Anda di halaman 1dari 6

Laboratorium kristalografi dan mineralogi 2013

Kalimantan Timur merupakan propinsi yang terletak pada koordinat 113044-119000 dan BT 4024 LU-2025 LS terluas di Indonesia, dengan luas wilayah kurang lebih 245.237,80 Km2 atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11 % dari total luas wilayah Indonesia. Propinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur. Secara administratif, Provinsi Kalimantan Timur terbagi menjadi 9 kabupaten dan 4 kota dengan Samarinda sebagai ibukota provinsi. Daerah ini memiliki sumber daya alam yang melimpah, baik berupa pertambangan seperti emas, batubara, minyak dan gas bumi, juga hasil-hasil hutan yang pada umumnya belum dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, daerah Kaltim memiliki lahan kering yang tingkat kesuburannya sangat baik untuk pengembangan usaha perkebunan, seperti perkebunan kelapa, coklat, karet, kelapa sawit, dan lada. Perkebunan karet dan kelapa sawit banyak terdapat di Pasir dan Kutai. Perkebunan ini sangat potensial untuk dijadikan andalan, mengingat nilai ekonomisnya sangat tinggi. Perkembangan sektor kelautan dan perikanan menjadi sektor unggulan bagi pertumbuhan ekonomi, potensi sumberdaya ikan yang cakup besar, di antaranya Wilayah ZEEI (Zone Ekskfusif Indonesia) di laut Sulawesi seluas 297.813 km. Penangkapan di pantai seluas 12.000.000 ha, terdapat lahan yang digunakan untuk budidaya air payau seluas 91.380 ha, ditimbang parairan umum seluas 2.773.937 ha. Peluang ekspor hasil perikanan sebagian besar ke negara Jepang dan ke beberapa negara tujuan seperti Amerika Serikat, Hongkong, Malaysia, Singapura beberapa negara Eropa. jenis komoditas yang diekspor adalah udang beku (bentuk olahan headless & peeled) yang terdiri atas udang windu dan udang putih, udang segar, ikan tenggiri, ikan hidup berupa ikan berutu, ikan kerapu, lobster serta kepiting, labi-labi, kura-kura, dan cacing laut. Kalimantan Timur merupakan peluang pasar yang cukup tinggi untuk sektor peternakan.

Nama : Teddy Saputra Harahap NIM : 111130071 Plug : 9

Page 1

Laboratorium kristalografi dan mineralogi 2013

Potensi sumber daya lahan sebagai basis ekologis pengembangan ternak dan pakan sangat mendukung. Potensi sumber daya lahan Kalimantan Timur dapat menampung 734.050 satuan ternak ruminansia atau setara dengan 968.000 ekor ternak sapi. Sementara populasi yang ada masih sangat kecil sehingga sampai saat ini sangat tergantung pada pasokan dari luar. Komoditi peternakan sebagian besar dipasok dari luar daerah yaitu berupa ternak potong, daging, susu dan telur. Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi, sekitar 70% yang dipotong berasal dari luar atau antara 30.000 - 36.000 ekor. Potensi sumberdaya alam dan sumberdaya mineral yang cukup besar dilihat dari segi geologi dan potensi lahan galian sangat mempunyai daya tarik yang cukup tinggi dimata para investor bidang pertambangan, namun masih banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal terkait dengan masih perlunya secara terus menerus informasi geologi sumberdaya mineral dalam rangka mengelola sumberdaya mineral, energi, air tanah, pengelolaan lingkungan, investasi bencana alam, penggunaan lahan dan penataan ruang wilayah pertambangan. Saat ini terdapat enam perusahaan yang telah memproduksi minyak bumi, masing-masing Pertamina, OPEP Sangata, tiga perusahaan asing serta dua perusahaan swasta nasional. Potensi sumber energi Kaltim terbagi dua, yakni energi tak terbarukan dan energi terbarukan. Energi tak terbarukan seperti batu bara yang kini memiliki cadangan sekitar 38 % perhitungan secara nasional dengan kapasitas produksi sekitar 93 juta ton / tahun atau sekitar 68,5 persen. Jadi jika produksi batu bara diasumsikan tetap dengan cadangan yang ada, maka cukup untuk 90 tahun kedepan. Jadi tambang batu bara masih cukup potensial. Sedangkan untuk gas bumi di Kaltim masih berpotensi dalam perhitungan secara nasional mencapai 26,2 % dengan produksi sekitar 37 % secara nasional. Jika diproduksi terus hingga kondisinya saat ini masih bertahan 20 tahun. Demikian juga dengan minyak bumi hanya bertahan sampai 10 tahun kedepan. Selain batu bara, minyak bumi dan gas masih terdapat sumber energi lainnya yaitu gas metan. Saat ini, masih dalam riset Departemen Energi dan Mineral.
Nama : Teddy Saputra Harahap NIM : 111130071 Plug : 9 Page 2

Laboratorium kristalografi dan mineralogi 2013

Namun demikian dalam proses eksploitasi dan eksplorasi kekayaan alam di Kaltim yang juga memiliki kepentingan devisa negara maupun daerah perlu memperhatikan dari segi lingkungan yang dapat mengakibatkan dampak baik ke masyarakat maupun secara global. Potensi industri di Kalimantan Timur, baik yang memanfaatkan sumber daya alam, khususnya industri pengolahan hasil hutan, perkebunan, dan hasil laut, maupun yang berbasis iptek, seperti petrokimia, peralatan pengeboran lepas pantai, metanol, dan galangan kapal, masih memiliki peluang dan potensi yang besar untuk dikembangkan secara lebih modern. Potensi tersebut sebagaian bersifat indikatif dan sebagian lagi sudah terdeteksi. Potensi sumber daya mineral tersebut meliputi emas, besi, timah hitam dan seng, batu gamping, gypsum, batu pasir, batu bara, andesit/dioret, koral, batu garam, pasir kuarsa, kaolin, bond clay, antimoit, perak, intan, kristal kuarsa, lempung, batuan beku, granit, batu apung, kerakal, selisified wood. Potensi yang sudah terdetiksi antara lain; emas sebanyak 176 ton di Kutai Barat, batu gamping 654 ribu ton di Malinau, 25 ribu ton di Nunukan, 12,32 juta ton di Kutai Barat, batu bara sebanyak 13,46 juta ton di Kutai Barat, sirtu sebanyak 2,50 juta ton Nunukan, 6,01 juta ton di Kutai Barat, pasir kuarsa sebanyak 1 milyar ton di Nunukan.Kaltim mempunyai potensi batu bara yang cukup besar. Potensi batu bara di Kaltim saat ini diperkirakan sekitar 19,567 triliun ton dan cadangan batu bara mencapai 2,410 triliun ton.Pada tahun 2004, produksi batubara di Kaltim baru mencapai 66 juta ton. Dan pada tahun 2005, mencapai 80 juta ton.Oleh karena itu, pertambangan batubara menjadi andalan Kaltim sebagai penyumbang pendapatan daerah. Batubara asal Kaltim telah diekspor ke beberapa negera Asia, seperti Jepang, Korea Selatan, Thailand, Taiwan dan ke Australia. Menteri Energi Dan Sumber daya Mineral telah mengeluarkan Surat Keputusan No.2934 Kl30/MEM/2012Tentang Penetapan Kebutuhan Dan Persentase Minimal Penjualan Batubara Untuk Kepentingan Dalam Negeri tahun 2013. Keputusan Menteri ESDM tersebut mengamanatkan, tahun 2013 ini, Badan Usaha Pertambangan Batubara diwajibkan untuk memenuhi persentase minimal penjualan batubara untuk kepentingan dalam negeri sebesar 20,30%.

Nama : Teddy Saputra Harahap NIM : 111130071 Plug : 9

Page 3

Laboratorium kristalografi dan mineralogi 2013

Prosentase untuk kebutuhan domestik tersebut diperoleh dari perkiraan produksi batubara pada tahun 2013 sebesar 366.042.287 ton, yang berasal dari, 45 perusahaan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara, 1 perusahaan Badan Usaha Milik Negara dan 28 perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan. Pemerintah memperkirakan kebutuhan batubara untuk kepentingan dalam negeri (end user domestic) bagi pemakai batubara tahun 2013 adalah sebesar 74.320. ton dengan rincian, 60,49 juta ton untuk kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), 0.74 juta ton untuk metalurgi dan untuk kebutuhan pupuk, semen, tekstil dan pulp sebesar 13,09 juta ton. (SF) Kajian zonasi daerah potensi batubara untuk tambang dalam dilakukan pada Cekungan Tarakan dan Sub Cekungan Berau Provinsi Kalimantan Timur, yang dibatasi oleh koordinat 145?00 sampai 43000 Lintang Utara dan 1161500 sampai 1181500 Bujur Timur. Secara administratif wilayah kerja termasuk dalam Kabupaten Berau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, serta Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Timur. Parameter yang digunakan untuk penyusunan zonasi daerah potensial bagi tambang batubara bawah tanah ini antara lain: kemiringan lapisan batubara (dip), ketebalan lapisan batubara, serta nilai kalori batubara. Sumber data yang digunakan berupa data sekunder yang berasal dari laporan penyelidikan batubara yang dilakukan oleh instansi pemerintah maupun laporan dari perusahaan-perusahaan batubara (PKP2B dan KP). Kegiatan ini berhasil menyusun zonasi daerah potensial bagi tambang dalam batubara di daerah Berau, Bulungan, dan Simenggaris dengan kedalaman maksimum zona sampai dengan 500 m di bawah permukaan.Penggunaan batubara sebagai sumber energi alternatif selain minyak dan gas bumi terus meningkat. Tingginya konsumsi batubara didukung oleh berlimpahnya sumberdaya batubara di bumi Indonesia. Data terakhir menunjukkan bahwa sumberdaya batubara Indonesia sekitar 61 miliar ton (DIM, 2005). Angka ini diperoleh dari data permukaan sampai kedalaman maksimum 100 m dari singkapan. Umumnya tambang batubara di Indonesia dilakukan dengan teknik penambangan terbuka (open pit mine). Teknik ini dipilih karena batubara di Indonesia umumnya mempunyai kelebihan terletak tidak jauh dari permukaan.

Nama : Teddy Saputra Harahap NIM : 111130071 Plug : 9

Page 4

Laboratorium kristalografi dan mineralogi 2013

Selain itu metode tambang terbuka juga relatif lebih murah dibandingkan dengan tambang bawah tanah (underground mine). Namun tambang terbuka ini menimbulkan dampak yang sangat buruk terhadap lingkungan di sekitarnya. Selain itu tambang terbuka umumnya hanya dilakukan dengan stripping ratio (SR) 1 : 7. Untuk SR yang lebih tinggi biasanya tambang tersebut ditinggalkan dengan alasan resiko yang tinggi sehingga prinsip optimalisasi penambangan tidak tercapai. Pemerintah saat ini berusaha untuk menarik para investor agar mau bergerak dalam pengusahaan tambang batubara bawah tanah guna mengantisipasi terkurasnya cadangan batubara di permukaan. Memang ada beberapa perusahaan batubara yang sudah melakukan teknik penambangan bawah tanah seperti PTBA Ombilin, PT. Kitadin dan PT. Fajar Bumi Sakti. Namun jumlah produksinya sangat sedikit dibandingkan dengan pengusaha batubara yang melakukan tehnik penambangan terbuka. Minimnya jumlah tambang batubara bawah tanah ini mungkin salah satunya diakibatkan karena terbatasnya informasi mengenai tambang batubara bawah tanah, baik itu informasi geologinya maupun informasi mengenai sumberdaya batubara yang diperkirakan berpotensi untuk dikembangkan dengan metoda tambang bawah tanah. Dilain pihak, Kebijakan Batubara Nasional juga akan mendorong untuk pengembangan batubara dengan penambangan bawah tanah. Berdasarkan hal tersebut, Pusat Sumber Daya Geologi yang berada di bawah Badan Geologi Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, pada tahun 2006 ini melakukan suatu kajian mengenai zonasi daerah potensi batubara untuk tambang bawah tanah di Cekungan Tarakan, Provinsi Kalimantan Timur. Kajian ini merupakan salah satu pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari Kelompok Program Penelitian Energi Fosil, yaitu melakukan inventarisasi sumberdaya batubara, baik itu yang bersifat permukaan maupun bawah permukaan. Kegiatan ini dapat terlaksana dengan didukung pembiayaan dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2006. Maksud dan Tujuan. Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk mengantisipasi kekhawatiran akan terkurasnya cadangan batubara dan sekaligus agar terhindar dari dampak lingkungan yang diakibatkan oleh tambang terbuka. Tujuan dari pengkajian zonasi potensi daerah tambang dalam adalah untuk mengetahui seberapa besar potensi batubara Indonesia pada daerah pengandung batubara di kedalaman lebih besar dari 100 meter baik sumberdaya maupun kualitasnya.

Nama : Teddy Saputra Harahap NIM : 111130071 Plug : 9

Page 5

Laboratorium kristalografi dan mineralogi 2013

Disamping itu juga untuk perencanaan dalam pemilihan daerah yang akan dikembangkan eksplorasinya dikemudian hari. Secara geografis wilayah kajian dibatasi oleh koordinat 145?00 sampai 43000 Lintang Utara dan 1161500 sampai 1181500 Bujur Timur (Gambar 1). Penentuan batasan wilayah ini selain disesuaikan dengan judul kajian juga didasarkan pada kesinambungan pekerjaan yang serupa yang telah dilakukan sejak tahun 2004. Diharapkan dengan terselesaikannya kajian ini maka seluruh pantai timur Pulau Kalimantan sudah dikaji potensinya untuk pengembangan tambang dalam batubara.

Nama : Teddy Saputra Harahap NIM : 111130071 Plug : 9

Page 6

Anda mungkin juga menyukai