Anda di halaman 1dari 38

BETON PRATEKAN

Pre Tensioning: Kabel ditarik dahulu baru kemudian beton di cor.

Kabel ditarik ditengah ZV = 0 Fz

a. Gaya tarik Zv=0, masih belum ada gaya tarik kabel

=0 ZV

b. Beton masih belum menerima tegangan. Gaya tarik kabel adalah sebesar Zv, dimana tegangan tarik kabel adalah Zv. Dimana tegangan tarik yang terjadi adalah regangan yang terjadi pada kabel adalah . , sedangkan

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

Regangan beton ZV

c. Anchor di lepas dan beton mengalami tekan sebesar Zv. Tegangan yang terjadi pada kabel adalah . Regangan kabel pada kabel menjadi

Tahapan pelaksanaan: Pada saat awal pada angker bekerja gaya sebesar . Baru kemudian beton dicor. Beton dibiarkan mengeras, dimana gaya beton pra tekan belum bekerja Setelah tegangan beton mencapai 80 %, baru angker dilepas, dimana regangan kabel menjadi

Dimana berlaku hukum Hooke

Persamaan menjadi

Dengan demikian dihasilkan

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

Atau

Dimana :

Kemudian persamaan diatas menjadi

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

Contoh: Sebuah balok beton dengan tampang 15 cm x 25 cm akan di buat tegangan sebesar . (dipelaksanaan penarikan kabel). Digunakan kabel dengan luas 2,4 cm2, enam kabel seperti gambar. Beton yang digunakan adalah K 450. a. Tentukanlah tegangan yang terjadi pada beton dan tentukan gaya tarik pada kabel. b. Berapakah kehilangan gaya pada kabel (losis) c. Berapakah beban yang dapat dipikul jika L = 18 m. `` Gaya kabel adalah Dengan demikian ..

Dimana Catatan :

(mutu beton K 450)

Tampang Ideal

Gaya tekan pada beton didapat

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

Menghitung gaya pratekan pada beton adalah menjadi

Menghitung losis Tegangan kabel:

Dimana:

Tegangan kabel didapat

Regangan beton adalah sama dengan perpendekan dari kabel

Kehilangan (losis) pada penarikan kabel adalah:

Dengan demikian kehilangan gaya (losis) pada kabel adalah

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

Dimana presentasi kehilangan adalah =

Didalam praktis untuk menghitung losis pada kabel pra tekan yang ditarik ditengah dipakai juga dengan rumus

Jika contoh soal diatas ingin dipakai, berapakah beban yang dapat dipikul. Tegangan yang terjadi pada beton adalah

Sedangkan mutu beton adalah: K450, dimana tegangannya adalah 450 kg/cm2 = 4.5 kN/cm2 1,1189 kN/cm2

-0,5593 kN/cm2

+0,5593 kN/cm2

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

Jika L = 18 m, maka Tegangan Tahan Momen ( Momen L wtotal -55.93 Kg/cm2 1562.5 -87390.625 1800 -0.21577932 -21.5779321 -0.02157793 0.09375 -0.11532793 -115.327932 cm3 Cm Kg/cm kg/m t/m t/m t/m kg/m

berat sendiri (q) qLL+dl

Beban yang dapat dipikul adalah 115. 32 kg/m

W=115.52 kg/m
1,1189 kN/cm2

-0,5593 kN/cm2

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

Kabel ditarik diluar titik berat

Kabel yang ditarik ditengah/dititik berat umumya tidak ekonomis, karena gaya tarik kabelnya besar. Untuk memperkecil gaya tarik kabel dapat dilakukan dengan penarikan kabel diluar titik berat (dibawah) sejarak Yiz dari titik berat. Kabel ditarik di tengah Kabel ditarik di jarak Yiy tarik ya tekan yb yiz

tekan

Pada tampang Ideal maka tegangan yang terjadi adalah

Tegangan sebelah atas

Tegangan sebelah bawah

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

Tegangan pada beton didaerah kabel

Losis gaya pra tekan yang terjadi

Tabel :

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

Contoh soal:

12.5 cm 25 cm

Kabel 6 unit dengan luas penampang kabel masingmasing =0.4 cm2. Total =6x0,4=2.4 cm2

=? 15 cm = 15.25 =375 375+(5,68-1).2,4 =386,23 cm 26-12.3=12.7 +375 2.4. cm

kN

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

10

Kabel ditarik di tengah 0.5593 kN/cm2

Kabel ditarik di jarak Yiy 0.498 kN/cm2 tarik ya=12.7 tekan Yiz=7.8 yb=12.3

1.584 kN/cm2

tekan

Losis

Kehilangan gaya pra tekan adalah 7,63 %. Yakni 0.0763 x 90=6,867 kN

Kesimpulan: Momen yang dapat dipikul dengan kabel ditarik diluar titik berat adalah 1.584/0.5593=2.83 x lebih besar dari yang ditarik dititik berat.

Literatur: M. Thomsing, 1976, Spannbetontraeger Berechnungsverfahren, BG Teubner, Stuttgart.

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

11

Bahan Kuliah tgl 13 Mei 2013 Kabel yang ditarik didua sisi.

15 cm Ditentukan terlebih dahulu besaran berikut ini Luas Tampang ideal Jarak dari titik berat ke sisi bawah Jarak titik berat kesisi atas Jarak titik berat ke kabel bawah Jarak titik berat ke kabel atas Inertia ideal Momen tahanan bawah Momen tahanan atas

Gaya pada kabel adalah

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

12

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

13

Persiapan ujian mid. Sebuah balok dengan panjang bentang 12 meter, dengan ukuran 20 cm x 40 cm, dimana beban yang dipikul w adalah 800 kg/m. Dipilih pre tension dengan kabel lurus. Hitunglah jumlah kabel dan diameter kabel yang digunakan. Ditetapkan tegangan beton fc= 50 Mpa

Datar kabel:

Diameter

Berat Jenis

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

14

E=

Tegangan

Berat sendiri qbs = 0.2 x 0.4 x 2.5 = 0.2 t/m = 200 kg/m Berat total = 200 + 800 = 1000 kg/m =10 kg/cm Bidang Momen:

M=1/8. qL2

Dalam keadaan tidak ada beban

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

15

Dalam keadaan ada beban jika kabel ditengah

Perhitungan gaya tarik kabel

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

16

atau Diambil

Maka

Dst Diambil

L b h q w wtotal Mmax I Wa=Wb Zo Teg kabel FS

1200 30 70 525 800 1325 198750 857500 24500 17035.71

cm cm kg/m kg/m kg/m cm4 Kg

1770 N/mm2 96.24697 mm2

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

17

FS h 127.11 139.8 119.49 105.9 100 96.2

b 40 40 50 60 65 70 20 30 30 30 30 30

Fs diam 11 (A=70 mm) 1.815857 1.997143 1.707 1.512857 1.428571 1.374286

2 2 2 2 2 2

diam 9.3 (A=52 2.444423 2.688462 2.297885 2.036538 1.923077 1.85

Berat 3 3 3 3 2 2 2.7

5.85

Jenis-jenis beban 1. 2. 3. 4. 5. 6. Beban pre stress akibat kabel Beban tetap (beban mati) Beban lalu lintas (beban hidup) Temperatur Susut dan Rangkak (beton)/Relaxasi Beban akibat pergerakan tanah

Kombinasi beban Dalam kenyataannya ada beberapa kombinasi beban a.l. : Berat sendiri (g1) Beban Mati (g2), seperti pelat dll Beban hidup/lalu lintas p

Bahaya susut dan Rangkak Susut dan rangkak timbul pada 1 s/d 3 bulan setelah pengecoran dimana ada kehilangan tegangan pra tekan akibat susut dan rangkak. Susut : perubahan panjang pada beton tanpa ada beban. pada beton setelah ada beban

Rangkak : perubahan panjang

Kehilangan Gaya Pratekan akibat susut dan rangkak adalah merupakan topic khusus, dan dalam perhitungannya dapat dilihat di Building Code. Grafik susut dan rangkak dapat dilihat digambar berikut. Susut timbul setelah mulai pengerasan beton secara drastis, tapi bisa timbul sampai lebih kurang 3 s/d 5 tahun tergantung ketebalan konstruksinya.

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

18

Rangkat timbul setelah beban bekerja dan secara bersama dengan susut dalam waktu yang lama secara bersama-sama.

Gambar : Susut dan Rangkak pada pra tekan

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

19

Dalam perencanaan harus diperhitungkan kondisi sbb: Kombinasi beban Sebelum terjadi susut dan rangkak tidak terjadi kehilangan gaya pra tekan Bahaya tarik v+g1 sewaktu terjadi susut dan rangkak terjadi kehilangan sebagian gaya pra tekan (1 s/d 3 bulan) Tidak ada setelah terjadi susut dan rangkak terjadi kehilangan gaya pra tekan yang cukup besar Tidak ada

v+g1+g2

v+g1+g2+p

Bahaya tekan Bahaya pada kabel karena mengalami gaya tarik secara cepat setelah beban g2 bekerja (pada pre tension) Gaya p bekerja kemudian

Tegangan pada baja setelah 1 s/d 3 bulan bertambah

Tidak ada

Bahaya setelah p bekerja gaya yang terjadi melebihi tegangan kabel

Pada beton atas terjadi tegangan tekan yang besar. Pd kabel terjadi tegangan yang lebih besar.

Relaksasi Pada kabel terjadi relaksasi besarnya bisa 3 % sd 8 %, tergantung kualitas kabelnya.

Secara keseluruhan bisa terjadi kehilangan gaya pre stress secara akumulatif s/d 20 %.

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

20

Contoh soal 3: Sebuah balok beton dengan tampang 15 cm x 25 cm akan di buat tegangan sebesar . (dipelaksanaan penarikan kabel). L = 12 m. Digunakan kabel dengan luas 2,4 cm2, enam kabel seperti gambar. Beton yang digunakan adalah K 450. Gaya tarik pada kabel 216 kN. Balok menerima live load 6 kN/m.

12.5 cm 25 cm Kabel 6 unit dengan luas penampang kabel masing-masing =0.4 cm2. Total =6x0,4=2.4 cm2

Yiz=7.8 cm 15 cm

Ditanya: = Kontrol tegangan beton pada saat transfer (v1+g1) Kontrol tegangan beton dan kabel pada saat service (v1+g1+p) 15.25 =375 375+(5,68-1).2,4 =386,23 cm 26-12.3=12.7
+375 2.4.

cm

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

21

Kontrol pada saat transfer

g1

L = 12m

Akibat kabel

Akibat momen oleh =10,578 = - 10.24

Akibat berat sendiri

b (m) 0.15

h (m) 0.25

(kg/m) 2500

g1 (kgm) 93.75

L(m) 12

M(kgm) 1687.5

Wia (cm3) 1593

a kg/cm2 105.93

a N/mm2 -10.593

Wib (cm3) 1645

b kg/cm2 102.583

b N/mm2 +10.258

+10,578

-10.593

-10.24

+10.258

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

22

Kontrol pada saat servis Saat service, terjadi losis tegangan =7,63% Maka tegangan akibat pre stress

Akibat momen oleh =9,73 = -9,42 Akibat berat sendiri


b (m) 0.15 h (m) 0.25 (kg/m) 2500 g1 (kgm) 93.75 L(m) 12 M(kgm) 1687.5 Wia (cm3) 1593 a kg/cm2 105.93 a N/mm2 -10.593 Wib (cm3) 1645 b kg/cm2 102.583 b N/mm2 +10.258

Akibat beban hidup


h (m) (kg/m) g1 (kgm) 6 L(m) 12 M(kN.m) 108 Wia (cm3) 1593 a kN/cm2 0.067797 a N/mm2 67.79661017 Wib (cm3) 1645 b kN/cm2 0.065653 b N/mm2 65.6535

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

23

-9,73

-10.593

-67.79

-9.42
+10.258 +65.65

Beton masih mengalami tarik/dihitung ulang sampai dimensi dan gaya pratekan optimal. Dengan menambah pre stress agar tegangan dibawah menjadi nol?????

Karena beton masih tertarik maka alternative adalah gaya pra tekan harus ditambah atau penampang harus dirobah.

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

24

DEFINISI STRESS BERDASARKAN BUILDING CODE

Dalam building code ada tahapan yang harus diikuti a.l:

Transfer: (v+g1) Transfer artinya dimana beton pertama kali mengalami prestress. Yang bekerja baru gaya pra tekan (v) dan berat sendiri (g1). Service: (v+g1+g2+p) Saat service adalah dimana beban yang bekerja selain gaya pratekan (v), berat sendiri (g1) maka beban mati (g2) dan beban hidup (p) sudah bekerja. Akan tetapi pada saat ini gaya pra tekan akan mengalami lossis. Lossis akan mengakibatkan penurunan gaya pra tekan.

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

25

Post Tensioning Tahapan: Beton di cor terlebih dahulu (kabel telah dimasukkan kedalam beton bersama sarung kabel) Setelah beton mencapai kekerasan tertentu, kabel ditarik Setelah kabel di tarik diisi mortar diisikan kedalam sarung kabel kabel

Kabel lurus dan berada ditengah

Gaya pra tekan adalah :

dimana

Perpanjangan kabel pratekan :

Perpendekan beton akibat tekan ;

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

26

Kehilangan gaya pra tekan adalah :

Langkah-langkah pekerjaan Beton dicor dan setelah beton mengeras maka kabel ditarik, dimana mortar pada sarung kabel belum terisi.

dan

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

27

Setelah itu beban yang bekerja adalah berat sendiri g1, dimana mortar pada sarung kabel belum terisi

Dimana

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

28

Setelah g2 atau p bekerja

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

29

Kabel yang ditarik sembarang pada balok statis tertentu

Gaya angkat akibat pre stress (U)

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

30

xl xb

Ynz,1 B

Zv

U1

Zv

Normal

Momen

Gaya Lintang

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

31

dan

Dengan demikian berlaku

Pada daerah bentang b berlaku

Secara umum dapat dituliskan

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

32

Beban equivalen (u)

Zv=u.r

Karena

maka cos

besar gaya akibat pre stress.

dan

Dimana

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

33

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

34

A B

Normal

Momen

Gaya Lintang

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

35

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

36

Soal:

1. Sebuah balok beton dengan tampang 15 cm x 25 cm akan di buat tegangan sebesar . (dipelaksanaan penarikan kabel). L = 12 m. Balok menerima live load 6 kN/m. Digunakan kabel dengan luas 1 kabel 2,4 cm2, enam kabel seperti gambar. Beton yang digunakan adalah K 450. Rencanakanlah Gaya tarik pada kabel 2. Sebuah konstruksi Hall dengan balok pre stress seperti di bawah, dimana bentang ukuran 20 m, ukuran penampang 25 x 85 cm. Mutu beton fc=50 Mpa. Kabel bawah ukuran A = 6x 150 mm2 = 900 mm2, sedangkan diatas A = 2 x 52 mm2=104 mm2. Kontrol tegangan yang terjadi pada L/2.

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

37

Prof Dr Ing Johannes Tarigan

38

Anda mungkin juga menyukai