Anda di halaman 1dari 11

Wake Up!

janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali Imran 139)

Wake Up! Bangun dan terjaga! Tulisan ini tidaklah ditujukan padamu, Duhai pemuda yang taqwa, teguh beriman kepada Rabb Sang Pencipta. Keimanan pada Allah, menghujam kuat ke dasar hatimu, mengalun syahdu seirama nadimu, serta mengalir hangat bersama nafasmu. Walau berat, walau perih, walau tertatih, engkau tetap menjaga erat keimanan itu, hingga akhir waktumu. Tidak tergoyahkan, tidak terpatahkan, dan takkan pernah rela untuk tergantikan... Tulisan ini tidaklah pula dimaksudkan untukmu, Duhai pemuda yang shalih, tekun beribadah kepada Ilahi. Ketekunanmu beramal shalih dan beribadah, adalah buah dari benih cintamu kepada Allah Taala, yang tumbuh dalam hatimu menjadi pohon cinta. Pohon cinta itu berbuah di setiap musim, bersemi di sepanjang waktu. Engkau rela berpayah dalam ibadah, adalah sebagai bentuk syukurmu kepadaNya, serta disebabkan keyakinanmu yang kuat akan janji pahala dari Allah. Tak tentram hatimu jika engkau jauh dariNya. Maka engkau selalu berusaha mendekat kepadaNya, dengan sedekat-dekatnya... Tulisan ini tidaklah pula digoreskan untukmu, Duhai pemuda yang cerdas, pemilik anugrah ilmu dari Yang Maha Mengetahui Tanpa Batas. Wahyu Al Quran di awal kenabian, IQRA!, membekas kuat dalam benakmu. Hingga engkaupun menjadi begitu haus akan ilmu. Engkau memahami bahwa ilmu tidaklah mendatangi, tetapi didatangi. Maka engkau tempuh setiap

jalan

menuju

pintu

ilmu.

Engkau

meyakini,

jalan-jalan

itu

mampu

menghantarkanmu mencapai surga... Tulisan ini tidaklah pula dirangkai untukmu, Duhai pemuda yang mulia, penjaga akhlaq dalam laku dan tutur kata. Kesantunanmu berpenampilan, berpijak diatas komitmenmu terhadap syariat dalam dien ini. Lisan dan tanganmu pantang untuk menyakiti saudara seiman. Selalu berprasangka baik, rendah hati, memaafkan yang menyakiti, menebarkan salam dan senyum, adalah karakter yang ada pada dirimu. Teladan panutanmu adalah Muhammad Rasulullah, seorang manusia mulia dengan Al Quran sebagai akhlaqnya... Dan, tulisan ini tidaklah pula diarahkan padamu, Duhai pemuda yang giat, tak kenal lelah berkarya menebar manfaat. Engkau ingin menjadi sebaik-baik manusia, yakni mereka yang paling bermanfaat bagi sesama. Mengerahkan segenap potensi, memberikan kontribusi terbaik, agar hidup menjadi berarti. Tak pernah engkau biarkan waktu yang kau punya, berlalu begitu saja tanpa ada nilai dan makna. Kemalasan dan kesia-siaan adalah musuh abadimu... Duhai engkau, pemuda yang taqwa, pemuda yang shalih, pemuda yang cerdas, pemuda yang mulia, pemuda yang giat, tulisan ini tidaklah tertuju padamu... Wake Up! Bangun dan terjaga! Namun sungguh, Kalimat-kalimat pengingat ini adalah bagimu, Wahai pemuda yang lalai, mengaku beriman pada Allah dan hari akhir, namun tak jarang berbuat durhaka dan dosa kepadaNya! Bagaimanakah itu bisa terjadi?

Seakan engkau lupa bahwa Dia Maha Melihat lagi Maha Mengetahui... Bukankah tidak ada sejengkal pun tempat di muka bumi ini yang luput dari pengawasanNya? Kemanakah engkau hendak sembunyi? Tidakkah engkau sadar? Bahwa setiap dosa yang terbuat meninggalkan noktah hitam di hati, bahkan menyelimutinya bila tak segera diobati. Dan bahwa, kehilangan cinta Allah, adalah kehilangan segala-galanya. Sedangkan, kedurhakaanmu kepadaNya, sungguh akan mengikis cintaNya kepadamu... Itukah yang engkau harapkan? Sungguh, Barisan kata nasehat ini adalah untukmu pula, Wahai pemuda yang kikir, mengaku mencintai Rabb nya, namun begitu sedikit meluangkan waktu untuk beribadah kepadaNya! Malam-malam panjangmu terlalui dengan tidur pulas yang melenakan. Amat jarang engkau berdiri sholat di sepertiga malam terakhir. Siang harimu yang panas melelahkan, menjadikanmu enggan berlapar-lapar dan haus dalam puasa. Kenyang dengan beraneka

makanan, terpuaskan dengan beragam minuman, adalah hal yang biasa bagimu. Ribuan huruf Al Quran menunggu untuk kau eja, namun tak kunjung engkau membuka dan membacanya. Mushaf Al Quran milikmu, hening membisu tersimpan di rak buku, diam tak bicara di sudut meja. Juga, panggilan sholat yang bersahutan menyeru, tak menggerakkanmu untuk bersegera ke masjid menuju. Penyakit berlambat-lambat dan menunda sholat, telah menjangkitimu.

Renungkanlah, semakin engkau kikir dalam ibadah kepadaNya, niscaya semakin payah dan lelah dirimu dalam menjalani seluruh aktivitas. Darimanakah semangat dan kekuatan jika bukan dari Allah Yang Maha Kuat? Sungguh, Seruan kebaikan ini adalah untukmu juga, Wahai pemuda yang jahil, berharap Allah meninggikan derajatmu, namun semangatmu dalam mengkaji ilmu begitu redup! Gairahmu membaca buku dan kitab ilmu sungguh memprihatinkan. Penguasaanmu pada bidang ilmu yang

seharusnya menjadi kompetensimu, sangatlah lemah dan dangkal. Kepahamanmu dalam agama juga tidak layak untuk dibanggakan. Dimanakah hafalan Quranmu? Hanya segelintir ayat Al Quran saja yang mampu engkau hafal dengan baik. Itupun tanpa memahami dan menghayati kandungan maknanya. Hadits Rasulullah yang berjumlah ribuan, masih teramat sedikit yang telah kau pelajari. Cahaya ilmu belum menerangi hidupmu.. Sungguh, Bait-bait renungan ini juga ditujukan padamu, Wahai pemuda yang buruk, mengaku sebagai umat Muhammad dan menjadikannya sebagai qudwah, namun akhlaq yang melekat padamu begitu menyedihkan! Keangkuhan dan kesombongan, terbaca dari caramu memandang dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarmu. Kata-kata yang keluar dari lisanmu, tak jarang ternodai oleh ketidakjujuran, juga kata-kata yang menyakitkan. Membuka aib keburukan saudaramu seolah tanpa beban bagimu. Bahkan engkau tampak begitu menikmatinya. Caramu berpenampilan dan bertingkah laku, tak mencerminkan akhlaq seorang muslim yang santun juga ramah. Lalu, bagaimana mungkin orang-orang akan menaruh simpati kepadamu? Dan sungguh, Paragraf-paragraf penyemangat ini adalah untukmu pula, Wahai pemuda yang pemalas, berharap mimpi dan cita-cita terwujud, namun tak pernah memperjuangkannya dengan sungguh-sungguh! Saufa.. saufa.. nanti dan nanti... selalu ada alasan bagimu untuk menunda beramal. Engkau hanya pandai berangan-angan, tanpa memahami arti kesungguhan dan pengorbanan. Hari-harimu terisi dengan kesia-siaan yang melalaikan. Seluruh usiamu terlewatkan tanpa melahirkan karya yang membanggakan. Ingatlah, tidak akan bergeser kakimu kelak di hari penghitungan amal, sebelum engkau menjawab pertanyaan ini, masa muda dan usiamu telah engkau habiskan untuk apa?

Wahai engkau, Pemuda yang lalai, pemuda yang kikir, pemuda yang jahil, pemuda yang buruk, pemuda yang pemalas, kepada engkaulah tulisan ini ditujukan! Wake up! Bangun dan terjaga! Wahai pemuda yang lalai, Engkau layak bersedih ketika menyadari keadaan imanmu yang begitu rapuh juga ringkih. Namun, engkau patut bersyukur jika dikaruniai rasa malu yang mampu menghalangimu mendurhakai Tuhan mu. Setiap bisik dan ucapan terekam. Setiap lirik dan pandangan tercatat. Setiap gerik dan tindakan tertulis. Kelak, akan datang waktu dimana tangan dan kakimu, serta seluruh anggota tubuhmu, bercerita tentang apa saja yang telah engkau perbuat di dunia. Keburukan yang berserak diantara amal-amalmu akan ditampakkan. Renungkanlah, tidak ada yang rahasia dan tersembunyi pada hari penghitungan itu. Kini, telah datang waktu bagimu, untuk kembali tunduk pada kebenaran yang diturunkan Tuhanmu. Rebahkan kesombonganmu dan merendahlah. Letakkan dahimu merapat ke bumi, bersujud memohon ampun dan meng-eja pinta kepadaNya. Semoga Dia berkenan Mendengar doamu, meski kadang engkau lalai dari mendengar titahNya. Wahai pemuda yang kikir, Andaikan engkau bisa mengintip pahala dan balasan kebaikan yang Allah simpan untukmu, masihkah rasa malas dan enggan akan tetap membelenggumu untuk beribadah kepadaNya? Engkau tidaklah mengetahui seberapa banyak pahala yang telah engkau kumpulkan, sebagaimana engkau pun tidaklah memiliki pengetahuan tentang dosa-dosamu. Karenanya, bukan lagi saatnya bagimu untuk merasa serba cukup, begitu bersahaja, dan sangat minimalis dalam perlombaan amal akhirat di hadapan Allah! Rakuslah dalam meraup pahala, menggugurkan dosa-dosa...

Wahai pemuda yang jahil, Mereka yang tidak memiliki, tidaklah mungkin dapat memberi. Ada begitu banyak hal yang belum kau tahu, belum kau baca, dan belum kau dengar. Lalu, dengan bekal apakah engkau hendak beramal dan berkarya? Kemuliaan dan ketinggian derajat, dijanjikan kepada mereka yang memiliki kekayaan ilmu. Sedangkan mereka yang miskin ilmu, miskin pengetahuan, miskin pemahaman, sungguh akan terhina dan dikalahkan. Di dunia ini, tidak ada manusia yang rela menjadi pecundang. Setiap orang ingin menjadi pemenang. Begitu juga engkau, bukan? Ketahuilah, pelita ilmu adalah penerang jalan menuju kemenangan dan kesuksesan... Wahai pemuda yang buruk, Kedekatan dan hubungan baik dengan Allah, harus diimbangi pula hubungan yang baik dengan sesama manusia. Apalah artinya mengaku diri sebagai ahli ibadah terhebat, jika tangan dan lisan tidak terhalang dari menyakiti orang lain? Benahilah akhlaqmu. Berakhlaqlah sebagaimana akhlaq Rasulullah. Maka engkau tidak hanya akan dicintai oleh penduduk di bumi, tetapi juga oleh penduduk di langit... Wahai pemuda yang pemalas, Segeralah tersadar, bahwa ada batas waktu dalam hidupmu yang tak mungkin engkau lampaui. Pergunakan waktu yang tersisa untuk menghasilkan karya nyata. Berhentilah hidup untuk dirimu sendiri! Berhentilah menjadi egois! Hidup untuk diri sendiri hanya akan menjadikan dirimu hidup sebagai orang kecil dan akan mati sebagai orang kecil. Namun, hidup dengan memberi arti pada orang lain, akan menjadikan engkau hidup sebagai orang besar, dan akan mati sebagai orang besar. Sayyid Qutb, jika engkau mendengar tentangnya, telah membuktikan katakatanya itu.

Wake Up! Bangun dan terjaga! Wahai engkau, pemuda yang lalai, pemuda yang kikir, pemuda yang jahil, pemuda yang buruk, pemuda yang pemalas, Engkau sering mengeluh tentang kondisi duniamu. Bagimu, duniamu adalah dunia yang kacau dan hancur. Engkau berharap duniamu berubah menjadi dunia yang lebih baik, menjadi dunia yang engkau idam-idamkan. Namun sungguh aneh, engkau justru tak pernah berusaha mengubah keadaan dirimu yang terpuruk! Ketahuilah, tidak akan ada yang berubah dari duniamu, hingga engkau mengubah apa yang ada di dalam jiwamu. Jiwa yang tidur, bangunkanlah! Jiwa yang rapuh, kokohkanlah! Sesungguhnya, kemauan untuk berubah, menjadi lebih baik, letaknya ada pada jiwa. Tidaklah sama, mereka yang menyerah terjebak dalam kegelapan, dengan mereka yang berjalan membawa suluh terang mencahayai orang-orang di sekitarnya. Lalu, menjadi yang manakah engkau? Wake Up! Bangun dan terjaga! Wahai engkau, pemuda yang lalai, pemuda yang kikir, pemuda yang jahil, pemuda yang buruk, pemuda yang pemalas, Sudahkah sampai kepadamu kisah tentang Muhammad di usia belia? Inilah dia sepotong episode disaat Rasulullah masih kanak-kanak. Muhammad kecil, dahulu menjadi pembicaraan orang-orang Quraisy. Tahukah engkau mengapa? Ia, cucu Abdul Muthalib itu, tak pernah mau bergabung dengan anak-anak lain yang sedang bermain dan bercanda. Setiap kali diajak bergabung, ia memberikan jawaban yang begitu menakjubkan untuk anak seusianya, Bukan untuk ini aku diciptakan. Maha Suci Allah! Kesejahteraan atasnya, Muhammad Rasulullah...

Wahai engkau, pemuda yang lalai, pemuda yang kikir, pemuda yang jahil, pemuda yang buruk, pemuda yang pemalas, Lalu, untuk apakah engkau diciptakan? Darimanakah engkau berasal, dan hendak kemanakah engkau? Apa sesungguhnya hakikat dari hidupmu? Pernahkah engkau sejenak merenungkannya kembali? Wahai engkau, pemuda yang lalai, pemuda yang kikir, pemuda yang jahil, pemuda yang buruk, pemuda yang pemalas, Lihatlah dirimu! Bercerminlah! Apa yang bisa engkau banggakan di hadapan Allah Taala dari keadaanmu yang sekarang ini? Amal dan karya apakah yang hendak kau bawa ketika berjumpa denganNya kelak? Bagaimana mungkin engkau menghadapNya dengan tangan hampa? Tidakkah engkau malu? Lihatlah dirimu! Bercerminlah! Wahai engkau, pemuda yang lalai, pemuda yang kikir, pemuda yang jahil, pemuda yang buruk, pemuda yang pemalas, Tak bisa engkau menghentikan laju pasir waktu. Butir-butirnya turun berhamburan mengiringi peristiwa demi peristiwa. Engkau tidak tahu seberapa banyak pasir waktu yang masih engkau miliki. Maka, pada butir-butir terakhirnya yang kelak akan turun, dengan amal apakah engkau akan menutup sisa usiamu? Wake Up! Bangun dan terjaga! Wahai engkau, pemuda yang lalai, pemuda yang kikir, pemuda yang jahil, pemuda yang buruk, pemuda yang pemalas, Setiap pagi, engkau terbangun dan terjaga dari mimpi. Engkau membuka mata dan menyaksikan dunia sesungguhnya yang penuh dengan warna. Dunia dimana segala bahagia dan luka yang terasa, adalah nyata, bukan mimpi ataupun ilusi. Di dunia nyata itu pula engkau berlomba, menjadi manusia yang terbaik amalnya...

Wahai engkau, pemuda yang lalai, pemuda yang kikir, pemuda yang jahil, pemuda yang buruk, pemuda yang pemalas, Kepada engkaulah tulisan ini ditujukan. Terlampau lama engkau terbuai dalam tidur panjangmu, membiarkan potensimu membeku, terkubur, bahkan membatu. Saatnya untuk memecah kebekuan itu! Wake Up! Bangun dan terjaga! Menjadilah engkau pemuda yang taqwa, pemuda yang shalih, pemuda yang cerdas, pemuda yang mulia, juga pemuda yang giat. Belum terlambat untuk menebus kegagalankegagalanmu. Bersegeralah melakukan kebaikan, perbanyaklah melakukan kebaikan, hingga Allah pun bangga kepadamu.. Berkaryalah. Bekerjalah. Jangan menunda lagi. Sungguh, pasir waktu yang engkau miliki, telah semakin menipis. Maka, bergegaslah! Wake Up! ***

FORMULIR PENDAFTARAN ISLAMIC ESSAY AND POSTER COMPETITION 2010

Jenis Lomba Nama

: essay islami : Muhammad Dody Hermawan

Tempat,Tanggal Lahir Asal Institusi Alamat Institusi Alamat Rumah Email No Telp/ HP

: semarang 30 juni 1986 : Fakultas kedokteran UNS : Jl Ir Sutami 36 A surakarta : Jl Pandanaran 206 Boyolali : hiomoslem@yahoo.co.id : 0818.0459.0216

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ISLAMIC ESSAY AND POSTER COMPETITION 2010

Judul Essay

: Wake Up!

Nama Penulis / pembuat : Muhammad Dody Hermawan Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa InsyaAllah memang benar karya essay ini merupakan karya saya yang orisinil dan InsyaAllah belum pernah diperlombakan dan dipublikasikan di luar kegiatan Islamic Essay and Poster Competition 2010. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, dan apabila terbukti terdapat pelanggaran di dalamnya, maka saya InsyaAllah siap untuk didiskualifikasi dari lomba ini sebagai bentuk amanah saya.

Surakarta, 17 oktober 2010

(Muhammad Dody Hermawan)

Anda mungkin juga menyukai