Anda di halaman 1dari 27

TUBERCULOSIS EXTRA PULMONAL

PENDAHULUAN
Demam reumatik merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik non supuratif yang digolongkan pada kelainan vaskular kolagen atau kelainan jaringan ikat.
Demam rematik akut adalah sinonim dari demam rematik dengan penekanan akut, sedangkan yang dimasuk demam rematik inaktif adalah pasien-pasien dengan demam rematik tanpa tanda-tanda radang.

90% serangan pertama pada umur 5-15 tahun dibawah umur 5 tahun sangat jarang

DRA kelainan imunologik terjadi akibat reaksi lambat infeksi Streptococcus beta hemolyticus grup A

Insidens di negara maju lebih daripada di negara berkembang

Definisi
Tuberkulosis ekstraparu

tuberculosis yang menyerang organ tubuh selain jaringan paru,misalnya pleura (selaput paru), selaputotak, selaput jantung, kelejar limfe, tulang,persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain.

Epidemiologi
Di negara berkembang tuberkulosis ekstraparu dari suatu negara ditemukan antara 4000/tahun. TB daya tahan tubuh yang rendah Penelitian di Amerika membuktikan bahwa anakanak dengan usia di bawah 15 tahun, dan orang tua

dengan usia di atas 65 tahun, perempuan, penduduk asing suatu negara lebih mudah untuk mendapatkan tuberkulosis ekstraparu.

Etiologi
Tuberkulosis ekstraparu disebabkan oleh kuman

Mycobacterium tuberculosis sebagai basil tuberkel merupakan salah satu dari tiga puluh genus Mycobacterium.

Faktor lingkungan
keadaan sosial ekonomi buruk
iklim dan geografi cuaca

Patogenesis
Streptokokus Streptokokus
Produk ekstrasel
imun tubuh yg mempunyai tingkat kepekaan berlebihan

cedera jaringan

Manifestasi klinis mayor


karditis artritis korea Sydenham eritema marginatum nodulus subkutan

Manifestasi klinis minor


Demam
Artralgia Nyeri abdomen Anoreksia, nausea, muntah

Dasar Diagnosis
Sangat mungkin 2 mayor atau 1 minor+2 minor Disertai bukti infeksi SGA ASTO meningkat Kultur (+) Meragukan 2 mayor 1 mayor +2 minor Tidak terdapat bukti infeksi SGA Pengecualian Diagnostik DRA dapat ditegakan hanya ditemukan korea saja.

Diagnosis
Diagnosis didasarkan atas kriteria mayor dan minor
Kriteria WHO 2004
Kategori Diagnosis Kriteria

DR serangan pertama
DR rekuren tanpa PJR DR rekuren dengan PJR Korea syendehan

2 mayor+1 minor dan 2 minor+bukti infeksi SGA


2 mayor atau 1 mayor +2minor+bukti infeksi SGA 2 minor+bukti infeksi SGA Tidak perlu kroteria mayor atau infeksi SGA

Pemeriksaan Laboratorium
Diagnostik DR 3 kriteria :

Bukti adanya infeksi Streptokokus yaitu dengan pemeriksaan ASTO 2. Reaksu fase (leukositosis,LED meningkat,dan CRP(+) 3. Bukti adanya keterlibatan jantung (interval PR yang memanjang pada EKG,sinus takikardi),toraks foto (perikarditis)
1.

Gambaran Ekokardiografi
Diagnostik miokarditis dan perikarditis
Kontraktilitis miokardium (EF) Derajat regurgitasi katup mitral dan aorta

Dimensi venrikel

Diagnosis Banding
1. SLE Penyakit autoimun disebabkan oleh tissue-binding

autoantibody dan kompleks imun radang

Diduga faktor genetik, infeksi dan lingkungan ikut

berperan pada patofisiologi SLE


Pemeriksaan

darah antibodi antinuklear

bisa menunjukkan

adanya

Seorang pasien diklasifikasikan menderita SLE

apabila memenuhi minimal 4 dari 11 butir kriteria

Diagnosis banding
2.

Artritis Reumatoid Juvennile penyakit kronis pada anak peradangan pada sinovium dan gejala sistemik usia di bawah 16 tahun Poliartritis lebih banyak pada anak Rheumatoid factor + (IgM) - 75% penderita; 95% + pada penderita dengan nodul subkutan.

Diagnosis banding
3.

Endokarditis bakterialis subakut infeksi pada endokardium (selaput jantung),epitel pembuluh darah dan katup jantung terjadi secara bertahap dan tersamar dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan hampir selalu menginfeksi katup abnormal maupun katup yang rusak

Streptococcus viridans (50-60%)


jantung normal, sel darah putih pada tubuh akan menghancurkan bakteri-bakteri yang beredar dalam aliran darah ataupun yang tersangkut pada katup

katup

Diagnosis banding
Demam reumatik Umur Rasio kelamin Kelainan sendi 5-15 tahun sama Artritis reumatoid 5 tahun Wanita 1,5:1 Lupus eritomatosus sistemik 10 tahun Wanita 5:1

Sakit
Bengkak Kelainan Ro Kelainan kulit Karditis Laboratorium Lateks Aglutinasi sel domba Sediaa sel LE

Hebat
Non spesifik Tidak ada Eritema marginatum ya

sedang
Non spesifik Sering (lanjut) Makular Jarang

Biasanya ringan
Non spesifik Kadang-kadang Lesi kupu-kupu Lanjut Kadang-kadang

10% 10% 5%

Respon terhadap salisilat

cepat

Biasanya lambat

Lambat / -

Penatalaksanaan
Terapi medikamentosa: 1. Eradikasi kuman Streptococcus beta hemolyticus

grup A

2. Obat analgesik dan anti-inflamasi

Tabel 2. Obat Antiradang yang Dianjurkan pada Demam Reumatik


MANIFESTASI KLINIS Artralgia PENGOBATAN Hanya analgesik (misal asetaminofen).

Artritis

Salisilat 100 mg/kgBB/hari selama 2 minggu, dan 75 mg/kgBB/hari selama 4 minggu berikutnya

Artritis + karditis tanpa kardiomegali

Salisilat 100 mg/kgBB/hari selama 2 minggu, dan 75 mg/kgBB/hari selama 4 minggu berikutnya

Artritis + karditis + kardiomegali

Prednison 2 mg/kgBB/hari selama 2 minggu dan diturunkan sedikit demi sedikit (tapering off) 2 minggu; salisilat 75 mg/kgBB/hari mulai awal minggu ke 3 selama 6 minggu

Penatalaksanaan-2
Terapi non medika mentosa

1. Diet
2. Tirah baring dan mobilisasi

Tabel 3. Pedoman Istirahat dan Mobilisasi Penderita Demam Reumatik


Artritis Karditis
minimal Tirah baring Mobilisasi bertahap di ruangan 2 minggu 2 minggu 3 minggu 3 minggu

Karditis tanpa Karditis


kardiomegali 6 minggu 6 minggu kardiomegali 3-6 bulan 3 bulan

Mobilisasi bertahap di luar ruangan

3 minggu

4 minggu

3 bulan

3 bulan atau lebih

Semua kegiatan

Sesudah 6-8 minggu

Sesudah 10 minggu

Sesudah 6 bulan

bervariasi

Komplikasi
Gagal jantung
Aritmia jantung Kelainan katup jantung

Pencegahan
Pencegahan sekunder oleh The American Heart

Association dan WHO


PENGOBATAN FARINGITIS (PENCEGAHAN PRIMER) PENCEGAHAN INFEKSI (PENCEGAHAN SEKUNDER)

1. a) b)

Penisilin benzatin G IM 600 000-900 000 unit untuk pasien < 30 kg 1 200 00 unit pasien > 30 kg a)

1.

Penisilin benzatin G IM

600 000-900 000 unit untuk pasien < 30 kg setiap 3-4 minggu

1.

Penisilin V oral:

b)

1 200 00 unit pasien > 30 kg setiap 3-4 minggu

250 mg, 3 atau 4 kali sehari selama 10 hari 1. Eritromisin: 1. Penisilin V oral:

40 mg/kg/hari dibagi dalam 2-4 kali dosis sehari (dosis maximum 1 g/hari) selama 10 hari

250 mg, dua kali sehari

3.

Eritromisin:

250 mg, dua kali sehari

3.

Sulfadiazin: 0,5 g untuk pasien < 30 kg sekali sehari 1 g untuk pasien > 30 kg sekali sehari

Prognosis
Pengamatan menunjukkan angka penyembuhan yang

tinggi penyakit katup bila profilaksis dilakukan secara teratur Profilaksis sekunder yang efektif mencegah kumatnya demam reumatik akut hingga mencegah perburukan status jantung

Kesimpulan
Demam reumatik adalah penyakit yang terjadi akibat

adanya faringitis yang disebabkan oleh Streptococcus beta hemolyticus grup A Insidens tertinggi penyakit ini ditemukan pada anak berumur 5-15
Manifestasi klinisnya terutama terkait dengan jantung,

sendi, dan otak.

Prognosis baik apabila ditangani dini dan baik.

Anda mungkin juga menyukai