Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengobatan dengan bahan alami (tanaman, hewan, mineral telah dikenal sejak manusia ada, tetapi penggunaannya sangat sedikit yaitu terbatas pada tanaman yang ada disekitar pemukiman atau tanaman liar yang diambil setelah ada kasus.
Penanaman secara industri yang dilakukan waktu itu yang dikenal hanya tanaman, kopi, kina, cacao, dll.
Beberapa alasan, penanaman obat dilakukan secara Industri, yaitu: a. Tanaman tersebut mengandung bahan aktif, terkandung dalam beberapa organnya yang berbeda aktivitas, bernilai ekonomi, disentesis secara biologi, dan terkumpul dalam tanaman dengan konsentrasi yang kecil b. Dari seluruh tanaman, hanya bagian tertentu yang berkhasiat obat c. Tanaman tersebut tidak cocok dikonsumsi segar, dan harus diproses dengan berbagai cara seperti ekstraksi, pengeringan, dll.
Sediaan farmasi dari tanaman disebut Phytopharmaceutical, dan dari hewan disebut zoopharmaceuticals. Sediaan tersebut dihasilkan dari: 1. Bahan segar 2. Bahan yang telah dikeringkan (bahan kering) 3. Hasil perasan (penyarian) 4. Hasil ekstraksi (ekstrak) 5. Destilasi, dll
Sediaan obat alami dari tanaman segar: a. Bubur buah (fruit pulp) berbentuk padat atau pasta, kadar air rendah yang dibuat dalam bentuk serbuk ukuran kecil b. Sari (jus) - hasil perasan - eksudat (secara alami), gom arab, opium (lateks) yang keluar dari daun, aloe (transparan), balsem peruvianum yang pertama kali ditemukan dari pohon Metroxylon balsanum Harms, hasil sekresi setelah kulit batang pohon dilukai
c. Sari buatan Diperoleh menggunakan pelarut misalnya air, tetapi diikuti dengan pemekatan Contoh: Succus liquiritiae Akar tanaman Glycyrihizn globra L yang segar diperoleh setelah tanaman tersebut berumur 4 tahun. d. Sirup. Sediaan cair dengan kandungan gula tinggi Jika mengandung sari/ alkoholat dipandang sebagai sediaan tanaman.
Simplisia hewan berupa hewan utuh, bagian dari hewan atau zat, tetapi bukan senyawa murni Simplisia pelikan berupa bahan pelikan dan bukan senyawa murni.
Teknologi Pembuatan Simplisia a. Pengeringan - paling baik menggunakan oven dengan suhu yang dapat diatur (pengaturan suhu) - sinar matahari langsung resiko kontaminan - suhu tinggi menyebabkan terjadi perubahan kimia - dibuat dalam potongan kecil agar pengeringan cepat
b. Fermentasi Contoh pembuatan teh, tetapi dihindari terjadinya perubahan kimia yang mempengaruhi zat yang diinginkan
c. Penggunaan air, seperti isolasi pati, talk, d. Simplisia dengan proses khusus seperti: penyulingan, pengentalan eksudat, pengeringan sari.. Cara ini harus higienis. Tahapan pembuatan simplisia a. Pengumpulan bahan b. Sortasi basah c. Pencucian d. Penyaringan e. Pengeringan f. Sortasi kering g. Pengemasan h. Analisis mutu
Bahan simplisia berupa: biji, buah, daun pucuk, daun (tua) kulit batang, umbi, rimpang, batang, bunga, kuli buah Kayu, bulbus.
Penyimpanan Simplisia dapat rusak karena penyimpanan: - Cahaya - Oksigen di udara - Reaksi kimia internal - Dehidrasi (keriput) akibat kelembapan udara - Penguapan - Pengotoran - Serangga - Kapang/jamur (kimia kandungan dapat berubah)
Pemeriksaan mutu simplisia dapat dilakukan sederhana jika : diketahui kimia simplisia tersebut secara baik, maka pemeriksaan mutu dapat dilakukan dengan baik Pemeriksaan MUTU Simplisia : a. Analisis zat indikasi untuk marker (penanda) Prinsipnya adalah jika senyawa itu ada maka bahan aktif yang diharapkan dalam simplisia tsb dipastikan ada. Cara identifikasi adanya zat indikatif penanda dapat menggunakan KLT. b. Analisis zat indikatif untuk penentuan kandungan bahwa zat penentu khasiat c. Zat indikatif untuk penentu stabilitas, yaitu suatu zat mewakili stabilitas kandungan lainnya
Penanganan Khusus Simplisia tertentu a. Tanaman yang mengandung jamur, lumut, spora, harus dijemur pada sinar matahari, dikemas dengan plastik, diberikan pengawet tak bercampur (pengering air/anhidrat) dan penyerap oksigen (oksidator) b. Akar: dicuci, diiris kecil dan dikeringkan pada lemari pengering atau sinar matahari. c. Buah: buah kecil seperti lada, adas, langsung dikeringkan setelah panen pada sinar matahari d. Bunga, dikeringkan dengan lemari pengering e. Biji, langsung dijemur Simplisia dari hewan: menggunakan lemari pengering, jika simplisia berupa tubuh hewan atau bagiannya - Minyak, tergantung bahan dan pengolahannya - Lemak, madu dasb.
Cara melindungi obat alami dari kerja enzim a. Pengeringan secepat mungkin b. Denaturasi enzim (pengrusakan enzim) yang dikenal sebagai stabilitas obat
SEDIAAN EKSTRAK Ekstraksi yaitu proses pemisahan sesuatu dari kelompok Tertentu atau pengeluaran sesuatu dari kerumunan.
Ekstraksi dalam perkembangannya diartikan pemisahan esuatu zat atau campuran zat dari campuran kompleks dengan menggunakan pelarut
Istilah dalam ekstrak Ekstrak pelarut air a. Dekok: penarikan sari tanaman pada suhu 90oC-98 selama 30 menit b. Infus: penarikan sari larutan pada suhu 90oC-98 oC selama 15 menit c. Macerata: obat dengan derajat kehalusan tertentu didiamkan, diaduk 30 menit setelah peanmabahan air dan kemudian berat iseal ekstrak dicukupkan dengan air d. Ekstrak skala industri dilakukan dengan air atau tambah sedikit etanol rendah/encer
b. Tinktura: ekstrak tanaman obat yang dibuat dengan etanol pada berbagai konsentrasi. c. Ekstrak cair: lebih pekat sedikit dari tinktura d. Ekstrak encer: lebih encer dari tinktura e. Ekstrak kental: tidak berbentuk cair pada temperatur kamar, meskipun kental setelah pemanasan/hangat f. Ekstrak minyak: kacang, zaitun, g. Cuka.
Istilah lainnya adalah: - Micella: ekstrak yang diperoleh setelah pemisahan cairan dari residu tanaman yang dapat diubah menjadi obat siap pakai. Jadi larutan yang mengandung bahan aktif hasil ekstraksi. - Menstrum: pelarut atau campuran pelarut yang digunakan untuk ekstraksi - Rinsing: zat terlarut dari bahan ekstraksi yang keluar dari sel yang hancur - Lixiviation: ekstraksi dengan menggunakan air sebagai pelarut
b. Seduhan: menggunakan air mendidih: seperti teh. Maserat, hasil rendaman dengan air
Pelarut Ekstraksi
a. Pelarut tunggal 1. petroleum eter 2. bensin 3. Lingroin 4. n-heptan 5. n- heksan 6. sikloheksan 7. benzen 8. toluen 9. metilenklor 10. kloroform suhu didih 40 - 60 oC 60 - 80 oC 80 - 110 oC 98,7 oC 68,7 oC 80,7 oC 80,10 oC 110,2 oC 39,95 oC 61,15 oC
Ekstraksi kadang-kadang harus menggunakan Pelarut campuran (azeotropik) sistem biner dan terner
Proses ekstraksi industri: a. Penghalusan b. Ekstraksi (maserasi, perkolasi, sokhlet) c. Pemurnian miccel (ekstrak) d. Pemekatan e. Pengeringan ekstrak f. Standarisasi ekstrak g. Stabilitas ekstrak
Faktor yang harus diperhatikan dalam ekstraksi: a. Simplisia telah diperiksa dan terjamin mutu serta sesuai dengan tujuan b. Ukuran serbuk yang akan diekstrasi sesuai standar (kasar, halus, sedang) c. Ekstraksi dengan perendaman 8- 48 jam.
SEKIAN