Anda di halaman 1dari 10

PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) BAHAYA KEMASAN MAKANAN DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Kerja Lapangan Manajemen Asuhan Gizi Klinik

Disusun Oleh:

Novi Kusumastuti Wilis Laksari Putri Adjie

NIM. P07131111029 NIM. P07131111039

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN GIZI 2014

SATUAN PEMBELAJARAN PENYULUHAN WASPADA BAHAYA KEMASAN MAKANAN A. Identifikasi Masalah Perkembangan teknologi tidak hanya membawa kebaikan saja, namun juga keburukan. Dalam dunia kemasan atau bungkus makanan minuman terjadi perubahan yang pesat, dari yang dulunya hanya memakai daun pisang dan tanah liat, sekarang menggunakan plastik, kertas, beling dan lain sebagainya. Sikap hati-hati dan waspada sangat dibutuhkan agar dapat menghindar dari bahaya bungkus pengemas yang mengandung racun. Barang yang mungkin biasa kita pakai untuk membungkus makanan dan minuman kita seperti styrofoam, kertas koran, kertas bekas, melamine beracun, daur ulang plastik bekas, plastik air minum dalam kemasan, dan lain sebagainya ternyata dapat menimbulkan dampak dan efek luar biasa buruk bagi kesehatan tubuh. B. Tujuan

1.

Tujuan Instruksional Umum Pada akhir proses penyuluhan, peserta penyuluhan dapat mengenal kemasan makanan dan mengetahui bahaya kemasan makanan.

2.

Tujuan Instruksional Khusus Setelah diberikan penyuluhan peserta dapat : a. Mendefinisikan kemasan makanan b. Menyebutkan jenis kemasan makanan c. Menyebutkan contoh kemasan makanan d. Mengetahui bahaya kemasan makanan

C.

Sasaran Pasien dan atau Keluarga pasien di Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito

D. Materi ( Terlampir ) 1. Pengertian Kemasan Makanan 2. Jenis-jenis Kemasan Makanan 3. Contoh kemasan makanan 4. Bahaya Kemasan makanan

E. Tempat dan Waktu Hari/Tanggal Tempat Waktu F. Metode 1. Metode a) b) c) ceramah Tanya jawab demonstrasi : Senin/ 25 Maret 2014 :Instalasi Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito : 09.00 s/d Selesai

2. Teknik Teknik yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah : a). Menyiapkan materi yang akan disajikan. b). Menjelaskan tujuan dari promosi kesehatan yang dilakukan. c). Menyajikan materi kemudian melakukan ceramah dan tanya jawab. G. Media 1. Leaflet 2. Model kemasan makanan

H. Langkah-Langkah Kegiatan 1. Persiapan : a). Survey lokasi sasaran. b). Konsultasi dengan pembimbing. c). Menyiapkan alat dan bahan.

2. Pelaksanaan : a). Mempresentasikan materi. b). Demonstrasi model kemasan makanan c). Evaluasi : Tanya jawab d). Penutup.

I.

KEGIATAN PENYULUHAN

No. 1.

Tahap Pendahuluan (orientasi)

WAKTU 2 menit

KEGIATAN PENYULUH

KEGIATAN PESERTA

2.

Tahap Kerja

10 menit

Pembukaan : a. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam mengucapkan salam. b. Memperkenalkan diri Mendengarkan c. Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan penyuluhan d. Menyebutkan materi yang Memperhatikan akan diberikan Pelaksanaan : a. Menjelaskanpengertian Memperhatikan Kemasan Makanan b. Menjelaskan Jenis-jenis Memperhatikan Kemasan Makanan c. Menjelaskan dan Bertanya dan menjawab mendemonstrasikan pertanyaan yang diajukan model/Contoh kemasan Memperhatikan makanan d. Menjelaskan Bahaya Memperhatikan Kemasan makanan e. Melakukan diskusi dan Bertanya dan menjawab tanya jawab pertanyaan yang diajukan Evaluasi : Menanyakan kembali Menjawab pertanyaan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan. Terminasi : a. Mengucapkan terimakasih Mendengarkan atas peran serta peserta. b. Mengucapkan salam Menjawab salam penutup

3.

Evaluasi

7 menit

4.

Penutupan (terminasi)

1 menit

J. Uraian Tugas/ Pembagian Peran 1. Tugas Moderator a. Membuka acara. b. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan mengatur jalannya

acarapenyuluhan. c. Menutupkan acara. 2. Tugas Penyaji a. Menggali pengetahuan peserta. b. Menjelaskan pokok bahasan penyuluhan. c. d. Bertanya pada peserta. Menyimpulkan materi.

J. Pengorganisasian Moderator : Novi Kusumastuti Penyaji : Wilis Laksari Putri Adjie

K. Kriteria Evaluasi Observasi a. Evaluasi struktur 1. 2. 3. Peserta yang telah hadir Pelaksanaan penyuluhan Sarana/ prasarana

b. Evaluasi proses 1. 2. 3. c. Moderator membuka acara penyuluhan Di lanjutkan sesuai dengan kegiatan penyuluhan Peserta melakukan Tanya jawab

Evaluasi Hasil 1. Peserta diharapkan 2. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan yang di rencanakan. mampu memahami materi penyuluhan sesuai yang

Lampiran 1. Materi Penyuluhan 2. Leaflet

L. Daftar Pustaka http://www.scribd.com/doc/56037942/SAP-Komkes https://www.google.co.id/#q=waspada+bahaya+kemasan+atau+bung kus+makanan Https://www.google.co.id/#q=waspada+bahaya+kemasan+atau+bung kus+makanan Http://zoehrie.blogspot.com/2007/09/bahaya-dibalikkemasanmakanan.html

Lampiran Materi Sikap hati-hati dan waspada sangat dibutuhkan agar dapat menghindar dari bahaya bungkus pengemas mengandung racun. Barang yang mungkin biasa kita pakai untuk membungkus makanan dan minuman ternyata dapat menimbulkan dampak dan efek luar biasa buruk bagi kesehatan tubuh kita. Styrofoam, kertas koran, kertas bekas, melamine beracun, daur ulang plastik bekas, plastik air minum dalam kemasan, dan lain sebagainya. Perkembangan teknologi tidak hanya membawa kebaikan saja, namun juga keburukan. Dalam dunia kemasan atau bungkus makanan minuman terjadi perubahan yang pesat, dari yang dulunya hanya pakai daun pisang dan tanah liat, sekarang sudah bisa menggunakan plastik, kertas, beling dan lain sebagainya. Di bawah ini merupakan beberapa macam / jenis kemasan makanan dan minuman yang harus anda waspadai karena bisa saja mengandung zat berbahaya bagi kesehatan tubuh anda : 1. Pembungkus Kertas Non Makanan Hati-hati jika membeli makanan yang dibungkus kertas biasa, kertas koran, kertas majalah, dan lain sebagainya. Terkadang kertas pembungkus yang kontak langsung dengan makanan tidak didesain khusus untuk makanan sehingga mengandung zat berbahaya seperti timbal, karbon, dan lain sebagainya. Timbal dapat mudah berpindah ke makanan jika terkena minyak dan panas yang mampu menyebabkan pucat, kelumpuhan. Jadi bagi anda yang suka membeli gorengan, sayur-sayuran, kue, roti, dan lain-lain yang dibungkus dengan kertas bekas atau kertas bukan untuk makanan seperti kertas koran, kertas majalah, kertas prinan, dll, gunakanlah piring atas wadah lainnya yang didesain khusus untuk makanan. 2. Pembungkus Styrofoam/ Stereofoam / Polystyrene Bungkus yang umumnya berwarna putih dan kaku ini sering dijadikan kotak bungkus luar makanan. Tadinya bahan ini dipakai untuk pengaman barang non makanan seperti tv, komputer, radio, dll agar tahan

benturan ringan, namun pada saat ini dipakai sebagai kotak makanan. Kegunaan yang mudah, praktis, enak dipandang, murah, anti bocor, tahan suhu panas dan dingin seolah membutakan kita akan dampak dan efek bagi lingkungan serta tubuh manusia.

Bahayanya yaitu jika makanan tersebut kontak langsung dengan lapisan sterofom. Lapisan sterofoam tersebut jika terkena panas dapat mencairkan banyak residu sterofom yang bisa menyebabkan endocrine disrupter akibar zat karsinogen yang beracun. Umumnya pembungkus makanan ini sudah menjadi salah satu pilihan pembungkus favorit tukang somay, tukang bubur ayam, tukang nasi, tukang nasi goreng, tukang mi tektek, tukang capcay, mie instan, dan lain sebagainya.

Selain itu bahan Styrofoam bersifat tahan lama yang tidak akan terurai secara alamiah dalam waktu puluhan atau mungkin bahkan ratusan tahun. Jika dibakar, maka racun yang menguap ke udara jika terhirup akan menetap di dalam tubuh serta dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Sebaiknya mulai dari diri sendiri tidak menggunakan dan tidak membeli makanan mimuman yang memakai stairofoam sebagai kemasan agar tidak terkena dampak yang merugikan diri kita sendiri, orang lain dan juga lingkungan sekitar kita. Lebih baik membawa tupper ware, piring atau rantang sendiri untuk membawa makanan kesukaan kita. 3. Plastik Air Minum Dalam Kemasan / AMDK Botol dan gelas air minum seperti aqua, vit, 2tang, dan sebagainya dengan bahan polyethylene terephthalate atau PET

mengandung zat karsinogen yang dapat membahayakan kesehatan tubuh manusia apabila terminum bersama minuman. Kemasan PET tersebut hanya aman digunakan beberapa kali saja, dengan suhu normal, tanpa dicuci-cuci, tidak kena sinar matahari. Jika kita menggunakan botol atau gelas amdk tersebut berulangulang kali, maka bisa jadi racun karsinogen tersebut larut dalam air yang kita minum dan dalam jangka panjang akan memberikan efek yang merugikan kesehatan. Oleh sebab itu sebaiknya kita tidak memakai ulang botol dan gelas air minum kemasan dan hanya menggunakan kemasan minuman khusus untuk minuman yang aman dari zat-zat berbahaya.

4. Hasil Daur Ulang Plastik Bekas Hati-hatilah jika anda menggunakan wadah atau pembungkus makanan dan minuman. Teliti dulu apakah benda-benda yang kontak langsung dengan makanan seperti piring, gelas, sedotan, plastik kresek, pelastik es, kertas coklat berlapis plastik, dan lain-lain dibuat dari biji platik baru atau biji plastik bekas. Barang-barang yang terbuat dari plastik bekas dapat

menimbulkan berbagai penyakit yang merugikan kesehatan kita. Umumnya para pedagang kaki lima menggunakan plastik baru tapi bekas untuk mengemas makanan produksi mereka karena harganya murah, mudah dan praktis. Mereka tidak tahu kalau plastik kresek itu dibuat dari plastik bekas baik dari tempat sampah, pelastik bekas bahan kimia, plastik beracun, ember somplak, mainan plastik beracun, plastik aqua bekas dan plastikplastik menjijikkan lainnya yang mengandung zat berbahaya. Plastik bekas biasanya memiliki tekstur yang agak kasar, kurang elastis, ada bercak-bercak, dan sebagainya tapi tidak menutup kemungkinan kalau plastik yang bagus terbuat dari bahan plastik bekas berbahaya bagi kesehatan kita. 5. Piring, Mangkok, Gelas dan Barang Berbahan Melamin / Melamine Bahan melamin untuk pembuatan barang rumah tangga seperti piring, gelas, mangkuk, mug, cetok, sendok, garpu, dan sebagainya ternyata tidak semuanya aman bagi kesehatan kita dan dapat memicu kanker. Selain harga yang murah, bentuknya yang beraneka ragam, ringan dan tahan banting menjadi primadona dalam perkakas rumah tangga di masyarakat. Jadi anda diharapkan lebih selektif dan waspada dalam membeli perangkat rumah tangga termasuk produk yang dijual di hipermarket, supermarket dan minimarket walaupun ritel tersebut termasuk modern serta melakukan pengawasan ketat terhadap barang dagangannya. Berdasarkan uji klinis terdapat sebagian merek produk melamine di Indonesia yang mengandung racun formaldehid atau formalin. Racun tersebut adalah merupakan hasil polimerisasi yang tidak sempurna sehingga menghasilkan residu formaldehid yang menempel pada barang-

barang tersebut. Apabila residu itu ikut nimbrung masuk ke dalam perut badan kita melalui makanan dan minuman, maka bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti kanker dan penyakit lain yang sangat berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai