Anda di halaman 1dari 23

ASKEP KEDARURATAN PADA

GASTROENTERITIS DENGAN DEHIDRASI


Stikes Mitra Lampung

INTRODUCTION Di seluruh dunia, perawatan yang tidak memadai pada penderita gastroenteritis telah menelan korban sekitar 5 hingga 8 juta manusia meninggal setiap tahun. Dan merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi dan balita.

EPIDEMIOLOGY Setidaknya 50% dari kasus gastroenteritis akibat penyakit bawaan makanan disebabkan oleh norovirus. Lain 20% dari kasus, dan mayoritas kasus yang parah pada anak-anak, disebabkan oleh rotavirus. Lain agen virus signifikan antara lain adenovirus

EPIDEMIOLOGY Setiap tahun di seluruh dunia setengah juta kematian dari 111 juta kasus gastroenteritis pada balita disebabkan oleh rotavirus. 82% kematian ini terjadi di negara-negara termiskin di dunia. Di negara maju 1-2,5 kasus per anak per tahun merupakan penyebab utama rawat inap. Umur, kondisi hidup, kebersihan dan kebiasaan budaya merupakan faktor penting. Agen etiologi bervariasi tergantung pada iklim. Selain itu, sebagian besar kasus Gastroenteritis terlihat selama musim dingin di daerah beriklim sedang dan selama musim panas di daerah tropis.

PRESENTASI KLINIS
Gastroenteritis (juga dikenal sebagai diare, flu lambung, bug perut di Inggris, dan flu perut, meskipun tidak terkait dengan influenza) adalah peradangan pada saluran pencernaan, baik lambung dan usus kecil dan mengakibatkan pada diare akut. Peradangan paling sering disebabkan oleh infeksi dari virus tertentu atau kurang sering oleh bakteri, racun, parasit, atau reaksi negatif terhadap sesuatu dalam makanan atau obat.

DEFINITION AND INCIDENCE


Diarrhoea is multiple (6 to 8) bowel movements in a 24 hour period or as stool that is unformed or liquid consistency Diare akut keluarnya BAB 1x/ lebih yg berbentuk cair dlm 1 hari/ lebih & berlangsung < 14 hari (Cohen MB) Diare episode keluarnya tinja cair sebanyak 3x/ lebih, atau lebih dari 1x keluarnya tinja cair yg berlendir atau berdarah dalam 1 hari (Shahid NS) incidence 21% - 68%

Faktor2 yang mempengaruhi kejadian diare: Lingkungan kebersihan lingkungan & perorangan Gizi pemberian makanan Kependudukan insiden diare pd daerah kota yg padat/ kumuh lebih Pendidikan pengetahuan ibu Perilaku masyarakat kebiasaan2 Sosial ekonomi

ETIOLOGI
1.

2. 3. 4.

Faktor infeksi a. Infeksi enteral infeksi pada GIT (penyebab utama) Bakteri : Vibrio cholerae, Salmonella spp, E. coli dll Virus : Rotavirus (40-60%), Coronavirus, Calcivirus dll Parasit: Cacing (Ascaris, Oxyuris,dll), Protozoa (Entamoba histolica,Giardia Lambia, dll) Jamur (Candida Albicans) b. Infeksi parenteral infeksi di luar GIT (Ensefalitis,dll) Faktor malabsorbsi : KH, Lemak, P Faktor makanan : basi/ beracun, alergi Faktor psikologis : takut dan cem

PATOFISIOLOGI VIRUS masuk enterosit (sel epitel usus halus) infeksi


& kerusakan fili usus halus Enterosit rusak diganti oleh enterosit baru (kuboid/ sel epitel gepeng yg blm matang) fungsi blm baik Fili usus atropi tdk dpt mengabsorbsi makanan & cairan dgn baik Tek Koloid Osmotik motilitas DIARE

BAKTERI NON INFASIF (Vibrio cholerae, E. coli

patogen) masuk lambung duodenum berkembang biak mengeluarkan enzim mucinase (mencairkan lap lendir) bakteri masuk ke membran mengeluarkan subunit A & B mengeluarkan (cAMP) meransang sekresi cairan usus, menghambat absobsi tampa menimbulkan kerusakan sel epitel tersebut volume usus dinding usus teregang DIARE

BAKTERI INFASIF (Salmonella spp, Shigella spp, E.


coli infasif, Champylobacter) prinsip perjalanan hampir sama, tetapi bakteri ini dapat menginvasi sel mukosa usus halus reaksi sistemik (demam, kram perut) dan dapat sampai terdapat darah Toksin Shigella masuk ke serabut saraf otak kejang
BERDASARKAN

PATOFISIOLOGI

Diare osmotik : diare akibat adanya bahan yang tidak dapat diabsorbsi oleh lumen usus hiperosmoler hiperperistalsis Diare sekretorik : terjadi akibat stimulasi primer dari enterotoksin atau oleh neoplasma Diare akibat gangguan motilitas usus : gangguan pada kontrol otonomik

KOMPLIKASI

Kehilangan air dan elektrolit Dehidrasi, Hipokalemia, Asidosis metabolik, Kejang, Alkalosis metabolik Gangguan sirkulasi darah Syok hipovolemik Gangguan gizi Hipoglikemia, Malnutrisi energi protein, Intolerasi laktosa sekunder

PENENTUAN DERAJAT DEHIDRASI


Berdasarkan BB Ringan pe BB < 5 % Sedang pe BB 5 10 % Berat pe BB > 10 % Menurut Haroen Noerasid (modifikasi) Ringan Rasa haus & Oliguria ringan Sedang Tanda diatas + turgor kulit, ubun2 & mata cekung Berat Tanda diatas + somnolen, sopor, koma, syok, nafas kussmaul

Berdasarkan ketonusan cairan Dehidrasi Isotonis Kehilangan air dan Na dalam proporsi yang sama Merupakan dehidrasi yang terjadi karena diare Tanda sangat cepat haus, ekstremitas dingin dan berkeringat, kesadaran menurun dan muncul gejala syok hipovolemik Dehidrasi Hipertonis Terdapat kekurangan cairan air dan Na tetapi proporsi kehilangan air lebih banyak (Na >150 mmol/L) Tanda anak sangat haus, iritabel Dehidrasi Hipotonis Terdapat kekurangan cairan air dan Na tetapi proporsi kehilangan Na lebih banyak (Na >130 mmol/L) Tanda anak letargi, kejang

GEJALA KLINIS DEHIDRASI


Gejala
Rasa Haus Berat badan Turgor kulit Kulit/selaput lendir Gejala SSP Sirkulasi Nadi TD

Hipotonik
Basah Apatis Jelek sekali Sgt lemah Sgt rdh

Isotonik
+ Kering Koma jelek Cepat lemah rendah

Hipertonik
+ Tdk jelas Kering sekali Iritable, kejang, hiperefleksi Relatif baik Cepat & keras rendah

Anamnesis and examination :

Dietary history, fluid intake and output, weight deficit, To identify quantitative, qualitative, volume of stool Riview of formula, drug & nutrient interaction Contamination, medical condition

Physical diagnosis and GIT status : To identify visible evidence of dehidration Abdominal distension, cramping, gut motility

ASSESSMENT
Anthropometric status : Weight BMI, skin fold Metabolic status : 1. Faecal analysis, culture, osmotic gap 2. Electrolytes : Na, K, Cl, Ca, Ph, Mg 3. Other test : Albumin, blood glucose, BUN, creatinine

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Riwayat Jumlah dan konsistensi tinja Muntah Rasa haus Episode diare Pemeriksaan Fisik Keadaan umum klien gelisah, mudah marah, lemah, kesadaran Tandatanda vital BB Status hidrasi kecekungan ubun-ubun, Urin Output, Mukosa membran,Turgor kulit, Kecekungan kelopak mata, Air mata Tanda2 hipokalemi Bising usus, distensi usus, Menurunnya kemampuan kontraksi otot Pola pernafasan Pernafasan Kussmaul

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan tinja Makroskopis dan mikroskopis Ph dan kadar gula dalam tinja Kultur dan uji resistensi Pemeriksaan keseimbangan asam basa AGD Urinalisis : Bj, endapan Pemeriksaan kadar ureum kreatinin faal ginjal Pemeriksaan keseimbangan cairan & elektrolit Hb-Ht, Na, K, Ca dan F Pemeriksaan intubasi duodenum EKG menilai deplesi elektrolit (biasanya kalium)

MASALAH KEPERAWATAN
Defisit volume cairan Resiko tinggi gangguan keseimbangan asam basa Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan Resiko tinggi gangguan integritas kulit Resiko tinggi injuri : kejang Kurang pengetahuan orang tua
SESUAIKAN DENGAN KONDISI KLIEN

INTERVENSI KEPERAWATAN
Berikan cairan sesuai indikasi Jumlah

Syok
20-30 cc/kgBB (guyur dan boleh diulang s.d 3X sampai teratasi), jika teratasi Untuk 1st 24 jam hitung cairan sesuai kebutuhan, 50% diberikan 8 jam dikurangi waktu pemberian inisial, 50% diberikan pada waktu sisa

Dehidrasi Berat
20-30 cc/kgBB (2-4 jam) 70-80 cc/kgBB (20-22 jam)

Dehidrasi Sedang
50 -100 cc/kgBB (2-4 jam) Setiap BAB 50-100 cc (< 24 bulan), 100-200 cc (> 24 bulan)

Dehidrasi Ringan
25-50 cc/kgBB (2-4 jam) Setiap BAB 50-100 cc (< 24 bulan), 100-200 cc (> 24 bulan)

Pilihan Cairan Beri Rl (utama) atau NaCl Jika pasiennya tidak dapat makan diberi Dekstros dan RL Jika muntah2 maka berikan Dekstros dan NaCl, tetapi jika pasien muntah + diare utamakan RL Oralit Cara Pemberian IV Untuk dehidrasi berat Enteral Untuk dehidrasi ringan, sedang tetapi anak tidak mau/ tidak dapat minum atau jika kesadaran menurun Oral Bila kesadaran anak baik, anak mau minum, biasanya diberikan untuk dehidrasi ringan dan sedang Observasi kondisi fisik klien terutama status hidrasi Kolaborasi Pemeriksaan labolaturium Medikasi : antibiotik, antiparasitik Penkes Pemberian Cairan Berikan ASI eksklusif 4-6 bulan Menjaga kebersihan payudara

Terus menyusui bayi ketika sedang sakit maupun ketika sehat Cara menjaga ASI supaya tetap baik dikonsumsi bayi jika Ibu bekerja Jenis dan jumlah cairan yang dapat diberikan kepada anak jika anak diare, DLL
Diet

Berikan makanan tambahan sesuai dengan usia anak Berikan diet secara bervariasi Cara memasak dan menyajian makanan yang sehat (misal: menggunakan cangkir daripada botol, wadah harus bersih, makanan hangat, DLL)
Penggunaan air

Air yang digunakan untuk makan/ minum harus direbus matang Sumber air dan jamban yang layak
Perilaku sehat

Cuci tangan

HITUNGLAH !
Tn X, dirawat di bangsal B, jumlah urine outputnya adalah 1200 selama 24 jam. Buang air besar sekali, aktifitas ditempat tidur. Berapa kebutuhan minumnya

An.Z dirawat di bangsal A usia 6th, BB 11kg, BAB 4x, berapa kebutuhan minumnya? An. V dirawat dibangsal A usia 7bln,BB 7kg, BAB dan BAK didiapers, suhu: 38,5oC. Berapa kebutuhan cairannya?

Air metabolisme 8cc/kgBB/24 jam (1-3 tahun) 8-8,5 cc/kgBB/24 jam (5-7 tahun) 6-7cc/kgBB/24jam (711 tahun) 5-6cc/kgBB/24 jam (1214 tahun) 5cc/kgBB/24jam (dewasa)

Iwl 15cc/kgBB/24jam (30-usia)x kgBB/24jam Iwl dengan peningkatan suhu 10%iwl/1 derajat celcius Urine 0,5-1cc/kgBB/jam Feses 100cc/1xBAB Paru-paru 400-500cc/24jam

Anda mungkin juga menyukai