Anda di halaman 1dari 41

BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan ini membahas latar belakang masalah, fenomena bisnis dan research gap yang

merupakan integritas masalah penelitian yang akan menimbulkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian. Untuk menjawab masalah dan pertanyaan penelitian tersebut studi ini mengembangkan model teoritik dan model empirik. Bagian berikutnya dibahas pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan orisinalitas penelitian, justifikasi penelitian, defenisi konseptual disertasi. Sistematika bahasan nampak seperti gambar 1.1 sebagai berikut: Gambar 1.1 Sistematika Bab I Pendahuluan
Bab + Pendahuluan

1.1 .atar Belakang

1." #enomena Bisnis

1.$ %esearch &ap

1.' Permasalahan
1.( Pertanyaan Penelitian

1.) *ujuan Penelitian

1. !anfaat Penelitian

1., -risinalitias

1.11 2efinisi 3onseptual

1./ 0ustifikasi Penelitian

Sumber : 4asil pengembangan disertasi 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha kecil dan menengah 5U3!6 memegang peranan penting dalam perekonomian karena dapat menjadi ujung tombak industri nasional, menyerap tenaga kerja, menyumbang de7isa dan ikut membayar pajak. Usaha menengah bersama dengan usaha8usaha kecil pada negara8negara di 9sia telah memberikan kontribusi bagi $(: nilai ekspor 9sia 5-rganisasi untuk Pengembangan ; kerjasama <konomi di 9sia, 1// 6. 2i +ndonesia usaha kecil dan menengah telah menyumbang ", persen P2B 52epartemen Perindustrian, "11(6. -leh karena itu, pada era

globalisasi yang penuh dengan persaingan, kompleks dan dinamis, upaya pengembangan usaha kecil dan menengah merupakan sebuah keharusan. Pembinaan U3! masih perlu dilakukan mengingat sampai saat ini masih menghadapi banyak masalah. Berdasarkan penelitian 2epartemen Perindustrian tahun "11(, diketahui U3! memiliki masalah, 5a6 kekurangan modal yang disebabkan ketidaklancaran masuknya modal ke pelaku industri sebagai akibat keterbatasan fasilitas perbankan dan peran serta lembaga keuangan lainnya, 5b6 keterbatasan akses pasar karena kurangnya informasi mengenai perubahan dan peluang pasar, 5c6 pengetahuan bisnis dan strategi pemasaran yang masih lemah, dan 5d6 adanya saingan dari produk industri kecil dan menengah yang sama dengan produk yang dihasilkan di +ndonesia yang berasal dari negara lain dan dianggap sebagai ancaman. 2i 0awa *engah, skala usaha dikelompokkan atas Usaha Besar, Usaha

Sedang, Usaha 3ecil dan Usaha %umah *angga. Usaha Besar merupakan usaha yang

"

mempunyai tenaga kerja 111 orang atau lebih, Usaha Sedang memiliki tenaga kerja antara "1 sampai // orang, Usaha 3ecil memiliki tenaga kerja antara ( sampai 1/ orang, dan Usaha %umah *angga adalah usaha dengan tenaga kerja antara 1 sampai ' orang 50awa *engah dalam 9ngka, "11 6. Sedangkan mendasarkan 3esepakatan Bersama 53B6 9ntara !enteri 3oordinator Bidang 3esejahteraa %akyat Selaku 3etua 3omite Penanggulangan 3emiskinan dengan &ubernur Bank +ndonesia tentang Penanggulangan 3emiskinan !elalui Pemberdayaan 2an Pengembangan Usaha !ikro, 3ecil 2an !enengah =o : 1(>3<P > !<=3- > 3<S%9>?+>"11( =o. > $1 > 3<P.&B+ > "11( terdapat ketentuan sbb.: 1. a. Usaha 3ecil adalah Usaha yang memenuhi kriteria sbb.: Usaha produktif milik @arga =egara +ndonesia yang berbentuk badan usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbentuk hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk kooperasiA b. Bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung , dengan Usaha !enengah atau Usaha BesarA dan c. !emiliki kekayaan bersih paling banyak %p. "11.111.111,85dua ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan maksimum %p. 1.111.111.111 5satu milyard rupiah6 pertahun ". Usaha !enengah adalah usaha produktif yang berskala menengah dan memenuhi kriteria kekayaan bersih lebih besar dari %p. "11.111.111,8 di luar tanah dan bangunan tempat usaha yang memiliki hasil penjualan maksimum

%p. 11.111.111.111,11 5sepuluh milyard rupiah6 pertahun sebagaimana dimaksud dalam instruksi Presiden %epublik +ndonesia =o. 11 tahun 1/// tentang Pemberdayaan Usaha !enengah. Berikutnya ada undang8undang baru tentang U!3!, yang diterbitkan pada tgl. ' 0uli "11, , yaitu U=29=&8U=29=& %<PUB.+3 +=2-=<S+9 =-!-% "1 *94U= "11,. Pada Bab +? Pasal ) 3%+*<%+9 berisi sebagai berikut: 1. 3riteria Usaha !ikro adalah sebagai berikut.: a. memiliki kekayaan bersih paling banyak %p. (1.111.111,85lima puluh juta rupiah6, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usahaA atau b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak %p. $11.111.111,85tiga ratus juta rupiah6 ". 3riteria Usaha 3ecil adalah sebagai berikut:: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari %p. (1.111.111,8 sampai dengan paling banyak %p. (11.111.111,8 5lima ratus juta rupiah6 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usahaA atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari %p. $11.111.111,8 5tiga ratus juta rupiah6 sampai dengan paling banyak %p. ".(11.111.111,8 5 dua milyard lima ratus juta rupiah6 $. 3riteria Usaha !enengah adalah sebagai berikut:

'

a. memiliki kekayaan bersih lebih dari %p. (11.111.111,85lima ratus juta rupiah6 sampai dengan paling banyak %p. 11.111.111,8 5sepuluh milyard rupiah6 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha A atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari %p. ".(11.111.111,5dua milyar lima ratus juta rupiah6 sampai dengan paling banyak %p. (1.111.111..111,8 5lima puluh milyar rupiah6. Peran U3! di 0awa *engah dalam penyerapan tenaga kerja, pembentukan nilai produksi dan penyerapan in7estasi cukup berkembang beberapa tahun terakhir ini. Perbandingan jumlah unit, tenaga kerja yang diserap, jumlah nilai produksi yang diciptakan serta nilai in7estasi U3! di 0awa *engah digambarkan dalam *abel 1.1. 2ata yang ada pada tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah industri kecil dan menengah mendominasi dalam perekonomian 0awa *engah. Peran usaha kecil dan menengah 5U3!6 dalam penyerapan tenaga kerja masih lebih besar dibanding

industri besar. Penyerapan tenaga kerja di sektor agro industri mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peran U3! dalam penyerapan in7estasi dan penciptaan nilai produksi sejak tahun "11" sampai sampai "11) selalu lebih rendah dibanding peran industri besar. !eskipun demikian apabila dilihat dari segi perkembangannya, sejak tahun "11" nilai in7estasi dan nilai produksi U3! mengalami perkembangan yang cukup berarti. 0ika pada tahun "11" nilai in7estasi U3! mencapai ),(/ persen dari nilai in7estasi keseluruhan, maka tahun "11 nilai in7estasi mencapai /, ," persen. =ilai produksi tahun "11" mencapai1 ,)" persen dari nilai produksi secara keseluruhan, pada tahun

"11 mencapai "$,11 persen. Peran U3! tersebut disajikan dalam *abel 1.1.sebagai berikut: abel 1.1 !umlah Unit" enaga #er$a %ang Disera&" !umlah Nilai Pr'duksi %ang Di(i&takan serta Nilai In)estasi U#M Di !a*a engah +Dalam Persen, #eterangan -..- -../ -..0 -..1 -..2 -..3 Unit Usaha agro +ndustri 8 industri kecil menengah //,/ //,/$ //,/ //,/" //,/" //,/$ 8 industri besar $ 1,1 " 1,1, 1,1, 1,1 1,1 1,1, industri 8 industri kecil menengah //,,( //,,( //,,' //,,( 8 industri besar //,, 1,1( //,, 1,1( 1,1) 1,1( *enaga 3erja ( ( agro +ndustri 1,1( 1,1( 8 industri kecil menengah ),,"' )/,1, )/,"( )/,' 8 industri besar $1, ) $1,," $1, ( $1,($ industri ),,$ ),,, 8 industri kecil menengah , /",/' 1 /",'1 /",'$ /",(1 8 industri besar $1,) ,1) $1,1 ,)1 ,( ,(1 =ilai Produksi " / agro +ndustri 8 industri kecil menengah /$,1 "),1) /$,1 "),' "),() "), $ 8 industri besar , $,,' / $,($ $,'' $," industri ),/" ),/1 8 industri kecil menengah "",/" "", , "",, "$,11 8 industri besar ,1, ,"" ,1$ ),// =ilai +n7estasi "),1 "(,/ agro +ndustri ( ' 8 industri kecil menengah $,, 1$,,1 ',1 1$,)" 1$,,$ 1',', 8 industri besar ( ,),"1 ) ,),$, ,),1 ,)(,(" industri 8 industri kecil menengah 1 ,) ),,' "", ,,(1 ,,)' /,1, 8 industri besar " /$,1) 1 /1,'/ /1,$) /1,/" ,",$ ," , /

1. a.

b. ". a. b. $. a. b. '. a. b.

1$,( ( ,),' ( ),(/ /$,' 1

1$,/ ,),1 $ ),/( /$,1 (

Sumber: 2iolah dari 0awa *engah dalam 9ngka 5"11,6 2ari tabel 1.1 menunjukkan pada tahun "11 , jumlah unit usaha kecil dan menengah mencapai //,/$ persen dari total unit usaha agro industri di 0awa *engah dan menyerap tenaga kerja yang cukup besar yaitu )/,' persen, sedangkan pada unit usaha industri, jumlah usaha kecil menengah mencapai //,,( persen dengan

menyerap tenaga kerja sebesar /",(1 persen. +ronisnya, dengan jumlah yang sedemikian besar, usaha kecil menengah hanya mampu menyumbang output "), $ persen di sektor agro industri dan "$,11 persen di sektor industri. Sedangkan usaha besar dengan populasi hanya 1,1 persen disektor agro industri dan 1,1( persen sektor industri telah menyerap tenaga kerja sebesar $1,($ persen disektor agro industri dan ,(1 persen disektor industri dari total angkatan kerja yang tersedia, dan mampu mengahasilkan output sebesar $," persen di sektor argo industri dan ),// persen di sektor industri dari total output. 3etimpangan proporsi U3! dan Usaha Besar pada data regional 0awa *engah juga terjadi pada data nasional. Selanjutnya hasil penelitian 2inas Perindustrian dan Perdagangan Pro7insi 0awa *engah tahun "11" pada U3! furniture dari kayu di sentra industri kayu 0epara

dan Sukoharjo, diketahui bahwa 5a6 kerjasama dalam klaster masih kurang, 5b6 rendahnya kemampuan ino7asi produk dan proses produksi, 5c6 kemampuan yang rendah dalam mengakses berbagai sumber informasi. 3etiga permasalahan tersebut memberi dampak kurang menguntungkan bagi peningkatan kinerja perusahaan. Para pengusaha kecil dan menengah yang ada dalam klaster industri furniture dari kayu dapat dikatakan memiliki kemampuan yang terbatas dalam mengakses informasi dan sangat tergantung dari pengusaha besar. .emahnya dukungan dari pemerintah dan ketidakmampuan asosiasi8asosiasi seperti 9S!+=259sosiasi +ndustri Permebelan dan 3erajinan +ndonesia6, dan #orda 5#orum 2aerah6, yang menjadi wadah pemersatu para pengusaha dan pengrajin, semakin menjauhkan para pengusaha dan pengrajin dari berbagai informasi yang seharusnya diketahui 52inas Perindustrian dan Perdagangan Pro7insi 0awa *engah, "11"6. 3elemahan tersebut menyebabkan kekurangmampuan para pengusaha dalam memanfaatkan peluang8peluang yang ada. !enurut studi yang dilakukan oleh 2inas Perindustrian dan Perdagangan Pro7insi 0awa *engah tahun "11", klaster industri furniture kayu belum mendapat dukungan yang konsisten dari industri pendukung 5kayu6 maupun jasa pendukung 5pemerintah, lembaga keuangan, asosiasi, lembaga pendidikan dan pengembangan6. !eskipun demikian, jalinan kerjasama diantara pengusaha sudah terbentuk dengan baik terutama dalam pemenuhan bahan baku dan pemenuhan pesanan pasar.

1.-. 4en'mena Bisnis

Pada tahun "11, terjadi krisis di dunia yang umum disebut sebagai krisis global. 3inerja ekspor U3! dan usaha besar mulai semester dua tahun "11, mengalami penurunan terkait dengan krisis gobal. 3risis global yang berawal dari krisis ekonomi di 9merika Serikat, seterusnya menjalar ke <ropa dan akhirnya ke 9sia, membawa dampak yang besar bagi perekonomian dan kestabilan dunia usaha termasuk di +ndonesia, karena 9merika Serikat merupakan pasar potensial yang begitu menjanjikan bagi +ndonesia. <kspor terbesar +ndonesia ke 9merika Serikat adalah ekspor non migas, dimana sektor industri furniture merupakan komoditas unggulan untuk sektor ini disusul tekstil dan produk tekstil. Penurunan ekspor ke 9merika Serikat yang terjadi pada bulan September "11, sangat tajam yaitu sebesar ",$ persen. *otal ekspor 0awa *engah ke 9merika Serikat pada bulan itu hanya sekitar 1/' *<UBS 5*wenty C #eet <Dui7lent Units6, dimana bulan sebelumnya sebesar 11 *<UBS sesuai data dari *P3S 5*erminal Peti 3emas Semarang 6 pada bulan September "11,. Selanjutnya kinerja ekspor industri furniture kayu 0awa *engah dapat

dijelaskan menalui pertumbuhan nilai ekspor dari tahun ke tahun seperti yang terlihat pada *abel 1." sebagai berikut : abel 1.- 5 Eks&'r furniture !a*a engah tahun -..- 6 -..7 ahun "11" "11$ "11' "11( Nilai +dalam d'llar AS, ''1,"( ("(,"( ') ,)1 ))',,1 Pertumbuhan 8 1/: 11: '":

"11) ( ',1' 1': "11 )1,,1( ,: "11, )$),)/ $: Sumber : B+ dan 9S!+=2- 0awa *engah, "11, diolah

Sejak tahun "11" hingga "11, nilai ekspor industri furniture kayu mengalami pertumbuhan yang berfluktuasi. Pada tahun "11$ nilai ekspor mengalami peningkatan 1/ persen dari tahun "11", namun kemudian pada tahun "11' nilainya mengalami penurunan hingga mencapai 11 persen dari tahun sebelumnya. Setelah mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun "11(, yaitu sebesar '" persen, pada tahun "11), nilai ekspor industri ini mengalami penurunan hingga 1' persen di dari tahun sebelumnya. =ilai ekspor industri furniture kayu 0awa tengah meningkat lagi pada tahun "11 meskipun hanya sebesar , persen dari tahun "11). Pada th. "11,, nilai ekspor industri furnitur 0awa *engah hanya mencapai peningkatan $ persen dari tahun "11 . 2engan demikian, secara rata8rata, sejak tahun "11" hingga !ei "11,, nilai ekspor industri furniture kayu mengalami peningkatan sekitar , persen pertahun. 9kibat krisis global yang melanda dunia paruh semester kedua tahun "11,, industri furniture dari kayu terkena dampaknya. Seterti diketahui, industri furniture kayu merupakan komoditas unggulan 0awa *engah dan telah menyumbang sekitar "" C "' persen terhadap nilai ekspor non migas nasional. +ndustri furniture terbesar di 0awa *engah adalah di 0epara, disusul kemudian Surakarta dan selanjutnya kota8kota lain seperti Semarang, Blora 59S!+=2-, "11,6.

11

0epara merupakan sentra dari industri furniture yang paling merasakan dampak krisis ekonomi paruh pertama semester kedua tahun "11,. 2i 0epara terjadi penurunan pesanan, khususnya dari 9merika Serikat sebesar )1 persen. ?olume order yang biasanya $1 C '1 container pertahun turun menjadi 1" C 1( container dengan nilai uang sekitar 1(.111 C 1/.111 dollar sekali kirim. =amun demikian, apabila diprosensentasekan secara makro, penurunan industri furniture tidak begitu signifikan karena hanya menurun sekitar 1( C "1 persen. !ebel masih merupakan komoditas andalan, meski terjadi krisis global. !enurut data dari *P3S 5*erminal Peti 3emas Semarang6 komoditas unggulan masih berpihak pada industri mebel dengan persentase mencapai 1( :, disusul komoditas kayu olahan 1$ :, garmen :, benang :, tekstil ( : dan polyester $ : 59S!+=2-, "11,6. Selain dari krisis global, penurunan nilai eksport untuk industri kecil dan menengah furniture kayu terjadi karena industri ini masih memiliki masalah seperti, 5a6 adanya kesenjangan kebutuhan dan kemampuan pasokan bahan baku kayu, 5b6 masih rendahnya tingkat efisiensi dan produkti7itas, 5c6 masih terbatasnya penggunaan bahan baku non hutan alam, 5d6 masih terbatasnya perusahaan yang memiliki ekolabel, 5e6 masih lemahnya desain dan finishing product, masih lemahnya jaringan kerjasama 52epartemen Perindustrian, "11(6. 3laster industri furniture kayu memiliki mata rantai yang kuat dengan indutri lain, baik industri pendukung seperti bahan baku, bahan penolong kuningan, lem, teak oil, kain jok, kaca, tembaga, busa, kertas packing, dan lain8lainA jasa pendukung seperti transportasi, lembaga keuangan, asuransi, asosiasi, litbang dan

11

pemerintahA maupun industri terkait seperti industri pariwisata, furniture logam dan furniture rotan. Secara umum, para pengusaha industri furniture dari kayu masih belum mampu menjalin kerjasama secara optimal dengan unit8unit usaha yang menjadi mata rantai perkembangan usaha, seperti kerja sama dengan supplier bahan baku kayu, supplier logam, lembaga keuangan, transportasi, dan lain8lain 52inas Perindustrian dan Perdagangan 0awa *engah, "11"6. 3elemahan dalam membangun kerjasama tersebut menunjukkan bahwa para pengusaha masih kurang mampu mengembangkan modal sosial dan pembelajaran organisasional, sehingga perusahaan kesulitan membangun kompetensi inti berbasis hubungan relasional tersebut. 2alam jangka panjang, kelemahan tersebut akan berdampak pada kekurangmampuan U3! dalam meningkatkan kinerja organisasi dan membangun keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Perusahaan dengan modal sosial kecil dan memiliki kekurangmampuan melakukan pembelajaran organisasional yang baik, juga akan memiliki kekurangmampuan dalam mengembangkan ino7asi. Perusahaan dengan daya ino7asi yang rendah biasanya akan menunjukkan kinerja organisasi yang lebih rendah dibanding perusahaan memiliki daya ino7asi yang tinggi. Penelitian lain yang dilakukan oleh =urul +ndarti 5"11 6 menunjukan bahwa ada masalah lain dalam industri furniture di 0awa *engah, yaitu tingkat ino7asi produk dan proses yang sangat rendah. Salah satu penyebab rendahnya kemampuan ino7asi adalah ketidakmampuan pengusaha kecil dan menengah untuk menentukan

1"

model dan disain produk karena model dan disain produk sudah ditentukan oleh eksportir atau pembeli mancanegara. Beberapa permasalahan di atas menunjukkan masih kurangnya orientasi entrepreneur dan pembelajaran organisasional pada industri kecil dan menengah furniture kayu di +ndonesia pada umumnya dan 0awa *engah pada khususnya, sehingga kinerja U3! ini masih tergolong rendah. 4asil penelitian empirik =urul +ndarti 5"11 6 telah menunjukkan bahwa tingkat keino7asian industri manufaktur furniture kayu masih rendah. 2isamping itu, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk mengakses informasi masih kurang. 4al ini terutama disebabkan karena hambatan keuangan yang dimiliki masing8masing perusahaan. Peran entrepreneur dalam mengatasi masalah rendahnya keino7asian dan kekurangmampuan mengakses informasi pada industri furniture kayu sangat diperlukan agar usaha ini terus berkembang dan memiliki daya saing kuat terutama di pasar internasional. 2alam bidang penelitian entrepreneurship, orientasi entrepreneur telah menjadi konstruk yang penting. Proposisi yang mendasari bagi pentingnya orientasi entrepreneur adalah bahwa perusahaan8perusahaan dengan tingkat karakteristik entrepreneur yang lebih tinggi kemungkinannya memiliki tingkat kinerja dan pertumbuhan yang lebih tinggi, karena mampu menghadapi dinamika lingkungan secara lebih sukses 5@olf 0ames dan *imathy . Pett, "11)A 2utta et al, "11( 6. =amun sifat hubungan antara orientasi entrepreneur dengan kinerja masih belum konsisten 5Stam et al, "11)A .ee dan Badri, "11 6. Beberapa penelitian telah

1$

menunjukkan hubungan positip yang signifikan antara orientasi entrepreneur dengan kinerja perusahaan baik pada perusahaan besar maupun U3! seperti Eo7in dan Sle7in 5 1//1, 1//1, "11)6A @iklund 51//,, 1///6A .ee, dan Penning 5"1116A d Ehow 5"11)6A 9tuahem8&ima dan 3o 5"1116A !one7, Fyoshe7 dan !anolopa 5"11(6. =amun demikian, beberapa penelitian menunjukkan bahwa orientasi

entrepreneur tidak berhubungan dengan kinerja, seperti penelitian !atsumo, !entGer dan -Gsomer 5"11"6A Sadler8Smit, 4ampson, Ehaston dan Badger 5"11$6. 2engan demikian pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara orientasi entrepreneur dengan kinerja masih membutuhkan kerangka pikir kontingensi yang menekankan perlunya menciptakan kesesuaian antara konstuk8 konstuk lainnya, seperti lingkungan dan struktur organisasional dalam rangka menghasilkan kinerja yang optimal 5.umpkin ; 2es, 1//), "11)6. 0ika 3raus ; #rese 5"11(6 mencoba menghubungkan secara langsung konstruk8konstruk dari orientasi entrepreneur dengan kinerja, maka Stam et al 5"11)6 memasukkan unsur jejaring sosial yang memediasi hubungan orientasi entrepreneur dengan kinerja. Penelitian empirik Stam at al 5"11)6 pada industri software open source Belanda mencoba melibatkan akti7itas8akti7itas jejaring usaha dalam hubungan antara orientasi entrepreneur dengan kinerja perusahaan. 0ejaring usaha baik di dalam industri maupun di luar industri diperlakukan sebagai mediasi pengaruh8pengaruh orientasi entrepreneur terhadap kinerja. Pada penelitian berikutnya, Stam at al 5"11,6 memperluas pernelitiannya dengan memasukan modal sosial yang tertanam dalam ikatan8ikatan intra dan ekstra industri dari tim pendiri usaha baru mempengaruhi

1'

hubungan orientasi entrepreneur dengan kinerja. Secara luas diartikan sebagai sumberdaya yang diperoleh para pelaku atas ketentramannya dalam jaringan hubungan, modal sosial diketahui mempengaruhi secara langsung dengan memberikan akses ke informasi, modal keuangan, dukungan emosional, legimitasi serta kemampuan bersaing dari para entrepreneur. !odal sosial yang merupakan hubungan berbasis rasa saling percaya yang melekat dalam jejaring sosial 5Baker et al, "11)A Earole, "11 6, dalam penelitian .ee et al 5"11 6 pada perusahaan8perusahaan terkemuka di *aiwan juga diperlakukan sebagai moderating hubungan antara orientasi entrepreneur dengan kinerja perusahaan. Para entrepreneur yang menggunakan modal sosial secara lebih besar akan mencapai hasil8hasil yang lebih baik bagi perusahaannya, baik dalam hal ino7asi, peningkatan kompetensi, maupun efekti7itas organisasional. 3arakteristik modal sosial yang terdiri dari pengembangan jejaring kerja dalam dan luar organisasi 5Network6, pengembangan jejaring sosial 5Social Network6, pengembangan rasa dipercaya 5Trust6, penguatan norma8norma kerja dan hubungan antar orang dan antar organisasi 5Norms), pengembangan kohesi sosial 5Social Cohesion), pengembangan norma resiprositas 5Norm of Reciprocity6, serta pengembangan dan pemeliharaan kerjasama 5Cooperation6 dalam tataran praktis dapat dikembangkan dan diperlakukan sebagai sumber daya yang dapat menghasilkan dan meningkatkan kinerja perusahaan 5#erdinand, "11(6. !odal sosial dengan karakteristik tersebut merupakan salah satu jenis modal yang gratis dan tersedia luas sepanjang dapat digali dan dikembangkan, baik yang

1(

berbasis internal yang tampak dalam kohesi sosial yang dibangun di dalam perusahaan, maupun yang berbasis eksternal yang tampak dalam bentuk kohesi sosial yang dibangun dengan komunitas pelanggan, pelanggan potensial dan masyarakat luas umumnya. Upaya penggalian dan pengembangan modal sosial secara optimal dapat dilakukan bila manajer atau pengusaha berorientasi entrepreneur yang tercermin dari kuatnya komitmen untuk belajar, berprestasi, otonomi, berkompetisi, berino7asi, menanggung risiko dan berinisiatif. Umumnya usaha8usaha dengan

orientasi entrepreneur yang kuat akan memiliki kebutuhan dan keinginan yang lebih besar untuk membangun ikatan8ikatan jaringan dengan usaha lain di dalam industri. +katan8ikatan ini memberikan informasi dan umpan balik yang terpercaya bagi para entrepreneur yang mungkin mengurangi ketidakpastian yang terkait dengan akti7itas8 akti7itas bisnis yang penuh risiko. Selain itu, usaha8usaha dengan orientasi entrepreneur yang kuat juga akan lebih aktif dalam membangun ikatan8ikatan

penghubung ke industri lainnya. +katan8ikatan mendukung usaha dengan orientasi entrepreneur yang kuat dalam pengejaran peluang dengan memberi informasi pada entrepreneur mengenai perkembangan8perkembangan baru yang penting. Selanjutnya usaha8usaha dengan orientasi entrepreneur yang kuat akan memerlukan sumber daya jaringan yang berbeda dibandingkan usaha yang lebih konser7atif untuk mencapai kinerja yang unggul. Posisi jaringan industri dan ikatan8ikatan penghubung akan meningkatkan kinerja perusahaan 5Stam et al, "11)6. 0ejaring 5Networking6 dan ino7asi merupakan dua isu penting yang memberikan kemampuan kompetitif pada klaster8klaster industri di dalam proses

1)

globalisasi 5<raydin, 9yda et.al, "11(6. 4asil penelitiannya di klaster8klaster *urki secara jelas menunjukkan pentingnya networking lokal dan nasional serta hubungan8 hubungan global. 4asil penelitian juga menegaskan hubungan positip antara intensitas networking lokal dengan sifat ino7atif. Selanjutnya penelitian ini memberi bukti bahwa perusahaan8perusahaan di dalam jejaring8jejaring global memiliki jumlah ino7asi yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan8perusahaan dengan intensitas hubungan8hubungan yang lebih tertanam secara lokal. 4itt dan +rreland 5"1116 menyatakan bahwa ino7asi merupakan faktor

penting bagi organisasi8organisasi untuk bersaing di pasar secara efektif. -rganisasi8 organisasi harus fokus pada ino7asi secara intensif untuk membedakan dirinya dari para pesaing. Untuk hidup dan tumbuh secara kontinyu, organisasi harus berino7asi dalam rangka membentuk ulang keunggulan bersaing mereka. -rganisasi yang tidak memiliki kemampuan untuk berino7asi mungkin mengin7estasikan waktu dan sumber daya di dalam mempelajari pasar, tanpa kemampuan mempraktekannya 54urley, 4ult, 1///6. Pembelajaran organisasional diperlukan perusahaan untuk mendapatkan dan mengembangkan informasi, pengetahuan, kapabilitas yang dimiliki dan selanjutnya akan bermanfaat bagi peningkatan adaptabilitas lingkungan. Besarnya peran orientasi entrepreneur, pembelajaran organisasional,dan ino7asi dalam meningkatkan kinerja perusahaan, akan sangat ditentukan oleh kemampuan entrepreneur dalam

membangun modal sosial dan beradaptasi dengan lingkungan. -leh karena itu, penelitian disertasi ini memperlihatkan permasalahan pengembangan orientasi

entrepreneur dan pengembangan modal sosial yang menyesuaikan dengan perubahan lingkungan, akan mendorong pembelajaran organisasi, ino7asi yang akan meningkatkan kinerja perusahaan. Uraian berikut ini akan menjelaskan beberapa research gap yang berkaitan dengan orientasi entrepreneur dan konstruk8konstruknya innovativeness,

proactiveness, risk taking dengan kinerja, peranan modal sosial dan konstruknya jejaring dan kepercayaan serta fenomena bisnis U3! furniture kayu di 0awa *engah yang telah diuraikan sebelumnya, mendorong dilakukannya penelitian lebih lanjut.

1./ 8esear(h Ga& 1./.1 Research Gap" hubungan 'rientasi entrepreneur dengan kiner$a 'rganisasi Penelitian dengan sampel perusahaan besar yang dilakukan Eo7in dan Sle7in 51//1, 1//'6, Hahra ; Eo7in 51//(6, Baker et al 51///6, @iklund 51///6, .ee, .ee, dan Penning 5"1116, Ehow 5"11)6 telah menunjukkan bahwa orientasi entrepreneur berpengaruh positip terhadap kinerja perusahaan besar. Sedangkan penelitian dengan sampel perusahaan kecil yang mendukung pengaruh positip orientasi entrepreneur terhadap kinerja telah dilakukan oleh 9tuahem8&ima dan 3o 5"1116, !one7, Fyoshe7 dan !anolopa 5"11(6, 3rauss et al 5"11(6, Ehow.5"11). -rientasi

entrepreneur yang mencerminkan kecenderungan perusahaan untuk bersikap ino7atif, mencari peluang, berani mengambil risiko, otonom dan agresif berkompetitif

1,

mempengaruhi kinerja organisasi, juga telah dibuktikan 2ess, .umpkin ; Eo7in 51// 6. Penelitian 3night &ary 5"1116 tentang keterkaitan orientasi entrepreneur, strategi marketing, taktik dan kinerja pada perusahaan8perusahaan kecil dan menengah dalam menghadapi globalisasi, juga menemukan bahwa orientasi entrepreneur berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, meskipun pengaruh tersebut dimediasi oleh marketing strategy dan taktik. Hao, Hheng et al 5"11(6, juga dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa orientasi entrepreneur berpengaruh positip terhadap kinerja baik dalam bentuk kinerja perusahaan maupun kinerja produk. Penelitian 3rauss et al 5"11(6 pada para pengusaha kecil di 9frika Selatan mempertegas pendapat beberapa peneliti yang disebutkan di atas dengan menghasilkan kesimpulan bahwa orientasi entrepreneur memiliki pengaruh positip dan signifikan terhadap tingkat pertumbuhan usaha, jumlah tenaga kerja dan eksternal success e7aluation yang merupakan ukuran kinerja perusahaan. !eskipun demikian penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak semua konstruk8konstruk orientasi entrepreneur berpengaruh terhadap konstruk8konstruk kinerja perusahaan. Beberapa karakteristik orientasi entrepreneur seperti orientasi belajar, orientasi berprestasi, dan personal inisiatif berpengaruh signifikan terhadap tingkat pertumbuhan usaha, jumlah tenaga kerja dan exsternal success evaluation yang menjadi indikator kinerja perusahaan. Beberapa karakteristik lainnya seperti orientasi kemandirian, orientasi ino7asi dan agresifitas berkompetisi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan usaha.

1/

Penelitian8penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Ehow 5"11)6, .ee et. al. 5"11 6 telah menunjukkan bahwa orientasi entrepreneur memiliki hubungan positip yang signifikan dengan kinerja perusahaan. Penelitian Ehow 5"11)6 pada para manajer perusahaan8perusahaan di Ehina menunjukkan bahwa orientasi entrepreneur berpengaruh positip terhadap kinerja organisasi baik pada perusahaan yang dikelola negara maupun swasta. 4asil penelitiannya juga menyimpulkan bahwa pengaruh orientasi entrepreneur terhadap kinerja pada perusahaan yang dikelola swasta lebih kuat dibanding perusahaan yang dikelola negara. Selanjutnya, penelitian .ee et al 5"11 6 pada para manajer perusahaan8perusahaan di *aiwan menyimpulkan bahwa dengan sinergi orientasi entrepreneur dan kapabilitas pengetahuan akan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja perusahaan bila ditunjang dengan modal sosial yang lebih besar. 3ontradiksi dengan hasil penelitian di atas, beberapa penelitian

menunjukkan bahwa orientasi entrepreneur tidak berhubungan dengan kinerja seperi penelitian yang dilakukan oleh !atsumo, !entGer dan -Gsomer 5"11"6 dan Sadler8 Smit, 4ampson, Ehaston dan Badger 5"11$6. Beberapa konstruk orientasi entrepreneur seperti 5+no7ati7eness, proacti7eness dan risk8taking6 tidak memiliki hubungan dengan kinerja atau konstruk8konstuknya, seperti penelitian Hahra dan =aubaum 51//,6 dan .uo 51///6. Penelitian Hahra dan =aubaum 51//,6 menunjukkan orientasi entrepreneur memiliki hubungan positip dengan kinerja pada industri berteknologi tinggi, tetapi tidak signifikan pada usaha berteknologi rendah. Penelitian .uo 51///6 menunjukkan bahwa risk-taking tidak berpengaruh positif

"1

terhadap kinerja. Bahkan penelitian Eonan dan Smart 51//'6, Slater ; =ar7el 5"1116, dan 9uger, Barner dan &allaugher 5"11$6 tidak menemukan suatu hubungan yang signifikan antara orientasi entrepreneur dengan kinerja organisasi. Berikut ini tabel 1.$ disajikan +khtisar Research ap, hubungan orientasi entrepreneur dengan kinerja organisasi sebagai berikut :

abel 1./ Ikhtisar Research Gap" hubungan 'rientasi entrepreneur dengan kiner$a 'rganisasi Permasalahan *erdapat perbedaan hasil penelitian mengenai hubungan orientasi entrepreneur dengan kinerja organisasi Hasil Studi -rientasi entrepreneur mempunyai pengaruh terhadap kinerja organisasi Penulis9Penggagas + ahun, Eo7in dan Sle7in 51//1, 1//'6, Hahra ; Eo7in 51//(6, 2ess, .umpkin ; Eo7in 51// 6, Baker et al 51///6, @iklund 51///6, .ee, dan Penning 5"1116, 9tuahem8&ima dan 3o 5"1116, 3rauss et al 5"11(6, 3nighr &arry 5"11(6, Hheng Hao, et al 5"11(6, !one7, et al 5"11(6, +rene et. al 5"11)6, Ehow 5"11)6, Met'de 9nalisis korelasi %egresi !oderat 9nalisis %egresi 9nalisis %egresi 9nalisis %egresi 9nalisis %egresi 9=-?9 S<! S<! S<! S<! S<!

"1

Permasalahan

Hasil Studi

Penulis9Penggagas + ahun, . .ee et. al. 5"11 6, Stam et. al. 5"11,6 Eonan dan Smart 51//'6, .uo 51///6 !atsumo, !entGer dan -Gsomer 5"11"6, Sadler8 Smit et al 5"11$6, Slater ; =ar7er 5"1116, 9uger, Barnr dan &allaugher 5"11$6 S<!

Met'de

S<! S<! 9nalisis %egresi 9nalisis %egresi S<! 9nalisis %egresi 9nalisis %egresi S<!

-rientasi entrepreneur tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja

Sumber : 2ikembangkan untuk studi ini

1./.- Research Gap" hubungan Dukungan Penemuan Ide + inovativeness) terhada& kiner$a 'rganisasi 4asil penelitian empirik pengaruh dukungan penemuan ide 5inovativeness) yang merupakan konstruk dari orientasi entrepreneur terhadap kinerja organisasi juga masih belum menunjukkan konsistensi. Penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh dukungan penemuan ide 5innovativeness) terhadap kinerja organisasi ditunjukkan oleh Utsch et al, "111, Foo 5"1116, Stam et al 5"11), "11,6 sedangkan penelitian yang menunjukkan innovativeness tidak berpengaruh terhadap kinerja dihasilkan oleh 3rauss et al, 5"11(6 dan Shang .ee et al, 5"11(6. Beberapa research gap di atas, disajikan pada *abel 1.' sebagai berikut : abel 1.0

""

Ikhtisar Research Gap" hubungan dukungan &enemuan ide +inovativeness) terhada& kiner$a :rganisasi Permasalahan *erdapat perbedaan hasil penelitian mengenai hubungan dukungan penemuan ide 5innovativeness6 dengan kinerja perusahaan Hasil Studi 2ukungan penemuan ide 5innovativeness6 mempunyai pengaruh terhadap kinerja 2ukungan penemuan ide 5innovativeness6 tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja Peneliti Utsch et al, "111, Foo 5"1116, Stam et al 5"11), "11,6 3rauss et al, 5"11(6 Shang .ee et al, 5"11(6. Met'de S<! 9nalisis %egresi S<! S<! S<!

Sumber : 2ikembangkan untuk studi ini

1././. Research Gap" hubungan ke(enderungan men(ari &eluang + proactiveness, terhada& kiner$a 'rganisasi !iller 51/,$6 menyatakan bahwa sikap kecenderungan mencari peluang memiliki arti bahwa perusahaan bersikap agresif di dalam pengejaran prioritas dan tujuan8tujuan, yang dalam hal ini melampaui para pesaingnya. .umpkin ; 2ess 5"1116 menganggap sikap mencari peluang sebagai antisipasi keinginan dan kebutuhan masa mendatang di pasar serta menciptakan keinginan sebagai first-mover 5pelaku yang pertama6. Pada studi 3rauss et. al 5"11(6 ditemukan personal inisiatif > mencari peluang yang merupakan dimensi dari orientasi enterpeneur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. 2emikian juga Hhou, Fim, ; *se 5"11(6 dalam studinya

"$

pada $(1 senior manager Ehina

dengan mencari peluang sebagai satu8satunya

dimensi dari orientasi entrepreneur menemukan pengaruh yang positip kinerja organisasi. 3ontradiksi dengan penelitian 3rauss et al 5"11(6 dan Hhou, Fim dan *se 5"11(6, penelitian Utsch dan %auch 5"1116 menghasilkan kesimpulan bahwa orientasi mencari peluang tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja organisasi. Berikut ini tabel 1.( +khtisar Research ap, pengaruh orientasi mencari peluang terhadap kinerja organisasi sebagai berikut :

abel 1.1 Ikhtisar Research Gap" hubungan ke(enderungan men(ari &eluang terhada& kiner$a 'rganisasi Permasalahan *erdapat perbedaan hasil penelitian mengenai pengaruh kecenderungan mencari peluang terhadap kinerja organisasi Hasil Studi !roactive !ersonal >kecenderungan mencari peluang mempunyai pengaruh terhadap kinerja organisasi !roactive !ersonal" kecenderungan mencari peluang tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja organisasi Peneliti 3rauss S.+,et al 5"11(6 Met'de S<!

Utsch.9 dan %auch 9.5"1116

S<!

Sumber : 2ikembangkan untuk studi ini

"'

1./.0 Research Gap" hubungan keberanian kiner$a 'rganisasi

berisik' +risk-taking,

terhada&

Pada lingkungan bisnis yang bergejolak dan dinamis dewasa ini, manajemen risiko merupakan komponen penting di dalam manajemen stratejik dan

pertimbangan8pertimbangan entrepreneur 54arris ; -gbonna, "11)6. 2i lingkungan bisnis ini, organisasi8organisasi perlu membuat keputusan8keputusan stratejik yang agresif dan berisiko, untuk menghadapi perubahan yang ditemui di dalam kondisi8 kondisi ini 53handwalla,1/ 6. Perilaku pengambilan risiko mendominasi literature

entrepreneur, dan perusahaan8perusahaan entrepreneur dicirikan oleh keberanian dan toleransi terhadap risiko yang membawa ke peluang8peluang baru 5Ehow, "11)6. Pada Studi penelitian Stewart ; %oth et.al 5"1116 dan @iklund et al 5"11 6 menemukan sikap pengambilan risiko atau keberanian berisiko dari enterpeneur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja organisasi. 2emikian juga @alls ; 2yer et.al 51//)6 dalam penelitiannya pada (( perusahaan ekplorasi minyak. Berbeda dengan kedua penelitian di atas, penelitian 3eh, #oo ; .im 5"11"6 pada pemilik dari perusahan kecil menengah di Singapore menyatakan adanya hubungan negatif keberanian berisiko terhadap kinerja organisasi. Beberapa research gap yang dijelaskan di atas, disajikan pada *abel 1.) sebagai berikut : abel 1.2 Ikhtisar research gap" hubungan keberanian berisik' terhada& kiner$a 'rganisasi

"(

Permasalahan *erdapat perbedaan hasil penelitian mengenai hubungan orientasi keberanian berisiko dengan kinerja organisasi

Hasil Studi 3eberanian berisiko mempunyai pengaruh positi7e terhadap kinerja organisasi 3eberanian berisiko mempunyai pengaruh =egati7e terhadap kinerja organisasi

Peneliti @alls ; 2yer et.al 51//)6 @iklund et al 51///6 Stewart ; %oth et.al 5"1116 3eh, #oo ; .im <t.al 5"11"6

Met'da Pengu$ian 9nalisis %egresi 9nalisis %egresi 9nalisis %egresi

9nalisis %egresi

Sumber : 2ikembangkan untuk studi ini

1./.1. Research Gap Peranan Peranan m'dal s'sial Penelitian Stam et al 5"11)6 memfokuskan peran jejaring intra dan ekstra industri sebagai salah satu unsur pembentuk modal sosial sebagai mediasi yang memperkuat hubungan antara orientasi entrepreneur dengan kinerja. 4asil penelitian ini menunjukkan bahwa jaringan sebagai ikatan8ikatan penghubung perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan .ee et al 5"11 6 pada industri terkemuka di *aiwan dan penelitian lanjutan Stam et al 5"11,6 pada industri software open source Belanda menempatkan modal sosial sebagai 7ariabel yang memoderasi hubungan antara orientasi entrepreneur dengan kinerja perusahaan. 4asil penelitian keduanya menunjukkan modal sosial

")

yang tinggi akan memperkuat hubungan antara orientasi entrepreneu dengan kinerja. 3ombinasi sentralitas jaringan yang tinggi dan ikatan8ikatan penghubung yang ekstensif memperkuat hubungan diantara orientasi entrepreneur dengan kinerja. 2iantara perusahaan8perusahaan baru dengan sedikit ikatan penghubung, sentralitas jaringan memperlemah hubungan orientasi entrepreneur dengan kinerja 5Stam et al, "11,6 Studi 9huja 5"1116, .andry et al 5"11"6 menyatakan modal sosial yang berupa jejaring meningkatkan ino7asi organisasi yang akan meningkatkan kinerja perusahaan. 0ejaring akan mempunyai implikasi kesejahteraan jangka pendek maupun panjang melalui proses ino7asi, kemitraan 5&oyal, "11$6 dan pengembangan produk baru 5&ra7e, "11$6. =amun berbeda dari penelitian Bat Batjargal 5"1116 yang menyimpulkan bahwa jejaring tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Studi 3ate et al 5"1116 menyatakan bahwa modal sosial yang berupa kepercayaan yang merupakan suatu modal sosial akan membantu perlindungan yang akan mendukung peningkatan ino7asi, selanjutnya kinerja akan lebih efektif. Studi !organt dan 4unt 51//'6, 2onney dan Eannon 51// 6 menyatakan kepercayaan dimaknai sebagai keinginan untuk membentuk hubungan yang baik dan saling menguntungkan yang selanjutnya akan meningkatkan ino7asi organisasi. Peranan &embela$aran 'rganisasi'nal Sejak penelitian 9rgyris dan Schon 51/ ,6 mengenai pembelajaran organisasional dalam pengingkatan kinerja organisasi telah tumbuh pesat ragam

"

penelitian dengan yang berkaitan dengan pembelajaran organisasional tersebut. Salah satu faktor yang mendorong ketertarikan para peneliti adalah peranan penting pembelajaran organisasional bagi kemampuan adaptasi perusahaan pada lingkungan yang dinamis atau kondisi8kondisi yang kompetitif 5!oingeon dan <dmundson, 1//)6. +su strategis dari pembelajaran organisasional mencakup pencapaian pemahaman, interpretasi dan pandangan yang berbeda8beda berkenaan dengan organisasi dan lingkungannya 5@olf et al, 1//)6. 3ekaburan pendapat yang belum dapat disimpulkan secara baik tentang pengaruh pembelajaran organisasional terhadap kinerja perusahaan menyebabkan .umpkin dan 2ess 51//)6 menyarankan dilakukannya penelitian menganai dampak kontingensi dari sejumlah 7ariabel terhadap hubungan orientasi entrepreneurial dengan kinerja organisasi. @iklund dan Shepard 5"11$6 mencoba meneliti secara empiris pengaruh pembelajaran organisasional terhadap kinerja organisasi dengan memasukan 7ariabel orientasi entrepreneurial sebagai 7ariabel moderasi. 4asil penelitiannya

menunjukkan orientasi entrepreneurial benar8benar memoderasi hubungan antara pembelajaran organisasional 5yang diukur dengan akumulasi pengetahuan6 dengan kinerja organisasi. Berbeda dengan penelitian @iklund dan Shepard 5"11$6, serta @olf dan Pett 5"11)6, penelitian %eal, .eal dan %oldan 5"11)6 pada perusahaan8perusahaan

manufaktur di Spanyol memasukan pembelajaran organisasional sebagai 7ariabel yang memediasi hubungan antara orientasi entrepreneur dengan kinerja organisasi. -rganisasi yang memiliki orientasi entrepreneur yang kuat akan meningkatkan

",

pembelajaran organisasional guna menghasilkan komperensi yang lebih baik. Peningkatan kompetensi organisasi pada akhirnya akan meningkatkan kinerja organisasi. Peranan In')asi 4asil penelitian mengenai keterkaitan kompetensi entrepreneur dalam berino7asi dengan kinerja sampai saat ini masih belum konsisten. Penelitian .awless dan 9nderson 51//)6 menemukan bahwa strategi ino7asi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, akan tetapi pengaruh itu tergantung pada kompleksitas pasar yang dihadapi. Penelitian lain menunjukkan bahwa strategi ino7asi benar8benar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan 5Sharma dan #isher, 1// 6. +no7asi berbasis teknologi maupun ino7asi berbasis pasar, keduanya mempengaruhi secara langsung kinerja organisasi. Sementara itu, dalam penelitian yang

mengkaitkan daya ino7asi dengan kinerja, 2esphandhe et al 51//$6 dan Slater dan =ar7er 51//(6, 4an, 3im ; Sri7asta 51//,6, 4urley ; 4ult 51//,6, .i dan 9tuahene8 &ima 5"1116, Hheng Hhou, 3e7in. Bennet, Ehi 3in. *se 5 "11(6, .ee dan Badri 5"11 6 kinerja. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh 9yda <raydin and Bilge 9rmatli8 3orogu 5"11(6, ditemukan bahwa ino7asi adalah penting bagi kesuksesan menemukan bahwa daya ino7asi mempunyai pengaruh positip terhadap

pertumbuhan klaster8klaster industri. 2emikian halnya dengan studi 3irca, 0ayachandran ; Bearden 5"11(6 yang mememukan bahwa ino7asi mempunyai

"/

pengaruh terhadap kinerja organisasi, namun penelitian ini tidak didukung oleh data empiris. Selanjutnya ino7asi yang gagal mempunyai implikasi menurunnya daya saing , disisi lain perusahaan menekankan pentingnya ino7asi sebagai salah satu alat utama untuk dapat mencapai pertumbuhan keberlanjutan. +no7asi mempunyai peran penting sebagai pengarah daya saing, profitabilitas dan produkti7itas 5 Porter, 1//,6 Peranan lingkungan .ingkungan merupakan keseluruhan kondisi dan kecenderungan8

kecenderungan luar yang mempengaruhi organisasi. .ingkungan itu dapat bersifat mendukung perusahaan 5munificence6, komplek 5complexity6, dinamis 5dynamism), dan penuh persaingan 5hostility) . Beberapa peneliti telah telah memperlakukan secara berbeda peran lingkungan dalam hubungan orientasi entrepreneur dengan kinerja organisasi. .ingkungan dapat berperan sebagai antesenden dari orientasi entrepreneur . .ingkungan juga dapat sebagai moderator atau langsung mempengaruhi kinerja organisasi. Peran lingkungan sebagai antesenden orientasi entrepreneur dapat dilihat dari hasil penelitian Earuna, <wing dan %amaseshan 5"11"6 dan penelitian *an, .uo dan Shenkar 5"11(6. Penelitian yang dilakukan Earuna, <wing dan %amaseshan 5"11"6 pada para manajer senior organisasi sektor publik di 9ustralia menghasilkan kesimpulan bahwa lingkungan yang komplek, munificence dan technological turbulence memiliki hubungan positip dengan orientasi entrepreneur pada perusahaan8perusahaan sektor publik. Sedangkan penelitian *an, .uo dan Shenkar

$1

5"11(6 terhadap para manajer perusahaan negara dan perusahaan daerah di Ehina menghasilkan kesimpulan bahwa pada perusahaan negara dukungan lingkungan 5munificence6 dan lingkungan yang kompleks berpengaruh negatif terhadap risk8 taking. *api pada perusahaan8perusahaan swasta yang ada di daerah dukungan dan dinamika lingkungan berpengaruh positip terhadap perilaku ino7atif, pengambilan risiko dan mencari peluang, sedangkan kompleksitas lingkungan berpengaruh positip terhadap perilaku ino7asi para manajer. Penelitian yang menguji pengaruh moderasi lingkungan adalah 0ean .. 0ohnson 51///6 dan ?oss ; ?oss 5"1116. 4asil penelitiannya menyatakan adanya efek yang memperkuat atau memperlemah pengaruh kekuatan adaptabilitas lingkungan terhadap hubungan kausalitas antara akti7itas strategik dengan kinerja perusahaan. @helen dan 4unger 5"11$6 yang menunjukkan adanya hubungan positif antara Peran lingkungan sebagai mediator di tunjukkan oleh penelitian analisis lingkungan dengan kinerja organisasi. !eskipun demikian penelitian yang menyangkut hubungan masing8masing karakteristik lingkungan dengan kinerja bisa menghasilkan hubungan yang berbeda. Studi 3eats ; 4itst 51/,,6 terdapat hubungan negatif antara dinamika lingkungan dengan kinerja organisasi. Penelitian dalam disertasi ini mencoba memfokuskan pada pengembangan orientasi entrepreneur, pengembangan modal sosial, pembelajaran organisasional, dan ino7asi dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja organisasi dalam klaster industri furniture kayu di 0awa *engah. 4asil dari penelitian ini diharapkan dapat

$1

menjadi masukan dalam memecahkan berbagai masalah seperti yang diuraikan di atas.

I.0 Permasalahan Penelitian Berdasarkan latar belakang, fenomena bisnis dan research gap yang telah diuraikan di atas, diperoleh permasalahan8permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Permasalahan pertama, masih relatif sedikit penelitian tentang pengembangan orientasi entrepreneur dan pengembangan modal sosial yang berkaitan dengan pembelajaran organisasional dan ino7asi serta pengaruh moderasi lingkungan untuk peningkatan kinerja organisasi. Beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif orientasi entrepreneur terhadap kinerja perusahaan seperti penelitian Eo7in dan Sle7in 51//1, 1//'6, 2ess, .umpkin ; Eo7in 51// 6, @iklund 51///6, 3rauss et al 5"11(6, .ee et. al. 5"11 6 dan Stam et. al. 5"11,6, sedangkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa orientasi entrepreneur tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan 54art 51//", =a7andi dan !alekGadeh 51//$6, 9uger, Barnr dan &allaugher, "11$A Smart ; Eonan, 1//'A dan !c Slater ; =artel, "1116. ". Permasalahan kedua masih terdapat perbedaan hasil beberapa penelitian mengenai pengaruh orientasi penemuan ide 5#nnovativeness) sebagai konstruk dari orientasi entrepreneur terhadap kinerja organisasi, yakni ada yang berpengaruh signifikan dan ada pula yang tidak signifikan.

$"

$. beberapa penelitian

Permasalahan ketiga masih terdapat perbedaan hasil mengenai pengaruh orientasi mencari peluang

5proactiveness) sebagai konstruk dari orientasi entrepreneur terhadap kinerja organisasi. '. Permasalahan keempat masih terdapat perbedaan hasil beberapa penelitian mengenai pengaruh keberanian berisiko 5risk-taking) sebagai konstruk dari orientasi entrepreneur terhadap kinerja organisasi. (. Permasalahan kelima masih terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai peranan modal sosial jejaring dan kepercayaan sebagai komponen modal sosial, pembelajaran organisasional, ino7asi dan lingkungan terhadap kinerja organisasi. Berdasarkan pada permasalahan penelitian di atas yang bersumber dari hasil8 hasil penelitian sebelumnya dan fenomena bisnis yang ada pada usaha kecil dan menengah 5U3!6 maka dapat dirumuskan masalah utama dalam penelitian ini adalah: IBagaimana proses meningkatkan kinerja organisasi perusahaan dapat diwujudkan melalui pengembangan orientasi entrepreneur, pengembangan modal sosial, pembelajaran organisasi dan inovasi ?

1.1. Pertan%aan Penelitian Penelitian ini merncoba menjelaskan pengaruh pengembangan orientasi entrepreneur dalam bentuk orientasi penemuan ide, orientasi mencari peluang dan

$$

keberanian berisiko, dan pengembangan modal sosial dalam bentuk kualitas jejaring dan kepercayaan terhadap kinerja organisasi. Pembelajaran organisasional dan ino7asi dimasukkan sebagai 7ariabel yang memediasi pengaruh kedua 7ariabel tersebut, sedangkan lingkungan diperlakukan sebagai 7ariabel yang memoderasi hubungan modal sosial 5kualitas jejaring dan kepercayaan6 dengan kinerja organisasi. -leh karena itu pertanyaan penelitian yang diajukan dan akan dijawab adalah : 1. 9pakah orientasi entrepreneur dalam bentuk orientasi penemuan ide, orientasi mencari peluang dan keberanian berisiko mampu mendorong pembelajaran antisipatif yang berdampak pada peningkatan kinerja organisasi J ". 9pakah pembelajaran antisipatif mampu meningkatkan kreati7itas ino7asi yang berdampak pada kinerja organisasi J $. 9pakah pengembangan modal sosial dalam bentuk kualitas jejaring dan kepercayaan mampu meningkatkan ino7asi organisasi yang berdampak pada peningkatan kinerja organisasi J '. 9pakah modal sosial dalam bentuk kualitas jejaring dan kepercayaan secara langsung mampu meningkatkan kinerja organisasi J (. 9pakah perubahan lingkungan berpengaruh terhadap hubungan antara modal sosial dalam bentuk kualitas jejaring dan kepercayaan dengan kinerja organisasi J

I.2.

u$uan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :

$'

1.

!embangun model teoritikal untuk menelaah suatu pengembangan orientasi entrepreneur dan pengembangan modal sosial yang mendorong proses pembelajaran organisasional dan kreati7itas ino7asi yang berdampak pada peningkatan kinerja organisasi perusahaan pada klaster industri furniture di 0awa *engah.

".

!enguji secara empirik dan menganalisis pengaruh orientasi entrepreneur dalam bentuk orientasi ino7asi, orientasi mencari peluang dan keberanian berisiko, pembelajaran organisasional dalam bentuk pembelajaran antisipatif, dan kreati7itas ino7asi terhadap kinerja organisasi pada industri furniture di 0awa *engah.

$.

!enguji secara empirik dan menganalisis pengaruh modal sosial dalam bentuk kualitas jejaring dan kepercayaan terhadap kinerja organisasi, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui ino7asi organisasi pada industri furniture di 0awa *engah.

'.

!enguji secara empirik dan menganalisis pengaruh moderasi lingkungan terhadap hubungan modal sosial dalam bentuk kualitas jejaring dan kepercayaan dengan kinerja organisasi pada industri furniture di 0awa *engah.

1.3. Man;aat Penelitian 1.3.1 Man;aat e'ritis

$(

1.

!emberikan kontribusi dalam bidang ilmu manajemen disiplin ilmu manajemen strategik, terutama yang berkaitan dengan penggunaan model8model kuantitatif dan pengujian empirik.

".

!emberi kontribusi bagi agenda penelitian yang akan datang melalui bangunan teoritikal yang diajukan, dengan keterbatasan8keterbatasan yang belum dapat diuji secara empirik.

1.3.- Man;aat Praktis 1. !emberikan kontribusi pemikiran bagi praktek8praktek manajerial bagi usaha kecil menengah di +ndonesia, yakni dalam bentuk pengujian8

pengujian empirik lingkungan bisnis U3! furniture di 0awa *engah . +nformasi yang didapat diharapkan memberi wacana baru bagi perkembangan U3! furniture di 0awa *engah khususnya dan di +ndonesia umumnya. ". bentuk !emberi kontribusi pemikiran bagi praktek8praktek manajerial dalam orientasi entrepreneur, kemampuan melaksanakan pembelajaran

organisasional, kemampuan berino7asi, kemampuan menghimpun modal sosial, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan secara lebih terintegrasi untuk meningkatkan kinerja.

1.7. :risinalitas Penelitian ini berbeda jika dibandingkan dengan peneliti lain sebelumnya karena latar belakang riset yang mencakup research gap, dan fenomena bisnis yang

$)

berbeda. Studi ini mencoba membangun usulan *eoritikal 2asar, dan !roposed rand Teoritical mengenai pengembangan orientasi entrpeneur, pengembangan modal sosial, dalam mempengaruhi kinerja perusahaan dengan pembelajaran organisasional, ino7asi dan lingkungan sebagai 7ariabel kontingensi. +de ini dikembangkan dengan pijakan integrasi teori Resources $ased %iew &R$%), dan 'arket $ased %iew Pandangan %B? adalah sebagai representatif kelompok yang unik dari sumber daya dan kapabilitas yang heterogen, dijadikan dasar keunggulan kompetitif dan kinerja 59dam, "11$6. Barney 51//16 menyatakan kompetensi memerlukan

sumber dana, teknologi, sumberdaya manusia yang besar dan dikembangkan dalam waktu yang cukup dan menghasilkan aliran keuntungan ekonomis masa mendatang. Pandangan %B? yang mendasarkan keunggulan kompetitif berdasarkan sumber daya juga berhubungan dengan *eori entrepreneurial. *eori entreprepeneur yang digunakan adalah pendekatan perilaku atau yang lebih dikenal dengan pendekatan orientasi entrepreneur. Pendekatan ini diadopsi dari pandangan !iller 51/,", 1/,$6 dan .umpkin dan 2ess 51//)6 yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan kinerja perusahaan berupa pengembangan perilaku entrepreneur

seperti inovativeness, proactiveness, risk-taking, agresiveness dan outonomy. *eori organisasional yang digunakan adalah pendekatan pembelajaran organisasional. Pendekatan ini menyarankan bahwa untuk dapat meraih keunggulan bersaing dan kinerja unggul, organisasi perusahaan perlu belajar terus menerus guna memperoleh pengetahuan, menciptakan pengetahuan, mengkon7ersi pengetahuan dan

menerapkan pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi inti organisasi dalam rangka menggerakan kesiapan menghadapi perubahan8perubahan organisasional. Perhatian terhadap teori modal sosial semakin hari dirasakan semakin diperlukan oleh entrepreneur, karena akan mempengaruhi perilaku dan kinerja perusahaan. 9danya kelemahan pada U3! dapat dikurangi dengan memperbesar modal sosial seperti pengembangan jejaring kerja dalam dan luar organisasi, pengembangan jejaring sosial dan pengembangan rasa dipercaya. !odal sosial menjamin keberadaan perusahaan jangka panjang 5#erdinand, "11"6. !odal sosial dapat dibentuk melalui jejaring 5network6. *eori jejaring 5network6 berasumsi bahwa pasar merupakan jejaring dan mencoba memahami bisnis di pasar dengan keberadaanya dalam jejaring 5&ulati et al, "1116. 0ejaring dijelaskan sebagai serangkaian pelaku yang dihubungkan oleh serangkaian ikatan 5Borgatti, "11$6. Studi ini menemukan kesimpulan bahwa adanya jejaring 5networking6 akan meningkatkan kinerja. %elasi jejaring menghasilkan sumberdaya yang berupa modal sosial dan melalui jejaring para anggota akan mendapat kesejahteraan dari jejaring tersebut. 59huja,"1116. Strategi klaster, aliansi strategi adalah contoh dari pelaksanaan strategi network 5jejaring6. 3laster merupakan bentuk khusus kawasan industri yang sangat rele7an untuk dibcarakan, diteliti, jika kita membicarakan tentang U3!. 9danya klaster akan memberikan efek ekonomi secara kolektif, adanya proses pembelajaran, diperolehnya (ackward linkage, forward linkage maupun selanjutnya akan memunculkan ino7asi. hori)ontal, yang

$,

*eori kontingensi dilakukan dengan memasukkan 7ariabel lingkungan yang memoderasi hubungan modal sosial dan ino7asi dengan kinerja perusahaan. 4al ini menunjukkan bahwa kesuksesan modal sosial jejaring, modal sosial kepercayaan dan ino7asi dalam mempengaruhi kinerja sangat tergantung pada lingkungannya. !asih belum banyak penelitian organisasional di +ndonesia yang lebih luas menggunakan perspektif orientasi entrepreneur, modal sosial, pembelajaran organisasional dan ino7asi, menimbulkan ketertarikan untuk megintegrasikan konsep8 konsep tersebut kedalam penelitian empirik. Penelitian dengan obyek yang sama telah dilakukan oleh 2inas Perindustrian dan Perdagangan Pro7insi 0awa *engah 5"11"6 dan =urul +ndarti 5"11 6, namun penelitiannya masih bersifat deskriptif yang cenderung menjelaskan fenomena8fenomena atau masalah8masalah yang dihadapi perusahaan8perusahaan dalan klaster. Penelitian disertasi ini berbeda dari kedua penelitian tersebut, karena di samping berusaha menggambarkan fenomena yang terjadi dalam industri, juga menguji secara empirik keterkaitan 7ariabel87ariabel penelitian seperti orientasi entrepreneur, modal sosial, pembelajaran organisasional, ino7asi, lingkungan dan kinerja U3!. 1.<. !usti;ikasi Penelitian !usti;ikasi &ertama dalam penelitian ini adalah adanya research gap. -leh karena itu dengan temuan empirik dalam studi orientasi entrepreneur, pembelajaran organisasional, modal sosial, ino7asi dan lingkungan pada Usaha !enengah 5U3!6 ini akan lebih membantu kejelasan dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

$/

!usti;ikasi kedua adalah dengan membangun model teoritikal yang dikembangkan dari beberapa teori, beberapa kajian literatur yang rele7an sehingga dapat membantu para akademisi untuk melakukan pengembangan pada penelitian yang akan datang. Penelitian terhadap orientasi entrepreneur, modal sosial, pembelajaran organisasional, lingkungan dan ino7asi masih sangat menarik dan

peluang untuk mengembangkan masih luas dengan melibatkan berbagai teori dan literature yang memadai. *eori8teori yang dilibatkan adalah Resources $ased %iew &R$%), dengan cabang8cabangnya *eori *ntrepreneurial, *eori -rganisasional, dan teori modal sosial dan 'arket $ased %iew 5*eori 3ontingensi6,. !usti;ikasi ketiga adalah adanya keragaman dimensi orientasi entrepreneur oleh para peneliti terdahulu. 2alam studi ini, Peneliti mengambil dimensi yang sesuai dengan situasi U3! di +ndonesia. !enurut 2ess, .umpkin ; Eo7in, 1// serta !iller ; #riesen, 1/,'A orientasi entrepreneur mencerminkan kecenderungan perusahaan untuk bersikap ino7atif, mencari peluang, dan berani mengambil risiko. 3etiga dimensi tersebut dianggap peneliti sesuai dengan kondisi Usaha !enengah di +ndonesia adalah dimensi orientasi mengambil risiko, orientasi ino7atif, dan inisiatip pribadi > mencari peluang. !usti;ikasi keem&at adalah adanya kelangkaan studi orientasi entrepreneur, modal sosial, pembelajaran organisasional, lingkungan dan ino7asi dalam kaitannya dengan kinerja perusahaan pada usaha menengah furnitur di 0awa *engah, sehingga temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat +ndonesia.

'1

'1

Anda mungkin juga menyukai