pendidikan pada tahun +%11. Selama tahun +%1+ ter*atat data kunjungan ra"at jalan sebesar +9;.-+- pasien dengan rata,rata 61: pasien per hari, >O' ra"at inap /:,+-&, =?OS 9,;+, #OI +,;1, >#O ;+,11, 2$' 9%,+6&, 5$' 8%,%:&, tindakan operasi ;.9+1 kali operasi.(6, 8) Pelaporan insiden keselamatan pasien yang masuk ke KKP'S mulai tahun +%11,+%1- adalah tahun +%11 sebanyak 18 laporan, tahun +%1+ sebanak 91 laporan, tahun +%1- sebanyak - laporan. $ilihat dari kunjungan ra"at jalan, >O' dan jumlah tempat tidur, banyaknya kegiatan pelayanan yang ada di 'S ( tentu akan meningkatkan risiko insiden keselamatan pasien . )ika dilihat dari literatur yang sudah dijelaskan di depan, terdapat selisih perbedaan yang *ukup bermakna antara literatur dan laporan K#$ 'S (. ?iteratur menyebutkan bah"a K#$ berkisar 1% & dari admisi dan risiko K#$ meningkat di negara berkembang. 'S ( dengan >#O ;+,11 jumlah tempat tidur -;; pada tahun +%1+ jumlah pasien ra"at inap sebesar 16.;%%, dengan laporan K#$ tahun +%1+ sebanyak 91 kasus atau sebesar %,++& dari total pasien yang dilayani, disini dapat kita lihat bah"a terdapat selisih yang bermakna antara literatur dan laporan K#$ 'S (. Pelaporan insiden keselamatan pasien adalah jantung dari mutu layanan, yang merupakan bagian penting sangat penting untukdalam proses belajar dan pembenahan ke dalam, peremajaan, revisi dari kebijakan, termasuk SPO dan panduan yang ada. $ilatarbelakangi pentingnya pelaporan insiden keselamatan pasien, maka perlu adanya penelitian mengapa terjadi penurunan pelaporan keselamatan pasien, apakah memang

benar,benar turun atau dipengaruhi oleh .aktor lain. #ujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidenti.ikasi, menganalisis dan menentukan solusi .aktor penyebab penurunan pelaporan insiden keselamatan pasien 'S (.

Metode METODE 4etode yang digunakan adalah menggunakan 5ocused 6roup 7iscussion (@5$) dengan peserta adalah mereka yang terlibat langsung sesuai alur pelaporan di 'S ( tersebut yaitu kepala ruang ra"at inap0kepala instalasi sebanyak +/ orang. Ha !lHASL Sebelum dilakukan @5$ terlebih dahulu dilakukan revie( materi pelaporan, matriks grading risiko dan investigasi sederhana oleh narasumber, dilanjutkan dengan diskusi dan tanya ja"ab. Peserta mengidenti.ikasi penyebab penurunan pelaporan IKP di 'S ( dengan menggunakan metode pohon masalah. Peserta se*ara individu mengisi pohon masalah yang telah disediakan. $ari diskusi didapatkan : akar masalah pokok sebagai berikut1 1. +. -. 9. ;. /. #akut disalahkan oleh karena budaya patient safety belum menyeluruh ke seluruh rumah sakit. Komitmen kurang dari pihak manajemen atau unit terkait. #idak ada re(ard dari 'S jika melaporkan. #idak tahu batasan mana atau apa yang dilaporkan. Sosialisasi IKP kurang maksimal. >elum ikut pelatihan. KKP'S kurang akti..

7.

#akut disalahkan. =lasan takut disalahkan atau $laming terdapat pada ketiga kelompok @5$, mereka beranggapan "alaupun sudah keluar kebijakan yang dituangkan dalam bukti surat keputusan direktur tentang adanya perlindungan hukum kepada pelapor IKP tetapi hal ini tidak menghilangkan adanya $laming ataupun disalahkan oleh pihak lain, misalnya oleh unit lain yang mendengar masalah tersebut, sebab menurut mereka budaya patient safety belum menjadi budaya yang membumi di seluruh rumah sakit. )adi adanya kesalahan masih dilihat man,nya atau orang per orang bukan dilihat dari kesalahan sistem.

Kurangnya komitmen dari pihak terkait. Kurangnya komitmen dari pihak terkait antara lain KP'S, manajemen rumah sakit, instalasi pemeliharaan dan sarana (IPS) merupakan salah satu penyebab penurunan pelaporan IKP. 4ereka malas dan putus asa karena ketika sudah dilaporkan tidak ada tindak lanjut dari pihak terkait1 1. 4anajemen rumah sakit, misalnya keluhan rusaknya brankat sampai menimbulkan pasien jatuh +A "alaupun telah dilaporkan tetapi tidak ada perbaikan, kalaupun ada harus menunggu pada jangka "aktu yang lama. +. >agian KP'S, tidak memberikan .eedba*k terhadap unit terkait atas masalah yang sudah dilaporkan, sehingga rekomendasi yang akan datang KP'S tidak hanya memberikan laporan kepada pihak manajemen tetapi juga memberikan feed $ac% kepada unit yang melaporkan. -. >agian IPS, adanya kerusakan alat yang telah dilaporkan berulang kali, "alaupun sudah dibenahi tetapi tetap sering rusak, tidak ada tindak lanjut usulan pengadaan dari pihak IPS. #idak adanya re(ard. #idak adanya re(ard juga menjadi salah satu penyebab penurunan pelaporan IKP. 4ereka beralasan dengan adanya re(ard, maka mereka akan lebih bersemangat. 3e(ard dalam hal ini dapat berupa1 1. )asa pelayanan yang diberikan langsung ke pelapor ataupun ke unit pelapor. +. >ingkisan atau hadiah pada unit yang sering melapor setiap hari raya. -. Kemudahan pemenuhan sarana dan prasarana bagi unit yang sering melapor. Kurangnya pengetahuan tentang pelaporan IKP Kurangnya pengetahuan tentang pelaporan IKP juga menjadi sebab penurunan pelaporan IKP. Kurangnya pengetahuan yang dimaksud adalah1 1. #idak tahu kalau IKP "ajib dilaporkan. +. #idak tahu siapa yang harus melaporkan. -. #idak tahu apa yang dilaporkan. 9. #idak tahu mau lapor kemana atau pada siapa. ;. #idak tahu bagaimana *ara melaporkan. /. #idak tahu .ormulir laporan IKP, *ara mendapatkan .ormulir dan *ara pengisiannya. $ari seluruh peserta terdapat ; orang peserta yang belum pernah mengikuti pelatihan pelaporan IKP, sebab mereka baru saja diangkat sebagai kepala ruang atau kepala instalasi, rata,rata mereka menggantikan kepala ruang0kepala instalasi yang telah habis masa tugasnya atau pensiun. Kepala ruang0kepala instalasi yang dilatih rata,rata tidak meneruskan materi pelatihan KP'S kepada sta.nya, sehingga sta. tidak memahami

tentang pelaporan IKP. Sejak tahun +%1% pelatihan pelaporan IKP sudah - kali dilaksanakan dan yang sekarang adalah pelatihan keempat kalinya. $ari hasil diskusi didapatkan bah"a1 1. @ormulir laporan setelah didapat pada saat pelatihan tidak digandakan dan tidak diletakkan di tempat yang terbuka sehingga mudah diambil, tetapi malah disimpan oleh kepala ruang sehingga sta. atau karya"an yang akan melaporkan IKP kesulitan untuk mendapatkan .ormulir tersebut. +. Kepala ruang sebagai champion patient safety tidak intens atau se*ara terus menerus mengingatkan masalah pelaporan IKP terhadap sta. atau ba"ahannya. -. Sekretariat KP'S tidak jelas, sebab mulai tahun +%11 ruang sekretariat KP'S dihilangkan digunakan untuk keperluan lain, sehingga beberapa kepala ruang tidak tahu harus melapor atau menaruh laporan dimana. 9. Kurangnya keakti.an KKP'S. Setelah diadakan pelatihan kurang adanya monitor dan evaluasi dari KKP'S dalam hal pelaporan IKP. Peserta meminta KKP'S dapat memonitor dan evaluasi pelaporan IKP tiap bulan dengan berkunjung ke masing, masing unit atau ruangan. $ari hasil @5$ didapatkan : akar masalah yang benar,benar menjadi masalah penyebab penurunan pelaporan IKP, selanjutnya ditetapkan - prioritas masalah utama dengan metode <S5 (9rgency, Seriousness, 6ro(th). #iga prioritas masalah yang terpilih adalah sebagai berikut1 1. +. -. #akut disalahkan oleh karena budaya patient safety belum menyeluruh ke seluruh rumah sakit. Komitmen kurang dari pihak manajemen atau unit terkait. #idak ada re(ard dari 'S jika melaporkan

Solu ! $ari - akar masalah di*ari alternati. solusi dengan memakai pohon alternati. dan penetapan solusi dengan menggunakan tapisan 4*. 2amara. !asil identi.ikasi alternati. solusi dapat dilihat pada table 1. Ta"el #$ Ident!%!&a ! alte'nat!% olu ! dan (eneta(an olu ! No $ 1. A&a' )a alah #akut disalahkan oleh karena budaya patient safety belum tumbuh dengan baik ke seluruh rumah sakit. Alte'nat!% olu ! 1. 'umah sakit menerbitkan SK 0o 8lamingsebagai salah satu upaya membentuk budaya patient safety. +. Sosialisasi oleh atasan langsung dalam hal ini direktur dan "akil direktur. -. #idak mem$lo(*up suatu masalah di .orum umum. 9. =danya dukungan atau support dan tim KP'S terhadap masalah yang terjadi. ;. Bvaluasi se*ara berkala dari tim KP'S ke +. Komitmen kurang dari pihak manajemen dan unit terkait. ruangan. 1. 4enunjuk /hampion patient safety dari jajaran direksi. +. Koordinasi dengan pihak terkait. -. 4onitor dan evaluasi 1A per bulan. 9. Pembuatan alur dalam penyelesaian kasus. -. #idak ada re(ard dari 'S jika melaporkan ;. Studi banding dengan KP'S 'umah sakit lain. 1. Pengusulan kebijakan atau regulasi mengenai re"ard +. Penambahan poin jasa pelayanan bagi ruangan yang rutin melaporkan IKP. -. Pemenuhan sarana dan prasarana pendukung bagi ruangan yang sering melaporkan IKP. Pe)"aha an DISKUSI 8udaya %eselamatan pasien Keselamatan pasien menurut !O adalah tidak adanya bahaya yang mengan*am kepada pasien selama proses pelayanan kesehatan.(1) >udaya keselamatan pasien dibangun atas dasar keper*ayaan. Keper*ayaan ini akan mendorong sta. untuk melaporkan kesalahan, kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris *edera, dan mengenali kegiatan, perlakuan atau budaya yang dapat membahayakan pasien. Semua yang

tersebut di atas akan meningkatkan keselamatan pasien.(1%) $ari hasil @5$ didapatkan kepala ruang atau unit di 'S ( masih takut melaporkan IKP. Ketakutan ini disebabkan adanya budaya $laming atau disalahkan, "alaupun mereka tahu bah"a budaya $laming merupakan hal yang tidak benar dalam budaya keselamatan pasien. 4ereka beranggapan bah"a budaya keselamatan pasien masih belum merata di seluruh rumah sakit, hanya sebagian ke*il saja yang mengerti, sehingga apabila ada pelaporan pasti akan tetap disalahkan atau di*emooh oleh orang atau unit yang lainnya. !al ini sesuai dengan 4anhajan +%1%, yaitu .aktor penghambat pelaporan IKP salah satunya adalah ketakutan akan adanya hukuman dan rendahnya budaya keselamatan.(11) 4enurut Sora et al. +%1+ dalam ":ploring relationships $et(een patient safety culture and patients; assessments of hospital care menyebutkan bah"a rumah sakit dimana seluruh sta., pihak pimpinan dan manajemen yang mengerti dan mempunyai persepsi positi. terhadap budaya keselamatan pasien, rupanya pasien menilai pelayanan mereka lebih baik. >udaya keselamatan pasien yang harus didukung antara lain komunikasi yang terbuka, adanya feed$ac% dan komunikasi jika ada kesalahan, tidak ada hukuman atau bahkan pemberian hadiah bagi mereka yang melaporkan, budaya pihak manajemen yang selalu mendukung program keselamatan pasien, dan pembelajaran organisasi yang terus menerus.(1+) $alam hal ini peran rumah sakit adalah membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, seperti yang tertera pada langkah pertama menuju keselamatan pasien. >udaya yang sangat kental dan perlu dihilangkan saat ini adalah budaya menyalahkan, menghukum dan mempermalukan orang lain yang mempunyai kesalahan masih merupakan hambatan untuk ter*iptanya keselamatan pasien. !al ini berkaitan dengan openness atau keterbukaan melaporkan semua kesalahan yang terjadi. >anyak tenaga kesehatan yang takut akan melaporkan kesalahan sebab takut akan hukuman, misalnya tiga kali melaksanakan kesalahan maka kamu harus keluar, sehingga tidak ada keterbukaan. Suatu kesalahan hendaknya dilihat dari segi sistem, sehingga penanganannya adalah kembali ke sistem dengan *ara perbaikan sistem dengan harapan kejadian serupa tidak terulang lagi.(1-) $ari hasil @5$ didapatkan bah"a "alaupun sudah ada SK direktur tentang adanya perlindungan hukum bagi yang melapor tetap hal itu tidak menghilangkan $laming. Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu yang bersi.at preventi. (pen*egahan) maupun dalam bentuk yang bersi.at represi. (pemaksaan), baik yang se*ara tertulis maupun tidak tertulis dalam rangka menegakkan peraturan hukum, sehinga pada hakikatnya seluruh rakyat Indonesia berhak memperoleh perlindungan hukum dari negara. $alam arti rumah sakit memberikan perlindungan hukum lebih *ondong ke arah rumah sakit memberikan bantuan hukum, sehingga dalam

hal budaya $laming perlu adanya SK kusus yang memperkuat untuk menghilangkan budaya tersebut. Ko)!t)en D!'e& ! dan Mana*e)en+ e'ta (e'an Champion Pati nt Sa! t" $alam teorinya keselamatan pasien masuk kategori isu kepemimpinan dan manajemen dan tergantung kepada .aktor sistemik, tetapi se*ara lokal keselamatan pasien hanya melibatkan tenaga medis dan pasien. Se*ara garis besar penerapan keselamatan pasien dipengaruhi oleh pemerintah, manajemen rumah sakit, tenaga medis, pasien, dan budaya keselamatan itu sendiri. (1-) Keselamatan pasien identik dengan kualitas pelayanan, dimana semakin baik kualitas layanan maka keselamatan pasien juga akan semakin baik. $alam bisnis banyak pandangan buruk terhadap upaya peningkatan kualitas. Pandangan tersebut antara lain adalah anggapan peningkatan kualitas hanyalah suatu proses yang tidak e.isien, pen*egahan yang kurang perlu, atau terlalu berlebihan dalam hal penanganan suatu masalah sehingga menyebabkan pengeluaran biaya yang merugikan perusahaan dalam hal ini rumah sakit, dan .akta di =merika Serikat sebanyak 9%& dari pengeluaran biaya adalah pengeluaran yang sia,sia, sehingga banyak sekali hambatan dan tantangan yang berasal dari pihak manajemen.(+) $alam koridor bisnis pelayanan terhadap pasien harus dipilah,pilah, yang manakah pelayanan yang menggambarkan pelayanan diba"ah standar, tidak e.isien, de.ekti. atau pelayanan yang berlebihan, sehingga pihak manajemen dapat menjalankan program peningkatan kualitas tanpa merugikan rumah sakit, dan tujuan peningkatan kualitas yaitu keselamatan pasien dapat ter*apai.(+) 4enurut ?evey et al. +%%: dalam Hospital <eadership and ,uality Improvement2 3hetoric =ersus 3eality menyebutkan bah"a C$alam hal retorika pihak manajemen berpendapat bah"a peningkatan kualitas harus menjadi prioritas diseluruh sektor layanan kesehatan, tetapi dalam kenyataannya mereka takut bah"a peningkatan kualitas hanyalah akan memberikan pengeluaran biaya yang tidak perluD.(19) 4ereka resisten terhadap perubahan dan masih beranggapan bah"a pelayanan yang saat ini dilakukan adalah sudah aman dan tidak perlu adanya perubahan atau belum perlu peningkatan kualitas layanan. Ketiadaan atau kurangnya dana sering menjadi penghalang, misalnya dana untuk pelatihan medis ataupun pengenalan teknologi baru. Perlu ditekankan bah"a bisnis yang berorientasi pada keselamatan pasien adalah investasi di masa datang dimana rumah sakit akan memiliki *iri khas tersendiri dan mendongkrak reputasi rumah sakit, dan akan meningkatkan pendapatan rumah sakit dalam jangka "aktu lama, sehingga sangat mungkin pihak manajemen untuk melaksanakan program keselamatan pasien. (+) !al ini sesuai dengan langkah kedua dari tujuh langkah menuju keselamatan pasien, yaitu memimpin dan mendukung sta.,

1%

membangun komitmen dan .okus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien rumah sakit. Pada langkah ini rumah sakit harus memastikan ada anggota direksi yang bertanggung ja"ab atas keselamatan pasien dan memprioritaskan keselamatan pasien dalam agenda rapat direksi maupun rapat,rapat manajemen rumah sakit. <ntuk mendukung program tersebut perlu adanya sistem yang bisa meme*ahkan masalah, dalam hal ini dapat dibentuk suatu pertemuan rutin yaitu ronde keselamatan pasien minimal tiap satu bulan sekali yang terdiri dari direksi, manajemen rumah sakit, kepala ruang atau instalasi dan KP'S. 'onde keselamatan pasien ini ber.ungsi1 1. @orum tanya ja"ab dan feed $ac% atau peme*ahan masalah dari pelaporan IKP. +. 4erupakan bentuk komitmen dari pihak direksi dan manajemen rumah sakit dalam hal keselamatan pasien rumah sakit. -. @orum pelaporan IKP kepala ruang dan kepala instalasi tiap bulan kepada KP'S.

4. $ilanjutkan visitasi ke masing,masing ruang atau instalasi untuk melakukan monitor


dan evaluasi program keselamatan pasien. !ambatan lain dari sisi pemimpin dan manajemen adalah kurangnya S$4 yang berkompeten dalam peren*anaan, pelaksanaan, evaluasi dan kontrol dari program keselamatan pasien. Peran pemegang program ini penting sebab bertanggungja"ab dalam hal upaya peningkatan kualitas layanan se*ara terus menerus tiap harinya. Oleh karena itu pemimpin yang diharapkan agar program keselamatan ini berjalan adalah pemimpin yang ber"a"asan luas dan sangat perhatian terhadap keselamatan pasien. (1-) =danya champion patient safety di tiap,tiap unit kerja diharapkan kepala poli atau kepala ruang menjadi agen perubahan dan sosialisasi budaya keselamatan pasien. =danya permasalahan yang ada saat ini maka perlu adanya evaluasi dan peremajaan kembali champion patient safety di tiap unit atau bagian. =pabila .ungsi dan kerja champion patient safety berjalan dengan baik, maka budaya keselamatan pasien akan lebih mengakar ke seluruh karya"an rumah sakit, sehingga terjadi trans.er ilmu dan pengetahuan tentang keselamatan pasien dari kepala ruang kepada ba"ahannya. 4inimal pengetahuan tentang pelaporan IKP dapat ditingkatkan dan ketidaktahuan akan hal apa yang harus dilaporkan dan bagaimana *ara melaporkan IKP dapat dihindari. $ari hasil @5$ didapatkan bah"a peserta kesulitan dalam pengumpulan pelaporan disebabkan tidak adanya sekretariat KP'S. $ilihat dari pentingnya program keselamatan pasien dalam akreditasi rumah sakit yang akan datang maka perlu kiranya dukungan dari pihak manajemen rumah sakit untuk pengadaan sekretariat KP'S demi lan*arnya tugas KP'S kedepan. I)"alan te'hada( (ela(o'an IKP

11

4enurut 'ijanto +%11 .aktor,.aktor yang mempengaruhi kepuasan kerja tenaga medis adalah imbalan, promosi dan hubungan dengan teman sekerja. Semakin puas tenaga kerja maka kualitas pelayanan akan semakin baik. (1;) Pada dasarnya seseorang yang bekerja mengharapkan imbalan yang sesuai dengan jenis pekerjaannya. Karena adanya insenti. yang sesuai dengan pekerjaannya, maka akan timbul pula rasa gairah kerja yang semakin baik. 3e(ard dari kerja banyak bentuk dan tak selalu tergantung pada uang. Imbalan adalah hal,hal yang mendorong tenaga kerja untuk bekerja lebih giat. Imbalan merupakan pengakuan dan penghargaan manajemen terhadap karya"an. Imbalan yang bisa meningkatkan kepuasan kerja adalah imbalan eksternal dan internal, perhatian. Imbalan ekstrinsik berasal dari pekerjaan meliputi uang, status, promosi, rasa hormat, dan perhatian. Imbalan intrinsik merupakan bagian dari pekerjaan itu sendiri meliputi *ara penyelesaian, prestasi, otonomi. $ari hasil @5$ semua kepala ruang menginginkan imbalan dari pelaporan IKP untuk mendongkrak kenaikan pelaporan IKP yang berujung pada keselamatan pasien. Imbalan ini dapat berupa hadiah, jasa pelayanan, penghargaan, atau pemenuhan sarana dan prasarana bagi unit atau ruang yang sering melaporkan IKP.

1+

Ke !)(ulan Pelaporan IKP sangat penting untuk meningkatkan keselamatan pasien. $engan adanya pelaporan IKP maka sistem pelayanan dapat diperbaiki sehingga tidak terulang lagi kesalahan yang sama. @aktor penyebab penurunan pelaporan IKP di 'S ( adalah adanya ketakutan disalahkan0$laming jika melaporkan IKP, kurangnya komitmen dari direksi dan manajemen untuk mendukung program keselamatan pasien dan belum adanya imbalan jika melaporkan IKP. =danya ketakutan disalahkan0blaming disebabkan oleh karena belum meratanya budaya keselamatan pasien di seluruh karya"an rumah sakit, sehingga apabila ada kesalahan masih berorientasi pada orang sehingga mereka yang melakukan kesalahan akan dianggap salah, dan bukan kesalahan pada sistem. Kurangnya komitmen dari direksi dan manajemen dilihat dari kurangnya feed $ac% dari pihak manajemen atas permasalahan,permasalahan IKP yang dilaporkan. Imbalan baik berupa penghargaan, piagam, hadiah ataupun pemenuhan sarana dan prasarana di unit yang sering melaporkan IKP dapat sebagai alat untuk mendorong karya"an untuk melaporkan IKP. =da beberapa hal yang dapat direkomendasikan sebagai solusi yaitu mempertegas komitmen pihak manajemen rumah sakit dalam hal keselamatan pasien dengan membentuk tim yang terdiri dari direksi, manajemen dan KP'S untuk melakukan evaluasi se*ara berkala keselamatan pasien ke ruangan,ruanganE rumah sakit melakukan ronde keselamatan pasien oleh jajaran direksi didampingi KP'S dan manajemen rumah sakitE mempertegas tidak adanya $laming dengan dikeluarkannya kebijakan tentang no $laming pada pelaporan IKP, rumah sakit melakukan evaluasi, penguatan dan peremajaan kembali /hampion Patient Safety sebagai penggerak budaya keselamatan pasienE pemberian imbalan dalam bentuk penghargaan atau hadiah kepada unit yang sering melaporkan IKPE pengadaan ruang KKP'S untuk memperlan*ar jalannya program keselamatan pasienE KP'S meningkatkan monitoring dan evaluasi ke masing,masing unit tiap bulan. >anyak sekali hambatan yang akan dilalui oleh program keselamatan pasien untuk berjalan dengan lan*ar antara lain dari sisi pemilik rumah sakit, pihak direktur dan manajemen, tenaga kesehatan dan pasien. Perubahan budaya ke arah budaya keselamatan pasien merupakan .aktor utama keberhasilan program keselamatan pasien, yang harus ditekankan adalah komitmen dari semua sta%e holder diatas untuk menjalankan program ini. Perlu transisi konseptual bah"a peningkatan kualitas layanan dan keselamatan pasien berkorelasi positi. terhadap pelayanan rumah sakit, kepuasan pasien dan peningkatan pendapatan rumah sakit, dan semua komponen rumah sakit harus berusaha merubah budaya menjadi budaya yang sesuai dengan prinsip,prinsip

1-

keselamatan pasien serta diimplementasikan dalam kegiatan pelayanan kesehatan sehari,hari. DAFTAR PUSTAKA 1. +. -. 9. ;. !O. Patient sa.ety, about us orld !ealth OrganiFationE +%1- G*ited +%1- +8 4ei +%1-HE =vailable .rom1 http100"""."ho.int0patientsa.ety0about0en0indeA.html. S"ensen S), $illing )=, 4* 3arty P4, >olton ) , !arper 34). #he >usiness 3ase .or !ealth,3are Iuality Improvement. )ournal o. Patient Sa.ety. +%1-E8(1)199,;+ 1%.1%8:0P#S.%b%1-e-16+:;-e--. $avis P, ?ay,Jee ', >riant ', S*hug S, S*ott =, )ohnson S, et al. =dverse events in 2e" 7ealand publi* hospitals1 prin*ipal .indings .rom a national survey. ellington, 2e" 7ealand1 #he 4inistry o. !ealth 2e" 7ealand +%%1. Kin*ent 3, 2eale 5, oloshyno"y*h 4. =dverse events in >ritish hospitals1 preliminary retrospe*tive re*ord revie". >4). +%%1E-++(:+6;)1;1:,8. >aker 5', 2orton P5, @linto.t K, >lais ', >ro"n =, 3oA ), et al. #he 3anadian =dverse Bvents Study1 the in*iden*e o. adverse events among hospital patients in 3anada. 34=) 1 3anadian 4edi*al =sso*iation journal L journal de lM=sso*iation medi*ale *anadienne. +%%9E1:%(11)11/:6,6/. Bpub +%%90%;0+/. !O. 1% .a*ts on patient sa.ety. !OE +%1-E =vailable .rom1 http100"""."ho.int0.eatures0.a*t.iles0patientNsa.ety0patientNsa.etyN.a*ts0en0indeA1.ht ml. #im 'S 'K 3haritas Palembang. 4enuju pelayanan kesehatan yang aman, Kapita selekta keselamatan pasien di rumah sakit. Jogyakarta1 KanisiusE +%%8. 'S (. ?aporan tahunan 'S$ ( )a"a #imur tahun +%1+. 'S (1 )a"a #imurE +%1-. 'S (. Pro.il 'S$ ( )a"a #imur tahun +%1+. 'S (1 )a"a #imurE +%1-. )oint 3ommission 3enter .or #rans.orming !ealth*are. 3reating a Sa.ety 3ulture. )oint 3ommission 3enter .or #rans.orming !ealth*areE +%1-E =vailable .rom1 http100""".*enter.ortrans.orminghealth*are.org0multimedia0*reating,a,sa.ety, *ulture0. 4ahajan 'P. 3riti*al in*ident reporting and learning. >ritish journal o. anaesthesia. +%1%E1%;(1)1/8,:;. Bpub +%1%0%/01:. Sorra ), Khanna K, $yer 2, 4ardon ', @amolaro #. BAploring relationships bet"een patient sa.ety *ulture and patientsM assessments o. hospital *are. )ournal o. patient sa.ety. +%1+E6(-)11-1,8. Bpub +%1+0%:01-. =kins '>, 3ole >'. >arriers to Implementation o. Patient Sa.ety Systems in !ealth*are Institutions1 ?eadership and Poli*y Impli*ations. )ournal o. Patient Sa.ety. +%%;E1(1)18,1/. ?evey S, Kaughn #, Koepke 4, 4oore $, ?ehrman , Sinha S. !ospital ?eadership and Iuality Improvement1 'hetori* Kersus 'eality. )ournal o. Patient Sa.ety. +%%:E-(1)18,1; %.1%8:0P#S.%b%1-e-16%-11+;/. 'ijanto 2B. =nalisis Kepuasan Kerja #enaga 4edis di <nit 'a"at )alan 'SI $arul IstiOomah Kali"ungu Kendal #ahun +%%8. Semarang1 <niversitas $iponegoroE +%11.

/. :. 6. 8. 1%.

11. 1+. 1-. 19. 1;.

19

Anda mungkin juga menyukai