Anda di halaman 1dari 26

,

PENCEMARi\N O! BENGAWANSOLOANTARADAEHAH
SOLO, KARANGANYAR DAN SRAGENJA\/'JATENGAH
LAPORANTEKNIS
OLEH:
AgusOjoko Utomo, SusiloAdjie, EmmyDharyati, Asyari Muaka
BALAI RISET PERIKANAN PERAIRA.N UMUM
PUSAT RISET PERIKANAN TANGKA.P
BADAN RiSETKELAUTAN DAN PERIKANAN
2010
.. ..
PENCEMARAN 01 BENGAWAN SOLOANTARAOAERAH
SOLO, KARANGANYAR OAN SRAGENJAWATENGAH
LAPORANTEKNIS
OLEH:
Agus Djoko Utomo,SusiloAdjie, EmmyDharyati, Asyari Muaka
BALAI RISET PERIKANAN PERAIRAN UMUM
PUSAT RISET PERIKANAN TANGKAP
BADAN RISET KELAUTAN DAN PERIKANAN
2010
.I
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Penelitian : Pencemaran Bengawan Solo di daerah Solo, Karanganyar dan
Sragen, Jawa Tengah
2.Team Peneliti Ir. Agus Djoko Utomo, M.Si Peneliti Utama
2 Emmy Dharyati, SE, M.Si Anggota
3 Drs. Susilo Adj ie Anggota
4 Drs. Asyari Anggota
3. Jangka Waktu Penelitian: 1 (satu) Tahun
4. Total Anggaran : Rp. 127.220.000.-
Palembang, 22 November 2010
erikanan Perairan Umum Peneliti Utama
C\
If. Agus i O ~ O U t ~
NIP. 19571014198403 1 004
RINGKASAN
..
Perairan Bengawan Solo sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk
sumberair minum, mencllci, pengairan, pertanian. Perairan Bengawan Solo juga sebagai
temp at hidup organisme air terutama ikan. Masyarakat setempat juga sering
mengkonsumsi ikan dari perairan Bengawan Solo. Bahan kimia terutama logam berat
yang ada dalam air maupun ikan sangat berbahaya bila dikonsumsi oleh manusia.
Info rrnas i tentang tingkat pencemaran di perairan Bengawan Solo sangat diperlukan agar
masyarakat setempat terhindar dari penyakit krorus yang disebabkan karena
mengkonsumsi bahan yang telah tercemar.
Perairan Bengawan Solo pada stasiun pengamatan Jurug (Solo), Acidatama
(Karanganyar), Tenggak (Karanganyar), Cemeng (Sragen) dan Jatimulyo (Sragen) belum
ada indikasi terce mar. Kadar oksigen secara keseluruhan pada masing-masing stasiun
pengamatan memperlihatkan kadar yang cukup baik. Kadar oksigen terlarut di perairan
sebaiknya lebih dari 4 mg/l. .K Cl dar karbon dioksida pada stasi un pengamatan
memperlihatkan kadar yang ag" tinggi yaitu di Jurug (Solo), Acidatama (Karanganyar),
Tenggak (Karanganyar) dan C cmeng (Sragen), Jatimulyo (Sragen) masing-masing 8.8
mgll; 7.92 mgll; 8.8 mgll; 7.04 .ngll dan 8.08 mg/1. Kadar ammonia bebas di stasiun
pengamatan Acidatama (KaraIi !anyar) dan Cemeng (Sragen) menunjukkan angka yang
relatiftinggi masing-masing 2 . ~ 15 mgll dan 2.145 mg/1. Kadar fenol to aJ i J g
0,082 mgll, Cemeng (Sragen) =- 0.075 mgll dan Jatimulyo (Sragen) = 0. 080 mg. l. ~ a d a :
minyak-Iemak di stasiun pC'1gamatan Jurug (Solo) = 4,5 mg 1: A id taina
(Karanganyar) = 5,65 mgll, 1 enggak (Karanganyar) = 2,70 mg/1, Cemeng (Sragen
2.65 mgll dan Jatimulyo (Srage ) =2.74 mgll.
II
..
PRAKATA

Kegiatan penelitian Pencemaran Bengawan Solo di daerah Solo, Karang Anyar
dan Sragen, Jawa Tengah yang direncanakan sampai bulan November 2010. Kegiatan
penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data atau informasi ten tang kualitas air
(Iogam be rat dan non logam berat) dan kandungan logam berat dalam beberapa tubuh
jenis ikan. Data dan informasi tersebut sangat diperlukan agar masyarakat setempat bisa
terhindar dan penyakit kronis yang disebabkan karena mengkonsumsi bahan yang
tercemar.
Penelitian bersifat survei lapangan yang melibatkan empat orang peneliti dari
Balai Riset Perikanan Perairan Umum Palembang. Disamping itu juga dibantu oleh
beberapa pembantu lapangan untuk pengumpulan data dan pelaksanaan kegiatan di
iapangan. Penelitian dibiayai oleh anggaran Kedeputian Bidang Pengembangan
Sipteknas, Kementerian Riset dan Teknologi tahun 2010 sebesar Rp 127.220.000
yang terdiri dari Gaji dan Upah, Bahan Habis Pakai, SeminarlPerjalanan dan Biaya Lain-
lain.
Laporan ini merupakan laporan akhir dengan tiga kali survei oleh sebab itu masih
oanyak kekurangan, sehingga penulis mengucapkan terima kasih atas koreksi yang
ersifat membangun.
Pal em bang, 22 November 2010
PenuJis
11

DAFTARISI
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
RINGKASAN
PRAKATA
DAFTAR lSI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1. PENDAHULUAN
BAB II.. TINJAUAN PUSTAKA
BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT
BAB IV. METODOLOGI
4.1 Waktu dan Tempat
4.2 Parameter yang diambil
4.3 Analisis Data
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
5.2 Pembahasan
3 .\B VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
:>AFTAR PUSTAKA
t V
..
Halaman
11
III
lV
v
Vl
2
3
4
4
6
6
8
8
8
..
DAFTAR TABEL
Tabel 1. ParameterdanMetodeAnalisis Sampe\Air
Tabel 2. Hasil PengamatanKualitasAir
v
..
PENCEMARAN 01 BENGAWAN SOLO ANTARA OAERAH
SOLO, KARANG ANYAR DAN SRAGEN JAWA TENGAH
Agus Ojoko Utomo, Susilo Adjie, Emmy Oharyati, Asyari Muaka
Abstrak.
Bengawan Solo merupakan sungai yang sudah banyak mengalami perubahan oleh
Waduk, Bendungan, Sodetandan lain sebagainya. Bengawan Solo melewati Propinsi Jawa
Tengah dan Timur yang padat penduduk, sekitar 15,2 juta jiwa tinggal di SWS (Satuan
Wilayah Sungai) Bengawan Solo dan banyak terdapat industri. Permasalahan tersebut
dapat berpengaruh langsung terhadap kehidupan organisme air Kajian tentang parameter
fisika - kimia perairan diharapkan dapat memberikan informasi tentang status kualitas
perairan di Bengawan Solo. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah oksigen
terlarut, karbondioksida, pH, fenol, minyak-Iemak, amonia, Cd, Cr, Zn, Pb, Cu, CN. Ada
indikasi bahwa Bengawan Solo di daerah Solo-Sragen dan sekitarnya telah tercemar berat
dengan kualitas air jelek yaitu oksigen rendah (beberapa lokasi kurang dari 2 mg/I) ,
karbon dioksida tinggi (8,8- 34,32 mg/I), NH
3
- N bebas tinggi ( beberapa lokasi lebih dari
0,2mg/l) ,CODtinggi (1,64 - 172 mg/l), fenol tinggi (0,087- 1,431 mg/I), minyak lemak
tinggi (2,6 - 54,6 mg/I). Konsentrasi logam berat pada beberapa lokasi yaitu Kampuug
Sewu, BakKramat, Tundungan cukuptinggi yaitu Cr= 0,180- 0,375 mg/I,Cu= 0,026-
0,293 mg/I , Zn = 0,515 - 2,892 mg/l. Begitujugakandungan logam berat pada ikan sapu
sapu cukup tinggi pada beberapa lokasi (Kampung Sewu, Tundungan, Bak Kramat,
Butuh); Cr= 0,856- 2,154 mg/kg, Cu =3, 69- 198,48 mg/kg,Pb= 1,067- 2,006 mgikg,
Zn= 53,516- 102,285 mg/kg
Kata kunci : Pencemaran,kualitasair, sungai

I.PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang.
Bengawan Solo merupakan tipe sungai yang telah banyak mengalami modifikasi
dan padat penduduk di sekitarnya. Beberapa tipe modifikasi yang mempengaruhi bentuk
keaslian Bengawan Solo antara lain waduk, bendungan, sodetan, penimbunan rawa dan
lain sebagainya. Beberapa bentuk bendungan besar yang ada di sepanjang bengawan Solo
antara lain di Colo (Sukaharjo), Karang Nongko (Ngawi), Bojonegoro, Babat (Tuban),
Sembayat (Lamongan) dan lain lain. Beberapa waduk yang di aliran Bengawan Solo antara
lain Waduk Gajah Mungkur (di Wonogiri ), Waduk Botok (di Sragen), Waduk Gebyar (di
Sragen) dan bentuk sodetan (flood way) di Jabung (di Tuban).
Bengawan Solo merupdkan sungai terpanjang di Pulau Jawa ( 600 km), melintasi
dua Propinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan luas daerah pengaliran sebesar
km
2
16.000 (Anonim, 1997). Bengawan Solo mempunyai arti penting bagi pertanian,
perikanan, pariwisata, perkebunan, masyarakat dan kehidupan organisme air. Waduk,
bendungan dan sodetan dibangun untuk kepentingan irigasi ke lahan pertanian,
penanggulangan banjir, pembangkit tenaga listrik dan lain lai.il. Sebagai contoh \\!aduk
Gajah Mungkur Wonogiri dapat mengairi sawah seluas 33.200 ha dan pembangkit tenaga
listrik 12,4 MW, dapat mengurangi banjir di daerah Solo- Sragen serta sebagai sumber
daya air minum (Anonim 1992).
Permasalahan kcpadatan penduduk disepanjang sungai sedikit banyak akan
berpengaruh terhadap kondisi lingkungan perairan sungai, sekitar 15,2 juta jiwa tinggal di
SWS (Satuan Wilayah Sungai) Bengawan Solo, pembuangan limbah oleh penduduk ke
sungai akan menimbulkan pencemaran bahan organik di perairan. Oi sekitar Solo telah
banyak industri (kurang lebih ada 50 pabrik) yang antara lain adalah pabrik tekstil, alkohol,
penyamakan kulit, mono sodium glutamat dan lain lain. Permasalahan limbah industri
biasanya berupa bahan organik maupun anorganik dan sebaiknya limbah yang dibuang ke
sungai harus di olah lebih dahulu agar tidak mencemari sungai. Ikan hidup dalam media air
sehingga perubahan lingkungan perairan akan berdampak langsung terhadap kehidupan
I an.
"
1.2. Tujuan dan Manfaat.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang pengaruh pencemaran
terhadap kualitas air dan beberapa jenis ikan di Bengawan Solo. Diharapkan penelitian
tersebut dapat memberikan inforrnasi tentang status kualitas perairan di Bengawan Solo.
Informasi tersebut diharapkan dapat memberikan masukan untuk pengelolaan sumberdaya
perairan dan perikanan di Bengawan Solo.
Perairan Bengawan solo sering dimanfaatkan oIeh masyarakat setempat untuk
sumberair minum, mencuci, pengairan pertanian. Perairan Bengawan Solo juga sebgai
tempat hidup organisme air terutama ikan. Masyarakat setempat juga sering mengkonsumsi
ikan dari perairan Bengawan Solo. Bahan kimia terutama logam berat yang ada dalam air
maupun ikan sangat berbahaya bila dikonsumsi oleh manusia. In forrnas i tentang tingkat
pencemaran di perairan Bengawan Solo sangat diperlukan agar masyarakat setempat
terhindar dari penyakit kronis yang disebabkan karena mengkonsumsi bahan yang telah
tercemar.
..
II.TINJAUANPUSTAKA
.
Menurut penelitian terdahulu (Utomo et aI, 2004) bahwa perairan Bengawan Solo
terutama pada beberapa zona tengah ada indikasi telah tercemar cukup serius. Nilai COD di
desa Cemeng (Kabupaten Sragen) mencapai 127,5 mg/1. Perairan yang tidak tercemar, rulai
COD kurang dari 20 mg/I (UNESCO/WHOIUNEP dalam Effendi, 2000), nilai COD tinggi
menggambarkan banyak pencemaran kimiawi organic yang dapat menurunkan kandungan
oksigen di perairan sehingga akan mengganggu pernapasan organisme air.
Nilai oksigen terlarut di desa Tenggak (Kabupaten Sragen) terendah 1,94 mg/I
bahkan di desa Cemeng (Kabupaten Sragen) pernah tercatat mendekati 0 mg/1. Kandungan
oksigen di perairan yang baik untuk organisme air sebaiknya lebih dari 4 mg/I, oksigen
terlarut kurang dari 2 mg/I dapat menyebabkan kematian beberapa jenis ikan. Menurut
informasi dari masyarakat setempat di perairan desa Tenggak dan desa Cemeng dalam satu
bulan terjadi 3-4 kali pencemaran yang serius, airnya sangat berbau, ikan banyak yang
mabuk, kejadian ini oleh masyarakat setempat diberi istilah " PLADU".
Nilai karbon dioksida (C02) di Jurug (Solo), desa Tenggak dan Cemeng tertinggi
masing-masing adalah 14,44 mg/I; 12,32 mg/I; 34,32 mg/I. C02 yang tinggi diperairan
racun bagi ikan karena dapat mengganggu pernapasan, kandungan C02 sebaiknya
-urang dari 5 mg/ I, kandungan C02 lebih dari 10 mg/I yang disertai dengan oksigen yang
rendah dapat menyebabkan kematian beberapa jenis ikan. Kandungan C02 yang tinggi
_apat menyebabkan beberapa jerus ikan.
Kandungan Fenol di desa Tenggak dan Cemeng masing-masing 0,238-1,431 mg/ l
ian 0,259 mg/I. Kadar fenol lebih dari 0,01 mg/l bersifat toksik bagi ikan dan
:nengakibatkan perubahan sifat organoleptik air (UNESCO/ WHOIUNEP dalam Effendi,
_( 00)
Kandungan minyak-Iemak pada beberapa stasiun pengamatan Bendung Colo
' -abupaten Sukoharjo) 9,3 mg/I; Jurug (Solo) 8,6 mg/I ; Tenggak (Kabupaten Sragen) 8,7-
_--! .6 mg/l; Cemeng (Kabupaten Sragen) 25,6 mg/ I; Ngablak (Tuban) 6,7 mg/I. Kadar
-:: nyak-Iemak lebih dari 0,3 mg/I bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan air tawar
. dalam Effendi, 2000)
Kandungal1 ammonia pemah tercatat cukup tinggi pada beberapa stasiun yaitu di
B_ndung Colo 3,48 mg/I ; Kedung Jati (Wonogiri) 4,08 mg/I; Kali Bengawan (inlet waduk)
,
3,914 mgll; hilir waduk (outlet) 2,636 mgll; Jurug 6,4 mgll; Tenggak 21,67 mgll; Cemeng
19,05 mgll; Ngablak 4,14 mgll. Kadar ammonia be bas melebihi 0,2 mgll dapat
menyebabkan kematian beberapajenis ikan (Sawyer dan Mc Carty dalam Effendi, 2000)
Menurut infonnasi dari '.'- \'-\\ .!! tanggal 15 Agustus 2004 bahwa Pusat
Penelitian Universitas Negen Sebelas Maret Surakarta (UNS) menemukan adanya indikasi
Bengawan Solo tercemar Cd (Kadmium) dan Cr (Kromium) di ambang batas, kadar Cr
sudah mencapai 3,8-7,5 mg/kg, pada hal ambang batasnya hanya 2,5 mglkg. Pencemaran
tersebut telah menjadi bagian dan system produksi komoditi pertanian seperti padi ,
palawija dan air untuk kebutuhan rumah tangga.
Menurut penelitian terdahulu (Utomo el al 2004) selama penelitian telah di
dapatkan sekitar 40 jenis ikan di sepanjang Bengawan Solo, pada zona hulu (Wonogiri-
Sukohrujo) terdapat 20 jenis ikan. Pada zona tengah (Sukoharjo-Sragen) terdapat 13 jenis
ikan, berdasarkan hasil sampling dari nelayan di stasiun pengamatan desa Tenggak dan
Cemeng Sragen jenis ikan yang mendominasi adalah ikan sapu-sapu, pada saat tertentu
banyak ikan mabuk karena pencemaran dating yaitu: ikan tawes, garingan dan tagih.Pada
zona hilir (Sragen-Lamongan) terdapat 33 jenis ikan. Pada stasiun pengamatan di desa
Ngablak dan Simorejo (Tuban) banyak ikan local yang bemilai ekonomis penting antara
lain wagal , tagih, lumbet, betutu, jambal local dan lain-lain. Jenis ikan besar seperti jambal
dan tagih banyak ditemukan di lubuk sungai terutama saat musim kemarau.
III. METODOLOGI
3.1 Waktudan tempat.
Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2010 hingga bulan Desember 2010,
dilakukan samplig sebanyak 3 kali mewakili musim kemarau dan penghujan yaitu bulan
Mei 2010, September 2010, Nopember 2010. Stasiun pengamatan meliputi Solo, Karang
Anyar dan Sragen yang diduga telah banyak mendapat pengaruh pencemaran (Gambar 1).
3.2 Parameteryangdiambil.
Parameter kualitas air yang diamati dapat dilihat pada tabel 1. Pengambilan contoh
air juga menggunakan observer pada saat ada ikan mabuk karena adanya pencemaran.
Apabila pada suatu saat teIjadi pencemaran, ikan banyak yang mabuk maka observer wajib
mengambil contoh air dimasukkan dalam botol dan dicatat lokasi dan tanggalnya.
Untuk mengetahui kandungan logam berat pada daging ikan, maka dilakukan
analisa daging ikan, jenis ikan yang dipilih adalah ikan yang selalu berdada dilokasi
terse but yaitu ikan sapu-sapu, Lele dan Belut. Parameter logam berat dalam daging ikan
yang diamati yaityu Cr, Cu, Pb, Zn dan Cd.
Selain data primer, data lain yang diambil yaitu data sekunder dali tinstansi terkait
dan studi pustaka dari penelitian yang terdahulu
3.3 Anilisisdata.
Data kualitas air tiap stasiun dibuat tabulasi data untuk menggallibarkan nilai tiap
parameter dan tiap stasiun pengamatan. Disamping itu matrik dari parameter kualitas air
dan stasiun pengamatan dianalisis secara diskriftif berupa tabulasi data. Nilai ambang
batas yang dipakai yaitu berdasarkan Dep. Kesehatan Rl dan UNESCO.
----------------------------------------------------------
N
\
f
Keterangan:
7LS
A=Kampung
Sewu
B =Jllug
C=BakKramat
o=Tundungan
E=Butuh
F=Tenggak
G= Cemeng
H=JatiJAJIyo
8LS
111 BT 112 BT
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Bengawan Solo
.1
..
Tabel 1. Parameter dan metode analisis sampel air
Parameter Satuan Metode dan peralatan
1. Suhu
Uc
Insitu. Termometer
2. Kecerahan em lnsitu. Piring sechi
3. DHL /lSI em Insitu. SCT meter
4. pH pH unit lnsitu. pH universal indicator
5. Karbondioksida mg/ l Insitu,metode Winkler, titrimetri dengan NaOH
sebagai titrant
6. Oksigen terlarut mg/l Insitu,metode Winkler, titrimetri dengan larutan
thiosul fat sebagai titrant.
7. BOD mg/l lnsitu,metode Winkler, titrimetri dengan
larutan thiosulfat sebagai titrant
8. P0
4
mg/l Metode Vanadate molibdate,
Spectrophotometric
9. N0
3
mg/ l Metode Nessler, Spectrophoto metric.
I 10. COD
mg/ l Metode Dichromate Ref1ux, titrimetri dengan
standard ferrous ammOnIum suifat sebagai
titrant
11. N-NH3 mg/l Metode Phenate, Spectrophoto metric.
12. Fenol mg/l Metode extra.<;i khloroform. Spectro
photometric
I
13. Minyak lemak mg/l Metode Kjeldahl, gravimetric, exterasi
petroleum ,spectropho tometric
14. H
2
S mg/J Metode Phenate, Spectrophoto metric.
15. Cr.
Img/l
Chromatrographic, Spectrophotometric
16.Cd mg/l Atomic absorbtion, Spectrophotometric
17. Pb mg/! Dithizone, Spectrophotometric
18. Zn mg/ l Zincon, Spectrophotometric
I
19. Cu mg! l Bathocuproine, Spectrophotometric
..
IV. HASILDANPEMBAHASAN

4.1.Kualitas perairan
4.1.1. PencemaranDon logam.
Perairan Bengawan Solo terutama di Solo, karang Anyar dan Sragen menunjukkan
indikasi telah tercemar yang cukup serius (Tabel 2). Nilai COD di desa Cemeng (Kab.
Sragen) mencapai 127,5 mg/L. Perairan yang tidak tercemar nilai COD kurang dari 20
mg/L (UNESCO/ WHO/ UNEP yang dikutip oleh Effendi 2000). Nilai COD yang tinggi
menggambarkan banyak pencemaran kimiawi anorganik dan organik yang dapat
menurunkan kandungan oksigen di perairan sehingga akan mengganggu pemapasan
organismeair.
Nilai oksigen terlarut di Desa Tenggak dan Butuh (Kab. Sragen) terendah 1,94
mg/ I, Tundungan (Kab. Karang Anyar) terendah = 1,93 mg/I, bahkan di Desa Cemeng
(Kab. Sragen) dan Bak Kramat (Kab. Karang Anyar) pemah tercatat mencapai 0 mg/ I, .
Kandungan oksigen di perairan yang baik untuk organisme air sebaiknya lebih 4 mg/I,
sedangkan oksigen terlarut kurangdari 2 mg/I dapat menyebabkan kematian beberapajenis
ikan. Kandungan oksigen rendah di suatu perairan dapat disebabkan karena reduksi
oksigen oleh bahanpencemar yang masuk ke perairan. Menurut informasi dari masyarakat
setempat(Utomo,etal 2006)di perairan DesaTenggakdan DesaCemengdalam satu bulan
terjadi 3-4 kali pencemaran yang serius,yang menyebabkan aimya sangat berbau (sengak)
dan ikan banyak yang mengapung (mabuk). Kejadian ini oleh masyarakat setempat diberi
istilah "PLADU".
Nilai karbondioksida tertinggi di Jurug (Solo), DesaTenggak Cemeng.Kampung
Sewu,Tundungan, Bak Kramat, Butuh yaitu masing masing 14,44 mg/L, 12,32 mgIL dan
34, 32 mg/L, 13,2 mg/ I, 15,84 mg/I, 24,64 mg/l, 12, 32 mg/1. Karbondioksida (C0
2
) yang
tinggi di perairan bersifat racun bagi ikan karena dapat mengganggu pemapasan.
Kandungan karbondioksida yang tinggi dapatdisebabkan karena hasil dekomposisi bahan
pencemaran di perairan. Untuk kepentingan perikanan konsentrasi karbondioksida
sebaiknya kurang dari 5 mg/ I, konsentrasi karbondioksida 10 mg/I masih dapat ditolerir
oleh organisme akuatik untllk tumbllh namun kadar oksigen terlarut harus cukup (Boyd
1988 dalam Effendi 2000).
"
Kandungan fenol tertinggi di Desa Tenggak (Sragen), Cemeng (Sragen), Kampung
Serwu (Solo), Tundungan (Karang Anyar), Bak Kramat (Karang Anyar) masing masing
1,431 mg/l , 0,259 mg/l, 0, 184 mg/l, 0,082 mg/l dan 0,483 mg/1. Bila tidak ada pencemaran
kadar fenol di perairan alami sangat kecil, sumber fenol biasanya berasal dari hasil limbah
industri. Kadar fenol lebih dan 0,01 mg/L bersifat toksik bagi ikan dan mengakibatkan
perubahan sifat organoleptik air (UNESCO/WHOfUNEP dalam Effendi 2000).
Kandungan minyak-lemak pada beberapa stasiun pengamatan cukup tinggi seperti
di Juruk (Solo)= 8,6 mg/L, Kampung Sewu (solo)= 4,6 mg/l , Tundungan (karang Anyar) =
2,6 mg/I, Bak Kramat (Karang Anyar)= 5,8 mg/l, Tenggak (Sragen)= 8,7- 54,6 mg/L,
Cemeng (Sragen) = 25,6 mg/L, Keberadaan minyak-Iemak di perairan biasanya berasal
dari limbah domestik ataupun industri, kadar minyak-Iemak Iebih dan 0,3 mg/L bersifat
toksik bagi beberapajenis ikan air tawar (UNESCO/WHOfUNEP dalam Effendi 2000).
Kandungan amonia bebas (N-NH3) pernah tercatat cukup tinggi pada beberapa
stasi un yaitu di Juruk = 0,312 mg/L, Butuh = 0,103 mg/l , Tenggak = 1,057 mg/L, Cemeng
= 0,927 mg/L. Kadar amorua di perairan dapat berasal dari proses dekomposisi bahan
pencemaran organik. Kandungan amoni a yang tinggi di perairan merupakan indikasi
adanya pencemara.l1 bahan organik di perairan, kadar amonia bebas melebihi 0,2 mg/L
dapat menyebabkan kematian beberapa jenis ikan (Sawy er dan McCarty dalam Effendi
2000).
Kadar nitrit (N- N02) hampir di seluruh stasiun pengamatan tela.h mel ebihi an,=, aka
yang sudah di tetapkan. Nilai tertinggi pada stasiun pengamatan Kampung Sewu..
Tundungan, Bak Kramat, Butuh, Jurug, Tenggak , Cemeng, masing mas ing yaitu 1. 006
mg/l, 0, III mg/I , 0,339 mg/l , 0,310 mg/l , 2,006 mg/I, 0,06 mg/l, 0,101 mg/I Kadar rutrit
di perairan a1ami sekitar 0,001 mg/1 dan sebaiknya tidak meIebihi 0,06 mg/l, nitrit bersifat
racun bagi ikan. (Canadian Council of Resorce and Environment Ministers dalam Effendi ,
2000). Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik.
-l.1.2. Pencemaran logam berat di perairan.
Logam berat da1am perairan tidak mengalami regulasi oleh orgaJ1lsme alL terus
a kumul asi dalam tubuh, umumnya makin tinggi kandungan logam berat di perairan akan
crpengaruh terhadap j umlah logam berat yang terakumulasi dalam tubuh organi sme air.
Logam berat dalam tubuh manusia dapat lewat makanan, minuman dan udara yang dihirup.
..
Logam berat bersifat akumulatifdalam rantai makanan, konsentrasi akan meningkat pada
tingkat trofik level yang lebih tinggi, maka seperti ikan dan manusiapemakan ikan sangat
berpotensi terakumalasi logamberatdari percemarandi perairan.
Kandungan logam berat dapat dilihat di beberapa stasiun cukup tinggi. Kadar
kromium (Cr) telah melebihi ambang batas di Kampung Sewu = 0,375 mg/l; Bak Kramat
0,180 - 0,226 mg/l; Tundungan = 0,233 mg/ I. Kromium tennasuk unsur yang jarang
ditemukan pada perairan alanli (Effendi, 2000) . Kromium di perairan pada umumnya
berasaldari limbah industri logam, tekstil, kertas, penyamaan kulit,treatment wool dan lain-
lain. Kadar kromium yang aman bagi kehidupan akuatik adalah 0,05 mg/l (Moore dalam
Effendi, 2000 dan Peraturan PemerintahNomor82 Tahum 2001). Garam-garamkromium
yang masuk ke dalam tubuh manusia dengan jumlah cukup besar akan mengakibatkan
kerusakanpadasistem pencemaan(Effendi,2000).
Kadartembaga(Cu)telah melebihi ambang batas yaitu di KampWlg Sewu= 0,026
mg/ l , Kebak Kramat = 0,034-0,293 mg/ldan Tundungan = 0,050 mg/ I. Peraturan
PemerintahNomor 82 Tahun2001 menetapkan kadartembagadi perairanmaksimum 0,02
mg/I. Pada perair'an alami kadar tembaga biasanya lebih kecil 0,02 mg/1 (Moore dalam
Effendi, 2000). Biasanya terdapatdan limbah industri kawat, pelapis logam , pipa dan lain
sebaginya. Konsumsi air yang mengandung tembaga yang tinggi dapat mengaki batkan
kram perut, mual ,gangguanfungsi ginj aldan hati. Kadar zinc (Zn) di perairan Kampung
Sewu == 1,332 mg/I; Kebak Kramat = 0,968 - 2,892 mg/I, dan Tundungan = O.- 1': mgl.
Kadar Zn padaperairan alami sekitar kurang dan 0,05 mg/I (Moore dalam Effen i .2000 .
Kadar Zn di perairan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 maksimum
0,05 mg/1. Zn digWlakan pada industri besi baja, cat, karet, tekstil, kertas, bubur kertas
(EckenfelderdalamEffendi,2000).
4.2. Kandungan logam berat dalam ikan.
Kandungan logam berat dalam tubuh ikan Sapu Sapu cukup tinggi (Tabel 3 ).
Rozanah, 2004; kandungan Jogam berat di dalam makanan tak mengenal ambang batas,
karena bersifat akumulatif, wal aupun sedikit tetapi bila sering dimakan akhimya juga
banyak.
Kadar Cu pada ikan sapu-sapu di stasiun pengamatan Kebak Kramat dan Butuh
masing-masing3. 69- 198,48 mg/kg, ambang batasCu dalam bahan makanyaitu 20 mg/kg

(Dirjen POM 1989, dalam Dewi et al 2006). Dalam jumlah kecil Cu (1 mg/hari) diperlukan
tubuh untuk pembentuk Hb, Kolagen, pembuluh darah, myelin otak. Mengkonsumsi
daging ikan yang mengandung tembaga yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan syaraf,
otak fungsi ginjal , kerusakan komea mata dan hati.
Kadar Zn pada ikan sapu-sapu di Kampung Sewu, Tundungan, Bak Kramat,
Butuh berkisar antara 53.516 - 102,285 mglkg. Ambang batas kadar Zn dalam
makanan yaitu 100 mg/kg (Dirjen POM 1989, dalam Dewi et al 2006) . Unsur Zn
sebetulnya diperlukan untuk kesehatan tubuh namun dalam konsentrasi besar merupakan
racun, dapat menggantikan tempat mineral lain yang dibutuhkan tubuh, sehingga dapat
mengganggu sistem peredaran darah, anemia, kepala pusing dan sebagainya.
Kandungan Cr pada ikan sapu sapu di di Bak Kramat dan Butuh antara 0,856-
2,154 mgikg, ambang batas Cr dalam baha'1 makanan 2,5 mglkg. (Dirjen POM 1989, dalam
Dewi et al 2006). Dampak dari kelebihan Cr dalam tubuh dapat mengakibatkan
kerusakan fungsi peredaran darah, qangguan fungsi ginjal dan hati, imunitas menurun.
Dalam dosis kecil diperlukan tubuh untuk membantu metabolisme glucose, lemak dan
cholesterol agar normal.
Kandungan Pb pada ikan Sapu Sapu di Bak Kramat dan Butuh 2,004 - 2,006
mg/kg, ambang batas Pb dalam bahan makanan yai tu 2 mglkg. (Dirjen POM 1989. dalam
Dewi et al 2006). Tanda tanda pertama keracunan Pb yaitu sulit konsentrasi , depresi. sakit
kepaJa. Apabila sudah akut dapat menyebabkan gangguan fungsi syaraf. ginjal. ha i.
anemia, kejang kejang, epilepsi, gangguan reproduksi pada ibu yang hamil.
Pusat Penelitian UNS (Universitas Negeri Sebelas Maret di Surakarta Ja\\a Tengd:ll
2004, ada indikasi Bengawan Solo tercemar Cd dan Cr di ambang batas, kadar Cr sudah
mencapai 3,8 - 7,5 mg/kg padi , padahal ambang batasnya hanya 2,5 mglkg. Pencemaran
tersebut telah menjadi bagian dari sistem produksi komoditi pertanian seperti padi, palawija
dan air untuk kebutuhan rumah tangga.
Utomo e{ af 2006 melaporkan bahwa jenis ikan di bengawan Solo sekitar Solo-
Sragen didominansi ibn sapu sapu ( Liposarcus pardalis ). Ikan asli lainnya seperti Bader
(Barhodcs grmiono/us), Tagih (.Mystl-ls ncmurus). Wader (Rashora spp), Lele (Clarias spp),
Kutuk (Chol1no striata ) sek.arang sudah suli! didapatkannya. Hanya ikan sapu sapu yang
tahan tcrhadap konuisi ai r yang telah tercemar, ikan tersebut sekarang sudah mulai
dikonsumsi oleh masyarakat terutarna di daerah Cemeng-Sragen. Pada saat muslm
penghujan kadang kadang ada ikan (umwnnya Bader) dan hulu sungai (Wonogiri) hanyut
bersama arus ke hilir, sesampainya di daerah Solo-Sragen ikan tersebut mabuk karena
melewati perairan yang tercemar.
Berdasarkan hasil penelitian mahasiswa Program Diploma III Kesehatan
Lingkungan, Fakultas Kedokteran Universitas Muhamrnadiyah Surakarta (UMS) pad a
bulan Nopember 2004 ; ikan sapu-sapu di Bengawan Solo telah tercemar logam berat jenis
Cd dan Pb. Surat dari Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I, Direktorat Pengelolaan
Bengawan Solo di Surakarta yang ditujukan kepada Pemkab Blora, disebutkan bahwa
Sungai Bengawan Solo di Cepu sudah tercemar (Dirjen Pengairan PU, 1997). Hasil
pemantauan yang dilakukan pada bulan April hingga Mei 2005 itu menunjukkan
pencemaran di beberapa titik telah melampaui ambang batas, baik berdasarkan klasifikasi
kelas I maupun kelas II yang terdiri atas klonn bebas, deterjen, phospat, minyak-Iemak,
COD, BOD, DO, besi , krom dan tembaga. Pemantauan tersebut dilakukan pada sungal
Bengawan Solo dan kali Madiun pada 10 titik terutama pada ruas Jurug - Cepu.
Tabel 2. Fiskika- Kimia perairanBengawanSolodi Daerah Solo,KarangAnyar,Sragcn.
Kampung Jurug Bak Kramat Tundungan (Kr. Butuh Tenggak Cemeng
I No Parameter 5ewu (Solo) (Solo) (Kr. Anyar) Anyar) (5ragen) (5ragen) (5ragen)
5= 110. 54. 10 5 = 7 34' 5= 110. 53.02 5= 110. 52. 33 E= 111. 08. 93 5 = 7 23' 5 =7
0
20'
1 Posisi (GP5) E= 07. 45. 06 E=110 51' E = 07. 20. 38 E= 07. 32. 10 5= 07.20. 38 E = 110
0
57' E =111 0 4'
Ketinggian tempat
2 (m)) 103 137 95 92 78 109 109
3 5uhu ( C) 27-39 27-29 27-30 27 -29 28-29 25-29 25-29
~ .
Keeerahan (em) 10- 15 15-25 10-40
4 Oksigen (mg/L) 2,47- 7,20 5.5-7.09 0-4,0 1,93- 10,58 1,94- 4,77 1.94-9.41 0-9.54
5 CO2
12,32 - 13,2 3.52-14.44 17,6 - 24,64 8,8- 15,84 10,56- 12,32 9.33-12.32 12.32-34.32
~
6 pH 7- 7,5 7.0-8 7,5 7,5 - 8,0 7-7,5 7.0-8 7.5-8
-
7 DHL (/lSI em) 342 -432 375-540 377- 575 315-453 337-433 470-528 422-575
- -
_ ._- --
8 P- P0
4
(mg/L) - 0.079 - 0.11-2,12 0.183-6,96
9 N- N0
3
(mg/L) 0,096-1,006 2,195 0,91 0,055- 1,35 0,029- 1,477 2.8 8.8
'-'
10 BOD (mg/L) 1,38- 1,41 1.55-4.39 0,23 - 2,02 1.42-8.38 3.36-8.36
11 COD (mgl I) 1,644 1,656 8,32 5,491 1,83 16,56- 150,9 127, 512
12 Fenol (mg/L) 0,1842 - 0,4835 0,0816 - 0.238- 1,431 0.259
-- --. -
Minyak lemak
13 (mg/L) 4,6 8.6 5,6 2 ,6 - 8.7- 54 ,6 25.6
14 N- N0
2
(mg/L) 0,096- 1,006 p.033 -2,006 0,328- 0, 339 0,111 0,161-0,310 0.003- 0,06 0.003 - 0,101
-
--

N-NH3 (mg/L)
15 ( total) 0,250- 1,440
16
N-NH3 (mg/L)
0,005- 0,023
( bebas )
17 H2S (mg/l) 0,094
18 TDS (mg/l) 0,10- 190
19 TSS(mg/l) 0,08- 135
20 Cr (mg/l ) 0,375
21 Cu (mg/l) 0,026
22 Pb (mg/l) TT
23 Zn (mg/l) 1,332
24 Cd (mg/l) TT
26 CN (mg/l) TT
0.116 - 6,399 1,399- 1,95
0,006- 0,312 0,069-0,093
- 0,283
- 0,24- 240
- 0,10-4,0
-
- 0,180-0,226
- 0,034-0,293
- TT
- 0,968-2,892
- TT
-
- 0,001- 0,08
0,287 0,25- 2,15 0.15- 21,67 0.1- 19,05
0,014 0,012-0,103 0,007-1,057 0,005-0,927
0,094

- -
0,05-178 0,34-188 - -
80 0,1-188 - -
0,233 - - -
0,050 - - -
._---- - -
TT - -
-
0,515 - - -
-- . 1---
-
TT - - -
---
TT - - -
-
~ ..-- - "-- - - - --_._- --- - - - - - , - - ~ .. _.- . - .
Catatan (note): (.) = Tidak tereatat
(n') = Tidak terdekteksi.
I
-----
...
No
1
2
3
4
5
Tabel. 3. KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA IKAN SAPU-SAPU
Lokasi
Parameter
Cr(mg/kg)
Cu (mg/kg)
Pb (mg/kg)
Zn (mg/gr)
Cd (mg/gr)
Kampung Sewu
tt
17,86
1,067
53,516
tt
-
Catatan(Note) : tt=Takterdeteksi
Tundungan
tt
3,69
1,811
47,884
tt
- .
Kebak Kramat
0,856
51,33
2,006
102.285
tt
-
Butuh
2,154
198,48
2,004
-

83,333
tt
..
V. KESIMPULANDANSARAN.
5.1.Kesimpulan.
Perairan di Solo - Sragen dan sekitamya telah tercemar dengan indikasi
oksigen rendah, karbondioksida tinggi, COD tinggi, fenol tinggi, minyak lemak
tinggi. Kandungan logam berat seperti Cr, Cu dan Zn pada perairan di beberapa
lokasi antara lain Kampung Sewu Bak Kramat, Tundungan sudah melebihi ambang
batas. Bahkan kandungan logam berat Cr, Cu, Pb dan Zn pada ikan Sapu Sapu di
Lokasi Bak Kramatdan Butuhcukup tinggi.
5.2.Saran
Agar dilakukan pengendalian pencemaran di Bengawan Solo dengan cara
meningkatkan kesadaran bersama, pemantauan pembuangan limbah, dan penindakan
bagi pelaku.
J
20
VI. DAFTARPUSTAKA
..
APHA, 1981. Standard Methods for the Examinations of Water and Wastewater.
Washington DC.
Adjie S., A.D, Utomo dan N. Muflikah 2005. Kajian pencemaran dan biologi ikan
Jambal di Bengawan Solo. Laporan Teknis, Balai Riset Perikanan Perairan
Umum Palembang
Dewi ,J ., Hendrianto., Kumiastuti dan M. Brite 2006. Prosiding Seminar Nasional
Tahunan III Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. Bidang Ekologi dan
Toksikologi. www.semnaslwn_ugmj006. 13 Juli 2007.
Dinas Kehewanan, Perikanandan Kelautan Kab. Wonogiri, 2003. PengelolaanUsaha
Perikanan di WadukGajah MungkurKabupaten Wonogiri.
Dirjen Pengairan P.U 1997.Rencana Pengelolaan Lingkungan, Rencana Pemantauan
Lingkungan pada AMDAL Perbaikan dan Pengaturan Sungai Bengawan
Solo Bagian Hilir. Dirjen Pengairan - Dep. Pekerjaan Umum. Proyek Induk
Pengembangan Wilayah Bengawan Solo.
Effendi,H2000. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan SumberdayadanLingkungan
Perairan. Buku materi kuliah padaJurusanMSP Fak. Perikanan dan
Kelautan, IPB. Bogor. 259 hal.
Rozanah, A. 2004. PencemaeranTelukJakarta. www_republika_co-id.htm, 13 Juli
2006
Utomo,A.D. , S.Adjie., N.Muflikah., A. Wibowo. 2006. Di stribusijenisikan dan
kualitas perairandi Bengawan soJo. Juma1 PenelitianPerikanan Indonesia
Pusat Riset PerikananTangkapJakarta. 12 (2):89-103.
Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2004. Limbah Cr (Cromium) dan Cd
(Cadmium) di Karang Anyar, Solo sudah masuk ke dalam sistem pertanian
padi. www.Liputan6.com. SCTV, 15 Agustus2004.
Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2004. Ikan di Bengawan Solo sudah tercermar
logam berat. www.Liputan6.com.SCTV, 15 Agustus 2004.
Undip, 1992. Rencana Pengelo[aan Lingkungan Waduk Wonogiri. Dep. Pekerjaan
Umum - Pusat Penelitian Kependudukan dan LingkunganHidup Universitas
Diponegoro Semarang.
21
.. ..
Lampiran 1. Persentase amonia bebas terhadap amonia total
pH Suhu(C)
26 28 30 32
7,0 0,60 0,70 0,81 0,95
7,2 0,95 1,10 1,27 1,50
7,4 1,50 1,73 2,00 2.36
7,6 2,35 2,72 3,13 3,69 I
7,8 3,68 4,24 4,88 5,72
8,0 5,71 6,55 7,52 8,77
8,2 8,75 10,00 11,41 13,22
8,4 13,20 14,98 16,96 19,46
8,6 19,42 21,83 24,45 27,68
8,8 27,64 30,68 33,90 37,76
9,0 37,71 41,23 44,84 49,02
9,2 48,96 52,65 56,30 60,38
9,4 60,33 63,79 67,12 70,72
9,6 70,67 73,63 76,39 79,29
9,8 79,25 81,57 83,68 85,85
1O 85,82 87,52 89,05 90,58
10,2 90,56 91,75 92,80 93,84
Sumber(Source): Boyd 1988 dalam Effendi2000.
22

Anda mungkin juga menyukai